1. USAHA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI PERLAWANAN
1. Pertempuran Medan Area
2. Pertempuran Arek-arek Surabaya
3. Pertempuran Lima Hari di Semarang
4. Pertempuran di Ambarawa
5. Peristiwa Bandung Lautan Api
6. Agresi Militer Belanda 1 dan 2
7. Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta
8. Pertempuran Puputan Margarana di Bali
2. USAHA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI PERLAWANAN
1. Pertempuran Medan Area
Pertempuran Medan Area terjadi karena beberapa peristiwa. Pertama adalah
insiden yang dilakukan oleh salah satu penghuni hotel di Jalan Bali, Medan tanggal 13
Oktober 1945, yang menginjak lencana merah putih. Para pemuda Indonesia yang
marah kemudian menyerang hotel tersebut sehingga timbul banyak korban.
Kedua adalah adanya ultimatum dari pimpinan tentara Sekutu di Sumatera
Utara, yaitu T.E.D. Kelly tanggal 18 Oktober kepada rakyat Indonesia untuk
menyerahkan senjatanya kepada Sekutu. Hal ini memicu perlawanan antara rakyat
Medan dengan sekutu. Terlebih pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu
memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai
sudut pinggiran kota Medan.
Peristiwa ini menimbulkan pertempuran yang lebih besar antara rakyat Medan
melawan Sekutu. Sekutu bersama NICA melancarkan aksi besar-besaran sejak 10
Desember 1945, serta mengusir dan menindas rakyat Indonesia. Rakyat Medan
merespon pada tanggal 10Agustus 1946 dengan membentuk Komando Resimen Laskar
Rakyat Medan Area untuk melanjutkan perlawanan terhadap Sekutu dan NICA.
Pertempuran Medan Area berakhir tanggal 1 Desember 1946 setelah pihak NICA
mengajukan gencatan senjata kepada pihak Republik.
2. Pertempuran Arek-arek Surabaya
Pertempuran arek-arek Surabaya dengan pihak Sekutu bersama NICA diawali
oleh insiden bendera di Hotel Yamato, Surabaya, tanggal 19 September 1945. Salah
seorang tentara Belanda menurunkan bendera merah putih lalu menggantinya dengan
bendera Belanda. Hal ini menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Arek-arek
Surabaya menurunkan bendera Belanda dan merobek warna biru agar menjadi warna
bendera Indonesia.
Selain peristiwa perobekan bendera, kedatangan pasukan Sekutu ke Surabaya
pada tanggal 25 Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby memicu
kemarahan arek-arek Surabaya. Hal ini terjadi karena tentara Sekutu membebaskan
tahanan di penjara di Kalisosok, menduduki Pangkalan Udara Tanjung Perak, dan
Gedung Internatio. Para pemuda pun melawan dan menimbulkan pertempuran
bersenjata yang menewaskan Brigjen A.W.S. Mallaby.
Peristiwa ini kemudian membuat hubungan Inggris dan Indonesia merenggang,
sehingga Inggris mengeluarkan ultimatum agar para pemuda menyerah paling lambat
10 November 1945 pukul 06.00. Namun, para pemuda Surabaya tetap bertempur
membela tanah kelahirannya. Tokoh yang sangat berperan dalam membakar semangat
pada pemuda saat itu adalah Bung Tomo. Hampir tiga minggu para pemuda
mempertahankan Surabaya hingga banyak korban jatuh akibat pertempuran ini. Untuk
mengenang peristiwa ini kemudian setiap tanggal 10 November diperingati
sebagai Hari Pahlawan.