Dokumen tersebut membahas spesifikasi material untuk komponen struktural bangunan gedung, termasuk spesifikasi beton, baja, dan kayu. Dokumen menjelaskan persyaratan teknis beton seperti kekuatan tekan minimum, ukuran silinder uji, dan kelas durabilitas; serta acuan standar seperti SNI 2847 untuk beton struktural.
04. Materi 2022 - Spesifikasi Material untuk Komponen Struktur BG (sharing 2).pdf
1. SPESIFIKASI MATERIAL
UNTUK KOMPONEN STRUKTURAL
BANGUNAN GEDUNG
Bimbingan Teknis Seri 05
29 Juni 2022
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
DIREKTORAT BINA TEKNIK PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN
BALAI BAHAN DAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
2. BIMBINGAN TEKNIS BBSBG
SERI 01 : Pemeriksaan Cepat (Quick Assesment)
Struktur Bangunan Gedung Pasca Gempa Bumi
SERI 02: Evaluasi Seismik dan Retrofit Bangunan
Gedung Sesuai ASCE 41
SERI 03: Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Konstruksi Bangunan Gedung, Dengan A.H.S.P.
SERI 04: Permasalahan Geoteknik Pada Bangunan
Gedung dan Konsep Praktis Penanganannya
SERI 05: Spesifikasi Material untuk
Komponen Struktural Bangunan Gedung
2
Materi ini dapat diunduh di: https://linktr.ee/pupr_adhiym
3. OUTLINE
Pendahuluan
Spesifikasi beton untuk konstruksi bangunan
gedung
Spesifikasi baja untuk konstruksi bangunan
gedung
Spesifikasi kayu struktural untuk konstruksi
bangunan gedung
3
5. Pasal 14
Standar perencanaan dan perancangan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a
meliputi:
a. ketentuan tata bangunan;
b. ketentuan keandalan Bangunan Gedung;
c. ketentuan Bangunan Gedung di atas dan/atau di dalam tanah, dan/atau air; dan
d. ketentuan desain prototipe/purwarupa.
Pasal 27
Ketentuan keandalan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b meliputi
ketentuan aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan Bangunan Gedung.
Pasal 28
1) Setiap Bangunan Gedung sesuai fungsi dan klasifikasinya, harus memenuhi ketentuan aspek
keselamatan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal27 .
2) Ketentuan aspek keselamatan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. ketentuan kemampuan Bangunan Gedung terhadap beban muatan;
b. ketentuan kemampuan Bangunan Gedung terhadap bahaya kebakaran; dan
c. ketentuan kemampuan Bangunan Gedung terhadap bahaya petir dan bahaya kelistrikan.
Pasal 7
1) Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis
sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
2) Persyaratan administratif bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
persyaratan status hak atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan
bangunan.
3) Persyaratan teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi persyaratan
tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung.
Regulasi Bangunan Gedung di Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia
No. 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung
Lampiran PP 16/2021
I.D.1. Ketentuan Keselamatan
Bangunan Gedung (hal. 194)
5
6. Regulasi Bangunan Gedung di Indonesia
BAB III
PERSYARATAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN
Pasal 5
(1) Penerapan prinsip Konstruksi Berkelanjutan
sesuai siklus hidup bangunan gedung dan/atau
bangunan sipil dan tahapan Penyelenggaraan
Usaha Jasa Konstruksi Berkelanjutan mengacu
pada:
a. persyaratan administratif;
b. persyaratan teknis; dan
c. persyaratan teknis Konstruksi Berkelanjutan.
(2) ….
(3) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b merupakan persyaratan teknis
keandalan bangunan sesuai peraturan
perundang-undangan.
Permen PUPR 9/2021
Pasal 3
Setiap Bangunan Gedung Negara harus memenuhi
persyaratan:
a. administratif; dan
b. teknis.
Pasal 12
(1) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf b meliputi:
a. tata bangunan; dan
b. keandalan bangunan.
…
(3) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus memenuhi ketentuan spesifikasi komponen
bangunan gedung.
…
(5) Spesifikasi komponen bangunan Gedung sebagai-
mana dimaksud pada ayat (3) mempertimbangkan:
a. persyaratan arsitektur bangunan;
b. persyaratan struktur bangunan; dan
c. persyaratan utilitas bangunan.
Permen PUPR 22/2018
Lampiran I Spesifikasi Komponen Bangunan
Gedung Negara
6
7. SNI 8900:2020 Panduan desain sederhana untuk bangunan
beton bertulang (ACI 314R-16, MOD)
SNI 1729:2020 Spesifikasi untuk bangunan gedung
baja struktural (ANSI/AISC 360-16, IDT)
SNI 7860:2020 Ketentuan seismik untuk bangunan
gedung baja struktural (ANSI/AISC 341-16, IDT)
SNI 7973:2013 Spesifikasi desain untuk konstruksi
kayu
SNI 7971:2013 Struktur baja canai dingin
Acuan Persyaratan Teknis
6
7
8
9
10
SNI 1726:2019 Tata cara perencanaan ketahanan gempa
untuk struktur bangunan gedung dan nongedung
SNI 1727:2020 Beban desain minimum dan kriteria
terkait untuk bangunan gedung dan struktur lain
SNI 8460:2017 Persyaratan perancangan
geoteknis
SNI 2847:2019 Persyaratan beton struktural untuk
bangunan gedung dan penjelasan (ACI 318M-14 dan
ACI 318RM-14, MOD)
SNI 8140:2016 Persyaratan beton struktural untuk rumah
tinggal
1
2
3
4
5
7
8. SNI 8900:2020 Panduan desain sederhana untuk bangunan
beton bertulang (ACI 314R-16, MOD)
SNI 1729:2020 Spesifikasi untuk bangunan gedung
baja struktural (ANSI/AISC 360-16, IDT)
SNI 7860:2020 Ketentuan seismik untuk bangunan
gedung baja struktural (ANSI/AISC 341-16, IDT)
SNI 7973:2013 Spesifikasi desain untuk konstruksi
kayu
SNI 7971:2013 Struktur baja canai dingin
Acuan Persyaratan Teknis
6
7
8
9
10
SNI 2847:2019 Persyaratan beton struktural untuk
bangunan gedung dan penjelasan (ACI 318M-14 dan
ACI 318RM-14, MOD)
4
Pasal 3.2. (hal. 55):
Standar rujukan:
3.2.1. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) Codes
3.2.2. American Concrete Institute (ACI) Codes
3.2.3. American Society of Civil Engineering (ASCE) Codes
3.2.4. ASTM International
3.2.5. American Welding Society (AWS) Codes
3.2.6. Standar Nasional Indonesia
SNI 0302:2014 Semen portland pozolan
SNI 1726 Tatacara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non-gedung
SNI 1727 Beban desain minimum dan kriteria terkait untuk bangunan
gedung dan struktur lain
SNI 1729 Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural
SNI 2049:2015 Semen portland
SNI 2052:2017 Baja tulangan beton
SNI 2460:2014 Spesifikasi abu terbang batubara dan pozolan alam mentah
atau yang telah dikalsinasi untuk digunakan dalam beton
SNI 6385:2016 Spesifikasi semen slag untuk digunakan dalam beton dan
mortar
SNI 7064:2014 Semen portland komposit
SNI 8363:2017 Semen portland slag
8
10. SNI Beton
PBI 1955/ PBI 1966/
PBI 1971
SK SNI T-15-1991-03/
SNI 03-2847-1992
RSNI 03-2847-2002
SNI 2847:2013
SNI 2847:2019
ISTILAH K
Benda uji kubus
ISTILAH f’c
Benda uji silinder
10
11. SNI 2847:2019
PASAL MATERI
PASAL 1 KETENTUAN UMUM
PASAL 2 NOTASI DAN TERMINOLOGI
PASAL 3 STANDAR RUJUKAN
PASAL 4 PERSYARATAN SISTEM STRUKTUR
PASAL 5 BEBAN
PASAL 6 ANALISIS STRUKTUR
PASAL 7 PELAT SATU ARAH
PASAL 8 PELAT DUA ARAH
PASAL 9 BALOK
PASAL 10 KOLOM
PASAL 11 DINDING
PASAL 12 DIAFRAGMA
PASAL 13 FONDASI
PASAL 14 BETON POLOS
PASAL MATERI
PASAL 15
JOINT BALOK-KOLOM DAN PELAT-
KOLOM
PASAL 16 SAMBUNGAN ANTAR KOMPONEN
PASAL 17 PENGANGKURAN KE BETON
PASAL 18 STRUKTUR TAHAN GEMPA
PASAL 19
BETON: PERSYARATAN DESAIN DAN
DURABILITAS
PASAL 20
PROPERTI BAJA TULANGAN,
DURABILITAS, DAN PENANAMAN
PASAL 21 FAKTOR REDUKSI KEKUATAN
PASAL 22 KEKUATAN PENAMPANG
PASAL 23 MODEL STRUT AND TIE
PASAL 24 PERSYARATAN KEMAMPUAN LAYAN
PASAL 25 DETAIL PENULANGAN
PASAL 26 DOKUMEN KONSTRUKSI DAN INSPEKSI
PASAL 27
EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR
EKSISTING
11
12. Kekuatan tekan yang disyaratkan, fc’
Kekuatan tekan beton yang digunakan dalam desain dan dievaluasi sesuai dengan SNI
2847:2019, dinyatakan dalam megapascal (MPa)
Batasan nilai f’c (Tabel 19.2.1.1. hal. 433)
f’c harus digunakan untuk menentukan proporsi campuran beton dan untuk pengujian dan
penerimaan beton.
Kegunaan Jenis beton
fc’ (MPa)
minimum maksimum
Umum Berat normal dan berat ringan 17 Tidak ada
Sistem rangka pemikul momen khusus dan
dinding struktural khusus
Berat normal 21 Tidak ada
Berat ringan 21 35
12
13. Kekuatan tekan yang disyaratkan, fc’
benda uji silinder dia. 150 mm atau dia. 100 mm
ditetapkan dan dirancang berdasarkan SNI 6880:2016
dibuat dan dirawat berdasarkan SNI 2493:2011 atau SNI 4810:2018
diuji pada umur 28 hari menggunakan SNI 1974:2011
2 silinder dia. 150 mm atau 3 silinder dia. 100 mm 1 data uji
13
14. Kekuatan tekan yang disyaratkan, fc’
fc’
silinder
28 hari
Why?
perkembangan
teknologi material
perkembangan
teknologi
konstruksi
faktor geometri dan
sifat mikroskopik
beton
14
15. Kekuatan tekan yang disyaratkan, fc’
Persyaratan durabilitas (Tabel 19.3.2.1. hal. 442)
Kelas
Paparan
w/cm
maks.
fc’ min
(MPa)
Material sementisius - tipe Material campuran
tambahan kalsium
klorida
Semen Portland Semen Hidrolik Camp. Semen Hidrolik
S0 T/A 17 Tanpa batasan tipe Tanpa batasan tipe Tanpa batasan tipe Tanpa batasan
S1 0,50 28 II Tipe IP(MS), IS(MS) atau IT(MS) MS Tanpa batasan
S2 0,45 31 V IP(HS), IS(HS) atau IT(HS) HS Tidak diizinkan
S3 0,45 31 V + pozzolan atau slag IP(HS), IS(HS) atau IT(HS) dan
plus pozzolan atau slag
HS + pozzolan atau slag Tidak diizinkan
W0 T/A 17 Tidak ada
W1 0,50 28 Tidak ada
Kandungan ion klorida terlarut maksimum (Cl-) pada
beton dalam persen berat semen
Persyaratan lainnya
Beton nonprategang Beton prategang
C0 T/A 17 0,06 Tidak ada
C1 T/A 17 0,30 0,06
C2 0,40 35 0,15 0,06 Selimut beton
15
16. Kategori Kelas Kondisi
Sulfat (S)
Sulfat (SO4
2-) larut dalam air di tanah (dalam
persen massa)
Sulfat (SO4
2-) larut dalam air (dalam ppm)
S0 SO4
2- < 0,10 SO4
2- < 150
S1 0,10 ≤ SO4
2- < 0,20 150 ≤ SO4
2- < 1500 atau air laut
S2 0,20 ≤ SO4
2- < 2,00 1500 ≤ SO4
2- < 10.000
S3 SO4
2- ≥ 2,00 SO4
2- ≥ 10.000
Kontak dengan air (W)
W0 Beton kering kondisi layan (beton kontak dengan air dan permeabilitas rendah tidak disyaratkan)
W1 Beton kontak dengan air dan permeabilitas rendah disyaratkan
Proteksi korosi tulangan (C)
C0 Beton kering atau terlindung dari kelembapan
C1 Beton terpapar terhadap kelembapan tetapi tidak terhadap sumber klorida luar
C2
Beton terpapar terhadap kelembapan dan sumber klorida eksternal dari bahan kimia, garam, air asin, air
payau, atau percikan dari sumber-sumber ini
Kekuatan tekan yang disyaratkan, fc’
Kategori dan kelas paparan (Tabel 19.3.1.1. hal. 437)
16
17. Kategori Kelas Kondisi
Sulfat (S)
beton yang berkontak langsung dengan tanah atau air yang mengandung sejumlah ion sulfat
larut dalam air yang merusak.
S0
konsentrasi sulfat terlarut yang berkontak dengan beton tergolong rendah dan serangan sulfat yang dapat merusak
tidak dipertimbangkan.
S1 komponen beton struktur berkontak langsung dengan sulfat terlarut dalam tanah atau air. Keparahan
paparan meningkat dari kelas paparan S1 ke S3 berdasarkan konsentrasi sulfat terlarut terukur yang
paling kritis di dalam tanah atau konsentrasi sulfat larut dalam air. Paparan air laut termasuk dalam kelas
paparan S1.
S2
S3
Kontak dengan air (W)
W0
komponen beton struktur kering pada kondisi layan atau terkontak dengan air, namun tidak ada persyaratan spesifik
untuk permeabilitas rendah.
W1
beton dengan tingkat permeabilitas air yang rendah dan penetrasi air ke dalam beton dapat mengurangi durabilitas
komponen tersebut. Contohnya adalah dinding fondasi di bawah muka air.
Proteksi korosi tulangan (C)
C0 kondisi paparan tidak mensyaratkan perlindungan tambahan terhadap munculnya korosi tulangan.
C1 beton terpapar terhadap kelembapan tetapi tidak terhadap sumber klorida luar
C2
beton terpapar terhadap kelembapan dan sumber klorida eksternal dari bahan kimia, garam, air asin, air
payau, atau percikan dari sumber-sumber ini
Kekuatan tekan yang disyaratkan, fc’
Kategori dan kelas paparan (Tabel 19.3.1.1. hal. 437)
17
18. Beton untuk Bangunan Air Minum dan Sanitasi
Acuan : ACI 350-20 Code Requirements for
Environmental Engineering Concrete Structures (ACI
350-20) and Commentary (ACI 350R-20)
Memenuhi persyaratan fc’ minimum dan rasio air-
material sementisius (wcm ratio) maksimum
18
Persyaratan untuk kondisi paparan khusus
(ACI 350-06 Tabel 4.2.2. hal. 49)
19. Beton untuk Perkerasan Jalan Lingkungan
Acuan : SNI 8457:2017 Rancangan tebal jalan beton untuk lalu lintas rendah
Memenuhi persyaratan tebal minimum dan kuat lentur minimum
(Tabel 2)
19
20. Spesifikasi material sementisius Tabel 26.4.1.1.1(a) (hal. 620) :
Bahan Penyusun Beton: Material Sementisius
Material Sementisius Spesifikasi
Semen portland ASTM C150M atau SNI 2049:2015
Semen hidrolik campuran ASTM C595M, tidak termasuk Tipe IS (≥ 70) dan Tipe IT (S ≥ 70) atau SNI 7064:2014 atau SNI
0302:2014 atau SNI 8363:2017
Semen hidrolik ekspansif ASTM C845M
Semen hidrolik ASTM C1157M atau SNI 8912:2020
Abu terbang (fly ash) dan material
pozzolan alami
ASTM C618 atau SNI 2460:2014
Semen slag (slag) ASTM C989M atau SNI 6385:2016
Abu silika (silica fume) ASTM C1240
20
21. Bahan Penyusun Beton: Agregat
Agregat normal (sesuai SNI 8321:2016):
Agregat Kasar Agregat Halus
Berupa kerikil, batu belah (crushed gravel, crushed stone),
terak tanur bakar (air-cooled blast furnace slag), beton pecah,
agregat daur ulang, atau kombinasi diantaranya
Berupa pasir alam, pasir buatan, agregat daur ulang, atau
kombinasi diantaranya
Ukuran butiran : 4,75 mm s/d 100 mm, dengan permukaan
siku, tajam dan tidak bulat (berbentuk kubikal)
Ukuran butiran : 0,3 mm s/d 4,75 mm
Memenuhi persyaratan gradasi (SNI 8321:2016 Tabel 3)
Memenuhi persyaratan gradasi, dengan modulus kehalusan
2,3 sampai dengan 3,1
Kadar lumpur maksimum 1%
Kadar lumpur maksimum 3%, dan tidak memiliki kandungan
organik
21
22. Bahan Penyusun Beton: Agregat
Agregat ringan (sesuai SNI 2461:2014):
Agregat yang disiapkan dengan pengembangan, dibentuk menjadi pellet, atau produk sintering
Agregat yang disiapkan melalui pemrosesan bahan-bahan alami
Kadar lumpur dan partikel rapuh ≤ 2%
Memenuhi persyaratan gradasi sesuai SNI 2461:2014 Tabel 1
Tidak mengandung kotoran organik
Kadar Fe2O3 < 1,5 mg/200 g sampel
Hilang pijar (LOI) < 5%
Densitas sesuai SNI 2461:2014 pasal 5.1.4.
22
23. Bahan Penyusun Beton: Air Pencampur
Acuan: SNI 7974:2013 Spesifikasi air pencampur yang digunakan dalam produksi beton
semen hidraulis (ASTM C1602-06, IDT)
Meliputi air untuk pengadukan (air yang ditimbang atau diukur di batching plant), es, air
yang ditambahkan oleh operator truk, air bebas pada agregat-agregat, dan air yang
masuk dalam bentuk bahan-bahan tambahan, apabila air ini dapat meningkatkan rasio
air semen lebih dari 0,01
Air minum (potable water): dapat langsung digunakan tanpa melihat ketentuan SNI ini
Air yang tidak dapat diminum (nonpotable water): harus memenuhi persyaratan densitas,
konsentrasi maksimum untuk klorida (Cl- ), sulfat (SO4), alkali (Na2O + 0,658 K2O), dan
massa bahan padat total
23
24. Bahan Penyusun Beton: Bahan Tambahan untuk Beton
Acuan : SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
Update acuan : ASTM C494-19
Tipe Tujuan
A mengurangi jumlah air campuran
B memperlambat waktu pengikatan beton
C mempercepat waktu pengikatan dan menambah kekuatan awal beton
D mengurangi campuran dan untuk memperlambat waktu pengikatan beton
E mengurangi jumlah air campuran, mempercepat waktu pengikatan, serta menambah kekuatan awal beton
F untuk mengurangi jumlah air campuran sebesar 12% atau lebih
G mengurangi jumlah air campuran sebesar 12% atau lebih, dan juga untuk memperlambat waktu pengikatan beton
S untuk performa khusus (proses update SNI 03-2495-1991)
24
26. Baja Tulangan Beton
Tulangan dan kawat nonprategang harus berulir, kecuali untuk batang atau kawat polos diperbolehkan
digunakan sebagai tulangan spiral (SNI 2847:2019 pasal 20.2.1.1. hal. 444)
Memenuhi persyaratan kimia, fisik dan mekanis sesuai SNI 2052:2017
Bahan baku baja tulangan:
Dapat menggunakan tulangan ulir berkepala, yang harus memenuhi ASTM A970M
BjTS BjTP
Baja karbon
ASTM A615M /
SNI 9307:2016
Baja alloy rendah ASTM A706M
Baja as dan baja rel (tipe R) ASTM A996M
Baja nirkarat (stainless) ASTM A955M
Baja karbon kromium rendah ASTM A1035M
26
27. Baja Tulangan Polos (BjTP)
Karakteristik Fisis
CATATAN:
1. Berat nominal hanya digunakan sebagai referensi
2. Kuat tarik dihitung menggunakan luas penampang nominal
Diameter (mm) Toleransi (mm)
Penyimpangan
kebundaran maks. (mm)
6 ± 0,3 0,42
8 ≤ d ≤ 14 ± 0,4 0,56
16 ≤ d ≤ 25 ± 0,5 0,70
28 ≤ d ≤ 34 ± 0,6 0,84
d ≥ 36 ± 0,8 1,12
Toleransi = d – daktual
Penyimpangan kebundaran = dmaks - dmin
Penamaan
Diameter nominal
(mm)
Luas penampang
nominal (mm
2
)
Berat nominal per meter*
(kg/m)
P 6 6 28 0,222
P 8 8 50 0,395
P 10 10 79 0,617
P 12 12 113 0,888
P 14 14 154 1,208
P 16 16 201 1,578
P 19 19 284 2,226
P 22 22 380 2,984
P 25 25 491 3,853
P 28 28 616 4,834
P 32 32 804 6,313
P 36 36 1.018 7,990
P 40 40 1.257 9,865
P 50 50 1.964 15,413
27
28. Baja Tulangan Sirip (BjTS)
Karakteristik Fisis
Penamaan
Diameter nominal
(d)
Luas penam- pang
nominal (A)
Tinggi sirip (H)
Jarak sirip melintang
(P) Maks
Lebar sirip
membujur (T) Maks
Berat nominal per
meter
min maks
mm mm
2
mm mm mm m kg/m
S 6 6 28 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222
S 8 8 50 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395
S 10 10 79 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617
S 13 13 133 0,7 1,3 9,1 10,2 1,042
S 16 16 201 0,8 1,6 11,2 12,6 1,578
S 19 19 284 1,0 1,9 13,3 14,9 2,226
S 22 22 380 1,1 2,2 15,4 17,3 2,984
S 25 25 491 1,3 2,5 17,5 19,7 3,853
S 29 29 661 1,5 2,9 20,3 22,8 5,185
S 32 32 804 1,6 3,2 22,4 25,1 6,313
S 36 36 1.018 1,8 3,6 25,2 28,3 7,990
S 40 40 1.257 2,0 4,0 28,0 31,4 9,865
S 50 50 1.964 2,5 5,0 35,0 39,3 15,413
S 54 54 2.290 2,7 5,4 37,8 42,3 17,978
S 57 57 2.552 2,9 5,7 39,9 44,6 20,031
CATATAN:
1. Diameter nominal hanya dipergunakan
untuk perhitungan parameter nominal
lainnya dan tidak perlu diukur
2. Toleransi berat per m’ panjang:
Diameter
nominal (mm)
Toleransi berat (%)
6 ≤ d ≤ 8 ± 7
10 ≤ d ≤ 14 ± 6
16 ≤ d ≤ 29 ± 5
d > 29 ± 4
𝑡𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙
× 100%
28
29. Baja Tulangan Beton
Karakteristik Mekanis
Keterangan:
1. d adalah diameter nominal baja
tulangan beton
2. hasil uji lengkung tidak boleh
menunjukan retak pada sisi
luar lengkungan benda uji
lengkung
Kelas baja tulangan
Uji tarik (SNI 8389:2017) Uji lengkung (SNI 0410:2017)
Rasio TS/YS
(Hasil Uji)
Kode Warna
kuat luluh/leleh (YS) kuat tarik (TS)
Regangan dalam 200
mm, Min. sudut lengkung
diameter plunger
MPa MPa % mm
BjTP 280
Min. 280
Maks. 405
Min. 350
11 (d ≤ 10 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm)
-
12 (d ≥12 mm) 180° 5d (d ≥ 19 mm)
BjTS 280
Min. 280
Maks. 405
Min. 350
11 (d ≤ 10 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm)
Min. 1,25
12 (d ≥13 mm) 180° 5d (d ≥ 19 mm)
BjTS 420A
Min. 420
Maks. 545
Min. 525
9 (d ≤ 19 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm )
Min. 1,25
8 (22 ≤ d ≤ 25 mm) 180° 5d (19 ≤ d ≤ 25 mm)
7 (d ≥ 29 mm)
180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm)
90° 9d (d > 36 mm)
BjTS 420B
Min. 420
Maks. 545
Min. 525
14 (d ≤ 19 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm )
Min. 1,25
12 (22 ≤ d ≤36 mm) 180° 5d (19 ≤ d ≤ 25 mm)
10 (d > 36 mm)
180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm)
90° 9d (d > 36 mm)
BjTS 520
Min. 520
Maks. 645
Min. 650
7 (d ≤ 25 mm) 180° 5d (d ≤ 25 mm)
Min. 1,25
6 (d ≥ 29 mm)
180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm)
90° 9d (d > 36 mm)
BjTS 550
Min. 550
Maks. 675
Min. 687,5
7 (d ≤ 25 mm) 180° 5d (d ≤ 25 mm)
Min. 1,25
6 (d ≥ 29 mm)
180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm)
90° 9d (d > 36 mm)
BjTS 700
Min. 700
Maks. 825
Min. 805
7 (d ≤ 25 mm) 180° 5d (d ≤ 25 mm)
Min. 1,15
6 (d ≥ 29 mm)
180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm)
90° 9d (d > 36 mm) 29
30. Baja Tulangan Beton
Pemeriksaan Kualitas:
1. Uji tarik dan uji lengkung
2. Syarat penandaan (SNI 2052:2017 Pasal 10 hal. 12):
a. Tanda timbul (emboss marking) merek pabrik pembuat dan diameter nominal
b. Tanda warna
c. Label:
i. Nama dan merek dari pabrik pembuat
ii. Ukuran (diameter dan panjang)
iii. Kelas baja
iv. Nomor leburan (No. Heat)
v. Tanggal, bulan dan tahun produksi
30
Pemeriksaan Kualitas:
33. Baja Tulangan Beton
Baja tulangan harus dilindungi dari korosi dan ekspos terhadap lingkungan luar dengan cara:
1. Selimut beton (SNI 2847 2019 Tabel 20.6.1.3.1. , Tabel 20.6.1.3.2)
Jenis
komponen
Paparan Komponen struktur Tulangan
Ketebalan
selimut, mm
komponen
struktur
beton
nonprategang
yang
dicor
di
tempat
Dicor dan secara permanen kontak
dengan tanah
Semua Semua 75
Terpapar cuaca atau kontak dengan
tanah
Semua
Batang D19 hingga D57 50
Batang D16, kawat Ø13 atau D13 dan yang lebih kecil 40
Tidak terpapar cuaca atau kontak
dengan tanah
Pelat, pelat berusuk dan
dinding
Batang D43 dan D57 40
Batang D36 dan yang lebih kecil 20
Balok, kolom, pedestal dan
batang tarik
Tulangan utama, sengkang, sengkang ikat, spiral dan
sengkang pengekang
40
komponen
struktur
beton
prategang
yang
dicor
di
tempat
Dicor dan secara permanen kontak
dengan tanah
Semua Semua 75
Terpapar cuaca atau kontak dengan
tanah
Pelat, pelat berusuk dan
dinding
Semua 25
Lainnya Semua 40
Tidak terpapar cuaca atau kontak
dengan tanah
Pelat, pelat berusuk dan
dinding
Semua 20
Balok, kolom, pedestal dan
batang tarik
Tulangan utama 40
Sengkang, sengkang ikat, spiral dan sengkang pengekang 25
33
34. Baja Tulangan Beton
Baja tulangan harus dilindungi dari korosi dan ekspos terhadap lingkungan luar dengan cara:
1. Selimut beton (SNI 2847:2019 Tabel 20.6.1.3.3)
Jenis
komponen
Paparan Komponen struktur Tulangan
Ketebalan
selimut, mm
beton
pracetak
nonprategang
dan
prategang
yang
diproduksi
pada
kondisi
pabrik
Terpapar cuaca atau kontak dengan
tanah
Dinding
Batang D43 dan D57, tendon dengan diameter lebih besar
dari 40mm
40
Batang D36 dan yang lebih kecil, kawat Ø13 dan D13 dan
yang lebih kecil; tendon dan strand diameter 40 mm dan yang
lebih kecil
20
Lainnya
Batang D43 dan D57, tendon lebih besar dari diameter 40 50
Batang D19 hingga D36; tendon dan strand lebih besar dari
diameter 16 mm sampai dengan diameter 40 mm
40
Batang D16, kawat Ø13 atau D13 dan yang lebih kecil, tendon
dan strand dengan diameter 16 mm atau yang lebih kecil
30
Tidak terpapar cuaca atau kontak
dengan tanah
Pelat, pelat berusuk dan
dinding
Batang D43 dan D57, tendon dengan diameter lebih besar
dari 40mm
30
Tendon dan strand dengan diameter 40 mm dan yang lebih
kecil
20
Batang D36, kawat Ø13 atau D13 dan yang lebih kecil 16
Balok, kolom, pedestal dan
batang tarik
Tulangan utama
Lebih besar dari
db dan 16 dan
tidak boleh
melebihi 40
Sengkang, sengkang ikat, spiral dan sengkang pengekang 25
34
35. Baja Tulangan Beton
Baja tulangan harus dilindungi dari korosi dan ekspos terhadap lingkungan luar dengan cara:
2. Dilindungi dengan coating (SNI 2847:2019 Pasal 20.6.2)
• Bahan coating : seng (hot-dipped galvanized) (ASTM A767/A767M-19), epoksi atau keduanya
• Untuk baja tulangan dari baja karbon, baja alloy rendah, atau baja as dan baja rel
35
36. Baja Struktural
(a) Profil struktur gilas-panas
ASTM A36/A36M
ASTM A529/A529M
ASTM A572/A572M
ASTM A588/A588M
ASTM A913/A913M
ASTM A992/ A992M
(b) Penampang Struktur Berongga (PSR)
ASTM A53/A53M Grade B
ASTM A500/A500M
ASTM A501/A501M
ASTM A1085/A1085M
(c) Pelat
ASTM A36/A36M
ASTM A529/A529M
ASTM A572/A572M
ASTM A588/A588M
ASTM A1043/A1043M
ASTM A1011/A1011M
HSLAS Grade 55 (380)
(d) Batang
ASTM A36/A36M
ASTM A529/A529M
ASTM A572/A572M
ASTM A588/A588M
(e) Lembaran
ASTM A1011/A1011M HSLAS Grade 55 (380)
SNI 6764:2016
SNI 6764:2016
SNI 6764:2016
SNI 8306:2016
SNI 8306:2016
SNI 8306:2016
SNI 8493:2019
Baja gilas panas:
Jenis baja yang dibentuk melalui proses penggilasan (rolling)
gilas panas pada temperatur rekristalisasinya (± 730 °C)
Baja canai dingin:
Profil yang dipabrikasi baik melalui proses penekanan dari
lembaran, potongan koil atau pelat, maupun melalui proses
pembentukan dingin, dari koil atau lembaran pelat gilas panas,
yang kedua proses pembentukan tersebut dilakukan pada
temperatur ruang, tanpa pemanasan tambahan sebagaimana
dibutuhkan pada pembentukan dengan panas
36
37. Baja Struktural
Mutu
Kuat leleh min.
(MPa)
Kuat tarik min.
(MPa)
Elongasi
min. (%)
Ry Rt
ASTM A36/A36M
(SNI 6764:2016)
250 400 20 1,3 - 1,5 1,2
ASTM A572/572M Grade 290
(SNI 8306:2016)
290 415 20 1,3 1,0
ASTM A572/572M Grade 345
(SNI 8306:2016)
345 450 18 1,1 1,1 - 1,2
ASTM A572/572M Grade 380
(SNI 8306:2016)
380 485 17 1,1 1,1 - 1,2
ASTM A572/572M Grade 415
(SNI 8306:2016)
415 520 16 1,1 1,1 - 1,2
ASTM A572/572M Grade 450
(SNI 8306:2016)
450 550 15 1,1 1,1 - 1,2
ASTM A992/A992M
(SNI 8493:2019)
345 450 18 1,1 1,1
Ry Rasio kekuatan leleh terekspektasi terhadap
kekuatan leleh minimum terspesifikasi, Fy
Rt Rasio kekuatan tarik terekspektasi terhadap
kekuatan tarik minimum terspesifikasi, Fu
37
38. Baja Ringan untuk Struktur Rangka
ACUAN : SNI 8399:2017 Profil rangka baja ringan
DEFINISI : baja batangan yang memiliki bentuk-bentuk penampang profil yang kompak dan seragam sepanjang
batang dan pada permukaannya dapat diberikan lekukan atau tidak, digunakan untuk rangka atap, rangka
dinding, dan rangka lantai yang memiliki tebal nominal antara 0,4 mm s/d 1,10 mm
BAHAN BAKU:
BASE METAL THICKNESS (BMT) : tebal nominal logam dasar induk sebelum lapisan tahan karat. Tebal
nominal (BMT) untuk rangka atap, rangka dinding, dan rangka lantai adalah 0,70 mm
Bahan Baku Acuan Spesifikasi
Kuat Leleh min.
(MPa)
Kuat Tarik min.
(MPa)
Regangan min. (%) Benda uji
Baja lembaran lapis seng SNI 2053:2019 Bj. LS D570 560 570 tidak dipersyaratkan searah pencanaian
Baja lembaran dan gulungan
lapis paduan aluminium-seng
SNI 4096:2019 Bj. LAS G550 550 550 2 searah pencanaian
Baja lembaran lapis paduan
aluminium-seng-magnesium
JIS G3323:2012 SGMC570 560 570 tidak dipersyaratkan -
38
39. Baja Ringan untuk Struktur Rangka
BENTUK PROFIL :
TEBAL COATING :
Profil C
dengan lipatan Profil C
tanpa lipatan
Profil U Profil Z Profil hat (topi)
Kode
Massa lapisan
(gr/m2)
Tebal ekuivalen Penggunaan
AS200 / AZ200 200 tebal nominal + 0,060 mm Eksterior, lingkungan korosif
AS150 / AZ150 150 tebal nominal + 0,046 mm Eksterior
AS100 / AZ100 100 tebal nominal + 0,027 mm Interior
AS70 / AZ70 70 tebal nominal + 0,019 mm
Non-konstruksi (peralatan rumah
tangga, peralatan elektronik, dll)
39
40. Baja Ringan untuk Struktur Rangka
Contoh hasil uji tarik baja ringan
No Kode *)
Dimensi (mm) **)
Beban
leleh
(N)
Beban
tarik
(N)
Luas
bidang
tarik
(mm2)
Kuat leleh
(MPa)
Kuat tarik
(MPa)
L0 b0 a0
1 CBM Truss-01 80,0 21,45 0,75 6.477,59 6.833,93 16,09 402,58 424,73
2 CBM Truss-02 80,0 20,02 0,75 7.273,04 7.343,05 15,02 484,30 488,97
3 CBM Truss-03 80,0 20,44 0,75 7.037,45 7.362,02 15,33 458,99 480,16
4 K STEEL-01 80,0 20,44 0,75 7.114,15 7.445,10 15,33 464,14 485,73
5 K STEEL-02 80,0 19,90 0,75 7.400,15 7.597,45 14,92 495,91 509,13
6 K STEEL-03 80,0 20,02 0,75 7.387,47 7.591,14 15,01 492,09 505,65
40
41. Ketentuan Penandaan Profil Baja Ringan
SNI 8399:2017 Pasal 10 (hal. 11)
Setiap batang produk profil rangka baja ringan yang telah lulus uji harus diberi tanda yang tidak mudah hilang dengan
mencantumkan minimal:
a. Merek
b. Jenis dan ukuran nominal profil
c. Tebal nominal (BMT) dan panjang
d. Spesifikasi bahan (kelas baja dan jenis lapisan)
e. Penamaan semua jenis profil dicantumkan spesifikasi tinggi (A) (contoh: Penamaan profil top hat TH30 A31, artinya
tipe profil TH30 dengan tinggi nominal profil (A) = 31 mm)
41
43. Kayu Struktural
ACUAN PERENCANAAN
SNI 7973:2013 Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu
JENIS
• Kayu gergajian
• Kayu glulam struktural
• Tiang pancang kayu bundar
• I-joist kayu prepabrikasi
• Kayu komposit struktural (kayu venir laminasi (LVL), kayu
selumbar paralel)
• Panel kayu struktural (kayu lapis, papan selumbar
terorientasi, panel komposit)
43
44. Kayu Struktural
Klasifikasi kayu:
Berdasarkan mutu dan nama komersial
Berdasarkan level nilai desain
No. Nama perdagangan Nama botanis Berat jenis kayu
1 Akasia Acacia mangium 0.52 (0.47-0.58)
2 Bungur Lagerstroemia speciosa 0.69 (0.58-0.81)
3 Damar Agathis alba 0.48 (0.43-0.54)
4 Durian Durio zibethinus 0.57 (0.42-0.69)
5 Jabon Anthocephalus cadamba 0.42 (0.29-0.56)
6 Jati Tectona grandis 0.67 (0.62-0.75)
7 Karet Hevea brasiliensis 0.59 (0.47-0.73)
8 Kayu afrika Maesopsis eminii 0.41 (0.34-0.48)
9 Kayu manis Cinnamomum purrectum 0.63 (0.40-0.86)
10 Laban Vitex pubescens 0.81 (0.72-0.87)
11 Mahoni Swietenia macrophylla 0.61 (0.53-0.67)
12 Matoa Pometia pinnata 0.77 (0.50-0.99)
13 Meranti Shorea sp 0.63 (0.47-0.83)
14 Mindi Melia excelsa 0.53 (0.48-0.57)
15 Pasang Quercus lineata 0.96 (0.90-1.10)
No. Nama perdagangan Nama botanis Berat jenis kayu
16 Balobo Diplodiscus sp 0.73 (0.67-0.73)
17 Puspa Schima wallichii 0.62 (0.45-0.72)
18 Rasamala Altingia excelsa 0.81 (0.61-0.90)
19 Saninten Catanopsis argentea 0.73 (0.55-0.85)
20 Sengon Paraserianthes falcataria 0.33 (0.24-0.49)
21 Sengon buto Enterolobium cyclocarpum 0.49 (0.39-0.57)
22 Sonokeling Dalbergia latifolia 0.83 (0.77-0.86)
23 Sonokembang Pterocarpus indicus 0.65 (0.49-0.84)
24 Sukun Artocarpus altilis 0.33 (0.24-0.54)
25 Sungkai Peronema canescens 0.63 (0.52-0.73)
26 Suren Toona sureni 0.39 (0.27-0.67)
27 Tusam Pinus merkusii 0.55 (0.40-0.75)
28 Waru Hibiscus tiliaceus 0.54 (0.36-0.64)
29 Waru gunung Hibiscus macrophyllus 0.40 (0.36-0.56)
30 Nyamplung Calophyllum inophyllum 0.69 (0.56-0.79)
44
45. Kayu Struktural
Ketentuan kadar air
Jenis/ Penggunaan Kadar air maks. (%) Keterangan
Kayu gergajian 19
dapat digunakan untuk konstruksi eksterior atau
terendam
Kayu glulam struktural 16
dapat digunakan untuk konstruksi eksterior atau
terendam
Tiang pancang kayu bundar tidak ditetapkan -
I-joist kayu prefabrikasi 16
tidak boleh digunakan untuk konstruksi yang
terekspos dengan kelembapan tinggi
Kayu komposit struktural 16
tidak boleh digunakan untuk konstruksi yang
terekspos dengan kelembapan tinggi
Panel kayu struktural 16
tidak boleh digunakan untuk konstruksi yang
terekspos dengan kelembapan tinggi
45
46. Bambu Konstruksi
JENIS
• Bambu Buluh (SNI 8020:2014 Kegunaan Bambu)
• Bambu Lamina (SNI 7944:2014 Bambu lamina penggunaan umum)
PERSYARATAN BAMBU BULUH
• Buluh harus lurus
• Kondisi kering udara
• Bebas cacat, kecuali kulit mengelupas dan kulit tergores
• Tingkat kedewasaan (maturity) adalah dewasa
• Densitas > 0,65 gr/cm3
• Diameter > 100 mm
46
47. Bambu Konstruksi
BAMBU LAMINA
• Tidak dapat digunakan untuk komponen struktural
• Lamina kelas 1: untuk penggunaan komponen interior dengan kelembapan relatif ≤ 65%
• Lamina kelas 2: untuk penggunaan komponen interior dengan kelembapan relatif 65 – 85%
• Lamina kelas 3: untuk penggunaan pada kelembapan relatif > 85% atau terekspos dengan cuaca
PERSYARATAN BAMBU LAMINA
• Kadar air ≤ 14%
• Memenuhi syarat mutu penampilan
• Memenuhi syarat delaminasi
47
48. Bambu Lamina
Syarat mutu penampilan
Karakteristik
Mutu
A B C
Cacat alami
Buku bambu tidak sehat (jumlah yang
tampak)
tidak diperkenankan 1 buah tidak dibatasi
Lubang gerek tidak diperkenankan maks Ø 1,5 mm; tidak berkelompok
dan panjang 16 mm
didempul dan diampelas rata
Keseragaman warna seragam 75% seragam tidak dibatasi
Cacat teknis
Retak dan pecah tidak diperkenankan didempul tidak dibatasi
Celah antar bilah tidak diperkenankan lebar ≤ 1,5 mm, didempul lebar ≤ 3 mm, didempul
Tergores tidak diperkenankan didempul dan diampelas rata tidak dibatasi
Permukaan kasar tidak diperkenankan diperkenankan asal didempul rata tidak dibatasi
Cacat ampelas tidak diperkenankan halus dan rata tidak dibatasi
Cacat kempa tidak diperkenankan sejajar serat 3 mm x 20mm, 1 buah
per papan, didempul dan diampelas
rata
sejajar serat 8 mm x 20mm, 2 buah
per papan, didempul dan diampelas
rata
Noda perekat tidak diperkenankan diperkenankan asal rata
Noda minyak/ oli tidak diperkenankan tidak dibatasi
Membusur tidak diperkenankan ≤ 0,7% panjang ≤ 1,0% panjang
48
49. ekstra:
a. bata ringan untuk pasangan dinding
b. mortar siap pakai
c. panel komposit aluminium
49
50. Bata Ringan
ACUAN
SNI 8640:2018 Spesifikasi bata ringan untuk pasangan dinding
KETENTUAN
• Memiliki bobot isi 400 - 1400 kg/m3
• Bata ringan AAC (autoclaved aerated concrete) dan CLC (cellular
lightweight concrete)
TOLERANSI UKURAN
Ukuran (mm)
panjang lebar tebal
600 + 3
- 5
200 + 3
- 5
75 ± 2
100 ± 2
125 ± 2
150 ± 2
50
51. Bata Ringan
Persyaratan mutu
Kategori
Bata struktural Bata nonstruktural
Outdoor Indoor Outdoor Indoor
Kelas IA IB IIA IIB
Bobot isi kering oven (kg/m3)
500 - - 400 – 600
700 - 600 – 800 600 – 800
900 800 – 1.000 800 – 1.000 800 – 1.000
1.100 1.000 – 1.200 1.000 – 1.200 1.000 – 1.200
1.300 1.200 – 1.400 1.200 – 1.400 1.200 – 1.400
Kuat tekan rata-rata, min. MPa 6 4 2
Kuat tekan individu, min. MPa 5,4 3,6 1,8
Penyerapan air, maks. % vol. 25 - 25 -
Tebal, min. mm 98 98 73
Susut pengeringan, maks. % 0,2
51
KONDISI BASAH
52. Mortar Siap Pakai/ Mortar Premiks
JENIS
ACUAN
SNI 6882:2014 Spesifikasi mortar untuk pekerjaan unit pasangan (ASTM C270 – 10, IDT)
SNI 8837-1:2019 Mortar siap pakai – Bagian 1: Perekat ubin keramik dan batu alam
BS EN 998-1:2016 Specification for mortar for masonry (Part 1: Rendering and plastering mortar)
BS EN 998-2:2016 Specification for mortar for masonry (Part 2: Masonry mortar)
MORTAR SIAP PAKAI
perekat bata (thinbed) plesteran acian
perekat ubin keramik
dan batu alam
nat keramik
perbaikan lantai/
dinding
bata
ringan
bata
beton
dinding bata
ringan
plesteran
plus
keramik
dinding dan
lantai
keramik
untuk area
basah
52
53. Mortar Siap Pakai/ Mortar Premiks
Persyaratan mutu mortar perekat keramik dan batu alam:
Klasifikasi K1 K2 K3 K4
Jenis Ubin kelompok II Ubin kelompok I Ubin kelompok I
Ubin kelompok I dan batu
alam
Lokasi Interior Interior Eksterior
Interior, eksterior, area
tergenang air
Parameter
Kuat rekat setelah open time 15 menit (N/mm2) ≥ 0,5 ≥ 0,5 ≥ 0,5
Kuat rekat setelah 28 hari (N/mm2) ≥ 0,5 ≥ 0,5 ≥ 1,0
Kuat rekat setelah perendaman air (N/mm2) - - ≥ 0,5 ≥ 1,0
Kuat rekat setelah pemanasan (N/mm2) - - ≥ 0,5 ≥ 1,0
53
54. Persyaratan* untuk mortar perekat bata (thinbed):
Panduan pemilihan mortar perekat bata (thinbed):
Mortar Siap Pakai/ Mortar Premiks
Tipe
Kekuatan tekan rata-rata min.
pada umur 28 hari (MPa)
Retensi air, min. (%)
Kadar udara maks.
(%)
Rasio agregat (diukur dalam kondisi
lembap, lepas)
M 17,2 75 12
Tidak kurang dari 2¼ dan tidak lebih dari
3½ jumlah dari volume terpisah dari
material sementisius
S 12,4 75 12
N 5,2 75 14**
O 2,4 75 14**
* Untuk pengujian kondisi laboratorium
** Bila terdapat tulangan struktural dalam mortar, kadar udara maksimum harus 12 %
Lokasi Segmen BG Tipe mortar
Eksterior, di atas tanah Dinding pemikul beban N
Dinding tidak memikul beban O
Dinding parapet N
Eksterior, pada atau di bawah tanah Dinding fondasi, dinding penahan (turap), manhole, saluran,
perkerasan jalan, trotoar, dan teras
S
Interior Dinding pemikul beban N
Partisi tidak memikul beban O 54
55. Catatan:
Belum ada standar produk (SNI) untuk produk ACP
dan rangkanya
Untuk penggunaan pada bangunan Gedung,
direkomendasikan menggunakan spesifikasi
tahan api (non combustible and/or non flammable)
Panel Komposit Aluminium
Aluminium alloy, tipe 3xxx
atau 5xxx
Coating (untuk aplikasi
eksterior, menggunakan
coating PVDF)
Tebal ±0,5 mm
Acuan:
SNI 956:2019
ASTM B209/B209M-21
Inti (core) dapat berupa:
Inti plastik (LDPE/ HDPE)
Mineral fiber + PE
Corrugated aluminium sheet (0,2
mm)
Mempengaruhi tingkat ketahanan
api
55
56. Bahan Bangunan untuk Komponen Nonstruktural
Jenis Bahan Bangunan Standar Acuan Parameter yang Diuji
Bata merah SNI 15-2094-2000 Kuat tekan, sifat tampak dan ukuran, densitas, kadar garam, dan penyerapan air
Bata beton pejal SNI 03-0348-1989 Kuat tekan, sifat tampak dan ukuran, dan penyerapan air
Bata beton berlubang SNI 03-0349-1989 Kuat tekan, sifat tampak dan ukuran, dan penyerapan air
Paving block SNI 03-0691-1996 Tebal, kuat tekan, penyerapan air, dan ketahanan aus
Genting keramik SNI 03-2095-1998 Kuat lentur, sifat tampak dan ukuran, dan penyerapan air
Genting keramik berglasir SNI 03-2134-1996 Kuat lentur, sifat tampak dan ukuran, penyerapan air, dan ketahanan panas
Genting beton SNI 0096:2007 Kuat lentur, sifat tampak dan ukuran, penyerapan air, dan permeabilitas
Penutup atap zincalum SNI 4096:2019 Kuat tarik logam, tebal BMT, tebal lapisan coating
Ubin keramik SNI ISO 130006:2018 Kuat lentur, penyerapan air, dimensi dan kerataan, dan ketahanan aus
Papan kayu komposit SNI 8154:2015 Kuat lentur (MOR), kuat tekan, densitas, dan penyerapan air
Papan semen rata SNI 8299:2017
(Ralat 1:2018)
Kuat lentur, densitas, muai akibat penyerapan, kadar air, tingkat ketahanan api
56