SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
FUNGSI ORGANISASI MAHASISWA
DIKAMPUS
Disampaikan dalam Acara Forum Diskusi Keluarga Mahasiswa Fakultas
TeknikUniversitas Pasundan2018
Bandung, 3 Maret 2018
DenganTema
“Teknik Dulu, Sekarang dan Nanti”
Oleh : Rio Rama Aprianto ST
Dikutip dari Berbagai Sumber
Mahasiswa Merupakan Harapan Terbesar Bagi Masyarakat Sebagai Penyambung Lidah Rakyat
Terutama Sebagai Perubahan Di Masyarakat (Agen Social Of Change). Sebagai Salah Satu Potensi,
Mahasiswa Sebagai Bagian Dari Kaum Muda Dalam Tatanan Masyarakat Yang Mau Tidak Mau Pasti Terlibat
Langsung Dalam Tiap Fenomena Sosial, Harus Mampu Mengimplementasikan Kemampuan Keilmuannya
Dalam Akselerasi Perubahan Keumatan Ke Arah Berkeadaban.
Keterlibatan Mahasiswa Dalam Setiap Perubahan Tatanan Kenegaraan Selama Ini Sudah
Menjadi Jargon Dan Pilar Utama Terjaminnya Sebuah Tatanan Kenegaraan Yang Demokratis. Romantisme
Politis Antara Mahasiswa Dengan Rakyat Terlihat Sebagai Fungsinya Sebagai Social Control Termasuk
Terhadap Kebijakan Menindas.
Mahasiswa Dalam Hal Ini Sudah Menunjukkan Diri Sebagai Salah Satu Potensi Yang Dapat
Diandalkan Dalam Upaya Menuju Tatanan Masyarakat Yang Berkeadilan. Dan Distribusinya Baik Secara
Kualitas Maupun Kuantitas Dalam Segala Aspek Kehidupan Sosial Sudah Semestinya Diperhitungkan.
Peran dan fungsi organisasi mahasiswa
Sekali lagi, peran mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat sosial
ditunggu. Diharapkan mahasiswa mampu memainkan peran yang strategis.
Kesatuan visi, tekad, dan perjuangan untuk kepentingan masyarakat secara
luas, menjadi pondasi utama peran tersebut saat ini atau nanti. Namun,
untuk mewujudkan hal tersebut, sekali lagi, perlu pemetaan, perumusan, dan
penelaahan metode penerapan fungsi mahasiswa dalam kancah epistemologi
keumatan tersebut.
Epistemologi. ") adalah cabang dari filsafat yang
berkaitan dengan teori pengetahuan. Epistemologi
mempelajari tentang hakikat dari pengetahuan,
justifikasi, dan rasionalitas keyakinan.
Realitas di Lapangan
Pasca gerakan reformasi 1997/1998 hingga saat ini terjadi neorosis masa yang cukup signifikan,
aksi-aksi mahasiswa terkesan kehilangan comon enemy (musuh bersama). Solidaritas gerakan mahasiswa
semakin mencair ke dalam ke-akuan masing-masing. Kampusku, organisasiku, idiologiku, dan keaku-akuan
yang lain. Meskipun tidak bisa dipungkiri masih ada beberapa organisasi yang tetap konsisten menjadi corong
kepentingan rakyat dengan tetap melakukan aksi-aski turun ke jalan.
Ironisnya, mencairnya gerakan mahasiwa ke dalam internal kampus tidak menjadikan organisasi
mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan social society dan memiliki bargaining
posisioning dalam mensikapi kebijakan-kebijakan biokrasi kampus dan mengakomodir aspirasi dan menjadi
juru bicara mahasiswa.
Kondisi semacam ini semakin diperparah lagi dengan tingkah pola segelintir Mahasiswa yang meng-klaim
dirinya sebagai “aktivis kampus” yang justru menjurus kepada pembenaran atas kecendrungan analisa
negatif sebagai Mahasiswa lainnya tersebut. Bahkan, sebagian di antaranya cendrung “arogan”, merasa
paling intelek dengan tidak menghiraukan keberadaan lingkungan sekitarnya.
Neurosis, sering disebut juga psikoneurosis, adalah
istilah umum yang merujuk pada ketidakseimbangan
mental yang menyebabkan stress, tetapi tidak seperti
psikosis atau kelainan kepribadian, neurosis tidak
memengaruhi pemikiran rasional.
“Aktivis Kampus” seperti ini kerap berbicara soal Demokrasi, tapi di saat itu juga
cendrung “Otoriter”, memaksakan kehendak dan tidak bisa menerima perbedaan dan pendapat yang
lain. Membahas “revolusi”, tapi tidak diimbangi dengn revolusi akhlak dalam dirinya yang masih jauh
dari nilai-nilai fitri. Berdebat tentang Konsep Ketuhanan namun tak nampak “sifat-sifat” Tuhan dalam
dirinya, seperti rahman, Rahim.
Maka kalau kondisi ini terus dibiarkan, maka tidaklah heran organisasi mahasiswa
mengalami degradasi dan deteroiorasi dalam skala aksi maupun subtansi. Dan hal inilah yang pada
akhirnya menyebabkan kaderisasi menurun drastis baik kualitas maupun kuantitas.
Kondisi objektif di atas bergulir bagaikan bola salju yang
kian membesar dan sulit dicairkan, sehingga memunculkan
kelompok mahasiswa terbagi sebagai berikut:
1. Kelompok Mahasiswa Kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah
pulang). Tipikal dari individu atau kelompok mahasiswa ini
dominan melewai hari-harinya di kampus full hanya dengan
belajar “Teks Book”, mengerjakan semua yang diperintahkan
setiap dosen dengan harapan kuliah dapat selesai tepat waktu
dan meraih prestasi akademik yang memuaskan sehingga dapat
menjadi dongkrak untuk peningkatan karier. Ciri khas utama
kelompok ini adalah Indeks Prestasi Komulitatif
(IPK) minded, cendrung eksklusif dan skeptis-apatis terhadap
apa pun bentuk aktivitas organisasi mahasiswa, senantiasa
berpikir “neraca rugi-laba”, saat diajak ber-organisasi bahkan
cendrung subjektif dalam peniliaiannya tentang aktivitas
kampus.
2. Kelompok Mahasiswa Cheerleader. Kelompok atau tipikal individu semacam ini mempunyai beberapa ciri,
di antaranya senang meramaikan atau ikut menyemarakkan beberapa kegiatan yang ada di kampus maupun
organisasi mahasiswa. Namun, masih “alergi” jika suatu ketika dipercaya untuk mengemban amanah
kepemimpinan ataupun kepengurusan dalam sebuah event dan kegiatan sosial keorganisasian. Bagi
mahasiswa model ini, berkelompok dan berorganisasi haruslah ada muatan “pesta”, bersenang-senang,
sekadar pergaulan dan cendrung tidak mempunyai pendirian yang pasti terhadap pendapat-pendapat yang
beredar mengelilingi lingkungan sekitarnya. Siapa yang dekat-akrab, mereka-lah kawan “organisasinya.”
3. Kelompok Mahasiswa Aktif dengan Organisasinya. Kelompok atau individu dari
mahasiswa semacam ini tidak begitu dominan keberadaannya. Secara kuantitatif
relatif sedikit, sedangkan dari segi kualitas masih harus dikaji ulang. Eksistensi
kelompok atau individu bertipikal semacam ini sepintas aktif dengan segenap
organisasi kemahasiwaan yang ada baik yang intra maupun eksra kampus.
Bahkan, dari yang sedikit jumlahnya di sini, sebagian di antaranya cendurng
“kebablasan”, sehingga ada juga secara tidak sadar melepas statusnya sebagai
mahasiswa lantaran “krisis moneter” dalam dirinya D-O (baca Drop Out). Ada juga
sebagian diri mereka yang “kehabisan napas” kerena ketidakmampuan me-
manage waktu yang dimilikinya, sehingga vacum bahkan berubah menjadi apatis
terhadap organisasi mahasiswa.
Mahasiswa yang aktif ber-organisasi secara konsisten memiliki
pemahaman bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah sarana
yang efektif dalam meng-kader dirinya sendiri untuk ke depan.
Sebagian di antaranya masih mempunyai keyakinan pandangan
bahwa kampus merupakan tempat menimba ilmu yang tidak terbatas hanya
kepada pelajaran semata.
Merubah Paradigma Berpikir
Dengan bergabung aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang
bersifat intra ataupun eksra kampus berefek kepada perubahan yang signifikan
terhadap wawasan, cara berpikir, pengetahuan dan ilmu-ilmu sosialisasi,
kepemimpinan serta menajemen kepemimpinan yang notabene tidak diajarkan dalam
kurikulum normatif Perguruan Tinggi. Namun, dalam ber-organisasilah dapat diraih
dengan memanfaatkan statusnya sebagai mahasiswa.
Pemahaman arti penting sebuah organisasi dan aktivitas organisasi
mahasiswa adalah salah satu persoalan yang pertama harus diluruskan. Adanya
anggapan bahwa ber-organisasi berarti berdemonstrasi, atau ber-organisasi
khusunya di kampus tidak lebih dari sekadar membuang sebagian waktu, energi, ajang
mencari kawan atau mencari jodoh merupakan bukti adanya kesalapahaman tentang
presepsi sebagian mahasiswa tentang organisasinya sendiri.
Berdasarkan hal tersebut maka organsiasi mahasiswa dituntut untuk
terus meningkatan kualitas dirinya Dan peningkatan pelayanan terhadap
masyarakat mahasiswa. Sebagai miniatur pemerintahan negara dalam
penyelenggaraan negara yang semestinya dilakukan oleh aparatur negara.
Maka, organisasi mahasiswa harus meng-adopsi prinsip-prinsip pemerintahan
layaknya dalam sebuah negara dan dikolaborasikan dengan prinsip sebagai
organisasi pengkaderan dan perjuangan.
Dengan demikian, satu media yang dapat membentuk kematangan
mahasiswa dalam hidup bermasyarakat ialah organisasi. Dengan ber-organisasi
maka mahasiswa akan senantiasa terus berinteraksi dan beraktualisasi,
sehingga menjadi pribadi yang kreatif serta dinamis dan lebih bijaksana dalam
persoalan yang mereka hadapi
Peran Organisasi Mahasiswa Di Kampus
Organisasi mahasiswa memiliki banyak peranan penting dikampus. Sebagaimana
pengalaman mengajarkan banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan dikampus, di masyarakat,
dan berbangsa dan bernegara yang mengalami perubahan karena peran serta dari mahasiswa
Organisasi merupakan sarana untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa pada petinggi-petinggi kampus
seperti rektor, dekan, dosen dan sebagainya. Tidak selamanya keputusan yang di buat oleh petinggi
kampus dapat diterima begitu saja oleh mahasiswa.
Jadi sebagai sarana untuk menyalurkan aspirasi tersebut melalui organisasi inilah
disampaikan. Coba saja bayangkan tanpa ada organisasi mungkin kebijakan apapun yang dikeluarkan
pihak atasan mahasiswa akan nerima begitu saja. Karena mereka tidak ada sarana untuk menyampaikan
pendapat mereka. Sangat banyak kita saksikan perubahan yang dilakukan oleh mahasiswa yang
bergabung di organisasi mahasiswa.
Misalnya dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) sebagai media bagi mahasiswa untuk menyampaikan
keluhan tentang mahalnya biaya kuliah, minimnya fasilitas kampus yang tidak seimbang dengan
kenaikan biaya kuliah dan lain sebagainya. Dalam forum yang formal nanti perwakilan dari BEM ini
akan menyampaikan keluhan mahasiswa ini kepada pihak rektorat contohnya. Nah, dari situ pihak
rektorat dapat mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang membebani mahasiswa. Maka dari itu pihak
rektorat akan melakukan fungsicontrolling-nya.
Sebaiknya, kalau kita menjadi aktifis kampus jangan hanya berkutat pada rapat dan
penyelenggaraan event saja jika ingin menjadi aktivis kampus yang komplit dan prestatif. Sertai juga dengan
kegiatan-kegiatan kompetitif lainnya, seperti debat, maupun aktivitas sosial kemasyarakatan lainnya yang
juga dapat dikembangkan nantinya. Karena sejatinya, terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia hanya
karena kita terlalu disibukkan dengan event dan rapat organisasi dibandingkan dengan pengembangan
kemampuan diri.
Akan jauh lebih baik jika kita tidak hanya pandai dalam memimpin rapat dan beretorika semata,
melainkan kita bisa menjadi aktivis kampus yang rajin membaca, menulis, dan terjun di kegiatan sosial
kemasyarakatan. Dalam hal ini untuk menumbuhkan budaya scientific dan prestatif dalam budaya organisasi
kampus, dibutuhkan peran seorang senior atau pimpinan organisasi. Penumbuhan nilai, budaya, dan norma
didalam internal organisasi dipegang oleh para senior atau pimpinan organisasi. Oleh sebab itu seorang
pemimpin dan senior dalam organisasi hendak lah memiliki bekal yang bisa dicontoh oleh kader-kader
dibawah kita.
Organisasi kampus juga berperan dalam dalam peningkatan mutu suatu kampus. Organisasi kampus yang aktif dan
partisipatif akan selalu memberikan koreksi terhadap kebijakan kampus yang mungkin menghambat krestifitas
mahasiswa.
Misalnya dalam hal keikutsertaan dalam berbagai lomba antar universitas. Pihak kampus tidak mengetahui sepenuhnya
mana mahasiswa yang kira-kira berpeluang untuk diikutsertakan dalan even tersebut. Dengan adanya koordinasi kepada
organisasi kampus maka dapat diketahui mana mahasiswa yang berpotensi untuk dikirim sebagai perwakilan suatu
kampus. Karena dengan berorganisasi maka dapat diketahui seberapa besar potensi seseorang. Walaupun tidak langsung
menang dalam sebuah kompetisi setidaknya mahasiswa yang diutus tadi dapat mengukur kemampuannya dan belajar dari
mahasiswa lain dari universitas yang berbeda.
Dengan demikian dia akan bisa sharing dengan teman-teman dikampusnya dan organisasinya dan bisa memperbaiki diri
dimana kelemahan kita. Setidaknya ada pelajaran penting yang didapat untuk persiapan di kompetisi yang lain. Bayangkan
saja apabila pihak kampus tidak pernah mengirim mahasiswanya untuk berkompetisi dengan mahasiswa mahasiswa dari
universitas lain. Maka mahasiswa di kampus tersebut tidak lebih hanyalah “seperti katak dalam tempurung”. Merasa
pintar didalam kampus sendiri, sedangkan dia tidak tahu bagaimana perkembangan diluar sana. Oleh sebab itu organisasi
mahasiswa harus bisa mengkoreksi kebijakan kampus yang tidak mau mengirim mahasiswanya untuk ikut berkompetisi.
Peran serta organisasi dikampus yang lainnya adalah sebagai sarana bagi pihak kampus untuk mendapatkan sumberdaya
manusia yang suatu saat dibutuhkan oleh kampus. Koordinasi yang baik dengan organisasi kampus akan lebih mudah
merekrut sumberdaya manusia yang bermanfaat dibanding menyeleksi satu per-satu mahasiswa.
Design by : SNA’XV
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to FUNGSI_ORGANISASI_MAHASISWA_DIKAMPUS.pptx

Wajah ragu ormawa teknik
Wajah ragu ormawa teknikWajah ragu ormawa teknik
Wajah ragu ormawa teknikFarchan Riyadi
 
Organisasi Mahasiswa, Manfaatkan atau Tidak?
Organisasi Mahasiswa, Manfaatkan atau Tidak?Organisasi Mahasiswa, Manfaatkan atau Tidak?
Organisasi Mahasiswa, Manfaatkan atau Tidak?novianitriwahyuni
 
4 (Empat) fungsi mahasiswa
4 (Empat) fungsi mahasiswa4 (Empat) fungsi mahasiswa
4 (Empat) fungsi mahasiswanoussevarenna
 
Political inclination among university studen1 2
Political inclination among university studen1 2Political inclination among university studen1 2
Political inclination among university studen1 2smk ketereh
 
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...Paulus Robert Tuerah
 
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...Anis Lee Xie
 
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITASPENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITASIsmaya Indri Astuti
 
Apa yang kamu ketahui tentang mahasiswa
Apa yang kamu ketahui tentang mahasiswaApa yang kamu ketahui tentang mahasiswa
Apa yang kamu ketahui tentang mahasiswaRizki Amalia
 
Organisasi kemahasiswaan
Organisasi kemahasiswaanOrganisasi kemahasiswaan
Organisasi kemahasiswaanVetoChemist
 
Prosiding bambang shergi
Prosiding  bambang shergiProsiding  bambang shergi
Prosiding bambang shergiSTISIPWIDURI
 

Similar to FUNGSI_ORGANISASI_MAHASISWA_DIKAMPUS.pptx (20)

Wajah ragu ormawa teknik
Wajah ragu ormawa teknikWajah ragu ormawa teknik
Wajah ragu ormawa teknik
 
Makalah tentang keshatan
Makalah tentang keshatanMakalah tentang keshatan
Makalah tentang keshatan
 
Makalah tentang keshatan
Makalah tentang keshatanMakalah tentang keshatan
Makalah tentang keshatan
 
Organisasi Mahasiswa, Manfaatkan atau Tidak?
Organisasi Mahasiswa, Manfaatkan atau Tidak?Organisasi Mahasiswa, Manfaatkan atau Tidak?
Organisasi Mahasiswa, Manfaatkan atau Tidak?
 
4 (Empat) fungsi mahasiswa
4 (Empat) fungsi mahasiswa4 (Empat) fungsi mahasiswa
4 (Empat) fungsi mahasiswa
 
Political inclination among university studen1 2
Political inclination among university studen1 2Political inclination among university studen1 2
Political inclination among university studen1 2
 
Cegah budaya kekerasan.
Cegah budaya kekerasan.Cegah budaya kekerasan.
Cegah budaya kekerasan.
 
Ilmu sosial dasar 1
Ilmu sosial dasar 1Ilmu sosial dasar 1
Ilmu sosial dasar 1
 
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MAHASISWA FIS DALAM ORGANISASI KPRM, DPM DAN BEM UN...
 
Tugas dinamika kelompok 2
Tugas dinamika kelompok 2Tugas dinamika kelompok 2
Tugas dinamika kelompok 2
 
Choirul mukoliq
Choirul mukoliqChoirul mukoliq
Choirul mukoliq
 
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
 
Gerakan mahasiswa.pdf
Gerakan mahasiswa.pdfGerakan mahasiswa.pdf
Gerakan mahasiswa.pdf
 
Mahasiswa dan tanggung jawab sosial
Mahasiswa dan tanggung jawab sosialMahasiswa dan tanggung jawab sosial
Mahasiswa dan tanggung jawab sosial
 
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITASPENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
 
Apa yang kamu ketahui tentang mahasiswa
Apa yang kamu ketahui tentang mahasiswaApa yang kamu ketahui tentang mahasiswa
Apa yang kamu ketahui tentang mahasiswa
 
Organisasi kemahasiswaan
Organisasi kemahasiswaanOrganisasi kemahasiswaan
Organisasi kemahasiswaan
 
2017 d mohammad_fazabih_k[2]
2017 d mohammad_fazabih_k[2]2017 d mohammad_fazabih_k[2]
2017 d mohammad_fazabih_k[2]
 
We are Activists
We are ActivistsWe are Activists
We are Activists
 
Prosiding bambang shergi
Prosiding  bambang shergiProsiding  bambang shergi
Prosiding bambang shergi
 

FUNGSI_ORGANISASI_MAHASISWA_DIKAMPUS.pptx

  • 1. FUNGSI ORGANISASI MAHASISWA DIKAMPUS Disampaikan dalam Acara Forum Diskusi Keluarga Mahasiswa Fakultas TeknikUniversitas Pasundan2018 Bandung, 3 Maret 2018 DenganTema “Teknik Dulu, Sekarang dan Nanti” Oleh : Rio Rama Aprianto ST Dikutip dari Berbagai Sumber
  • 2. Mahasiswa Merupakan Harapan Terbesar Bagi Masyarakat Sebagai Penyambung Lidah Rakyat Terutama Sebagai Perubahan Di Masyarakat (Agen Social Of Change). Sebagai Salah Satu Potensi, Mahasiswa Sebagai Bagian Dari Kaum Muda Dalam Tatanan Masyarakat Yang Mau Tidak Mau Pasti Terlibat Langsung Dalam Tiap Fenomena Sosial, Harus Mampu Mengimplementasikan Kemampuan Keilmuannya Dalam Akselerasi Perubahan Keumatan Ke Arah Berkeadaban. Keterlibatan Mahasiswa Dalam Setiap Perubahan Tatanan Kenegaraan Selama Ini Sudah Menjadi Jargon Dan Pilar Utama Terjaminnya Sebuah Tatanan Kenegaraan Yang Demokratis. Romantisme Politis Antara Mahasiswa Dengan Rakyat Terlihat Sebagai Fungsinya Sebagai Social Control Termasuk Terhadap Kebijakan Menindas. Mahasiswa Dalam Hal Ini Sudah Menunjukkan Diri Sebagai Salah Satu Potensi Yang Dapat Diandalkan Dalam Upaya Menuju Tatanan Masyarakat Yang Berkeadilan. Dan Distribusinya Baik Secara Kualitas Maupun Kuantitas Dalam Segala Aspek Kehidupan Sosial Sudah Semestinya Diperhitungkan. Peran dan fungsi organisasi mahasiswa
  • 3. Sekali lagi, peran mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat sosial ditunggu. Diharapkan mahasiswa mampu memainkan peran yang strategis. Kesatuan visi, tekad, dan perjuangan untuk kepentingan masyarakat secara luas, menjadi pondasi utama peran tersebut saat ini atau nanti. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, sekali lagi, perlu pemetaan, perumusan, dan penelaahan metode penerapan fungsi mahasiswa dalam kancah epistemologi keumatan tersebut. Epistemologi. ") adalah cabang dari filsafat yang berkaitan dengan teori pengetahuan. Epistemologi mempelajari tentang hakikat dari pengetahuan, justifikasi, dan rasionalitas keyakinan.
  • 4. Realitas di Lapangan Pasca gerakan reformasi 1997/1998 hingga saat ini terjadi neorosis masa yang cukup signifikan, aksi-aksi mahasiswa terkesan kehilangan comon enemy (musuh bersama). Solidaritas gerakan mahasiswa semakin mencair ke dalam ke-akuan masing-masing. Kampusku, organisasiku, idiologiku, dan keaku-akuan yang lain. Meskipun tidak bisa dipungkiri masih ada beberapa organisasi yang tetap konsisten menjadi corong kepentingan rakyat dengan tetap melakukan aksi-aski turun ke jalan. Ironisnya, mencairnya gerakan mahasiwa ke dalam internal kampus tidak menjadikan organisasi mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan social society dan memiliki bargaining posisioning dalam mensikapi kebijakan-kebijakan biokrasi kampus dan mengakomodir aspirasi dan menjadi juru bicara mahasiswa. Kondisi semacam ini semakin diperparah lagi dengan tingkah pola segelintir Mahasiswa yang meng-klaim dirinya sebagai “aktivis kampus” yang justru menjurus kepada pembenaran atas kecendrungan analisa negatif sebagai Mahasiswa lainnya tersebut. Bahkan, sebagian di antaranya cendrung “arogan”, merasa paling intelek dengan tidak menghiraukan keberadaan lingkungan sekitarnya. Neurosis, sering disebut juga psikoneurosis, adalah istilah umum yang merujuk pada ketidakseimbangan mental yang menyebabkan stress, tetapi tidak seperti psikosis atau kelainan kepribadian, neurosis tidak memengaruhi pemikiran rasional.
  • 5. “Aktivis Kampus” seperti ini kerap berbicara soal Demokrasi, tapi di saat itu juga cendrung “Otoriter”, memaksakan kehendak dan tidak bisa menerima perbedaan dan pendapat yang lain. Membahas “revolusi”, tapi tidak diimbangi dengn revolusi akhlak dalam dirinya yang masih jauh dari nilai-nilai fitri. Berdebat tentang Konsep Ketuhanan namun tak nampak “sifat-sifat” Tuhan dalam dirinya, seperti rahman, Rahim. Maka kalau kondisi ini terus dibiarkan, maka tidaklah heran organisasi mahasiswa mengalami degradasi dan deteroiorasi dalam skala aksi maupun subtansi. Dan hal inilah yang pada akhirnya menyebabkan kaderisasi menurun drastis baik kualitas maupun kuantitas.
  • 6. Kondisi objektif di atas bergulir bagaikan bola salju yang kian membesar dan sulit dicairkan, sehingga memunculkan kelompok mahasiswa terbagi sebagai berikut: 1. Kelompok Mahasiswa Kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Tipikal dari individu atau kelompok mahasiswa ini dominan melewai hari-harinya di kampus full hanya dengan belajar “Teks Book”, mengerjakan semua yang diperintahkan setiap dosen dengan harapan kuliah dapat selesai tepat waktu dan meraih prestasi akademik yang memuaskan sehingga dapat menjadi dongkrak untuk peningkatan karier. Ciri khas utama kelompok ini adalah Indeks Prestasi Komulitatif (IPK) minded, cendrung eksklusif dan skeptis-apatis terhadap apa pun bentuk aktivitas organisasi mahasiswa, senantiasa berpikir “neraca rugi-laba”, saat diajak ber-organisasi bahkan cendrung subjektif dalam peniliaiannya tentang aktivitas kampus. 2. Kelompok Mahasiswa Cheerleader. Kelompok atau tipikal individu semacam ini mempunyai beberapa ciri, di antaranya senang meramaikan atau ikut menyemarakkan beberapa kegiatan yang ada di kampus maupun organisasi mahasiswa. Namun, masih “alergi” jika suatu ketika dipercaya untuk mengemban amanah kepemimpinan ataupun kepengurusan dalam sebuah event dan kegiatan sosial keorganisasian. Bagi mahasiswa model ini, berkelompok dan berorganisasi haruslah ada muatan “pesta”, bersenang-senang, sekadar pergaulan dan cendrung tidak mempunyai pendirian yang pasti terhadap pendapat-pendapat yang beredar mengelilingi lingkungan sekitarnya. Siapa yang dekat-akrab, mereka-lah kawan “organisasinya.” 3. Kelompok Mahasiswa Aktif dengan Organisasinya. Kelompok atau individu dari mahasiswa semacam ini tidak begitu dominan keberadaannya. Secara kuantitatif relatif sedikit, sedangkan dari segi kualitas masih harus dikaji ulang. Eksistensi kelompok atau individu bertipikal semacam ini sepintas aktif dengan segenap organisasi kemahasiwaan yang ada baik yang intra maupun eksra kampus. Bahkan, dari yang sedikit jumlahnya di sini, sebagian di antaranya cendurng “kebablasan”, sehingga ada juga secara tidak sadar melepas statusnya sebagai mahasiswa lantaran “krisis moneter” dalam dirinya D-O (baca Drop Out). Ada juga sebagian diri mereka yang “kehabisan napas” kerena ketidakmampuan me- manage waktu yang dimilikinya, sehingga vacum bahkan berubah menjadi apatis terhadap organisasi mahasiswa.
  • 7. Mahasiswa yang aktif ber-organisasi secara konsisten memiliki pemahaman bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah sarana yang efektif dalam meng-kader dirinya sendiri untuk ke depan. Sebagian di antaranya masih mempunyai keyakinan pandangan bahwa kampus merupakan tempat menimba ilmu yang tidak terbatas hanya kepada pelajaran semata. Merubah Paradigma Berpikir
  • 8. Dengan bergabung aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang bersifat intra ataupun eksra kampus berefek kepada perubahan yang signifikan terhadap wawasan, cara berpikir, pengetahuan dan ilmu-ilmu sosialisasi, kepemimpinan serta menajemen kepemimpinan yang notabene tidak diajarkan dalam kurikulum normatif Perguruan Tinggi. Namun, dalam ber-organisasilah dapat diraih dengan memanfaatkan statusnya sebagai mahasiswa. Pemahaman arti penting sebuah organisasi dan aktivitas organisasi mahasiswa adalah salah satu persoalan yang pertama harus diluruskan. Adanya anggapan bahwa ber-organisasi berarti berdemonstrasi, atau ber-organisasi khusunya di kampus tidak lebih dari sekadar membuang sebagian waktu, energi, ajang mencari kawan atau mencari jodoh merupakan bukti adanya kesalapahaman tentang presepsi sebagian mahasiswa tentang organisasinya sendiri.
  • 9. Berdasarkan hal tersebut maka organsiasi mahasiswa dituntut untuk terus meningkatan kualitas dirinya Dan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat mahasiswa. Sebagai miniatur pemerintahan negara dalam penyelenggaraan negara yang semestinya dilakukan oleh aparatur negara. Maka, organisasi mahasiswa harus meng-adopsi prinsip-prinsip pemerintahan layaknya dalam sebuah negara dan dikolaborasikan dengan prinsip sebagai organisasi pengkaderan dan perjuangan. Dengan demikian, satu media yang dapat membentuk kematangan mahasiswa dalam hidup bermasyarakat ialah organisasi. Dengan ber-organisasi maka mahasiswa akan senantiasa terus berinteraksi dan beraktualisasi, sehingga menjadi pribadi yang kreatif serta dinamis dan lebih bijaksana dalam persoalan yang mereka hadapi
  • 10. Peran Organisasi Mahasiswa Di Kampus Organisasi mahasiswa memiliki banyak peranan penting dikampus. Sebagaimana pengalaman mengajarkan banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan dikampus, di masyarakat, dan berbangsa dan bernegara yang mengalami perubahan karena peran serta dari mahasiswa Organisasi merupakan sarana untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa pada petinggi-petinggi kampus seperti rektor, dekan, dosen dan sebagainya. Tidak selamanya keputusan yang di buat oleh petinggi kampus dapat diterima begitu saja oleh mahasiswa. Jadi sebagai sarana untuk menyalurkan aspirasi tersebut melalui organisasi inilah disampaikan. Coba saja bayangkan tanpa ada organisasi mungkin kebijakan apapun yang dikeluarkan pihak atasan mahasiswa akan nerima begitu saja. Karena mereka tidak ada sarana untuk menyampaikan pendapat mereka. Sangat banyak kita saksikan perubahan yang dilakukan oleh mahasiswa yang bergabung di organisasi mahasiswa. Misalnya dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) sebagai media bagi mahasiswa untuk menyampaikan keluhan tentang mahalnya biaya kuliah, minimnya fasilitas kampus yang tidak seimbang dengan kenaikan biaya kuliah dan lain sebagainya. Dalam forum yang formal nanti perwakilan dari BEM ini akan menyampaikan keluhan mahasiswa ini kepada pihak rektorat contohnya. Nah, dari situ pihak rektorat dapat mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang membebani mahasiswa. Maka dari itu pihak rektorat akan melakukan fungsicontrolling-nya.
  • 11. Sebaiknya, kalau kita menjadi aktifis kampus jangan hanya berkutat pada rapat dan penyelenggaraan event saja jika ingin menjadi aktivis kampus yang komplit dan prestatif. Sertai juga dengan kegiatan-kegiatan kompetitif lainnya, seperti debat, maupun aktivitas sosial kemasyarakatan lainnya yang juga dapat dikembangkan nantinya. Karena sejatinya, terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia hanya karena kita terlalu disibukkan dengan event dan rapat organisasi dibandingkan dengan pengembangan kemampuan diri. Akan jauh lebih baik jika kita tidak hanya pandai dalam memimpin rapat dan beretorika semata, melainkan kita bisa menjadi aktivis kampus yang rajin membaca, menulis, dan terjun di kegiatan sosial kemasyarakatan. Dalam hal ini untuk menumbuhkan budaya scientific dan prestatif dalam budaya organisasi kampus, dibutuhkan peran seorang senior atau pimpinan organisasi. Penumbuhan nilai, budaya, dan norma didalam internal organisasi dipegang oleh para senior atau pimpinan organisasi. Oleh sebab itu seorang pemimpin dan senior dalam organisasi hendak lah memiliki bekal yang bisa dicontoh oleh kader-kader dibawah kita.
  • 12. Organisasi kampus juga berperan dalam dalam peningkatan mutu suatu kampus. Organisasi kampus yang aktif dan partisipatif akan selalu memberikan koreksi terhadap kebijakan kampus yang mungkin menghambat krestifitas mahasiswa. Misalnya dalam hal keikutsertaan dalam berbagai lomba antar universitas. Pihak kampus tidak mengetahui sepenuhnya mana mahasiswa yang kira-kira berpeluang untuk diikutsertakan dalan even tersebut. Dengan adanya koordinasi kepada organisasi kampus maka dapat diketahui mana mahasiswa yang berpotensi untuk dikirim sebagai perwakilan suatu kampus. Karena dengan berorganisasi maka dapat diketahui seberapa besar potensi seseorang. Walaupun tidak langsung menang dalam sebuah kompetisi setidaknya mahasiswa yang diutus tadi dapat mengukur kemampuannya dan belajar dari mahasiswa lain dari universitas yang berbeda. Dengan demikian dia akan bisa sharing dengan teman-teman dikampusnya dan organisasinya dan bisa memperbaiki diri dimana kelemahan kita. Setidaknya ada pelajaran penting yang didapat untuk persiapan di kompetisi yang lain. Bayangkan saja apabila pihak kampus tidak pernah mengirim mahasiswanya untuk berkompetisi dengan mahasiswa mahasiswa dari universitas lain. Maka mahasiswa di kampus tersebut tidak lebih hanyalah “seperti katak dalam tempurung”. Merasa pintar didalam kampus sendiri, sedangkan dia tidak tahu bagaimana perkembangan diluar sana. Oleh sebab itu organisasi mahasiswa harus bisa mengkoreksi kebijakan kampus yang tidak mau mengirim mahasiswanya untuk ikut berkompetisi. Peran serta organisasi dikampus yang lainnya adalah sebagai sarana bagi pihak kampus untuk mendapatkan sumberdaya manusia yang suatu saat dibutuhkan oleh kampus. Koordinasi yang baik dengan organisasi kampus akan lebih mudah merekrut sumberdaya manusia yang bermanfaat dibanding menyeleksi satu per-satu mahasiswa.
  • 13. Design by : SNA’XV TERIMAKASIH