SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
1
KEBIJAKAN PERENCANAAN RISET BIDANG KEMARITIMAN DAN SUMBER
DAYA ALAM KAITANNYA DENGAN RUU SISTEM NASIONAL PENELITIAN,
PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN
Jakarta, 5 September 2018
Direktorat Kelautan dan Perikanan
Me
DELAPAN MISI PERWUJUDAN VISI PEMBANGUNAN NASIONAL dalam RPJPN 2005 - 2025
1 2 3 4
berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan
falsafah Pancasila
yang berdaya-saing demokratis berlandaskan
hukum
aman dan bersatu
5 7
6 8
Mewujudkan Indonesia
asri dan lestari
Mewujudkan Indonesia Mewujudkan Indonesian
berperan penting dalam
pergaulan dunia
International
Mewujudkan pemerataan
pembangunan dan
berkeadlian
menjadi negara kepulauan
yang mandiri, maju, kuat,
dan berbasikan
kepentingan Nasional
Mewujudkan masyarakat Mewujudkan bangsa Mewujudkan masyarakat Mewujudkan Indonesia
2
PENDAHULUAN
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN RPJPN 2005-2025
RPJM 1
(2005-2009)
RPJM 2
(2010-2014)
RPJM 3
(2015-2019)
RPJM 4
(2020-2025)
Menata kembali dan
membangun Indonesia di
segala bidang yang
ditujukan untuk
menciptakan Indonesia
yang aman dan damai,
yang adil dan demokratis
dan yang tingkat
kesejahteraan rakyatnya
meningkat
Memantapkan penataan
kembali Indonesia di segala
bidang dengan menekankan
upaya peningkatan kualitas
SDM termasuk
pengmbangan kemampuan
ilmu dan teknologi serta
penguatan daya saing
perekonomian
Memantapkan pembangunan
secara menyeluruh di berbagai
bidang dengan menekankan
pencapaian daya saing
kompetitif perekonomian
berlandaskan keunggulan
sumber daya alam dan
sumber daya manusia
berkualitas serta
kemampuan IPTEK yang
terus meningkat
Mewujudkan masyarakat
Indonesiayan mandiri, maju, adil,
dan makmur melalui percepatan
pembangunan di berbagai bidang
dengan menekankan
terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan
kompetititf di berbagai wilayah
yang didukung oleh SDM
berkualitas dan berdaya saing
3
4
VISI INDONESIA 2045
Sumber : Bappenas, Visi Indonesia 2045
Tahap Pertama
(2016 -2024)
PENGUATAN STRUKTUR
EKONOMI
Tahap Kedua
(2025 – 2035)
PERCEPATAN PERTUMBUHAN
BERBASIS INOVASI
Tahap Ketiga
(2036 – 2045)
MODERNISASI EKONOMI
BERBASIS KUALITAS DAN
BERKELANJUTAN
• Proses perubahan struktur
ekonomi ke arah yang lebih
produktif.
• Percepatan investasi dan
pertumbuhan industri
manufaktur dengan ekspor
bernilai tambah tinggi.
• Modernisasi ekonomi
dengan mengedepankan
kualitas dan pertumbuhan
berkelanjutan.
• Proses rebalancing ekonomi
Dalam periode 2016 – 2045, ekonomi
Indonesia tumbuh rata-rata 5,7%/tahun.
Indonesia menjadi negara pendapatan
tinggi (keluar dari middle income trap)
tahun 2036 dan menjadi negara dengan
PDB terbesar ke-7 tahun 2045.
Pembangunan Manusia dan
Penguasaan IPTEK
• Percepatan Taraf Pendidikan Rakyat
Indonesia secara Merata
• Peningkatan Peran Kebudayaan
dalam Pembangunan
• Peningkatan Sumbangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dalam
Pembangunan
• Peningkatan Derajat Kesehatan dan
Kualitas Hidup Rakyat
• Reformasi Ketenagakerjaan
Pembangunan Ekonomi yang
Berkelanjutan
• Peningkatan Investasi dan Daya
Saing Ekonomi
• Percepatan Industri dan Pariwisata
• Pembangunan Ekonomi Maritim
• Pemantapan Ketahanan Pangan dan
Peningkatan Kesejahteraan Petani
• Peningkatan Ketahanan Energi dan
Air
• Komitmen terhadap Lingkungan
Hidup
Pemerataan Pembangunan
• Percepatan Pengentasan
Kemiskinan
• Pemerataan Kesempatan Usaha dan
Pendapatan
• Pemerataan Pembangunan Wilayah
• Pembangunan Infrastruktur yang
Merata dan Terintegrasi
Pemantapan Ketahanan Nasional
dan Tata Kelola Kepemerintahan
• Demokrasi Substantif
• Reformasi Kelembagaan dan
Birokrasi
• Penguatan Sistem Hukum Nasional
dan Antikorupsi
• Politik Luar Negeri Bebas Aktif
• Penguatan Pertahanan dan
Keamanan
Pilar Pembangunan
5
Meningkatkan peranan ekonomi maritim menjadi sekitar 12,5
persen PDB pada Tahun 2045 dengan fokus pada:
• Pembangunan konektivitas laut yang efisien dan efektif
• Industrialisasi perikanan berkelanjutan dan berdaya saing
• Pariwisata bahari yang inklusif
Menciptakan kualitas sumber daya manusia maritim
yang unggul, inovasi teknologi kemaritiman, dan budaya
maritim yang kuat sebagai basis peradaban bahari
Ekonomi
Maritim
Peradaban
Maritim
Kekuatan
Maritim
Mewujudkan kemampuan pertahanan keamanan maritim
yang kuat dan handal menghadapi tantangan regional
dan global.
VISI INDONESIA 2045
INDONESIA MENUJU POROS MARITIM DUNIA
Indonesia menuju poros maritim dunia dengan membangun ekonomi maritim yang pesat, kekuatan maritim
yang kokoh, dan peradaban maritim yang kuat. Sumbangan ekonomi maritim terhadap PDB meningkat dari
6,4% tahun 2015 menjadi 12,5% tahun 2045.
2015
6,4% dari
PDB
2030
9,0%
dari PDB
2045
12,5%
dari PDB
6
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (TPB/SGDs)
TUJUAN 14
Mengelola dan melindungi ekosistem laut dan pesisir secara berkelanjutan
Meminimalisasi dan mengatasi dampak pengasaman laut
Mengurangi semua jenis pencemaran laut
Mengatur pemanenan dan menghentikan penangkapan ikan yang berlebih, penangkap ikan ilegal dan praktek
penangkapan ikan yang merusak
14.1
14.3
14.4
Melestarikan setidaknya 10 persen dari wilayah pesisir dan laut
14.5
Melarang bentuk-bentuk subsidi perikanan tertentu yang berkontribusi terhadap kelebihan kapasitas dan penangkapan ikan
ilegal, yang tidak dilaporkan dan tidak diatur
14.6
14.2
a. Meningkatkan manfaat ekonomi bagi negara berkembang kepulauan kecil dan negara kurang berkembang dari pemanfaatan berkelanjutan
sumber daya laut
b. Menyediakan akses untuk nelayan skala kecil (small-scale artisanal fishers) terhadap sumber daya laut dan pasar
c. Menerapkan hukum internasional yang tercermin dalam the United Nations Convention on the Law of the Sea, yang menyediakan kerangka
hukum untuk pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan lautan dan sumber dayanya
14.7
CAPAIAN PEMBANGUNAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
• Infrastruktur Iptek masih belum memadai.
• Masih belum optimalnya sarana prasarana riset yang
telah yang sudah ada/dibangun
• Kapasitas dan jumlah SDM peneliti/perekayasa masih
perlu ditingkatkan
• Kelembagaan dan jaringan Iptek dinilai belum
memadai
• Belum memadainya anggaran litbang, terutama dari
swasta/industri
• Pengelolaan sumber-sumber inovasi masih belum
optimal.
• Proporsi kontribusi Iptek terhadap pertumbuhan
ekonomi masih rendah dibandingkan faktor produksi
lainnya (modal finasial dan modal manusia).
TANTANGAN KE DEPAN
KONDISI SAAT INI
Indonesia menduduki peringkat 36 pada World
Economic Forum 2017-2018 – Global Competitiveness
Index meningkat dari sebelumnya yang menduduki
peringkat 38 (2013-2014)
Jumlah pengajuan aplikasi paten Indonesia pada tahun
2016 mencapai 3.674, meningkat hampir dua kali lipat
dari tahun sebelumnya dan 440 berhasil mendapatkan
paten.
1
2
Meningkatnya jumlah fungsional peneliti, dari 9,156 orang
(2014) menjadi 10.099 orang (2017) serta sitasi publikasi
ilmiah dari 6.400 pada tahun 2014 menjadi 18.683 pada
tahun 2017 (Scimago Journal & Country Rank, 2017)
3
7
8
Sinergi Pemerintah, Industri dan Dunia Usaha, serta Perguruan Tinggi
dan Lembaga Iptek dalam Mewujudkan Ekosistem Inovasi
Peran Perwujudan Peran
Perguruan Tinggi
dan
Lembaga Iptek
Penghasil
Inovasi
1. Melakukan litbang dan inovasi
2. Menyelenggarakan pengembangan kapasitas
SDM Iptek
3. Mobilisasi SDM ahli dalam penguasaan dan
manajemen Iptek dan Inovasi
4. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya Iptek
untuk litbang dan inovasi
Pengguna
Hasil Inovasi
Optimalisasi pemanfaatan hasil litbang dan inovasi
untuk keperluan akademik dan penelitian
selanjutnya
Peran Perwujudan Peran
Pemerintah Regulator 1. Peraturan perundangan dan insentif
2. Program unggulan atau prioritas bidang inovasi
Fasilitator 1. Dukungan pendanaan dan insentif fiskal
2. Fasilitasi proses perolehan HKI, standar, sertifikasi
Penghasil Inovasi melalui lembaga litbang
Pengguna 1. Pemerintah (K/L/D/BUMN) sebagai wahana uji standar
dan sertifikasi prototipe hasil litbang dan inovasi;
2. Dukungan pemanfaatan hasil inovasi di internal
Pemerintah
Peran Perwujudan Peran
Industri dan
Dunia Usaha
Pendorong 1. Inisiatif litbang dan inovasi secara mandiri
2. Menyampaikan kebutuhan Iptek inovasi
produk agar lebih kompetitif
Pengguna
Hasil Inovasi
1. Industri sebagai wahana uji standar dan
sertifikasi prototipe hasil litbang dan inovasi
2. Scaling up prototipe menjadi produksi
massal
3. Pemanfaatan hasil litbang dan inovasi dalam
negeri
Sumber : Paparan Men PPN, dalam seminar Pembangunan Iptek
9
RUU Sistem Nasional IPTEK (SISNAS IPTEK)
RUU SISNAS IPTEK harus dimaknai dalam konteks ikhtiar memajukan bangsa yang tercermin pada
penguasaan Iptek untuk memacu pembangunan ekonomi berbasis inovasi, sehingga mampu
melahirkan bangsa yang unggul, mandiri, dan berdaya saing.
Untuk itu:
1. Penciptaan inovasi harus mendapat porsi utama dalam batang tubuh RUU SISNAS IPTEK;
2. RUU SISNAS IPTEK harus dapat mendorong pendanaan Iptek dan inovasi yang bersumber dari
Non-APBN.
RUU SISNAS IPTEK harus menciptakan ekosistem yang kondusif bagi terbentuknya Sistem Inovasi
yang melibatkan Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Lembaga Iptek, Industri dan Dunia Usaha
serta Masyarakat, yang terdiri dari tujuh (7) komponen inovasi
Yaitu:
1. Kebijakan yang holistik
2. Pendorong inovasi
3. Pengembangan prioritas unggulan
4. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
5. Infrastruktur inovasi
6. Sinergi dan kolaborasi
7. Evaluasi dan pengembangan yang berkelanjutan.
Sumber : Paparan Men PPN, dalam seminar Pembangunan Iptek
10
TERIMA KASIH
Email: kelautan@support.bappenas.go.id
Telp/Fax: 021-3107960

More Related Content

Similar to BAPPENAS_RISET_5 SEPT 2018.pptx

264039955-PEMBANGUNAN-LESTARI.docx
264039955-PEMBANGUNAN-LESTARI.docx264039955-PEMBANGUNAN-LESTARI.docx
264039955-PEMBANGUNAN-LESTARI.docxNOORHIDAYAHBINTIMOHA
 
Progres Hilirisasi Nikel
Progres Hilirisasi NikelProgres Hilirisasi Nikel
Progres Hilirisasi NikelFeriKurniawan44
 
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Dadang Solihin
 
YFW_SeminarNasional_UTU_160523.pptx
YFW_SeminarNasional_UTU_160523.pptxYFW_SeminarNasional_UTU_160523.pptx
YFW_SeminarNasional_UTU_160523.pptxNajamudin14
 
Dasar sosial dan budaya
Dasar sosial dan budaya Dasar sosial dan budaya
Dasar sosial dan budaya qashah09
 
download Peta-iptek-jadabar_Unpad-mei-20151.pptx
download Peta-iptek-jadabar_Unpad-mei-20151.pptxdownload Peta-iptek-jadabar_Unpad-mei-20151.pptx
download Peta-iptek-jadabar_Unpad-mei-20151.pptxaurahamzahnajwa
 
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi NasionalPemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi NasionalDadang Solihin
 
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP  dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Arah Kebijakan RKP  dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Dadang Solihin
 
Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Revolusi Mental
Kebijakan Pemerintah  dan Tantangan Revolusi MentalKebijakan Pemerintah  dan Tantangan Revolusi Mental
Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Revolusi MentalDadang Solihin
 
YFW_SeminarNasional_UTU_160523.pdf
YFW_SeminarNasional_UTU_160523.pdfYFW_SeminarNasional_UTU_160523.pdf
YFW_SeminarNasional_UTU_160523.pdfNajamudin14
 
Keterkaitan RPJMN, Renstra K/L dan RKP
Keterkaitan RPJMN, Renstra K/L dan RKPKeterkaitan RPJMN, Renstra K/L dan RKP
Keterkaitan RPJMN, Renstra K/L dan RKPDadang Solihin
 
Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirWarnet Raha
 
press_release.pdf
press_release.pdfpress_release.pdf
press_release.pdfDeny Hosea
 
RPJMN 2015-2019 Bidang Pendidikan
RPJMN 2015-2019 Bidang PendidikanRPJMN 2015-2019 Bidang Pendidikan
RPJMN 2015-2019 Bidang PendidikanDadang Solihin
 

Similar to BAPPENAS_RISET_5 SEPT 2018.pptx (20)

264039955-PEMBANGUNAN-LESTARI.docx
264039955-PEMBANGUNAN-LESTARI.docx264039955-PEMBANGUNAN-LESTARI.docx
264039955-PEMBANGUNAN-LESTARI.docx
 
Progres Hilirisasi Nikel
Progres Hilirisasi NikelProgres Hilirisasi Nikel
Progres Hilirisasi Nikel
 
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
 
YFW_SeminarNasional_UTU_160523.pptx
YFW_SeminarNasional_UTU_160523.pptxYFW_SeminarNasional_UTU_160523.pptx
YFW_SeminarNasional_UTU_160523.pptx
 
Dasar sosial dan budaya
Dasar sosial dan budaya Dasar sosial dan budaya
Dasar sosial dan budaya
 
download Peta-iptek-jadabar_Unpad-mei-20151.pptx
download Peta-iptek-jadabar_Unpad-mei-20151.pptxdownload Peta-iptek-jadabar_Unpad-mei-20151.pptx
download Peta-iptek-jadabar_Unpad-mei-20151.pptx
 
RPJMN 2015-2019
RPJMN 2015-2019RPJMN 2015-2019
RPJMN 2015-2019
 
RPJMN 2015-2019
RPJMN 2015-2019RPJMN 2015-2019
RPJMN 2015-2019
 
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi NasionalPemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
 
bab 3 kelas 8.pptx
bab 3 kelas 8.pptxbab 3 kelas 8.pptx
bab 3 kelas 8.pptx
 
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP  dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Arah Kebijakan RKP  dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
 
RPJMN 2015-2019
RPJMN 2015-2019RPJMN 2015-2019
RPJMN 2015-2019
 
Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Revolusi Mental
Kebijakan Pemerintah  dan Tantangan Revolusi MentalKebijakan Pemerintah  dan Tantangan Revolusi Mental
Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Revolusi Mental
 
YFW_SeminarNasional_UTU_160523.pdf
YFW_SeminarNasional_UTU_160523.pdfYFW_SeminarNasional_UTU_160523.pdf
YFW_SeminarNasional_UTU_160523.pdf
 
Keterkaitan RPJMN, Renstra K/L dan RKP
Keterkaitan RPJMN, Renstra K/L dan RKPKeterkaitan RPJMN, Renstra K/L dan RKP
Keterkaitan RPJMN, Renstra K/L dan RKP
 
Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 
Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 
Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 
press_release.pdf
press_release.pdfpress_release.pdf
press_release.pdf
 
RPJMN 2015-2019 Bidang Pendidikan
RPJMN 2015-2019 Bidang PendidikanRPJMN 2015-2019 Bidang Pendidikan
RPJMN 2015-2019 Bidang Pendidikan
 

Recently uploaded

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 

Recently uploaded (20)

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 

BAPPENAS_RISET_5 SEPT 2018.pptx

  • 1. 1 KEBIJAKAN PERENCANAAN RISET BIDANG KEMARITIMAN DAN SUMBER DAYA ALAM KAITANNYA DENGAN RUU SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN Jakarta, 5 September 2018 Direktorat Kelautan dan Perikanan
  • 2. Me DELAPAN MISI PERWUJUDAN VISI PEMBANGUNAN NASIONAL dalam RPJPN 2005 - 2025 1 2 3 4 berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila yang berdaya-saing demokratis berlandaskan hukum aman dan bersatu 5 7 6 8 Mewujudkan Indonesia asri dan lestari Mewujudkan Indonesia Mewujudkan Indonesian berperan penting dalam pergaulan dunia International Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadlian menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasikan kepentingan Nasional Mewujudkan masyarakat Mewujudkan bangsa Mewujudkan masyarakat Mewujudkan Indonesia 2 PENDAHULUAN
  • 3. Visi Pembangunan 2005-2025 INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR PENTAHAPAN PEMBANGUNAN RPJPN 2005-2025 RPJM 1 (2005-2009) RPJM 2 (2010-2014) RPJM 3 (2015-2019) RPJM 4 (2020-2025) Menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas SDM termasuk pengmbangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat Mewujudkan masyarakat Indonesiayan mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetititf di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing 3
  • 4. 4 VISI INDONESIA 2045 Sumber : Bappenas, Visi Indonesia 2045 Tahap Pertama (2016 -2024) PENGUATAN STRUKTUR EKONOMI Tahap Kedua (2025 – 2035) PERCEPATAN PERTUMBUHAN BERBASIS INOVASI Tahap Ketiga (2036 – 2045) MODERNISASI EKONOMI BERBASIS KUALITAS DAN BERKELANJUTAN • Proses perubahan struktur ekonomi ke arah yang lebih produktif. • Percepatan investasi dan pertumbuhan industri manufaktur dengan ekspor bernilai tambah tinggi. • Modernisasi ekonomi dengan mengedepankan kualitas dan pertumbuhan berkelanjutan. • Proses rebalancing ekonomi Dalam periode 2016 – 2045, ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata 5,7%/tahun. Indonesia menjadi negara pendapatan tinggi (keluar dari middle income trap) tahun 2036 dan menjadi negara dengan PDB terbesar ke-7 tahun 2045. Pembangunan Manusia dan Penguasaan IPTEK • Percepatan Taraf Pendidikan Rakyat Indonesia secara Merata • Peningkatan Peran Kebudayaan dalam Pembangunan • Peningkatan Sumbangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pembangunan • Peningkatan Derajat Kesehatan dan Kualitas Hidup Rakyat • Reformasi Ketenagakerjaan Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan • Peningkatan Investasi dan Daya Saing Ekonomi • Percepatan Industri dan Pariwisata • Pembangunan Ekonomi Maritim • Pemantapan Ketahanan Pangan dan Peningkatan Kesejahteraan Petani • Peningkatan Ketahanan Energi dan Air • Komitmen terhadap Lingkungan Hidup Pemerataan Pembangunan • Percepatan Pengentasan Kemiskinan • Pemerataan Kesempatan Usaha dan Pendapatan • Pemerataan Pembangunan Wilayah • Pembangunan Infrastruktur yang Merata dan Terintegrasi Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan • Demokrasi Substantif • Reformasi Kelembagaan dan Birokrasi • Penguatan Sistem Hukum Nasional dan Antikorupsi • Politik Luar Negeri Bebas Aktif • Penguatan Pertahanan dan Keamanan Pilar Pembangunan
  • 5. 5 Meningkatkan peranan ekonomi maritim menjadi sekitar 12,5 persen PDB pada Tahun 2045 dengan fokus pada: • Pembangunan konektivitas laut yang efisien dan efektif • Industrialisasi perikanan berkelanjutan dan berdaya saing • Pariwisata bahari yang inklusif Menciptakan kualitas sumber daya manusia maritim yang unggul, inovasi teknologi kemaritiman, dan budaya maritim yang kuat sebagai basis peradaban bahari Ekonomi Maritim Peradaban Maritim Kekuatan Maritim Mewujudkan kemampuan pertahanan keamanan maritim yang kuat dan handal menghadapi tantangan regional dan global. VISI INDONESIA 2045 INDONESIA MENUJU POROS MARITIM DUNIA Indonesia menuju poros maritim dunia dengan membangun ekonomi maritim yang pesat, kekuatan maritim yang kokoh, dan peradaban maritim yang kuat. Sumbangan ekonomi maritim terhadap PDB meningkat dari 6,4% tahun 2015 menjadi 12,5% tahun 2045. 2015 6,4% dari PDB 2030 9,0% dari PDB 2045 12,5% dari PDB
  • 6. 6 SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (TPB/SGDs) TUJUAN 14 Mengelola dan melindungi ekosistem laut dan pesisir secara berkelanjutan Meminimalisasi dan mengatasi dampak pengasaman laut Mengurangi semua jenis pencemaran laut Mengatur pemanenan dan menghentikan penangkapan ikan yang berlebih, penangkap ikan ilegal dan praktek penangkapan ikan yang merusak 14.1 14.3 14.4 Melestarikan setidaknya 10 persen dari wilayah pesisir dan laut 14.5 Melarang bentuk-bentuk subsidi perikanan tertentu yang berkontribusi terhadap kelebihan kapasitas dan penangkapan ikan ilegal, yang tidak dilaporkan dan tidak diatur 14.6 14.2 a. Meningkatkan manfaat ekonomi bagi negara berkembang kepulauan kecil dan negara kurang berkembang dari pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut b. Menyediakan akses untuk nelayan skala kecil (small-scale artisanal fishers) terhadap sumber daya laut dan pasar c. Menerapkan hukum internasional yang tercermin dalam the United Nations Convention on the Law of the Sea, yang menyediakan kerangka hukum untuk pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan lautan dan sumber dayanya 14.7
  • 7. CAPAIAN PEMBANGUNAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI • Infrastruktur Iptek masih belum memadai. • Masih belum optimalnya sarana prasarana riset yang telah yang sudah ada/dibangun • Kapasitas dan jumlah SDM peneliti/perekayasa masih perlu ditingkatkan • Kelembagaan dan jaringan Iptek dinilai belum memadai • Belum memadainya anggaran litbang, terutama dari swasta/industri • Pengelolaan sumber-sumber inovasi masih belum optimal. • Proporsi kontribusi Iptek terhadap pertumbuhan ekonomi masih rendah dibandingkan faktor produksi lainnya (modal finasial dan modal manusia). TANTANGAN KE DEPAN KONDISI SAAT INI Indonesia menduduki peringkat 36 pada World Economic Forum 2017-2018 – Global Competitiveness Index meningkat dari sebelumnya yang menduduki peringkat 38 (2013-2014) Jumlah pengajuan aplikasi paten Indonesia pada tahun 2016 mencapai 3.674, meningkat hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya dan 440 berhasil mendapatkan paten. 1 2 Meningkatnya jumlah fungsional peneliti, dari 9,156 orang (2014) menjadi 10.099 orang (2017) serta sitasi publikasi ilmiah dari 6.400 pada tahun 2014 menjadi 18.683 pada tahun 2017 (Scimago Journal & Country Rank, 2017) 3 7
  • 8. 8 Sinergi Pemerintah, Industri dan Dunia Usaha, serta Perguruan Tinggi dan Lembaga Iptek dalam Mewujudkan Ekosistem Inovasi Peran Perwujudan Peran Perguruan Tinggi dan Lembaga Iptek Penghasil Inovasi 1. Melakukan litbang dan inovasi 2. Menyelenggarakan pengembangan kapasitas SDM Iptek 3. Mobilisasi SDM ahli dalam penguasaan dan manajemen Iptek dan Inovasi 4. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya Iptek untuk litbang dan inovasi Pengguna Hasil Inovasi Optimalisasi pemanfaatan hasil litbang dan inovasi untuk keperluan akademik dan penelitian selanjutnya Peran Perwujudan Peran Pemerintah Regulator 1. Peraturan perundangan dan insentif 2. Program unggulan atau prioritas bidang inovasi Fasilitator 1. Dukungan pendanaan dan insentif fiskal 2. Fasilitasi proses perolehan HKI, standar, sertifikasi Penghasil Inovasi melalui lembaga litbang Pengguna 1. Pemerintah (K/L/D/BUMN) sebagai wahana uji standar dan sertifikasi prototipe hasil litbang dan inovasi; 2. Dukungan pemanfaatan hasil inovasi di internal Pemerintah Peran Perwujudan Peran Industri dan Dunia Usaha Pendorong 1. Inisiatif litbang dan inovasi secara mandiri 2. Menyampaikan kebutuhan Iptek inovasi produk agar lebih kompetitif Pengguna Hasil Inovasi 1. Industri sebagai wahana uji standar dan sertifikasi prototipe hasil litbang dan inovasi 2. Scaling up prototipe menjadi produksi massal 3. Pemanfaatan hasil litbang dan inovasi dalam negeri Sumber : Paparan Men PPN, dalam seminar Pembangunan Iptek
  • 9. 9 RUU Sistem Nasional IPTEK (SISNAS IPTEK) RUU SISNAS IPTEK harus dimaknai dalam konteks ikhtiar memajukan bangsa yang tercermin pada penguasaan Iptek untuk memacu pembangunan ekonomi berbasis inovasi, sehingga mampu melahirkan bangsa yang unggul, mandiri, dan berdaya saing. Untuk itu: 1. Penciptaan inovasi harus mendapat porsi utama dalam batang tubuh RUU SISNAS IPTEK; 2. RUU SISNAS IPTEK harus dapat mendorong pendanaan Iptek dan inovasi yang bersumber dari Non-APBN. RUU SISNAS IPTEK harus menciptakan ekosistem yang kondusif bagi terbentuknya Sistem Inovasi yang melibatkan Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Lembaga Iptek, Industri dan Dunia Usaha serta Masyarakat, yang terdiri dari tujuh (7) komponen inovasi Yaitu: 1. Kebijakan yang holistik 2. Pendorong inovasi 3. Pengembangan prioritas unggulan 4. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) 5. Infrastruktur inovasi 6. Sinergi dan kolaborasi 7. Evaluasi dan pengembangan yang berkelanjutan. Sumber : Paparan Men PPN, dalam seminar Pembangunan Iptek