Dokumen tersebut merupakan kumpulan pantun Melayu tradisional yang menggambarkan berbagai aspek kehidupan masyarakat Melayu melalui bahasa yang indah dan puitis. Pantun-pantun tersebut menyinggung topik seperti alam, hubungan sosial, kebiasaan sehari-hari, dan nilai-nilai masyarakat.
1. Beli sekayu kain kasa Cukup diukur dengan lerengnya Bangsa Melayu menjaga bahasa Lengkap dengan sopan adapnya Beli sekayu kain kasa Cukup diukur dengan lerengnya Bangsa Melayu menjaga bahasa Bahasa cabul patang larangnyaIkan perkasam siikan gelama Duduk tersimpan di dalam baki Yang Islam dibunuh kerana agama Melayu berbunuh kerana dengki? Fitnah itu tiada ampunnya Kerana dosa sesama manusia Mulut celupar amat cabulnya Jangan disebut yang sia-sia Sekular mengutuk tidak bermoral Di sisi ugama hina dina Mulut celupar bagai tak sara Bergaul bebas jantan betina Roti kaya airnya bandung Jadi hidangan datuk panglima Biar pun kaya 7 gedung Tidak sembahyang tiada berguna Padi sedang tumbuh subur Senduduk menumpang bayang Menangis badan dipinggir kubur Teringat hidup tidak sembahyang Logam emas dibuat dinar logam besi dibuat dawai Kalau tak berani berkata benar Tak usah hendak jadi pegawai Di tepi kali saya menyinggah Menghilang penat menahan jerat Orang tua jangan disanggah Agar selamat dunia akhirat Kalau memakai baju lusuh Habis diguna emas dipinggang Sahabat akan jadi musuh Sanak saudara jadi renggang<br />Indah sekali si kain kasahBawa ke Kuala Pulau BaliEsok hari kita berpisahBila pula nak jumpa kembali?Sungguh indah cantiknya rupaGadis ayu leka menampiApa digundah saat berjumpaKita bertemu di dalam mimpiGadis ayu leka menampiPadi ria di pinggir kotaKalau bertemu di dalam mimpiBila terjaga tentu deritaAnak dara di dalam kotaMemakai kebaya menjemur ikanBila terjaga akan deritaBolehkah saya tolong hiburkan?Anak muda membawa oborAnak dara membawa antanBagaimana pula adik nak hiburSeorang utara seorang selatanBaju kebaya dihias peradaPakaian Palembang si gadis suntiSaya cuma bergurau sendaKenapa abang merasa hati?Nampaknya kembang si bunga melatiHendak dibawa ke SingapuraMemanglah abang merasa hatiAbang tak sangka adik berpuraMembawa seroja ke InderapuraMenempuh gelombang ke SurabayaMemang sengaja hamba berpuraKerana abang kusangka buayaTeratai berbunga di tengah payaHiasan bergaya di Gunung DaikJangan menghina kepada buayaCap buaya mutunya baikKetika air sedangnya naikJangan dirungkai si rakit balakMasakan buaya mutunya baikSedangkan bangkai tak pernah ditolakIndah bunga kembang setangkaiSubur pohonnya berbaja garamMemang buaya tak tolak bangkaiDari busuk baik dibahamBuah tembikai buah beranganBuah asam si limau purutMemakan bangkai jangan sembaranganTersalah baham senak perutHendak menjaja si limau purutDijaja pula di Pekan BeruasBiarlah buaya senak perutAsalkan hatinya menjadi puasMenanam halia bersama lengkuasLengkuas dibawa dari KelantanDiturut apa nafsu yang buasMungkin tersasul ke Tanjung RambutanBersahut-sahutan si burung kenariDi pohon seroja kepala titiKe Tanjung Rambutan memang kucariTak payah kerja bersenang hatiBunga angsana sedang nak kembangMari suntingkan si anak daraSepuluh pemuda seperti abangPincang masyarakat rosaklah negaraJalan bergaya di tanah rataSambil membawa si buah nanamUmat negara berjuta-jutaSepuluh pemuda pergilah jahanamAnak dara termengah-mengahMenumbuk lada bergulai lemakApa cara untuk mencegahPara pemuda berambut semak?Menjeling manja duduk berbekaMelihat obor di Kota BatuMudah saja mengajar merekaCuba taburkan ibu kutuBuah pinang kait berkayuMari jatuh di atas bataBila terkenang hatiku sayuOrang jauh kedekut berita?Mencari remis pakai kelumbungSambil menjeling menggoda hatiMengapa mengemis teman nan sombongKawan keliling ramai menantiBunga bersulam begitu rapiHendak berdandan lepas berbaringSiang malam termimpi-mimpiHingga badan kurus keringBurung undan burung kedidiTerbang tajam ke pohon dudurPadanlah badan menjadi lidi24 jam asyik tidurMenjaja papaya di dalam ragaKe Pekan Cina berjalan lajuDi kiri buaya di kanan nagaHala mana hendak dituju?Paduka Ratu memburu rusaMenuju rakit tepi pangkalanKalau begitu keadaan memaksaTempahlah roket terbang ke bulanMenahan lukah di air tenangSambil berdiri di atas perahuSudah bernikah ingin nak senangSayang isteri masak tak tahuTentera Sekutu lari berkejarMenempuh badai air menderuIsteri begitu mesti diajarMamak kedai jadikan guruUbi kentang kalau ditumisCampur tauge masaknya kariMinta berhutang bermuka manisBila ditagih melari diriKe Kota Batu menjelang fajarResah hasrat membawa tekadOrang begitu mudah diajarTulis surat cara poskadPergi berburu di hujung ladangLetih berjalan sakit kakiPenyanyi baru selalu berdendangBersuara perempuan tetapi lelakiKelapa puan di dalam tangkiHendak dijaja Kampung PandanSuara perempuan tetapi lelakiNamakan saja si Pop PondanAnak dara pergi membasuhSambil ketawa bertolak-tolakanKalau negara diserang musuhBadan dan nyawa saya serahkanDua sejoli riang ketawaKetika senja di Tanjung RhuBodoh sekali menyerah jiwaMuntahkan saja dengan peluruTuan Kadi dari YunaniDatang menghadap di istana MengkalisRasuah terjadi di sana siniTetapi tertangkap si ikan bilis?Ke pekan sehari membeli rokokSambil menjaja si buah limauYu dan pari boleh dibekukGunakan saja pukat harimauRibut berputar kemarau panjangMenerbangkan atap lintang-pukangUsah digentar untuk berjuangHamba tetap berdiri di belakangBerdayung sampan pergi ke huluBelayar tongkang ke InderagiriOrang hadapan lingkup dahuluTuan di belakang cabut lariMalam hari di Kota LukutMajlis berdikir penuh kerianganBukan lari kerana takutTapi berfikir mengatur rancanganIndah berwarna arca diukirTernyata molek andai dibasuhMacam mana hendak berfikirKepala dah kemek digodam musuh<br />Lebuhraya kota bersegiTempat temasya dara terunaHodohnya ketawa orang tak bergigiIbarat kota tiada kubunya<br />Api terang banyak kelkatuMasuk ke kamar bersesak-sesakAlangkah geli rasa hatikuMelihat nenek bergincu berbedak<br />Ditiup angin bunga semaluKuncup daun bila berlagaBercakap Melayu kononnya maluBelacan setongkol dibedal juga<br />Orang Rengat menanam betikBetik disiram air berlinangHilang semangat penghulu itikMelihat ayam lumba berenang<br />Tanam jerangau di bukit tinggiMati dipijak anak badakMelihat sang bangau sakit gigiGelak terbahak penghulu katak<br />Singapura dilanggar todakKapal karam di Tanjung PeringinOrang tua beristerikan budakMacam beruk mendapat cermin<br />Bapa gergasi menebar jalaPegang tali melintuk-liukMasakan pengerusi tak garu kepalaMelihat ahli semua mengantuk<br />Gemuruh tabuh bukan kepalangDiasah lembing berkilat-kilatGementar tubuh harimau belangNampak kambing pandai bersilat<br />Buah salak di rumah Tok ImamSirih sekapur pergi menjalaAnjing menyalak harimau demamKucing di dapur pening kepala<br />Anak cina menggali cacingMari diisi dalam tempurungPenjual sendiri tak kenal dacingAlamat dagangan habis diborong<br />Biduk buluh bermuat tulangAnak Siam pulang berbarisDuduk mengeluh panglima helangMelihat ayam bercengkang keris<br />Buah jering dari JawaNaik sigai ke atas atapIkan kering lagi ketawaDengar tupai baca kitab<br />Pohon manggis di tepi rawaTempat datuk tidur beraduSedang menangis nenek tertawaMelihat datuk bermain gundu<br />Ceduk air di dalam perigiTimbanya bertangkaikan suasaJikalau kucing tak bergigiAlamat tikus berjoget berdansa<br />Anak dara Datuk TinggiBuat gulai ikan tilanDatuk tua tak ada gigiBila makan kunyah telanBerderak-derak sangkutan dacingBagaikan putus diimpit lumpangBergerak-gerak kumis kucingMelihat tikus bawa senapang<br />Pokok pinang patanya condongDipukul ribut berhari-hariKucing berenang tikus berdayungIkan di laut berdiam diri<br />Tanam pinang di atas kuburTanam bayam jauh ke tepiWalaupun musang sedang tidurMengira ayam di dalam mimpi<br />Anak bakau di rumpun salakPatah taruknya ditimpa gentaRiuh kerbau tergelak-gelakMelihat beruk berkaca mata<br />Orang menganyam sambil dudukKalau sudah bawa ke balaiMelihat ayam memakai tandukDatang musang meminta damai<br />Hilir lorong mudik lorongBertongkat batang temberauBukan saya berkata bohongKatak memikul paha kerbau<br />Di kedai Yahya berjual suratDi kedai kami berjual sisirSang buaya melompat ke daratMelihat kambing terjun ke air<br />Jikalau lengang dalam negeriMarilah kita pergi ke kotaHairan tercengang kucing berdiriMelihat tikus naik kereta<br />Senangis letak di timbanganPemulut kumbang pagi-pagiMenangis katak di kubanganMelihat belut terbang tinggi<br />Anak Hindu beli petolaBeli pangkur dua-duaMendengar kucing berbiolaDuduk termenung tikus tua<br />Punggur berdaun di atas kotaJarak sejengkal dua jariMusang rabun, helang pun butaBaru ayam suka hati<br />Ketika perang dinegeri JermanRamai askarnya mati mengamukRangup gunung dikunyah kumanLautan kering dihirup nyamuk<br />Jual betik dengan kandilKandil buatan orang InggerisMelihat buaya menyandang bedilLembu dan kerbau tegak berbaris<br />Jemur bijan dengan kulitnyaJemur di atas pohon lembayungHari hujan sangat lebatnyaLamun Si Pandir mengepit payung<br />Elok rupa pohon belimbingTumbuh dekat limau lunggaElok berbini orang sumbingWalau marah ketawa juga<br />Rumah besar berdinding tidakBeratapkan daun palasBadan besar beristeri tidakItu tandanya orang pemalas<br />Adik nama ComatSuka beri salamBudak ketawa kuatSuka kecing malam<br />Dari Ambun hendak ke PerakSinggah di Jeram MengkuangSi Awang Kenit mencuri kerakHidung berbelang terpalit arang<br />Biduk lalu kiambang bertautNakhoda Kasap duduk termenungGila latah ikan di lautMelihat umpan di kaki gunung<br />Pakai seluar labuh ke bawahIkut permatang jalan melenggangNampak zahir memang mewahTapi hutang keliling pinggang<br />Orang Sibu menunggang kudaKuda ditunggang patah pinggangMasih mahu mengaku mudaPadahal cucu keliling pinggang<br />Tahankan jerat gunakan taliPacak kuat biar melekapKalau bini suka membeliHutang berbaris suami ke lokap<br />Tuan puteri memasang panjutDayang tolong menghalau lalatKucing tidur bangkit terkejutMelihat tikus pandai bersilat<br />