SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Menyusun Kurikulum
Operasional Satuan Pendidikan
Bagian1
Pratiwi Ramlan, S.Farm, Apt., M.AP
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Jadwal Kegiatan
No Nama Kegiatan No Nama Kegiatan
1 Perkenalan 7 Diskusi dan Presentasi Kelompok
2 Kesepakatan Kelas 8 Diskusi Kelas
3 Agenda Kegiatan 9 Permainan Sambung Refleksi
4 Refleksi Diri 10 Penguatan Pemahaman
5 Permainan Tebak Frasa 11 Kerja Mandiri
6 Pemaparan Konsep 12 Penutup
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KESEPAKATAN KELAS
Matikan mic Nyalakan kamera
Angkat tangan jika
ingin bicara
Aktif dalam proses
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Sekilas Desain Workshop
● Apa hasil belajar yang hendak dicapai?
Mengenali bagaimana melakukan analisis karakteristik
satuan pendidikan untuk memfasilitasi penyusunan visi,
misi, dan tujuan satuan pendidikan
● Apa Bukti dan Asesmen untuk mengukur hasil belajar?
Hasil diskusi kelompok pada Sesi Ruang Kolaborasi dan
Rencana Aksi Nyata pada Sesi (Rencana) Aksi Nyata
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mulai dari Diri
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik
1. Ceritakan pengalaman Anda saat terlibat dalam kegiatan
penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Apa kesan
dan pembelajaran yang didapat saat terlibat dalam kegiatan
tersebut?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik
2. Ceritakan pengalaman Anda saat terlibat dalam kegiatan
penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Apa
tantangan yang dihadapi dalam kegiatan tersebut dan
bagaimana menghadapinya?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik
3. Ceritakan pengalaman Anda saat terlibat dalam kegiatan
penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Apa peran
Anda dalam kegiatan tersebut?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik
4. Mengapa penting bagi satuan pendidikan untuk menyusun
kurikulum operasional-nya sendiri?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Eksplorasi Konsep
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik
1. Mengapa penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan
perlu melibatkan seluruh warga sekolah?
2. Bagaimana cara menyusun visi, misi dan tujuan satuan
pendidikan yang melibatkan seluruh warga sekolah?
3. Bagaimana cara menganalisis karakteristik satuan
pendidikan?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Apa itu Kurikulum Operasional?
● Seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di
satuan pendidikan.
● Pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengapa Kurikulum Operasional Berbeda
antar Satuan Pendidikan?
Agar bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan
dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta
didik dan satuan pendidikan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Prinsip Pengembangan Kurikulum
Operasional
● Berpusat pada Peserta Didik
● Kontekstual
● Esensial
● Akuntabel
● Melibatkan Berbagai Pemangku Kepentingan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Profil Pelajar Pancasila merupakan
Acuan dalam Penyusunan Visi, Misi, dan
Tujuan di Satuan Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Profil Pelajar Pancasila
● Pelajar Indonesia merupakan Pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai
Pancasila.
● Tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap
dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia
sekaligus warga dunia.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Posisi Profil Pelajar Pancasila dalam
Kurikulum Operasional Sekolah
● Tujuan jangka panjang segala proses pembelajaran yang
berlangsung di sekolah.
● Kompetensi dan karakter yang perlu dikembangkan oleh
setiap warga sekolah.
● Benang merah yang menyatukan segala praktik yang
dijalankan di sekolah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Komponen Kurikulum Operasional Sekolah
● Karakteristik Satuan Pendidikan
- Menggambarkan keunikan satuan pendidikan dalam hal peserta didik, sosial, budaya, guru,
dan tenaga kependidikan.
- Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, tidak saja menggambarkan keunikan satuan pendidikan
tapi juga program keahliannya.
● Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
- Visi: Menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan jangka panjang
satuan pendidikan dan nilai-nilai yang dituju; menggambarkan nilai-nilai yang mendasari
penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik dalpat mencapai Profil Pelajar Pancasila.
- Misi: Menjawab bagaimana satuan pendidikan mencapai visi; memegang nilai-nilai penting
dalam menjalankan misi.
- Tujuan: Pada akhirnya berdampak pada peserta didik; menggambarkan tahapan-tahapan
penting dan selaras dengan misi; berisi strategi satuan pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikannya; menargetkan kompetensi/karakteristik sekolah yang menjadi kekhasan
lulusan satuan pendidikan selaras dengan Profil Pelajar Pancasila.
● Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, visi dan misi disusun untuk lingkup satuan pendidikan,
sementara tujuan disusun untuk lingkup program keahlian berdasarkan analisis kebutuhan dunia
kerja.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kerangka Dasar Kurikulum Merdeka
● .
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Merdeka dan Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan
● Tetap - ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
● Fleksibel dan dinamis - menjadi otonomi di satuan pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di
Satuan Pendidikan secara Umum
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Proses Berpikir untuk Menganalisis Karakteristik
Satuan Pendidikan dan Merumuskan Visi, Misi, dan
Tujuan Satuan Pendidikan secara Umum
● Dikembangkan lewat proses reversibel (bolak balik) antara
analisis karakteristik lingkungan belajar satuan pendidikan,
visi-misi satuan pendidikan, serta tujuan dan strateginya.
● Direncanakan dengan mengumpulkan berbagai data untuk
informasi yang komprehensif.
● Digunakan berbagai cara yang sesuai dengan kebutuhan
berproses, selama hasilnya selaras antarkomponen.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Prinsip Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan.
● Menggunakan data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi
satuan pendidikan.
● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan,
pengorganisasian, analisis, dan dokumentasi data.
● Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk
mengembangkan strategi atau solusi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pilihan Cara Pengumpulan Informasi guna
Analisis Karakteristik dan Lingkungan Belajar
● Kuesioner
● Wawancara
● Diskusi kelompok terpumpun (FGD)
● Observasi
● Rapor pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh Proses Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan:
Analisis Lingkungan Belajar
Sumber Daya Alam, Sosial, dan Budaya
● Bagaimana mendokumentasikan semua informasi sistem, sumber daya dan fasilitas, serta
mitra yang ada?
● Apakah ada sumber daya dari lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan oleh satuan
pendidikan dalam proses belajar?
Sumber Pendanaan
● Bagaimana proses pendanaan satuan pendidikan?
● Bagaimana penggunaan dana ini?
Sistem dan Kebijakan Daerah
● Apa saja visi, misi, dan tujuan daerah?
● Apa saja kebijakan satuan pendidikan terkait indikator?
Kemitraan
● Siapa sajakah pihak-pihak yang dapat dilibatkan untuk mendukung program satuan
pendidikan? (organisasi, komunitas, tokoh, dll.)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh Proses Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan: Visi,
Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
● Seperti apakah gambaran ideal tentang masa depan yang ingin diwujudkan oleh satuan pendidikan?
● Bagaimana satuan pendidikan dapat mencapai gambaran ideal tersebut?
Reviu Visi dan Misi
● Bagian yang mana yang perlu ditajamkan dalam visi dan misi?
● Apakah perlu membuat visi dan misi baru yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungan dan karakteristik
peserta didik
● Apa saja prioritasnya?
Reviu Tujuan
● Apa yang menjadi prioritas bagi satuan pendidikan (atau program keahlian Sekolah Menengah Kejuruan)
dalam mendukung kompetensi peserta didik?
● Apa yang mendasari tujuan ini?
● Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki peserta didik?
● Mengapa kompetensi ini dianggap penting?
● Apa saja keterampilan yang perlu dikuasai peserta didik?
● Apa karakteristik individu yang ingin dibangun?
● (Sekolah Menengah Kejuruan) Jabatan pekerjaan/okupasi apa saja yang berpotensi untuk diisi oleh
lulusan program keahlian ini?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
harus Berpusat pada Peserta Didik
● Visi: Gambaran masa depan, realistis
● Misi: Tindakan
● Tujuan: Hasil yang diinginkan pada peserta didik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tips Merumuskan Tujuan yang Berpusat
pada Peserta Didik
● Fokus untuk memahami dan membantu peserta didik
mengenal diri dan cara belajar mereka.
● Memungkinkan peserta didik melihat kemajuan mereka,
merefleksikan cara dan kekuatan belajar mereka, dan
menetapkan tujuan individu.
● Berefleksi dan meninjau kembali berdasarkan Profil Pelajar
Pancasila. Peserta didik akan berubah dan bertumbuh
sepanjang tahun; memberikan ruang bagi peserta didik untuk
merekam refleksi diri secara teratur.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Prinsip dalam Merumuskan Tujuan yang
Berpusat pada Peserta Didik
● Menambahkan kompetensi peserta didik sesuai karakteristik satuan pendidikan selama
tidak bertentangan dengan Profil Pelajar Pancasila.
● Mengevaluasi secara kritis lingkungan belajar di satuan pendidikan dan membuat
perubahan yang diperlukan bagi peserta didik dan guru guna mengembangkan nilai-
nilai Profil Pelajar Pancasila.
● Kembali berfokus pada tujuan satuan pendidikan atau program keahlian untuk SMK,
secara kreatif mengelola sumber daya manusia (guru/orangtua, peserta didik) dan
sumber daya lain di satuan pendidikan (lingkungan/komunitasi di sekitar satuan
pendidikan).
● Menjadikan Profil Pelajar Pancasila sebagai prinsip utama tiap program pembelajaran
untuk membantu peserta didik berkembang sesuai keragaman potensi.
● Menggunakan Profil Pelajar Pancasila sebagai alat refleksi dan analisis seluruh
program pembelajaran di satuan pendidikan.
● Melakukan refleksi berkala untuk mengetahui keberhasilan dalam pembelajaranguna
memenuhi Profil Pelajar Pancasila yang dideskripsikan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh Kurikulum Operasional per Jenjang
Pendidikan ada pada folder bahan bacaan LMS
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Karakteristik Satuan Pendidikan
Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kondisi dan karakteristik Trimurti Senior High School maka disampaikan hasil analisis konteks Trimurti Senior High School pada tahun ajaran 2020-2021.
Trimurti Senior High School berdiri mulai tahun 1954 dan berlokasi di pusat kota, dikelilingi oleh pusat komersial, fasilitas umum dan kantor pemerintahan. Untuk sarana dan prasarana secara umum, Trimurti Senior High School memiliki fasilitas
cukup lengkap dalam mendukung proses belajar-mengajar. Trimurti Senior High School memiliki Tenaga Pendidik sebanyak 36 orang yang cukup kompeten dalam pembelajaran dan dalam penggunaan teknologi. Untuk jumlah pelajar tahun
pelajaran 2020/2021 ada sebanyak 590 orang. Dalam pelaksanaan pembelajaran Trimurti Senior High School memberi 3 kelompok minat dalam mata pelajaran peminatan yang disediakan yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) dan Bahasa. Terdapat juga program-program unggulan yang dipergunakan untuk menambah layanan pendidikan kepada pelajar.
Untuk karakteristik Sosial dan Budaya Lingkungan Sekolah adalah mayoritas pelajar berlatar belakang ekonomi mampu ke atas dan berasal dari lingkungan masyarakat perkotaan. Mayoritas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan juga berasal
atau telah lama tinggal di daerah kota dan sekitarnya. Trimurti Senior High School memiliki dan membiasakan budaya disiplin waktu, tertib ibadah, 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) dan kepedulian sosial pada seluruh warga sekolah.
Visi
Visi yang dimiliki Trimurti Senior High School diturunkan dari tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Adapun visi Trimurti Senior High School adalah sebagai berikut:
“Terbentuknya Manusia Susila, Cakap dan Bertanggungjawab”.
Misi
Misi Trimurti Senior High School ditetapkan sebagai representasi dari elemen visi Trimurti dan elemen Profil Pelajar Pancasila. Elemen visi Trimurti tersebut yaitu susila, cakap dan bertanggungjawab. Tujuh misi Trimurti Senior High School adalah
sebagai berikut:
1. Membangun kebiasaan tertib beribadah, kajian keagamaan rutin dan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Santun dan Sopan) pada pelajar. Representasi dari:
• Visi “Susila”.
• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia”.
2. Mengembangkan rasa kepedulian, nasionalisme, patriotisme, dan bangga atas budaya lokal melalui aktivitas sosial, lingkungan, kebangsaan dan eksplorasi. Representasi dari:
• Visi “Susila” dan “Bertanggungjawab”.
• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia” dan “Bergotong-royong”.
3. Membekali pelajar dengan pengalaman lintas budaya baik nasional maupun internasional. Representasi dari:
• Visi “Susila”.
• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Berkebhinekaan global”.
4. Mengidentifikasi, mengembangkan, dan memfasilitasi pencapaian prestasi minat dan bakat pelajar. Representasi dari:
• Visi “Cakap”.
• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Mandiri”
Contoh Kurikulum Operasional Trimurti Senior High School
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
5. Mengembangkan dan menerapkan pembelajaran berbasis HOTS dan membangun 6 kemampuan literasi dasar (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial) dengan berlandaskan
prinsip kejujuran dan kemandirian dengan memperhatikan bakat dan minat pelajar. Representasi dari:
• Visi “Cakap” dan “Bertanggungjjawab”.
• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Mandiri”, “Kreatif” dan “Bernalar Kritis”.
6. Memfasilitasi terlampauinya capaian kompetensi minimal tingkat SMA oleh peserta pelajar melalui matrikulasi, pemantauan perkembangan belajar, identifikasi permasalahan belajar, perbaikan, pendampingan, pengembangan dan kerjasama dengan orangtua.
Representasi dari:
• Visi “Cakap”.
• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Mandiri”.
7. Membimbing pelajar menghasilkan suatu karya ilmiah yang orisinil, dapat dipertanggungjawabkan dan tepat guna. Representasi dari:
• Visi “Cakap” dan “Bertanggungjawab”.
• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Kreatif” dan “Bernalar Kritis”.
Tujuan
Tujuan akhir yang diharapkan oleh Trimurti Senior High School dalam pelaksanaan program-program sekolah untuk mewujudkan misi sekolah ditetapkan dalam bentuk 3 bagian, yaitu tujuan jangka panjang, tujuan jangka menengah dan tujuan jangka pendek.
Tujuan Jangka Panjang:
1. Menghasilkan lulusan pembelajar sepanjang hayat yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, bangga pada budaya bangsanya dan tenggang rasa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
2. Menghasilkan lulusan yang mampu melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi pada lembaga akademik/vokasi/kedinasan terkemuka sesuai minat dan bakat yang dimilikinya.
3. Menghasilkan lulusan yang terampil dalam berpikir kritis, berkreativitas, menghasilkan karya, memanfaatkan teknologi digital, dan mengembangkan minat serta bakatnya untuk menghasilkan prestasi.
4. Menghasilkan lulusan yang memiliki penguasaan 6 literasi dasar (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial).
Tujuan Jangka Menengah:
1. Membentuk karakter pembelajar sepanjang hayat berlandaskan Profil Pelajar Pancasila.
2. Menyusun beban belajar bagi pelajar yang manageable namun tetap berkualitas serta dengan proses belajar-mengajar yang menyenangkan dan kontekstual.
3. Membekali pelajar dengan keahlian berpikir kreatif dan berpikir kritis.
4. Membekali pelajar dengan penguasaan 6 literasi dasar (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial).
5. Memfasilitasi pelajar untuk dapat melampaui kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal tingkat SMA, baik akademik dan non-akademik.
6. Memfasilitasi pelajar untuk mampu menyusun karya tulis yang orisinil
7. Memfasilitasi pelajar untuk mendapat keahlian kecakapan hidup dan berprestasi sesuai bakat dan minatnya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tujuan Jangka Pendek:
1. Pembentukan karakter berdasar Profil Pelajar Pancasila
a. Melaksanakan pembiasaan sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila secara terintegrasi pada 100% mata pelajaran yang diselenggarakan baik dalam bentuk tatap muka atau dalam bentuk kegiatan proyek.
b. Melaksanakan 100% penilaian sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila.
c. Mendorong 100% pelajar mencapai minimal predikat BAIK pada penilaian sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila.’
2. Proses belajar yang manageable namun tetap berkualitas
a. Mendorong agar tingkat keterlibatan pelajar dalam proses belajar-mengajar mencapai minimal 95%.
b. Mengelola proses belajar-mengajar agar tingkat kepuasan pelajar mencapai minimal 90%.
3. Keahlian berpikir kreatif dan berpikir kritis
a. Mengintegrasikan project-based learning pada 100% mata pelajaran.
b. Memfasilitasi 100% pelajar menghasilkan minimal 1 produk kreatif per tahun dari project-based learning.
c. Melaksanakan 100% proses penilaian yang mengandung minimal 25% soal bertipe HOTS.
d. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab 70% soal bertipe HOTS dengan benar.
4. Penugasan 6 literasi dasar
a. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 100% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level kognitif 1 dengan benar.
b. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 80% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level kognitif 2 dengan benar.
c. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 60% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level kognitif 3 dengan benar.
5. Kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal tingkat SMA
a. Memfasilitasi 100% pelajar untuk mampu mencapai rata-rata nilai akhir tahun ajaran minimal 75 pada aspek pengetahuan dan keterampilan.
b. Menangani 100% pelajar yang mengalami permasalahan pembelajaran agar dapat terselesaikan.
6. Karya tulis yang orisinil
a. Membekali 100% pelajar dengan pengetahuan tata cara penulisan karya ilmiah melalui proyek Profil Pelajar Pancasila.
b. Memfasilitasi 100% pelajar menghasilkan minimal 1 karya tulis ilmiah sesuai dengan minatnya dengan maksimal 20% pada plagiarism score (menggunakan Turnitin Checker).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
6. Keahlian kecakapan hidup dan berprestasi sesuai bakat dan minat
a. Mendorong 100% pelajar memilih kelas peminatan berdasar bakat dan minatnya.
b. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 ekstrakurikuler pilihan sesuai bakat dan minatnya.
c. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 program life skills sesuai bakat dan minatnya.
d. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 lomba/kompetisi akademik dan non-akademik per tahun atau minimal 1 kali program magang sesuai bakat dan minatnya.
Strategi untuk Mencapai Tujuan
Untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan Trimurti Senior High School menyusun beberapa strategi pelaksanaan. Adapun strategi-strategi tersebut adalah:
1. Menyusun tim penjamin mutu dan tim pengembang kurikulum.
2. Melakukan analisis konteks terhadap kondisi dan lingkungan sekolah.
3. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah dengan melibatkan unsur dinas pendidikan setempat, pakar, perwakilan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) dan
komite sekolah.
4. Melakukan analisis kebutuhan program sekolah (kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, pelatihan, pengadaan sarana prasarana, kegiatan pendukung, dan lain-lain) untuk
mendukung pelaksanaan rencana kurikulum operasional sekolah yang telah disusun.
5. Menyusun RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah) berdasar analisis kebutuhan program.
6. Menyusun rencana serta instrumen Evaluasi, Pendampingan dan Pengembangan dengan melihat berbagai sisi (guru, tenaga kependidikan, pelajar, orangtua, dan komite
sekolah).
7. Melaksanakan kurikulum operasional sekolah dengan evaluasi harian, 1 bulanan, 1 semester, dan 1 tahun.
8. Melaksanakan program perbaikan berdasar prioritas 1 bulanan, 1 semester dan 1 tahun.
9. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah berdasar hasil evaluasi dengan melibatkan unsur dinas pendidikan setempat, pakar, perwakilan DUDI dan komite
sekolah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Karakteristik Sosial
1. Letak SMA Negeri Surabaya
SMA Negeri 5 Surabaya terletak di Jalan Kusumabangsa 21 Surabaya. Lokasi ini berada di ruas jalan nasional, daerah pusat kota dan pusat pemerintahan. SMA Negeri 5 Surabaya berdampingan dengan 3 sekolah, yaitu SMA Negeri 1, 2, dan 9
Surabaya. Letak ini menjadikan SMA Negeri 5 Surabaya berada dalam lingkungan masyarakat perkotaan.
2. Sumber Daya Manusia
SMA Negeri 5 Surabaya memiliki tenaga pendidik dan kependidikan sebagai berikut:
Tenaga Pendidik
Tenaga Kependidikan
Contoh Kurikulum Operasional SMA Negeri 5 Surabaya
Jenis Kepegawaian Jenis Kelamin Kualifikasi Pendidikan Tersertifikat
L P S1 S2 Sudah Belum
ASN 21 25 20 26 45 1
GTT 8 6 8 6 1 13
Jumlah 29 31 28 32 46 14
Prosentasi 48.3 51.7 46.7 53.3 76.7 23.3
Jenis
Kepegawaian
Jenis
Kelamin
Kualifikasi Pendidikan
L P SD SMP SMA D3 S1
ASN 3 2 - 1 2 - 2
PTT 6 6 1 - 4 2 5
Jumlah 9 8 1 1 6 2 7
Prosentase 52.9 47
.1
5.9 5.9 35.3 11.8 41.1
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
3. Alumni
Alumni SMA Negeri 5 Surabaya banyak tersebar di dalam negeri maupun di luar negeri, sangat banyak yang sukses di berbagai bidang pekerjaan, baik dalam pemerintahan maupun swasta. Alumni tersebut memiliki perkumpulan yang telah
berbadan hukum. Para alumni ini memiliki kepedulian yang sangat besar baik kepada sekolah maupun kepada adik angkatannya yang masih menjadi peserta didik di sekolah.
4. Orangtua/Wali Murid
SMA Negeri 5 Surabaya memiliki siswa-siswi yang sebagian besar orangtuanya memiliki tingkat ekonomi yang baik dan memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap pendidikan.
Karakteristik Budaya SMA Negeri 5 Surabaya
1. Budaya Berprestasi
Budaya berprestasi di SMA Negeri 5 Surabaya dibuktikan dari:
a. Berbagai prestasi lomba bidang akademik dan non-akademik yang diraih peserta didik dari tingkat kota, propinsi, nasional, hingga internasional. Contoh prestasi yang selalu diraih adalah bidang Kompetensi Sains Nasional (KSN) dan
Kompetisi Karya Inovasi Pelajar.
b. Persaingan belajar yang sehat dari peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang sangat baik sehingga mampu untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri terbaik di dalam negeri maupun di luar negeri.
2. Budaya Literasi
Peserta didik SMA Negeri 5 Surabaya memiliki budaya literasi yang sangat baik. Kegiatan literasi yang menjadi budaya di SMA Negeri 5 Surabaya di antaranya:
a. Kegiatan membaca dan menuliskan resume karya fiksi (terutama berupa novel) dengan waktu 15 menit setiap pagi sebelum memulai pembelajaran. Di Kelas X awal, kegiatan ini membutuhkan waktu untuk membiasakan. Tetapi selanjutnya,
budaya ini menjadi motivasi peserta didik sehingga brdampak pada budaya senang membaca di mana saja dan kapan saja.
b. Kegiatan tantangan membaca 1.000 halaman karya fiksi selama 1 bulan pertama pada awal tahun ajaran.
c. Kegiatan menulis karya sastra. Karya sastra yang dihasilkan dapat berupa novel, cerpen, sajak, puisi, atau bentuk lain. Hasil karya ini kemudian dibukukan di setiap kelas dan peserta didik sudah mampu mengorganisasi pasarannya.
3. Budaya Peduli Lingkungan
Sesuai dengan visi sekolah, Budaya Linkungan telah menjadi Kegiatan Wajib peserta didik. SMA Negeri 5 Surabaya memiliki budaya lingkungan yang baik. Bukti budaya ini adalah beberapa kegiatan yang dilakukan baik intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler. Contoh kegiatan intrakurikuler adalah proyek kolaborasi dengan tema Hemat Energi, yang melibatkan semua mata pelajaran. Untuk kegiatan ekstrakurikuler, budaya lingkungan ini diakomodasi dalam kegiatan yang dinamakan
GREENISH. Beberapa inovasi dalam Kegiatan LIngkungan ini antara lain: GHC (Gerakan Hemat Energi melalui AC), SMALA GANTENG (Gerakan Peteng Bareng), GEMATI (Gerakan Hemat Energi), Pengolahan Limbah Sampah (Reuse, Recyle,
Reduce), Pemanfaatan Lahan Sekolah, Sehat Mengaum (Sehari menggunakan Angkatan Umum).
Peserta Didik
1. Input Peserta Didik
Peserta didik SMA Negeri 5 Surabaya berasal dari Kota Surabaya dan sekitarnya. Dengan adanya penerimaan Peserta didik baru dengan sistem Zonasi, maka peserta didik di SMA Negeri 5 Surabaya sejak tiga tahun teerakhir ini bervariasi dari
jarak paling dekat hingga menyebar di seluruh Kota Surabaya. Dengan demikian, kemampuan peserta didik memiliki nilai rata-rata yang bervariasi.
2. Peserta didik SMA Negeri 5 Surabaya memiliki kemandirian berorganisasi. Budaya kemandirian berorganisasi peserta didik ditunjukkan dengan adanya banyak kegiatan OSIS, baik secara umum maupun kegiatan di setiap bidan sub-seksi di
OSIS. Pada kegiatan ini, peserta didik mampu mengorganisir dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan serta pendanaannya. Peserta didik mampu bekerja mandiri dengan bimbingan Guru Pendamping dan Kesiswaan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Visi
Visi SMA Negeri 5 Surabaya adalah:
“Berkembangnya manusia unggul yang berkarakter, berwawasan luas, dan berbudaya lingkungan sehingga mampu bersaing di era baru”
Indikator visi SMA Negeri 5 Surabaya adalah:
1) Memiliki budi pekerti dan akhlak mulia.
2) Memiliki kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia.
3) Memiliki kecintaan terhadap budaya daerah.
4) Memiliki semangat untuk meraih prestasi secara berkelanjutan.
5) Memiliki rasa solidaritas dan toleransi terhadap keanekaragaman bangsa Indonesia.
6) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
7) Memiliki sikap kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.
8) Memiliki kemandirian belajar dan berorganisasi.
9) Memiliki kecintaan terhadap budaya membaca dan menulis di manapun berada.
10) Membudayakan pengolahan sampah/limbah di sekolah dan/atau di lingkungan.
11) Membudayakan daur ulang sampah/limbah di sekolah dan/atau di lingkungan.
12) Membudayakan pengurangan sampah/limbah di sekolah dan/atau di lingkungan.
13) Menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga pendidikan baik lokal, nasional maupun internasional.
Misi
Untuk mencapai visi dan membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila, maka SMA Negeri 5 Surabaya menetapkan misi sebagai berikut:
1. Membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Mengembangkan karakter peserta didik untuk cinta tanah air.
3. Membentuk peserta didik yang mampu mengembangkan potensi daerah.
4. Membangun karakter peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat.
5. Mengembangkan rasa solidaritas dan toleransi peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
7. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif melalui intrakurikulier dan proyek Profil Pelajar Pancasila.
8. Mengembangkan life skills peserta didik melalui kegiatan intrakurikuluer maupun ekstrakurikuler.
9. Membudayakan literasi melalui intrakurikuler dan proyek Profil Pelajar Pancasila.
10. Mengembangkan karakter peserta didik melalui pembelajaran yang berbasis kearifan lingkungan dan pengembangan kultur sekolah.
11. Menciptakan lingkungan bersih, hijau, sejuk, rindang, aman, nyaman, dan berwawasan wiyata mandala.
12. Mengembangkan networking dengan lembaga-lembaga pendidikan maupun DUDI baik lokal, nasional maupun internasional untuk peningkatan kualitas/pengembangan sekolah.
13. Mengembangkan potensi diri peserta didik menjadi manusia yang tangguh menghadapi persaingan global.
Tujuan
1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun)
a. Penerimaan peserta didik baru tahun pelajaran 2021-2022 dilanjutkan dengan masa pengenalan lingkungan sekolah; pelaksanaan di sekolah bekerjasama dengan TNI.
b. Pelaksanaan tes penempatan untuk peminatan bagi Kelas X.
c. Pelaksanaan psikotes bagi 15 peserta didik Kelas X untuk program percepatan dan 22 peserta didik yang terindikasi kurang cepat.
d. Melaksanakan pendalaman materi untuk TPS untuk persiapan SBMPTN, Tryout, Doa Bersama, pertemuan orangtua bagi Kelas XII untuk persiapan USBK, SBMPTN. Kondisi yang diharapkan adalah:Penerimaan di PT:
SNMPTN = 81 siswa
SBMPTN = 140 siswa
Vokasi = 4 siswa
Luar Negeri = 1 siswa
PTS = 5 siswa
a. Melaksanakan Pembinaan KSN, Pembinaan MIND/KIR, Pembinaan Debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, Pembinaan Hemat Energi, Bimtek OSIS, pembinaan kegiatan akademik dan non-akademik dengan target prestasi tahun depan sebagai
berikut:
Akademik: (KSN): Akademik MIND/KIR Akademik Lomba Debat Bhs Indonesia & Bhs Inggris Akademik Lomba Hemat Energi Akademik Latihan Dasar Kepemimpian & Pemilihan Pengurus OSIS tahun 2020-
2021
Kota = 15 siswa Kota = 3 siswa Kota = 4 siswa Kota = 4 siswa
Prov = 5 siswa Prov = 3 siswa Prov = 2 siswa Prov = 4 siswa
Nas = 3 siswa Nas = 4 siswa Nas = 2 siswa Nas = 4 siswa
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
f. Melaksanakan Kegiatan Persami dalam rangka kegiatan Penerimaan Tamu Ambalan bagi siswa Kelas X.
g. Melaksanakan Kegiatan Science Film Festival bekerjasama dengan Guru Bahasa Jerman dan Goethe Institut untuk Kelas X, XI, dan XII.
h. Melaksanakan Kegiatan Peringatan Hari Besar Nasional dan Hari Besar Keagamaan.
i. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar kelas satu bulan sekali dengan kegiatan olahraga bersama dibarengi dengan kegiatan lain penunjang pembelajaran, dan seluruh warga sekolah maupun orang luar pada saat itu dilarang
menggunakan kendaraan bermotor.
J. Melaksanakan Kegiatan Literasi Dasar dan Literasi Digital dilaksanakan setiap hari sebelum pembelajaran dimulai. Dan setiap akhir tahun pelajaran peserta didik diminta membuat karya tulis (cerpen) yang akan dibukukan.
k. Bekerjasama dengan orangtua peserta didik mengadakan kunjungan ke Busan Internatonal High School (BIHS) Korea Selatan untuk Kelas X, ke Tranby College Australia Barat dan ke Jepang untuk Kelas XI.
l. Mengadakan kunjungan studi ke perguruan tinggi dan ke dunia industri baik yang di dalam kota maupun yang di luar kota.
2. Tujuan Jangka Menengah (3 tahun)
a. Membentuk peserta didik yang unggul dalam karakter
1) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME
2) Kejujuran
3) Kemandirian dalam belajar dan berorganisasi
4) Sosial
5) Peduli lingkungan
6) Budaya berprestasi (akademik maupun non-akademik)
7) Cinta tanah air dan berbangsa
b. Mewujudkan kearifan keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial, ekonomi dalam lingkup global.
c. Meningkatkan mutu lulusan dibuktikan dengan peserta didik dapat:
1) Melanjutkan di perguruan tinggi maupun di sekolah kedinasan.
2) Menghasilkan karya literasi berupa cerpen, novel, puisi dan atau sejenisnya.
d. Meningkatkan manajemen perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
e. Memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana pengembangan pendidikan
f. Mengembangkan kecakapan interpersonal dan intrapersonal seluruh warga sekolah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
g. Meningkatkan peran serta peserta didik di berbagai lomba di bidang ekstrakurikuler maupun intrakurikuler baik tingkat kota, propinsi, nasional, dan internasional.
h. Meningkatkan potensi peserta didik dalam mengembangkan komunikasi sosial melalui kemitraan yang berskala nasional maupun internasional.
i. Meningkatkan pengelolaan manajemen sekolah.
j. Mengembangkan kemitraan dengan lembaga-lembaga perguruan tinggi maupun DUDI.
k. Mengembangkan pembelajaran yang kolaboratif antar mata pelajaran.
3. Tujuan Jangka Panjang (5 tahun)
a. Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa.
b. Menghasilkan lulusan yang berwawasan luas dan mampu bersaing di era baru.
c. Menghasilkan lulusan yang Pancasilais dan berbudaya lingkungan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kaarakteristik
SMA Model 10 adalah satuan pendidikan kerjasama yang berlokasi di salah satu kota besar di Indonesia. Lokasi sekolah yang tidak berada di jalan raya memberikan lingkungan belajar yang kondusif. Fasilitas pembelajaran yang
dilengkapi dengan laboratorium, lapangan basket, futsal, badminton dan aula, mampu mendukung siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Gambaran mengenai sekolah dapat dilihat dari tabel-tabel di bawah ini.
Contoh Kurikulum Operasional SMA Model 10
Data siswa SMA Model 10
Kelas Jumlah Kelas Jumlah Siswa
10 Science 1 25
10 Social 1 23
11 Science 2 47
11 Social 1 15
12 Science 2 48
12 Social 1 21
Jumlah siswa secara keseluruhan 8 179
Data Guru Siswa SMA Model 10
Guru WNI 16
Guru WNA 3
Guru Paruh Waktu 4
Jumlah guru keseluruhan 23
Data Tenaga Kependidikan SMA Model 10
Petugas Laboratorium 1
Petugas Perpustakaan 1
Petugas Tata Usaha 2
Jumlah tenaga kependidikan keseluruhan 4
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Dalam pellaksanaannya, SMA Model 10 mengadakan kerjasama dengan lembaga pendidikan asing, yaitu Cambridge dengan melihat beberapa pertimbangan:
• Kurikulum Cambridge menggunakan pendekatan active learning, higher order thinking skills dan critical thinking.
• Nilai ujian Cambridge diakui dan dapat ditransfer di banyak universitas di dunia.
Karena menggunakan kurikulum Cambridge, maka bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Inggris, bahasa pengantar Bahasa Indonesia hanya digunakan pada mata pelajaran Pendidikan Agama, PPKn dan Bahasa
Indonesia (sesuai dengan ketentuan dalam Permendikbud).
Jika melihat pada karakteristik sosial budaya, sebagian besar siswa SMA Model 10 berasal dari kalangan sosial ekonomi menengah ke atas yang masih mementingkan identitas dan budaya sebagai bangsa Indonesia. Latar belakang
ini mendasari keginginan orangtua untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah dengan kurikulum internasional tetapi yang masih diwarnai dengan identitas budaya dan karakter bangsa Indonesia. Oleh karena itu walaupun
menggunakan kurikulum Cambridge, SMA Model 10 mengintegrasikan pendidikan karakter dan Profil Pelajar Pancasila ke dalam semua aspek kegiatan dan pembelajaran.
Dengan melihat latar belakang sosial budaya dan untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi siswa, SMA Model 10 mengubah bentuknya menjadi satuan pendidikan kerjasama (SPK) pada tahun 2016. Kemampuan
berbahasa Indonesia dilengkapi dengan karakter Profil Pelajar Pancasila, yang merupakan identitas pelajar Indonesia, ditambah dengan kemampuan berbahasa Inggris merupakan modal utama bagi siswa dalam menghadapi era
globalisasi.
Selain latar belakang sosial budaya di atas, perubahan SMA Model 10 menjadi satuan pendidikan kerjasama dapat sekaligus menjembatani persiapan bagi siswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri. Dengan melakukan
kerjasama dengan lembaga pendidikan asing, SMA Model 10 mampu mempersiapkan siswa yang akan melanjutkan studi ke luar negeri dengan lebih baik. Bagi siswa yang tidak melanjutkan studi ke luar negeri, SMA Model 10 juga
melakukan kerjasama dengan universitas-universitas di Indonesia untuk mendukung siswa yang melanjutkan studi di Indonesia.
Dengan melihat kepada karakteristik sosial budaya di mana sebagian besar siswa SMA Model 10 berasal dari kalangan sosial ekonomi menengah ke atas, sekolah merasa perlu meningkatkan heterogenitas sosial budaya siswa. Oleh
karena itu, SMA Model 10 memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi dalam bidang akademik, olahraga maupun kesenian bagi siswa kurang mampu (dari berbagai daerah di Indonesia seperti Papua, Kalimantan, dan lain-lain).
Upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan toleransi, kebersamaan dan memperluas wawasan kebangsaan siswa SMA Model 10.
Dalam hal prestasi, siswa SMA Model 10 telah banyak menorehkan prestasi baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional, antara lain:
• Juara Olimpiade Fisika tingkat nasional dan internasional
• Juara Olimpiade Informatika tingkat nasional dan internasional
• Juara Basket tingkat nasional dan tingkat Asia
• Juara Lomba Peneliti Belia tingkat nasional
Dengan melihat pada uraian karakteristik SMA Model 10 di atas, maka dapat dilakukan analisis berkaitan dengan kekuatan, kelemahan dan tantangan yang dihadapi, yang termuat pada tabel berikut ini:
Kekuatan • SMA Model 10 pada tahun 1996. pengalaman selama 25 tahun berdiri membuat SMA Model 10 mempunyai
sistem yang stabil dalam operasional sekolahnya.
• Sebagian besar siswa berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke atas yang sangat
mendukung perkembangan pendidikan dan karakter putra putrinya. Hal ini membuat kerjasama orangtua dan
sekolah berjalan dengan sangat baik.
• Sebagian besar siswa mempunyai kemampuan berbahasa Inggris yang sangat baik, yang merupakan modal
utama untuk dapat berpartisipasi dalam ajang tingkat dunia (global)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Visi, misi dan tujuan sekolah merupakan arah dan panduan bagi setiap individu maupun aspek kegiatan di sekolah. Seluruh individu baik siswa, guru, staf maupun karyawan harus memahami dan menjiwai visi misi sekolah agar dapat
berjalan beriringan untuk dapat mencapai satu tujuan yang sama. Melalui visi dan misi yang diterjemahkan ke dalam setiap aspek kegiatan, sekolah akan mampu menghasilkan lulusan berkualitas yang mampu berperan aktif dalam
perkembangan dunia.
Visi
Visi SMA Model 20 adalah sebagai berikut:
• Memperlengkapi generasi muda dengan kecakapan Abad 21 untuk dapat menjadi pembelajar seumur hidup. Ada dua poin utama dalam visi sekolah, yaitu:
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, visi SMA Model 10 berjalan beriringan dengan pendidikan karakter dan Profil Pelajar Pancasila yang mempunyai karakteristik:
• Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
• Berkebhinekaan global
• Bergotong-royong
• Kreatif
• Bernalar kritis
• Mandiri
Tantangan • Sebagian besar siswa berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas yang harus berlatih untuk lebih mandiri.
• Agar siswa SMA Model 10 dapat berpartisipasi dalam ajang tingkat dunia (global) dibutuhkan kemampuan akademis
yang memadai yang disertai dengan kecakapan Abad 21.
Strategi menghadapi tantangan • Sekolah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan student-centered yang bertujuan untuk membuat siswa
sebagai subyek dalam pembelajaran. Dengan demikian kemandirian dapat ditingkatkan.
• Sekolah menerapkan Profil Pelajar Pancasila dalam setiap aspek kegiatan di sekolah agar siswa mengembangkan
kecakapan Abad 21 (untuk dapat bersaing di tingkat dunia) dengan tetap memegang teguh identitas sebagai
bangsa Indonesia.
Poin Utama Deskripsi
1. Memperlengkapi generasi muda dengan kecakapan Abad 21. Sekolah bukan hanya sekedar mengajarkan materi dalam kurikulum saja, tetapi sekolah memperlengkapi generasi
dengan kecakapan Abad 21 (karakter, literasi dan kompetensi 4C) yang dibutuhkan siswa untuk dapat mengembangkan
diri secara mandiri di masa mendatang.
2. Pembelajar seumur hidup Perkembangan dunia yang pesat menuntut semua orang untuk menjadi pembelajar seumur hidup agar mampu bersaing
dan dapat ikut berperan aktif dalam perkembangan dunia dan globalisasi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Misi Sekolah Keterkaitan dengan Visi Deskripsi
Mengajarkan kemampuan kolaborasi, komunikasi,
berpikir kritis dan kreatif
Poin 1 Kecakapan Abad 21 ini adalah kemampuan mendasar yang dibutuhkan untuk mampu bersaing di dunia dan
sekaligus ikut berperan aktif dalam era globalisasi.
Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan
student-centered
Poin 2 Dalam pendekatan student-centered dan project-based, siswa adalah subyek dalam pembelajaran. Melalui
pendekatan ini siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan belajar dalam mempelajari materi yang
diberikan oleh guru.
Pembelajaran dilaksanakan untuk memperlengkapi
siswa dengan kecakapan Abad 21
Poin 3 Proses pembelajaran melibatkan pengembangan kecakapan Abad 21 pada siswa.
Profil Pelajar Pancasila Deskripsi
Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia Setiap pagi kegiatan pembelajaran selalu diawali dengan renungan dalam bentuk:
• Renungan keagamaan
• Renungan moral berbasis keagamaan
• Pembimbingan setiap siswa bermasalah melalui pendekatan keagamaan
Kebhinekaan Global Semua kegiatan di sekolah tidak bertentangan dengan budaya luhur dan identitas bangsa Indonesia. Siswa dididik untuk menghargai budaya lain dengan tetap memegang teguh
budaya luhur bangsa Indonesia.
Bergotong-royong Penanaman sikap bergotong-royong dilaksanakan dalam bentuk:
• Pembelajaran kolaborasi yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan kelompok.
• Kegiatan sosial yang bertujuan untuk memupuk jjiwa kepedulian dan berbagi di kalangan siswa.
Kreatif Proses pembelajaran dilakukan untuk mengasah kreativitas siswa agar dapat menghasilkan sesuatu yang orisinil dan bermanfaat bagi masyarakat.
Bernalar Kritis Setiap proses pembelajaran mengarah kepada Higher Order Thinking Skills di mana siswa dituntut untuk dapat melakukan analisis dalam pengambilan keputusan.
Mandiri Dengan sistem pembelajaran student-centered, siswa dituntut untuk mandiri karena siswa merupakan subyek dari proses pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan
tanggungjawab siswa terhadap kelangsungan dan keberhasilan proses pembelajaran.
Visi SMA Model 10 yang sejalan dengan Pendidikan Karakter dan Profil Pelajar Pancasila akan menghasilkan lulusan dengan identitas kebangsaan Indonesia dan kemampuan akademis yang baik. Kedua
poin utama dari visi sekolah memberikan panduan arah semua kegiatan baik akademis maupun non-akademis. Proses pencapaian visi sekolah diuraikan dalam misi sekolah yang tercantum pada bagian
berikut ini.
Misi Sekolah
Misi adalah bagaimana strategi yang diterapkan sekolah untuk dapat mencapai visi sekolah. Adapaun misi SMA Model 10 adalah sebagai berikut:
1. Mengajarkan kemampuan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif.
2. Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan student-centered learning dan project-based learning.
3. Mempersiapkan menghadapi globalisasi dengan mengembangkan kecakapan Abad 21.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tujuan Sekolah
Berdasarkan pemahaman akan visi dan misi sekolah, maka semua kegiatan sekolah untuk tahun ajaran 2021-2022 harus mengarah kepada pengembangan kemampuan siswa untuk dapat menjadi pembelajar seumur hidup. Untuk
dapat mencapai ini, SMA Model 10 menerapkan strategi baik untuk siswa maupun untuk guru.
Tujuan sekolah termuat dalam perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang. Strategi sekolah untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk dapat menjadi pembelajar seumur hidup dilakukan melalui perencanaan sebagai
berikut:
Strategi sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dalam mencapai tujuan dilakukan dengan melalui perencanaan sebagai berikut:
Tujuan sekolah berkaitan erat dengan karakteristik lulusan sekolah. SMA Model 10 mempunyai 2 aspek dalam karakteristik lulusannya yaitu:
Perencanaan jangka pendek (1 tahun) • Mengintegrasikan Profil Pelajar Pancasila ke dalam kegiatan pembelajaran dan semua kegiatan lain di sekolah.
• Meningkatkan budaya membaca melalui: kegiatan 10 menit membaca per hari; dan tugas membaca buku
minimal 2 buku per semester.
Perencanaan jangka menengah (4 tahun) • Semua siswa memahami dan menerapkan karakteristik Profil Pelajar Pancasila dalam kesehariannya.
• Meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang penelitian sebagai bentuk pengembangan dari pendekatan
project-based learning dan higher order thinking skills (HOTS).
Perencanaan jangka panjang (8 tahun) • Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu ciri dari profil lulusan sekolah.
• Lebih banyak siswa yang dapat berpartisipasi dalam ajang bertaraf dunia.
Perencanaan jangka pendek (1 tahun) • Pembimbingan mengenai pengintegrasian Profil Pelajar Pancasila ke dalam seluruh aspek kegiatan sekolah.
• Mengirimkan guru untuk mengikuti pelatihan Cambridge.
• Meningkatkan kemampuan mengajar guru melalui pelatihan internal (sebulan sekali) maupun pelatihan dari luar
sekolah.
Perencanaan jangka menengah (4 tahun) • Guru memahami, menjiwai dan menerapkan Profil Pelajar Pancasila dalam segala kegiatan di sekolah.
• Lebih dari separuh guru telah mengikuti pelatihan Cambridge.
• Pelatihan guru dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran interaktif berbasis teknologi.
Perencanaan jangka panjang (8 tahun) • Karakteristik Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu ciri dominan dalam segala kegiatan sekolah.
• Semua guru telah mengikuti pelatihan Cambridge.
• Pembelajaran dilaksanakan secara interaktif berbasis teknologi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Proses pengembangan kemampuan belajar mandiri untuk nantinya di masa mendatang menjadi pembelajar seumur hidup dilaksanakan melalui kegiatan berikut:
Kompetensi/karakteristik lulusan yang akan dihasilkan SMA Model 10 adalah sebagai berikut:
Keberhasilan dalam mencapai visi dan misi SMA Model 10 ditandai dengan diterimanya lulusan berkualitas di beberapa universitas terkemuka di indonesia maupun di luar negeri, antara lain:
• Universitas Indonesia
• Institut Teknologi Bandung
• Universitas Airlangga
• National University of Singapore (NUS)
• Massachusetts Institute of Technology
• Universityof Berkeley California
• Universitas lain di Canada, Selandia Baru, Jerman, Cina, dan lain-lain.
Bentuk kegiatan Uraian kegiatan
Project-based learning Kegiatan pembelajaran dengan siswa sebagai subyek dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek
Organisasi (kolaborasi) Organisasi kesiswaan (OSIS) dan pelatihan kepemimpinan
Camp pengembangan diri Kegiatan agar siswa memahami karakter, kemampuan dan potensi diri sekaligus dengan bagaimana cara
mengembangkannya
Mentoring Pembimbingan intensif per individu atau kelompok kecil yang dilakukan oleh guru yang ditunjuk
Pembelajar seumur hidup Deskripsi
Selalu belajar seumur hidup Belajar secara mandiri agar mampu mengikuti perkembangan
Kemampuan berkomunikasi Mendengar untuk belajar dari orang lain dan berani menyampaikan pendapatnya
Kemampuan untuk bekerjasama Tidak mengutamakan kepentingan pribadi, tapi mengutamakan kemajuan bersama
Kemampuan untuk berpikir kritis Mampu melihat dari berbagai sudut pandang dan mampu menganalisis dengan bijak
Kemampuan untuk berpikir kreatif Mampu menemukan hal-hal baru yang dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada
Memiliki wawasan global Mampu melihat segala sesuau tidak hanya dari lingkup nasional tetapi juga dari lingkup internasional
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Karakteristik Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Model 13 (SMALB Model 13) merupakan satuan pendidikan yang berada dalam pengelolaan satu atap bersama dengan jenjang Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) dan Sekolah Menengah Pertama Luar
Biasa (SMPLB) di bawah kepemimpinan seorang Kepala Sekolah Luar Biasa.
Sekolah berada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kondisi geografis berupa dataran rendah yang terletak 7 meter dari permukaan laut dengan luas wilayah 129,54 km2.
Kepadatan penduduk 19.592 jiwa per km persegi yang merupakan kota terpadat kedua setelah Jakarta Pusat di wilayah Provinsi DKI Jakarta. (Sumber data: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Prov DKI Jakarta Tahun 2020)
Jakarta Barat merupakan salah satu wilayah pusat industri di Jakarta, ditandai dengan terdapat banyaknya pabrik-pabrik pengolahan industri ringan, tekstil, maupun bahan-bahan kimia. Pusat perbelanjaan besar baik tradisional maupun
modern dan juga sentra ikan hias berada dekat dengan sekolah. Keberadaan sentra perekonomian tersebut memberikan peluang yang besar bagi sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia baik dalam bidang pengadaan barang
maupun jasa.
Dukungan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat terhadap keberadaan SMALB Model 13 melalui Kelurahan dan UMKM berupa pemberian 2 kios yang tergabung dengan pasar tradisional sangat menunjang pengembangan
kewirausahaan peserta didik khususnya kegiatan penjualan hasil keterampilan di antaranya hasil cetak sablon (kaos, mug, dan keramik), hasil tata boga (kue kering, juice, dan jenis makanan lainnya), dan hasil tata busana (linen dapur,
linen ruang makan dan linen ruang tamu). Lingkungan sekolah yang tergabung dengan dua SDN dalam satu lokasi memberikan kesempatan bagi peserta didik beradaptasi di masyarakat majemuk dengan latar belakang suku, ras,
pendidikan, dan profesi yang sangat beragam. Oleh sebab itu sangat diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
Faktor pendukung lainnya terhadap pengembangan SMALB Model 13 adalah ketersediaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang kompeten dengan kualifikasi akademik minimal S1 dan sebagian besar berusia relatif muda dengan
penguasaan IT yang baik. Prestasi yang diraih peserta didik pada berbagai ajang kompetisii bidang olahraga, seni, dan keterampilan baik di tingkat wilayah, provinsi, maupun nasional merupakan indikator bahwa peserta didik memiliki
potensi unggul yang perlu terus dipupuk dan dikembangkan.
Di samping beberapa faktor pendukung di atas terdapat beberapa persoalan yang merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Persoalan-persoalan tersebut antara lain ketersediaan sarana
dan prasarana yang belum memadai antara lain bangunan gedung yang belum aksesibel dan rusak karena termakan usia, ruang keterampilan yang masih jauh dari ideal, lingkungan yang sering banjir sehingga merusak peralatan sekolah,
dan sering timbulnya aroma tak sedap akibat tumpukan sampah di pasar tradisional. Persoalan lain adalah jumlah guru yang semakin berkurang karena pensiun dan pengangkatan Guru Kontrak Kerja Individu (KKJ) menjadi CPNS di
sekolah lain sehingga ada beberapa guru terpaksa mengajar rangkap rombel dalam waktu yang bersamaan.
Visi dan Misi
Visi SMALB Model 13 adalah:
“Terwujudnya pelajar Pancasila yang memiliki karakter pembelajar sepanjang hayat, terampil dan kreatif, menghargai keberagaman, serta tangguh dan mandiri berdasarkan iman dan taqwa”
Untuk mewujudkan visi tersebut, satuan pendidikan telah menentukan langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam misi sebagai berikut:
• Mengembangkan nilai-nilai religus dan budi pekerti sehingga membentuk pribadi yang berakhlak mulia.
• Menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas sehingga mampu mengembangkan kreativitas dan penguasaan literasi dan numerasi yang mendukung keberadaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.
• Menanamkan sikap kerja keras, pantang menyerah sehingga menbentuk pribadi yang mandiri dan percaya diri.
• Mengembangkan sikap toleransi, tolong-menolong dan bergotong-royoong tanpa membedakan agama, ras, dan suku bangsa.
• Menyelenggarakan program vokasional yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan kebutuhan dalam dunia kerja.
• Menyediakan Pendidik dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Contoh Kurikulum Operasional SMALB Model 13
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
• Menyelenggarakan kemitraan dengan instansi untuk peningkatan layanan.
• Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan aksesible.
• Mengembangkan usaha pengolahan sampah organik.
Tujuan Satuan Pendidikan
1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun)
• Peserta didik taat menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
• Peserta didik mampu bekerjasama dengan teman-temannya tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku dan budaya.
• Peserta didik terampil memilah sampah organik dan non-organik.
• Peserta didik memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sederhana yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.
• Peserta didik mampu mengerjakan satu jenis keterampilan vokasional dengan atau tanpa bantuan orang lain.
• Terlaksananya kegiatan untuk mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.
• Terjalin kerjasama dengan DUDI, Perguruan Tinggi, Dinas Perindustrian, Dinas Kesehatan, dan instansi lainnya, yang menunjang pelaksanaan pendidikan di sekolah.
• Terakomodirnya kebutuhan sekolah oleh Dinas Pendidikan dalam penyediaan sarana dan prasarana, guru, dan tenaga kependidikan.
• Terlaksananya kegiatan pengembangan kompetensi guru.
2. Tujuan Jangka Menengah (3 tahun)
• Lulusan bersikap dan berperilaku sopan serta taat menjalankan ibadah sesuai ajaran agama yang dianutnya.
• Lulusan memiliki kompetensi literasi dan numerasi yang mendukung penguasaan keterampilan vokasional.
• Lulusan menguasai satu jenis keterampilan vokasional yang dapat digunakan sebagai sumber penghidupannya.
• Lulusan terampil mengolah sampah organik.
• Lulusan terbiasa bekerja sama dengan siapapun tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku dan budaya.
• Terlaksananya kegiatan pembiasaan dalam mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.
• Terjalin kerjasama yang berkelanjutan dengan DUDI, Perguruan Tinggi, Dinas Perindustrian, Dinas Kesehatan, dan instansi lainnya dalam meningkatkan kualitas lulusan.
• Tersedianya Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan jumlah yang memadai.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
3. Tujuan Jangka Panjang (5 tahun)
• Lulusan taat menjalankan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari yang diwujudkan dalam bentuk ketaatan menjalankan ibadah dan sikap serta perilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
• Lulusan menguasai salah satu atau lebih keterampilan vokasional yang dapat digunakan sebagai sumber penghidupannya.
• Berkembangnya kreativitas peserta didik yang diwujudkan dalam bentuk ide-ide baru dalam produk keterampilan yang dikuasainya.
• Tercapainya lulusan yang menguasai kompetensi literasi dan numerasi sebagai pembelajar sepanjang hayat.
• Terwujudnya budaya sekolah yang mencerminkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.
• Tercapainya lulusan yang mandiri dalam kehidupan sehari-hari.
• Terserapnya lulusan dalam dunia kerja baik sebgai tenaga kerja atau mitra usaha dengan DUDI.
• Tersedianya Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan jumlah dan kualifikasi akademik yang memadai.
• Sekolah memiliki usaha pengolahan sampah organik dengan fasilitas yang memadai.
Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, maka sekolah melakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan pembiasaan dan keteladanan untuk mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.
2. Mengajukan permohonan pembangunan gedung kepada Pemerintah Daerah.
3. Mengajukan permohonan pemenuhan kebutuhan Guru dan Tenaga Kependidikan kepada Dinas Pendidikan.
4. Mengajukan permohonan pemenuhan sarana dan prasarana keterampilan ke Dinas Pendidikan.
5. Menyelenggarakan kegiatan perayaan keagamaan dan melakukan pembinaan kerohanian yang rutin dilakukan satu minggu sekali.
6. Pemberdayaan perpustakaan baik manual maupun digital.
7. Peningkatan kualitas SDM dengan pengikutsertaan kegiatan pelatihan atau mengadakan kegiatan bimbingan teman sebaya.
8. Bekerjasama dengan IGPKhI DKI Jakarta dalam peningkatan kompetensi guru.
9. Bekerjasama dengan DUDI berkaitan dengan peningkatan kewirausahaan untuk pelaksanaan program magang dan mempromosikan hasil karya kewirausahaan untuk pelaksanaan programkagang dan mempromosikan hasil karya peserta
didik, serta membuka peluang dalam rekrutmen penerimaan pagawai/karyawan bagi lulusan SMALB Model 13.
10. Menjalin kemitraan dengan sentra ikan hias untuk melakukan pelatihan dan pengembangan kewirausahaan yang dapat dilakukan peserta didik saat dibutuhkan oleh sentra ikan hias seperti produksi pakan dan aquarium.
11. Bekerjasama dengan Dinas Pariwisata untuk mempromosikan dan memasarkan hasil karya cinderamata yang telah diproduksi oleh peserta didik.
12. Bekerjasama dengan Dinas Perindustrian DKI Jakarta untuk mendapatkan pelatihan, pendampingan dan bantuan fasilitas dalam usaha pengolahan sampah.
13. Bekerjasama dengan Kamar Dagang Industri (Kadin) Jakarta Barat untuk membantu memperluas jaringan dalam mempromosikan hasil produksi keterampilan dari peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ruang Kolaborasi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik – Diskusi Kelompok
(60 Menit)
1. Buatlah analisis karakteristik satuan pendidikan dalam 2 paragraf, dengan mengobservasi:
a) Potensi bentang alam yang dominan di sekitar sekolah.
b) Karakteristik masyarakat di sekitar sekolah.
c) kekhasan/tradisi yang cukup kuat di sekolah/daerah.
d) Peta profil guru, siswa, dan orangtua di sekolah.
e) Kemitraan/kerjasama sekolah dengan pihak lain.
2. a) Silakan menurunkan hasil analisis karakteristik satuan pendidikan yang telah dibuat menjadi visi, misi dan tujuan
satuan pendidikan jangka pendek (untuk satuan pendidikan secara umum) atau visi, misi, dan tujuan program
keahlian jangka pendek (untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan). Perlu dipastikan visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan yang dibuat bersifat kontekstual dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan
masing-masing, serta berpusat pada peserta didik.
b) Siapa sajakah pihak yang perlu dilibatkan dalam menyusun visi, misi dan tujuan satuan pendidikan?
c) Apa saja strategi untuk melibatkan para pihak tersebut dalam menyusun visi, misi dan tujuan satuan pendidikan?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Refleksi Terbimbing
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik
1. Setelah melalui proses pembelajaran sejauh ini, apa sajakah
perubahan paradigma yang dirasakan?
2. Apa sajakah hal baru yang perlu diimplementasikan saat
kembali ke satuan pendidikan masing-masing?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Hal baru yang perlu diimplementasikan saat kembali ke satuan
pendidikan:
• …
• …
• …
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Elaborasi Pemahaman
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik
1. Visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan yang disusun sesuai
karakteristik dan kebutuhan di satuan pendidikan itu penting
dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Mengapa?
2. Pelibatan seluruh warga satuan pendidikan itu penting dalam
penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan.
Mengapa?
3. Bagaimana cara memfasilitasi penyusunan visi, misi, dan
tujuan satuan pendidikan sesuai karakteristik dan kebutuhan
satuan pendidikan?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik 1
● Visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan yang disusun sesuai
karakteristik dan kebutuhan di satuan pendidikan berangkat dari
pemahaman bahwa kekhasan dan potensi internal yang dimiliki
oleh satuan pendidikan (karakteristik) mampu memenuhi apa yang
diperlukan oleh satuan pendidikan tersebut (kebutuhan).
● Karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan perlu
diintegrasikan dalam proses menentukan cita-cita bersama pada
masa mendatang (visi) dan menyepakati bagaimana mewujudkan
cita-cita tersebut dalam tindakan (misi) untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan pada peserta didik dan yang sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional (tujuan).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik 2
● Satuan pendidikan merupakan milik dari seluruh warga yang ada dalam
lingkup satuan pendidikan tersebut: kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik, dan komunitas
terkait.
● Saat dilibatkan dalam penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan, seluruh warga yang ada, baik individu maupun kelompok,
akan memiliki rasa kepemilikan terhadap satuan pendidikan dan akan
memberikan yang terbaik saat dilibatkan untuk berkontribusi dalam
usaha pengembangan mutu satuan pendidikan.
● Saat seluruh warga satuan pendidikan dilibatkan dalam penyusunan
visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, yang merupakan fondasi untuk
membangun layanan satuan pendidikan yang bermutu, maka kekuatan
bersama yang dimiliki oleh seluruh warga satuan pendidikan akan
digerakkan untuk memastikan keberhasilan proses tersebut.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik 3
● Menentukan perwakilan kelompok warga satuan pendidikan yang perlu
dilibatkan, jika tidak mungkin melibatkan seluruhnya.
● Membuat daftar informasi dan data yang perlu digali untuk mengenali
karakteristik satuan pendidikan dan menentukan visi, misi, dan tujuan
pendidikan.
● Menentukan cara untuk mengumpulkan informasi dari perwakilan
dan/atau seluruh warga satuan pendidikan (kuesioner, wawancara,
diskusi kelompok terpumpun, observasi, rapor pendidikan).
● Mengalokasi waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian,
analisis, dan dokumentasi data.
● Memilah kumpulan informasi dan data yang relevan dan menyimpulkan
untuk mengembangkan strategi dan solusi untuk langkah ke depan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
(Rencana) Aksi Nyata
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pertanyaan Pemantik – Penugasan Mandiri (
Buatlah rencana implementasi hasil pembelajaran topik ini
setelah balik ke sekolah. Dalam rencana aksi tersebut, sertakan
Kegiatan yang Direcanakan, Tujuan Kegiatan, Waktu Kegiatan,
dan Aktor yang Terlibat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Lembar Kerja Rencana Aksi Nyata
-No Kegiatan yang
Direncanakan
Tujuan
Kegiatan
Waktu
Kegiatan
Aktor yang
Terlibat
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Sampai Jumpa ☺

More Related Content

Similar to 2. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1 - Copy.pptx

1. Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.pptx
1. Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.pptx1. Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.pptx
1. Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.pptxssuserf74c77
 
Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptxPaparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptxDafrisolDafrisol
 
Cacahan Konten Bimtek PSP 3 KOSP #1_09012023 (1).pptx
Cacahan Konten Bimtek PSP 3 KOSP #1_09012023 (1).pptxCacahan Konten Bimtek PSP 3 KOSP #1_09012023 (1).pptx
Cacahan Konten Bimtek PSP 3 KOSP #1_09012023 (1).pptxErmantoErmanto4
 
3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf
3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf
3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdfjendralrudiyanto
 
Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan semua jenjang.pptx
Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan semua jenjang.pptxMenyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan semua jenjang.pptx
Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan semua jenjang.pptxRasimunWay1
 
1. PANDUAN PROYEK P5.pdf
1. PANDUAN PROYEK P5.pdf1. PANDUAN PROYEK P5.pdf
1. PANDUAN PROYEK P5.pdfwidi409706
 
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptxLindaKurnia8
 
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA-SD_SMP_SMA_SMK.pptx
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA-SD_SMP_SMA_SMK.pptxIMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA-SD_SMP_SMA_SMK.pptx
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA-SD_SMP_SMA_SMK.pptxNitaGustina1
 
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptxEduardusRudySebatu
 
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptxAsepJatnika1
 
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptxTatangHidayat22
 
PRESENTASI KOSP.pptx
PRESENTASI KOSP.pptxPRESENTASI KOSP.pptx
PRESENTASI KOSP.pptxsusantowae1
 
Modul Ajar.pptx
Modul Ajar.pptxModul Ajar.pptx
Modul Ajar.pptxAndiB7
 
Bahan Tayang Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan-SMK.pptx
Bahan Tayang Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan-SMK.pptxBahan Tayang Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan-SMK.pptx
Bahan Tayang Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan-SMK.pptxMulyadiAdy5
 
Materi Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfGitaNurIzzati1
 
Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan Bimbingan dan Konseling.pptx
Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan Bimbingan dan Konseling.pptxPaparan Asesmen Siswa dalam Layanan Bimbingan dan Konseling.pptx
Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan Bimbingan dan Konseling.pptxikawatikusumaputri
 
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptxPowerpoint Materi Modul Ajar.pptx
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptxHeriHadianto
 
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptxPowerpoint Materi Modul Ajar.pptx
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptxIneEris
 

Similar to 2. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1 - Copy.pptx (20)

1. Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.pptx
1. Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.pptx1. Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.pptx
1. Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.pptx
 
Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptxPaparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
 
Cacahan Konten Bimtek PSP 3 KOSP #1_09012023 (1).pptx
Cacahan Konten Bimtek PSP 3 KOSP #1_09012023 (1).pptxCacahan Konten Bimtek PSP 3 KOSP #1_09012023 (1).pptx
Cacahan Konten Bimtek PSP 3 KOSP #1_09012023 (1).pptx
 
3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf
3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf
3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf
 
Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan semua jenjang.pptx
Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan semua jenjang.pptxMenyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan semua jenjang.pptx
Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan semua jenjang.pptx
 
PPT KOSP (2)xxxxrevisi.pptx
PPT KOSP (2)xxxxrevisi.pptxPPT KOSP (2)xxxxrevisi.pptx
PPT KOSP (2)xxxxrevisi.pptx
 
1. PANDUAN PROYEK P5.pdf
1. PANDUAN PROYEK P5.pdf1. PANDUAN PROYEK P5.pdf
1. PANDUAN PROYEK P5.pdf
 
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
 
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA-SD_SMP_SMA_SMK.pptx
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA-SD_SMP_SMA_SMK.pptxIMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA-SD_SMP_SMA_SMK.pptx
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA-SD_SMP_SMA_SMK.pptx
 
1. Refleksi P5.pdf
1. Refleksi P5.pdf1. Refleksi P5.pdf
1. Refleksi P5.pdf
 
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
 
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
 
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
2_ Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.pptx
 
PRESENTASI KOSP.pptx
PRESENTASI KOSP.pptxPRESENTASI KOSP.pptx
PRESENTASI KOSP.pptx
 
Modul Ajar.pptx
Modul Ajar.pptxModul Ajar.pptx
Modul Ajar.pptx
 
Bahan Tayang Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan-SMK.pptx
Bahan Tayang Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan-SMK.pptxBahan Tayang Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan-SMK.pptx
Bahan Tayang Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan-SMK.pptx
 
Materi Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
 
Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan Bimbingan dan Konseling.pptx
Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan Bimbingan dan Konseling.pptxPaparan Asesmen Siswa dalam Layanan Bimbingan dan Konseling.pptx
Paparan Asesmen Siswa dalam Layanan Bimbingan dan Konseling.pptx
 
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptxPowerpoint Materi Modul Ajar.pptx
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
 
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptxPowerpoint Materi Modul Ajar.pptx
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
 

2. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1 - Copy.pptx

  • 1. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian1 Pratiwi Ramlan, S.Farm, Apt., M.AP
  • 2. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Jadwal Kegiatan No Nama Kegiatan No Nama Kegiatan 1 Perkenalan 7 Diskusi dan Presentasi Kelompok 2 Kesepakatan Kelas 8 Diskusi Kelas 3 Agenda Kegiatan 9 Permainan Sambung Refleksi 4 Refleksi Diri 10 Penguatan Pemahaman 5 Permainan Tebak Frasa 11 Kerja Mandiri 6 Pemaparan Konsep 12 Penutup
  • 3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi KESEPAKATAN KELAS Matikan mic Nyalakan kamera Angkat tangan jika ingin bicara Aktif dalam proses
  • 4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Sekilas Desain Workshop ● Apa hasil belajar yang hendak dicapai? Mengenali bagaimana melakukan analisis karakteristik satuan pendidikan untuk memfasilitasi penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan ● Apa Bukti dan Asesmen untuk mengukur hasil belajar? Hasil diskusi kelompok pada Sesi Ruang Kolaborasi dan Rencana Aksi Nyata pada Sesi (Rencana) Aksi Nyata
  • 5. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Mulai dari Diri
  • 6. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pertanyaan Pemantik 1. Ceritakan pengalaman Anda saat terlibat dalam kegiatan penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Apa kesan dan pembelajaran yang didapat saat terlibat dalam kegiatan tersebut?
  • 7. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pertanyaan Pemantik 2. Ceritakan pengalaman Anda saat terlibat dalam kegiatan penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Apa tantangan yang dihadapi dalam kegiatan tersebut dan bagaimana menghadapinya?
  • 8. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pertanyaan Pemantik 3. Ceritakan pengalaman Anda saat terlibat dalam kegiatan penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Apa peran Anda dalam kegiatan tersebut?
  • 9. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pertanyaan Pemantik 4. Mengapa penting bagi satuan pendidikan untuk menyusun kurikulum operasional-nya sendiri?
  • 10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Eksplorasi Konsep
  • 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pertanyaan Pemantik 1. Mengapa penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan perlu melibatkan seluruh warga sekolah? 2. Bagaimana cara menyusun visi, misi dan tujuan satuan pendidikan yang melibatkan seluruh warga sekolah? 3. Bagaimana cara menganalisis karakteristik satuan pendidikan?
  • 12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Apa itu Kurikulum Operasional? ● Seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan. ● Pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran.
  • 13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Mengapa Kurikulum Operasional Berbeda antar Satuan Pendidikan? Agar bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.
  • 14. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional ● Berpusat pada Peserta Didik ● Kontekstual ● Esensial ● Akuntabel ● Melibatkan Berbagai Pemangku Kepentingan
  • 15. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Profil Pelajar Pancasila merupakan Acuan dalam Penyusunan Visi, Misi, dan Tujuan di Satuan Pendidikan
  • 16. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Profil Pelajar Pancasila ● Pelajar Indonesia merupakan Pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. ● Tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.
  • 17. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Posisi Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Operasional Sekolah ● Tujuan jangka panjang segala proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah. ● Kompetensi dan karakter yang perlu dikembangkan oleh setiap warga sekolah. ● Benang merah yang menyatukan segala praktik yang dijalankan di sekolah.
  • 18. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Komponen Kurikulum Operasional Sekolah ● Karakteristik Satuan Pendidikan - Menggambarkan keunikan satuan pendidikan dalam hal peserta didik, sosial, budaya, guru, dan tenaga kependidikan. - Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, tidak saja menggambarkan keunikan satuan pendidikan tapi juga program keahliannya. ● Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan - Visi: Menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan jangka panjang satuan pendidikan dan nilai-nilai yang dituju; menggambarkan nilai-nilai yang mendasari penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik dalpat mencapai Profil Pelajar Pancasila. - Misi: Menjawab bagaimana satuan pendidikan mencapai visi; memegang nilai-nilai penting dalam menjalankan misi. - Tujuan: Pada akhirnya berdampak pada peserta didik; menggambarkan tahapan-tahapan penting dan selaras dengan misi; berisi strategi satuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikannya; menargetkan kompetensi/karakteristik sekolah yang menjadi kekhasan lulusan satuan pendidikan selaras dengan Profil Pelajar Pancasila. ● Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, visi dan misi disusun untuk lingkup satuan pendidikan, sementara tujuan disusun untuk lingkup program keahlian berdasarkan analisis kebutuhan dunia kerja.
  • 19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kerangka Dasar Kurikulum Merdeka ● .
  • 20. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan ● Tetap - ditetapkan oleh Pemerintah Pusat ● Fleksibel dan dinamis - menjadi otonomi di satuan pendidikan
  • 21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan secara Umum
  • 22. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Proses Berpikir untuk Menganalisis Karakteristik Satuan Pendidikan dan Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan secara Umum ● Dikembangkan lewat proses reversibel (bolak balik) antara analisis karakteristik lingkungan belajar satuan pendidikan, visi-misi satuan pendidikan, serta tujuan dan strateginya. ● Direncanakan dengan mengumpulkan berbagai data untuk informasi yang komprehensif. ● Digunakan berbagai cara yang sesuai dengan kebutuhan berproses, selama hasilnya selaras antarkomponen.
  • 23. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Prinsip Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan ● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan. ● Menggunakan data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan pendidikan. ● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis, dan dokumentasi data. ● Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan strategi atau solusi.
  • 24. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pilihan Cara Pengumpulan Informasi guna Analisis Karakteristik dan Lingkungan Belajar ● Kuesioner ● Wawancara ● Diskusi kelompok terpumpun (FGD) ● Observasi ● Rapor pendidikan
  • 25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Contoh Proses Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan: Analisis Lingkungan Belajar Sumber Daya Alam, Sosial, dan Budaya ● Bagaimana mendokumentasikan semua informasi sistem, sumber daya dan fasilitas, serta mitra yang ada? ● Apakah ada sumber daya dari lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan oleh satuan pendidikan dalam proses belajar? Sumber Pendanaan ● Bagaimana proses pendanaan satuan pendidikan? ● Bagaimana penggunaan dana ini? Sistem dan Kebijakan Daerah ● Apa saja visi, misi, dan tujuan daerah? ● Apa saja kebijakan satuan pendidikan terkait indikator? Kemitraan ● Siapa sajakah pihak-pihak yang dapat dilibatkan untuk mendukung program satuan pendidikan? (organisasi, komunitas, tokoh, dll.)
  • 26. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Contoh Proses Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan: Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan ● Seperti apakah gambaran ideal tentang masa depan yang ingin diwujudkan oleh satuan pendidikan? ● Bagaimana satuan pendidikan dapat mencapai gambaran ideal tersebut? Reviu Visi dan Misi ● Bagian yang mana yang perlu ditajamkan dalam visi dan misi? ● Apakah perlu membuat visi dan misi baru yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungan dan karakteristik peserta didik ● Apa saja prioritasnya? Reviu Tujuan ● Apa yang menjadi prioritas bagi satuan pendidikan (atau program keahlian Sekolah Menengah Kejuruan) dalam mendukung kompetensi peserta didik? ● Apa yang mendasari tujuan ini? ● Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki peserta didik? ● Mengapa kompetensi ini dianggap penting? ● Apa saja keterampilan yang perlu dikuasai peserta didik? ● Apa karakteristik individu yang ingin dibangun? ● (Sekolah Menengah Kejuruan) Jabatan pekerjaan/okupasi apa saja yang berpotensi untuk diisi oleh lulusan program keahlian ini?
  • 27. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan harus Berpusat pada Peserta Didik ● Visi: Gambaran masa depan, realistis ● Misi: Tindakan ● Tujuan: Hasil yang diinginkan pada peserta didik
  • 30. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tips Merumuskan Tujuan yang Berpusat pada Peserta Didik ● Fokus untuk memahami dan membantu peserta didik mengenal diri dan cara belajar mereka. ● Memungkinkan peserta didik melihat kemajuan mereka, merefleksikan cara dan kekuatan belajar mereka, dan menetapkan tujuan individu. ● Berefleksi dan meninjau kembali berdasarkan Profil Pelajar Pancasila. Peserta didik akan berubah dan bertumbuh sepanjang tahun; memberikan ruang bagi peserta didik untuk merekam refleksi diri secara teratur.
  • 31. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Prinsip dalam Merumuskan Tujuan yang Berpusat pada Peserta Didik ● Menambahkan kompetensi peserta didik sesuai karakteristik satuan pendidikan selama tidak bertentangan dengan Profil Pelajar Pancasila. ● Mengevaluasi secara kritis lingkungan belajar di satuan pendidikan dan membuat perubahan yang diperlukan bagi peserta didik dan guru guna mengembangkan nilai- nilai Profil Pelajar Pancasila. ● Kembali berfokus pada tujuan satuan pendidikan atau program keahlian untuk SMK, secara kreatif mengelola sumber daya manusia (guru/orangtua, peserta didik) dan sumber daya lain di satuan pendidikan (lingkungan/komunitasi di sekitar satuan pendidikan). ● Menjadikan Profil Pelajar Pancasila sebagai prinsip utama tiap program pembelajaran untuk membantu peserta didik berkembang sesuai keragaman potensi. ● Menggunakan Profil Pelajar Pancasila sebagai alat refleksi dan analisis seluruh program pembelajaran di satuan pendidikan. ● Melakukan refleksi berkala untuk mengetahui keberhasilan dalam pembelajaranguna memenuhi Profil Pelajar Pancasila yang dideskripsikan.
  • 33. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Contoh Kurikulum Operasional per Jenjang Pendidikan ada pada folder bahan bacaan LMS
  • 34. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Karakteristik Satuan Pendidikan Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kondisi dan karakteristik Trimurti Senior High School maka disampaikan hasil analisis konteks Trimurti Senior High School pada tahun ajaran 2020-2021. Trimurti Senior High School berdiri mulai tahun 1954 dan berlokasi di pusat kota, dikelilingi oleh pusat komersial, fasilitas umum dan kantor pemerintahan. Untuk sarana dan prasarana secara umum, Trimurti Senior High School memiliki fasilitas cukup lengkap dalam mendukung proses belajar-mengajar. Trimurti Senior High School memiliki Tenaga Pendidik sebanyak 36 orang yang cukup kompeten dalam pembelajaran dan dalam penggunaan teknologi. Untuk jumlah pelajar tahun pelajaran 2020/2021 ada sebanyak 590 orang. Dalam pelaksanaan pembelajaran Trimurti Senior High School memberi 3 kelompok minat dalam mata pelajaran peminatan yang disediakan yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa. Terdapat juga program-program unggulan yang dipergunakan untuk menambah layanan pendidikan kepada pelajar. Untuk karakteristik Sosial dan Budaya Lingkungan Sekolah adalah mayoritas pelajar berlatar belakang ekonomi mampu ke atas dan berasal dari lingkungan masyarakat perkotaan. Mayoritas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan juga berasal atau telah lama tinggal di daerah kota dan sekitarnya. Trimurti Senior High School memiliki dan membiasakan budaya disiplin waktu, tertib ibadah, 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) dan kepedulian sosial pada seluruh warga sekolah. Visi Visi yang dimiliki Trimurti Senior High School diturunkan dari tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Adapun visi Trimurti Senior High School adalah sebagai berikut: “Terbentuknya Manusia Susila, Cakap dan Bertanggungjawab”. Misi Misi Trimurti Senior High School ditetapkan sebagai representasi dari elemen visi Trimurti dan elemen Profil Pelajar Pancasila. Elemen visi Trimurti tersebut yaitu susila, cakap dan bertanggungjawab. Tujuh misi Trimurti Senior High School adalah sebagai berikut: 1. Membangun kebiasaan tertib beribadah, kajian keagamaan rutin dan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Santun dan Sopan) pada pelajar. Representasi dari: • Visi “Susila”. • Elemen Profil Pelajar Pancasila “Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia”. 2. Mengembangkan rasa kepedulian, nasionalisme, patriotisme, dan bangga atas budaya lokal melalui aktivitas sosial, lingkungan, kebangsaan dan eksplorasi. Representasi dari: • Visi “Susila” dan “Bertanggungjawab”. • Elemen Profil Pelajar Pancasila “Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia” dan “Bergotong-royong”. 3. Membekali pelajar dengan pengalaman lintas budaya baik nasional maupun internasional. Representasi dari: • Visi “Susila”. • Elemen Profil Pelajar Pancasila “Berkebhinekaan global”. 4. Mengidentifikasi, mengembangkan, dan memfasilitasi pencapaian prestasi minat dan bakat pelajar. Representasi dari: • Visi “Cakap”. • Elemen Profil Pelajar Pancasila “Mandiri” Contoh Kurikulum Operasional Trimurti Senior High School
  • 35. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 5. Mengembangkan dan menerapkan pembelajaran berbasis HOTS dan membangun 6 kemampuan literasi dasar (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial) dengan berlandaskan prinsip kejujuran dan kemandirian dengan memperhatikan bakat dan minat pelajar. Representasi dari: • Visi “Cakap” dan “Bertanggungjjawab”. • Elemen Profil Pelajar Pancasila “Mandiri”, “Kreatif” dan “Bernalar Kritis”. 6. Memfasilitasi terlampauinya capaian kompetensi minimal tingkat SMA oleh peserta pelajar melalui matrikulasi, pemantauan perkembangan belajar, identifikasi permasalahan belajar, perbaikan, pendampingan, pengembangan dan kerjasama dengan orangtua. Representasi dari: • Visi “Cakap”. • Elemen Profil Pelajar Pancasila “Mandiri”. 7. Membimbing pelajar menghasilkan suatu karya ilmiah yang orisinil, dapat dipertanggungjawabkan dan tepat guna. Representasi dari: • Visi “Cakap” dan “Bertanggungjawab”. • Elemen Profil Pelajar Pancasila “Kreatif” dan “Bernalar Kritis”. Tujuan Tujuan akhir yang diharapkan oleh Trimurti Senior High School dalam pelaksanaan program-program sekolah untuk mewujudkan misi sekolah ditetapkan dalam bentuk 3 bagian, yaitu tujuan jangka panjang, tujuan jangka menengah dan tujuan jangka pendek. Tujuan Jangka Panjang: 1. Menghasilkan lulusan pembelajar sepanjang hayat yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, bangga pada budaya bangsanya dan tenggang rasa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. 2. Menghasilkan lulusan yang mampu melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi pada lembaga akademik/vokasi/kedinasan terkemuka sesuai minat dan bakat yang dimilikinya. 3. Menghasilkan lulusan yang terampil dalam berpikir kritis, berkreativitas, menghasilkan karya, memanfaatkan teknologi digital, dan mengembangkan minat serta bakatnya untuk menghasilkan prestasi. 4. Menghasilkan lulusan yang memiliki penguasaan 6 literasi dasar (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial). Tujuan Jangka Menengah: 1. Membentuk karakter pembelajar sepanjang hayat berlandaskan Profil Pelajar Pancasila. 2. Menyusun beban belajar bagi pelajar yang manageable namun tetap berkualitas serta dengan proses belajar-mengajar yang menyenangkan dan kontekstual. 3. Membekali pelajar dengan keahlian berpikir kreatif dan berpikir kritis. 4. Membekali pelajar dengan penguasaan 6 literasi dasar (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial). 5. Memfasilitasi pelajar untuk dapat melampaui kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal tingkat SMA, baik akademik dan non-akademik. 6. Memfasilitasi pelajar untuk mampu menyusun karya tulis yang orisinil 7. Memfasilitasi pelajar untuk mendapat keahlian kecakapan hidup dan berprestasi sesuai bakat dan minatnya.
  • 36. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tujuan Jangka Pendek: 1. Pembentukan karakter berdasar Profil Pelajar Pancasila a. Melaksanakan pembiasaan sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila secara terintegrasi pada 100% mata pelajaran yang diselenggarakan baik dalam bentuk tatap muka atau dalam bentuk kegiatan proyek. b. Melaksanakan 100% penilaian sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila. c. Mendorong 100% pelajar mencapai minimal predikat BAIK pada penilaian sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila.’ 2. Proses belajar yang manageable namun tetap berkualitas a. Mendorong agar tingkat keterlibatan pelajar dalam proses belajar-mengajar mencapai minimal 95%. b. Mengelola proses belajar-mengajar agar tingkat kepuasan pelajar mencapai minimal 90%. 3. Keahlian berpikir kreatif dan berpikir kritis a. Mengintegrasikan project-based learning pada 100% mata pelajaran. b. Memfasilitasi 100% pelajar menghasilkan minimal 1 produk kreatif per tahun dari project-based learning. c. Melaksanakan 100% proses penilaian yang mengandung minimal 25% soal bertipe HOTS. d. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab 70% soal bertipe HOTS dengan benar. 4. Penugasan 6 literasi dasar a. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 100% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level kognitif 1 dengan benar. b. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 80% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level kognitif 2 dengan benar. c. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 60% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level kognitif 3 dengan benar. 5. Kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal tingkat SMA a. Memfasilitasi 100% pelajar untuk mampu mencapai rata-rata nilai akhir tahun ajaran minimal 75 pada aspek pengetahuan dan keterampilan. b. Menangani 100% pelajar yang mengalami permasalahan pembelajaran agar dapat terselesaikan. 6. Karya tulis yang orisinil a. Membekali 100% pelajar dengan pengetahuan tata cara penulisan karya ilmiah melalui proyek Profil Pelajar Pancasila. b. Memfasilitasi 100% pelajar menghasilkan minimal 1 karya tulis ilmiah sesuai dengan minatnya dengan maksimal 20% pada plagiarism score (menggunakan Turnitin Checker).
  • 37. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 6. Keahlian kecakapan hidup dan berprestasi sesuai bakat dan minat a. Mendorong 100% pelajar memilih kelas peminatan berdasar bakat dan minatnya. b. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 ekstrakurikuler pilihan sesuai bakat dan minatnya. c. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 program life skills sesuai bakat dan minatnya. d. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 lomba/kompetisi akademik dan non-akademik per tahun atau minimal 1 kali program magang sesuai bakat dan minatnya. Strategi untuk Mencapai Tujuan Untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan Trimurti Senior High School menyusun beberapa strategi pelaksanaan. Adapun strategi-strategi tersebut adalah: 1. Menyusun tim penjamin mutu dan tim pengembang kurikulum. 2. Melakukan analisis konteks terhadap kondisi dan lingkungan sekolah. 3. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah dengan melibatkan unsur dinas pendidikan setempat, pakar, perwakilan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) dan komite sekolah. 4. Melakukan analisis kebutuhan program sekolah (kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, pelatihan, pengadaan sarana prasarana, kegiatan pendukung, dan lain-lain) untuk mendukung pelaksanaan rencana kurikulum operasional sekolah yang telah disusun. 5. Menyusun RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah) berdasar analisis kebutuhan program. 6. Menyusun rencana serta instrumen Evaluasi, Pendampingan dan Pengembangan dengan melihat berbagai sisi (guru, tenaga kependidikan, pelajar, orangtua, dan komite sekolah). 7. Melaksanakan kurikulum operasional sekolah dengan evaluasi harian, 1 bulanan, 1 semester, dan 1 tahun. 8. Melaksanakan program perbaikan berdasar prioritas 1 bulanan, 1 semester dan 1 tahun. 9. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah berdasar hasil evaluasi dengan melibatkan unsur dinas pendidikan setempat, pakar, perwakilan DUDI dan komite sekolah.
  • 38. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Karakteristik Sosial 1. Letak SMA Negeri Surabaya SMA Negeri 5 Surabaya terletak di Jalan Kusumabangsa 21 Surabaya. Lokasi ini berada di ruas jalan nasional, daerah pusat kota dan pusat pemerintahan. SMA Negeri 5 Surabaya berdampingan dengan 3 sekolah, yaitu SMA Negeri 1, 2, dan 9 Surabaya. Letak ini menjadikan SMA Negeri 5 Surabaya berada dalam lingkungan masyarakat perkotaan. 2. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 5 Surabaya memiliki tenaga pendidik dan kependidikan sebagai berikut: Tenaga Pendidik Tenaga Kependidikan Contoh Kurikulum Operasional SMA Negeri 5 Surabaya Jenis Kepegawaian Jenis Kelamin Kualifikasi Pendidikan Tersertifikat L P S1 S2 Sudah Belum ASN 21 25 20 26 45 1 GTT 8 6 8 6 1 13 Jumlah 29 31 28 32 46 14 Prosentasi 48.3 51.7 46.7 53.3 76.7 23.3 Jenis Kepegawaian Jenis Kelamin Kualifikasi Pendidikan L P SD SMP SMA D3 S1 ASN 3 2 - 1 2 - 2 PTT 6 6 1 - 4 2 5 Jumlah 9 8 1 1 6 2 7 Prosentase 52.9 47 .1 5.9 5.9 35.3 11.8 41.1
  • 39. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 3. Alumni Alumni SMA Negeri 5 Surabaya banyak tersebar di dalam negeri maupun di luar negeri, sangat banyak yang sukses di berbagai bidang pekerjaan, baik dalam pemerintahan maupun swasta. Alumni tersebut memiliki perkumpulan yang telah berbadan hukum. Para alumni ini memiliki kepedulian yang sangat besar baik kepada sekolah maupun kepada adik angkatannya yang masih menjadi peserta didik di sekolah. 4. Orangtua/Wali Murid SMA Negeri 5 Surabaya memiliki siswa-siswi yang sebagian besar orangtuanya memiliki tingkat ekonomi yang baik dan memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap pendidikan. Karakteristik Budaya SMA Negeri 5 Surabaya 1. Budaya Berprestasi Budaya berprestasi di SMA Negeri 5 Surabaya dibuktikan dari: a. Berbagai prestasi lomba bidang akademik dan non-akademik yang diraih peserta didik dari tingkat kota, propinsi, nasional, hingga internasional. Contoh prestasi yang selalu diraih adalah bidang Kompetensi Sains Nasional (KSN) dan Kompetisi Karya Inovasi Pelajar. b. Persaingan belajar yang sehat dari peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang sangat baik sehingga mampu untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri terbaik di dalam negeri maupun di luar negeri. 2. Budaya Literasi Peserta didik SMA Negeri 5 Surabaya memiliki budaya literasi yang sangat baik. Kegiatan literasi yang menjadi budaya di SMA Negeri 5 Surabaya di antaranya: a. Kegiatan membaca dan menuliskan resume karya fiksi (terutama berupa novel) dengan waktu 15 menit setiap pagi sebelum memulai pembelajaran. Di Kelas X awal, kegiatan ini membutuhkan waktu untuk membiasakan. Tetapi selanjutnya, budaya ini menjadi motivasi peserta didik sehingga brdampak pada budaya senang membaca di mana saja dan kapan saja. b. Kegiatan tantangan membaca 1.000 halaman karya fiksi selama 1 bulan pertama pada awal tahun ajaran. c. Kegiatan menulis karya sastra. Karya sastra yang dihasilkan dapat berupa novel, cerpen, sajak, puisi, atau bentuk lain. Hasil karya ini kemudian dibukukan di setiap kelas dan peserta didik sudah mampu mengorganisasi pasarannya. 3. Budaya Peduli Lingkungan Sesuai dengan visi sekolah, Budaya Linkungan telah menjadi Kegiatan Wajib peserta didik. SMA Negeri 5 Surabaya memiliki budaya lingkungan yang baik. Bukti budaya ini adalah beberapa kegiatan yang dilakukan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Contoh kegiatan intrakurikuler adalah proyek kolaborasi dengan tema Hemat Energi, yang melibatkan semua mata pelajaran. Untuk kegiatan ekstrakurikuler, budaya lingkungan ini diakomodasi dalam kegiatan yang dinamakan GREENISH. Beberapa inovasi dalam Kegiatan LIngkungan ini antara lain: GHC (Gerakan Hemat Energi melalui AC), SMALA GANTENG (Gerakan Peteng Bareng), GEMATI (Gerakan Hemat Energi), Pengolahan Limbah Sampah (Reuse, Recyle, Reduce), Pemanfaatan Lahan Sekolah, Sehat Mengaum (Sehari menggunakan Angkatan Umum). Peserta Didik 1. Input Peserta Didik Peserta didik SMA Negeri 5 Surabaya berasal dari Kota Surabaya dan sekitarnya. Dengan adanya penerimaan Peserta didik baru dengan sistem Zonasi, maka peserta didik di SMA Negeri 5 Surabaya sejak tiga tahun teerakhir ini bervariasi dari jarak paling dekat hingga menyebar di seluruh Kota Surabaya. Dengan demikian, kemampuan peserta didik memiliki nilai rata-rata yang bervariasi. 2. Peserta didik SMA Negeri 5 Surabaya memiliki kemandirian berorganisasi. Budaya kemandirian berorganisasi peserta didik ditunjukkan dengan adanya banyak kegiatan OSIS, baik secara umum maupun kegiatan di setiap bidan sub-seksi di OSIS. Pada kegiatan ini, peserta didik mampu mengorganisir dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan serta pendanaannya. Peserta didik mampu bekerja mandiri dengan bimbingan Guru Pendamping dan Kesiswaan.
  • 40. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Visi Visi SMA Negeri 5 Surabaya adalah: “Berkembangnya manusia unggul yang berkarakter, berwawasan luas, dan berbudaya lingkungan sehingga mampu bersaing di era baru” Indikator visi SMA Negeri 5 Surabaya adalah: 1) Memiliki budi pekerti dan akhlak mulia. 2) Memiliki kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia. 3) Memiliki kecintaan terhadap budaya daerah. 4) Memiliki semangat untuk meraih prestasi secara berkelanjutan. 5) Memiliki rasa solidaritas dan toleransi terhadap keanekaragaman bangsa Indonesia. 6) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. 7) Memiliki sikap kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif. 8) Memiliki kemandirian belajar dan berorganisasi. 9) Memiliki kecintaan terhadap budaya membaca dan menulis di manapun berada. 10) Membudayakan pengolahan sampah/limbah di sekolah dan/atau di lingkungan. 11) Membudayakan daur ulang sampah/limbah di sekolah dan/atau di lingkungan. 12) Membudayakan pengurangan sampah/limbah di sekolah dan/atau di lingkungan. 13) Menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga pendidikan baik lokal, nasional maupun internasional. Misi Untuk mencapai visi dan membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila, maka SMA Negeri 5 Surabaya menetapkan misi sebagai berikut: 1. Membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. 2. Mengembangkan karakter peserta didik untuk cinta tanah air. 3. Membentuk peserta didik yang mampu mengembangkan potensi daerah. 4. Membangun karakter peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat. 5. Mengembangkan rasa solidaritas dan toleransi peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
  • 41. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 7. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif melalui intrakurikulier dan proyek Profil Pelajar Pancasila. 8. Mengembangkan life skills peserta didik melalui kegiatan intrakurikuluer maupun ekstrakurikuler. 9. Membudayakan literasi melalui intrakurikuler dan proyek Profil Pelajar Pancasila. 10. Mengembangkan karakter peserta didik melalui pembelajaran yang berbasis kearifan lingkungan dan pengembangan kultur sekolah. 11. Menciptakan lingkungan bersih, hijau, sejuk, rindang, aman, nyaman, dan berwawasan wiyata mandala. 12. Mengembangkan networking dengan lembaga-lembaga pendidikan maupun DUDI baik lokal, nasional maupun internasional untuk peningkatan kualitas/pengembangan sekolah. 13. Mengembangkan potensi diri peserta didik menjadi manusia yang tangguh menghadapi persaingan global. Tujuan 1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun) a. Penerimaan peserta didik baru tahun pelajaran 2021-2022 dilanjutkan dengan masa pengenalan lingkungan sekolah; pelaksanaan di sekolah bekerjasama dengan TNI. b. Pelaksanaan tes penempatan untuk peminatan bagi Kelas X. c. Pelaksanaan psikotes bagi 15 peserta didik Kelas X untuk program percepatan dan 22 peserta didik yang terindikasi kurang cepat. d. Melaksanakan pendalaman materi untuk TPS untuk persiapan SBMPTN, Tryout, Doa Bersama, pertemuan orangtua bagi Kelas XII untuk persiapan USBK, SBMPTN. Kondisi yang diharapkan adalah:Penerimaan di PT: SNMPTN = 81 siswa SBMPTN = 140 siswa Vokasi = 4 siswa Luar Negeri = 1 siswa PTS = 5 siswa a. Melaksanakan Pembinaan KSN, Pembinaan MIND/KIR, Pembinaan Debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, Pembinaan Hemat Energi, Bimtek OSIS, pembinaan kegiatan akademik dan non-akademik dengan target prestasi tahun depan sebagai berikut: Akademik: (KSN): Akademik MIND/KIR Akademik Lomba Debat Bhs Indonesia & Bhs Inggris Akademik Lomba Hemat Energi Akademik Latihan Dasar Kepemimpian & Pemilihan Pengurus OSIS tahun 2020- 2021 Kota = 15 siswa Kota = 3 siswa Kota = 4 siswa Kota = 4 siswa Prov = 5 siswa Prov = 3 siswa Prov = 2 siswa Prov = 4 siswa Nas = 3 siswa Nas = 4 siswa Nas = 2 siswa Nas = 4 siswa
  • 42. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi f. Melaksanakan Kegiatan Persami dalam rangka kegiatan Penerimaan Tamu Ambalan bagi siswa Kelas X. g. Melaksanakan Kegiatan Science Film Festival bekerjasama dengan Guru Bahasa Jerman dan Goethe Institut untuk Kelas X, XI, dan XII. h. Melaksanakan Kegiatan Peringatan Hari Besar Nasional dan Hari Besar Keagamaan. i. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar kelas satu bulan sekali dengan kegiatan olahraga bersama dibarengi dengan kegiatan lain penunjang pembelajaran, dan seluruh warga sekolah maupun orang luar pada saat itu dilarang menggunakan kendaraan bermotor. J. Melaksanakan Kegiatan Literasi Dasar dan Literasi Digital dilaksanakan setiap hari sebelum pembelajaran dimulai. Dan setiap akhir tahun pelajaran peserta didik diminta membuat karya tulis (cerpen) yang akan dibukukan. k. Bekerjasama dengan orangtua peserta didik mengadakan kunjungan ke Busan Internatonal High School (BIHS) Korea Selatan untuk Kelas X, ke Tranby College Australia Barat dan ke Jepang untuk Kelas XI. l. Mengadakan kunjungan studi ke perguruan tinggi dan ke dunia industri baik yang di dalam kota maupun yang di luar kota. 2. Tujuan Jangka Menengah (3 tahun) a. Membentuk peserta didik yang unggul dalam karakter 1) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME 2) Kejujuran 3) Kemandirian dalam belajar dan berorganisasi 4) Sosial 5) Peduli lingkungan 6) Budaya berprestasi (akademik maupun non-akademik) 7) Cinta tanah air dan berbangsa b. Mewujudkan kearifan keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial, ekonomi dalam lingkup global. c. Meningkatkan mutu lulusan dibuktikan dengan peserta didik dapat: 1) Melanjutkan di perguruan tinggi maupun di sekolah kedinasan. 2) Menghasilkan karya literasi berupa cerpen, novel, puisi dan atau sejenisnya. d. Meningkatkan manajemen perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. e. Memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana pengembangan pendidikan f. Mengembangkan kecakapan interpersonal dan intrapersonal seluruh warga sekolah.
  • 43. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi g. Meningkatkan peran serta peserta didik di berbagai lomba di bidang ekstrakurikuler maupun intrakurikuler baik tingkat kota, propinsi, nasional, dan internasional. h. Meningkatkan potensi peserta didik dalam mengembangkan komunikasi sosial melalui kemitraan yang berskala nasional maupun internasional. i. Meningkatkan pengelolaan manajemen sekolah. j. Mengembangkan kemitraan dengan lembaga-lembaga perguruan tinggi maupun DUDI. k. Mengembangkan pembelajaran yang kolaboratif antar mata pelajaran. 3. Tujuan Jangka Panjang (5 tahun) a. Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa. b. Menghasilkan lulusan yang berwawasan luas dan mampu bersaing di era baru. c. Menghasilkan lulusan yang Pancasilais dan berbudaya lingkungan.
  • 44. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kaarakteristik SMA Model 10 adalah satuan pendidikan kerjasama yang berlokasi di salah satu kota besar di Indonesia. Lokasi sekolah yang tidak berada di jalan raya memberikan lingkungan belajar yang kondusif. Fasilitas pembelajaran yang dilengkapi dengan laboratorium, lapangan basket, futsal, badminton dan aula, mampu mendukung siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Gambaran mengenai sekolah dapat dilihat dari tabel-tabel di bawah ini. Contoh Kurikulum Operasional SMA Model 10 Data siswa SMA Model 10 Kelas Jumlah Kelas Jumlah Siswa 10 Science 1 25 10 Social 1 23 11 Science 2 47 11 Social 1 15 12 Science 2 48 12 Social 1 21 Jumlah siswa secara keseluruhan 8 179 Data Guru Siswa SMA Model 10 Guru WNI 16 Guru WNA 3 Guru Paruh Waktu 4 Jumlah guru keseluruhan 23 Data Tenaga Kependidikan SMA Model 10 Petugas Laboratorium 1 Petugas Perpustakaan 1 Petugas Tata Usaha 2 Jumlah tenaga kependidikan keseluruhan 4
  • 45. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Dalam pellaksanaannya, SMA Model 10 mengadakan kerjasama dengan lembaga pendidikan asing, yaitu Cambridge dengan melihat beberapa pertimbangan: • Kurikulum Cambridge menggunakan pendekatan active learning, higher order thinking skills dan critical thinking. • Nilai ujian Cambridge diakui dan dapat ditransfer di banyak universitas di dunia. Karena menggunakan kurikulum Cambridge, maka bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Inggris, bahasa pengantar Bahasa Indonesia hanya digunakan pada mata pelajaran Pendidikan Agama, PPKn dan Bahasa Indonesia (sesuai dengan ketentuan dalam Permendikbud). Jika melihat pada karakteristik sosial budaya, sebagian besar siswa SMA Model 10 berasal dari kalangan sosial ekonomi menengah ke atas yang masih mementingkan identitas dan budaya sebagai bangsa Indonesia. Latar belakang ini mendasari keginginan orangtua untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah dengan kurikulum internasional tetapi yang masih diwarnai dengan identitas budaya dan karakter bangsa Indonesia. Oleh karena itu walaupun menggunakan kurikulum Cambridge, SMA Model 10 mengintegrasikan pendidikan karakter dan Profil Pelajar Pancasila ke dalam semua aspek kegiatan dan pembelajaran. Dengan melihat latar belakang sosial budaya dan untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi siswa, SMA Model 10 mengubah bentuknya menjadi satuan pendidikan kerjasama (SPK) pada tahun 2016. Kemampuan berbahasa Indonesia dilengkapi dengan karakter Profil Pelajar Pancasila, yang merupakan identitas pelajar Indonesia, ditambah dengan kemampuan berbahasa Inggris merupakan modal utama bagi siswa dalam menghadapi era globalisasi. Selain latar belakang sosial budaya di atas, perubahan SMA Model 10 menjadi satuan pendidikan kerjasama dapat sekaligus menjembatani persiapan bagi siswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri. Dengan melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan asing, SMA Model 10 mampu mempersiapkan siswa yang akan melanjutkan studi ke luar negeri dengan lebih baik. Bagi siswa yang tidak melanjutkan studi ke luar negeri, SMA Model 10 juga melakukan kerjasama dengan universitas-universitas di Indonesia untuk mendukung siswa yang melanjutkan studi di Indonesia. Dengan melihat kepada karakteristik sosial budaya di mana sebagian besar siswa SMA Model 10 berasal dari kalangan sosial ekonomi menengah ke atas, sekolah merasa perlu meningkatkan heterogenitas sosial budaya siswa. Oleh karena itu, SMA Model 10 memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi dalam bidang akademik, olahraga maupun kesenian bagi siswa kurang mampu (dari berbagai daerah di Indonesia seperti Papua, Kalimantan, dan lain-lain). Upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan toleransi, kebersamaan dan memperluas wawasan kebangsaan siswa SMA Model 10. Dalam hal prestasi, siswa SMA Model 10 telah banyak menorehkan prestasi baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional, antara lain: • Juara Olimpiade Fisika tingkat nasional dan internasional • Juara Olimpiade Informatika tingkat nasional dan internasional • Juara Basket tingkat nasional dan tingkat Asia • Juara Lomba Peneliti Belia tingkat nasional Dengan melihat pada uraian karakteristik SMA Model 10 di atas, maka dapat dilakukan analisis berkaitan dengan kekuatan, kelemahan dan tantangan yang dihadapi, yang termuat pada tabel berikut ini: Kekuatan • SMA Model 10 pada tahun 1996. pengalaman selama 25 tahun berdiri membuat SMA Model 10 mempunyai sistem yang stabil dalam operasional sekolahnya. • Sebagian besar siswa berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke atas yang sangat mendukung perkembangan pendidikan dan karakter putra putrinya. Hal ini membuat kerjasama orangtua dan sekolah berjalan dengan sangat baik. • Sebagian besar siswa mempunyai kemampuan berbahasa Inggris yang sangat baik, yang merupakan modal utama untuk dapat berpartisipasi dalam ajang tingkat dunia (global)
  • 46. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Visi, misi dan tujuan sekolah merupakan arah dan panduan bagi setiap individu maupun aspek kegiatan di sekolah. Seluruh individu baik siswa, guru, staf maupun karyawan harus memahami dan menjiwai visi misi sekolah agar dapat berjalan beriringan untuk dapat mencapai satu tujuan yang sama. Melalui visi dan misi yang diterjemahkan ke dalam setiap aspek kegiatan, sekolah akan mampu menghasilkan lulusan berkualitas yang mampu berperan aktif dalam perkembangan dunia. Visi Visi SMA Model 20 adalah sebagai berikut: • Memperlengkapi generasi muda dengan kecakapan Abad 21 untuk dapat menjadi pembelajar seumur hidup. Ada dua poin utama dalam visi sekolah, yaitu: Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, visi SMA Model 10 berjalan beriringan dengan pendidikan karakter dan Profil Pelajar Pancasila yang mempunyai karakteristik: • Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia • Berkebhinekaan global • Bergotong-royong • Kreatif • Bernalar kritis • Mandiri Tantangan • Sebagian besar siswa berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas yang harus berlatih untuk lebih mandiri. • Agar siswa SMA Model 10 dapat berpartisipasi dalam ajang tingkat dunia (global) dibutuhkan kemampuan akademis yang memadai yang disertai dengan kecakapan Abad 21. Strategi menghadapi tantangan • Sekolah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan student-centered yang bertujuan untuk membuat siswa sebagai subyek dalam pembelajaran. Dengan demikian kemandirian dapat ditingkatkan. • Sekolah menerapkan Profil Pelajar Pancasila dalam setiap aspek kegiatan di sekolah agar siswa mengembangkan kecakapan Abad 21 (untuk dapat bersaing di tingkat dunia) dengan tetap memegang teguh identitas sebagai bangsa Indonesia. Poin Utama Deskripsi 1. Memperlengkapi generasi muda dengan kecakapan Abad 21. Sekolah bukan hanya sekedar mengajarkan materi dalam kurikulum saja, tetapi sekolah memperlengkapi generasi dengan kecakapan Abad 21 (karakter, literasi dan kompetensi 4C) yang dibutuhkan siswa untuk dapat mengembangkan diri secara mandiri di masa mendatang. 2. Pembelajar seumur hidup Perkembangan dunia yang pesat menuntut semua orang untuk menjadi pembelajar seumur hidup agar mampu bersaing dan dapat ikut berperan aktif dalam perkembangan dunia dan globalisasi.
  • 47. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Misi Sekolah Keterkaitan dengan Visi Deskripsi Mengajarkan kemampuan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif Poin 1 Kecakapan Abad 21 ini adalah kemampuan mendasar yang dibutuhkan untuk mampu bersaing di dunia dan sekaligus ikut berperan aktif dalam era globalisasi. Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan student-centered Poin 2 Dalam pendekatan student-centered dan project-based, siswa adalah subyek dalam pembelajaran. Melalui pendekatan ini siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan belajar dalam mempelajari materi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran dilaksanakan untuk memperlengkapi siswa dengan kecakapan Abad 21 Poin 3 Proses pembelajaran melibatkan pengembangan kecakapan Abad 21 pada siswa. Profil Pelajar Pancasila Deskripsi Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia Setiap pagi kegiatan pembelajaran selalu diawali dengan renungan dalam bentuk: • Renungan keagamaan • Renungan moral berbasis keagamaan • Pembimbingan setiap siswa bermasalah melalui pendekatan keagamaan Kebhinekaan Global Semua kegiatan di sekolah tidak bertentangan dengan budaya luhur dan identitas bangsa Indonesia. Siswa dididik untuk menghargai budaya lain dengan tetap memegang teguh budaya luhur bangsa Indonesia. Bergotong-royong Penanaman sikap bergotong-royong dilaksanakan dalam bentuk: • Pembelajaran kolaborasi yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan kelompok. • Kegiatan sosial yang bertujuan untuk memupuk jjiwa kepedulian dan berbagi di kalangan siswa. Kreatif Proses pembelajaran dilakukan untuk mengasah kreativitas siswa agar dapat menghasilkan sesuatu yang orisinil dan bermanfaat bagi masyarakat. Bernalar Kritis Setiap proses pembelajaran mengarah kepada Higher Order Thinking Skills di mana siswa dituntut untuk dapat melakukan analisis dalam pengambilan keputusan. Mandiri Dengan sistem pembelajaran student-centered, siswa dituntut untuk mandiri karena siswa merupakan subyek dari proses pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan tanggungjawab siswa terhadap kelangsungan dan keberhasilan proses pembelajaran. Visi SMA Model 10 yang sejalan dengan Pendidikan Karakter dan Profil Pelajar Pancasila akan menghasilkan lulusan dengan identitas kebangsaan Indonesia dan kemampuan akademis yang baik. Kedua poin utama dari visi sekolah memberikan panduan arah semua kegiatan baik akademis maupun non-akademis. Proses pencapaian visi sekolah diuraikan dalam misi sekolah yang tercantum pada bagian berikut ini. Misi Sekolah Misi adalah bagaimana strategi yang diterapkan sekolah untuk dapat mencapai visi sekolah. Adapaun misi SMA Model 10 adalah sebagai berikut: 1. Mengajarkan kemampuan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif. 2. Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan student-centered learning dan project-based learning. 3. Mempersiapkan menghadapi globalisasi dengan mengembangkan kecakapan Abad 21.
  • 48. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tujuan Sekolah Berdasarkan pemahaman akan visi dan misi sekolah, maka semua kegiatan sekolah untuk tahun ajaran 2021-2022 harus mengarah kepada pengembangan kemampuan siswa untuk dapat menjadi pembelajar seumur hidup. Untuk dapat mencapai ini, SMA Model 10 menerapkan strategi baik untuk siswa maupun untuk guru. Tujuan sekolah termuat dalam perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang. Strategi sekolah untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk dapat menjadi pembelajar seumur hidup dilakukan melalui perencanaan sebagai berikut: Strategi sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dalam mencapai tujuan dilakukan dengan melalui perencanaan sebagai berikut: Tujuan sekolah berkaitan erat dengan karakteristik lulusan sekolah. SMA Model 10 mempunyai 2 aspek dalam karakteristik lulusannya yaitu: Perencanaan jangka pendek (1 tahun) • Mengintegrasikan Profil Pelajar Pancasila ke dalam kegiatan pembelajaran dan semua kegiatan lain di sekolah. • Meningkatkan budaya membaca melalui: kegiatan 10 menit membaca per hari; dan tugas membaca buku minimal 2 buku per semester. Perencanaan jangka menengah (4 tahun) • Semua siswa memahami dan menerapkan karakteristik Profil Pelajar Pancasila dalam kesehariannya. • Meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang penelitian sebagai bentuk pengembangan dari pendekatan project-based learning dan higher order thinking skills (HOTS). Perencanaan jangka panjang (8 tahun) • Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu ciri dari profil lulusan sekolah. • Lebih banyak siswa yang dapat berpartisipasi dalam ajang bertaraf dunia. Perencanaan jangka pendek (1 tahun) • Pembimbingan mengenai pengintegrasian Profil Pelajar Pancasila ke dalam seluruh aspek kegiatan sekolah. • Mengirimkan guru untuk mengikuti pelatihan Cambridge. • Meningkatkan kemampuan mengajar guru melalui pelatihan internal (sebulan sekali) maupun pelatihan dari luar sekolah. Perencanaan jangka menengah (4 tahun) • Guru memahami, menjiwai dan menerapkan Profil Pelajar Pancasila dalam segala kegiatan di sekolah. • Lebih dari separuh guru telah mengikuti pelatihan Cambridge. • Pelatihan guru dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran interaktif berbasis teknologi. Perencanaan jangka panjang (8 tahun) • Karakteristik Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu ciri dominan dalam segala kegiatan sekolah. • Semua guru telah mengikuti pelatihan Cambridge. • Pembelajaran dilaksanakan secara interaktif berbasis teknologi.
  • 49. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Proses pengembangan kemampuan belajar mandiri untuk nantinya di masa mendatang menjadi pembelajar seumur hidup dilaksanakan melalui kegiatan berikut: Kompetensi/karakteristik lulusan yang akan dihasilkan SMA Model 10 adalah sebagai berikut: Keberhasilan dalam mencapai visi dan misi SMA Model 10 ditandai dengan diterimanya lulusan berkualitas di beberapa universitas terkemuka di indonesia maupun di luar negeri, antara lain: • Universitas Indonesia • Institut Teknologi Bandung • Universitas Airlangga • National University of Singapore (NUS) • Massachusetts Institute of Technology • Universityof Berkeley California • Universitas lain di Canada, Selandia Baru, Jerman, Cina, dan lain-lain. Bentuk kegiatan Uraian kegiatan Project-based learning Kegiatan pembelajaran dengan siswa sebagai subyek dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek Organisasi (kolaborasi) Organisasi kesiswaan (OSIS) dan pelatihan kepemimpinan Camp pengembangan diri Kegiatan agar siswa memahami karakter, kemampuan dan potensi diri sekaligus dengan bagaimana cara mengembangkannya Mentoring Pembimbingan intensif per individu atau kelompok kecil yang dilakukan oleh guru yang ditunjuk Pembelajar seumur hidup Deskripsi Selalu belajar seumur hidup Belajar secara mandiri agar mampu mengikuti perkembangan Kemampuan berkomunikasi Mendengar untuk belajar dari orang lain dan berani menyampaikan pendapatnya Kemampuan untuk bekerjasama Tidak mengutamakan kepentingan pribadi, tapi mengutamakan kemajuan bersama Kemampuan untuk berpikir kritis Mampu melihat dari berbagai sudut pandang dan mampu menganalisis dengan bijak Kemampuan untuk berpikir kreatif Mampu menemukan hal-hal baru yang dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada Memiliki wawasan global Mampu melihat segala sesuau tidak hanya dari lingkup nasional tetapi juga dari lingkup internasional
  • 50. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Karakteristik Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Model 13 (SMALB Model 13) merupakan satuan pendidikan yang berada dalam pengelolaan satu atap bersama dengan jenjang Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) dan Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) di bawah kepemimpinan seorang Kepala Sekolah Luar Biasa. Sekolah berada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kondisi geografis berupa dataran rendah yang terletak 7 meter dari permukaan laut dengan luas wilayah 129,54 km2. Kepadatan penduduk 19.592 jiwa per km persegi yang merupakan kota terpadat kedua setelah Jakarta Pusat di wilayah Provinsi DKI Jakarta. (Sumber data: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Prov DKI Jakarta Tahun 2020) Jakarta Barat merupakan salah satu wilayah pusat industri di Jakarta, ditandai dengan terdapat banyaknya pabrik-pabrik pengolahan industri ringan, tekstil, maupun bahan-bahan kimia. Pusat perbelanjaan besar baik tradisional maupun modern dan juga sentra ikan hias berada dekat dengan sekolah. Keberadaan sentra perekonomian tersebut memberikan peluang yang besar bagi sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia baik dalam bidang pengadaan barang maupun jasa. Dukungan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat terhadap keberadaan SMALB Model 13 melalui Kelurahan dan UMKM berupa pemberian 2 kios yang tergabung dengan pasar tradisional sangat menunjang pengembangan kewirausahaan peserta didik khususnya kegiatan penjualan hasil keterampilan di antaranya hasil cetak sablon (kaos, mug, dan keramik), hasil tata boga (kue kering, juice, dan jenis makanan lainnya), dan hasil tata busana (linen dapur, linen ruang makan dan linen ruang tamu). Lingkungan sekolah yang tergabung dengan dua SDN dalam satu lokasi memberikan kesempatan bagi peserta didik beradaptasi di masyarakat majemuk dengan latar belakang suku, ras, pendidikan, dan profesi yang sangat beragam. Oleh sebab itu sangat diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Faktor pendukung lainnya terhadap pengembangan SMALB Model 13 adalah ketersediaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang kompeten dengan kualifikasi akademik minimal S1 dan sebagian besar berusia relatif muda dengan penguasaan IT yang baik. Prestasi yang diraih peserta didik pada berbagai ajang kompetisii bidang olahraga, seni, dan keterampilan baik di tingkat wilayah, provinsi, maupun nasional merupakan indikator bahwa peserta didik memiliki potensi unggul yang perlu terus dipupuk dan dikembangkan. Di samping beberapa faktor pendukung di atas terdapat beberapa persoalan yang merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Persoalan-persoalan tersebut antara lain ketersediaan sarana dan prasarana yang belum memadai antara lain bangunan gedung yang belum aksesibel dan rusak karena termakan usia, ruang keterampilan yang masih jauh dari ideal, lingkungan yang sering banjir sehingga merusak peralatan sekolah, dan sering timbulnya aroma tak sedap akibat tumpukan sampah di pasar tradisional. Persoalan lain adalah jumlah guru yang semakin berkurang karena pensiun dan pengangkatan Guru Kontrak Kerja Individu (KKJ) menjadi CPNS di sekolah lain sehingga ada beberapa guru terpaksa mengajar rangkap rombel dalam waktu yang bersamaan. Visi dan Misi Visi SMALB Model 13 adalah: “Terwujudnya pelajar Pancasila yang memiliki karakter pembelajar sepanjang hayat, terampil dan kreatif, menghargai keberagaman, serta tangguh dan mandiri berdasarkan iman dan taqwa” Untuk mewujudkan visi tersebut, satuan pendidikan telah menentukan langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam misi sebagai berikut: • Mengembangkan nilai-nilai religus dan budi pekerti sehingga membentuk pribadi yang berakhlak mulia. • Menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas sehingga mampu mengembangkan kreativitas dan penguasaan literasi dan numerasi yang mendukung keberadaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat. • Menanamkan sikap kerja keras, pantang menyerah sehingga menbentuk pribadi yang mandiri dan percaya diri. • Mengembangkan sikap toleransi, tolong-menolong dan bergotong-royoong tanpa membedakan agama, ras, dan suku bangsa. • Menyelenggarakan program vokasional yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan kebutuhan dalam dunia kerja. • Menyediakan Pendidik dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Contoh Kurikulum Operasional SMALB Model 13
  • 51. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi • Menyelenggarakan kemitraan dengan instansi untuk peningkatan layanan. • Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan aksesible. • Mengembangkan usaha pengolahan sampah organik. Tujuan Satuan Pendidikan 1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun) • Peserta didik taat menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. • Peserta didik mampu bekerjasama dengan teman-temannya tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku dan budaya. • Peserta didik terampil memilah sampah organik dan non-organik. • Peserta didik memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sederhana yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. • Peserta didik mampu mengerjakan satu jenis keterampilan vokasional dengan atau tanpa bantuan orang lain. • Terlaksananya kegiatan untuk mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila. • Terjalin kerjasama dengan DUDI, Perguruan Tinggi, Dinas Perindustrian, Dinas Kesehatan, dan instansi lainnya, yang menunjang pelaksanaan pendidikan di sekolah. • Terakomodirnya kebutuhan sekolah oleh Dinas Pendidikan dalam penyediaan sarana dan prasarana, guru, dan tenaga kependidikan. • Terlaksananya kegiatan pengembangan kompetensi guru. 2. Tujuan Jangka Menengah (3 tahun) • Lulusan bersikap dan berperilaku sopan serta taat menjalankan ibadah sesuai ajaran agama yang dianutnya. • Lulusan memiliki kompetensi literasi dan numerasi yang mendukung penguasaan keterampilan vokasional. • Lulusan menguasai satu jenis keterampilan vokasional yang dapat digunakan sebagai sumber penghidupannya. • Lulusan terampil mengolah sampah organik. • Lulusan terbiasa bekerja sama dengan siapapun tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku dan budaya. • Terlaksananya kegiatan pembiasaan dalam mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila. • Terjalin kerjasama yang berkelanjutan dengan DUDI, Perguruan Tinggi, Dinas Perindustrian, Dinas Kesehatan, dan instansi lainnya dalam meningkatkan kualitas lulusan. • Tersedianya Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan jumlah yang memadai.
  • 52. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 3. Tujuan Jangka Panjang (5 tahun) • Lulusan taat menjalankan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari yang diwujudkan dalam bentuk ketaatan menjalankan ibadah dan sikap serta perilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. • Lulusan menguasai salah satu atau lebih keterampilan vokasional yang dapat digunakan sebagai sumber penghidupannya. • Berkembangnya kreativitas peserta didik yang diwujudkan dalam bentuk ide-ide baru dalam produk keterampilan yang dikuasainya. • Tercapainya lulusan yang menguasai kompetensi literasi dan numerasi sebagai pembelajar sepanjang hayat. • Terwujudnya budaya sekolah yang mencerminkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila. • Tercapainya lulusan yang mandiri dalam kehidupan sehari-hari. • Terserapnya lulusan dalam dunia kerja baik sebgai tenaga kerja atau mitra usaha dengan DUDI. • Tersedianya Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan jumlah dan kualifikasi akademik yang memadai. • Sekolah memiliki usaha pengolahan sampah organik dengan fasilitas yang memadai. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, maka sekolah melakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut: 1. Melakukan pembiasaan dan keteladanan untuk mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila. 2. Mengajukan permohonan pembangunan gedung kepada Pemerintah Daerah. 3. Mengajukan permohonan pemenuhan kebutuhan Guru dan Tenaga Kependidikan kepada Dinas Pendidikan. 4. Mengajukan permohonan pemenuhan sarana dan prasarana keterampilan ke Dinas Pendidikan. 5. Menyelenggarakan kegiatan perayaan keagamaan dan melakukan pembinaan kerohanian yang rutin dilakukan satu minggu sekali. 6. Pemberdayaan perpustakaan baik manual maupun digital. 7. Peningkatan kualitas SDM dengan pengikutsertaan kegiatan pelatihan atau mengadakan kegiatan bimbingan teman sebaya. 8. Bekerjasama dengan IGPKhI DKI Jakarta dalam peningkatan kompetensi guru. 9. Bekerjasama dengan DUDI berkaitan dengan peningkatan kewirausahaan untuk pelaksanaan program magang dan mempromosikan hasil karya kewirausahaan untuk pelaksanaan programkagang dan mempromosikan hasil karya peserta didik, serta membuka peluang dalam rekrutmen penerimaan pagawai/karyawan bagi lulusan SMALB Model 13. 10. Menjalin kemitraan dengan sentra ikan hias untuk melakukan pelatihan dan pengembangan kewirausahaan yang dapat dilakukan peserta didik saat dibutuhkan oleh sentra ikan hias seperti produksi pakan dan aquarium. 11. Bekerjasama dengan Dinas Pariwisata untuk mempromosikan dan memasarkan hasil karya cinderamata yang telah diproduksi oleh peserta didik. 12. Bekerjasama dengan Dinas Perindustrian DKI Jakarta untuk mendapatkan pelatihan, pendampingan dan bantuan fasilitas dalam usaha pengolahan sampah. 13. Bekerjasama dengan Kamar Dagang Industri (Kadin) Jakarta Barat untuk membantu memperluas jaringan dalam mempromosikan hasil produksi keterampilan dari peserta didik.
  • 53. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Ruang Kolaborasi
  • 54. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pertanyaan Pemantik – Diskusi Kelompok (60 Menit) 1. Buatlah analisis karakteristik satuan pendidikan dalam 2 paragraf, dengan mengobservasi: a) Potensi bentang alam yang dominan di sekitar sekolah. b) Karakteristik masyarakat di sekitar sekolah. c) kekhasan/tradisi yang cukup kuat di sekolah/daerah. d) Peta profil guru, siswa, dan orangtua di sekolah. e) Kemitraan/kerjasama sekolah dengan pihak lain. 2. a) Silakan menurunkan hasil analisis karakteristik satuan pendidikan yang telah dibuat menjadi visi, misi dan tujuan satuan pendidikan jangka pendek (untuk satuan pendidikan secara umum) atau visi, misi, dan tujuan program keahlian jangka pendek (untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan). Perlu dipastikan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan yang dibuat bersifat kontekstual dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan masing-masing, serta berpusat pada peserta didik. b) Siapa sajakah pihak yang perlu dilibatkan dalam menyusun visi, misi dan tujuan satuan pendidikan? c) Apa saja strategi untuk melibatkan para pihak tersebut dalam menyusun visi, misi dan tujuan satuan pendidikan?
  • 55. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Refleksi Terbimbing
  • 56. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pertanyaan Pemantik 1. Setelah melalui proses pembelajaran sejauh ini, apa sajakah perubahan paradigma yang dirasakan? 2. Apa sajakah hal baru yang perlu diimplementasikan saat kembali ke satuan pendidikan masing-masing?
  • 57. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hal baru yang perlu diimplementasikan saat kembali ke satuan pendidikan: • … • … • …
  • 58. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Elaborasi Pemahaman
  • 59. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pertanyaan Pemantik 1. Visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan yang disusun sesuai karakteristik dan kebutuhan di satuan pendidikan itu penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Mengapa? 2. Pelibatan seluruh warga satuan pendidikan itu penting dalam penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Mengapa? 3. Bagaimana cara memfasilitasi penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan sesuai karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan?
  • 60. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pertanyaan Pemantik 1 ● Visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan yang disusun sesuai karakteristik dan kebutuhan di satuan pendidikan berangkat dari pemahaman bahwa kekhasan dan potensi internal yang dimiliki oleh satuan pendidikan (karakteristik) mampu memenuhi apa yang diperlukan oleh satuan pendidikan tersebut (kebutuhan). ● Karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan perlu diintegrasikan dalam proses menentukan cita-cita bersama pada masa mendatang (visi) dan menyepakati bagaimana mewujudkan cita-cita tersebut dalam tindakan (misi) untuk mendapatkan hasil yang diinginkan pada peserta didik dan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional (tujuan).
  • 61. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pertanyaan Pemantik 2 ● Satuan pendidikan merupakan milik dari seluruh warga yang ada dalam lingkup satuan pendidikan tersebut: kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik, dan komunitas terkait. ● Saat dilibatkan dalam penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, seluruh warga yang ada, baik individu maupun kelompok, akan memiliki rasa kepemilikan terhadap satuan pendidikan dan akan memberikan yang terbaik saat dilibatkan untuk berkontribusi dalam usaha pengembangan mutu satuan pendidikan. ● Saat seluruh warga satuan pendidikan dilibatkan dalam penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, yang merupakan fondasi untuk membangun layanan satuan pendidikan yang bermutu, maka kekuatan bersama yang dimiliki oleh seluruh warga satuan pendidikan akan digerakkan untuk memastikan keberhasilan proses tersebut.
  • 62. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pertanyaan Pemantik 3 ● Menentukan perwakilan kelompok warga satuan pendidikan yang perlu dilibatkan, jika tidak mungkin melibatkan seluruhnya. ● Membuat daftar informasi dan data yang perlu digali untuk mengenali karakteristik satuan pendidikan dan menentukan visi, misi, dan tujuan pendidikan. ● Menentukan cara untuk mengumpulkan informasi dari perwakilan dan/atau seluruh warga satuan pendidikan (kuesioner, wawancara, diskusi kelompok terpumpun, observasi, rapor pendidikan). ● Mengalokasi waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis, dan dokumentasi data. ● Memilah kumpulan informasi dan data yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan strategi dan solusi untuk langkah ke depan.
  • 63. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Rencana) Aksi Nyata
  • 64. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pertanyaan Pemantik – Penugasan Mandiri ( Buatlah rencana implementasi hasil pembelajaran topik ini setelah balik ke sekolah. Dalam rencana aksi tersebut, sertakan Kegiatan yang Direcanakan, Tujuan Kegiatan, Waktu Kegiatan, dan Aktor yang Terlibat.
  • 65. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Lembar Kerja Rencana Aksi Nyata -No Kegiatan yang Direncanakan Tujuan Kegiatan Waktu Kegiatan Aktor yang Terlibat
  • 66. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Sampai Jumpa ☺