Dokumen tersebut membahas tentang kelebihan jam mengajar (KJM) dan perhitungan angka kreditnya untuk kenaikan pangkat guru. Ia menjelaskan bahwa beban kerja wajib guru adalah 24 jam mengajar per minggu, sedangkan jam mengajar di atas 24 jam itu yang dapat dihitung sebagai KJM. Dokumen tersebut juga mengkritik peraturan terkait yang mengatur rentang jam mengajar wajib antara 24-40 jam karena dap
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
Pandangan Tentang Perhitungan Jam Mengajar Kelebihan
1. KELEBIHAN JAM MENGAJAR
Istilah kelebihan jam mengajar (KJM) mulai saya dengar sejak awal menjadi guru bulan Juni 2003.
Ketika itu, jumlah jam mengajar wajib bagi guru adalah 18 jam tatap muka. Setiap 1 (satu) KJM
dihargai dengan angka kredit (AK) setiap 1 (satu) catur wulan menggunakan perhitungan:
Ketika Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 mulai diberlakukan sampai tahun
2012, perhitungan tersebut masih digunakan di tempat saya bertugas dengan cara mengganti angka
18 menjadi 24.
Konon, mulai tahun 2013 perhitungan angka kredit untuk unsur pembelajaran/bimbingan dan tugas
tambahan tertentu dilakukan dalam sistem paket berdasarkan hasil penilaian kinerja guru (PKG)
sebagaimana yang diisyaratkan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009. Perhitungan angka kredit dengan sistem paket untuk
subunsur pembelajaran/pembimbingan per tahun menurut Peraturan Manteri Pendidikan Nasional
Nomor 35 Tahun 2010, dilakukan dengan menggunakan rumus :
Keterangan:
─ AK = Angka kredit pertahun
─ AKK = Angka kredit kumulatif minimal yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan.
─ AKPKB = Angka kredit pengembangan keprofesian berkelanjutan yang diwajibkan (subunsur
pengembangan diri, karya ilmiah, dan/atau karya inovatif) .
─ AKP = Angka kredit unsur penunjang yang ditetapkan.
─ JM = Jam mengajar (tatap muka) guru di sekolah/madrasah atau jumlah konseli yang
dibimbing oleh guru BK/Konselor.
─ JWM = Jam wajib mengajar paling sedikit 24 – 40 jam tatap muka per minggu bagi guru
kelas/mata pelajaran atau jumlah konseli paling sedikit 150 – 250 konseli per tahun yang
dibimbing oleh guru BK/Konselor.
─ NPK = Persentase perolehan hasil penilaian kinerja.
─ 4 = Waktu rata-rata kenaikan pangkat (reguler) kurang lebih 4 tahun.
─ JM/JWM = 1 bagi guru yang mengajar 24-40 jam tatap muka per minggu atau bagi guru
BK/konselor yang membimbing 150 – 250 konseli per tahun.
─ JM/JWM = JM/24 bagi guru yang mengajar kurang dari 24 jam tatap muka per minggu atau
JM/150 bagi guru BK/Konselor yang membimbing kurang dari 150 konseli per tahun.
Jam wajib mengajar 24 – 40 jam tatap muka per minggu dalam keterangan rumus di atas mungkin
merupakan hasil interpretasi Pembuat rumus itu terhadap Pasal 35 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 yang mengamanatkan bahwa beban kerja guru mencakup kegiatan
pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan adalah sekurang-
kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) jam
tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
AK yang diperoleh = Jumlah jam mengajar – 18
18
x AK penyajian program pembelajaran
AK = (AKK – AKPKB – AKP) x (JM/JWM) x NPK
4
2. Pandangan saya terhadap Pasal 35 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dan
rumus perhitungan angka kredit dalam Peraturan Manteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun
2010:
1. Beban kerja wajib bagi guru adalah 24 jam tatap muka (jam TM) per minggu. Ketika siswa libur
sekolah maka guru harus tetap melakukan kegiatan pokok yang mencakup merencanakan
pembelajaran dan melaksanakan tugas tambahan. Pada saat siswa masuk sekolah maka guru
melaksanakan kegiatan pokok mengajar (melaksanakan pembelajaran, membimbing dan melatih
peserta didik), menilai hasil pembelajaran, serta melaksanakan tugas tambahan.
2. Jam mengajar yang melebihi beban kerja wajib 24 jam TM per minggu adalah KJM yang harus
dihargai, karena akan berpengaruh terhadap minat guru untuk mengajar melebihi beban kerja
wajib. Misalnya: ekivalen untuk JWM pada rumus perhitungan angka kredit di atas ditetapkan 24
(bukan 24 – 40).
3. Beban kerja guru untuk melakukan kegiatan pokok tidak boleh melebihi 40 jam TM per minggu.
Jam mengajar yang melebihi beban kerja 40 jam TM per minggu tidak dapat diperhitungkan
sebagai KJM, sehingga ekivalen untuk JM pada rumus perhitungan angka kredit di atas paling
banyak 40. Karena guru yang beban kerja kegiatan pokoknya melebihi 40 jam TM per minggu
akan kekurangan waktu untuk melaksanakan tugas pengembangan keprofesian berkelanjutan
dan tugas-tugas lainnya seperti: memeriksa hasil kerja siswa, mengevaluasi hasil pembelajaran,
pembelajaran remedial dan pengayaan, membina kegiatan ekstrakurikuler, dan lain-lain. Terlebih
lagi jika di sekolah hanya tersedia 48 pelajaran per minggu.
4. Peraturan Manteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, khususnya keterangan rumus
perhitungan angka kredit di atas sebaiknya diusulkan untuk diubah, menjadi:
─ JWM = Jam wajib mengajar paling sedikit 24 jam tatap muka per minggu bagi guru kelas/mata
pelajaran atau jumlah konseli paling sedikit 150 konseli per tahun yang dibimbing oleh guru
BK/Konselor.
─ JM/JWM = 1 bagi guru yang mengajar 24 jam tatap muka per minggu atau bagi guru
BK/konselor yang membimbing 150 konseli per tahun.
─ JM/JWM = JM/24 bagi guru yang mengajar kurang atau lebih dari 24 jam tatap muka per
minggu atau JM/150 bagi guru BK/Konselor yang membimbing kurang atau lebih dari 150
konseli per tahun.