2. PENGERTIAN PENYEMBELIHAN
Penyembelihan dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah adz-Dzakah.
Definisi adz-Dzakah (penyembelihan) makna sebenarnya adalah membuat baik
dan wangi, di antara penggunaannya seperti raa-ihatun dzakiyyatun
maksudnya bau yang harum.Penyembelihan disebut sebagai adz-dzakaah
karena pembolehannya secara syari’at membuatnya menjadi baik. Adapun
secara peristilahan, adz-Dzakah diartikan sebagai perbuatan memutus jalan
napas, makan dan minum (urat nadi) binatang menggunakan alat tajam sesuai
dengan apa yang diatur dalam hukum syara. Adz-Dzakah ini secara lengkap
bisa diartikan sebagai hewan sembelihan yang disembelih dengan berdasar pada
aturan dan ketentuan syara’ yang kemudian akan menjadikan sembelihan
tersebut halal, suci, dan baik untuk dikonsumsi.
3. JENIS-JENIS PENYEMBELIHAN HEWAN
Penyembelihan dibagikan kepada tiga bagian di antaranya:
1. Al-Zabhu memotong batang leher sebelah atas hewan yang bisa
ditangkap olehmanusia untuk disembelih dengan persyaratan tertentu.
2. Al-Nahru yaitu memotong batang leher sebelah bawah hewan. Cara
ini disunatkanuntuk menyembelih unta. Sedangkan hewan lainnya
seperti sapi, kambing dansejenisnya harus disembelih pada batang
leher sebelah atas.
3. Al-Aqru yaitu sembelih darurah (terpaksa). Ia dilakukan dengan cara
melukai hewandengan kekerasan yang membawa maut di mana-mana
bagian badannya.
4. TATA CARA PENYEMBELIHAN HEWAN
Adapun penyembelihan yang dapat dilakukan adalah:
1. Dengan cara dzabh yaitu dengan cara memotong tenggorokan, kerongkongan
dandua urat leher (yakni urat yang berada di dua sisi leher mengapit
tenggorokan yangmerupakan saluran darah). Untuk cara dzabh misalnya
kambing, maka dengan membaringkannya miring di atas lambung yang kiri
dengan menghadapkan ke kiblat, dan penyembelih menahan kepala hewan
dengan tangan kiri, lalu penyembelih mengucapkan “Bismillah wallahu
akbar”, setelah itu ia segera memotong tenggorokan, kerongkongan dan dua
urat lehernya.
2. Dengan cara nahr adalah dengan ditusuk pada bagian libbah. Libbah adalah
tempat kalung di lehernya. Letaknya di pangkal leher dan di atas dada,
dimana tempat tersebut dapat langsung mematikan hewan. Untuk cara nahr,
yaitu unta, sunnahnya adalah sambil berdiri terikat kaki kiri bagian depan,
lalu ditusuk pada bagian libbah setelah mengucapkan “Bismillah wallahu
akbar”, dan tikaman dilakukan berulang-ulang sampai unta itu mati.
5. Dalam pelaksanaan penyembelihan hal-hal yang harus diperhatikan
adalah sebagaiberikut:
a. Alat penyembelihan, alat penyembelihan itu hendaklah tajam
sehingga memungkinkan mengalirkan darah dan terputusnya apa yang
telah disyaratkan, sehingga tercabut nyawa binatang. Rasulullah Saw
brsabda: ‘‘(Alat) apa saja yang dapat mengalihkan darah dan disebut
Nama Allah (pada saatmenyembelih) maka makanlah (sembelihan
itu), asalkan tidak menggunakan kuku dan gigi.Adapun kuku adalah
pisaunya orang Habasyah sedangkan gigi merupakan tulang.”
b. Bagian yang harus dipotong, binatang yang dapat disembelih melalui
leheradalah harusdapat memotong dua urat leher, jalan makanan dan
kerongkongan serta jalannya pernapasan, hal ini telah terjadi
kesepakatan para ulama.
6. DALIL-DALIL PENYEMBELIHAN
• AlQur’an
َينِمَلاَعْال ِب َر ِ َّ ِ
ّلِل يِتاَمَم َو َايَيْحَم َو يِكُسُن َو يِت َ
َلَص َّنِإ ْلُق
*
ُل َّوَأ َانَأ َو ُت ْرِمُأ َكِلََٰذِب َو ۖ ُهَل َيك َِرش َ
َل
َينِمِلْسُمْال
”Katakanlah, sesungguhnya solatku, ibadah menyembelih yang kulakukan,
hidupku, dan matiku hanyalah untuk dan milik Allah Rabb semesta alam, tiada
sekutu bagi-Nya. Demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah
orang yang pertama kali berserah diri (kepada-Nya).” (QS. Al-An’am ayat 162-
163)
• Hadits
هللا لغير ذبح من هللا لعن
”Semoga Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) dipersembahkan
untuk selain Allah” (HR. Muslim)
7. SYARAT-SYARAT PENYEMBELIHAN
Penyembelih
1. Muslim Tamyiz
2. Ahli Kitab
3. Sadar dan Berakal Sehat
Alat Sembelihan
1. Dalam keadaan normal; disyaratkan menyembelih dengan alat yang tajam dan sekiranya
mempercepat kematian hewan dan meringankan rasa sakit hewan tersebut.
2. Dalam keadaan darurat; jika karena suatu keadaan tidak ada benda yang layak digunaka untuk
menyembelih seperti pisau, maka penyembelihan dapat dilakukan dengan batu atau benda-benda
yang sejenis lainnya dengan syarat dapat memutuskan tenggorokan dan lehernya.
Anggota Tubuh yang Disembelih
1. Hulqum atau tenggorokan, yaitu saluran pernafasan.
2. Mari', yaitu saluran makanan dan minuman berrada di bawah tenggorokan.
3.Wadajain (dua urat leher), yaitu dua urat yang berada pada dua sisi leher yang mengelilingi
tenggorokan.
8. HEWAN YANG HALAL DISEMBELIH
a. Hewan yang halal dimakan baik yang ada di darat, udara, maupun yang ada di laut,
seperti kambing, kerbau, sapi, unta, ayam, burung, ikan dan lain sebagainya.
b. Hewan maqdur ‘alaih, Ulama’ Fiqih sepakat bahwa hewan darat apabila
keadaannya maqdur ‘alaih dan hidupnya belum putus serta disembelih dengan
ketentuan syara‘ maka halal untuk dimakan.
c. Hewan yang dicekik, dipukul, jatuh, atau diterkam dan diketahui adanya hayyat
mustaqirrah pada hewan itu dan tidak sampai mati, jika hewan itu dibiarkan tidak
disembelih tentu hewan itu hidup menurut dugaan yang kuat, dan hewan itu
disembelih maka halal untuk dimakan.
d. Hewan ghair maqdur ‘alaih, seperti menjadi liar sesudah dijinakkan, jatuh ke
dalam sumur, atau sepertinya jika dilukai bagian manapun dari tubuhnya dan
dianggap sebagai tempat untuk menyembelihnya maka halal untuk dimakan.
e. Hewan yang hampir mati, disebabkan sakit dan berada dalam keadaan hidupnya
yang paling minim lalu disembelih, maka hewan itu halal dimakan.
9. METODE PENYEMBELIHAN
1. Penyembelihan Konvensional
Metode penyembelihan manual merupakan metode yang lazim dan banyak di
gunakan di Rumah Potong Hewan (RPH) maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan metode ini yaitu dengan merebahkan hewan secara manual, kemudian
disembelih.
2. Penyembelihan Modern dengan Stunning
Pada metode ini hewan terlebih dahulu dilemahkan/dipingsankan dengan
menggunakan captive bolt stun gun, baru kemudian disembelih. Dengan metode
pemingsanan ini diharapkan hewan tidak merasa kesakitan saat dipotong (sesuai
standar kesehjateraan hewan) dan lebih mudah karena hewan tidak berontak.