Laporan praktikum ini membahas instalasi alat pembuatan biogas tipe terapung dengan menggunakan pipa berukuran 4 inci dan 3 inci serta jerigen. Praktikum dilakukan untuk membuat tipe terapung sederhana dengan biaya rendah untuk mengetahui volume gas yang dihasilkan.
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
1. Laporan Praktikum
Kesuburan Tanah dan Pemupukan
INSTALASI ALAT
NAMA : ANDI TENRI IKA SARI
NIM : G111 14 503
KELAS : F
ASISTEN : IKA MUDRIKA
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
2. I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biogas merupakan teknologi pembentukan energi dengan memanfaatkan limbah,
seperti limbah pertanian, limbah peternakan, dan limbah manusia. Selain menjadi
energi alternatif, biogas juga dapat mengurangi permasalahan lingkungan, seperti
polusi udara dan tanah.
Kondisi tersebut sebenarnya merupakan peluang usaha untuk dijadikan bahan
baku pembuatan biogas. Hasil dari pembuatan biogas dapat dijadikan sumber
energi serta sisa keluaran berupa lumpur (sludge) dapat dijadikan pupuk siap
pakai sehingga dapat menambah penghasilan bagi peternak sapi itu sendiri.
Biogas mulai diperkembangkan di Indonesia sekitar tahun 1970. Namun,
tingginya penggunaan bahan bakar minyak tanah dan tersedianya kayu bakar
menyebabkan penggunaan biogas menjadi kurang berkembang. Awalnya, biogas
dibangun dalam bentuk denplot oleh pemerintah dengan reaktor berbentuk kubah
dari bata/beton (fixed dome) dan bentuk terapung (floating) yang terbuat dari
drum yang disambung. Kini, bahan reaktor yang digunakan telah berkembang, ada
yang terbuat dari beton/bata, plat besi, plastik, dan serat kaca (fiber glass).
Berkembangnya usaha pemanfaatan limbah menjadi biogas turut
mengembangkan beragam alat instalasi biogas, seperti kompor biogas, rice
cooker, lampu biogas, pompa air, traktor pertanian, dan alat pasteurisasi yang
dimodifikasi agar sesuai dengan penggunaan biogas.
Instalasi alat pembuatan biogas memiliki banyak komponen penyusun serta
harga yang mahal. Pembuatan instalasi alat biogas dengan cara sederhana perlu
dipelajari agar petani dapat dengan mudah membuat instalasi biogas dengan
mudah dan murah.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum mengenai instalasi
alat pada pembuatan biogas.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui macam macam tabung
digester untuk biogas, untuk mengetahui teknik pembuatan tabung digester dan
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan tabung digester yang telah dibuat.
3. II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tipe Alat Biogas
Menurut Rina (2012), ada dua tipe alat pembangkit biogas atau
digesterdiantaranya yaitu:
1. Tipe Terapung (Floating Type)
Tipe ini dikembangkan di India yang terdiri atas sumur pencerna dan di
atasnya ditaruh drum terapung dari besi terbalik yang berfungsi untuk
menampung gas yang dihasilkan oleh digester. Sumur dibangun dengan
menggunakan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membuat fondasi rumah,
seperti pasir, batu bata, dan semen.
2. Tipe Kubah (Fixed Dome Type)
Tipe ini merupakan digester yang dibangun dengan menggali tanah kemudian
dibuat bangunan dengan bata, pasir, dan semen yang berbentuk seperti rongga
yang ketat udara dan berstruktur seperti kubah (bulatan setengah bola). Tipe ini
dikembangkan di China sehingga disebut juga tipe kubah atau tipe
China,penggunaannya meliputi untuk menggerakkan alat-alat pertanian dan untuk
generator tenaga listrik. Terdapat dua macam tipe ukuran kecil untuk rumah
tangga dengan volume 6-10 meter kubik dan tipe besar 60-180 meter kubik untuk
kelompok.
2.2 Alat Biogas Tipe Terapung (Floating Type)
Tipe ini dikembangkan di India yang terdiri atas sumur pencerna dan di
atasnya ditaruh drum terapung dari besi terbalik yang berfungsi untuk
menampung gas yang dihasilkan oleh digester. Sumur dibangun dengan
menggunakan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membuat fondasi rumah,
seperti pasir, batu bata, dan semen (Rina, 2012).
Tipe terapung dikembangkan di India yang terdiri atas sumur pencerna dan di
atasnya ditaruh drum terapung dari besi terbalik yang berfungsi untuk
menampung gas yang dihasilkan oleh digester. Sumur dibangun dengan
menggunakan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membuat fondasi rumah,
seperti pasir, batu bata, dan semen. Karena dikembangkan di India, maka digester
ini disebut juga tipe India. Pada tahun 1978/79 di India terdapat l.k. 80.000 unit
4. dan selama kurun waktu 1980-85 ditargetkan pembangunan sekitar sampai
400.000 unit alat ini (Alfiani, 2010).
Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di india pada tahun 1937.
Perbedaan floating drum dan kubah adalah pada floating drum terdapat bagian
penampung gas menggunakan peralatan bergerak menggunakan drum. Drum ini
untuk menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester dan dapat bergerak naik
turun dan tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan (Alfiani, 2010).
Kelebihan dari reaktor floating drum adalah dapat mengetahui secara
langsung volume gas yang tersimpan pada drum karena pergerakan yang terjadi.
Kemudian akan menghasilkan tekanan gas yang konstan karena drum dapat
menyesuaikan dengan pergerakan naik turun (Wahyuni, 2011).
Kerugiannya dari reaktor floating drum adalah adanya faktor korosi pada
drum sebagai pengumpul gas yang akan cepat rusak serta biaya produksi yang
cukup lebih mahal (Wahyuni, 2011).
5. III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 11 Oktober 2016 Pukul 16.30
sampai selesai di pelataran Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Hasanuddin Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Pipa berukuran 4 inch
dan 3 inch, gergaji pipa, penutup pipa ukuran 4 inch dan 3 inch, jerigen berukuran
20 L, pentil ban dan selang kecil. Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah lem pipa.
3.3 Metode Praktikum
Adapun metode pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Memotong pipa berdiameter 4 inch sepanjang 50 cm.
2. Memotong pipa berdiameter 3 inch sepanjang 55 cm.
3. Memasang satu pentil ban pada tutup pipa yang berdiameter 3 inch.
4. Memasang satu pentil ban pada tutup jerigen.
5. Memasang tutup pipa ukuran 4 inch pada bagian bawah pipa berdiameter 4
inch dengan bantuan lem pipa.
6. Memasang tutup pipa diameter 3 inch pada bagian bawah dan atas pipa
berdiameter 3 inch dengan bantuan lem pipa.
7. Memasang selang kecil sepanjang 1,5 m pada setiap pentil ban pada
penutup pipa dan penutup jerigen.
6. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pipa diameter 4 inch dan 3 inch
dipotong
Memasang tutup pipa pada pipa
diameter 4 inch dan 3 inch
Pipa diameter 3 inch dimasukkan
kedalam pipa diameter 4 inch
Memasang selang pada tutup atas pipa
3 inch
Selang dari tutup pipa 3 inch
dimasukkan kedalam jerigen
7. 4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa proses pembuatan instalasi alatnya
yaitu dengan menggunakan pipa berdiameter 4 dan 3 inch, penutup pipa diameter
4 dan 3 inch, jerigen, dan selang. Pipa diameter 3 inch dimasukkan kedalam pipa
diameter 4 inch yang diisi dengan air. Pipa diameter 3 inch digunakan untuk
mengisi gas hasil dari fermentasi biogas. Penampung fermentasi terpisah dengan
penampung hasil gas.
Tipe terapung atau floating drum yang dibuat adalah tipe sederhana yang
memiliki harga terjangkau dengan kapasitas yang jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan tipe secara umumnya. Kelebihan tipe ini adalah kita dapat dengan mudah
mengenali munculnya gas metan dalam pipa penampung yang ditandai dengan
naiknya pipa keatas. Hal ini didukung oleh Wahyuni (2011), bahwa alat biogas
tipe floating drum dapat mengetahui secara langsung volume gas yang tersimpan
pada drum karena pergerakan yang terjadi. Kemudian akan menghasilkan tekanan
gas yang konstan karena drum dapat menyesuaikan dengan pergerakan naik turun.
8. V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil praktikum instalasi alat yaitu pembuatan tipe floating drum.
Dimana tipe ini memiliki 2 komponen terpisah yaitu 1 jerigen untuk menampung
hasil fermentasi dan pipa untuk menampung gas hasil fermentasi yang ditandai
dengan mengapungnya pipa tersebut apabila telah terisi oleh gas.
9. DAFTAR PUSTAKA
Alfiani. Biogas: Limbah Peternakan yang Menjadi Sumber Energi Alternatif.
Wartazoa vol 16 no 03. 2010.
Indra. 2008. Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung. Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Rina. 2012. Tipe Alat Biogas. Agromedia Pustaka: Jakarta.
Wahyuni, S. 2011. Biogas. Penebar Swadaya: Jakarta.