2. Siklus menstruasi mencakup siklus ovarium dan siklus uterus. Siklus ovarium
mengatur produksi beserta pelepasan sel telur dan pelepasan estrogen dan
progesteron secara teratur, sedangkan siklus uterus mengatur persiapan dan
pemeliharaan lapisan rahim dalam menerima telur yang telah dibuahi sebagai
tempat berlangsungnya kehamilan. Kedua siklus ini terjadi bersamaan dan
terkoordinasi, biasanya berlangsung selama 21–35 hari pada perempuan dewasa
dengan nilai tengah 28 hari, dan terjadi selama sekitar 30–45 tahun.
Siklus
Menstruasi
3. Siklus-siklus tersebut digerakkan oleh hormon-hormon yang dibentuk tubuh
secara alami. Hormon pelepas gonadotropin (GnRH) menstimulasi pelepasan
hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon pelutein (LH). FSH banyak
berperan dalam inisiasi pertumbuhan folikel ovarium, sedangkan LH dalam
perkembangan lanjutan folikel.Setiap siklus memiliki beberapa fase yang
didasarkan pada peristiwa di indung telur (siklus ovarium) atau rahim (siklus
uterus). Siklus ovarium terdiri atas fase folikuler, ovulasi, dan fase luteal,
sedangkan siklus uterus terdiri atas fase menstruasi, proliferasi, dan sekretori.
Pada sekitar hari keempat belas, sel telur biasanya dilepaskan dari ovarium.
Menarke (haid pertama) biasanya terjadi pada usia 12 tahun.
4. Siklus menstruasi dapat menyebabkan sebagian perempuan
mengalami gangguan dalam kesehariannya. Mereka dapat
mengalami nyeri haid, pelunakan payudara, kelelahan, dan
sindrom pramenstruasi (PMS). Masalah lebih parah seperti
gangguan disforik prahaid dapat terjadi pada 3–8% perempuan.
Penggunaan kontrasepsi hormonal dapat memengaruhi siklus
menstruasi.
5.
6.
7. Pada sekitar minggu ke 20 kehamilan, janin perempuan memiliki sekitar 7 juta
sel telur yang belom matang di ovarium nya. Sel-sel ini berkurang menjadi
sekitar 2 juta ketika bayi perempuan terlahir, dan menjadi 300 ribu ketika dia
pertama kali mengalami haid. Fase folikuler merupakan paruh pertama siklus
ovarium yang diakhiri dengan terbentuknya folikel matang (disebut folikel
antral, folikel Graaf, atau folikel tersier). Biasanya, hanya satu folikel ovarium
yang matang sepenuhnya dan 5 siap melepaskan satu sel telur. Fase folikuler
memendek secara signifikan seiring dengan bertambahnya usia, yang
berlangsung sekitar 14 hari pada perempuan berumur 18–24 tahun dan 10 hari
pada perempuan berumur 40–44 tahun.
8. Ovulasi
Pada sekitar hari keempat belas, sel telur lepas dari ovarium.
Ovulasi ini terjadi jika sel telur yang matang lepas dari folikel
ovarium ke tuba Fallopi pada sekitar 10–12 jam setelah puncak
lonjakan LH.Biasanya, dari 15–20 folikel yang terstimulasi, hanya
satu folikel yang matang secara sempurna dan hanya satu sel telur
yang dilepaskan. Ovulasi 6 hanya terjadi pada sebanyak sekitar
10% dari siklus ovarium selama dua tahun pertama setelah
menarke dan saat berusia 40–50 tahun, jumlah folikel ovarium
perempuan telah habis.
9. Fase Luteal
Fase luteal, yang berlangsung selama 14 hari, adalah fase akhir siklus ovarium
dan terjadi bersamaan dengan fase sekretori siklus uterus. Selama fase luteal,
LH dan FSH menyebabkan folikel dominan yang masih ada berubah menjadi
korpus luteum yang menghasilkan progesteron. Progesteron yang meningkat
memicu produksi estrogen. Hormon-hormon yang dihasilkan korpus luteum ini
juga menekan produksi FSH dan LH yang dibutuhkan untuk mempertahankan
korpus luteum.
10. Akibatnya, kadar FSH dan LH menurun dengan
cepat dan korpus luteum menciut. Kadar progesteron
yang menurun memicu haid dan dimulainya siklus
yang baru. Jarak antara ovulasi dan dimulainya haid
biasanya adalah dua pekan. Fase folikuler tiap
perempuan sering kali beragam lamanya pada siklus
yang satu ke siklus berikutnya, sementara lama fase
luteal relatif tetap pada siklus yang satu ke siklus
berikutnya, yaitu 10–16 hari.