3. Standar Kompetensi :
4. Mengungkapkan Informasi Dalam Bentuk Laporan
, Surat Dinas, Dan Petunjuk.
Kompetensi Dasar :
4.1. Menulis Laporan Dengan Bahasa Yang Baik Dan
Benar.
4. Indikator Pencapaian Kompetensi :
Mampu menyusun kerangka laporan berdasarkan
urutan ruang, waktu, atau topik.
Mampu mengembangkan kerang-ka laporan dengan
bahasa yang komunikatif
Mampu menulis laporan dengan bahasa yang baik
dan benar
5. 2. Menulis Kerangka Laporan
Setelah observasi, susunlah laporannya. Kamu harus mengikuti kaidah yang
berlaku dengan sistematika yang baik dan mudah dipahami. Untuk itu, kamu
harus membuat kerangka laporan terlebih dahulu.
Materi pembelajaran
Tahapan penulisan laporan :
1. Melakukan Kegiatan Observasi.
Hal-hal yang harus dilakukan ketika observasi adalah :
Mencatat data yang diperlukan dan menyesuaikannya dengan tujuan/fungsi
laporan.
Melakukan survei tempat dan melanjutkan observasi.
Menemui narasumber untuk wawancara sebagai bukti penguat dan
referensi, dan
Mencatat hasil observasi.
6. Perhatikan contoh kerangka laporan berikut ini!
LAPORAN HASIL OBSERVASI
Upaya menjadikan kendaraan bersahabat dengan alam
I. Pendahuluan
II. Hasil Observasi
A. Mulai tumbuh kesadaran untuk menjaga lingkungan dan menekan
pencemaran udara
B. Faktor-faktor pencemaran udara
C. Pengaruh pencemaran udara
D. Usaha menekan pencemaran udara
III. Kesimpulan dan Saran
3. Mengembangkan Kerangka Laporan dalam Beberapa Paragraf dengan
Menggunakan Bahasa Baku.
Tulislah paragraf isi laporan berdasarkan kerangka tersebut. Untuk menulis
laporan, bahasa yang digunakan adalah bahasa baku karena laporan
merupakan karya ilmiah.
8. Instrumen Penilaian :
Susunlah kerangka laporan berdasarkan urutan
ruang, waktu, atau topik.
Kembangkanlah kerangka laporan dengan bahasa
yang komunikatif
Tulislah laporan dengan bahasa yang baik dan benar
11. Standar Kompetensi :
4. Mengungkapkan Informasi Dalam Bentuk Laporan ,
Surat Dinas, Dan Petunjuk.
Kompetensi Dasar :
4.2. Menulis Surat Dinas Berkenaan Dengan Kagiatan
Sekolah Dengan Sistematika Yang Tepat Dan Bahasa
Baku.
12. Indikator Pencapaian Kompetensi
Mampu menentukan sistematika surat dinas
Mampu menulis surat dinas dengan bahasa baku
Mampu menulis surat dinas berkenaan dengan
kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan
bahasa baku.
13. Materi Pembelajaran:
Sistematika surat dinas terbagi menjadi beberapa
bagian, antara lain terdapat kepala surat atau kop
surat, yang berisi nama lembaga pembuat surat
lengkap dengan alamatnya, nomor surat, tanggal
surat, dan alamat tujuan.
14. Sistematika Surat Dinas :
Kepala surat
Nomor : Tanggal
Lampiran :
Hal :
Alamat
Isi
.....................................................................................
..............................
.....................................................................................
...............................
.....................................................................................
..............................
.....................................................................................
...............................
Pengirim
15. Contoh surat dinas:
Organisasi Siswa Intra Sekolah
O S I S
SMP PELITA AKADEMIA
Jl. Pelita Harapan No. 21, Jakarta
No. : 08/OSIS PA/VIII/2005 6 September 2007
Lampiran : Satu Bundel Proposal
Hal : Permohonan dana kegiatan
Yth. Kepala Sekolah
SMP Pelita Akademia
Jakarta.
Dengan hormat,
Pengurus OSIS SMP Pelita Akademia Jakarta merencanakan akan mengadakan kegiatan Kemah Bersama bekerja sama dengan OSIS
SMP Bintang Laut Surakarta. Kegiatan tersebut akan kami laksanakan pada :
hari/tanggal : Jumat-Minggu, 2-4 November 2007
waktu : Pukul 13.00 WIB – selesai
tempat : Kalisoro, Tawangmangu.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami panitia kegiatan, mengajukan permohonan dana kegiatan kepada Bapak Kepala Sekolah. Adapun
estimasi dana dan susunan kepanitiaan, kami lampirkan dalam proposal.
Demikian surat permohonan ini kami buat dan sampaikan. Atas perhatian dan bantuan dana kegiatan yang Bapak berikan, kami
mengucapkan terima kasih.
Horm at kami,
Panitia Kemah Bersama
Edwina Sari Loka Diah Winantasih
Ketua Sekretaris
16. Metode Pembelajaran :
Pemodelan Demonstrasi
Diskusi
Inkuiri
Sumber Belajar :
Contoh surat-surat
Buku teks
Contoh format surat dinas
Buku pedoman EYD
17. Instrumen Penilaian :
Tentukanlah sistematika surat dinas
Tulislah surat dinas dengan bahasa baku
Tulislah surat dinas berkenaan dengan kegiatan
sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa
baku.
20. Standar Kompetensi
4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan
, surat dinas, dan petunjuk
Kompetensi Dasar
4.3 Menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan
urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang
efektif
21. Indikator Pencapaian Kompetensi :
Mampu menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan
urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang
efektif.
Mampu mendata urutan melakukan sesuatu.
Mampu menyimpulkan ciri-ciri bahasa petuntuk
22. Materi Pembelajaran
Penulisan petunjuk bertujuan agar konsumen tidak mengalami kesulitan atau keliru
dalam menggunakan sebuah produk. Oleh karena itu, petunjuk penggunaan atau
petunjuk yang lain harus ditulis dengan bahasa yang efektif dan jelas.
Perhatikan contoh petunjuk berikut!
Petunjuk menggunakan pasta gigi.
Penggunaan untuk dewasa. Untuk hasil terbaik, gunakan pasta sepanjang bulu
sikat.
Penggunaan untuk anak-anak di bawah 6 tahun. Gunakan pasta sebesar biji jagung.
Sebaiknya, pasta gigi dengan pengawasan orang dewasa.
Sikatlah gigi minimal dua kali seharí!
Penggunaan pasta gigi membantu mencegah masalah gigi dan mulut:
1. Perlindungan terhadap gigi berlubang,
2. Melawan kuman ketika menyikat gigi,
3. Gigi tetap sehat,
4. Mengurangi pembentukan plak,
5. Membantu memperkuat email gigi,
6. Gusi tetap sehat,
7. Mencegah kerusakan gigi, dan
8. Napas tetap segar.
23. Metode Pembelajaran :
Pemodelan/ Demonstrasi
Diskusi
Inkuiri
Sumber Belajar :
Contoh surat-surat
Buku teks
Contoh format surat dinas
Buku pedoman EYD
24. Instrumen Penilaian
Tulislah petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan
yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif.
Datalah urutan melakukan sesuatu.
Simpulkanlah ciri-ciri bahasa petuntuk
27. Standar Kompetensi :
8. Memahami teks drama dan novel remaja .
Kompetensi Dasar :
8.1 Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan
memperhatikan keaslian ide.
28. Indikator Pencapaian Kompetensi :
Mampu mendata cerita untuk diangkat sebagai dasar
penulisan naskah drama
Mampu menyusun kerangka cerita drama
berdasarkan cerita yang sudah dipilih.
Mampu menulis naskah drama satu ba-bak
berdasarkan kerangka naskah drama
29. Materi Pembelajaran
Drama berasal dari kata draomaoi yang artinya bergerak atau berbuat. Drama adalah perbuatan manusia
yang dipentaskan di atas panggung. Semua pentas drama berasal dari naskah drama, baik tertulis maupun
tidak tertulis. Zaman dahulu, bermain drama tidak memerlukan naskah tertulis. Mereka menghafalkan
dialog, jalan cerita, dan karakter tokohnya, misalnya ketoprak, ludruk, dan lenong.
Siapa yang menulis naskah drama? Apa isi naskah drama? Bagaimana kaidah penulisannya? Pernahkah
kalian menulis naskah drama? Perhatikan hal-hal yang berkaitan dengan penulisan drama berikut!
1. Sumber penulisan
a. Ide atau imajinasi,
b. Cerita-cerita legenda, cerpen, novel dan sebagainya, dan
c. Kejadian-kejadian/keadaan sosial masyarakat.
2. Bentuk naskah drama. Naskah drama berbentuk dialog-dialog tokoh (disertai petunjuk/teknis permainan).
3. Kaidah penulisan drama
4. Langkah-langkah penulisan drama adalah
a. menentukan tema/topik,
b. menentukan isi cerita,
c. menentukan alur,
d. membuat kerangka,
e. mengembangkan kerangka, dan
f. melakukan evaluasi dan pembenahan.
30. Perhatikan contoh berikut!
Aman dan Amat : Selamat pagi!
(Lalu kedua nona itu duduk di tempat duduknya masing-masing. Sebentar kemudian bangkit
lagi, lalu berkata kepada Aman)
Ningsih : Saudara Aman, kalau Pak Tembak datang nanti, dan kami belum kembali, bilang
saja kami pergi ke Pasar Baru sebentar.
Aman : (kaget) Lo! Saya tidak mau tanggung, Saudara. Dia sudah acap kali marah-marah
karena pegawainya tidak pernah ada di tempatnya masing-masing.
(dikutip dari naskah drama “Tuan Amin” karya Amal Hamzah)
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan kaidah penulisan drama.
a. Kalimat dialog tidak menggunakan tanda petik (“…..”)
b. Nama tokoh ditulis sejajar dengan dialog
Aman dan Amat : Selamat pagi ….
Ningsih : Saudara Aman ….
Aman : (kaget) Lo! ….
c. Petunjuk teknis (keterangan) ditulis dengan huruf yang berbeda
atau dengan huruf kapital. Petunjuk teknis ini boleh diletakkan
pada awal, tengah, atau akhir dialog.
31. Metode Pembelajaran
a. Demonstrasi
b. b. Inkuiri
c. Diskusi
d. Tugas
Sumber Belajar
a. VCD dan teks drama satu babak
b. Kaidah-kaidah drama
c. Buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
32. Instrumen Penilaian
Datalah cerita untuk diangkat sebagai dasar penulisan
naskah drama.
Susunlah kerangka cerita drama berdasarkan cerita
yang sudah dipilih.
Tulislah naskah drama satu babak berdasarkan
kerangka naskah drama.
35. Standar Kompetensi :
8. Memahami teks drama dan novel remaja
Kompetensi Dasar :
8.2 Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan
memperhatikan kaidah penulisan naskah drama
36. Indikator Pencapaian Kompetensi :
Mampu menyusun kerangka cerita drama.
Mampu menulis naskah drama satu babak
berdasarkan kerangka cerita drama dengan
memperhatikan kaidah penulisan naskah drama.
37. Materi Pembelajaran
Drama berasal dari kata draomaoi yang artinya bergerak atau berbuat. Drama adalah perbuatan manusia
yang dipentaskan di atas panggung. Semua pentas drama berasal dari naskah drama, baik tertulis maupun
tidak tertulis. Zaman dahulu, bermain drama tidak memerlukan naskah tertulis. Mereka menghafalkan
dialog, jalan cerita, dan karakter tokohnya, misalnya ketoprak, ludruk, dan lenong.
Siapa yang menulis naskah drama? Apa isi naskah drama? Bagaimana kaidah penulisannya? Pernahkah
kalian menulis naskah drama? Perhatikan hal-hal yang berkaitan dengan penulisan drama berikut!
1. Sumber penulisan
a. Ide atau imajinasi,
b. Cerita-cerita legenda, cerpen, novel dan sebagainya, dan
c. Kejadian-kejadian/keadaan sosial masyarakat.
2. Bentuk naskah drama. Naskah drama berbentuk dialog-dialog tokoh (disertai petunjuk/teknis permainan).
3. Kaidah penulisan drama
4. Langkah-langkah penulisan drama adalah
a. menentukan tema/topik,
b. menentukan isi cerita,
c. menentukan alur,
d. membuat kerangka,
e. mengembangkan kerangka, dan
f. melakukan evaluasi dan pembenahan.
38. Perhatikan contoh berikut!
Aman dan Amat : Selamat pagi!
(Lalu kedua nona itu duduk di tempat duduknya masing-masing. Sebentar kemudian bangkit
lagi, lalu berkata kepada Aman)
Ningsih : Saudara Aman, kalau Pak Tembak datang nanti, dan kami belum kembali, bilang
saja kami pergi ke Pasar Baru sebentar.
Aman : (kaget) Lo! Saya tidak mau tanggung, Saudara. Dia sudah acap kali marah-marah
karena pegawainya tidak pernah ada di tempatnya masing-masing.
(dikutip dari naskah drama “Tuan Amin” karya Amal Hamzah)
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan kaidah penulisan drama.
a. Kalimat dialog tidak menggunakan tanda petik (“…..”)
b. Nama tokoh ditulis sejajar dengan dialog
Aman dan Amat : Selamat pagi ….
Ningsih : Saudara Aman ….
Aman : (kaget) Lo! ….
c. Petunjuk teknis (keterangan) ditulis dengan huruf yang berbeda
atau dengan huruf kapital. Petunjuk teknis ini boleh diletakkan
pada awal, tengah, atau akhir dialog.
39. Metode Pembelajaran :
a. Tugas
b. Inkuiri
c. Diskusi
Sumber Belajar
a. VCD dan teks drama satu babak
b. Kaidah-kaidah drama
c. Buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
40. Instrumen Penilaian
Susunlah kerangka cerita drama.
Tulislah naskah drama satu babak berdasarkan
kerangka cerita drama dengan memperhatikan kaidah
penulisan naskah drama.