1. Model Kompetensi Lulusan
Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) berbasis
Kompetensi Dunia Usaha
dan Dunia Industri (DUDI)
Widiyanto, Arief Yulianto
Universitas Negeri Semarang
2. Fenomena
• Lulusan SMK lebih banyak menjadi penganggur dengan persentase
13,44 persen dibandingkan dengan yang bekerja sebesar 7,35
persen dimana sisanya adalah melanjutkan ke pendidikan tinggi
• kebijakan pemerintah di bidang pendidikan yang menganggap
bahwa adanya keberhasilan pada pendidikan kejuruan atau SMK
sehingga meningkatkan komposisi jumlah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) terhadap Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi
70:30, dengan tujuan untuk menghasilkan tenaga kerja siap pakai
(Kompas Cyber media, 2006).
• Aisyah Jafar (2008,13- 24) ; Arismunandar (1992) saat ini sebagian
besar lulusan SMK telah sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh industri yang artinya sebagian besar mampu terserap di industri
namun karena banyak industri yang tidak likuid atau tutup maka
banyak lulusan SMK yang tidak terserap.
• Wardiman (2007;1) ; Prahalad & Hamel dalam Draganidis and
Mentzas (2006; 51-64) mengungkapkan terkait dengan fenomena
tersebut masih sangat perlunya dunia pendidikan menggali
kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja karena saat ini masih
terjadi gap antara dunia pendidikan dan dunia usaha dan industri
(link and match).
3. Upaya yang dilakukan dan Tujuan
• Tatang (2006) ; Judissuseno,( 2007); Renstra Depdiknas
(2005 – 2009) realitasnya adalah masih lemahnya
perencanaan komponen pendidikan di SMK, sehingga
tidak terserap oleh DUDI
• Tujuan Penelitian (1) mengidentifikasi kompetensi
lulusan SMKBM saat ini (2) mengidentifikasi kompetensi
tenaga kerja yang dibutuhkan DUDI (3) menemukenali
kendala-kendala kesesuaian di tingkat sekolah,
pemerintah selaku regulator dan kebutuhan kompetensi
DUDI. (4) menentukan model lulusan SMKBM berbasis
kompetensi yang dibutuhkan DUDI
4. Literature Review
• Bartetzko A. (2004) melakukan observasi pada sejumlah
perusahaan dan organisasi pendidikan memperoleh hasil
kompetensi kunci yang diharapkan pada lulusan terutama dalam
memasuki dunia kerja belum diperoleh saat sekolah
• Michael John Harker (2006 ; 245-256) mengungkapkan bahwa
perlunya relevansi untuk menjembatani antara pendidikan
pemasaran dan praktek pemasaran dalam kenyataannya di dunia
kerja
• I. G. Smith (1982 ; 64 – 74) mengungkapkan bahwa dalam
perencanaan lulusan pendidikan dibutuhkan prediksi yang relevan
dengan pasar tenaga kerja
• Judisseno (2008) mengemukakan pendapat adanya kompetensi
minimal yang harus dimiliki oleh seseorang untuk memasuki dunia
kerja, kompetensi tersebut adalah : (a) motive; (b) trait , konsistensi
respon terhadap situasi; (c) self – concept, attitude, values, and
beliefs; (d) Knowledge; dan (e) Skill yang dalam pengembangan
lebih lanjut hanya tiga yang terintegrasi sebagai kompetensi yaitu :
(a) knowledge; (b) skill; dan (c) attitude
5. Model Link and Match
• MoU dengan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam
upaya menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi di Kabupaten Sukabumi. 46 orang
lulusan SDHB langsung diangkat sebaga Bidan Harian
Lepas (Stikes Dharma Husada Bandung, 2009)
• PT Telkom menyelenggaran Co-Op Program bagi
mahasiswa yang setelah dievaluasi dapat diangkat
sebagai tenaga harian lepas (PT Telkom, 2008).
• Perguruan Tinggi (PT) dan Industri terutama PT
Kedinasan (PT dengan Pemerintah)
• PT yang dimiliki oleh Perusahaan seperti Telkom
memiliki Sekolah Tinggi Teknologi Telekomunikasi
(STTT)
6. Sistem
Instrumental Input :
1Tujuan Pendidikan
2Kurikulum
3Sarana &prasarana
4Tenaga Pendidik
Raw Input Proses Pendidikan Output Outcomes
Environmental input
Kemitraan Stakeholder/Dudi
Hasil SMK & Bisnis/dudi Kompetensi Berbasis
Dudi
Siswa Identifikasi Kompetensi
(Analisa Lingkungan Internal
dan eksternal)
Model Kompetensi (Deskripsi
proses penenentuan/pemilihan
Kompetensi )
Assesmen Standar Kompetensi
Pekerja
Pengembangan Strategi dan
Sumber (pembelajaran,
asesor,instruktur dan metode)
Strategi yang berpengaruh
“ Change Agent”
8. Strengths - Weaknesses
• usia yang cukup untuk sebuah lembaga pendidikan
• Kedua organisasi akan memberikan gambaran tertatanya bentuk
sistem yang ada dapat dilihat dari fungsi struktur organisasi dan
bidang – bidang yang dikelolanya
• Visi, misi dan tujuan, pengukuran dari misi dan tujuan merupakan
hal yang sudah bisa dioperasionalisasikan
• Keempat, adalah Kurikulum
• Kualitas dan Kuantitas tenaga pendidik
• SMK N 2 dan SMK N 9 memiliki siswa sesuai dengan kuota yang
diharapkan
• sarana dan prasarana merupakan pendukung dalam terjadinya
PBM
• Uji Praktek Kejuruan (uji kompetensi siswa)
• Bursa Kerja Khusus dimiliki oleh SMK untuk membantu lulusan
dalam memperoleh pekerjaan
• Hubungan dengan DUDI
• Unit Produksi Sekolah
• mendukung kemampuan dan ketrampilan yang berhubungan
dengan kemasyarakan dan berorganisasi
9. Opportunities - Threats
• lingkungan geografis kota Semarang
• pengembangan tananman perkebunan dan holtikultura
• Sumber daya dukung untuk perkembangan usaha dan
pekerjaan
• peluang adalah adanya keragaman mata pencaharian
penduduk kota
• peluang dalam ketenaga kerjaan akan memberikan
ketangguhan satu daerah.
• pendidikan lingkungan sekitar terutama dengan
pendidikan SMK
• pandangan DUDI, yang semakin membaik terhadap
penyelenggaraan SMK
10. Model
Sistem
Instrumental Input :
1Tujuan Pendidikan
2Kurikulum
3Sarana &prasarana
4Tenaga Pendidik
Raw Input Proses Pendidikan Output Outcomes
Environmental input
Kemitraan Stakeholder/Dudi
Hasil SMK & Bisnis/dudi Kompetensi Berbasis
Dudi
Siswa Identifikasi Kompetensi (Analisa
Lingkungan Internal dan eksternal)
Model Kompetensi (Deskripsi proses
penenentuan/pemilihan Kompetensi )
.
Assesmen Standar Kompetensi
Pekerja
Pengembangan Strategi dan
Sumber (pembelajaran,
asesor,instruktur dan metode)
Strategi yang berpengaruh
“ Change Agent”