1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tercapainya kesehatan masyarakat yang optimal merupakan salah satu
tujuan pembangunan kesehatan nasional. Pembangunan dan upaya untuk
mewujudkan hidup dan perilaku sehat ini terdapat pada Sistem Kesehatan
Nasional yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan
nasional.
Pada dasarnya, kesehatan masyarakat marupakan interaksi antar faktor-
faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan hereditas (H.L.Blum).
Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang baik antara semua komponen
dalam suatu negara, baik itu pemerintah, swasta, tenaga medis dan masyarakat
itu sendiri.
Hal ini dapat dicapai dengan melalui upaya pendekatan masyarakat
yang komprehensif berupa perbaikan sanitasi lingkungan dan peningkatan
kesehatan lingkungan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular,
pendidikan dan promosi kesehatan melalui pembinaan perilaku hidup sehat,
pengorganisasian pelayanan atau perawatan kesehatan serta pengembangan
unsur-unsur sosial untuk menjamin taraf kehidupan yang layak dengan
melakukan peningkatan sarana pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
Peningkatan derajat kesehatan yang efektif dan efisien dengan tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, tetapi lebih ke arah peningkatan
upaya preventif dan promotif.
2. 2
Derajat kesehatan dapat dicapai melalui upaya-upaya perbaikan sanitasi
lingkungan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular, pendidikan
kesehatan, pengorganisasian pelayanan atau perawatan kesehatan serta
pengembangan unsur-unsur sosial untuk menjamin taraf kehidupan yang
layak.
Secara umum, hal yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang
sampai hari ini belum maksimal mendapatkan perhatian khusus dari pihak-
pihak yang berkepentingan adalah masih seputar permasalahan dasar seperti
buruknya sanitasi lingkungan, dan tidak diterapkannya perilaku hidup bersih
dan sehat oleh masyarakat.
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) merupakan suatu proses belajar
untuk mendapatkan kemampuan profesional kesehatan masyarakat yang
didapatkan selain melalui Pengalaman Belajar Ceramah (PBC) dan
Pengalaman Belajar Praktek (PBP). Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
dalam PBL harus memungkinkan dapat ditumbuhkan serta dibinanya sikap
dan kemampuan mahasiswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang
dirumuskan.
Kemampuan profesional kesehatan masyarakat meliputi :
1. Menerapkan diagnosa kesehatan melalui komunikasi yang intinya
mengenali, merumuskan dan menyusun prioritas masalah kesehatan
masyarakat.
2. Mengembangkan program penanganan masalah kesehatan masyarakat
yang bersifat promotif dan preventif.
3. 3
3. Bertindak sebagai manajer yang dapat berfungsi sebagai pelaksana,
pengelola, pendidik, dan peneliti.
4. Melakukan pendekatan pada masyarakat.
5. Bekerja dalam tim multidisipliner.
Peranan tersebut perlu didukung oleh pengetahuan yang mendalam
tentang masyarakat. Pengetahuan ini antara lain mencakup kebutuhan dan
permintaan, sumber daya yang bisa dimanfaatkan, angka-angka kependudukan
dan cakupan program serta bentuk-bentuk kerjasama yang digalang.
Melalui PBL I ini pengetahuan tersebut bisa diperoleh dengan
sempurna. Dengan demikian maka PBL mempunyai peranan penting dan
strategis, sehingga harus dilaksanakan dengan baik.
Salah satu kegiatan nyata yang pernah dilakukan oleh mahasiswa PBL
I Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS di Kecamatan Mariso, Kelurahan
Bontorannu RW 002, Kota Makassar adalah survei deskriptif mengenai
informasi karakteristik rumah tangga, kesehatan lingkungan, PHBS, pelayanan
kesehatan dan asuransi kesehatan, pengetahuan, sikap dan perilaku
HIV/AIDS, informasi mengenai balita secara umum dan informasi terhadap
screening cancer.
Semua hasil survei tersebut ditabulasi dan ditentukan prioritas
masalahnya sehingga dapat membantu proses intervensi pada PBL II
selanjutnya.
B. Tujuan Pengalaman Belajar Lapangan I
1. Tujuan Umum
4. 4
Secara umum, PBL I ini bertujuan untuk meningkatkan daya nalar dan
memperluas pengetahuan serta kepekaan sosial setiap mahasiswa yang
selanjutnya diharapkan akan dijadikan sebagai referensi oleh pihak-pihak
terkait (FKM Unhas dan pemerintah setempat).
2. Tujuan Khusus
Melalui kegiatan PBL I, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan rumah tangga dan balita, yang
meliputi kesehatan lingkungan, PHBS, pelayanan kesehatan dan
asuransi kesehatan, pengetahuan, sikap dan perilaku HIV/AIDS,
creening cancer, perilaku pemberian ASI dan pencarian pengobatan,
perilaku merokok serta status kesehatan ibu hamil dan balita.
b. Mengidentifikasi dan menetapkan prioritas masalah.
c. Menentukan alternatif pemecahan masalah.
d. Melakukan pendekatan komunikasi dan sosialisasi hasil kegiatan PBL
I kepada masyarakat setempat melalui kegiatan Seminar Kelurahan.
C. Manfaat Pengalaman Belajar I
1. Manfaat Bagi Pemerintah Setempat.
Kegiatan PBL I ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi Dinas
Kesehatan Kota Makassar dalam merencanakan pembangunan kesehatan
guna meningkatkan derajat kesehatan terkhusus di Kelurahan Bontorannu
RW 002.
2. Manfaat Bagi Masyarakat Setempat
5. 5
Kegiatan PBL I ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi
masyarakat Makassar terkhusus masyarakat Kelurahan Bontorannu RW
002 tentang masalah kesehatan di wilayahnya dan diharapkan melalui
informasi ini, masyarakat yang ada di Kelurahan Bontorannu RW 002
dapat tergugah hatinya untuk menerapkan pola-pola hidup sehat guna
meningkatkan derajat kesehatan di Kelurahan-nya.
3. Manfaat Bagi Mahasiswa
Kegiatan PBL I ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman mahasiswa melalui observasi langsung di lapangan dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan, serta
sebagai sarana untuk membina hubungan baik dengan masyarakat dan para
peserta PBL I lainnya yang tergabung dalam sebuah tim.
6. 6
BAB II
METODE KEGIATAN
A. Desain Kegiatan
Identifikasi masalah dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
melakukan Observasi Lapangan dan Pendataan dengan metode survai untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat di Kelurahan Bontorannu
RW 002, Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2011.
B. Lokasi dan Waktu Kegiatan
1. Lokasi : Kelurahan Bontorannu RW 002, Kecamatan Mariso Kota
Makassar
2. Waktu : 6 Juni s.d. 19 Juni 2011.
C. Pengumpulan data
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil survai di setiap rumah tangga yang
ada di Kelurahan Bontorannu RW 002 pada tanggal 9 s.d. 15 Juni 2011.
Survai dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner yang
terdiri dari kuesioner rumah tangga dan kuesioner balita.
2. Data Sekunder
Data Sekunder berupa data demografi dan geografis Kelurahan
Bontorannu RW 002 diperoleh dari Kantor Kelurahan Bontorannu
7. 7
pada tanggal 7 Juni 2011 dan Data Kesehatan Kelurahan Bontorannu RW
002 yang diperoleh dari Puskesmas Dahlia pada tanggal 8 Juni 2011.
D. Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data
Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi, yaitu menggunakan
program SPSS 16.0. Adapun hasil dari pengolahan data tersebut dianalisis
dengan menggunakan analisis bivariat kemudian kami sajikan dalam
bentuk narasi dan tabel
E. Tahapan Kegiatan PBL I
1. Pembekalan
Pembekalan dilakukan pada tanggal 11–25 Mei 2011. Pembekalan
ini dibuka oleh Dekan FKM UNHAS dan dibawakan oleh para
supervisor dan pengelola PBL 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin.
2. Upacara Penerimaan Peserta PBL I
Upacara penerimaan peserta PBL I dilakukan di Kantor
Kecamatan Mariso Kota Makassar pada tanggal 6 Juni 2011. Setelah itu
peserta PBL I Kel. Bontorannu menuju lokasi yakni di Kelurahan
Bontorannu dan melakukan penerimaan secara informal dengan Lurah
Bontorannu sekaligus sosialisasi PBL I FKM UNHAS.
3. Observasi Lapangan
8. 8
Observasi lapangan dilakukan pada tanggal 6 Juni 2011.
Obeservasi ini dilakukan di RW 002 yang ada di Kelurahan
Bontorannu.
4. Seminar Awal
Seminar awal dilakukan pada tanggal 8 Juni 2011 dengan
mengundang para Ketua RW dan RT, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,
Tokoh Pemuda, Perwakilan Organisasi Masyarakat, kader-kader
posyandu dan Gerakan PKK.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap, yaitu pengumpulan
data sekunder pada tanggal 7 - 8 Juni 2011 dan pengumpulan data
primer pada tanggal 9 s.d. 15 Juni 2011.
6. Entry Data
Entry data dilakukan pada malam hari setelah melakukan
pendataan pada pagi, siang, dan sore hari oleh setiap anggota kelompok.
Jadi, data yang telah dikumpulkan pada pagi, siang, dan sore hari
langsung di input pada malam hari dalam buku kode agar koesioner yang
telah di input bisa segera dihapus dan digunakan lagi untuk pendataan
berikutnya.
7. Cleaning Data
Cleaning data dilakukan untuk cross check missing data dari
keseluruhan data yang telah diperoleh. Cleaning data dilakukan oleh
9. 9
setiap anggota kelompok dibawah tanggung jawab ketua kelompok RW
002 kelurahan Bontorannu. Cleaning data dilakukan setelah data hasil
pendataan terkumpul.
8. Rekapitulasi Data
Rekapitulasi data dilakukan setelah data dari RW 002 telah
dicleaning dan bebas dari data missing. Setelah itu, barulah dilakukan
rekapitulasi data untuk siap dianalisis.
9. Maping
Maping bertujuan untuk menyajikan distribusi rumah tangga yang
di data dan tidak didata serta kelengkapan data-data berdasarkan jumlah
rumah tangga data terbaru sesuai hasil maping yang dilakukan. Maping
dilakukan pada tanggal 17 Juni 2011 di RW 002 Kelurahan Bontorannu.
10. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0
dan disajikan dalam bentuk tabel univariat dan bivariat.
11. Penentuan Prioritas Masalah dan Alternatif Penyelesaian Masalah
Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan
metode CARL. Awalnya dilakukan penjabaran masalah kesehatan hasil
observasi dan pendataan. Setelah itu, dilakukan diskusi informal
dengan Bapak Lurah Bontorannu untuk mengetahui masalah
kesehatan apa saja yang urgen di Kelurahan Bontorannu kemudian
dicocokkan dengan hasil penjabaran masalah. Setelah itu,
10. 10
ditentukanlah masalah apa yang menjadi prioritas dengan metode CARL
kemudian disusunlah alternatif pemecahan masalah yang telah
diprioritaskan dengan beberapa pertimbangan.
12. Seminar Akhir
Seminar akhir dilakukan dua tahap. Pertama pada tanggal 18Juni
2011 di Baruga Sayang Kelurahan Bontorannu dengan mengundang para
Ketua RW dan RT, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda,
Perwakilan Organisasi Masyarakat, dan Gerakan PKK, serta kader-kader
posyandu dari setiap RW. Seminar ini adalah Seminar Akhir Kelurahan
yang bertujuan untuk memaparkan hasil observasi, pendataan, prioritas
masalah, dan alternatif penyelesaian masalah yang telah disepakati.
Kedua, pada tanggal 19 Juni 2011 yang dilaksanakan di Aula Kantor
Kecamatan Mariso. Seminar ini adalah Seminar Akhir Kecamatan untuk
membahas hasil Seminar Akhir dari 9 kelurahan yang ada di
Kecamatan Mariso Kota Makassar.
11. 11
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PBL I
A. Keadaan Geografis dan Demografis
1. Keadaan Geografis
Kelurahan Bontorannu merupakan salah satu Kelurahan dari
sembilan kelurahan di Kecamatan Mariso Kota Makassar. Adapun Batas-
batas wilayah Kelurahan Bontorannu adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kelurahan Mattoangin
2. Sebelah Selatan : Kelurahan Maccini Sombala
3. Sebelah Timur : Kelurahan Tamarunang
4. SebelahBarat : Selat Ujung Pandang
Sedangkan untuk batas-batas wilayah Kelurahan Bontorannu RW
002, adalah :
a. Sebelah Utara : Kelurahan Mattoangin
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Maccini Sombala
12. 12
c. Sebelah Timur : RW III Kelurahan Bontorannu
d. SebelahBarat : RW I Kelurahan Bontorannu
2. Keadaan Demografis
Berdasarkan data sekunder tahun 2009, Kelurahan Bontorannu RW
002 terdiri atas 952 penduduk dan Jumlah Kepala Keluarga (KK) di
Kelurahan sebanyak 238 KK.
B. Keadaan Sosial Budaya
Mayoritas penduduk Kelurahan Bontorannu RW 002 hanya
mengenyam pendidikan hingga SD bahkan ada yang tidak pernah duduk di
bangku sekolah. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi warga setempat
yang mayoritasnya sebagai wiraswasta/pedagang (pedagang cicilan).
Secara umum, bentuk rumah di Kelurahan Bontorannu RW 002 adalah
rumah semi permanen yang kebanyakan merupakan bangunan lama tetapi
juga terdapat beberapa rumah panggung yang jumlahnya minoritas dan satu
rumah gubuk.
Kelurahan Bontorannu RW 002 terdiri atas tiga RT (A, B, dan C) yang
dipimpin oleh seorang Ketua RT. Orang-orang yang pernah duduk di struktur
pemerintahan, tokoh agama, dan orang-orang yang dituakan adalah tokoh
masyarakat di RW 002 ini.
13. 13
Secara umum masyarakat Kelurahan Bontorannu RW 002 sudah
sadar akan pentingnya mengunjungi unit pelayanan kesehatan bila anggota
keluarga atau dirinya mengalami gangguan kesehatan atau sakit.
C. Status Kesehatan
Tercapainya kondisi derajat kesehatan yang optimal diperoleh melalui
penyelenggaraan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,
dapat diterima, dan menjangkau seluruh masyarakat luas tanpa mengabaikan
mutu pelayanan kesehatan perorangan.
Menurut teori HL. Blum, status kesehatan dipengaruhi oleh empat
faktor yaitu lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan.
Berikut kondisi status kesehatan masyarakat berdasarkan HL.Blum yaitu :
1. Lingkungan
Kelurahan Bontorannu RW 002 merupakan daerah pesisir. Hampir
seluruh penduduk di RW ini menjadikan daerah aliran sungai sebagai
sasaran pembuangan sampah, tinja dan pembuangan air limbah karena
wilayah rumahnya berada disekitar sungai. Selain itu, terdapat banyak
lokasi pembuangan sampah umum yang berada di sekitar lokasi
pemukiman warga sehingga menyebabkan masyarakat terpapar akan
lingkungan yang beresiko menyebabkan keadaan tidak sehat.
2. Perilaku Masyarakat
Perilaku masyarakat Kelurahan Bontorannu RW 002 masih kurang
memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan dan
kesehatan. Hal ini terlihat dari kebiasaan warga membuang sampah tidak
14. 14
pada tempatnya. Selain itu, ada beberapa lokasi yang perilaku hidup
bersihnya masih sangat rendah, hal ini terlihat dari masih banyaknya
warga yang tidak memiliki jamban.
Adapun kesadaran warga untuk berobat jika sakit telah cukup tinggi.
Hal ini terbukti dari adanya sebagian besar warga yang telah
memanfaatkan sarana dan prasarana kesehatan seperti tempat Klinik dan
puskesmas yang terdapat di Kelurahan Bontorannu.
3. Pelayanan Kesehatan
Di Kelurahan Bontorannu, terdapat fasilitas pelayanan kesehatan
berupa puskesmas, posyandu, mantri, dokter praktek yang selalu
dikunjungi masyarakat Kelurahan Bontorannu RW 002 jika mengalami
keluhan kesehatan. Sebagian besar penduduk biasanya berobat ke
Puskesmas Dahlia yang berada sekitar 2 km dari RW tersebut. Jika
keluhan tidak dapat ditangani di tingkat puskesmas, maka masyarakat akan
dianjurkan untuk berobat di Rumah Sakit Bayangkara dan
Rumah Sakit Labuang Baji. Dan terkadang apabila penduduk setempat
tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang cukup baik dari Puskesmas
Dahlia, maka masyarakat akan berobat di Puskesmas Mamajang dan
mantri.
Di puskesmas Dahlia sendiri telah diterapkan pelayanan kesehatan
ibu hamil, pelayanan kesehatan dasar, dan kesehatan gigi dan mulut.
Secara umum, pelayanan kesehatan yang diperoleh oleh masyarakat
15. 15
Kelurahan Bontorannu RW 002 dapat dikatakan telah baik. Adapun 10
penyakit utama dan kunjungan ibu hamil yang tercatat pada bagian rekam
medik Puskesmas Dahlia yaitu sebagai berikut :
Tabel 1
10 PENYAKIT UTAMA
PUSKESMAS DAHLIA BULAN APRIL 2011
Nama Penyakit Jumlah
ISPA 486
Batuk 191
Infeksi kulit dan Jaringan Subkutan 171
Gangguan Gizi dan Jaringan Penyangga Lainnya 142
Commond Cold 86
Gejala dan Tanda-Tanda Umum Lainnya 80
Diare 72
Gastritis 66
Sakit Kepala 59
Faringitis 59
Sumber: data sekunder, Puskesmas Dahlia, 2011
16. 16
Berdasarkan hasil survailans penyakit di Puskesmas Dahlia, penyakit
yang paling banyak diderita oleh penduduk tahun 2011 adalah penyakit
infeksi akut saluran pernapasan bagian atas yaitu sebesar 486.
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan
1. Observasi Lapangan
Observasi lapangan Kelurahan Bontorannu dilakukan pada
tanggal 6 Juni 2011 oleh seluruh anggota kelompok dengan berjalan
kaki mengelilingi seluruh wilayah Kelurahan Bontorannu RW 002
yang terdiri dari tiga RT (A, B, dan C). Hasil observasi lapangan juga
dilampirkan dalam bentuk foto yang menggambarkan perilaku
kesehatan masyarakat Kelurahan Bontorannu RW 002 seperti
membuang sampah tidak pada tempatnya, sungai yang di penuhi
dengan limbah, jamban yang tidak tersanitasi dengan baik, masyarakat
yang merokok (baik dalam dan luar rumah), dan gambar lainnya.
2. Hasil Pendataan
17. 17
Pendataan dilakukan pada tanggal 9-15 Juni 2011 dengan
metode survai. Survai dilakukan dengan wawancara di setiap rumah
tangga dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner
rumah tangga dan balita. Hasil pendataan adalah sebagai berikut.
a. Karakteristik Anggota Rumah Tangga
A. Karakteristik Anggota Rumah Tangga
Tabel 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Karakteristik ART
Kelurahan Bontorannu di RW 002 Kecamatan Mariso
Kota Makassar, Tahun 2011.
18. Karakteristik ART N %
18
Jenis kelamin
1. Laki-laki 379 50,5
2. Perempuan 366 48,7
Kelompok umur (tahun)
1. <1
9 1,2
2. 1-5
77 10,3
3. 6-15 20,0
150
4. 16-25 149 19,8
131 17,4
5. 26-35
93 12,4
6. 36-45 8,4
63
7. 46-55 79 10,5
8. >55
Pekerjaan 184 24,5
Tidak kerja 151 20,1
Sekolah 165 22,0
IRT
13 1,7
PNS/TNI/Polri
Pegawai BUMN 8 1,1
Pegawai swasta 15 2,0
Wiraswasta/pedagang 98 13,0
Petani/Nelayan/Buruh/becak
94 12,5
21 2,8
Pendidikan
1. tidak pernah sekolah
93 12,4
2. tidak tamat SD 159 21,2
3. tamat SD 180 24,0
124 16,5
4. tamat SMP
168 22,4
5. tamat SMA
22 2,9
6. tamat PT
Kebiasaan merokok
1. merokok
602 80,2
2. tidak merokok 149 19,8
751 100
Total Penduduk yang terdata
19. 19
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 751 penduduk Kel.
Bontorannu RW 002 yang terdata, terlihat bahwa distribusi penduduk
berdasarkan jenis kelamin, menunjukkan persentase yang hampir
seimbang antara laki-laki (50,5%) dan perempuan (48,7%). Untuk
kelompok umur, yang paling tinggi persentasenya adalah kelompok
umur 6-15 tahun (20,0 %), sedangkan untuk pekerjaan sebanyak 24,5%
tidak bekerja dan 24,0 % tamat SD. Dapat dilihat juga bahwa distribusi
penduduk yang merokok lebih banyak dari yang tidak merokok yaitu
sekitar 80,2 % dari penduduk kelurahan Bontorannu.
b. Karakteristik Rumah Tangga
20. 20
1) Jenis Rumah
Tabel 3
Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Rumah di RW 002
Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun
2011
Jenis Rumah
RT Semi
Permanen Permanen Panggung Lainnya
A 10 11 3 0
15,9% 15,7% 60,0% 0%
B 30 36 2 0
47,6% 51,4% 40,0% 0%
C 23 23 0 1
36,5% 32,9% 0% 100,0%
Total 63 70 5 1
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Sumber : Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak penduduk di
RW 002 Kelurahan Bontorannu memiliki rumah semi permanen yakni
sebanyak 70 rumah tangga dan paling sedikit rumah jenis lainnya (gubuk)
sebanyak 1 rumah tangga.
2.Status Kepemilikan Rumah
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah
Di Rw 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso
Kota Makassar, Tahun 2011
21. 21
RT Status Rumah
Milik Sendiri Kontrak Lainnya
A 20 2 2
17,4% 11,1% 33,3%
B 53 14 1
46,1% 77,8% 16,7%
C 42 2 3
36,5% 11,1% 50,0%
Total 115 18 6
100,0% 100,0% 100,0%
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden
tinggal di rumah milik sendiri yaitu sebanyak 115 responden dan paling
sedikit yang menjawab lainnya (menumpang) yaitu sebanyak 6 responden.
22. 22
1. Kepemilikan Pekarangan
Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Pekarangan
Di Rw 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota
Makassar Tahun 2011
RT Pekarangan
Tidak Ya 2 Total
A N 4 20 0 24
% RT 16,7% 83,3% 0% 100,0%
% Pekarangan 5,6% 30,3% 0% 17,3%
B N 41 27 0 68
% RT 60,3% 39,7% 0% 100,0%
% Pekarangan 56,9% 40,9% 0% 48,9%
C N 27 19 1 47
% RT 57,4% 40,4% 2,1% 100,0%
% Pekarangan 37,5% 28,8% 100,0% 33,8%
N 72 66 1 139
Total % RT 51,8% 47,5% 0,7% 100,0%
% Pekarangan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
23. 23
Sumber : Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dalam RW 002,
persentase responden yang memiliki pekarangan lebih sedikit
dibandingkan responden yang tidak memiliki pekarangan. Secara
keseluruhan Kelurahan Bontorannu, terdapat 51,8% responden yang
tidak memiliki pekarangan.
2. Jenis Lantai Rumah Terluas
Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Lantai Rumah Terluas
Di Rw 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota
Makassar, Tahun 2011
24. 24
Bahan Utama Lantai
RT Semen/ker
amik/ubin kayu/papan tanah Total
A N 17 7 0 24
% RT 70,8% 29,2% 0% 100,0%
% Bahan Utama Lantai 16,7% 21,2% 0% 17,3%
B N 52 15 1 68
% RT 76,5% 22,1% 1,5% 100,0%
% Bahan Utama Lantai 51,0% 45,5% 25,0% 48,9%
C N 33 11 3 47
% RT 70,2% 23,4% 6,4% 100,0%
% Bahan Utama Lantai 32,4% 33,3% 75,0% 33,8%
N 102 33 4 139
Total % RT 73,4% 23,7% 2,9% 100,0%
% Bahan Utama Lantai 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jenis lantai rumah yang dimiliki
oleh responden paling banyak adalah jenis Semen/keramik/ubin yakni
sebanyak 102 rumah tangga (73,4%) dan paling sedikit jenis tanah yakni
sebanyak 4 rumah tangga (2,9%).
25. 18
3. Jenis Atap Rumah Terluas
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Atap Rumah
Terluas Di Rw 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan
Mariso Kota Makassar
Tahun 2011
Bahan utama atap
RT Genteng Seng Total
A N 2 22 24
% RT 8,3% 91,7% 100,0%
% Bahan utama atap 33,3% 16,5% 17,3%
B N 3 65 68
% RT 4,4% 95,6% 100,0%
% Bahan utama atap 50,0% 48,9% 48,9%
C N 1 46 47
% RT 2,1% 97,9% 100,0%
% Bahan utama atap 16,7% 34,6% 33,8%
Total N 6 133 139
% RT 4,3% 95,7% 100,0%
% Bahan utama atap 100,0% 100,0% 100,0%
26. 19
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden memiliki
atap rumah dari seng yakni sebanyak 133 rumah (95,7%) dan paling sedikit
dari bahan genteng yakni ada 6 rumah (4,3%).
4. Jenis Dinding Rumah Terluas
Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Dinding Rumah Terluas di Rw 002
Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
27. 20
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Bahan utama dinding
RT kayu/triplek
Semen/bata/batako s Seng Total
A N 15 8 1 24
% RT 62,5% 33,3% 4,2% 100,0%
% Bahan utama
16,3% 18,2% 33,3% 17,3%
dinding
B N 47 21 0 68
% RT 69,1% 30,9% 0% 100,0%
% Bahan utama
51,1% 47,7% 0% 48,9%
dinding
C N 30 15 2 47
% RT 63,8% 31,9% 4,3% 100,0%
% Bahan utama
32,6% 34,1% 66,7% 33,8%
dinding
Total N 92 44 3 139
% RT 66,2% 31,7% 2,2% 100,0%
% Bahan utama
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
dinding
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden
memiliki dinding rumah terluas dari semen/bata/batako yakni sebanyak 92
rumah (66,2%) dan paling sedikit dari seng yakni ada 3 rumah (2,2%).
c. Informasi Kesehatan Lingkungan
1) Kepemilikan Jamban
Tabel 9
Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Kepemilikan Jamban
Di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso
Kota Makassar Tahun 2011
28. 21
RT Jamban
tidak Ya Total
RA N 6 18 24
T % RT 25,0% 75,0% 100,0%
% Jamban 13,0% 19,4% 17,3%
B N 21 47 68
% RT 30,9% 69,1% 100,0%
% Jamban 45,7% 50,5% 48,9%
C N 19 28 47
% RT 40,4% 59,6% 100,0%
% Jamban 41,3% 30,1% 33,8%
Total N 46 93 139
% RT 33,1% 66,9% 100,0%
% Jamban 100,0% 100,0% 100,0%
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata rumah tangga
di Kelurahan Bontorannu sudah memiliki jamban yakni sebanyak 93
rumah tangga (66,9%).
2) Jenis Jamban Yang Dimiliki
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Jamban
Yang Dimiliki di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan
Mariso Kota Makassar Tahun 2011
29. 22
Jenis jamban
RT 0 leher Angsa Cemplung Total
A N 6 16 2 24
% RT 25,0% 66,7% 8,3% 100,0%
% Jenis jamban 12,8% 24,2% 7,7% 17,3%
B N 22 34 12 68
% RT 32,4% 50,0% 17,6% 100,0%
% Jenis jamban 46,8% 51,5% 46,2% 48,9%
C N 19 16 12 47
% RT 40,4% 34,0% 25,5% 100,0%
% Jenis jamban 40,4% 24,2% 46,2% 33,8%
Total N 47 66 26 139
% RT 33,8% 47,5% 18,7% 100,0%
% Jenis jamban 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
30. 23
Sumber : Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, terlihat bahwa paling banyak rumah tangga
sudah menggunakan jamban jenis leher angsa yakni sebanyak 66
rumah tangga (47,5%) dan paling sedikit jenis jamban cemplung
yakni sebanyak 26 rumah tangga (18,7%).
3) Tempat BAB Jika Tidak Memiliki Jamban
Tabel 11
Distribusi Responden Berdasarkan Tempat BAB Jika Tidak
Memiliki Jamban di RW 002 Kelurahan Bontorannu
Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Tahun 2011
Tempat BAB
RT WC
tetangga/Umu Sungai/pantai/
0 m got Total
A Jumlah 19 5 0 24
% RT 79,2% 20,8% 0% 100,0%
% Tempat BAB 20,2% 11,4% 0% 17,3%
B Jumlah 47 20 1 68
% RT 69,1% 29,4% 1,5% 100,0%
% Tempat BAB 50,0% 45,5% 100,0% 48,9%
C Jumlah 28 19 0 47
% RT 59,6% 40,4% 0% 100,0%
% Tempat BAB 29,8% 43,2% 0% 33,8%
Total Jumlah 94 44 1 139
% RT 67,6% 31,7% 0,7% 100,0%
% Tempat BAB 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
31. 24
Dari tabel di atas, terlihat bahwa paling banyak responden
menjawab BAB di WC tetangga/Umum jika tidak memiliki jamban
yakni sebanyak 44 responden (31,7%) dan paling sedikit yang
menjawab di Sungai/pantai/got yakni sebanyak 1 responden (0,7%).
32. 25
4) Kepemilikan Tempat Pembuangan Sampah
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Rumah Tangga Berdasarkan
Kepemilikan Tempat Pembuangan Sampah di RW 002
Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar
Tahun 2011
RT TempatPembungan
Sampah
Tidak Ya Total
A N 6 18 24
% RT 25,0% 75,0% 100,0%
% Tempat Pembungan
7,3% 31,6% 17,3%
Sampah
B N 35 33 68
% RT 51,5% 48,5% 100,0%
% Tempat Pembungan
42,7% 57,9% 48,9%
Sampah
C N 41 6 47
% RT 87,2% 12,8% 100,0%
% Tempat Pembungan
50,0% 10,5% 33,8%
Sampah
Total N 82 57 139
% RT 59,0% 41,0% 100,0%
% Tempat Pembungan
100.0% 100,0% 100,0%
Sampah
33. 26
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak rumah
tangga yang tidak memiliki tempat pembuangan sampah yakni
sebanyak 82 rumah tangga (59%) jika dibandingkan dengan rumah
tangga yang memiliki TPS yakni sebanyak 57 rumah tangga (41%).
34. 27
5) Jenis Tempat Pembuangan Sampah Yang Dimiliki
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Tempat
Pembuangan Sampah Yang Dimiliki di RW 002 Kelurahan
Bontorannu Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Tahun 2011
35. 28
Jenis Tempat Pembuangan Sampah
RT 0 Permane Semi Lainnya
n permanen Total
A N 6 0 13 5 24
% RT 25,0% 0% 54,2% 20,8% 100,0%
% Jenis Tempat
Pembuangan 7,3% 0% 27,7% 55,6% 17,3%
Sampah
B N 35 1 29 3 68
% RT 51,5% 1,5% 42,6% 4,4% 100,0%
% Jenis Tempat
Pembuangan 42,7% 100,0% 61,7% 33,3% 48,9%
Sampah
C N 41 0 5 1 47
% RT 87,2% 0% 10,6% 2,1% 100,0%
% Jenis Tempat
Pembuangan 50,0% 0% 10,6% 11,1% 33,8%
Sampah
Total N 82 1 47 9 139
% RT 59,0% 0,7% 33,8% 6,5% 100,0%
% Jenis Tempat
Pembuangan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Sampah
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak rumah tangga
memiliki tempat pembuangan sampah jenis semi permanen yakni
36. 29
sebanyak 47 rumah tangga (33,8%) dan tidak ada rumah tangga yang
memiliki TPS dengan membuat lubang di halaman.
6) Tempat Membuang Sampah Jika Tidak Memiliki TPS Sendiri
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Tempat Membuang Sampah Jika Tidak Memiliki TPS Sendiri
di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota
Makassar Tahun 2011
RT Tempat Membuang Sampah
di
Tempat Got/saluran
sampah pembuanga
0 umum n lainnya Total
A N 18 4 2 0 24
% RT 75,0% 16,7% 8,3% 0% 100,0%
% Tempat Membuang
31,6% 26,7% 8,7% 0% 17,3%
Sampah
B N 33 4 7 24 68
% RT 48,5% 5,9% 10,3% 35,3% 100,0%
% Tempat Membuang
57,9% 26,7% 30,4% 54,5% 48,9%
Sampah
C N 6 7 14 20 47
% RT 12,8% 14,9% 29,8% 42,6% 100,0%
% Tempat Membuang
10,5% 46,7% 60,9% 45,5% 33,8%
Sampah
Total N 57 15 23 44 139
% RT 41,0% 10,8% 16,5% 31,7% 100,0%
% Tempat Membuang 100,0
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Sampah %
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
37. 30
Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa rata-rata di Kelurahan
Bontorannu RW 002, responden yang tidak memiliki tempat sampah
lebih banyak yang membuang sampah di tempat lainnya (empang
dan sungai) yakni sebanyak 44 responden (31,7%).
7) Sumber Utama Air Bersih
Tabel 15
Distribusi Frekuensi Rumah Tangga Berdasarkan Sumber
Utama Air Bersih di RW 002 Kelurahan Bontorannu
Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
38. 31
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
RT Sumber Utama Air Bersih
Sumur
PDAM bor/gali lainnya Total
A N 20 4 0 24
% RT 83,3% 16,7% 0% 100,0%
% Sumber Utama Air
17,9% 15,4% 0% 17,3%
Bersih
B N 50 17 1 68
% RT 73,5% 25,0% 1,5% 100,0%
% Sumber Utama Air
44,6% 65,4% 100,0% 48,9%
Bersih
C N 42 5 0 47
% RT 89,4% 10,6% 0% 100,0%
% Sumber Utama Air
37,5% 19,2% 0% 33,8%
Bersih
Total N 112 26 1 139
% RT 80,6% 18,7% 7% 100,0%
% Sumber Utama Air
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Bersih
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak rumah
tangga menggunakan air ledeng/PDAM untuk keperluan air bersih
yakni sebanyak 112 rumah tangga (80,6%) dan sedikit dari sumber
air sumur bor/gali yakni sebanyak 26 rumah tangga (18,7%).
8) Sumber Utama Air Minum
Tabel 16
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sumber Utama
Air Minum di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan
Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
39. 32
RT Sumber utama air minum
PDAM isi ulang/galon Total
A N 18 6 24
% RT 75,0% 25,0% 100,0%
% Sumber utama air minum 15,9% 23,1% 17,3%
B N 54 14 68
% RT 79,4% 20,6% 100,0%
% Sumber utama air minum 47,8% 53,8% 48,9%
C N 41 6 47
% RT 87,2% 12,8% 100,0%
% Sumber utama air minum 36,3% 23,1% 33,8%
Total N 113 26 139
% RT 81,3% 18,7% 100,0%
% Sumber utama air minum 100,0% 100,0% 100,0%
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, terlihat bahwa paling banyak rumah tangga
menggunakan air ledeng/PDAM untuk keperluan air minum yakni
sebanyak 113 rumah tangga (81,3%) dan tidak ada rumah tangga
yang menggunakan sumber air minum lain selain yang disebutkan di
atas.
d. Informasi Mengenai PHBS
1) Rumah tangga yang Merokok
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Rumah tangga yang Merokok di RW 002
Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar,
Tahun 2011
40. 33
Merokok
RT Tidak Ya Total
A N 11 13 24
% RT 45,8% 54,2% 100,0%
% Merokok 12,5% 25,5% 17,3%
B N 42 26 68
% RT 61,8% 38,2% 100,0%
% Merokok 47,7% 51,0% 48,9%
C N 35 12 47
% RT 74,5% 25,5% 100,0%
% Merokok 39,8% 23,5% 33,8%
Total N 88 51 139
% RT 63,3% 36,7% 100,0%
% Merokok 100,0% 100,0% 100,0%
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
41. 34
Dari tabel di atas, terlihat bahwa lebih banyak rumah tangga
yang tidak merokok jika dibandingkan dengan yang merokok yaitu
sebesar 63,3%.
42. 35
2) Kebiasaan Merokok Anggota Rumah Tangga
Tabel 18
Distribusi Frekuensi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan
Kebiasaan Merokok di RW 002 Kelurahan Bontorannu
Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
RT ART merokok
tidak Ya Total
A
N 8 16 24
% RT 33,3% 66,7% 100,0%
% ART merokok 16,7% 17,6% 17,3%
BN 23 45 68
% RT 33,8% 66,2% 100,0%
% ART merokok 47,9% 49,5% 48,9%
CN 17 30 47
% RT 36,2% 63,8% 100,0%
% ART merokok 35,4% 33,0% 33,8%
Total N 48 91 139
% RT 34,5% 65,5% 100,0%
% ART merokok 100,0% 100,0% 100,0%
43. 36
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, terlihat bahwa lebih banyak anggota rumah
tangga yang merokok jika dibandingkan dengan yang tidak merokok
yaitu sebesar 65,5%.
3) Kebiasaan Anggota Rumah Tangga Merokok Di Dalam Rumah
Tabel 19
Distribusi Frekuensi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan
Kebiasaan Merokok Di Dalam Rumah di RW 002 Kelurahan
Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
44. 37
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
RT Merokok dalam rumah
tidak Ya Total
A N 10 14 24
% RT 41.7% 58,3% 100,0%
% Merokok
dalam 19.2% 16,1% 17,3%
rumah
B N 26 42 68
% RT 38,2% 61,8% 100,0%
% Merokok
dalam 50,0% 48,3% 48,9%
rumah
C N 16 31 47
% RT 34,0% 66,0% 100,0%
% Merokok
dalam 30,8% 35,6% 33,8%
rumah
Tota Count 52 87 139
l % RT 37,4% 62,6% 100,0%
% Merokok
100,0% 100,0% 100,0%
dalam rumah
Dari tabel di atas, terlihat bahwa lebih banyak anggota rumah
tangga yang merokok di dalam rumah jika dibandingkan dengan
yang tidak yaitu sebesar 62,6%.
4) Kebiasaan Beraktifitas Fisik
Tabel 20
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan
Beraktivitas Fisik di RW 002 Kelurahan Bontorannu
Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
45. 38
sering melakukan
aktifitas fisik
RT Tidak Ya Total
A N 2 22 24
% RT 8,3% 91,7% 100,0%
% sering
melakukan 4,4% 23,4% 17,3%
aktifitas fisik
B N 22 46 68
% RT 32,4% 67,6% 100,0%
% sering
melakukan 48,9% 48,9% 48,9%
aktifitas fisik
C N 21 26 47
% RT 44,7% 55,3% 100,0%
% sering
melakukan 46,7% 27,7% 33,8%
aktifitas fisik
Total N 45 94 139
% RT 32,4% 67,6% 100,0%
% sering
melakukan aktifitas 100,0% 100,0% 100,0%
fisik
Sumber: Data Primer SumSumber: Data Primer PBL I, 2011
46. 39
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden
yang sering beraktifitas fisik jika dibandingkan dengan yang tidak
yaitu sebesar 67,6%.
5) Kebiasaan Berolahraga Secara Rutin
Tabel 21
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan
Berolahraga Secara Rutin di RW 002 Kelurahan Bontorannu
Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
olahraga rutin
RT tidak Ya Total
A n 6 18 24
% RT 250% 75,0% 100,0%
% olahraga
8,1% 27,7% 17,3%
rutin
B n 40 28 68
% RT 58,8% 41,2% 100,0%
% olahraga
54,1% 43,1% 48,9%
rutin
C n 28 19 47
% RT 59,6% 40,4% 100,0%
% olahraga
37,8% 29,2% 33,8%
rutin
Total n 74 65 139
% RT 53,2% 46,8% 100,0%
% olahraga
100,0% 100,0% 100,0%
rutin
47. 40
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden
yang tidak berolahraga secara rutin jika dibandingkan dengan yang
berolahraga secara rutin yaitu sebesar 53,2%.
6) Keseringan Konsumsi Sayur
Tabel 22
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keseringan
Konsumsi Sayur di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan
Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
48. 41
RT Konsumsi sayur
tidak Ya Total
A N 1 23 24
% RT 4,2% 95,8% 100,0%
% Konsumsi
8,3% 18,1% 17,3%
sayur
B N 3 65 68
% RT 4,4% 95,6% 100,0%
% Konsumsi
25,0% 51,2% 48,9%
sayur
C N 8 39 47
% RT 17,0% 83,0% 100,0%
% Konsumsi
66,7% 30,7% 33,8%
sayur
Total N 12 127 139
% RT 8,6% 91,4% 100,0%
% Konsumsi
100,0% 100,0% 100,0%
sayur
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden
yang sering mengkonsumsi sayur jika dibandingkan dengan yang
tidak yaitu sebesar 91,4%.
7) Frekuensi Konsumsi Sayur Dalam Seminggu Terakhir
Tabel 23
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Frekuensi Konsumsi Sayur Dalam Seminggu Terakhir di RW
002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar,
Tahun 2011
49. 42
RT Frekuensi konsumsi sayur
setiap hari <3 hari 3-6 hari Total
A N 17 3 4 24
% RT 70,8% 12,5% 16,7% 100,0%
% Frekuensi konsumsi sayur 17,9% 9,1% 36,4% 17,3%
B N 51 14 3 68
% RT 75,0% 20,6% 4,4% 100,0%
% Frekuensi konsumsi sayur 53,7% 42,4% 27,3% 48,9%
C N 27 16 4 47
% RT 57,4% 34,0% 8,5% 100,0%
% Frekuensi konsumsi sayur 28,4% 48,5% 36,4% 33,8%
Total N 95 33 11 139
% RT 68,3% 23,7% 7,9% 100,0%
% Frekuensi konsumsi sayur 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden
yang setiap hari mengkonsumsi sayur dalam seminggu terakhir yakni
sebesar 68,3% dan paling sedikit 3-6 hari yakni sebesar 7,9%.
8) Keseringan Konsumsi Buah
Tabel 24
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keseringan
Konsumsi Buah di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan
Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
50. 43
sering konsumsi
buah
RT tidak Ya Total
A N 2 22 24
% RT 8,3% 91,7% 100,0%
% sering konsumsi buah 5,1% 22,0% 17,3%
B N 19 49 68
% RT 27,9% 72,1% 100,0%
% sering konsumsi buah 48,7% 49,0% 48,9%
C N 18 29 47
% RT 38,3% 61,7% 100,0%
% sering konsumsi buah 46,2% 29,0% 33,8%
Total N 39 100 139
% RT 28,1% 71,9% 100,0%
% sering konsumsi buah 100,0% 100,0% 100,0%
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden
yang sering mengkonsumsi buah jika dibandingkan dengan yang
jarang yaitu sebesar 71,9%.
9) Frekuensi Konsumsi Buah Dalam Seminggu Terakhir
Tabel 25
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi
Konsumsi Buah Dalam Seminggu Terakhir di RW 002
Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar,
Tahun 2011
51. 44
Frekuensi konsumsi buah
RT setiap hari <3 hari 3-6 hari Total
A N 7 12 5 24
% RT 29,2% 50,0% 20,8% 100,0%
% Frekuensi konsumsi
24,1% 17,1% 12,5% 17,3%
buah
B N 15 29 24 68
% RT 22,1% 42,6% 35,3% 100,0%
% Frekuensi konsumsi
51,7% 41,4% 60,0% 48,9%
buah
C N 7 29 11 47
% RT 14,9% 61,7% 23,4% 100,0%
% Frekuensi konsumsi
24,1% 41,4% 27,5% 33,8%
buah
Total N 29 70 40 139
% RT 20,9% 50,4% 28,8% 100,0%
% Frekuensi konsumsi
100,0% 100,0% 100,0% 100.0%
buah
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden
yang <3 hari mengkonsumsi buah dalam seminggu terakhir yakni
sebesar 50,4% dan paling sedikit yang mengkonsumsi buah setiap
hari dalam seminggu terakhir yakni sebesar 20,9%.
10) Kegiatan 3M Yang Dilakukan Dalam Seminggu Terakhir
Tabel 26
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kegiatan 3M
Yang Dilakukan Dalam Seminggu Terakhir di RW 002
52. 45
Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar,
Tahun 2011
3M 1 minggu
terakhir
RT tidak Ya Total
A N 17 7 24
% RT 70,8% 29,2% 100,0%
% 3M 1 minggu
17,5% 16,7% 17,3%
terakhir
B N 41 27 68
% RT 60,3% 39,7% 100,0%
% 3M 1 minggu
42,3% 64,3% 48,9%
terakhir
C N 39 8 47
% RT 83,0% 17,0% 100,0%
% 3M 1 minggu
40,2% 19,0% 33,8%
terakhir
Total N 97 42 139
% RT 69,8% 30,2% 100,0%
% 3M 1 minggu
100,0% 100,0% 100,0%
terakhir
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden
tidak melakukan kegiatan 3M dalam seminggu terakhir jika
dibandingkan dengan yang melakukan yaitu sebesar 69,8%.
53. 46
e. Informasi Pelayanan Kesehatan Dan Asuransi Kesehatan
1) Tindakan Awal Jika Ada Anggota Keluarga Yang Sakit
Tabel 27
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Yang Pertama
Kali Diambil Ketika Ada Anggota Keluarga Yang Sakit di RW
002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar
Tahun 2011
54. 47
Respon Sakit Pertama
RT minum ke
obat Faskes
tradiso milik ke
Istirahat nal/jam pemeri Faskes
saja u ntah swasta Lainnya Total
A N 0 0 17 7 0 24
% RT 0% 0% 70,8% 29,2% 0% 100,0%
% Respon Sakit
0% 0% 15,3% 36,8% 0% 17,3%
Pertama
B Count 4 1 53 8 2 68
% RT 5,9% 1,5% 77,9% 11,8% 2,9% 100,0%
% Respon Sakit
100,0% 100,0% 47,7% 42,1% 50,0% 48,9%
Pertama
C N 0 0 41 4 2 47
% RT 0% 0% 87,2% 8,5% 4,3% 100,0%
% Respon Sakit
0% 0% 36,9% 21,1% 50,0% 33,8%
Pertama
Total N 4 1 111 19 4 139
% RT 2,9% 0,7% 79,9% 13,7% 2,9% 100,0%
% Respon Sakit Pertama 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden
memilih untuk ke Faskes milik pemerintah jika ada anggota keluarga
yang sakit yaitu sebanyak 111 orang (79,9%) dan paling sedikit
memilih untuk minum obat tradisonal/jamu yaitu sebanyak 1 orang
(0,7%).
55. 48
2) Tindakan Yang Diambil Jika Sakit Berlanjut
Tabel 28
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tindakan Yang
Diambil Jika Sakit Berlanjut di RW 002 Kelurahan Bontorannu
Kecamatan Mariso Kota Makassar
Tahun 2011
56. 49
Respon Sakit Berlanjut
RT minum
obat ke Faskes ke
Istirahatradisonal/ja milik Faskes
t saja mu pemerintah swasta lainnya Total
A Jumlah 1 0 13 10 0 24
% RT 4.2% .0% 54.2% 41.7% .0% 100.0%
% Respon Sakit
100.0% .0% 13.0% 30.3% .0% 17.3%
Berlanjut
B Jumlah 0 1 55 10 2 68
% RT .0% 1.5% 80.9% 14.7% 2.9% 100.0%
% Respon Sakit
.0% 100.0% 55.0% 30.3% 50.0% 48.9%
Berlanjut
C Jumlah 0 0 32 13 2 47
% RT .0% .0% 68.1% 27.7% 4.3% 100.0%
% Respon Sakit
.0% .0% 32.0% 39.4% 50.0% 33.8%
Berlanjut
Total Jumlah 1 1 100 33 4 139
% RT 0.7% 0.7% 71.9% 23.7% 2.9% 100.0%
% Respon Sakit
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Berlanjut
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak
responden memilih ke ke Faskes milik pemerintah jika ada
anggota keluarga yang sakitnya berlanjut yaitu sebanyak 100
orang (71,9%) dan paling sedikit memilih Istirahat saja dan
minum obat tradisonal/jamu yaitu masing – masing sebanyak 1
orang (0,7%).
3). Kunjungan Terakhir kali ke petugas/Fasilitas kesehatan
57. 50
Tabel 29
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kunjungan
Terakhir kali ke petugas/Fasilitas kesehatan di RW 002
Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar
Tahun 2011
Waktu kunjungan terakhir
RT 6-12 bulan
<6 bulan lalu lalu >1 tahun lalu Total
A N 20 0 4 24
% RT 100,0
83,3% 0% 16,7%
%
% Waktu kunjungan
16,8% 0% 26,7% 17,3%
terakhir
B N 60 3 5 68
% RT 100,0
88,2% 4,4% 7,4%
%
% Waktu kunjungan
50,4% 60,0% 33,3% 48,9%
terakhir
C N 39 2 6 47
% RT 100,0
83,0% 4,3% 12,8%
%
% Waktu kunjungan
32,8% 40,0% 40,0% 33,8%
terakhir
Total N 119 5 15 139
% RT 100,0
85,6% 3,6% 10,8%
%
% Waktu kunjungan 100,0
100,0% 100,0% 100,0%
terakhir %
58. 51
Sumber : Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, terlihat bahwa Kunjungan Terakhir kali
ke petugas/Fasilitas kesehatan yang dilakukan oleh responden
adalah sekitar <6 bulan lalu yaitu sebanyak 119 rumah tangga
(85,6%) dan yang paling sedikit adalah saat 6-12 bulan lalu yaitu
sebanyak 5 rumah tangga (3,6%).
4). Fasilitas Kesehatan Yang Dikunjungi Terakhir Kali
Tabel 30
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fasilitas
Kesehatan Yang Dikunjungi Terakhir Kali di RW 002
Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar
Tahun 2011
59. 52
Faskes yang dikunjungi terakhir Total
RT PKM/Pust RS RS Parktek Klinik
u Pemerintah Swasta Dokter Swasta
A N 10 6 1 5 2 24
% RT 41,7% 25,0% 4,2% 20,8% 8.3% 100,0%
% Faskes
yang
12,7% 27,3% 16,7% 50,0% 9.1% 17,3%
dikunjungi
terakhir
B N 43 8 4 4 9 68
% RT 63,2% 11,8% 5,9% 5,9% 13.2% 100,0%
% Faskes
yang
54,4% 36,4% 66.7% 40,0% 40.9% 48,9%
dikunjungi
terakhir
C N 26 8 1 1 11 47
% RT 55,3% 17,0% 2,1% 2,1% 23.4% 100,0%
% Faskes
yang
32,9% 36,4% 16,7% 10,0% 50.0% 33,8%
dikunjungi
terakhir
Total N 79 22 6 10 22 139
% RT 56,8% 15,8% 4,3% 7,2% 15.8% 100,0%
% Faskes yang
100.0
dikunjungi 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
%
terakhir
Sumber : Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa fasilitas kesehatan yang
paling banyak dikunjungi oleh responden terakhir kali adalah
60. 53
Puskesmas / Pustu yaitu sebanyak 79 orang (56,8%) dan yang paling
sedikit adalah RS Swasta yaitu sebanyak 6 orang (4,3%).
5). Alasan Ke Fasilitas atau Petugas Kesehatan
Tabel 31
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Alasan Ke Fasilitas
atau Petugas Kesehatan di RW 002 Kelurahan Bontorannu
Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
61. 54
Alasan ke kunjungan Faskes
RT Pemeriksaan
Rawat Jalan Rawat Inap Kes
(Responden/ (Responden/ (Responden/
ART lain) ART lain) ART lain) Lainnya Total
A N 1 3 20 0 24
% RT 4,2% 12,5% 83,3% 0% 100,0%
% Alasan ke
kunjungan 14,3% 20,0% 17,2% 0% 17,3%
Faskes
B N 6 6 55 1 68
% RT 8,8% 8,8% 80,9% 1,5% 100,0%
% Alasan ke
kunjungan 85,7% 40,0% 47,4% 100,0% 48,9%
Faskes
C N 0 6 41 0 47
% RT 0% 12,8% 87,2% 0% 100,0%
% Alasan
ke
0% 40,0% 35,3% 0% 33,8%
kunjungan
Faskes
Total N 7 15 116 1 139
% RT 5,0% 10,8% 83,5% 0,7% 100,0%
% Alasan ke
kunjungan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Faskes
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak
responden ke tempat fasilitas kesehatan atau petugas kesehatan
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yaitu sebanyak 116
62. 55
responden (83,5%) dan paling sedikit untuk keperluan
lainnya(cabut gigi) yaitu sebanyak 1 orang (0,7%).
6). Penilaian Kepuasan Terhadap Fasilitas dan
Petugas Kesehatan
Tabel 32
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penilaian
Kepuasan Terhadap Fasilitas dan Petugas Kesehatan di
RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso
Kota Makassar, Tahun 2011
Keadaan
pelayanan Nilai
kesehatan
Kesehatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keramahan
0 0 1 0 3 6 20 98 9 2
petugas
Keterampilan
0 0 0 0 0 4 25 99 9 2
petugas
Kelengkapan alat 0 0 0 0 5 25 34 62 12 1
Kebersihan alat 0 0 0 0 1 3 25 84 24 2
Waktu menunggu
0 0 0 1 7 16 30 71 13 1
di beri pelayanan
Pemberian
Pelayanan yang 0 0 0 0 2 10 39 69 19 0
privasi/pribadi
Rasa aman
0 0 0 0 2 4 29 77 23 4
Kepastian hasil
0 0 0 0 15 7 26 64 24 3
pengobatan
Keterjangkauan
0 0 0 2 4 1 22 74 29 7
fasilitas pelayanan
Biaya relatif
0 0 2 2 0 2 4 17 28 84
murah
Total 0 0 2 5 39 78 254 715 190 106
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
63. 56
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata penilaian kepuasan
masyarakat terhadap Keramahan petugas, Keterampilan petugas dan
Biaya relatif murah adalah adalah paling tinggi, hal ini bisa dilihat
bahwa sekitar 99 dan 98 responden menjawab Keramahan petugas dan
Keterampilan dengan nilai 8 dan yang menjawab Biaya relatif murah
paling banyak member nilai 10.
5. Kepemilikan Asuransi Kesehatan
Tabel 33
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepemilikan
Asuransi Kesehatan di RW 002 Kelurahan Bontorannu
Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
64. 57
Asuransi Kesehatan
RT Tidak Ya Total
A Jumlah 12 12 24
% RT 50,0% 50,0% 100,0%
% Asuransi Kesehatan 23,1% 13,8% 17,3%
B Jumlah 18 50 68
% RT 26,5% 73,5% 100,0%
% Asuransi Kesehatan 34,6% 57,5% 48,9%
C Jumlah 22 25 47
% RT 46,8% 53,2% 100,0%
% Asuransi Kesehatan 42,3% 28,7% 33,8%
Total Jumlah 52 87 139
% RT 37,4% 62,6% 100,0%
% Asuransi Kesehatan 100,0% 100,0% 100,0%
65. 58
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden
yang memiliki Asuransi Kesehatan jika dibandingkan dengan yang
tidak memiliki yaitu sebesar 62,6%.
6. Jumlah yang memiliki Asuransi Kesehatan
Tabel 34
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah yang
memiliki Asuransi Kesehatan di RW 002 Kelurahan Bontorannu
Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
Jumlah ART yg dilayani
Jumlah Persentase (%)
Asuransi Kesehatan
0 (yang tidak memiliki
52 41
askes)
1 22 17
2 9 6,5
3 16 11,5
4 16 11,5
5 12 8,6
6 8 5,8
7 2 1,4
8 1 0,7
12 1 0,7
Total 139 100
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
66. 59
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak
jumlah ART yg dilayani Asuransi Kesehatan adalah 1 orang,
yakni sebanyak 22 askes dan yang paling sedikit adalah untuk 8
dan 12 orang, yakni masing-masing 1 askes.
7. Jenis Asuransi Kesehatan yang di miliki
Tabel 35
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Asuransi Kesehatan yang di miliki di RW 002 Kelurahan
Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun
2011
Jenis Asuransi
RT Jamskesda/ Jamsos Asuransi
0 Askes Jamkesmas tek Swasta Lainnya Total
A N 15 4 3 1 1 0 24
% RT 62,5% 16,7% 12,5% 4,2% 4,2% 0% 100,0%
%Jenis Asuransi 26,3% 20,0% 6,4% 14,3% 16,7% 0% 17,3%
B N 20 10 26 6 5 1 68
% RT 29,4% 14,7% 38,2% 8,8% 7,4% 1,5% 100,0%
%Jenis Asuransi 35,1% 50,0% 55,3% 85,7% 83,3% 50,0% 48,9%
C N 22 6 18 0 0 1 47
% RT 46,8% 12,8% 38,3% 0% 0% 2,1% 100,0%
%Jenis Asuransi 38,6% 30,0% 38,3% 0% 0% 50,0% 33,8%
Tot N 57 20 47 7 6 2 139
al % RT 41,0% 14,4% 33,8% 5,0% 4,3% 1,4% 100,0%
%Jenis 100,0
100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Asuransi %
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling
banyak responden memiliki asuransi kesehatan jenis
Jamskesda/Jamkesmas yaitu sebanyak 47 rumah tangga
67. 60
(33,8%) dan paling sedikit memiliki asuransi kesehatan
jenis lainnya (bumi putra) yaitu sebanyak 2 rumah tangga
(1,4%).
8. Alasan Tidak Memiliki Asuransi Kesehatan
Tabel 36
Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanAlasan Tidak
Memiliki Askes di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan
Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
Alasan tidak memiliki askes Jumlah
Tidak butuh 1
Proses lama/susah 16
Tidak tahu 14
Tidak menjawab 3
Lainnya :
- dapat BBM jadi tidak dapat 1
askes
- dianggap mampu 1
- Mahal 1
- Tidak Terdata 15
Total yang tidak 52
memiliki askes
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden
tidak memiliki asuransi kesehatan karena prosesnya lama/susah yaitu
sebanyak 16 responden dan paling sedikit responden tidak memiliki
asuransi kesehatan karena dapat BBM jadi tidak dapat askes, tidak butuh,
dianggap mampu, mahal, dan tidak terdata yaitu masing-masing sebanyak
1 responden.
68. 61
f. Informasi Mengenai Pengetahuan, Sikap & Perilaku HIV/AIDS.
1) Pernah Mendengar HIV/AIDS
Tabel 37
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
HIV/AIDS di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan
Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
Pernah Mendengar
HIV/AIDS
RT tidak Ya Total
A N 6 18 24
% RT 25,0% 75,0% 100,0%
% Mendengar istilah
12,0% 20,2% 17,3%
HIV/AIDS
B N 20 48 68
% RT 29,4% 70,6% 100,0%
% Mendengar istilah
40,0% 53,9% 48,9%
HIV/AIDS
C N 24 23 47
% RT 51,1% 48,9% 100,0%
% Mendengar istilah
48,0% 25,8% 33,8%
HIV/AIDS
Total N 50 89 139
% RT 36,0% 64,0% 100,0%
% Mendengar istilah
100,0% 100,0% 100,0%
HIV/AIDS
Sumber: Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang pernah
mendengar HIV/AIDS lebih besar jika dibandingkan dengan yang
tidak pernah yaitu sebesar 64%.
2) Sumber Informasi Tentang HIV/AIDS
69. 62
Tabel 38
Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang
HIV/AIDS di RW 002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan
Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
jumlah Persentase (%)
Sumber
6 3,5
Sekolah
86 50
Media Elektronik
27 15,7
Media Cetak
8 4,7
Poster/pamphlet/spanduk
10 5,8
Petugas kesehatan
12 7,0
Puskesmas/klinik/RS
22 12,8
Teman/keluarga/suami
1 0,6
Lainnya
Total 89 100
70. 63
Sumber: Data Primer, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden
yang menjawab bahwa ia mendengar HIV/AIDS dari media
elektronik yakni sebanyak 86 responden (50%) dan paling sedikit
yang menjawab lainnya yakni sebanyak 1 responden (0,6%).
1. Pengetahuannya Tentang Cara Penularan HIV/AIDS
Tabel 39
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuannya Tentang
Cara Penularan HIV/AIDS di RW 002 Kelurahan Bontorannu
Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
Cara penularan Jumlah Persentase (%)
Melalui Transfusi Darah 20 22,5
Melalui Ibu kepada 7 7,9
kandungan
Melalui Jarum suntik 37 41,6
bersama
Melalui lainnya 7 7,9
Tidak tahu 18 20,2
Total 89 100
Sumber: Data Primer, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden
menjawab penularan HIV/AIDS melalui Jarum suntik bersama yaitu
sebesar 41,6% dan paling sedikit yang menjawab bahwa HIV/AIDS
menular dari ibu penderita kepada anak yang dikandung da Melalui
lainnya yakni masing-masing sebesar 7,9%.
71. 64
3) Pengetahuan Tentang Cara Pencegahan HIV/AIDS
Tabel 40
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuannya Tentang
Cara Pencegahan HIV/AIDS di RW 002 Kelurahan Bontorannu
Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
Cara pencegahan Jumlah Persentase (%)
Setia pada 40 29
pasangan
Kondom 26 18,8
Tidak memakai 35 25,4
jarum bersama
Cara Lainnya 10 7,2
Tidak tahu 27 9,6
Total 89 100
Sumber: Data Primer, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak responden
menjawab cara mencegah HIV/AIDS yaitu Setia pada pasangan
sebesar 29% dan paling sedikit yang menjawab cara lainnya yakni
sebesar 7,2%.
72. 65
g. Screening Cancer
1. Jenis Kelamin
Tabel 41
Distribusi Persentase Jenis Kelamin di RW 002 Kelurahan
Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar, Tahun 2011
Jenis Kelamin
RT Laki-laki Perempuan Total
A N 4 4 8
% RT 50,0% 50,0% 100,0%
% Jenis Kelamin 7,8% 16,7% 10,7%
B N 12 7 19
% RT 63,2% 36,8% 100,0%
% Jenis Kelamin 23,5% 29,2% 25,3%
C N 35 13 48
% RT 72,9% 27,1% 100,0%
% Jenis Kelamin 68,6% 54,2% 64,0%
Total n 51 24 75
% RT 68,0% 32,0% 100,0%
% Jenis Kelamin 100,0% 100,0% 100,0%
Sumber : Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan perempuan yaitu sebanyak 51 (68,0%).
2. Jenis Pekerjaan
73. 66
Tabel 42
Distribusi Persentase berdasarkan jenis Pekerjaan di RW 002
Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar,
Tahun 2011
Pekerjaan
RT Pekerja/ Petani/Buruh Tidak
swasta
PNS Swasta Wiraswasta TNI/Polri /Tukang Becak Bekerja
IRT Total
A N 0 0 1 1 5 1 0 8
% RT 62.5
.0% .0% 12.5% 12.5% 12.5% .0% 100.0%
%
%Pekerjaan 29.4
.0% .0% 6.7% 100.0% 6.7% .0% 10.7%
%
B N 1 2 2 0 4 4 6 19
% RT 21.1
5.3% 10.5% 10.5% .0% 21.1% 31.6% 100.0%
%
% Pekerjaan 16.7 23.5
40.0% 13.3% .0% 26.7% 37.5% 25.3%
% %
C n 5 3 12 0 8 10 10 48
% RT 10.4 16.7
6.2% 25.0% .0% 20.8% 20.8% 100.0%
% %
% Pekerjaan 83.3 47.1
60.0% 80.0% .0% 66.7% 62.5% 64.0%
% %
Tot n 6 5 15 1 17 15 16 75
% RT 22.7
8.0% 6.7% 20.0% 1.3% 20.0% 21.3% 100.0%
%
% Pekerjaan 100.0 100.
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% 0%
Sumber : Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak responden
yang bekerja sebagai URT yakni 17 (22,7%) dan di susul oleh
responden yang tidak kerja yaitu sebanyak 16 (21,3%).
74. 67
3. Pendidikan Terakhir
Tabel 43
Distribusi Persentase berdasarkan Pendidikan Terakhir di RW
002 Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar,
Tahun 2011
Pendidikan
RT Tidak
pernah Tidak Tamat Tamat Tamat
sekolah tamat SD SD SLTP SLTA S1 S3 Total
A N 1 1 2 0 4 0 0 8
% RT 12.5% 12.5% 25.0% .0% 50.0% .0% .0% 100.0%
%Pendidik
25.0% 7.7% 7.4% .0% 26.7% .0% .0% 10.7%
an
B N 0 3 6 5 5 0 0 19
% RT .0% 15.8% 31.6% 26.3% 26.3% .0% .0% 100.0%
%Pendidik
.0% 23.1% 22.2% 50.0% 33.3% .0% .0% 25.3%
an
C N 3 9 19 5 6 5 1 48
% RT 10.4
6.2% 18.8% 39.6% 10.4% 12.5% 2.1% 100.0%
%
%Pendidik 100. 100.0
75.0% 69.2% 70.4% 50.0% 40.0% 64.0%
an 0% %
Tot N 4 13 27 10 15 5 1 75
al % RT 6.7
5.3% 17.3% 36.0% 13.3% 20.0% 1.3% 100.0%
%
%Pendidika 100. 100.0
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
n 0% %
Sumber : Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir yang
lebih banyak yaitu sebesar 36,0%
4. Status Kawin
75. 68
Tabel 44
Distribusi Persentase berdasarkan Status Kawin di RW 002
Kelurahan Bontorannu Kecamatan Mariso Kota Makassar,
Tahun 2011
Status Kawin
RT Menikah Janda/duda Total
A N 6 2 8
% RT 75.0% 25.0% 100.0%
% Status Kawin 9.4% 18.2% 10.7%
B N 15 4 19
% RT 78.9% 21.1% 100.0%
% Status Kawin 23.4% 36.4% 25.3%
C N 43 5 48
% RT 89.6% 10.4% 100.0%
% Status Kawin 67.2% 45.5% 64.0%
Total N 64 11 75
% RT 85.3% 14.7% 100.0%
%Status Kawin 100.0% 100.0% 100.0%
Sumber : Data Primer PBL I, 2011
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase responden
yang menikah lebih besar yaitu 85,3% dibandingkan dengan yang
janda/duda yaitu sebesar 14,7%.