SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
1
arisan bilangan adalah
urutan bilangan yang
memiliki aturan atau pola
tertentu. Elemen-elemen dari suatu
barisan bilangan disebut dengan
suku. Ada beberapa barisan bilangan,
seperti barisan aritmetika, barisan
geometri, barisan persegi, dan
barisan Fibonacci.
B
(Leonardo Pisano)
Barisan bilangan Fibonacci
ditemukan oleh Leonardo Pisano,
dikenal juga dengan Fibonacci. Ia
adalah seorang matematikawan
terbesar pada abad pertengahan yang
lahir di Pisa, Italia pada tahun 1170.
Meskipun Leonardo lahir di Pisa,
tetapi ia lebih banyak menyerap ilmu
pengetahuan dari orang-orang Timur,
karena ia ikut ayahnya (Guilielmo)
yang bekerja sebagai Notaris Publik
di beacukai di Aljazair. Barisan yang
ditemukan Fibonacci disebut dengan
barisan bilangan Fibonacci.
Barisan Fibonacci adalah
barisan bilangan yang bentuknya
unik dan mudah dikenali. Setiap suku
ke-n barisan fibonacci didefinisikan
sebagai Fn = Fn-1 + Fn-2 . artinya
setiap suku ke-n barisan fibonacci
merupakan penjumlahan dari dua
suku sebelumnya. Dengan :
a = F1 ≠ 0 (Nol) ; a = bilangan asli.
F0 = 0 (Nol).
Contoh:
a. 0,1,1,2,3,5,8,13,... (dst)
b. 0,2,2,4,6,10,16,... (dst)
c. 0,3,3,6,9,15,24,... (dst)
d. 0,4,4,8,12,20,32,... (dst)
e. 0,5,5,10,15,25,40,... (dst)
Pada awalnya, barisan ini
diperoleh Fibo-nacci dari penga-
matannya terhadap peternakan
kelinci . Pada abad ke-13, Leonardo
Pisano menuliskan suatu masalah di
bukunya Liber Abaci (Book of the
Abacus or Book of Calculating).
Pada bab 12 buku tersebut terdapat
2
sebuah permasa-lahan yang mampu
mengusik “akal sehat”matematika-
wan yaitu tentang problem kelinci
beranak-pinak. Pertanyaan sederhana
tapi diperlukan kejelian dalam
berpikir. Inilah masalah yang
terdapat pada buku tersebut
”A certain man put a pair of
rabbits in a place surrounded by
a wall. How many pairs of
rabbits can be produced from
that pair in a year if it is
supposed that every month each
pair begets a new pair which
from the second month on
becomes productive?”
Atau dalam Bahasa Indonesia
“berapa banyak pasangan kelinci
yang beranak-pinak selama satu
tahun jika diawali dari sepasang
kelinci (jantan dan betina) dan
kelinci tersebut tumbuh jadi dewasa
dan bisa kawin setelah mereka
berumur satu bulan sehingga setiap
bulan kedua masing-masing kelinci
betina selalu melahirkan sepasang
kelinci baru?”.
Kejadian tersebut terus
berulang. Pada bulan pertama
terdapat satu pasangan kelinci.
Karena usia kelinci masih muda dan
belum cukup memperoleh keturunan,
sehingga pada bulan kedua, sepasang
kelinci tersebut masih belum
memiliki keturunan. Pada bulan
ketiga, sepasang kelinci tersebut
melahirkan sepasang kelinci muda.
Kelinci yang sudah melahirkan dapat
pula melahirkan sepasang kelinci
setiap bulannya. Sedangkan sepasang
kelinci muda yang baru lahir dapat
melahirkan sepasang kelinci baru
pada dua bulan yang berikutnya.
Setelah itu, dapat pula melahirkan
sepasang kelinci baru setiap
bulannya.
Pola barisan Fibonacci dari
banyaknya pasangan kelinci setiap
bulan berdasarkan penjelasan diatas
diperoleh barisan bilangan seperti
berikut ini,
BULAN
PASANGAN
MELAHIRKAN
PASANGAN
BARU
TOTAL
PASANGAN
1 1 1
2 1 1
3 1 1 2
4 1 2 3
5 2 3 5
6 3 5 8
7 5 8 13
8 8 13 21
9 13 21 34
1
0
21 34 55
1
1
34 55 89
1 55 89 144
3
2
APAKAH BARISAN FIBONACCI
HARUS SELALU DIMULAI
DARI a=1 ?
Secara historis, barisan
fibonacci memang diawali dengan
a=1 (suku pertama=1), hal ini karena
barisan fibonacci diperoleh dari hasil
penelitian terhadap perternakan
kelinci setiap bulannya dimulai dari
sepasang kelinci muda pada bulan
pertama hingga hingga menghasilkan
144 pasangan pada bulan ke 12.
Namun, secara matematis bilangan
fibonacci dapat saja dimulai dengan
a ≠ 1 (a = bilangan asli), dengan
syarat sebagai berikut:
- F0 = 0
- F1 = bilangan asli
- F2 = F1 + F0
Misal : F0 = 0, F1 = 2, F2 = 2+0 , maka
diperoleh barisan fibonacci sebagai
berikut:
F0 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 ...
0 2 2 4 6 10 16 26 42 ...
MENGHITUNG SUKU KE N
BILANGAN FIBONACCI
Jika kita ingin mencari suku 5
(F5) dari barisan Fibonacci tentunya
kita lakukan dengan cara menghitung
ulang secara 5 kali.Atau lebih tepat-
nya kita melakukan penjumlahan 5
kali.Tetapi, bagaimana dengan F100
atau F200 ? Tentu kita dapat
menghitung-nya tetapi, memakan
waktu yang lama. Untuk menjawab-
nya maka digunakan formula (rumus
Binet) untuk menentukan suku ke-n
dari barisan fibonacci.
DARI MANA RUMUS BINET
DIPEROLEH ?
Barisan Fibonacci merupakan
barisan kombinasi linear
Fn = Fn-1 + Fn-2
Namun, kita juga dapat mendekati
barisan ini secara geometrik.
Asumsi-kan bahwa: Fn = arn
dimana a merupakan konstanta awal
yang bukan nol. Dengan demikian:
Fn = Fn-1 + Fn-2
Arn
= arn-1
+ arn-2
Lalu, berapa nilai r ?
Untuk mencari nilai r kita
dapat menggunakan metode
polinominal karakteristik dari suatu
matrik, pertama kita buat dulu matrik
dari 2 persamaan fibonacci, Karena
nilai suku ke n dari deret bilangan
fibonacci merupakan penjumlahan
dari 2 suku sebelelumnya maka
persamaan yang kita perlukan adalah
4
Fn+2 = Fn+1 + Fn
Fn+1 = Fn+1 + 0
Sehingga dari kedua persamaan
diatas diperoleh matrik A =
(setiap konstanta dari persamaan
diatas, perhatikan angka yang diblok
wana abu-abu ! )
Fn+2 = 1Fn+1 + 1Fn
Fn+1 = 1Fn+1 + 0
Maka, dengan menggunakan rumus
folinominal karakteristik
f(λ) = det (λ.I - A)
dengan:
λ = Nilai Eigen
I = Matrik Identitas
A = Matrik Linier dari persamaan
untuk mencari r diperoleh rumus;
F(r) = det (r.I - A)
= det
= det
= det
= = 0
= r2
– r -1 = 0
Bentuk ini merupakan bentuk
persamaan kuadrat maka kita
gunakan rumus untuk
mencari r1 dan r2. Sehingga,
r1 =
=
=
r2 =
=
=
Diperoleh r1= dan r2=
Karena kita memiliki 2 buah rasio r1
dan r2, maka fn dapat didefinisikan
menjadi
Fn=C1r1
n
+ C2r2
n
dengan C1
(konstanta untuk r1) dan C2 (konstanta
untuk r2) tidak sama dengan Nol
Cari nilai C1 dan C2
Fn= C1r1
n
+ C2r2
n
5
F0= C1 + C2 = 0 ...........(1)
F1 = C1r1 + C2r2 = a ...........(2)
Ingat bahwa a = suku pertama dari
barisan fibonacci !
Misal kita substitusikan r12 ke
persamaan dua (2), sehingga
persamaan dua (2) menjadi;
F1 = C1 ( ) + C2 ( ) = a
Eliminasi persamaan 1 dan 2 !
Agar lebih memudahkan, kita bisa
mengganti variabel C1 dengan X dan
C2 dengan Y. Sehingga diperoleh;
x+y = 0
( ) x + ( ) y = a
Selanjutnya misal kita akan mencari
nilai Y maka kita dapat mengalikan
konstanta x ( ) untuk setiap
variabel X dan Y pada persamaan 1
Sehingga diperoleh :
( ) x + ( ) y = 0
( ) x + ( ) y = a
y - y = -a
y = -a
y = -a
y = -a
y = -a
Y =
Substitusi Y = ke pers 1
X+y = 0
X + = 0
X =
Jadi C1 = x = dan C2 = y =
Maka keseluruhan rumus suku ke n
dari bilangan fibonacci adalah
Fn = C1r1
n
+ C2r2
n
Fn = -
Fn =
Fn = suku ke-n
6
a = suku pertama
SEKARANG MARI KITA
BUKTIKAN !
Contoh 1:
Misal kita memiliki barisan fibonacci
sebagai berikut:
F0 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8
0 1 1 2 3 5 8 1
3
?
Berapa nilai F8 ?
Mari kita hitung !
Dik: a = F1 = 1
n = 8
maka;
F8 =
F8 =
F8 =
F8 =
F8 =
F8 =
Jadi suku ke-8 barisan fibonacci
diatas adalah 21.
Contoh 2
Misal kita memiliki barisan fibonacci
sebagai berikut:
F0 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8
0 2 2 4 6 1
0
1
6
2
6
?
Berapa nilai F8 ?
Mari kita hitung !
Dik: a = F1 = 2
n = 8
maka;
F8 =
F8 =
F8 =
F8 =
F8 =
F8 =
Jadi suku ke-8 barisan fibonacci
diatas adalah 42
7
Contoh 3
Misal kita memiliki barisan fibonacci
sebagai berikut:
F0 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8
0 3 3 6 9 1
5
2
4
3
9
?
Berapa nilai F8 ?
Mari kita hitung !
Dik: a = F1 = 3
n = 8
maka;
F8 =
F8 =
F8 =
F8 =
F8 =
F8 =
Jadi suku ke-8 barisan fibonacci
diatas adalah 63.
KEKURANGAN DAN KELE-
BIHAN RUMUS
Berdasarkan analisis rumus yang
diperoleh, penulis memandang
adanya kekurangan serta kelebihan
dari rumus ini. Adapun kekurangan
nya seperti:
- Hasil akhir tidak genap semuanya
0 (Nol) desimal (,) melainkan ada
angka yang lainya,
- Untuk memperoleh suku ke-n
dalam jumlah banyak, rumus ini
dirasa kurang efektik karena
menuntut angka-angka yang lebih
banyak pada saat pengerjaan.
Sedangkan Kelebihannya seperti:
- Cukup akurat dalam menentukan
suku ke-n barisan fibonacci,
karena setidaknya hasil akhir
perhitungan suku ke-n dengan
rumus ini diperoleh enam digit 0
(Nol) desimal,
- Rumus ini berlaku untuk semua
barisan fibonacci sesuai dengan
syarat-syarat yang telah paparkan
sebelumnya.
-
MANFAAT
Adapun manfaat dari artikel ini
diantaranya:
8
- Memberikan informasi tentang
bilangan barisan fibonacci kepada
pembaca.
- Memberikan referensi atau dasar
pemikiran untuk per-kembangan
rumus dimasa yang akan datang
sehingga menjadi lebih baik.
- Memberikan dorongan ke-pada
pembaca agar mampu berfikir
kreatif serta inovatif menghadapi
berbagai hal yang belum
terungkap dalam matematika.
SARAN
- Pembaca mengkaji, dan me-
laporkannya kepada penulis untuk
direvisi jika terdapat kesalahan
disertai pemikiran logis pembaca.
- Pembaca mengembangkan rumus
yang lebih efektif, kemudian
mempublikasikan nya baik di-
media cetak maupun media
elektronik.
KESIMPULAN
Fibonacci merupakan suatu
barisan bilangan dengan aturan :
F0 = 0 ,
F1=a dan a € bilangan asli, dan
Fn = Fn-1 + Fn-2,
Serta suku ke-n nya dapat ditemukan
dengan menggunakan rumus binet
Fn =
Dengan a = F1 / suku ke-1
Fn = Suku ke-n

More Related Content

What's hot

Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06KuliahKita
 
Part 13 function dan user defined function
Part 13  function dan user defined functionPart 13  function dan user defined function
Part 13 function dan user defined functionDenny Yahya
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEDyas Arientiyya
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulatAcika Karunila
 
Korelasi Point Biserial
Korelasi Point BiserialKorelasi Point Biserial
Korelasi Point BiserialLina Mursyidah
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
 
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1BAIDILAH Baidilah
 
6 Materi Kuliah Normalisasi Tabel Database
6 Materi Kuliah Normalisasi Tabel Database6 Materi Kuliah Normalisasi Tabel Database
6 Materi Kuliah Normalisasi Tabel DatabaseSimon Patabang
 
Bab v persamaan-diferensial-parsial
Bab v persamaan-diferensial-parsialBab v persamaan-diferensial-parsial
Bab v persamaan-diferensial-parsialfekissombolayuk
 
Pengertian dan Representasi Graph
Pengertian dan Representasi GraphPengertian dan Representasi Graph
Pengertian dan Representasi GraphZaldy Eka Putra
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunanFajar Istiqomah
 
Bab 2 Fungsi ( Kalkulus 1 )
Bab 2 Fungsi ( Kalkulus 1 )Bab 2 Fungsi ( Kalkulus 1 )
Bab 2 Fungsi ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Rpp perbandingan 3
Rpp perbandingan 3Rpp perbandingan 3
Rpp perbandingan 3Ayuvaradita1
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIII
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIIIRencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIII
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIIIAyu Rhen
 
Rpp matematika SMA (logika)
Rpp matematika SMA (logika)Rpp matematika SMA (logika)
Rpp matematika SMA (logika)Heriyanto Asep
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanCliquerz Javaneze
 
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihTuruna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihMono Manullang
 

What's hot (20)

Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
 
Part 13 function dan user defined function
Part 13  function dan user defined functionPart 13  function dan user defined function
Part 13 function dan user defined function
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLE
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
 
Met num 9
Met num 9Met num 9
Met num 9
 
Korelasi Point Biserial
Korelasi Point BiserialKorelasi Point Biserial
Korelasi Point Biserial
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
 
6 Materi Kuliah Normalisasi Tabel Database
6 Materi Kuliah Normalisasi Tabel Database6 Materi Kuliah Normalisasi Tabel Database
6 Materi Kuliah Normalisasi Tabel Database
 
Bab v persamaan-diferensial-parsial
Bab v persamaan-diferensial-parsialBab v persamaan-diferensial-parsial
Bab v persamaan-diferensial-parsial
 
Pengertian dan Representasi Graph
Pengertian dan Representasi GraphPengertian dan Representasi Graph
Pengertian dan Representasi Graph
 
Aplikasi teori bilangan
Aplikasi teori bilanganAplikasi teori bilangan
Aplikasi teori bilangan
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
Bab 2 Fungsi ( Kalkulus 1 )
Bab 2 Fungsi ( Kalkulus 1 )Bab 2 Fungsi ( Kalkulus 1 )
Bab 2 Fungsi ( Kalkulus 1 )
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
Rpp perbandingan 3
Rpp perbandingan 3Rpp perbandingan 3
Rpp perbandingan 3
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIII
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIIIRencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIII
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIII
 
Rpp matematika SMA (logika)
Rpp matematika SMA (logika)Rpp matematika SMA (logika)
Rpp matematika SMA (logika)
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
 
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihTuruna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
 

Viewers also liked

Stock certified details
Stock certified detailsStock certified details
Stock certified detailsstockcertified
 
Презентация фестиваля BoulderRING
Презентация фестиваля BoulderRING Презентация фестиваля BoulderRING
Презентация фестиваля BoulderRING igortyagun
 
RSFT General Overview
RSFT General OverviewRSFT General Overview
RSFT General OverviewTres_Conrique
 
haradiatika blog ημερίδα ψηφιακής τηλεόρασης
haradiatika blog ημερίδα ψηφιακής τηλεόρασηςharadiatika blog ημερίδα ψηφιακής τηλεόρασης
haradiatika blog ημερίδα ψηφιακής τηλεόρασηςAkis Kalyvas
 
Smc2010 Seminar Mainnovation Kort
Smc2010 Seminar Mainnovation KortSmc2010 Seminar Mainnovation Kort
Smc2010 Seminar Mainnovation Kortmarc_hoppenbrouwers
 
Nvdo Rm Seminar Marc Hoppenbrouwers 20090930
Nvdo Rm Seminar Marc Hoppenbrouwers 20090930Nvdo Rm Seminar Marc Hoppenbrouwers 20090930
Nvdo Rm Seminar Marc Hoppenbrouwers 20090930marc_hoppenbrouwers
 
Greece ppt skliros
Greece ppt sklirosGreece ppt skliros
Greece ppt sklirosAkis Kalyvas
 
Prezentacija za učenike trećeg razreda, PUTUJEMO, Saobraćaj našeg mjesta
Prezentacija za učenike trećeg razreda, PUTUJEMO, Saobraćaj našeg mjestaPrezentacija za učenike trećeg razreda, PUTUJEMO, Saobraćaj našeg mjesta
Prezentacija za učenike trećeg razreda, PUTUJEMO, Saobraćaj našeg mjestaMarija Radunović
 
Asset Performance Management I Maintain 2012
Asset Performance Management I Maintain 2012Asset Performance Management I Maintain 2012
Asset Performance Management I Maintain 2012marc_hoppenbrouwers
 
Prezentacija PUTUJEMO, SAOBRAĆAJ MOG MJESTA, 3.razred
Prezentacija PUTUJEMO, SAOBRAĆAJ MOG MJESTA, 3.razredPrezentacija PUTUJEMO, SAOBRAĆAJ MOG MJESTA, 3.razred
Prezentacija PUTUJEMO, SAOBRAĆAJ MOG MJESTA, 3.razredMarija Radunović
 
Livre Blanc Niouzeo L'usage des newsletters dans les entreprises du secteu...
Livre  Blanc  Niouzeo  L'usage des newsletters dans les entreprises du secteu...Livre  Blanc  Niouzeo  L'usage des newsletters dans les entreprises du secteu...
Livre Blanc Niouzeo L'usage des newsletters dans les entreprises du secteu...Alain Planger
 
Altics : Maximiser votre potentiel de conversion en soignant le couple objet/...
Altics : Maximiser votre potentiel de conversion en soignant le couple objet/...Altics : Maximiser votre potentiel de conversion en soignant le couple objet/...
Altics : Maximiser votre potentiel de conversion en soignant le couple objet/...Alain Planger
 
Email Marketing : usages et enjeux TIC
Email Marketing : usages et enjeux TICEmail Marketing : usages et enjeux TIC
Email Marketing : usages et enjeux TICAlain Planger
 
Primo @ ULg : formation à destination du personnel des Bibliothèques de l'Uni...
Primo @ ULg : formation à destination du personnel des Bibliothèques de l'Uni...Primo @ ULg : formation à destination du personnel des Bibliothèques de l'Uni...
Primo @ ULg : formation à destination du personnel des Bibliothèques de l'Uni...François Renaville
 

Viewers also liked (20)

plasma tv sunumu
plasma tv sunumuplasma tv sunumu
plasma tv sunumu
 
Stock certified details
Stock certified detailsStock certified details
Stock certified details
 
plasma tv 2
plasma tv 2 plasma tv 2
plasma tv 2
 
Презентация фестиваля BoulderRING
Презентация фестиваля BoulderRING Презентация фестиваля BoulderRING
Презентация фестиваля BoulderRING
 
Hire me
Hire meHire me
Hire me
 
RSFT General Overview
RSFT General OverviewRSFT General Overview
RSFT General Overview
 
haradiatika blog ημερίδα ψηφιακής τηλεόρασης
haradiatika blog ημερίδα ψηφιακής τηλεόρασηςharadiatika blog ημερίδα ψηφιακής τηλεόρασης
haradiatika blog ημερίδα ψηφιακής τηλεόρασης
 
Andina1parte
Andina1parteAndina1parte
Andina1parte
 
Smc2010 Seminar Mainnovation Kort
Smc2010 Seminar Mainnovation KortSmc2010 Seminar Mainnovation Kort
Smc2010 Seminar Mainnovation Kort
 
Nvdo Rm Seminar Marc Hoppenbrouwers 20090930
Nvdo Rm Seminar Marc Hoppenbrouwers 20090930Nvdo Rm Seminar Marc Hoppenbrouwers 20090930
Nvdo Rm Seminar Marc Hoppenbrouwers 20090930
 
Andina2parte
Andina2parteAndina2parte
Andina2parte
 
plasma tv 2
plasma tv 2plasma tv 2
plasma tv 2
 
Greece ppt skliros
Greece ppt sklirosGreece ppt skliros
Greece ppt skliros
 
Prezentacija za učenike trećeg razreda, PUTUJEMO, Saobraćaj našeg mjesta
Prezentacija za učenike trećeg razreda, PUTUJEMO, Saobraćaj našeg mjestaPrezentacija za učenike trećeg razreda, PUTUJEMO, Saobraćaj našeg mjesta
Prezentacija za učenike trećeg razreda, PUTUJEMO, Saobraćaj našeg mjesta
 
Asset Performance Management I Maintain 2012
Asset Performance Management I Maintain 2012Asset Performance Management I Maintain 2012
Asset Performance Management I Maintain 2012
 
Prezentacija PUTUJEMO, SAOBRAĆAJ MOG MJESTA, 3.razred
Prezentacija PUTUJEMO, SAOBRAĆAJ MOG MJESTA, 3.razredPrezentacija PUTUJEMO, SAOBRAĆAJ MOG MJESTA, 3.razred
Prezentacija PUTUJEMO, SAOBRAĆAJ MOG MJESTA, 3.razred
 
Livre Blanc Niouzeo L'usage des newsletters dans les entreprises du secteu...
Livre  Blanc  Niouzeo  L'usage des newsletters dans les entreprises du secteu...Livre  Blanc  Niouzeo  L'usage des newsletters dans les entreprises du secteu...
Livre Blanc Niouzeo L'usage des newsletters dans les entreprises du secteu...
 
Altics : Maximiser votre potentiel de conversion en soignant le couple objet/...
Altics : Maximiser votre potentiel de conversion en soignant le couple objet/...Altics : Maximiser votre potentiel de conversion en soignant le couple objet/...
Altics : Maximiser votre potentiel de conversion en soignant le couple objet/...
 
Email Marketing : usages et enjeux TIC
Email Marketing : usages et enjeux TICEmail Marketing : usages et enjeux TIC
Email Marketing : usages et enjeux TIC
 
Primo @ ULg : formation à destination du personnel des Bibliothèques de l'Uni...
Primo @ ULg : formation à destination du personnel des Bibliothèques de l'Uni...Primo @ ULg : formation à destination du personnel des Bibliothèques de l'Uni...
Primo @ ULg : formation à destination du personnel des Bibliothèques de l'Uni...
 

Similar to FIBONACCI

6 rekursif induksi matematik.pdf
6 rekursif  induksi matematik.pdf6 rekursif  induksi matematik.pdf
6 rekursif induksi matematik.pdfNestyoRizky
 
Barisan yang konvergen dan barisan yang divergen delima
Barisan yang konvergen dan barisan yang divergen delimaBarisan yang konvergen dan barisan yang divergen delima
Barisan yang konvergen dan barisan yang divergen delimaDominggos Keayse D'five
 
Deret binomial
Deret binomialDeret binomial
Deret binomialAma Rosid
 
Makalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretMakalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretaditin
 
Barisan dan deret plpg 2008
Barisan dan deret plpg 2008Barisan dan deret plpg 2008
Barisan dan deret plpg 2008Fendik Bagoez
 
Rekursi dan relasi rekurens
Rekursi dan relasi rekurensRekursi dan relasi rekurens
Rekursi dan relasi rekurensLeonardo024
 
Pola dan barisan bilangan
Pola dan barisan bilanganPola dan barisan bilangan
Pola dan barisan bilanganHeri Cahyono
 
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan DeretBahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan DeretAmyarimbi
 
DERET FOURIER.pptx
DERET FOURIER.pptxDERET FOURIER.pptx
DERET FOURIER.pptxAndikMotto
 
Pola dan barisan bilangan
Pola dan barisan bilanganPola dan barisan bilangan
Pola dan barisan bilanganrennijuliyanna
 
Tugas akhir semester 2 b indo
Tugas akhir semester 2 b indoTugas akhir semester 2 b indo
Tugas akhir semester 2 b indoKarimahAsri
 
Metode fourier
Metode fourierMetode fourier
Metode fourieragungnur12
 

Similar to FIBONACCI (19)

6 rekursif induksi matematik.pdf
6 rekursif  induksi matematik.pdf6 rekursif  induksi matematik.pdf
6 rekursif induksi matematik.pdf
 
150743-1600864131.pdf
150743-1600864131.pdf150743-1600864131.pdf
150743-1600864131.pdf
 
Barisan yang konvergen dan barisan yang divergen delima
Barisan yang konvergen dan barisan yang divergen delimaBarisan yang konvergen dan barisan yang divergen delima
Barisan yang konvergen dan barisan yang divergen delima
 
Deret binomial
Deret binomialDeret binomial
Deret binomial
 
Fibonacci
FibonacciFibonacci
Fibonacci
 
Makalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretMakalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deret
 
Vektor kelas xmia_k13
Vektor kelas xmia_k13Vektor kelas xmia_k13
Vektor kelas xmia_k13
 
Barisan dan deret plpg 2008
Barisan dan deret plpg 2008Barisan dan deret plpg 2008
Barisan dan deret plpg 2008
 
Rekursi dan relasi rekurens
Rekursi dan relasi rekurensRekursi dan relasi rekurens
Rekursi dan relasi rekurens
 
Barisan aritmetika
Barisan aritmetikaBarisan aritmetika
Barisan aritmetika
 
06 bab-5
06 bab-506 bab-5
06 bab-5
 
06 bab 5
06 bab 506 bab 5
06 bab 5
 
Pola dan barisan bilangan
Pola dan barisan bilanganPola dan barisan bilangan
Pola dan barisan bilangan
 
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan DeretBahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
 
DERET FOURIER.pptx
DERET FOURIER.pptxDERET FOURIER.pptx
DERET FOURIER.pptx
 
Polynomial_Taylor1.pptx
Polynomial_Taylor1.pptxPolynomial_Taylor1.pptx
Polynomial_Taylor1.pptx
 
Pola dan barisan bilangan
Pola dan barisan bilanganPola dan barisan bilangan
Pola dan barisan bilangan
 
Tugas akhir semester 2 b indo
Tugas akhir semester 2 b indoTugas akhir semester 2 b indo
Tugas akhir semester 2 b indo
 
Metode fourier
Metode fourierMetode fourier
Metode fourier
 

FIBONACCI

  • 1. 1 arisan bilangan adalah urutan bilangan yang memiliki aturan atau pola tertentu. Elemen-elemen dari suatu barisan bilangan disebut dengan suku. Ada beberapa barisan bilangan, seperti barisan aritmetika, barisan geometri, barisan persegi, dan barisan Fibonacci. B (Leonardo Pisano) Barisan bilangan Fibonacci ditemukan oleh Leonardo Pisano, dikenal juga dengan Fibonacci. Ia adalah seorang matematikawan terbesar pada abad pertengahan yang lahir di Pisa, Italia pada tahun 1170. Meskipun Leonardo lahir di Pisa, tetapi ia lebih banyak menyerap ilmu pengetahuan dari orang-orang Timur, karena ia ikut ayahnya (Guilielmo) yang bekerja sebagai Notaris Publik di beacukai di Aljazair. Barisan yang ditemukan Fibonacci disebut dengan barisan bilangan Fibonacci. Barisan Fibonacci adalah barisan bilangan yang bentuknya unik dan mudah dikenali. Setiap suku ke-n barisan fibonacci didefinisikan sebagai Fn = Fn-1 + Fn-2 . artinya setiap suku ke-n barisan fibonacci merupakan penjumlahan dari dua suku sebelumnya. Dengan : a = F1 ≠ 0 (Nol) ; a = bilangan asli. F0 = 0 (Nol). Contoh: a. 0,1,1,2,3,5,8,13,... (dst) b. 0,2,2,4,6,10,16,... (dst) c. 0,3,3,6,9,15,24,... (dst) d. 0,4,4,8,12,20,32,... (dst) e. 0,5,5,10,15,25,40,... (dst) Pada awalnya, barisan ini diperoleh Fibo-nacci dari penga- matannya terhadap peternakan kelinci . Pada abad ke-13, Leonardo Pisano menuliskan suatu masalah di bukunya Liber Abaci (Book of the Abacus or Book of Calculating). Pada bab 12 buku tersebut terdapat
  • 2. 2 sebuah permasa-lahan yang mampu mengusik “akal sehat”matematika- wan yaitu tentang problem kelinci beranak-pinak. Pertanyaan sederhana tapi diperlukan kejelian dalam berpikir. Inilah masalah yang terdapat pada buku tersebut ”A certain man put a pair of rabbits in a place surrounded by a wall. How many pairs of rabbits can be produced from that pair in a year if it is supposed that every month each pair begets a new pair which from the second month on becomes productive?” Atau dalam Bahasa Indonesia “berapa banyak pasangan kelinci yang beranak-pinak selama satu tahun jika diawali dari sepasang kelinci (jantan dan betina) dan kelinci tersebut tumbuh jadi dewasa dan bisa kawin setelah mereka berumur satu bulan sehingga setiap bulan kedua masing-masing kelinci betina selalu melahirkan sepasang kelinci baru?”. Kejadian tersebut terus berulang. Pada bulan pertama terdapat satu pasangan kelinci. Karena usia kelinci masih muda dan belum cukup memperoleh keturunan, sehingga pada bulan kedua, sepasang kelinci tersebut masih belum memiliki keturunan. Pada bulan ketiga, sepasang kelinci tersebut melahirkan sepasang kelinci muda. Kelinci yang sudah melahirkan dapat pula melahirkan sepasang kelinci setiap bulannya. Sedangkan sepasang kelinci muda yang baru lahir dapat melahirkan sepasang kelinci baru pada dua bulan yang berikutnya. Setelah itu, dapat pula melahirkan sepasang kelinci baru setiap bulannya. Pola barisan Fibonacci dari banyaknya pasangan kelinci setiap bulan berdasarkan penjelasan diatas diperoleh barisan bilangan seperti berikut ini, BULAN PASANGAN MELAHIRKAN PASANGAN BARU TOTAL PASANGAN 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 4 1 2 3 5 2 3 5 6 3 5 8 7 5 8 13 8 8 13 21 9 13 21 34 1 0 21 34 55 1 1 34 55 89 1 55 89 144
  • 3. 3 2 APAKAH BARISAN FIBONACCI HARUS SELALU DIMULAI DARI a=1 ? Secara historis, barisan fibonacci memang diawali dengan a=1 (suku pertama=1), hal ini karena barisan fibonacci diperoleh dari hasil penelitian terhadap perternakan kelinci setiap bulannya dimulai dari sepasang kelinci muda pada bulan pertama hingga hingga menghasilkan 144 pasangan pada bulan ke 12. Namun, secara matematis bilangan fibonacci dapat saja dimulai dengan a ≠ 1 (a = bilangan asli), dengan syarat sebagai berikut: - F0 = 0 - F1 = bilangan asli - F2 = F1 + F0 Misal : F0 = 0, F1 = 2, F2 = 2+0 , maka diperoleh barisan fibonacci sebagai berikut: F0 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 ... 0 2 2 4 6 10 16 26 42 ... MENGHITUNG SUKU KE N BILANGAN FIBONACCI Jika kita ingin mencari suku 5 (F5) dari barisan Fibonacci tentunya kita lakukan dengan cara menghitung ulang secara 5 kali.Atau lebih tepat- nya kita melakukan penjumlahan 5 kali.Tetapi, bagaimana dengan F100 atau F200 ? Tentu kita dapat menghitung-nya tetapi, memakan waktu yang lama. Untuk menjawab- nya maka digunakan formula (rumus Binet) untuk menentukan suku ke-n dari barisan fibonacci. DARI MANA RUMUS BINET DIPEROLEH ? Barisan Fibonacci merupakan barisan kombinasi linear Fn = Fn-1 + Fn-2 Namun, kita juga dapat mendekati barisan ini secara geometrik. Asumsi-kan bahwa: Fn = arn dimana a merupakan konstanta awal yang bukan nol. Dengan demikian: Fn = Fn-1 + Fn-2 Arn = arn-1 + arn-2 Lalu, berapa nilai r ? Untuk mencari nilai r kita dapat menggunakan metode polinominal karakteristik dari suatu matrik, pertama kita buat dulu matrik dari 2 persamaan fibonacci, Karena nilai suku ke n dari deret bilangan fibonacci merupakan penjumlahan dari 2 suku sebelelumnya maka persamaan yang kita perlukan adalah
  • 4. 4 Fn+2 = Fn+1 + Fn Fn+1 = Fn+1 + 0 Sehingga dari kedua persamaan diatas diperoleh matrik A = (setiap konstanta dari persamaan diatas, perhatikan angka yang diblok wana abu-abu ! ) Fn+2 = 1Fn+1 + 1Fn Fn+1 = 1Fn+1 + 0 Maka, dengan menggunakan rumus folinominal karakteristik f(λ) = det (λ.I - A) dengan: λ = Nilai Eigen I = Matrik Identitas A = Matrik Linier dari persamaan untuk mencari r diperoleh rumus; F(r) = det (r.I - A) = det = det = det = = 0 = r2 – r -1 = 0 Bentuk ini merupakan bentuk persamaan kuadrat maka kita gunakan rumus untuk mencari r1 dan r2. Sehingga, r1 = = = r2 = = = Diperoleh r1= dan r2= Karena kita memiliki 2 buah rasio r1 dan r2, maka fn dapat didefinisikan menjadi Fn=C1r1 n + C2r2 n dengan C1 (konstanta untuk r1) dan C2 (konstanta untuk r2) tidak sama dengan Nol Cari nilai C1 dan C2 Fn= C1r1 n + C2r2 n
  • 5. 5 F0= C1 + C2 = 0 ...........(1) F1 = C1r1 + C2r2 = a ...........(2) Ingat bahwa a = suku pertama dari barisan fibonacci ! Misal kita substitusikan r12 ke persamaan dua (2), sehingga persamaan dua (2) menjadi; F1 = C1 ( ) + C2 ( ) = a Eliminasi persamaan 1 dan 2 ! Agar lebih memudahkan, kita bisa mengganti variabel C1 dengan X dan C2 dengan Y. Sehingga diperoleh; x+y = 0 ( ) x + ( ) y = a Selanjutnya misal kita akan mencari nilai Y maka kita dapat mengalikan konstanta x ( ) untuk setiap variabel X dan Y pada persamaan 1 Sehingga diperoleh : ( ) x + ( ) y = 0 ( ) x + ( ) y = a y - y = -a y = -a y = -a y = -a y = -a Y = Substitusi Y = ke pers 1 X+y = 0 X + = 0 X = Jadi C1 = x = dan C2 = y = Maka keseluruhan rumus suku ke n dari bilangan fibonacci adalah Fn = C1r1 n + C2r2 n Fn = - Fn = Fn = suku ke-n
  • 6. 6 a = suku pertama SEKARANG MARI KITA BUKTIKAN ! Contoh 1: Misal kita memiliki barisan fibonacci sebagai berikut: F0 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 0 1 1 2 3 5 8 1 3 ? Berapa nilai F8 ? Mari kita hitung ! Dik: a = F1 = 1 n = 8 maka; F8 = F8 = F8 = F8 = F8 = F8 = Jadi suku ke-8 barisan fibonacci diatas adalah 21. Contoh 2 Misal kita memiliki barisan fibonacci sebagai berikut: F0 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 0 2 2 4 6 1 0 1 6 2 6 ? Berapa nilai F8 ? Mari kita hitung ! Dik: a = F1 = 2 n = 8 maka; F8 = F8 = F8 = F8 = F8 = F8 = Jadi suku ke-8 barisan fibonacci diatas adalah 42
  • 7. 7 Contoh 3 Misal kita memiliki barisan fibonacci sebagai berikut: F0 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 0 3 3 6 9 1 5 2 4 3 9 ? Berapa nilai F8 ? Mari kita hitung ! Dik: a = F1 = 3 n = 8 maka; F8 = F8 = F8 = F8 = F8 = F8 = Jadi suku ke-8 barisan fibonacci diatas adalah 63. KEKURANGAN DAN KELE- BIHAN RUMUS Berdasarkan analisis rumus yang diperoleh, penulis memandang adanya kekurangan serta kelebihan dari rumus ini. Adapun kekurangan nya seperti: - Hasil akhir tidak genap semuanya 0 (Nol) desimal (,) melainkan ada angka yang lainya, - Untuk memperoleh suku ke-n dalam jumlah banyak, rumus ini dirasa kurang efektik karena menuntut angka-angka yang lebih banyak pada saat pengerjaan. Sedangkan Kelebihannya seperti: - Cukup akurat dalam menentukan suku ke-n barisan fibonacci, karena setidaknya hasil akhir perhitungan suku ke-n dengan rumus ini diperoleh enam digit 0 (Nol) desimal, - Rumus ini berlaku untuk semua barisan fibonacci sesuai dengan syarat-syarat yang telah paparkan sebelumnya. - MANFAAT Adapun manfaat dari artikel ini diantaranya:
  • 8. 8 - Memberikan informasi tentang bilangan barisan fibonacci kepada pembaca. - Memberikan referensi atau dasar pemikiran untuk per-kembangan rumus dimasa yang akan datang sehingga menjadi lebih baik. - Memberikan dorongan ke-pada pembaca agar mampu berfikir kreatif serta inovatif menghadapi berbagai hal yang belum terungkap dalam matematika. SARAN - Pembaca mengkaji, dan me- laporkannya kepada penulis untuk direvisi jika terdapat kesalahan disertai pemikiran logis pembaca. - Pembaca mengembangkan rumus yang lebih efektif, kemudian mempublikasikan nya baik di- media cetak maupun media elektronik. KESIMPULAN Fibonacci merupakan suatu barisan bilangan dengan aturan : F0 = 0 , F1=a dan a € bilangan asli, dan Fn = Fn-1 + Fn-2, Serta suku ke-n nya dapat ditemukan dengan menggunakan rumus binet Fn = Dengan a = F1 / suku ke-1 Fn = Suku ke-n