3. FUNGSI TRANSMISI ?
1. untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan
sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan.
2. Merubah arah putaran roda. Sehingga kendaraan
dapat maju dan mundur, khususnya pada kendaraan
lebih dari 2 roda.
3. Memutuskan dan menghubungkan putaran,
sehingga kendaraan dapat berhenti sementara mesin
hidup.
TRANSMISI
4. Rangkaian pemindah tenaga berawal dari sumber
tenaga (engine) ke sistem pemindah tenaga yaitu
masuk ke unit kopling (clutch), diteruskan ke
transmisi (gear box), kemudian menuju final drive.
TRANSMISI
5. SISTEM TRANSMISI
OTOMATIS ?
Transmisi kendaraan yang pengoperasiannya
dilakukan secara otomatis dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal.
SISTEM TRANSMISI
OTOMATIS
7. CVT ?
sistem transmisi daya dari mesin menuju
ban belakang menggunakan sabuk yang
menghubungkan antara drive pulley
dengan driven pulley menggunakan
prinsip gaya gesek.
SISTEM TRANSMISI
OTOMATIS
8. Keuntungan dari transmisi
otomatis adalah :
a. Tidak adanya pedal kopling, sehingga
pengoprasian kendaraan lebih mudah.
b. Perpindahan kecepatan dapat dilakukan
secara lembut
c. Tidak terjadinya hentakan pada saat
perpindahan kecepatan
SISTEM TRANSMISI
OTOMATIS
10. Komponen Utama CVT :
1. Drive pulley (Primary Pulley)
berfungsi dengan puli primer mengatur kecepatan
berdasar besar gaya tarik sabuk yang diperoleh dari
puli primer.
2. Drive belt (v-belt)
Berfungsi sebagai penghubung putaran dari puli
primer ke puli sekunder.
3. Driven pulley (Secondary Pulley)
berfungsi dengan puli primer mengatur kecepatan
berdasar besar gaya tarik sabuk yang diperoleh dari
puli primer.
SISTEM TRANSMISI
OTOMATIS
13. Cara Kerja CVT :
1. Kecepatan Rendah
Primary Pulley
Sewaktu kecepatan mesin rendah, gaya sentrifugal yang terjadi
pada weight rooler kecil dan posisi movable drive (cam) tidak
berubah.
SISTEM TRANSMISI
OTOMATIS
14. Secondary Pulley
Pada kecepatan rendah, gaya sentrifugal yang terjadi pada
weight roller masih kecil, oleh karena itu tegangan v -belt
adalah rendah, yang belum mampu menggerakkan movable
driven face (pulley bergerak) pada secondary pully.
SISTEM TRANSMISI
OTOMATIS
15. 2. Kecepatan Tinggi
Primary Pulley
Ketika kecepatan tinggi, akibat gaya sentrifugal akibat dari
makin terlemparnya weight roller yang bergerak mendorong
movable drive face (lebar puli mengecil),hal ini menyebabkan v -
belt terdorong keluar (diameter primary pulley menjadi
besar)
SISTEM TRANSMISI
OTOMATIS
16. Secondary Pulley
Pada saat diameter primary pulley menjadi besar, maka
diameter secondary pulley menjadi mengecil. Hal ini terjadi
akibat movable driven face (4) bergerak membuka, dan v -belt
bergerak masuk.
SISTEM TRANSMISI
OTOMATIS
19. 1. Pelumasan colar pada primer pulley
Sebab :
Jika tidak ada pelumasan, akselerasi/percepatan tidak halus
karena gerakan penyesuaian pada primary sheave tidak
bekerja dengan baik.
2. Bagian dalam starter wheel gear, starter idle gear, drive axle dari
secondary sheave.
Sebab :
Putaran tidak lancar,
PERAWATAN TRANSMISI OTOMATIS
20. 3. Pelumasan Torsi cam pada Pulley sekunder .
Sebab :
Jika tidak terdapat gemuk atau pelumas bagian ini :
a. Akselerasi tidak lembut
b. Mendaki kurang kuat karena pulley sekunder tidak bekerja
dengan baik
c. Pin guide dan alur pin guide terjadi keausan .
21.
22.
23. Pemeriksaan V-belt CVT
Gambar A ( V-belt kondisi baik )
Harus ada kelebihan dari V-belt antara V-belt bagian bawah dan
bagian bawah alat pemeriksa V-belt .
24. Gambar B ( Kondisi V-belt saatnya harus diganti )
Jika bagian bawah alat pemeriksa sudah rata dengan V belt Artinya
V-belt telah aus. Rekomendasi penggantian : Tiap 25.000 km .