Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut merupakan laporan penelitian tiga produk furnitur IKEA yaitu kursi Poang, meja PS 2012, dan rangka laci INREDA.
2. Ketiga produk tersebut dinilai memiliki keunggulan dalam ergonomi, daya tahan, dan estetika sehingga dapat memanjakan pengguna.
3. Produk-produk tersebut dianggap dapat pula diproduksi ole
1. DSP 103 METODOLOGI DESAIN
SESI 01
ANDA IMAM PRANATA
2014-24-022
ULASAN LENGKAP TIGA PRODUK
MENARIK DARI IKEA
Link: http://www.andashare.worpress.com
FAKULTAS DESAIN INDUSTRI KREATIF
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2014
2. i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjakatkan kepada Allah SWT, karena atas hidayah-Nyalah
paper ini dapat diselesaikan. Pada paper ini penulis sampaikan terimaksih kepada orang
tua yang selalu memberikan support yang sangat berguna bagi penulis untuk menghadapi
permasalahan dan tantangan dunia. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada
Bapak Teddy M. Darajat S.Des, Me.Des selaku dosen mata kuliah Metodologi Desain
ini.
Penulis memohon kepada Bapak/Ibu dosen khusunya, umumnya para pembaca
apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik segi bahasanya
maupun isinya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada
semua pembaca demi lebih karya-karya tulis yang akan mendatang.
JAKARTA, 31 OKTOBER
PENULIS
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1
1.3 Ruang Lingkup .............................................................................................. 1
1.4 Sumber Data .................................................................................................. 1
1.5 Metiode.......................................................................................................... 1
BAB II
ISI ............................................................................................................................. 2
2.1 POANG oleh Noboru Nakamura .................................................................... 2
2.2 IKEA PS 2012 oleh Henrik Preutz ................................................................. 4
2.3 INREDA oleh IKEA of Sweden ..................................................................... 5
BAB III
KESIMPULAN ......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 8
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
IKEA adalah sebuah peritel perabot untuk rumah tangga dari Swedia. Pada musim
dingin 2004, terdapat 364 toko IKEA di 46 negara di berbagai belahan dunia. Katalog
IKEA yang berisi info produk IKEA diperkirakan adalah buku yang pendistribusiannya
kedua terluas setelah Alkitab dan biasanya diperbaharui tiap Agustus. Pada tanggal 15
Oktober 2014, Hero Supermarket, pemegang lisensi IKEA di Indonesia telah membuka
gerai pertama IKEA di Alam Sutera, Tangerang, Banten, Indonesia. IKEA Alam Sutera
merupakan toko ke-364 dan yang paling baru dari 46 negara di dunia.
Produk IKEA dikenal dengan rancangannya yang modern dan kadang terbilang
aneh. Berikut merupakan paper mengenai ulasan lengkap tiga produk IKEA yang
menurut penulis memiliki daya tarik tersendiri.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Sebagai tugas dalam mata kuliah Metodologi Desain
2. Sebagai pengetahuan praktis bagi pembaca mengenai industri desain kreatif.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari paper ini adalah mencangkup pengulasan dengan aspek
,material ketahanan, rangka/konstruksi, ergonomi, estetika, warna serta industri rakyat
yang bisa mendukung proses produksinya.
1.4 Sumber Data
1. Website resmi IKEA
2. Hasil observasi langung ke showroom IKEA, Alam Sutera
1.5 Metode
Metode yang digunakan dalam paper ini adalah metode tinjauan/analisis secara
kualitatif dari sumber data.
5. 2
BAB II
ISI
2.1 POANG oleh Noboru Nakamura
Gambar 2.1 Kursi Poang.
Sumber : Penulis
A. Dimensi Produk
Kedalaman : 82 cm
Lebar dudukan : 56 cm
Kedalaman dudukan : 50 cm
Tinggi dudukan : 42 cm
Tinggi kursi : 100 cm
Lebar : 68 cm
B. Bahan Produk
i. Bingkai
Komposisi total : 100% polypropylene
Bingkai : Moulded lapisan-terpaku, Veneer Kayu pada permukaan,
Birch veneer, Pernis Akrilik.
ii. Bantal
Quilting: Polyester gumpalan, 100% polypropylene
Ribbon merayap / Jumlah komposisi: 100% cotton
Hook dan loop pengikat, bagian lembut: 100% nilon
6. 3
C. Ulasan Penulis
Saat penulis menduduki kursi ini, sensasi pada kursi ini begitu sangat terasa.
Kedalaman dudukannya sangat pas. Kemudian bagian senderan belakang yang tinggi
amat memanjakan siapapun yang duduk di kursi ini. Bantalan yang sangat empuk
seakan meyakinkan kepada siapapun yang mendudukinya supaya bisa duduk dengan
waktu yang lama tanpa perasaan sakit pada bokong. Bahan kayu untuk pegangannya
dilapisi dengan veneer yang sangat halus dan juga dilapisi dengan akrilik sehingga
terasa sangat lembut di tangan.
Kemudian untuk urusan kekuatan atau durability kursi tidak diragukan lagi. Kursi
ini mampu menahan bobot kurang lebih 100 kilogram. Ini bisa dicapai karena pada
rangka kursi ini menggunakan besi baja dan rangkaian struktur yang sangat efisien
untuk menahan bobot yang besar.
Untuk soal estetika kursi inipun memilikinya dengan hebat. Di bantu dengan
warna kayu pada bingkai yang general (brich veener, black-brown, dan bown)
bantalan kursi dapat diganti dengan warna lain, sesuai dengan selera pemakai. IKEA
sendiri menyediakan diantaranya warna hitam, putih tulang abu-abu bahkan corak
yang penuh warna. Sehingga kursi sangatlah pas jika ditempatkan pada ruang
keluarga, ruang tamu, bahkan ruang membaca.
Untuk kemungkinan industri masyarakat Indonesia dalam menciptakan bangku
sepeti ini sangatlah mungkin. Karena pada dasarnya sumber daya alam dalam bentuk
pohon atau kayu sangat berlimbah di Indonesia. Selain itu untuk teknologi veneering
di Indonesia juga telah mempergunakannya. Baik itu veneering log maupun
veneering board. Namun pada dasarnya diperlukan sekali tangan-tangan ahli yang
sangat mengenal atau memahami sifat material produksi demi menciptakan produk
yang memilki kualitas tinggi seperti produk IKEA yang satu ini.
7. 4
2.2 IKEA PS 2012 oleh Henrik Preutz
Gambar 2.2 Meja IKEA PS 2012.
Sumber : Penulis
A. Dimensi Produk
Panjang : 48 cm
Tinggi : 48 cm
Lebar : 48 cm
B. Bahan Produk
i. Bahan Dasar : Bambu, lacquer akrilik kering
ii. Papan Rak : Baja, dilapisi serbuk epoksi/polister
iii. Permukaan Meja : Plastik plistirena, Plastik polipropilena
C. Ulasan Penulis
Saat pertama kali melihat penulis langung mendapatkan prinsip bahwa meja ini
begitu ergonomis dan bertema sangat minimalis. Ini terasa sekali pada permukaan plastik
serta desain empat buah mangkuk yang bisa digunakan untuk makanan cemilan bahkan
menaruk tanaman. Selain itu mangkuk ini bisa dilepas sehingga memudahkan pengguna
untuk pencucian.
Untuk daya tahannya sendiri penulis yakin bahwa meja ini memiliki durability yang
cukup kuat. Dibuat dengan material bambu (Bambusa Vulgaris) yang sangat keras pada
bagian kakinya dan juga plastik pda bagian permukaan akan sangat cukup sekali untuk
pemakaian sebagai meja santai atau untuk kumpul dengan teman-teman. Meja ini akan
terasa sangat sedap dipandang jika di padukan dengan penempatan tanaman kecil yang
berbunga ataupun makanan ringan yang memiliki banyak warna.
Penulis yakin sekali bahwa industri masyarakat Indonesia mampu dalam menciptakan
produk yang serupa atau bahkan yang lebih baik dari segi inovasi dibandingkan dengan
produk IKEA ini.
8. 5
2.3 INREDA oleh IKEA of Sweden
Gambar 2.3. Rangka Laci INREDA
Sumber : Penulis
A. Dimensi Produk
Kedalaman : 36 cm
Lebar : 53 cm
Max. beban : 8 kg
Lebar : 13 cm
Tinggi : 6 cm
Panjang : 56 cm
Berat : 2,7 kg
B. Basis Produk
i. Bahan Rangka : Aluminium
ii. Bracket : Poliamida plastic
C. Ulasan Penulis
Sekilas saat pertama kali melihat, ini merupakan rangka laci biasa. Namun setelah
penulis mencoba untuk mengoperasikannya sebagai mana laci biasa, ternyata terdapat
kelebihan pada rangka laci ini. Kelebihan pertama adalah system rangka yang dapat
memunculkan hampir seluruh bagian penuh laci. Tidak seperti laci biasa yang jika kita
tarik terlalu lebar justru akan membuat laci itu jatuh, sedangkan ini tidak. Selain itu yang
tidak kalah hebatnya, desain yang sangat ergonomis dan modern pada produk ini terasa
saat kita menutup atau membuka laci ini, begitu lembut pergerakannya. Kemudian saat
penulis mencoba menutupnya, ternyata laci ini otomatis akan merapatkan tutupnya
walaupun pengguna tidak menutupnya dengan rapat, dan saat dicoba lagi untuk dibuka,
tidak semudah laci biasa yang dengan mudahnya terbuka sehingga saat dipindahkan
dalam keadaan miring tidak akan tumpah semua barang karena lacinya tidak akan terbuka
bahkan terlepas, tidak seperti laci biasanya.
9. Untuk durability, rangka ini memilki sanggup untuk menahan beban kurang lebih 8
kilogram. Yang mungkin pada umumnya orang-orang tidak pernah menaruh benda
seberat itu di dalam laci. Kemudian untuk estetika tentu akan dipengaruhi dengan laci
yang digunakan. IKEA sendiri menyediakan laci dengan warna-warna yang pas jika
dikombinasikan dengan ranka ini, sperti warna hitam pekat dan putih.
Untuk kemungkinan industri masyarakat untuk memproduksi ini tentu mungkin sekali.
Namun sangat dibutuhkan sekali tenaga ahli dalam pembuatannya seperti pembuatan
desain 3D untuk mekanisme rangka, pembuatan cetakan untuk moulding rangkanya, dll.
Sehingga mampu menciptakan produk yang sangat sensasiional seperti rangka laci yang
satu ini.
6
10. 7
BAB III
KESIMPULAN
Pada dasarnya untuk menciptakan suatu furniture yang hebat harus memiliki
kelebihan dalam segi ergonomisnya, durability atau daya tahan, kemudian tidak lupa dari
segi estetika dan juga kenyamanan sehingga dapat memanjakan pengguna secara
maksimal. Kemudian dapat pula dipadukan dengan inovasi sebagai nilai tambah fungsi
produk tersebut terhadap konsumen. Selain itu, proses pengerjaan dari awal sampai akhir
(finishing) juga akan sangat mempengaruhi konsumen dalam menilai kualitas suatu
furniture.