SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
SD 
P a g e | 1 
TEKNIK KOROSI 
KOROSI GALVANIS 
Di Susun Oleh : 
1. ANI ANGGRAENI SULISTYO 115524232 
2. ANISA NOVI ALFIYANA 115524239 
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 
FAKULTAS TEKNIK 
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK 
MESIN 
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
P a g e | 2 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1. LATAR BELAKANG 
Korosi merupakan salah satu musuh besar dalam dunia industri, beberapa contoh 
kerugian yang ditimbulkan korosi adalah terjadinya penurunan kekuatan material dan biaya 
perbaikan akan naik jauh lebih besar dari yang diperkirakan. Sehingga diperlukan suatu usaha 
pencegahan-pencegahan terhadap serangan korosi. 
Berdasarkan penelitian di Amerika, korosi telah menelan biaya ratusan milyar dolar 
setiap tahunnya, hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa biaya yang telah ditimbulakan 
oleh korosi adalah 1 sampai dengan 5% dari Gross National Product. Biaya tersebut meliputi 
utilitas 34.7%, transportasi 21.5%, infrastruktur 16.4%, pemerintahan 14.6%, produksi dan 
manufaktur 12.8 %. 
Korosi tidak dapat dihilangkan namun dapat dicegah dengan memproteksi material dari 
lingkungan. Salah satunya adalah dengan proteksi katodik sistem anoda korban. Proteksi katodik 
sistem anoda korban telah digunakan secara meluas. Bagaimanapun kegagalan pada proteksi 
katodik tidak hanya akan berdampak pada kerugian secara ekonomi, tetapi juga pada 
keselamatan nyawa dan lingkungan. 
Kerugian secara ekonomi terjadi karena perusahaan harus mengeluarkan beberapa biaya 
ekstra. Biaya tersebut terbagi dalam biaya langsung berupa; perbaikan kerusakan material, dan 
biaya tidak langsung berupa; biaya yang timbul akibat menurunnya produksi, kentungan dan 
umur pakai alat.
P a g e | 3 
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1. Pengertian Korosi Galvanis 
Korosi galvanik terjadi apabila dua buah logam yang jenisnya berbeda di 
pasangkan dan direndam dalam cairan yang sifatnya korosif. Logam yang rebih aktif atau 
anoda akan terkorosi, sementara logam yang lebih noble atau katoda tidak akan terkorosi. 
Pada tabel galvanisasi, aluminium dan seng lebih aktif jika dibandingkan dengan baja. 
Tabel 2.1 Deret Galvanis 
Metal Volt 
Commercially pure magnesium -1.75 
Magnesium Alloy (6%Al, 3% An, 0.15% Mn) -1.6 
Zinc -1.1 
Aluminium Alloy (5% seng) -1.05 
Commercially pure Aluminium -0.8 
Mild steel (clean and shiny) -0.5 sd -0.8 
Mild steel (rusted) -0.2 sd -0.5 
Cast Iron (non graphitized) -0.5 
Lead -0.5 
Mild steel in concrete -0.2 
Copper, brass, bronze -0.2 
High silcon cast iron -0.2 
Mill scale on steel -0.2 
Carbon, graphite, coke +0.3
P a g e | 4 
Gambar 2.2 Mekanisme korosi galvanic 
Gambar 2.3 Korosi Galvanik 
Korosi galvanik ini banyak terjadi pada benda yang menggunakan lebih dari satu 
macam logam sebagai komponennya, misalnya pada automotif. Jika aluminium terhubung 
langsung dengan baja, maka aluminium akan terkorosi. Untuk mengatasi hal ini, maka di 
antara aluminium dan baja harus ditempatkan sebuah benda non logam atau isolator untuk 
memisahkan kontak listrik di antara keduanya.
P a g e | 5 
Mekanisme korosi galvanik biasanya digunakan untuk sistem proteksi pada komponen 
baja, misalnya proteksi pada lambung kapal, tiang penyangga dermaga, pipa baja, tiang 
penyangga jembatan dan lain sebagainya. 
Contohnya kerusakan talang dari seng yang kejatuhan paku baja disebabkan oleh 
proses elektrokimia. 
Gambar 2.4 elemen galvanis 
 Jika dua jenis logam yang berbeda dihubungkan dengan kawat di dalam cair penghantar, 
terjadilah elemen galvanis, tempat mengalirnya arus listrik. 
 Dalam keadaan begitu logam menjadi anode dan yang lain menjadi katode. 
 Logam yang kurang mulia akan larut atau terkorosi arti harfiyahnya digerogoti.
P a g e | 6 
 Dalam elemen galvanis, logam yang membentuk anode akan hancur. 
 Kehancuran akan berlangsung sangat cepat jika kedua logam makin berjauhan letaknya satu 
sama lain dalam deretan tegangan elektrokimia. Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Sn-Pb-H-Cu-Ag-Au 
dimana logam yang terletak paling kiri adalah logam yang kurang mulia dan yang akan 
larut. 
Dalam praktik, anoda dan katoda dapat terbentuk dari : 
a) Logam yang berbeda-beda, misalnya dari baja yang membentuk anode dan lapisan 
timah sebagai katode. 
b) Bagaian struktur yang berbeda, misalnya pada plat baja yang berlapiskan kulit 
pengerolan, bahan dasar membentuk anode dan lapisan oksidasinya menjadi katode. 
c) Daerah tegangan dan daerah perubahan bentuk yang berbeda- beda di dalam bahan, 
misalnya pada pelat vang ditekuk, daerah yang mengalami perubahan bentuk yang 
kuat menjadi anode, dan daerah yang tidak dibentuk menjadi katode. 
d) Logam dan bukan logam (karbon, debu, belerang), dalam hal ini kerap kali logamnya 
membentuk daerah anode. 
2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Laju Korosi Galvanis 
 Efek lingkungan 
Tingkatan korosi galvanik tergantung pada keagresifan dari lingkungannya. 
Pada umumnya logam dengan ketahanan korosi yang lebih rendah dalam suatu 
lingkungan berfungsi sebagai anoda. Biasanya baja dan seng keduanya akan terkorosi 
akan tetapi jika keduanya dihubungkan maka Zn akan terkorosi sedangkan baja akan 
terlindungi.
P a g e | 7 
Berdasarkan di beberapa macam kondisi lingkungan, dapat ditarik kesimpulan 
bahwa : 
1. Zn bersifat anodik terhadap baja pada semua kondisi 
2. Al sifatnya bervariasi 
3. Sn selalu bersifat sebagai katodik 
4. Ni selalu bersifat sebagai katodik 
 Efek perbandingan luasan anoda dan katoda 
Yang dimaksud dengan luas penampang elektroda terhadap korosi galvanik 
adalah pengaruh perbandingan luas penampang katodik terhadap anodik. Jika luas 
penampang katodik jauh lebih besar dari pada katoda. Makin besar rapat arus pada 
daerah anoda mengakibatkan laju korosi makin cepat pula. Korosi di daerah anodik 
akan menjadi 100-1000 kali lebih besar jika dibandingkan dengan keseimbangan luas 
penampang anodik dan katodik. 
 Efek jarak sambungan 
Laju korosi pada umumnya paling besar pada daerah dekat pertemuan kedua 
logam. Laju korosi berkurang dengan makin bertambahnya jarak dari pertemuan 
kedua logam tersebut. Pengaruh jarak ini tergantung pada konduktivitas larutan dan 
korosi galvanik dapat diketahui dengan adanya serangan korosi lokal pada daerah 
dekat pertemuan logam. 
2.3. Cara Pengendalian Korosi Galvanis 
Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari, namun 
dapat dihambat maupun dikendalikan untuk mengurangi kerugian dan mencegah dampak 
negatif yang diakibatkannya. Dengan penanganan ini umur produktif peralatan elektronik
P a g e | 8 
dalam rumah tangga atau kegiatan industri menjadi panjang sesuai dengan yang direncanakan, 
bahkan dapat diperpanjang untuk memperoleh nilai ekonomi yang lebih tinggi. Upaya 
penanganan korosi diharapkan dapat banyak menghemat biaya opersional, sehingga 
berpengaruh terhadap efisiensi dalam suatu kegiatan industry serta menghemat anggaran 
pembelanjaan rumah tangga. 
Terdapat beberapa cara pengendalian yang umum dilakukan untuk mengendalikan 
korosi galvanik., yaitu antara lain : 
1. Pemilihan material yang tepat. Pemilihan material dengan perbedaan potensial dari 
kedua material agar sekecil mungkin 
2. Menghindarkan penggunaan 2 jenis logam yang saling berhubungan dalam suatu 
kontruksi. 
3. Melakukan penggunaan lapis lindung. Jika harus menggunakan lapis lindung maka 
gunakan lapis lindung pada katoda. 
4. Menghindari kombinasi luas penampang material dengan anoda kecil sedangkan luas 
penampang katoda besar. 
5. Menambahkan inhibitor untuk mengurangi keagresifan lingkungan. 
6. Merancang dengan baik agar dapat mengganti bagian-bagian anoda yang rusak dengan 
menggunakan bahan-bahan yang siap pakai atau buatlah anodik yang lebih tebal agar 
lebih tahan lama. 
2.4. Kerugian Akibat Korosi 
Ditinjau dari segi kerugian akibat korosi dapat digolongkan menjadi tiga jenis 
yaitu kerugian dari segi biaya korosi itu sangat tinggi atau mahal, kerugain dari segi 
pemborosan sumber daya mineral yang sangat tinggi dan kerugian dari segi keselamatan
P a g e | 9 
jiwa manusia juga sangat membahayakan. 
1. Kerugian Ekonomi Akibat Korosi 
Menurut sumber dari biro Klasifikasi indonesia pada tahun 1997 mengatakan bahwa 
pada umumnya biaya pengendalian korosi di Indonesia berkisar antara 2 hingga 3,5 % 
dari GNP ( Growth National Produk ). Biaya pengendalian korosi adalah semua biaya 
yang timbul untuk menanggulangi korosi mulai dari desain sampai dengan proses 
pemeliharaan. 
2. Pemborosan Sumber Daya Alam 
Pada dasarnya proses korosi dapat juga didefinisikan sebagai proses kembalinya logam 
teknis ke bentuk asalnya di alam. Bentuk asalnya logam di alam adalah senyawa-senyawa 
mineral yang abadi di perut bumi. Pada umumnya senyawa-senyawa mineral 
logam tersebut merupakan ikatan kimia antara unsur logam dengan unsur logam 
dengan unsur halogen misalnya oksigen dan belerang. Dengan adanya proses korosi 
pada struktur bangunan di tempat-tempat yang tersebar di seluruh dunia, 
mengakibatkan sumber daya mineral yang semula berbentuk logam teknis telah 
berubah menjadi produk korosi yang tersebar tanpa bisa didaur ulang untuk dijadikan 
logam teknis kembali. 
3. Korosi Dapat Membahayakan Jiwa Manusia 
Korosi dapat menimbulkan kecelakaan yang menelan puluhan korban bahkan ratusan 
korban jiwa atau mencederai manusia disebabkan karena kegagalan dari konstruksi 
bangunan akibat korosi. Di dunia pelayaran, korban manusia yang meninggal akibat 
kapal tenggalam jumlahnya sudah sangat banyak.
P a g e | 10 
4. Estetika Menurun 
Korosi dapat menurunkan nilai estetika suatu material. Hal ini karena korosi dapat 
merusak lapisan permukaan material. 
BAB III 
PENUTUP 
3.1. KESIMPULAN 
Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari, 
namun dapat dihambat maupun dikendalikan untuk mengurangi kerugian dan mencegah 
dampak negatif yang diakibatkannya. Dengan penanganan ini umur produktif peralatan 
elektronik dalam rumah tangga atau kegiatan industri menjadi panjang sesuai dengan 
yang direncanakan, bahkan dapat diperpanjang untuk memperoleh nilai ekonomi yang 
lebih tinggi. Upaya penanganan korosi diharapkan dapat banyak menghemat biaya 
opersional, sehingga berpengaruh terhadap efisiensi dalam suatu kegiatan industry serta 
menghemat anggaran yang terbung sia-sia. 
3.2. SARAN 
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain suatu produk, antara lain : 
 Hindari adanya celah-celah sempit. 
 Hindari adanya kantong-kantong yang memungkinkan adanya sisa cairan. 
 Bagian-bagian yang mudah rusak harus mudah penggantiannya. 
 Hindari adanya bagian yang mengalami tegangan yang besar. 
 Pada konstruksi pipa, hindari adanya belokan yang terlalu tajam.
P a g e | 11 
 Hindari adanya kantong-kantong udara pada saluran/tangki. 
DAFTAR PUSTAKA 
Marcus P., and Oudar J., 1995.Corrosion Mechanisms in Theory and Practice, Marcel Dekker 
Inc. 
Rozenfeld I.L., 1981. Corrosion Inhibitor, McGraw-Hill Inc. 
West J.M., 1986. Basic Corrosion and Oxidation, Second Ed., Ellis Horwood Publishers 
Limited, England. 
www.corrosion doctor.org
Makalah korosi

More Related Content

What's hot

Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannyaMakalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannyaAchmad Agung Ferrianto
 
Sifat koligatif larutan
Sifat  koligatif larutanSifat  koligatif larutan
Sifat koligatif larutanyendri59
 
Perpindahan Panas
Perpindahan PanasPerpindahan Panas
Perpindahan Panasnovitasarie
 
laporan praktikum uji korosi pada paku
  laporan praktikum uji korosi pada paku  laporan praktikum uji korosi pada paku
laporan praktikum uji korosi pada pakuazidny
 
Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)
Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)
Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)caturprasetyo11tgb1
 
Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4Anne Riyanti
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorAli Hasimi Pane
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisisrinandani
 
Kimia SMA XI IPA : Termokimia - Sistem dan lingkungan
Kimia SMA XI IPA : Termokimia - Sistem dan lingkungan Kimia SMA XI IPA : Termokimia - Sistem dan lingkungan
Kimia SMA XI IPA : Termokimia - Sistem dan lingkungan kevinengel
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizingIffa M.Nisa
 
Laporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipaLaporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipatyoabdi
 
Sifat Koligatif XII.ppt
Sifat Koligatif XII.pptSifat Koligatif XII.ppt
Sifat Koligatif XII.pptnana883370
 

What's hot (20)

Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannyaMakalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
 
Sifat koligatif larutan
Sifat  koligatif larutanSifat  koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
Perpindahan Panas
Perpindahan PanasPerpindahan Panas
Perpindahan Panas
 
Batch Reactor
Batch ReactorBatch Reactor
Batch Reactor
 
laporan praktikum uji korosi pada paku
  laporan praktikum uji korosi pada paku  laporan praktikum uji korosi pada paku
laporan praktikum uji korosi pada paku
 
Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)
Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)
Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)
 
Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4
 
kimia unsur Periode 3
kimia unsur Periode 3kimia unsur Periode 3
kimia unsur Periode 3
 
Unsur-Unsur Golongan IA
Unsur-Unsur Golongan IAUnsur-Unsur Golongan IA
Unsur-Unsur Golongan IA
 
KOROSI
KOROSIKOROSI
KOROSI
 
Peranan Kimia Dalam Kehidupan
Peranan Kimia Dalam KehidupanPeranan Kimia Dalam Kehidupan
Peranan Kimia Dalam Kehidupan
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisis
 
Kimia SMA XI IPA : Termokimia - Sistem dan lingkungan
Kimia SMA XI IPA : Termokimia - Sistem dan lingkungan Kimia SMA XI IPA : Termokimia - Sistem dan lingkungan
Kimia SMA XI IPA : Termokimia - Sistem dan lingkungan
 
Makalah korosi
Makalah korosiMakalah korosi
Makalah korosi
 
Aplikasi termodinamika
Aplikasi termodinamikaAplikasi termodinamika
Aplikasi termodinamika
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
 
Laporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipaLaporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipa
 
Sifat Koligatif XII.ppt
Sifat Koligatif XII.pptSifat Koligatif XII.ppt
Sifat Koligatif XII.ppt
 
Double Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat ExcangerDouble Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat Excanger
 

Similar to Makalah korosi

Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiayahyakurnia23
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiayahyakurnia23
 
makalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosimakalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosiadimasmc
 
120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosiBeny Firiya
 
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptxPertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptxWindiAmilia
 
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan KorosiPraktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi21 Memento
 
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmanijenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmaniRafi Dwi Rachmani
 
Jurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang MesinJurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang MesinAlen Pepa
 
Korosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodikKorosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodikcakbentra
 
Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)Aliem Sgralhtobat
 
Mekanisme Korosi
Mekanisme KorosiMekanisme Korosi
Mekanisme Korosirandiramlan
 
Jenis-Jenis Korosi.pdf
Jenis-Jenis Korosi.pdfJenis-Jenis Korosi.pdf
Jenis-Jenis Korosi.pdfKimAydiw1
 
Tugas korosi iii
Tugas korosi iiiTugas korosi iii
Tugas korosi iiideddy aries
 

Similar to Makalah korosi (20)

Analisa korosi
Analisa korosiAnalisa korosi
Analisa korosi
 
Laju korosi
Laju korosiLaju korosi
Laju korosi
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
 
makalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosimakalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosi
 
120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi
 
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptxPertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
 
K6 20192020.pdf
K6 20192020.pdfK6 20192020.pdf
K6 20192020.pdf
 
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan KorosiPraktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
 
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmanijenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
 
Jurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang MesinJurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang Mesin
 
Korosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodikKorosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodik
 
Materi korosi
Materi korosiMateri korosi
Materi korosi
 
PPT KOROSI.pptx
PPT KOROSI.pptxPPT KOROSI.pptx
PPT KOROSI.pptx
 
3 korosi
3 korosi3 korosi
3 korosi
 
Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)
 
Mekanisme Korosi
Mekanisme KorosiMekanisme Korosi
Mekanisme Korosi
 
Korosi 212
Korosi 212Korosi 212
Korosi 212
 
Jenis-Jenis Korosi.pdf
Jenis-Jenis Korosi.pdfJenis-Jenis Korosi.pdf
Jenis-Jenis Korosi.pdf
 
Tugas korosi iii
Tugas korosi iiiTugas korosi iii
Tugas korosi iii
 

Makalah korosi

  • 1. SD P a g e | 1 TEKNIK KOROSI KOROSI GALVANIS Di Susun Oleh : 1. ANI ANGGRAENI SULISTYO 115524232 2. ANISA NOVI ALFIYANA 115524239 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
  • 2. P a g e | 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Korosi merupakan salah satu musuh besar dalam dunia industri, beberapa contoh kerugian yang ditimbulkan korosi adalah terjadinya penurunan kekuatan material dan biaya perbaikan akan naik jauh lebih besar dari yang diperkirakan. Sehingga diperlukan suatu usaha pencegahan-pencegahan terhadap serangan korosi. Berdasarkan penelitian di Amerika, korosi telah menelan biaya ratusan milyar dolar setiap tahunnya, hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa biaya yang telah ditimbulakan oleh korosi adalah 1 sampai dengan 5% dari Gross National Product. Biaya tersebut meliputi utilitas 34.7%, transportasi 21.5%, infrastruktur 16.4%, pemerintahan 14.6%, produksi dan manufaktur 12.8 %. Korosi tidak dapat dihilangkan namun dapat dicegah dengan memproteksi material dari lingkungan. Salah satunya adalah dengan proteksi katodik sistem anoda korban. Proteksi katodik sistem anoda korban telah digunakan secara meluas. Bagaimanapun kegagalan pada proteksi katodik tidak hanya akan berdampak pada kerugian secara ekonomi, tetapi juga pada keselamatan nyawa dan lingkungan. Kerugian secara ekonomi terjadi karena perusahaan harus mengeluarkan beberapa biaya ekstra. Biaya tersebut terbagi dalam biaya langsung berupa; perbaikan kerusakan material, dan biaya tidak langsung berupa; biaya yang timbul akibat menurunnya produksi, kentungan dan umur pakai alat.
  • 3. P a g e | 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Korosi Galvanis Korosi galvanik terjadi apabila dua buah logam yang jenisnya berbeda di pasangkan dan direndam dalam cairan yang sifatnya korosif. Logam yang rebih aktif atau anoda akan terkorosi, sementara logam yang lebih noble atau katoda tidak akan terkorosi. Pada tabel galvanisasi, aluminium dan seng lebih aktif jika dibandingkan dengan baja. Tabel 2.1 Deret Galvanis Metal Volt Commercially pure magnesium -1.75 Magnesium Alloy (6%Al, 3% An, 0.15% Mn) -1.6 Zinc -1.1 Aluminium Alloy (5% seng) -1.05 Commercially pure Aluminium -0.8 Mild steel (clean and shiny) -0.5 sd -0.8 Mild steel (rusted) -0.2 sd -0.5 Cast Iron (non graphitized) -0.5 Lead -0.5 Mild steel in concrete -0.2 Copper, brass, bronze -0.2 High silcon cast iron -0.2 Mill scale on steel -0.2 Carbon, graphite, coke +0.3
  • 4. P a g e | 4 Gambar 2.2 Mekanisme korosi galvanic Gambar 2.3 Korosi Galvanik Korosi galvanik ini banyak terjadi pada benda yang menggunakan lebih dari satu macam logam sebagai komponennya, misalnya pada automotif. Jika aluminium terhubung langsung dengan baja, maka aluminium akan terkorosi. Untuk mengatasi hal ini, maka di antara aluminium dan baja harus ditempatkan sebuah benda non logam atau isolator untuk memisahkan kontak listrik di antara keduanya.
  • 5. P a g e | 5 Mekanisme korosi galvanik biasanya digunakan untuk sistem proteksi pada komponen baja, misalnya proteksi pada lambung kapal, tiang penyangga dermaga, pipa baja, tiang penyangga jembatan dan lain sebagainya. Contohnya kerusakan talang dari seng yang kejatuhan paku baja disebabkan oleh proses elektrokimia. Gambar 2.4 elemen galvanis  Jika dua jenis logam yang berbeda dihubungkan dengan kawat di dalam cair penghantar, terjadilah elemen galvanis, tempat mengalirnya arus listrik.  Dalam keadaan begitu logam menjadi anode dan yang lain menjadi katode.  Logam yang kurang mulia akan larut atau terkorosi arti harfiyahnya digerogoti.
  • 6. P a g e | 6  Dalam elemen galvanis, logam yang membentuk anode akan hancur.  Kehancuran akan berlangsung sangat cepat jika kedua logam makin berjauhan letaknya satu sama lain dalam deretan tegangan elektrokimia. Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Sn-Pb-H-Cu-Ag-Au dimana logam yang terletak paling kiri adalah logam yang kurang mulia dan yang akan larut. Dalam praktik, anoda dan katoda dapat terbentuk dari : a) Logam yang berbeda-beda, misalnya dari baja yang membentuk anode dan lapisan timah sebagai katode. b) Bagaian struktur yang berbeda, misalnya pada plat baja yang berlapiskan kulit pengerolan, bahan dasar membentuk anode dan lapisan oksidasinya menjadi katode. c) Daerah tegangan dan daerah perubahan bentuk yang berbeda- beda di dalam bahan, misalnya pada pelat vang ditekuk, daerah yang mengalami perubahan bentuk yang kuat menjadi anode, dan daerah yang tidak dibentuk menjadi katode. d) Logam dan bukan logam (karbon, debu, belerang), dalam hal ini kerap kali logamnya membentuk daerah anode. 2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Laju Korosi Galvanis  Efek lingkungan Tingkatan korosi galvanik tergantung pada keagresifan dari lingkungannya. Pada umumnya logam dengan ketahanan korosi yang lebih rendah dalam suatu lingkungan berfungsi sebagai anoda. Biasanya baja dan seng keduanya akan terkorosi akan tetapi jika keduanya dihubungkan maka Zn akan terkorosi sedangkan baja akan terlindungi.
  • 7. P a g e | 7 Berdasarkan di beberapa macam kondisi lingkungan, dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Zn bersifat anodik terhadap baja pada semua kondisi 2. Al sifatnya bervariasi 3. Sn selalu bersifat sebagai katodik 4. Ni selalu bersifat sebagai katodik  Efek perbandingan luasan anoda dan katoda Yang dimaksud dengan luas penampang elektroda terhadap korosi galvanik adalah pengaruh perbandingan luas penampang katodik terhadap anodik. Jika luas penampang katodik jauh lebih besar dari pada katoda. Makin besar rapat arus pada daerah anoda mengakibatkan laju korosi makin cepat pula. Korosi di daerah anodik akan menjadi 100-1000 kali lebih besar jika dibandingkan dengan keseimbangan luas penampang anodik dan katodik.  Efek jarak sambungan Laju korosi pada umumnya paling besar pada daerah dekat pertemuan kedua logam. Laju korosi berkurang dengan makin bertambahnya jarak dari pertemuan kedua logam tersebut. Pengaruh jarak ini tergantung pada konduktivitas larutan dan korosi galvanik dapat diketahui dengan adanya serangan korosi lokal pada daerah dekat pertemuan logam. 2.3. Cara Pengendalian Korosi Galvanis Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari, namun dapat dihambat maupun dikendalikan untuk mengurangi kerugian dan mencegah dampak negatif yang diakibatkannya. Dengan penanganan ini umur produktif peralatan elektronik
  • 8. P a g e | 8 dalam rumah tangga atau kegiatan industri menjadi panjang sesuai dengan yang direncanakan, bahkan dapat diperpanjang untuk memperoleh nilai ekonomi yang lebih tinggi. Upaya penanganan korosi diharapkan dapat banyak menghemat biaya opersional, sehingga berpengaruh terhadap efisiensi dalam suatu kegiatan industry serta menghemat anggaran pembelanjaan rumah tangga. Terdapat beberapa cara pengendalian yang umum dilakukan untuk mengendalikan korosi galvanik., yaitu antara lain : 1. Pemilihan material yang tepat. Pemilihan material dengan perbedaan potensial dari kedua material agar sekecil mungkin 2. Menghindarkan penggunaan 2 jenis logam yang saling berhubungan dalam suatu kontruksi. 3. Melakukan penggunaan lapis lindung. Jika harus menggunakan lapis lindung maka gunakan lapis lindung pada katoda. 4. Menghindari kombinasi luas penampang material dengan anoda kecil sedangkan luas penampang katoda besar. 5. Menambahkan inhibitor untuk mengurangi keagresifan lingkungan. 6. Merancang dengan baik agar dapat mengganti bagian-bagian anoda yang rusak dengan menggunakan bahan-bahan yang siap pakai atau buatlah anodik yang lebih tebal agar lebih tahan lama. 2.4. Kerugian Akibat Korosi Ditinjau dari segi kerugian akibat korosi dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu kerugian dari segi biaya korosi itu sangat tinggi atau mahal, kerugain dari segi pemborosan sumber daya mineral yang sangat tinggi dan kerugian dari segi keselamatan
  • 9. P a g e | 9 jiwa manusia juga sangat membahayakan. 1. Kerugian Ekonomi Akibat Korosi Menurut sumber dari biro Klasifikasi indonesia pada tahun 1997 mengatakan bahwa pada umumnya biaya pengendalian korosi di Indonesia berkisar antara 2 hingga 3,5 % dari GNP ( Growth National Produk ). Biaya pengendalian korosi adalah semua biaya yang timbul untuk menanggulangi korosi mulai dari desain sampai dengan proses pemeliharaan. 2. Pemborosan Sumber Daya Alam Pada dasarnya proses korosi dapat juga didefinisikan sebagai proses kembalinya logam teknis ke bentuk asalnya di alam. Bentuk asalnya logam di alam adalah senyawa-senyawa mineral yang abadi di perut bumi. Pada umumnya senyawa-senyawa mineral logam tersebut merupakan ikatan kimia antara unsur logam dengan unsur logam dengan unsur halogen misalnya oksigen dan belerang. Dengan adanya proses korosi pada struktur bangunan di tempat-tempat yang tersebar di seluruh dunia, mengakibatkan sumber daya mineral yang semula berbentuk logam teknis telah berubah menjadi produk korosi yang tersebar tanpa bisa didaur ulang untuk dijadikan logam teknis kembali. 3. Korosi Dapat Membahayakan Jiwa Manusia Korosi dapat menimbulkan kecelakaan yang menelan puluhan korban bahkan ratusan korban jiwa atau mencederai manusia disebabkan karena kegagalan dari konstruksi bangunan akibat korosi. Di dunia pelayaran, korban manusia yang meninggal akibat kapal tenggalam jumlahnya sudah sangat banyak.
  • 10. P a g e | 10 4. Estetika Menurun Korosi dapat menurunkan nilai estetika suatu material. Hal ini karena korosi dapat merusak lapisan permukaan material. BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari, namun dapat dihambat maupun dikendalikan untuk mengurangi kerugian dan mencegah dampak negatif yang diakibatkannya. Dengan penanganan ini umur produktif peralatan elektronik dalam rumah tangga atau kegiatan industri menjadi panjang sesuai dengan yang direncanakan, bahkan dapat diperpanjang untuk memperoleh nilai ekonomi yang lebih tinggi. Upaya penanganan korosi diharapkan dapat banyak menghemat biaya opersional, sehingga berpengaruh terhadap efisiensi dalam suatu kegiatan industry serta menghemat anggaran yang terbung sia-sia. 3.2. SARAN Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain suatu produk, antara lain :  Hindari adanya celah-celah sempit.  Hindari adanya kantong-kantong yang memungkinkan adanya sisa cairan.  Bagian-bagian yang mudah rusak harus mudah penggantiannya.  Hindari adanya bagian yang mengalami tegangan yang besar.  Pada konstruksi pipa, hindari adanya belokan yang terlalu tajam.
  • 11. P a g e | 11  Hindari adanya kantong-kantong udara pada saluran/tangki. DAFTAR PUSTAKA Marcus P., and Oudar J., 1995.Corrosion Mechanisms in Theory and Practice, Marcel Dekker Inc. Rozenfeld I.L., 1981. Corrosion Inhibitor, McGraw-Hill Inc. West J.M., 1986. Basic Corrosion and Oxidation, Second Ed., Ellis Horwood Publishers Limited, England. www.corrosion doctor.org