1. Fakultas teknik Arsitektur
Semester Gasal 2017-2018
Fakultas teknik Arsitektur
Semester Gasal 2017-2018
KELOMPOK
NOMOR
4
EKOLOGI ARSITEKTUR
INDUSTRI BERKELANJUTAN
DOSEN PEMBIMBING: Ir. PRIYOTO. MT
KELOMPOK:
AGUS HENDROWIBOWO : 1441401992
HARUN CAHYONO : 1441402005
MUHAMMAD FARIS : 1441401997
ARIS RENDRA SETIAWAN : 1441401991
2. Fakultas teknik Arsitektur
Semester Gasal 2017-2018
Pendahuluan
PEMAHAMAN -
DEFINISI KAWASAN PENYANGGA ( BUFFER ZONE) -
BUFFER ZONE KAWASAN PERUMAHAN -
DAN KAWASAN INDUSTRI -
TUJUAN & FUNG SI BUFFER ZONE -
DESKRIPSIWILAYAH
KARAKTERISTIK LOKASI &WILAYAH
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Daftar isi
KELOMPOK:
AGUS HENDROWIBOWO : 1441401992
HARUN CAHYONO : 1441402005
MUHAMMAD FARIS : 1441401997
ARIS RENDRA SETIAWAN : 1441401991
3. Fakultas teknik Arsitektur
Semester Gasal 2017-2018
PENDAHULUAN
Pengertian Industri menurut UU NO 5 th
1984 tentang Perindustrian
Industri adalah tatanan dan segala kegiatan yang
berkaitan dengan kegiatan industri
Pengertian secara umum:
Industri Kegiatan Ekonomi yang mengolah bahan mentah
atau bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri.
4. Fakultas teknik Arsitektur
Semester Gasal 2017-2018
Zona penyangga (Buffer Zone) adalah wilayah yang
mengelilingi atau berdampingan dengan area inti dan
teridentifikasi, untuk melindungi area inti dari dampak
negatif kegiatan manusia. Dimana hanya kegiatan-
kegiatan yang sesuai dengan tujuan konservasi yang dapat
dilakukan.
DEFINISI KAWASAN PENYANGGA (BUFFER ZONE)
Didalam UU No 5 Tahun 1990 pada Penjelasan Pasal 8 ayat 1
menyatakan bahwa :
“Perlindungan sistem penyangga kehidupan dilaksanakan dengan cara
menetapkan suatu wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan. Guna
pengaturannya Pemerintah menetapkan pola dasar pembinaan pemanfaatan
wilayah tersebut sehingga fungsi perlindungan dan pelestariannya tetap
terjamin. Wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan ini meliputi
antara lain hutan lindung, daerah aliran sungai, areal tepi sungai, daerah
pantai, bagian tertentu dari zona ekonomi eksklusif Indonesia, daerah pasang
surut, jurang, dan areal berpolusi berat. Pemanfaatan areal atau wilayah
tersebut tetap pada subyek yang diberi hak, tetapi pemanfaatan itu harus
mematuhi ketentuan yang ditetapkan Pemerintah. Dalam menetapkan
wilayah tertentu sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan, perlu
diadakan penelitian dan inventarisasi, baik terhadap wilayah yang sudah
ditetapkan maupun yang akan ditetapkan.”
Tujuan utama pengembangan ruang penyangga ( buffer zone)
ini diantaranya adalah :
Membatasi pengaruh yang ditimbulkan oleh kegiatan yang
akan dikembangkan terhadap lingkungan sekitamya atau sebaliknya
• Sebagai pengaman
• Menjaga kelestarian lingkungan
• Sebagai peneduh dan menciptakan lingkungan yang sejuk dan asri
• Mengurangi tingkat polusi, terutama polusi udara dan suara
TUJUAN
BUFFER
ZONE
Membatasi
pengaruh yang
ditimbulkan
Sebagai
pengaman
Mengurangi
tingkat polusi,
terutama polusi
udara dan suara
Menjaga
kelestarian
lingkungan
Sebagai peneduh
dan
menciptakan
lingkungan yang
sejuk dan asri
5. Fakultas teknik Arsitektur
Semester Gasal 2017-2018BUFFER ZONE KAWASAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN INDUSTRI
Dalam merencanakan kota atau kawasan, adanya buffer zone atau
kawasan penyangga merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan. Buffer
zone adalah lahan yang tidak dibangun dan dibiarkan sebagaimana aslinya,
misalnya rawa, danau, tanah lapang, semak atau hutan belukar sekalipun.
Kawasan penyangga ini dipertahankan sebagaimana aslinya untuk
memelihara keseimbangan ekologi dan menjadi paru-paru kota, sehingga
racun CO maupun buangan CO2 hasil pembakaran kendaraan bermotor dan
asap industri bisa terserap dalam kawasan penyangga dan dengan proses
fotosintesa diubah menjadi oksigen yang diperlukan oleh kehidupan.
Kawasan penyangga juga bisa dijadikan tempat singgah limpahan air hujan
sehingga pada saat musim hujan, kelebihan air bisa terserap oleh lahan pada
kawasan penyangga, sehingga banjir bisa dikurangi.
Pengembangan kawasan merupakan salah satu upaya dalam rangka
pembangunan wilayah atau daerah dan sumber daya alam manusia buatan
dan teknologi secara optimal efisien dan efektif. Pengembangan kawasan
dilakukan dengan cara menggerakkan kegiatan ekonomi dan
mengakumulasikan berbagai kegiatan investasi yang dapat menjadi pemicu
trigger bagi kegiatan pembangunan yang berkelanjutan yang keseluruhannya
diwadahi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah.
Kawasan Industri Margomulyo merupakan salah satu
pengembangan kawasan industri di Surabaya. Secara umum
perkembangan sektor industri tidak dapat terlepas dari adanya
eksternalitas yaitu eksternalitas positif dan negatif. Eksternalitas
positif berupa meningkatnya pertumbuhan industri dan
perekonomian masyarakat sekitar sedangkan eksternalitas negatif
seperti pencemaran lingkungan dan kepadatan lalu lintas.
Perkembangan
sektor industri
ekternalitas
Eksternalitas
positif berupa
meningkatnya
pertumbuhan
industri
eksternalitas
negatif seperti
pencemaran
lingkungan dan
kepadatan lalu
lintas
6. Fakultas teknik Arsitektur
Semester Gasal 2017-2018DESKRIPSI WILAYAH
KARAKTERISTIK LOKASI DAN WILAYAH
Kota Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur yang terletak antara
07°9' s.d 07°21' Lintang Selatan dan 112°36' s.d 112°54' Bujur Timur. Luas wilayah
Kota Surabaya seluruhnya kurang lebih 326,36 km2 yang terbagi dalam 31
Kecamatan dan 154 Desa/Kelurahan. Batas wilayah Kota Surabaya yaitu batas
sebelah utara adalah Laut Jawa dan Selat Madura, batas sebelah selatan
merupakan Kabupaten Sidoarjo, batas sebelah barat merupakan Kabupaten
Gresik, serta batas sebelah timur adalah Selat Madura.
Secara topografi, sebagian besar wilayah Kota Surabaya merupakan
dataran rendah dengan ketinggian 3-6 meter di atas permukaan laut pada
kemiringan kurang dari 3 persen. Wilayah barat Kota Surabaya memiliki
kemiringan sebesar 12,77 persen dan sebelah selatan sebesar 6,52 persen. Kedua
wilayah tersebut merupakan daerah perbukitan landai dengan ketinggian 25-50
meter di atas permukaan laut dan pada kemiringan 5-15 persen.
Secara administrasi pemerintahan Kota Surabaya terdiri dari 31 kecamatan,
154 kelurahan, 1368 Rukun Warga (RW) dan 9118 Rukun Tetangga (RT). Curah
hujan rata-rata 172 mm, dengan temperatur berkisar maksimum30°C dan
minimum 25°C.
07°9' s.d 07°21‘ LS
112°36' s.d 112°54’ BT.
326,36 km2
31 Kecamatan
54 Kelurahan
1368 RW
9118 RT
warga sebanyak
30.675orang
7. Fakultas teknik Arsitektur
Semester Gasal 2017-2018DESKRIPSI WILAYAH
KAWASAN INDUSTRI MARGOMULYO
Kota Surabaya memiliki kawasan strategis yang berpotensi dikembangkan
secara berkelanjutan untuk mendukung eksistensi pengembangan wilayah kota di
masa mendatang, diantaranya adalah Kawasan-kawasan yang akan dikembangkan
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah Kawasan Industri Margomulyo di
Kecamatan Asemrowo dan Kecamatan Benowo berada di Unit Pengembangan XI
Tambak Oso Wilangun Ditinjau dari aksesbilitas karena letaknya berdekatan
dengan pelabuhan Tanjung Perak dan Jalan Tol Sidoarjo–Surabaya–Gresik,
Kawasan Industri dan Pergudangan Margomulyo merupakan kawasan strategis
untuk dioptimalisasi dan dikembangkan dengan orientasi pada industry smart and
clean dengan didukung oleh infrastruktur yang memadai.
8. Fakultas teknik Arsitektur
Semester Gasal 2017-2018
BUFFER
ZONE
INDUSTRIAL
ZONE
ZONA
PERUMAHAN
PETA WILAYAH
Kawasan industri margomulyo
PETA SURABAYA
Posisi wilayah
ANALISA WILAYAH BUFFER ZONE
Kawasan Industri Margomulyo merupakan salah satu
pengembangan kawasan industri di Surabaya. Secara umum
perkembangan sektor industri tidak dapat terlepas dari adanya
eksternalitas yaitu eksternalitas positif dan negatif. Eksternalitas
positif berupa meningkatnya pertumbuhan industri dan
perekonomian masyarakat sekitar sedangkan eksternalitas negatif
seperti pencemaran lingkungan dan kepadatan lalu lintas.
Kawasan industri sangat potensial terhadap pencemaran udara
(CO, CO2, Timbal, Merkuri, debu) , air dan suara maka Green belt yang
difungsikan sebagai buffer zone akan direncanakan berbentuk
memanjang mengikuti batas-batas area industri yang dipenuhi
pepohonan/tanaman yang mempunyai kemampuan menyerap polusi
udara, air dan suara sehingga meminimalisir dampak polusi kawasan-
kawasan industri tersebut.
9. Fakultas teknik Arsitektur
Semester Gasal 2017-2018ANALISA KAWASAN baffer zone
AREA BUFFER ZONE
• Luas total area 418.750 m2
• terdiri dari tambak warga dan
beberapa lahan dibiarkan
berupa semak-semak
AREA Permukiman Warga
Kelurahan Greges
Kecamatan Asemrowo
Surabaya
Kawasan industri
margomulyo terdiri dari 20
industri besar dan 15
industri sedang
10. Fakultas teknik Arsitektur
Semester Gasal 2017-2018
WILAYAH INDUSTRI
NAMA INDUSTRI BESAR
1. PT. SUKSES PERKASA FORESTAMA
2. PT. BERKAH MULIA MANDIRI
3. CV. MULTI STAR
11. Fakultas teknik Arsitektur
Semester Gasal 2017-2018
WILAYAH PEMUKIMAN
DAFTAR RUMAH WARGA YANG BERSINGGUNGAN
LANGSUNG DENGAN AREA BUFFER ZONE
NAMA WARGA DIHUNI MULAI TAHUN
SUTIKNO 1968
SAIRUN 1974
PARYONO 1975
WALUYO 1980
SISWANTO 1970
SUNARDI 1980
SUNARYO 1980
PRATIYO 1982
DANANG 1981
ARYA 1983
JUSWADI 1984
IRAWAN 1984
SUMANTRI 1982
SUYUTI 1990
WALYADI 1992
Permukiman warga di sekitar buffer zone adalah warga kelurahan tambak sarioso. Tambak
Sarioso adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Asemrowo, Kota Surabaya, Provinsi
Jawa Timur. Kelurahan ini adalah hasil penggabungan dari Kelurahan Greges dan Kelurahan
Tambak Langon. Jumlah penduduk Kelurahan Tambak sarioso sebanyak 1421 jiwa yang
terdiri dari 705 jiwa laki‐laki dan 699 jiwa dari 705 jiwa laki‐laki dan 699 jiwa perempuan
dengan 363 KK. Dari perbandinganjumlahjenduduk dengan KK ini menunjukkan jumlahanggota
per KK adalah 4 jiwa / KK