Paragraf ini membahas beberapa jenis penalaran yaitu induktif, deduktif, generalisasi, akibat sebab, sebab akibat, analogi, silogisme, dan entimen. Jenis penalaran ini digunakan untuk menarik kesimpulan atau kesimpulan umum dari fakta-fakta khusus yang ada.
1. Disusun oleh :
Andi Wahyudi
Hariyani Ayu P.
Rietno P.
Try Maryandi S
Kelas XII IPA 3
SMA N 3 PROBOLINGGO
2. Induktif Deduktif
Paragraf yang ide
pokok atau kalimat
utamanya terletak
paragraf
dan selanjutnya
diikuti oleh kalimat
kalimat penjelas
untuk mendukung
kalimat utama.
Paragraf yang ide
pokok atau kalimat
utamanya terletak
paragraf dan
selanjutnya diikuti
oleh kalimat kalimat
penjelas untuk
mendukung kalimat
utama.
3. Contoh
Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti
braeakdance, Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan lain sebagainya.
Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz,
maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih
mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak
disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar
perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
Generalisasi
Akibat sebab
Sebab akibat
Analogi
4. Paragraf yang disusun berdasarkan
kumpulan fakta untuk menemukan
kesimpulan pokok.
Contoh :
Jika dibakar botol minum akan
meleleh.
Jika sedotan dibakar akan meleleh.
Jadi, jika benda plastik dibakar akan
meleleh.
5. Penalaran dengan membandingkan dua hal yang
tidak sejenis untuk dicari persamaannya (bersifat opini).
Contoh :
Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah luas.
Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran dan
kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan
dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia
akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan
berdiri tegak. Demikian pula dengan manusia yang tidak
berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan
garang, oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi
kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang
merunduk.
6. Dalam paragraf ini akibat bertindak sebagai
gagasan pokok atau kesimpulan yang bersifat
umum. Sebaliknya sebab bertindak sebagai
gagasan penjelas atau perincian yang bersifat
khusus.
Contoh :
Gelombang cinta memiliki daun yang
bergelombang, harga gelombang cinta juga
tinggi. Tidak hanya itu, kepopuleran gelombang
cinta membuat orang ingin memilikinya. Tidak
heran banyak orang ingin membudidayakan
gelombang cinta.
7. Dalam paragraf ini sebab bertindak sebagai
gagasasan pokok atau kesimpulan yang bersifat umum.
Sebaliknya akibat bertindak sebagai gagasan penjelas atau
perincian yang bersifat khusus.
Contoh :
Para pembeli gelombang cinta terpaksa berdesak-
desakan di luar toko. Mereka juga berdesak-desakan
di dalam toko. Mereka ada yang duduk, ada yang
berdiri, ada pula yang antre. Bahkan, ada yang duduk
beralaskan koran. Mereka rela mengantre karena
harga gelombang cinta di toko itu sangat murah.
8. Contoh
Kebersihan sangat menjadi masalah di sekolah. Ini terjadi karena
banyak murid yang masih tidak sadar akan pentingnnya menjaga
kebersihan. Sehingga banyak sampah yang masih berserakan seperti
di depan kelas dan kantin. padahal kebersihan adalah sebagian dari
iman.
Silogisme
Entimen
9. Penarikan kesimpulan secara deduktif
dan kesimpulan disimpulkan dari 2
pernyataan.
Keterangan :
PU : premis umum (A = B)
PK : premis khusus (C = A)
K : kesimpulan ( C= B)
Contoh :
PU : semua murid SMAN 3 Probolinggo lulus ujian nasional.
PK : Hariyani adalah murid SMAN 3 Probolinggo.
K : Hariyani lulus ujian nasional.
10. Suatu logisme yang diperpendek, yakni tanpa
menyebutkan premis-premis umum.
PU = A-B
PK = C-A
K = C-B
entimen = C -- B, karena C -- A
Contoh
PU : Semua wanita muslimah harus memakai kerudung.
PK : Rietno adalah wanita yang muslimah.
K : Rietno harus memakai kerudung.
Entimen = Rietno harus memakai kerudung karena dia
wanita muslimah.