Pasal 33 UUD 1945 membahas tiga aspek demokrasi ekonomi yaitu partisipasi masyarakat dalam proses produksi nasional, penikmatan hasil produksi nasional oleh seluruh masyarakat termasuk kelompok rentan, dan kepemilikan usaha oleh masyarakat.
Mata Kuliah Kewarganegaraan, Yang Membahas Mengenai Urgensi Harmoni, Sesuai Dengan Topik Pembahasan Harmoni dalam Urgensi Ini Sangatlah Penting Karena Dengan adanya Harmoni Urgensi Itu Tidak Akan Ada, Semogah Materi PPT Saya Dapat Membantu Teman-Teman Sekalian, Terima Kasih.
Meskipun artikel ini di publikasikan di tahun 2008, namun relevansinya pada saat ini masih dapat kita rasakan. Saya sangat setuju bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan sosial, rakyat harus turut serta menggunakan hak-haknya dengan tepat dan bijaksana, bukan hanya semata-mata dengan merongrong kewajiban negara atas pemenuhan hak-hak rakyat tersebut.
Setiap kewajiban pemerintah dalam upaya kesejahteraan sosial ini, telah nyata tertulis dalam konstitusi negara kita di pasal 34 UUD 1945 yang berlandaskan pancasila sila ke-5, yaitu: “keadilan soial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Para pemimpin kita telah menerapkan beragam kebijakan dalam rangka pemenuhan kewajiban ini, seperti bentuk-bentuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin (yang saat ini menggunakan sistem KIS, Kartu Indonesia Sehat) dan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), subsidi biaya pendidikan melalui dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) serta beragam kebijakan lainnya.
Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga. KEKURANGAN SISTEM EKONOMI SOSIALIS Mematikan kreativitas dan inovasi setiap individu. – PowerPoint PPT presentation
1. Pasal 33 UUD 1945
Mengacu pada Pasal 33 UUD 1945, ada tiga unsur demokrasi ekonomi yaitu aspek
produksi, aspek distribusi, dan aspek kepemilikan usaha bersama oleh rakyat. Adapun garis besar
substansinya dijelaskan sebagai berikut.
Pertama, partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam proses produksi nasional.
Partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam proses pembentukan produksi nasional menempati
kedudukan yang sangat penting dalam sistem ekonomi kerakyatan. Hal itu sejalan dengan bunyi
Pasal 27 UUD 1945 yang menyatakan, “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”
Kedua, partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam turut menikmati hasil produksi
nasional. Artinya, dalam rangka ekonomi kerakyatan, harus ada jaminan bahwa setiap anggota
turut serta menikmati hasil produksi nasional, termasuk para fakir miskin dan anak-anak
terlantar. Hal itu antara lain dipertegas oleh Pasal 34 UUD 1945 yang menyatakan, “Fakir miskin
dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.” Wujud kongkrit dari demokrasi ekonomi yaitu
dengan tersedianya sistem jaminan sosial nasional yang mencakup kaum fakir miskin dan anak-
anak terlantar.
Ketiga, kegiatan produksi dan pembagian hasil produksi nasional itu harus berlangsung di
bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Artinya, dalam rangka perwujudan
demokrasi ekonomi, anggota masyarakat tidak boleh hanya menjadi obyek, namun harus
diupayakan agar menjadi subyek perekonomian.