2. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
NONPARAMETRIK: DATA FREKUENSI I
A. Statistika Nonparametrik
1. Dasar
• Statistika nonparametrik dikenal juga sebagai
statistika bebas distribusi
• Pada satistika parametrik diperlukan syarat tentang
distribusi populasi atau parameter (normal, homogen)
• Pada statistika nonparametrik tidak diperlukan syarat
distribusi atau parameter populasi, sehingga
dinamakan nonparametrik atau bebas distribusi
3. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
2. Data yang Digunakan
• Statistika nonparametrik menggunakan empat
macam data, berupa
Frekuensi
Tanda (+ dan –)
Peringkat
Runtun
dan kombinasi di antara mereka
3. Efisiensi
• Untuk menyamai kekuatan pengujian hipotesis
pada statistika parametrik, statisika
nonparametrik memerlukan ukuran sampel
yang lebih besar
• Efisiensi 0,80 berarti bahwa untuk kekuatan
sama, statistika parametrik cukup dengan 0,80
ukuran populasi statistika nonparametrik
4. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
4. Pengujian Hipotesis
• Dasar pengujian hipotesis dilakukan dengan jalan
membandingkan sampel X dengan sesuatu, A, dan
menghitung selisih
• Bila selisih kecil terhadap keacakan maka sampel X
tersebut berasal dari populasi yang sama dengan
populasi sesuatu, A, itu
X – A = kecil
• Bila selisih cukup besar terhadap keacakan maka
sampel X tersebut berasal dari populasi yang
berbeda dengan populasi sesuatu, A, tersebut
X – A = besar
• Ada dua cara pembandingan
Pembandingan langsung
Pembandingan melalui kumulasi
5. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
5. Pembandingan Langsung
Sampel anu Lingkaran
• Kalau kita ingin menguji hipotesis apakah sampel
anu berasal dari populasi lingkaran, maka sampel
itu dibandingkan dengan lingkaran
• Dibuat petak dan selisih di tiap petak dihitung
• Secara statistika, jumlah selisih itu dihitung apakah
cukup kecil cukup besar terhadap kekeliruan
pensampelan
• Kalau cukup kecil maka sampel anu berasal dari
populasi lingkaran; kalau cukup besar maka sampel
anu bukan berasal dari populasi lingkaran
6. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
6. Pembandingan melalui Kumulasi
Sampel anu dan sesuatu, kedua-duanya
dikumulasikan, baru dibandingkan
Sampel anu Sesuatu
Kumulasi sampel anu Kumulasi sesuatu
7. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Pembandingan kumulasi sampel anu dengan
kumulasi sesuatu
Selisih
Selisih mereka juga adalah selisih kumulasi
sehingga pembandingan didasarkan kepada
selisih terbesar (maksimum)
8. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
B. Uji Ketergantungan
1. Pendahuluan
• Pengujian dilakukan terhadap dua populasi apakah
mereka independen ataukah dependen (tergantung
satu terhadap lainnya)
• Jika dua populasi itu adalah X dan Y, maka
hipotesis ketergantungan adalah
H0 : X dan Y independen
H1 : X dan Y tidak independen
• Populasi X dan Y masing-masing terdiri atas
sejumlah kategori
Y1 Y2 Y3 Y4
X1
X2
X3
9. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
2. Ketentuan Independen
Dari probabilitas, A dan B adalah independen
apabila probabilitas P(A) dan probabilitas P(B)
terhubung menurut
P(A∩B) = P(A) . P(B)
Misal independensi
B1 B2 B3 B4
A1 φ11 20
A2
A3
15 100
P(A1) = 20 / 100 P(B1) = 15 / 100
P(A1∩B1) = P(A1).P(B1) = (20 / 100) (15 / 100)
φ11 / 100 = (20 / 100) (15 / 100)
φ11 = (20)(15) / 100 = 3
10. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 1
Kesukaan orang daerah akan rasa makanan
sebagai berikut
Rasa makanan Jum-
Manis Asam Asin Pedas lah
Orang A 36 8 14 2 60
daerah B 84 72 18 26 200
C 18 8 10 4 40
Jumlah 138 88 42 32 300
Apabila kesukaan orang daerah dan rasa makanan
adalah independen (tidak ada ketergantungan)
maka kita dapat menghitung isi petak berdasarkan
rumus independensi
φ11 φ12 φ13 dan seterusnya
12. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 2
Jenis fakultas dan kelamin pada penerimaan
mahasiswa baru menunjukkan sampel sebagai
berikut
Fakultas Jum-
Psikologi Teknik lah
Kela- Wanita 130 50 180
min Pria 20 300 320
Jumlah 150 350 500
Jika mereka adalah independen, maka menurut
rumus independensi
φ11 = (150)(180) / 500 = 54
φ12 = (350)(180) / 500 = 126
φ21 = (150)(320) / 500 = 96
φ22 = (350)(320) / 500 = 224
13. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 3
Di antara hasil ujian dan sekolah di kota terdapat
sampel data berikut
Asal Hasil ujian
kota tinggi sedang kurang rendah
kota besar 35 12 71 56
kota sedang 62 38 163 47
kota kecil 43 85 42 14
Jika mereka adalah independen, hitunglah isi setiap
petak berdasarkan rumus independensi
Contoh 4
Hitung isi petak jika A dan B adalah independen
B1 B 2 B3
A1 20 60 70
A2 30 50 70
A3 40 60 70
14. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 5
Hitung isi petak jika X dan Y adalah independen
Y1 Y2 Y3 Y4
X1 100 200 50 30
X2 300 400 80 70
X3 20 30 5 5
Contoh 6
Hitung isi petak jika A dan B adalah independen
B1 B2
A1 20 60
A2 30 50
15. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 7
Hitung isi petak jika A dan B adalah independen
B1 B2
A1 50 70
A2 19 41
Contoh 8
Hitung isi petak jika A dan B adalah independen
B1 B2
A1 32 28
A2 10 50
Contoh 9
Hitung isi petak jika A dan B adalah independen
B1 B2
A1 43 37
A2 68 52
16. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
3. Selisih Sampel terhadap Sesuatu
Sampel
B1 B2 B3 B4
A1 X11 X12 X13 X14
A2 X21 X22 X23 X24
A3 X31 X32 X33 X34
Sesuatu dengan A dan B independen
B1 B2 B3 B4
A1 φ11 φ12 φ13 φ14
A2 φ21 φ22 φ23 φ24
A3 φ31 φ32 φ33 φ34
Selisih
X11 – φ11 X12 – φ12 X13 – φ13 X14 – φ14
X21 – φ21 X22 – φ22 X23 – φ23 X24 – φ24
X31 – φ31 X32 – φ32 X33 – φ33 X34 – φ34
17. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
4. Distribusi Probabilitas Pensampelan Selisih
• Selisih membentuk distribusi probabilitas
multinomial
• Selisih ini dapat didekatkan ke distribusi
probabilitas khi-kuadrat dengan derajat kebebasan
ν = (baris – 1)(lajur – 1)
• Syarat pendekatan adalah sebaiknya φ ≥ 5
• Distribusi khi-kuadrat (pendekatan) adalah
Untuk ν > 1
( X − φ )2
χ =∑
2
φ
Untuk ν = 1 (dengan koreksi Yates)
(| X − φ | −0,5) 2
χ =∑ 2
φ
18. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
5. Pengujian Hipotesis
• Bentuk hipotesis
H0 : X dan Y independen
H1 : X dan Y tidak independen
• Distribusi probabilitas pensampelan adalah
distribusi probabilitas khi-kuadrat, dengan derajat
kebebasan
ν = (baris – 1)(lajur – 1)
• Jika X dan Y tergantung atau tidak independen
maka selisih di antara sampel dan sesuatu menjadi
besar sehingga khi-kuadrat menjadi besar
• Kriteria pengujian
Tolak H0 jika χ2 > χ2tabel
Terima H0 jika χ2 ≤ χ2tabel
19. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 10
Pada taraf signifikansi 0,05, uji apakah terdapat
ketergantungan di antara kesukaan rasa makanan
dan orang daerah, apabila sampel acak adalah
seperti pada contoh 1
• Hipotesis
H0 : Orang daerah dan kesukaan akan rasa
makanan adalah independen
H1 : Orang daerah dan kesukaan akan rasa
makanan adalah tidak independen
• Sampel
Rasa makanan Jum-
Manis Asam Asin Pedas lah
Orang A 36 8 14 2 60
daerah B 84 72 18 26 200
C 18 8 10 4 40
Jumlah 138 88 42 32 300
20. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
• Distribusi probabilitas pensampelan
Distribusi khi-kuadrat
Derajat kebebasan ν = (3 – 1)(4 – 1) = 6
• Statistik uji
Dari contoh 1, data sampel X dan jika
independen data φ
Petak X φ χ2 = Σ [(X - φ)2 / φ]
11 36 27,60 2,56
12 8 17,60 5,24
13 14 8,40 3,73
14 2 6,40 3,02
21 84 92,00 0,70
22 72 58,67 3,03
23 18 28,00 3,57
24 26 21,33 1,02
31 18 18,40 0,01
32 8 11,73 1,19
33 10 5,60 3,46
34 4 4,27 0,02
χ2 = 27,55
21. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
• Apabila tidak bergantungan
Rasa makanan Jum-
Manis Asam Asin Pedas lah
Orang A 27,60 17,60 8,40 6,40 60
daerah B 92,00 58,67 28,00 21,33 200
C 18,40 11,73 5,60 4,27 40
Jumlah 138 88 42 32 300
• Kriteria pengujian
Taraf signifikansi 0,05
Nilai kritis χ2(0,95)(6) = 12,59
Tolak H0 jika χ2 > 12,59
Terima H0 jika χ2 ≤ 12,59
• Keputusan
Pada taraf signifikansi 0,05, tolak H0
22. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 11
Pada taraf signifikansi 0,05, uji apakah ada
ketergantungan di antara fakultas dan kelamin pada
penerimaan mahasiswa baru, apabila sampel acak
adalah seperti pada contoh 2
• Hipotesis
H0 : Pada penerimaan mahasiswa baru, tidak
ada ketergantungan di antara fakultas dan
kelamin
H1 : Pada penerimaan mahasiswa baru, ada
ketergantungan di antara fakultas dan
kelamin
• Sampel
Fakultas Jum-
Psikologi Teknik lah
Kela- Wanita 130 50 180
min Pria 20 300 320
Jumlah 150 350 500
23. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11C
------------------------------------------------------------------------------
• Distribusi probabilitas pensampelan
Distribusi probabilitas khi-kuadrat
Derajat kebebasan ν = (2 – 1)(2 – 1) = 1
• Statistik uji
Dari contoh 2, data sampel X, data jika
independen φ. Karena ν =1, maka dilakukan
koreksi Yates
Petak X φ χ2 =Σ [(|X - φ| - 0,5)2/φ]
11 130 54 105,56
12 50 126 45,24
21 20 96 59,38
22 300 224 25,45
χ2 = 235,63
24. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
• Apabila tidak bergantungan
Fakultas Jum-
Psikologi Teknik lah
Kela- Wanita 54 126 180
min Pria 96 224 320
Jumlah 150 350 500
• Kriteria pengujian
Taraf signifikansi 0,05
Nilai kritis χ2(0,95)(1) = 3,841
Tolak H0 jika χ2 > 3,841
Terima H0 jika χ2 ≤ 3,841
• Keputusan
Pada taraf signifikansi 0,05, tolak H0
25. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 12
Pada taraf signifikansi 0,05, uji ketergantungan
variabel apabila sampel acak adalah seperti pada
contoh 3
Contoh 13
Pada taraf signifikansi 0,05, uji ketergantungan
variabel apabila sampel acak adalah seperti pada
contoh 4
Contoh 14
Pada taraf signifikansi 0,05, uji ketergantungan
variabel apabila sampel acak adalah seperti pada
contoh 5
Contoh 15
Pada taraf signifikansi 0,05, uji ketergantungan
variabel apabila sampel acak adalah seperti pada
contoh 6
26. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 16
Pada taraf signifikansi 0,05, uji ketergantungan
variabel apabila sampel acak adalah seperti pada
contoh 7
Contoh 17
Pada taraf signifikansi 0,05, uji ketergantungan
variabel apabila sampel acak adalah seperti pada
contoh 8
Contoh 18
Pada taraf signifikansi 0,05, uji ketergantungan
variabel apabila sampel acak adalah seperti pada
contoh 9
27. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
C. Koefisien Ketergantungan (Contingency coefficient)
1. Pendahuluan
• Kekuatan ketergantungan di antara dua
variabel dinyatakan melalui koefisien
ketergantungan
• Ada banyak macam koefisien ketergantungan
yang menunjukkan kekuatan ketergantungan
itu
• Keofisien ketergantungan mengenal nilai
maksimum sehingga koefisien ketergantungan
dibandingkan dengan koefisien maksimum itu
• Variabel untuk menentukan koefisien
n = ukuran sampel
r = banyaknya baris
c = banyaknya lajur
q = yang terkecil di antara r dan c
28. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
2. Koefisien Ketergantungan Cramer
• Salah satu koefisien ketergantungan adalah
koefisien ketergantunganCramer.
• Koefisien Cramer
χ2
R=
n(q − 1)
Rmaks = 1
Contoh 19
Diketahui χ2 = 17,3 n = 128, r =2, c = 4, hitunglah
koefisien ketergantungan Cramer
17,3
q=2 R= = 0,135
(128)( 2 − 1)
29. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
• Ukuran efek
Koefisien ketergantungan Cramer V digunakan
untuk menentukan ukuran efek dengan kriteria
Untuk derajat kebebasan = 1
0,10 < V < 0,30 efek kecil
0,30 < V < 0,50 efek sedang
V > 0,50 efek besar
Untuk derajat kebebasan = 2
0,07 < V < 0,21 efek kecil
0,21 < V < 0,35 efek sedang
V > 0,35 efek besar
Untuk derajat kebebasan = 3
0,06 < V < 0,17 efek kecil
0,17 < V < 0,29 efek sedang
V > 0,29 efek besar
37. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 27
Pada pemilihan gubernur untuk calon A, B, dan
lainnya, pasangan suami dan istri memilih sebagai
berikut
Istri
A B Lain
A 12 22 6
Suami B 25 21 4
Lain 3 7 0
Hitunglah koefisien ketergantungan di antara suami
dan istri menurut
(a) Koefisien ketergantungan Cramer
(b) Koefisien ketergantungan Pearson
(c) Koefisien ketergantungan rerata kuadrat
(d) Koefisien ketergantungan Tschuprow
38. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
6. Koefisien Ketergantungan Koefisien Phi, Koefisien
Yule dan Kendall, dan Koefisien Ives dan Gibbons
• Koefisien ini khusus digunakan untuk baris dan lajur
2x2
Lajur
1 2 Jml
1 a b r1
Baris 2 c d r2
Jml c1 c2 n
Koefisien phi telah dibicarakan pada Bab 3B dalam
pembahasan tentang koefisien korelasi
Sebenarnya koefisien ketergantungan adalah juga
koefisien korelasi
39. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
• Koefisien ketergantungan Phi
ad − bc
R=
r1r2 c1c2
• Koefisien Ketergantungan Yule dan Kendall
ad − bc
R=
ad + bc
• Koefisien Ketergantungan Ives dan Gibbons
(a + d ) − (b + c )
R=
a+b+c+d
40. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 28
Pada data baris dan lajur berikut
Lajur
1 2 Jml
1 28 0 28
Baris 2 5 7 12
Jml 33 7 40
Dalam hal ini
a = 28 b=0 c=5 d=7
r1 = 28 r2 = 12 c1 = 33 c2 = 7
Koefisien ketergantungan phi, Yule dan Kendall,
dan Ives dan Gibbons
42. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 29
Dari data baris dan lajur
Lajur
1 2
Baris 1 30 67
2 10 43
Hitung koefisien ketergantungan
(a) Koefisien ketergantungan phi
(b) Koefisien ketergantungan Yule dan Kendall
(c) Koefisien ketergantungan Ives dan Gibbons
43. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
D. Uji Probabibilitas Tepat Fisher
1. Pendahuluan
• Uji ketergantungan dilakukan melalui
pendekatan ke distribusi probabilitas khi-
kuadrat. Pendekatan ini baik untuk φ > 5.
• Untuk φ ≤ 5 dengan dua baris dan dua lajur
digunakan uji probabilitas tepat Fisher
• Pada uji probbilitas tepat Fisher, data yang
digunakan adalah 2 x 2
• Data salah satu petak adalah 0 atau diubah
menjadi 0 (dengan margin tidak berubah)
• Uji probabilitas tepat Fisher menghasilkan
probabilitas sehingga probabilitas ini dapat
langsung dibandingkan dengan taraf
signifikansi
44. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
2. Penentuan probabilitas
Bentuk data adalah
Hal 2 Margin
I II
I a b a+b
Hal 1 II c d c+d
Margin a+c b+d n
Rumus pada uji probabilitas tepat Fisher adalah
sebagai berikut
(a + b )! (a + c )! (b + d )! (c + d )!
p=
n! a! b! c! d !
Nilai p ini dapat langsung dibandingkan dengan
taraf signifikansi
Tolak H0 jika p < α
Terima H0 jika p ≥ α
45. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Penggunaan rumus ini bergantung kepada isi petak
terkecil
• Jika isi petak terkecil adalah 0, maka melalui
rumus diperoleh p
• Jika isi petak terkecil adalah 1, maka diperlukan
dua tahap perhitungan.
Tahap pertama melalui rumus diperoleh p1.
Tahap kedua, isi petak 1 diubah menjadi 0
dengan margin tidak berubah dan melalui
rumus diperoleh p2
Probabilitas p = p1 + p2
• Jika isi petak terkecil adalah 2, maka diperlukan
tiga tahap perhitungan.
Tahap pertama melalui rumus diperoleh p1
Tahap kedua, isi petak 2 diubah menjadi 1 dan
melalui rumus diperoleh p2
Tapap ketiga, isi petak 1 diubah menjadi 0 dan
melalui rumus diperoleh p2
Probabilitas p = p1 + p2 + p3
• Demikian seterusnya
46. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
3. Pengujian hipotesis
Contoh 30
Pada taraf signifikansi 0,05, uji ketergantungan di
antara hal 1 dan hal 2 untuk sampel acak
Hal 2 Margin
I II
I 1 8 9
Hal 1 II 6 0 6
Margin 7 8 15
• Hipotesis
H0 : Hal 1 dan hal 2 adalah independen
H1 : Hal 1 dan hal 2 tidak independen
• Sampel
Seperti pada soal
47. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
• Statistik uji
Probabilitas adalah
7!8!9!6!
p= = 0,0014
15!1!8!6!0!
• Kriteria pengujian
Taraf signifikansi 0,05
Kriteria pengujian
Tolak H0 jika p < 0,05
Terima H0 jika p ≥ 0,05
• Keputusan
Pada taraf signifikansi 0,05, tolak H0
48. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 31
Pada taraf signifikansi 0,05, uji ketergantungan di
antara hal 1 dan hal 2 untuk sampel acak
Hal 2 Margin
I II
I 1 6 7
Hal 1 II 4 1 5
Margin 5 7 12
• Hipotesis
H0 : Hal 1 dan hal 2 adalah independen
H1 : Hal 1 dan hal 2 tidak independen
• Sampel
Seperti pada soal
49. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
-----------------------------------------------------------------------------
• Statistik uji
Tahap pertama
Probabilitas p1 menjadi
7!5!5!7!
p1 = = 0,0442
12!1!6!4!1!
Tahap kedua
Ubah isi petak 1 menjadi 0
Hal 2 Margin
I II
I 0 7 7
Hal 1 II 5 0 5
Margin 5 7 12
50. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Probabilitas p2 menjadi
7!5!5!7!
p2 = = 0,0013
12!0!7!5!0!
Probabilitas p menjadi
p = p1 + p2 = 0,0442 + 0,0013 = 0,0455
• Kriteria pengujian
Taraf signifikansi 0,05
Kriteria pengujian
Tolak H0 jika p < 0,05
Terima H0 jika p ≥ 0,05
• Keputusan
Pada taraf signifikansi 0,05, tolak H0
51. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 32
Pada taraf signifikansi 0,05, uji ketergantungan di
antara hal 1 dan hal 2 untuk sampel acak
Hal 2 Margin
I II
I 2 5 7
Hal 1 II 3 2 5
Margin 5 7 12
• Hipotesis
H0 : Hal 1 dan hal 2 adalah independen
H1 : Hal 1 dan hal 2 tidak independen
• Sampel
Sepeti pada soal
52. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Tahap 1
Probabilitas p1 menjadi
7!5!5!7!
p1 = = 0,2652
12!2!5!3!2!
Tahap 2
Ubah isi petak 2 menjadi 1
Hal 2 Margin
I II
I 1 6 7
Hal 1 II 4 1 5
Margin 5 7 12
p2 = 0,0442
53. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Tahap 3
Ubah petak 1 menjadi 0
Hal 2 Margin
I II
I 0 7 7
Hal 1 II 5 0 5
Margin 5 7 12
p3 = 0,0013
Probabilitas p menjadi
p = p1 + p2 + p3 = 0,3107
54. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
• Kriteria pengujian
Taraf signifikansi 0,05
Kriteria pengujian
Tolak H0 jika p < 0,05
Terima H0 jika p ≥ 0,05
• Keputusan
Pada taraf signifikansi 0,05, terima H0
Contoh 33
Pada taraf signifikansi o,o5, uji ketergantungan di
antara hal 1 dan hal 2 untuk sampel acak
Hal 2
I II
I 10 0
Hal 1 II 4 5
55. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 34
Pada taraf signifikansi o,o5, uji ketergantungan di
antara hal 1 dan hal 2 untuk sampel acak
Hal 2
I II
I 1 8
Hal 1 II 6 0
Contoh 35
Pada taraf signifikansi o,o5, uji ketergantungan di
antara hal 1 dan hal 2 untuk sampel acak
Hal 2
I II
I 28 0
Hal 1 II 5 7
56. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 36
Pada taraf signifikansi o,o5, uji ketergantungan di
antara hal 1 dan hal 2 untuk sampel acak
Hal 2
I II
I 21 7
Hal 1 II 12 0
Contoh 37
Pada taraf signifikansi o,o5, uji ketergantungan di
antara hal 1 dan hal 2 untuk sampel acak
Hal 2
I II
I 1 9
Hal 1 II 3 1
57. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 38
Pada taraf signifikansi o,o5, uji ketergantungan di
antara hal 1 dan hal 2 untuk sampel acak
Hal 2
I II
I 23 5
Hal 1 II 10 2
Contoh 39
Pada taraf signifikansi o,o5, uji ketergantungan di
antara hal 1 dan hal 2 untuk sampel acak
Hal 2
I II
I 2 10
Hal 1 II 8 4
58. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 40
Pada taraf signifikansi o,o5, uji ketergantungan di
antara hal 1 dan hal 2 untuk sampel acak
Hal 2
I II
I 4 6
Hal 1 II 3 9
Contoh 41
Pada taraf signifikansi o,o5, uji ketergantungan di
antara hal 1 dan hal 2 untuk sampel acak
Hal 2
I II
I 3 17
Hal 1 II 13 6
59. ------------------------------------------------------------------------------
Bab 11A
------------------------------------------------------------------------------
4. Pengujian hipotesis ubahan Tocher
Probabilitas lebih dari satu dipecah menjadi
• p = p1 + p2 + p 3 + …
• pA = p2 + p3 + …
Kriteria pengujian bergantung kepada letak p dan pA
• Jika pA > α terima H0
• Jika p < α tolak H0
• Jika pA < α dan p > α, maka hitung
pB = (α – pA ) / (p – pA)
Undi/cari bilangan acak di antara 0 dan 1,
misalnya a
Tolak H0 jika pB > a
Terima H0 jika pB < a