Dokumen ini membahas tentang pentingnya mempelajari Alkitab secara teratur dan bagaimana teknologi digital seperti aplikasi Alkitab dapat memudahkan pembacaan dan pemahaman Alkitab pada era modern. Beberapa keuntungan Alkitab digital disebutkan seperti praktis, mudah diakses, dan memudahkan berbagi berkat firman Tuhan. Teknologi dianggap baik karena berasal dari Tuhan dan sebaiknya digunakan untuk kemulia
14. Kelebihan
Alkitab Digital
• Praktis dan relevan
• Akses terhadap bahan-bahan
Biblika lebih terbuka
• Berbagi berkat firman Tuhan
menjadi lebih mudah
15. Segala sesuatu telah diciptakan
melalui Dia dan untuk Dia.
—Kolose 1:16, AYT
“
“
16. Teknologi itu baik karena
berasal dari Tuhan dan
harus digunakan untuk
kemuliaan Tuhan.
Sebagai orang Kristen, kita tentu sangat akrab dengan Alkitab. Semenjak kita masih kecil, kita selalu didorong untuk rajin membaca Alkitab. Mengapa demikian? Karena Alkitab sangatlah penting bagi iman kita; Ia merupakan fondasi untuk pembentukan iman kita. Kita percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah yang menjadi pedoman bagi kita untuk hidup dalam dunia ini. Dalam bahasa Inggris, kata Alkitab (Bible) bisa dijadikan sebuah singkatan. Bible = Basic Instructions Before Leaving Earth, yaitu instruksi-instruksi dasar untuk kita menjalani kehidupan di dunia guna mempersiapkan kita memasuki kehidupan kekal kelak. Oleh karena itu, secara rutin membaca Alkitab sangatlah penting dan harus menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari.
Seiring dengan semakin seringnya kita membaca Alkitab, akan timbul banyak sekali pertanyaan. Misalnya, cerita tentang Adam dan Hawa. Tuhan Allah melarang mereka makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat karena akibatnya mereka akan mati. Tapi kemudian kita melihat bahwa setelah makan buah dari pohon itu, mereka tidak langsung mati. Mengapa begitu? Apakah "mati" memiliki pengertian yang lebih dari sekadar "mati jasmani" sebagaimana yang kita pahami? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini akan muncul ketika kita semakin dalam membaca Alkitab. Dan, kita tidak akan bisa menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya dengan membaca Alkitab. Kita perlu menggalinya. Kita perlu mendalaminya. Oleh karena itu, membaca Alkitab saja tidaklah cukup. Kita perlu mempelajarinya.
Lebih dari itu, apa pentingnya belajar firman Tuhan? Mengapa kita harus melakukannya secara rutin?
Tuhan punya rencana yang indah untuk dunia ini. Pertanyaannya, di manakah kita bisa menemukan rencana-rencana Tuhan itu? Tentu saja dalam firman-Nya, dalam Alkitab. Semuanya sudah tertuang di sana: rencana keselamatan Allah bagi dunia ini, termasuk rencana Tuhan untuk masing-masing kita, apa yang menjadi bagian kita dalam rencana Allah tersebut. Ketika kita membaca Alkitab saja tidak pernah, apalagi mempelajarinya, kita akan kehilangan "kompas" kita. Kita akan kehilangan arah dan tujuan hidup kita. Akibatnya, hidup kita menjadi kacau. Kacau yang dimaksud bukan dikarenakan kita sial atau tertimpa nasib, melainkan karena kita melangkah secara buta. Mazmur 119:105 berkata, "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." Firman Tuhan adalah "kompas" kita, pedoman kita menentukan arah hidup kita sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita bukan hanya membaca Alkitab, tetapi juga mempelajarinya sehingga kompas kita bekerja sebagaimana mestinya, sehingga kita tahu ke mana kita harus melangkah.
Makan dan minum adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar. Kita makan supaya kita bisa terus hidup. Ketika kita masih kecil, kita makan supaya kita bisa bertumbuh dan bertambah kuat. Nah, bukan hanya tubuh jasmani kita saja yang perlu diberi makan, tetapi roh dan jiwa kita pun perlu makan supaya tidak kelaparan dan akhirnya mati. Dalam Matius 4:4, Yesus berkata, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Mungkin kita sudah membaca Alkitab sampai tamat dari Kejadian sampai Wahyu. Itu bagus. Namun, apakah kita sudah benar-benar mengerti isi hati Tuhan? Sudahkah "rasa lapar" kita dipuaskan oleh pengetahuan akan kebenaran firman Tuhan? Jika belum, mungkin kita baru sekadar membaca tanpa benar-benar merenungkan dan mempelajari isinya. Oleh karena itu, mari kita mempelajari firman Tuhan sembari terus bertekun membacanya secara rutin.
Filipi 3:10: "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya." Apakah pengenalan akan Tuhan itu bisa terjadi secara instan? Tidak. Sebagai ilustrasi, ketika kita masih PDKT dengan calon pacar kita dulu, apakah kita langsung bisa mengenal dia secara instan? Tidak. Kita berkenalan terlebih dahulu, berbincang terlebih dahulu, dst. supaya bisa mengetahui lebih banyak tentang dia. Setelah menjadi pacar, apakah kita sudah berhenti mengenal dia? Tidak. Proses pengenalan itu masih akan terus berlanjut, bahkan sampai ke jenjang pernikahan. Pengenalan kita akan seseorang terjadi secara bertahap. Demikian halnya dengan pengenalan kita akan Tuhan. Itu adalah proses yang berlangsung seumur hidup. Semakin kita mendalami firman Tuhan, semakin kita akan mengenal Dia.
Masih terkait dengan yang sebelumnya, semakin kita mengenal Allah, semakin kita mengetahui bahwa Ia rindu supaya kita, anak-anak-Nya, menjadi semakin serupa dengan Kristus. Dalam Filipi 2:5, Rasul Paulus berkata, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus." Bagaimana kita bisa mengerti isi hati dan pikiran Kristus? Tentu saja, melalui perkataan dan perbuatan-Nya, yang tercatat dalam Alkitab. Namun, apabila kita hanya membaca Alkitab, perkataan-perkataan Yesus hanya akan lewat begitu saja, menjadi sekadar kutipan kata-kata bijak belaka. Dan, perbuatan-perbuatan-Nya hanya akan menjadi sekadar cerita-cerita tentang mukjizat dan keajaiban, sama seperti cerita-cerita dongeng lainnya. Maka dari itu, kita harus menggali betul-betul apa yang kita baca. Apa maksud Tuhan ketika Ia mengatakan untuk mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati kita, segenap jiwa kita, dan segenap akal budi kita? Bagaimana Tuhan memandang orang-orang sakit dan mereka yang membutuhkan? Itu hanya bisa kita ketahui apabila kita merenungkan Alkitab.
Belajar firman Tuhan menghasilkan kekuatan untuk menghadapi masa-masa sulit/pencobaan. Banyak orang justru memiliki pemahaman yang terbalik. Ketika mereka mengalami masalah, barulah mereka membaca Alkitab untuk mencari penghiburan, mencari ayat yang menguatkan, dst.. Padahal, kita perlu membaca dan merenungkan firman Tuhan SEBELUM menghadapi masa-masa sulit. Apa alasannya? Supaya kita siap, tahu bagaimana harus memandang suatu permasalahan, bagaimana harus menyikapi kesulitan hidup. Banyak orang tidak menyadari bahwa kita adalah prajurit Kristus, dan firman Tuhan adalah senjata kita. Ketika kita menjadi murid Kristus, Iblis tidak akan tinggal diam. Iblis itu seperti singa yang mengaum-ngaum. Ketika kita tidak punya senjata (firman Tuhan), tidak punya amunisi, mendengar suara Iblis saja sudah menakutkan bagi kita, karena kita tidak punya kekuatan. Kekuatan kita berasal dari firman Tuhan yang kita baca dan pelajari setiap hari. 1 Korintus 2:5 mengingatkan supaya kita "jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah." Firman Allah itu akan menjadi senjata yang luar biasa sehingga ketika kita mengalami pencobaan apa pun, firman itu akan terus mengalir, memberikan penghiburan dan kekuatan bagi kita. Bahkan, ketika kita mungkin saking sakitnya sampai-sampai tidak bisa membuka Alkitab lagi, Roh Kudus akan terus berbicara melalui firman yang sudah kita baca dan pelajari.
Kesalahan terbesar yang terjadi di gereja saat ini adalah ketika jemaat hanya bergantung pada apa yang disampaikan oleh pengkhotbah tanpa mengujinya dalam terang firman Tuhan. Akibatnya apa? Jemaat menjadi rentan terjerumus kepada pengajaran yang menyimpang. Poinnya bukanlah bahwa kita perlu meragukan pendeta kita, melainkan bahwa kita perlu menyadari pentingnya mempelajari firman Tuhan secara mandiri. Dengan demikian, kita akan bisa membedakan mana khotbah yang sesuai dengan kebenaran alkitabiah, mana yang bukan; mana pengajaran yang benar, dan mana yang sesat. Kalau kita tidak pernah membaca Alkitab dan merenungkannya, kita akan mudah sekali dibengkokkan menuju arah yang salah, menuju kematian kekal. Kita perlu meneladani contoh dari jemaat di Berea (Kisah Para Rasul 17:11). Mereka tidak hanya "menerima firman itu dengan segala kerelaan hati," tetapi juga "setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian." Dengan mempelajari Alkitab, kita akan terhindar dari penyesatan.
Ketika kita sudah membaca seluruh Alkitab mulai dari Kejadian sampai Wahyu, kita akan melihat gambaran besar rencana keselamatan kekal Allah. Misi adalah detak jantung Allah. Kita bisa menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita, itu semua karena ada Kabar Baik, ada Injil yang kita dengar. Ketika kita menyadari bahwa karena firman inilah kita diselamatkan, tidak mungkin kita tidak akan membagikannya kepada orang lain. Segala sesuatu yang menjadi berkat bagi kita pasti akan kita bagikan kepada orang lain. Ketika kita sudah melakukan PA, ketika kita berakar kuat di dalam firman itu, dan firman itu di dalam kita, tidak mungkin kita tidak memberitakan Injil kepada orang lain. Tidak mungkin kita tidak akan terusik oleh dorongan dari Matius 28:19-20 ini, yaitu Amanat Agung Tuhan untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya.
Oleh karena itu, marilah kita melakukan PA. Ayo kita PA. Nah, bagaimana caranya?
Apa hal terutama yang kita perlukan untuk mulai melakukan Pendalaman Alkitab? Tentu saja, Alkitab! Pertanyaannya, apabila kita hidup pada era digital, apakah kita akan melakukan PA dengan Alkitab cetak atau Alkitab digital? Jawabannya: kita bisa menggunakan dua-duanya karena keduanya sama-sama firman Tuhan yang berotoritas. Yang terpenting bukanlah apakah kita akan menggunakan Alkitab cetak atau digital, melainkan tujuan utama kita, yaitu mendalami kebenaran firman Tuhan. Namun, tidak dimungkiri bahwa ada beberapa kelebihan dari Alkitab digital jika dibandingkan dengan Alkitab cetak.
1. Alkitab digital praktis karena kita tidak perlu menenteng buku-buku yang berat ke mana pun kita pergi, cukup membawa gadget kita. Alkitab digital relevan karena sesuai dengan zaman ini. Kita melakukan hampir segala sesuatu lewat gadget kita, mengapa tidak melakukan PA dengan gadget juga? Relevan berarti sesuai dengan cara hidup kita sehari-hari.
2. Dengan gadget, kita tidak hanya terbatas pada buku-buku atau sumber-sumber referensi yang kita punya saat ini. Dengan koneksi internet, kita bisa mencari sumber-sumber referensi sebanyak mungkin untuk memperkaya pemahaman kita akan bagian Alkitab yang sedang kita pelajari.
3. Firman Tuhan itu kita pelajari bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi untuk dibagikan kepada orang lain. Dan, Alkitab digital, dengan koneksi internet dan integrasi dengan app-app lain, bisa memudahkan kita membagikan berkat yang kita dapat melalui media sosial, SMS, atau apa pun.
Kolose 1:16 berkata, "Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia." Segala sesuatu berarti mencakup SEGALA SESUATU, termasuk teknologi. Sekarang, teknologi apakah yang paling dekat dengan kehidupan kita sehari-hari? Smartphone.
Dengan semua kelebihan yang ditawarkan oleh teknologi, kita tidak perlu bersikap antipati terhadapnya. Teknologi itu baik karena ia berasal dari Tuhan. Dasar dari pernyataan tersebut adalah Kolose 1:16.
Ilustrasi singkat tentang bagaimana smartphone sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup manusia.
Seorang pria pergi ke restoran untuk makan. Sambil menunggu pesanannya tiba, apa yang dia lakukan? Main HP. Nah, begitu pesanannya datang, apakah HPnya diletakkan? Tidak. Makanannya difoto terlebih dahulu untuk diunggah ke Instagram. Nah, setelah itu, apakah HPnya diletakkan? Tidak. Sambil makan, tangannya tetap memegang HP, untuk mengecek media sosial, untuk membaca berita, untuk chatting dengan teman, dst..
Seandainya, dalam melakukan PA, kita juga memiliki sikap yang sama, alangkah baiknya itu. Apa pun yang terjadi, tetap belajar firman Tuhan. Meski angin topan menderu, tetap belajar firman Tuhan.
Jadi, mari kita menggunakan teknologi digital sebagai alat untuk memuliakan nama Tuhan. Kita bisa melakukan apa pun dengan smartphone kita, tetapi yang terpenting, kita harus menggunakannya untuk belajar firman Tuhan. Namun, satu hal yang perlu diingat, smartphone kita hanyalah alat, yang memberi pertumbuhan adalah Allah sendiri, melalui firman-Nya yang ada di dalam alat tersebut.