WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
Pelajaran sekolah sabat ke-8 triwulan II 2019
1. Pelajaran 8 untuk 25 Mei 2019
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
“Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari
pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.”
(Mazmur 127:3).
2. KEADAAN-KEADAAN KHUSUS
Orangtua tanpa anak
Orangtua Tunggal
MENDIDIK ANAK-ANAK
Sukacita dan tanggungjawab
orangtua
Mengasuh anak sebagai upaya
pemuridan
Berjuang untuk anak anda yang
hilang
Menjadi orang tua yang
bertanggung jawab berarti juga
mendidik anak-anak dengan
benar, sehingga mereka akhirnya
menjadi warga negara Surga.
Segera setelah menciptakan Adam dan Hawa,
ALLAH mengarahkan mereka untuk menjadi
orang tua: “Beranakcuculah dan bertambah
banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah
itu, …” (Kejadian 1:28).
Bayi biasanya dibesarkan oleh ayah dan ibu
yang penuh perhatian. Namun, dalam
beberapa kasus, hal tersebut mungkin tidak
tercapai.
3. ORANGTUA
TANPA ANAK
“Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya,
sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan
doanya, sehingga Ribka, isterinya itu,
mengandung.” (Kejadian 25:21)
Ada beberapa kasus dalam Alkitab tentang wanita
yang sangat ingin memiliki anak tetapi tidak bisa;
misalnya: Ribka, Rahel dan Hana. TUHAN
mendengar doa-doa mereka (Kej. 30: 1; 1S. 1:27).
Abraham dan Sara, serta Zakharia dan Elisabet
adalah contoh pasangan yang telah menyerah
untuk memiliki anak. Namun, TUHAN memberi
mereka karunia seorang anak (Kej. 21: 2; Luk.
1:13).
TUHAN mendengar doa-doa kita, meskipun Ia tidak
selalu menjawabnya seperti yang kita harapkan.
Beberapa pasangan memutuskan untuk tidak memiliki
anak. Yang lain lebih suka mengadopsi anak dan memberi
mereka masa depan yang lebih baik.
Kita harus peduli kepada mereka yang ingin menjadi
orang tua tetapi tidak bisa.
4. Ada beberapa contoh dalam Alkitab: Hagar
ditekan karena memiliki anak dengan Abraham
dan kemudian dipaksa untuk pergi dengan
anaknya (Kej. 16: 3, 4; 21:17). Elia dikirim ke
sebuah desa bernama Sarfat untuk membantu
seorang ibu tunggal yang seorang janda (1Raja-
raja 17: 9).
Pada saat Yesus memulai pelayanan-Nya, Yusuf,
ayah angkat-Nya, meninggal dunia,
meninggalkan ibu-Nya Maria menjadi seorang
janda dan orang tua tunggal.
Ini membuat pengasuhan anak-anak
menjadi sulit. Orang tua tunggal
harus percaya kepada firman
ALLAH, ”Aku tidak akan
membiarkan engkau dan tidak akan
meninggalkan engkau.” (Yosua 1:5)
Sekarang ini, keadaan
yang sama mungkin
memaksa beberapa ayah
dan ibu untuk
membesarkan anak-anak
mereka tanpa pasangan.
Sebagai jemaat, kita harus mendukung dan menolong saudara-saudari kita
dalam pergumulan yang mereka alami (Yakobus 1:27).
ORANGTUA
TUNGGAL
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,
sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7)
5. Setiap anak berbeda: urutan
kelahiran, karakter, gender, dan lain
sebagainya. Karena itu, setiap orang
tua membutuhkan hikmat dari TUHAN
untuk mendidik anak-anak mereka.
MENGAKUI
TUHAN (Ay. 4)
MENGASIHI
TUHAN SEPENUH
HATI (Ay. 5)
MENGHARGAI
FIRMAN-NYA
(Ay.6)
MENCERITAKAN
TUHAN KEPADA
ANAK-ANAK KITA
(Ay. 7)
SUKACITA DAN
TANGGUNGJAWAB
ORANGTUA
“Apa yang kuperintahkan kepadamu
pada hari ini haruslah engkau
perhatikan, haruslah engkau
mengajarkannya berulang-ulang kepada
anak-anakmu dan membicarakannya
apabila engkau duduk di rumahmu,
apabila engkau sedang dalam perjalanan,
apabila engkau berbaring dan apabila
engkau bangun.” (Ulangan 6:6-7)
Prinsip-prinsip pendidikan tercantum dalam Ulangan 6:4-
9. Mengikuti prinsip-prinsip itu adalah kunci untuk
menjadi orang dewasa yang mandiri dan warga Kerajaan
Allah yang bertanggung jawab. Orang tua haruslah:
6. Bagaimana kita dapat
menerapkan prinsip-prinsip
tersebut? Dengan
melakukan hal-hal berikut:
Mengajar dan
membicarakan
(Ay. 7)
Instruksi formal: Mempelajari Alkitab pada
waktu khusus (Contoh: Ibadah keluarga)
Instruksi informal: Pelajaran dari kehidupan
sehari-hari.
Mengikatkan
dan menuliskan
(Ay. 8-9)
Menghubungkan kebenaran dengan perbuatan
(tangan) dan pikiran (dahi)
Kebenaran harus terlihat dalam kehidupan
soasial kita (kusen pintu) dan pribadi (gerbang)
SUKACITA DAN
TANGGUNGJAWAB
ORANGTUA
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada
hari ini haruslah engkau perhatikan,
haruslah engkau mengajarkannya berulang-
ulang kepada anak-anakmu dan
membicarakannya apabila engkau duduk di
rumahmu, apabila engkau sedang dalam
perjalanan, apabila engkau berbaring dan
apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:6-7)
7. MENGASUH ANAK SEBAGAI UPAYA PEMURIDAN
“Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada
anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup
menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan
kebenaran dan keadilan.” (Kejadian 18:19a)
Tujuan orang tua Kristen adalah agar
anak-anak mereka menjadi putra dan
putri ALLAH sejati, dengan menanamkan
kasih ALLAH kepada mereka sehingga
mereka dapat bersama untuk kekekalan.
Memerintah dengan kebaikan (Kolose 3:21)
Mengajarkan Hukum TUHAN (Mazmur 78:5)
Memberikan teladan yang baik (Kejadian 18:19)
Mengatur rumah tangga dengan baik (1 Timotius 3:12)
Mendidik dan mendisiplin anak-anak kita (Amsal 29:17)
Firman ALLAH
menjelaskan bagaimana
mendidik anak-anak kita
untuk mencapai tujuan
tersebut:
8. Alkitab menuliskan contoh-contoh orang tua yang dengan setia membesarkan
anak-anak mereka, dan contoh orang tua yang menunjukkan keberpihakan
terhadap seseorang anak, kurangnya teguran atas dosa yang jelas yang
merusak anak-anak mereka. Mari kita belajar dari contoh-contoh berikut.
ISHAK
(Kejadian 25:28)
IMAM ELI
(1 Samuel 3:13)
SAMUEL
(1 Samuel 8:3)
DAUD
(1 Raja-raja 1:6)
MANASYE
(2 Raja-raja 21:6)
HENOKH
(Kejadian 5:21-27)
AYUB
(Ayub 1:5)
YESAYA
(Yesaya 8:18)
MORDEKHAI
(Ester 2:7)
EUNIKE
(2 Timotius 1:5)
MENGASUH ANAK SEBAGAI UPAYA PEMURIDAN
9. Ketika seorang anak meninggalkan iman dan
menolak prinsip-prinsip yang telahdiajarkan
orang tua mereka, siapa yang harus
disalahkan?
Mudah untuk menuduh orangtua tidak
membesarkan anak-anak mereka dengan baik.
Namun, anak mereka mungkin telah membuat
keputusan yang salah meskipun orang tua
mereka melakukan semuanya dengan benar.
Anak-anak memiliki pilihan mereka sendiri dan
pada akhirnya bertanggung jawab kepada
TUHAN atas tindakan mereka. Menjadi
orangtua yang baik adalah pilihan kita;
bagaimana anak-anak kita memutuskan
menjadi anak yang baik adalah pilihan mereka.
Ketika seorang anak memberontak,
orang tua mereka harus tetap berada
di sisinya dan menetapkan batas
yang jelas.
Kita membutuhkan doa, kasih, dan
kesabaran yang kuat. Selalulah
berada di sisi mereka saat mereka
tidak mendengarkan suara ALLAH.
Ingatlah betapa ALLAH mengasihi
mereka.
BERJUANG UNTUK ANAK
ANDA YANG HILANG
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut
baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan
menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22:6)