1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
The kids detective3
1. The Kids Detective
By : Ben Susilo
1
THE KIDS DETECTIVE
EPISODE 3
( SANDERA DI PERTANDINGAN BOLA )
“Andik Fermansyah menggiring bola menyusur dari sisi kiri lapangan, bola masih
menempel di kaki Andik. Lincah sekali saudara – saudar. Andik melakukan umpan crossing,
Bambang Pamungkas yang dituju. BP menyundul bola daaaan…. Bola diselamatkan oleh
penjaga gawang tim PERSIKABA BLORA….” Komentator pertandingan bola antara
TIMNAS melawan PERSIKABA BLORA tak henti – hentinya mengeluarkan komentar yang
menambah keseruan pertandingan. Seluruh penonton, pemain bahkan official tim dan
komentantor pertandingan tak menyadari akan terjadi hal yang menggemparkan. Bahkan
lebih dari pertandingan itu sendiri.
…
“Hei Am, dimana Riski ? Katanya ikut nonton pertandingan ini bareng ?” Tanya Indra.
“Tau tuh… Paling – paling kamu cari dia di penjual makanan juga akan ketemu…”
Jawab Aam.
“Eh, pertandingan ini disiarkan langsung di televise kan ?” Tanya Indra.
“Iya, kalau nggak salah sih TVB ( Televisi Blora )…” Jawab Aam singkat.
“Waaaah… asyiiik, aku mau narsiiiis aah…” Sahut Indra.
“Oh iya…. Aku juga…” Zaky ikut berbincang.
“Okoo joogaa…” Kata Riski dengan suara tak begitu jelas karena mulutnya penuh
dengan makanan.
“Ah… dasar kalian…” Aam dengan nada sok cuek.
…
Sementara itu di tempat laih, salah satu anggota kelompok perampok sedang
mengawasi keempat anak tersebut. Aam dan kawan – kawan sedang dalam bahaya dan
mereka tidak menyadari hal tersebut.
“Coba kamu sorot anak – anak yang di tribun A, anak bertopi yang ada paling ujung.”
Kata salah satu anggota perampok melalui ponsel sambil mengeluarkan pistol berperedam
dari balik lenganjaketnya.
Kemudian bola melambung dari tengah lapangan menuju pinggir, tepat di antara Aam
dan teman – temannya b erdiri.
2. The Kids Detective
By : Ben Susilo
2
“Dszzziuuu….” Suara pistol berperedam itu ditembakkan olek salah seorang perampok
dan tepat mengenai bola yang sedang melambung.
“Bsssssttttt…..” Suara ban kemps terdengar keras oleh anak – anak itu.
…
“Apa yang terjadi saudara – saudara…?? Bola tiba – tiba kemps dengan sendirinya…”
Suara komentator terdengar lantang.
Aam yang sadar akan kejanggalan kempesnya bola tersebut, tiba – tiba melompat turun
dari tribun menuju tempat bola itu kemps. Benar saja, ia menemuka lubang bekas tembakan.
“Sudah ku duga… Bola ini bukan kemps karena ditendang, melainkan ada sesuatu yang
membenturnya dengan keras. Lubang ini… Aku yakin itu pasti ada di sekitar sini. Peluru
pistol yang ditembakkan dan mengenai tepat bola ini.” Kata Aam dalam hati.
“Aaaammmm…. Kamu ngapaiin ??” Tanya Riski sambil berteriak.
“Ha ha ha… Tidak apa – apa. Kalian tetap di sana saja…” Saran Aam.
“Tapi kenapa ? Kenapa kea rah kami ? Dilihat dari arah bola dan lubang bekas peluru
ini, pasti pelakunya menembakkan dari sana…” Pikir Aam sambil menoleh ke arah kira –
kira dari mana pelaku menembakkan pistol.
“Iya… Pasti di tribun tepat di sebelah tribun tempat kami berada sekarang. Tidak salah
lagi pasti di sana.” Aam makin penasaran.
…
Lalu tiba – tiba inspektur dari kepolisian mendekati Aam.
“Lhoo… kamu, Am. Kok ada di sini ? Kamu Aam yang kemarin menangkap
komplotan perampok itu bersama teman – temanmu kan ? Sedang apa kamu ?” Tanyanya.
“Oh… iya pak. Saya baru melihat bola yang kempes ini.” Jawabnya dengan santai.
“Oww… ini kan Cuma kempes biasa. Mungkin bolanya yang jelek atau membentur
tembok tadi.” Inspektur menjelaskan.
“Kalau membentur tembok kok ada lubang ini ya Pak ? Lalu kalau bolanya jelek,
masak pertandingan sekelas Timnas dan Persikaba memakai bola jelek ?” Kata Aam.
“Iya ya… Benar juga kamu Am. Jangan – jangan …?” Sahut Pak Inspektur.
“Iya pak. Saya piker juga begitu. Lubang ini sepertinya bukan lubang biasa, dan
sepertinya ini juga baru terbentuk. Kalau saya tidak salah mungkin benda itu ada di sekitar…
Ini dia. Peluru pistol…” Kata Aam sambil menunjukkan peluru yang ditemukannya.
3. The Kids Detective
By : Ben Susilo
3
“Apa…!!! Peluru ? Berarti ada yang mensabotase pertandingan ini ?” Kata Pak
Inspektur.
“Mungkin, atau bisa jadi…” Seru Aam.
…
“Panggilkan penyelenggara pertandingan ini kemari sekarang….!!!” Instruksi Pak
Inspektur kepada anak buahnya.
“Anu Pak… saya penyelenggara pertandingan ini…” Sahut Direktur Stasiun TVB
sekaligus penyelenggara pertandingan ini.
“Hmmm… Apa sebelum pertandingan ada yang aneh yang bapak alami ?” Tanya Aam
langsung.
“Hal yang Aneh …? Anu… Sesaat sebelum pertandingan mulai, ada sms ancaman yang
saya terima.” Jawab penyelenggara.
“Sms ancaman ?” Tanya Aam kaget.
“Lalu apa isinya …!!?” Tanya Inspektur.
“Ini, “Siapkan uang 250 juta sebelum injury time babak pertama. Letakkan uang itu
dalam tas dan taruh di pintu keluar nomor 18. Kalau tidak, akan ada korban.” Penyelenggara
sambil membacakan sms ancaman yang diterimanya.
“Lalu, apa uang itu sudah disiapkan ?” Tanya Pak Inspektur.
“Sudah pak, anak buah saya sekarang sedang dalam perjalanan kemari membawa
uangnya.” Jawab penyelenggara.
…
“Sial… waktu babak pertama tinggal 15 menit memasuki injury time. Pelakunya harus
segera ditemukan.” Pikir Aam cemas.
“Triiiiiiiit… triiiith…” ( Suara ponsel )
“Ah… ini dia pelakunya telfon.” Kata penyelenggara.
“Cepat angkat. Kalian berpencar dan cari penonton yang sekarang sedang
menggunakan telephone genggam…!!” Intruksi Pak Inspektur.
“Siappp…!!”
…
Aam pun juga pergi mencari pelaku. Ia berjalan mencari petunjuk yang ada.
4. The Kids Detective
By : Ben Susilo
4
“Eh… Am… Jangan bertindak sendiri lagi. Kita ini kan tim detektif. Harus bekerja
sama.” Kata Riski.
“Selalu saja… iya iya. Sekarang cari penonton yang sedang menggunakan telephone
genggam selagi penyelenggara pertandingan masih menerima telfon darinya.” Kata Aam.
…
“Sial… bagaimana aku mencari pelakunya dengan petunjuk yang sedikit.” Pikir Aam.
“Paman penyelenggara… apa kejadian tadi terekam oleh kamera televise ?” Tanya
Aam.
“Iya… Tentu saja.” Jawab Penyelenggara.
“Boleh saya melihat rekamannya paman ?” Tanya Aam.
“Untuk apa nak ? Eh… benar juga.” Penyelenggara itu tersadar bahawa setiap tribun
terekam oleh kamera televisi.
Kemudian mereka berlari menuju ruang rekaman, Inspektur, penyelenggara, bahkan
Aam juga ikut melihat rekaman mencari petunjuk pelaku.
“Sial… babak pertama sudah hampir berakhir. Bagaimana ini, kalau tidak segera
ditemukan semua orang dalam bahaya.” Pikir Aam.
“Jangan panik, kamu tidak akan menemukan apa – apa jika berfikir dengan panic
seperti ini.” Bisik Riski.
“Iya Am, kita pasti bisa menemukan mereka.” Sahut Indra.
…
“Eh… kamera itu. Aneh, hanya kamera itu yang selalu bergerak. Dan orang yang
tersorot itu. Selalu tak pernah lama tersorot kamera.” Pikir Aam.
“Terimakasih kawan – kawan. Sekarang aku sudah menemukan pelakunya.” Kata Aam
sambil berlari keluar.
“Apa Aam tadi bilang ? Dia sudah menemukan pelakunya ?” Kata Pak Inspektur.
“Iya… Aam tadi melihat rekaman orang itu, dan dia bilang dia sudah menemukan
pelakunya.” Kata Indra.
“Berarti pelakunya orang itu… Tribun itu dimana ?” Tanya Pak Inspektur kepada
Penyelenggara.
“Itu tribun B, lokasinya tepat di samping tribun dimana bola tadi tertembak.” Jawab
Penyelenggara.
“Ayo… kita ke sana…!!!” Seru Indra.
5. The Kids Detective
By : Ben Susilo
5
“Eh… Anak – anak…!! Berbahaya…!” Teriak Pak Inspektur sambil berlari mengejar
anak – anak.
Anak – anak tersebut seolah tak menghiraukan peringatan pak Inspektur, mereka tetap
saja berlari menuju tribun tempat pelaku.
“Untuk berjaga – jaga, sekarang uang itu bawa ke pintu keluar nomor 18.” Perintah
Inspektur.
“Siap…!!”
…
“Eh… lhoooh… Aam kemana ? Kok tidak ada di sini…?” Tanya Indra.
“Iya… kan dia bilang pelakunya di tribun ini…” Sahut Riski.
“Eh… itu pelakunya…!” Teriak Indra sambil berlari mendekat diikuti Riski dan Zaky.
“Paman kan… Paman yang menembak bola tadi dengan pistol ?” Tanya Indra dengan
marah.
“Apa kalian punya bukti ? Dasar anak – anak…” Sahut si Pelaku.
“Pasti pistol itu masih paman bawa kan ? Ayo mengaku…!!” Teriak Riski.
“Mana… ? Tidak ada…” Kata pelaku sambil mengeluarkan kedua tangan dari saku dan
melepaskan jaket tebal.
“Lhoo… pasti paman sudah membuangnya kan ?” Tanya Indra.
“Dasar anak – anak, jangan ikut campur…!!!” Teriak si Pelaku.
…
“Jangan bergerak…!!! Polisi sudah tahu kamu pelaku penembakan tadi.
Pelaku itu langsur lari melompat dari tribun, namun apa boleh buat, polisi berpakaian
preman sudah mengepungnya di mana – mana. Si Pelaku pun tertangkap berkat anak – anak.
“He he he… Rekanku akan membereskan misi ini…” Kata pelaku sambil tertawa.
“Apaa…!! Berarti masih ada pelaku lain ? Siaal…. Dimana dia ??” Tanya Pak
Inspektur.
“Ha ha ha… carilah dia sebelum berakhirnya pertandingan ini… ha ha ha…!!!” Kata
pelaku sambil tertawa keras.
“Kalian… Cari pelaku yang lain…!!” Perintah Inspektur.
…
6. The Kids Detective
By : Ben Susilo
6
Sementara di tempat lain Aam sedang mencari pelaku yang satu. Dengan petunjuk yang
sangat sedikit, dia berusaha memecahkan teka – teki ini sampai akhir.
…
“Kalau perkiraanku tidak salah, jika tribun yang disorot kamera adalah tribun B,
seharusnya hamera yang menyorot si pelaku adalah di sini. Tepat di pojok tribun.” Pikir Aam
sambil menoleh kea rah pojok tribun tempat ia berada.
“He he he… Akhirnya…” Senyum Aam.
Ia kemudian berjalan mendekati seorang cameramen yang sedang mengoperasikan
kamera di pojok tribun.
“Menyerahlah paman, teman paman sudah ditangkap polisi.” Kata Aam serius.
“Anak kecil dari mana kamu tahu aku berada di sini…?” Tanya pelaku yang masih
tersisa.
“He he he… mudah saja jika dari rekaman video yang paman ambil. Tidak menyorot
rekan paman yang berada di tribun B supaya tidak diketahui oleh polisi. Lalu, hanya dari
sudut pandang inilah rekan paman yang di tribun B bisa mengetahui keberadaan kami yang
ada jauh di tribun A meski rekan paman tidak menggunakan teropong. Ya… Dengan kamera
ini, dengan mudah menggunakan lensa pembesar mengetahu objek yang jauh menjadi lebih
jelas. Dengan kata lain, paman yang memberitahukan rekan paman.” Aam memberikan
hipotesanya terhadap trik yang digunakan si pelaku.
“He he he… Memberitahukan ? Dari mana ? Jangan berkhayal dengan imajinasi dan
hipotesamu detective cilik…” Ucap si Pelaku.
“Dengan ponsel yang terpasang headset itu. Pantas saja, polisi tidak menyadarinya pada
saat mengawasi penonton yang memakai telephone genggam pada saat penyelenggara
ditelfon oleh rekan paman. Dan kalau perkiraanku tepat, sekarang pistol yang dipakai rekan
paman sedang paman bawa bukan.” Aam menambahkan hipotesanya.
“Anak kecil terlalu banyak tahu… akan aku kirim kamu ke tempat bermain yang lebih
indah. Kamu akan bisa berimajinasi sepuasmu.” Kata Pelaku sambil mengeluarkan pistol
yang dibawanya.
…
“He he he…” Aam tersenyum sambil meletakkan kaleng minuman di depannya dan
siap ditendang kea rah si pelaku.
….
“Suiiiiiinggg…” Tiba – tiba suara bola melaju keras melewati tepat di samping Aam.
“Duuuggghhh….!!!” Suara bola itu tepat mengenai kepala si pelaku.
7. The Kids Detective
By : Ben Susilo
7
“Hwahahaha…. “ Teman – teman Aam yang tiba di dekat Aam tertawa lantang melihat
si pelaku langsung pingsan terkena smash bola yang keras.
“Haah… Sial… Padahal aku tidak melakukan apa – apa…” Kata Aam.
…
Akhirnya kedua pelaku yang merencanakan perampokan dengan menggunakan
penonton sepak bola sebagai sanderanya ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Pertandingan
antara Persikaba dan Timnas pun berakhir dengan imbang 2 – 2. Akhir yang menyenangkan
bagi kedua kubu kesebelasan dan para pendukungnya. Terutama bagi kelompok detektif cilik
ini yang selalu haus untuk memecahkan kasus.