SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
METODE PENELITIAN
FAKTOR ANALISIS BUDAYA, SEJARAH, DAN
DETERMINAN WISATA ALAM DI YOGYAKARTA :
PERSPEKTIF WISATAWAN DOMESTIK
Winda Widyanty
67116020011
PROGRAM DOKTOR MANAGEMENT
FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
Analisis Faktor dari Budaya, Sejarah, dan Determinan Wisata Alam di
Yogyakarta : Perspektif Wisatawan Domestik.
Anggi Rahajeng
(Staf dan Peneliti Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik
Universitas Gadjah Mada)
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta
dengan menggunakan teknik analisis faktor. Selanjutnya, penelitian ini
mencoba untuk mengeksplorasi persepsi wisatawan terhadap pariwisata
Yogyakarta. Wisata Yogyakarta memiliki tiga atribut rekreasi utama,
yaitu atribut budaya, sejarah, dan alam. Hasil empirik menunjukkan
bahwa, secara keseluruhan, pengunjung puas dengan layanan yang
disediakan di tempat rekreasi yang dipilih. Namun, terdapat kekurangan
fasilitas dan diversifikasi kegiatan rekreasi. Karena itu, beberapa faktor
seperti akomodasi, kepuasan dan tempat rekreasi menjadi aspek penting
untuk menarik pengunjung.
Pendahuluan
Yogyakarta merupakan tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali.
Banyak faktor yang membuat Yogyakarta paling dicari setelah Bali.
Faktor - faktor tersebut meliputi keragaman dan jumlah destinasi di
Yogyakarta (ada lebih dari 50 tujuan wisata). Faktor lainnya adalah
atribut budaya, sejarah dan alam sebagai ciri utama dan identitas unik
wisata dari Yogyakarta. Atribut tersebut bisa menggambarkan
pariwisata Yogyakarta secara keseluruhan.
Meski Yogyakarta merupakan kawasan wisata yang menarik, jumlah
wisatawan yang berkunjung masih relatif kecil dibandingkan daerah lain
di Indonesia. Tabel 1 menunjukkan jumlah wisatawan yang
mengunjungi Yogyakarta pada tahun 2003 yang menurun secara
signifikan dari 204.527 wisatawan menjadi 53.548 pengunjung, dan
jumlah wisatawan meningkat lagi pada tahun 2003 dan seterusnya.
Rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara di Yogyakarta relatif
pendek. Pada tahun 2005 durasi kunjungan wisatawan domestik dan
mancanegara hanya dua sampai tiga hari (Tabel 2).
Tabel 1 : Jumlah Wisatawan Domestik dan Mancanegara yang
Berkunjung ke Indonesia dan Yogyakarta
Tahun Wisatawan Mancanegara Wisatawan Domestik
Indonesia Yogyakarta Indonesia Yogyakarta
2001 5,153,620 103,838 103,884,3 2,860,278
2002 5,033,400 204,527 105,377,7 2,038,962
2003 4,467,021 53,548 110,031,3 1,819,323
2004 5,321,165 87,832 111,353,4 1,913,511
2005 5,002,101 79,844 112,701,2 1,913,603
Sumber : Dinas Pariwisata Yogyakarta, Statistik Pariwisata Yogyakarta
2005
Tabel 2 : Lama Tinggal di Yogyakarta 2001-2005
Akomodasi 2001 2002 2003 2004 2005
F D F D F D F D F D
Hotel
Berbintang
2.0
5
1.1
0
1.9
1
1.2
5
1.8
0
1.2
0
2.2
0
1.4
6
2.2
2
1.6
5
Hotel Tidak
Berbintang
2.0
3
1.6
5
1.8
3
1.8
4
1.9
5
1.7
8
1.8
4
1.6
5
2.4
1
2.3
0
Rata-rata 2.0
4
1.3
8
1.8
4
1.5
3
1.8
8
1.5
0
2.0
2
1.5
6
1.3
2
1.9
8
Catatan: F = turis asing, D = wisatawan domestik
Sumber: Dinas Pariwisata Yogyakarta, Statistik Turis Yogyakarta 2005
Beberapa upaya telah dilakukan terus menerus untuk menarik
wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta dan masih harus
ditingkatkan, apalagi setelah gempa di Yogyakarta pada Mei 2006.
Pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk mendorong pariwisata di
Yogyakarta. Karena itu, penting untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi minat wisatawan untuk datang ke Yogyakarta. Untuk
melakukannya sebuah model dibuat berdasarkan persepsi atau
pandangan wisatawan.
Tujuan Penelitian
Studi ini mencoba untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta
berdasarkan persepsi wisatawan domestik dan untuk mengetahui
persepsi wisatawan domestik dari pariwisata Yogyakarta.
Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Yogyakarta. Potensi wisata Yogyakarta terbagi
menjadi tiga, yaitu potensi alam, sejarah dan budaya.
 Alam
Utara, barat laut dan barat daya Yogyakarta adalah daerah pegunungan.
Berdiri di utara Gunung Merapi, gunung berapi aktif. Letusan Gunung
Merapi memiliki bentuk yang khas, itulah tipikal awan musim panas
yang sering disebut wedhus gembel. Ada gunung
menoreh di barat laut, sedangkan di sebelah tenggara adalah gunung
Sewu yang sangat unik. Pegunungan Sewu terdiri dari bahan batu kapur
dengan sungai bawah tanah, gua dan danau. Beberapa Pegunungan di
daerah ini memiliki potensi ekowisata dan flora dan fauna yang indah
sebagai Keanekaragaman hayati yang unik.
Yogyakarta dikenal sebagai tempat yang menarik bagi peneliti, ahli
geologi, dan Vulkanologi untuk gua di batu kapur dan untuk gunung
berapi yang aktif. Sekitar Pantai Parangtritis adalah bukit pasir, yang
disebut "gumuk" atau bukit pasir. Sutikno (seperti dikutip dari Sinar,
18 Mei 1996) menyatakan bahwa gundukan pasir jarang ditemukan di
daerah basah tropis seperti itu.
Yogyakarta memiliki kawasan hutan milik negara terbatas yang
sebagian memiliki potensi sebagai Obyek wisata ekologi seperti hutan
hujan tropis di lereng Gunung Merapi, Hutan sukses primer di dekat
puncak Gunung Merapi, Decideous Jati yang unik Vegetasi, hutan di
Gunung Kidul. Hutan tersebut dulu digali sebagai tempat pendidikan
dan penelitian.
Selain kawasan hutan, pertanian dan hortikultura dapat dikembangkan
untuk agrowisata. Wisata agro sekarang telah dikembangkan di
Kabupaten Sleman, yaitu di daerah utara sekitar Kaliurang dengan Salak
Pondoh sebagai komoditas unggulan dan maju dari Yogyakarta. Kondisi
seperti itu juga bisa ditemukan di Bantul, Kulon Progo dan Kabupaten
Gunung Kidul yang juga berpotensi mengembangkan daerah wisata
agro. Tanah, taman, halaman, kotak rumput berteras dan berbentuk
terasiring merupakan objek yang sangat menarik untuk dikembangkan
sebagai daya tarik agrowisata.
Selain menciptakan agro wisata, pertanian dan perkebunan bisa
menciptakan daerah hunian dengan pola garis dan lebar. Bentuk
semacam itu menentukan sistem sosial dan budaya untuk pemukiman
lainnya seperti di daerah pegunungan, dataran rendah, dan daerah pantai.
Warga yang tinggal di Gunung batu kapur, misalnya di Gunung Kidul,
secara kultural berbeda dengan mereka yang tinggal di wilayah aluvial
di Bantul dan Kulon Progo. Perbedaan sistem sosial seperti itu masih
ada berdasarkan filosofi Jawa yang membuatnya unik. Potensi ini dapat
dikembangkan sebagai Obyek dan daya tarik wisata pedesaan.
 Sejarah
Bagi para arkeolog, Yogyakarta sangat menarik karena memiliki sekitar
36 candi atau tempat bersejarah. Candi Prambanan misalnya adalah
Candi terbesar dan paling terkenal. Pura di Indonesia dibangun pada
abad ke-9. Terletak di bagian timur, sekitar 30 km dari Yogyakarta.
Borobudur adalah candi Budha terbesar dan tercatat sebagai salah satu
dari Tujuh Keajaiban Dunia, terletak di timur laut dan sekitar 42 km dari
Yogyakarta. Candi Mendut adalah tempat bagi orang untuk menyembah
Buddha di dalamnya karena terdapat Patung Buddha Gautama di
dalamnya.
 Budaya
Yogyakarta juga memiliki lingkungan yang indah. Banyak bangunan
tradisional masih bagus yang dipertahankan di Yogyakarta. Harmoni
diciptakan dari perpaduan antara kehidupan tradisional dan modern.
Beberapa situs tradisional masih terjaga dengan baik sampai sekarang.
Suasana malam dengan lampu romantis membuat Yogyakarta menjadi
kawasan yang menarik untuk dikunjungi, tidak hanya untuk sekali tapi
juga menciptakan momen nostalgia dan membawa wisatawan untuk
kembali. Kesenian dan budaya tradisional seperti gamelan, tarian
tradisional mengingatkan siapa saja yang melihatnya pada kehidupan
masa lalu. Umumnya, obyek wisata budaya ini berada disekitar Istana
Sultan. Kraton adalah pusat budaya mengacu pada kehidupan budaya
kerajaan Mataram. Perkembangan kehidupan modern ini ditandai
dengan perkembangan teknologi modern yang memungkinkan untuk
berkembangnya kehidupan tradisional di Yogyakarta secara harmonis.
Kondisi seperti itu menciptakan kehidupan dan perilaku social
Yogyakarta sebagai orang yang sopan. Berbagai kesenian tradisional,
situs, kendaraan, dan arsitektur tradisional menjadikan Yogyakarta
sebagai "museum budaya Jawa yang hidup."
Tinjuan Pustaka
Analisis faktor adalah teknik untuk menggabungkan pertanyaan atau
variabel yang bisa dibuat faktor baru dan juga menggabungkan target
untuk membuat grup baru secara berurutan. Faktor Analisis dilakukan
dari analisis teknik interdependensi karena dianalisis Interkoneksi antara
pertanyaan, variabel atau target. Faktor analisis memiliki karakter yang
berbeda dengan Uji statistik lainnya seperti uji t atau ANOVA karena
ini bukan tes untuk perbedaan antara kelompok subjek.
Analisis faktor membentuk struktur rumit yang digunakan untuk
mengidentifikasi hubungan antara seperangkat variabel yang diamati
biasanya dalam jumlah besar. Selanjutnya, variabelnya dikurangi
menjadi dimensi atau faktor yang lebih kecil dengan karakter yang
hampir sama (Nunnally dan Bernstein, 1994). Ada dua jenis analisis
faktor, yaitu eksplorasi dan konfirmatori. Exploratory factor analysis
(EFA) digunakan oleh peneliti yang tidak memiliki pengetahuan tentang
berapa banyak faktor yang dibutuhkan untuk menjelaskan hubungan
antara himpunan karakteristik, indikator atau item (Gorsuch, 1993;
Schmelkin dan Pedhazur, 1991; Tabachnick dan Fidell, 2001). Oleh
karena itu, peneliti menggunakan metode analisis faktor untuk
menjelaskan faktor utama sebagai fokus modelnya. Sementara itu,
analisis faktor konfirmatori (CFA) digunakan oleh peneliti yang
memiliki pengetahuan yang cukup tentang kerangka kerja utama di
mana model akan ditinjau. Tujuan CFA adalah untuk menguji teori atau
hipotesis dan untuk membandingkan struktur faktor.
Ada beberapa fase mendasar untuk menghitung Eksploratori Faktor
Analisis (EFA). Pertama adalah mengidentifikasi pertanyaan yang
mewakili variabel yang akan dipilih dengan menggunakan dua metode
pendekatan, yaitu wawancara mendalam dan intelijen bisnis dengan
focus group discussion.
Kedua, menyiapkan data untuk perhitungan matriks korelasi dengan
memilih indikator atau variabel layak untuk dimasukkan dalam analisis
faktor. Seleksi dilakukan dengan analisis faktor melalui proses reduksi
data dengan mengelompokkan sejumlah variabel dengan korelasi kuat.
Variabel dengan korelasi lemah dan variabel lainnya akan dikecualikan
dari analisis faktor. Proses reduksi data dilakukan dengan
membandingkan skal-skala uji KMO-MSA dan Barlett.
Ketiga adalah meringkas semua variabel untuk mengekstrak faktor
awal. Variabel yang dipilih akan dikelompokkan pada faktor tertentu.
Ada dua pendekatan dalam proses penggalian faktor awal, yaitu
principal component analysis (PCA) dan common factor analysis
(CFA). Keuntungan PCA adalah pemahamannya yang mudah dan biasa
digunakan dalam proses ekstraksi untuk analisis faktor. Namun PCA
juga memiliki kelemahan karena pola cenderung melebih-lebihkan
hubungan antara seperangkat variabel linier.
Keempat adalah memutar faktor. Faktor-faktor yang telah ditetapkan
umumnya menggambarkan perbedaan antara faktor-faktor karena suatu
faktor harus memiliki perbedaan yang signifikan dengan faktor-faktor
lainnya. Oleh karena itu, rotasi diperlukan untuk mengklarifikasi isi
faktor dan untuk memperjelas apakah faktor-faktor tersebut terbentuk
secara signifikan berbeda dari yang lain. Ada dua jenis rotasi yaitu
ortogonal dan oblique yang masing-masing memiliki asumsi yang
berbeda.
Kelima, menyempurnakan solusinya, disimpulkan bahwa solusinya
telah diperoleh dan mengidentifikasi faktor-faktor yang telah ditetapkan
pemurnian faktor pemuatan nilai faktor yang telah diputar. Nilai faktor
pembebanan ditunjukkan oleh tabel 'matriks komponen yang diputar
atau matriks struktur faktor terputar', yang berisi item dengan korelasi
antara faktor. Item dianggap memberi yang jelas dan kuat jika nilai
pemuatannya lebih dari 0,90 namun kurang dari 0,60 jika item tersebut
dianggap lemah.
Metode Penelitian
Penelitian ini, menggunakan Exploratory Factor Analysis (EFA). Ini
berarti bahwa variabel akan dipilih secara independen. Focus Group
Discussion dengan pihak-pihak yang terkait dengan masalah penelitian
untuk mengatur variabel yang akan ditinjau. Focus Group Discussion
dilakukan untuk menghasilkan 21 item pertanyaan. Dua puluh satu item
tersebut diajukan kepada responden untuk mengetahui keadaan-keadaan
informasi pariwisata Yogyakarta yang kemudian digunakan dalam
analisis faktor. Semua pertanyaan memiliki nada positif dan dibuat
dalam skala likert 1 sampai 6 (sangat tidak setuju sampai sangat setuju).
Jadi proses reduksi data dilakukan untuk keperluan perhitungan matriks
korelasi. Hal ini untuk memilih indikator atau variabel atau pertanyaan
yang masuk akal yang harus disertakan dalam analisis faktor. Maka
variabel yang memiliki korelasi kuat dikelompokkan. Jika variabel
berkorelasi lemah dengan variabel lain, variabel ini kemudian
dikecualikan dari analisis faktor. Semua proses dalam penelitian ini
menggunakan perangkat lunak SPSS. Proses reduksi data dilakukan
dengan skala untuk mendapatkan angka KMO-MSA dan Barlett's Test.
Langkah selanjutnya adalah meringkas variabel sehingga mendapatkan
lebih sedikit faktor (penggalian faktor awal). Penelitian ini
menggunakan analisis Principal Component Analysis (PCA) untuk
proses ekstraksi karena mudah dipahami dan dianggap lebih sesuai
dengan tujuan penelitian ini. Komponen Utama merangkum informasi
yang ada menjadi sejumlah variabel dan faktor. Konsep informasi dalam
PCA adalah total informasi pada masing-masing variabel.
Proses selanjutnya adalah rotasi. Penelitian ini menggunakan rotasi
ortogonal yang mengasumsikan bahwa tidak ada korelasi antar faktor.
Pendekatan yang dipilih untuk melakukan rotasi ortogonal adalah
varimax. Varimax dapat menyederhanakan kolom-load factor-loading
matrix dengan memaksimalkan variasi pemuatan dan memaksimalkan
perbedaan antara pemuatan tinggi dan pemuatan rendah. Selain itu,
varimax mudah diterjemahkan memberikan informasi yang jelas tentang
korelasi antara item dengan faktor yang terbentuk.
Langkah terakhir, penutup solusi yang didapat dan penamaan faktor-
faktor yang telah terbentuk (menyempurnakan solusi). Penelitian ini
tidak bertujuan untuk membuat proses regresi faktor-faktor tersebut
karena penelitian ini hanya ingin mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan wisatawan yang tertarik untuk berkunjung ke
Yogyakarta. Data diperoleh pada bulan November-Desember 2006.
Pemilihan responden bersifat acak. Sebanyak 194 sampel responden
dipilih antara wisatawan domestik berasal dari luar Yogyakarta dan
Magelang.
Hasil dan Pembahasan
 Profil Responden
Aspek pendidikan, sebanyak 47% dari total responden (92 orang)
memiliki standar mutu pendidikan universitas yang baik, baik tingkat
diploma, sarjana, dan lulusan. SMP diperhitungkan 18%, sedangkan
yang lainnya (27%) adalah SMA. Menyumbang 66% dari total
responden adalah status tunggal. Pendapatan rata-rata responden adalah
Rp 1.300.000 per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata turis yang
datang ke Yogyakarta adalah orang berpenghasilan menengah.
Pentingnya kunjungan ke Yogyakarta dibandingkan dengan kunjungan
ke kota lain agar responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini
ditinjau. Sebanyak 49,5% responden menyatakan bahwa kunjungan ke
Yogyakarta lebih penting daripada mengunjungi kota-kota lain.
Sebanyak 42,8% responden menyatakan tempat rekreasi sangat penting
sementara 40,7% responden menyatakan secara wajar. Rata-rata
pengeluaran responden adalah Rp 1.400.000. Sebanyak 31,4%
responden menghabiskan kurang dari Rp 500.000 dan Rp 500.001-Rp
1.500.000
Tabel 3. Pentingnya Kunjungan
Items Frequency %
Pentingnya mengunjungi
Yogyakarta dibandingkan
dengan yang lain
 Sangat Penting
 Sedang
 Kurang penting
 Tidak penting
96
68
6
24
49.5
35.1
3.1
12.4
Total 194 100
Pentingnya daerah rekreasi
dibandingkan dengan yang lain
 Sangat Penting
 Sedang
 Kurang penting
 Tidak penting
83
79
3
29
42.8
40.7
1.5
14.9
Total 194 100
Pandangan responden terhadap kondisi pariwisata Yogyakarta
Tabel 4: Pandangan responden terhadap kondisi pariwisata Yogyakarta
Item 1 2 3
Freq % Freq % Freq %
Mudah mendapatkan informasi di
Yogyakarta
0 0.0 31 16 163 84
Mudah untuk mendapatkan informasi
tentang area rekreasi
9 4.6 107 55.2 78 40.2
Mudah memasuki Yogyakarta 36 18.6 73 37.6 85 43.8
Mudah untuk memasuki daerah
rekreasi
81 41.8 51 26.3 62 32
Mudah untuk mengakses akomodasi 0 0.0 32 16.5 162 83.5
Mudah mengakses area hiburan 0 0.0 33 17 161 32.5
Mudah mengakses layanan publik 29 14.9 102 52.6 63 32.5
Mudah untuk menemukan pusat
souvenir
2 1.0 19 9.8 173 89.2
Merasa aman di Yogyakarta 0 0.0 22 11.3 172 88.6
Perhatian dan kepedulian terhadap
Gempa 27 Mei
0 0.0 48 24.7 146 75.3
Gempa 27 Mei sebagai salah satu
daya tarik untuk berkunjung ke
Yogyakarta
45 23.2 47 24.2 102 52.6
Tidak takut protes mahasiswa 0 0.0 36 18.6 158 81.5
Tidak ada gangguan vendor informal 112 57.7 55 28.4 27 13.9
Nyaman untuk transportasi modern 119 61.4 75 38.7 0 0
Nyaman untuk transportasi
tradisional
41 21.1 80 41.2 73 37.7
Puas dengan pelanyanan di area
rekreasi
67 34.5 59 30.4 68 35.1
Nyaman selama liburan 0 0.0 22 11.3 172 88.7
Menikmati sifat dan karakteristik
masyarakat
0 0.0 11 5.7 183 94.4
Pilihan tempat wisata 0 0.0 5 2.6 189 97.4
Pengalaman unik 0 0.0 5 2.6 189 97.5
Harga Terjangkau 0 0.0 8 4.1 186 95.8
Keterangan
1. Tidak setuju; Kombinasi skala likert 1 & 2
2. Netral; Kombinasi dari skala likert 3 & 4
3. Setuju; Kombinasi dari skala likert 5 & 6
Sumber : Pengolahan data
Tabel 4 menunjukkan pandangan responden mengenai kondisi
pariwisata Yogyakarta. Terhitung 163 responden (84%) menyatakan
bahwa dengan mudah mendapatkan informasi lengkap tentang
Yogyakarta. Sebanyak 78 responden (40,2%) menyatakan bahwa
mereka sepakat bahwa dengan mudah memperoleh informasi yang
komprehensif tentang tempat-tempat rekreasi di Yogyakarta. Ini berarti
informasi lengkap tentang Yogyakarta dan daerah rekreasi mudah
ditemukan baik melalui agen pariwisata / travel, media cetak, media
elektronik, atau internet. Persepsi responden terhadap kemudahan
transportasi antara kota / negara bagian ke Yogyakarta terdiri dari 36
orang (18,6%) tidak setuju dan 85 orang (43,8%) setuju bahwa
transportasi mudah ke Yogyakarta. Lain halnya dengan pandangan
responden terhadap kemudahan transportasi ke tempat rekreasi di
Yogyakarta adalah 41,8% responden dinyatakan mengalami kesulitan.
Mereka masih perlu menggunakan kendaraan pribadi karena sulit
mengakses angkutan umum.
Sejumlah 162 orang (83,5%) menyatakan bahwa mudah untuk
menemukan fasilitas seperti akomodasi di Yogyakarta seperti guest
house, hotel, penginapan, hostel, dan lain sebagainya di Yogyakarta.
Yogyakarta memiliki banyak tempat hiburan. Ini adalah pandangan dari
161 responden (83%) yang menyatakan bahwa mereka dengan mudah
memenuhi berbagai tempat hiburan di Yogyakarta. Sementara kondisi
dan ketersediaan layanan publik seperti rumah sakit, kantor polisi,
menyumbang 14,9% dari total responden menyatakan mereka tidak
mudah menemukan layanan tersebut. Sebanyak 173 responden (89,2%)
sepakat bahwa mereka mudah menemukan tempat-tempat penjualan
souvenir di Yogyakarta. Hanya 2 orang yang mengatakan bahwa mereka
tidak setuju dengan pernyataan ini. Keadaan ini menambah daya tarik
bagi wisatawan karena Yogyakarta juga terkenal dengan kualitas dan
kerajinannya yang unik.
Gempa yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 di Yogyakarta
menimbulkan kekhawatiran tidak hanya di Indonesia tapi juga
masyarakat internasional. Ditemukan bahwa 146 responden (75,3%)
menyatakan keprihatinan akan dampak gempa di Yogyakarta. Gempa di
Yogyakarta juga bisa menjadi faktor penentu bagi masyarakat Indonesia
untuk berkunjung ke Yogyakarta seperti yang dinyatakan oleh 102
responden (52,6%). Kunjungan mereka bisa diartikan membantu
menghidupkan kembali kondisi pariwisata Yogyakarta yang hancur
akibat gempa. Namun, ada 45 orang (23,2%) yang tidak tertarik
mengunjungi Yogyakarta setelah gempa karena ada ketakutan akan
gempa bumi yang sama.
Menyumbang 81,5% dari total responden menyatakan tidak takut
dengan demonstrasi mahasiswa. Yogyakarta dikenal sebagai kota
pendidikan, dimana banyak siswa berasal dari berbagai daerah di
Indonesia. Mereka sering melakukan demonstrasi untuk menyampaikan
aspirasi mereka. Menurut 112 responden (57,7%), keberadaan vendor
informal itu mengganggu. Pedagang sering memaksa wisatawan untuk
membeli barang yang ditawarkan. Oleh karena itu keberadaan pedagang
tersebut harus dikelola agar tidak mengganggu aktivitas pariwisata
Yogyakarta. Secara keseluruhan wisatawan merasa aman di
Yogyakarta, seperti yang diungkapkan oleh 172 responden (88,6%).
Transportasi modern (taksi, bus) di Yogyakarta tidak cukup nyaman
untuk 119 responden (61,4%). Pada transportasi tradisional (becak,
andong) sebanyak 37,7% responden menyatakan nyaman menggunakan
transportasi tradisional di Yogyakarta, namun 41 orang (21,1%)
mengaku tidak nyaman menggunakan transportasi tradisional ini. Secara
keseluruhan wisatawan yang datang berkunjung ke Yogyakarta merasa
nyaman saat berlibur di Yogyakarta.
Salah satu tempat wisata di Yogyakarta merupakan ciri khas masyarakat
yang santun dan ramah. Ada 183 responden (94,4%) menyatakan
ungkapan ini. Tidak hanya tentang karakteristik masyarakatnya,
Yogyakarta juga memiliki banyak pilihan tempat rekreasi mulai dari
alam (pegunungan, pantai, hutan), budaya, sejarah, pendidikan, dan
wisata kuliner. Selain itu, 189 responden (97,5%) menyatakan bahwa
pengalaman turnya unik di Yogyakarta dan 95,8% dari total responden
menyatakan perjalanan ke Yogyakarta relatif lebih murah dibandingkan
kota lain. Artinya, pariwisata Yogyakarta terjangkau untuk setiap
tingkat pendapatan.
Hasil Empiris Analisis Faktor
Penentuan indikator atau variabel yang diuraikan dalam bentuk
pertanyaan yang harus dilakukan dengan Focus Group Discussion
dengan beberapa travel agent. Focus Group Discussion dilakukan
dengan 21 item pertanyaan yang diajukan responden untuk
mengidentifikasi persepsi responden terhadap pariwisata Yogyakarta.
Pada Tabel 5 di bawah ini menunjukkan item yang digunakan dalam
penelitian ini. Semua pertanyaan memiliki nada positif dan persepsi
responden menunjukkan skala likert dengan 1 sampai 6 yaitu:
1. Tidak benar-benar setuju
2. Tidak setuju
3. Netral (tidak dipegang)
4. Kesepakatan yang sederhana
5. Setuju
6. Sangat setuju
Setelah informasi tentang persepsi responden terhadap kondisi
pariwisata Yogyakarta didapat, maka langkah selanjutnya adalah proses
reduksi data. Pengurangan data dilakukan untuk memilih variabel atau
indikator, atau pertanyaan yang masuk akal untuk dimasukkan dalam
analisis berdasarkan faktor korelasi. Jika variabel berkorelasi dengan
variabel lemah maka variabel-variabel ini akan dikecualikan dari
analisis faktor. Semua proses dalam penelitian ini menggunakan
software SPSS. Proses reduksi data dilakukan dengan skala untuk
melihat bagaimana sebuah angka KMOMSA dan Barlett's Test.
Tabel 5: Indokator yang digunaka dalam faktor analisis
No Indikator
1 Mudah mendapatkan informasi di Yogyakarta
2 Mudah untuk mendapatkan informasi tentang area rekreasi
3 Mudah memasuki Yogyakarta
4 Mudah untuk memasuki daerah rekreasi
5 Mudah mengakses akomodasi
6 Mudah mengakses area hiburan
7 Mudah mengakses layanan publik
8 Mudah untuk menemukan pusat souvenir
9 Merasa aman di Yogyakarta
10 Perhatian dan kepedulian terhadap Gempa 27 Mei
11 Gempa 27 Mei sebagai salah satu daya tarik untuk berkunjung
ke Yogyakarta
12 Tidak takut protes mahasiswa
13 Tidak ada gangguan vendor informal
14 Nyaman untuk transportasi modern
15 Nyaman untuk transportasi tradisional
16 Puas dengan pelanyanan di area rekreasi
17 Nyaman selama liburan
18 Menikmati sifat dan karakteristik masyarakat
19 Pilihan tempat wisata
20 Pengalaman unik
21 Harga Terjangkau
Tabel 6 di bawah ini menunjukkan jumlah angka MSA diperoleh dari
kovarian matriks anti-citra. MSA adalah jumlah matriks diagonal
kondisi dan tidak boleh kurang dari 0,50. Jika jumlahnya kurang dari
0:50 berarti item harus keluar dari analisis faktor. Proses penghilangan
barang dilakukan satu per satu mulai dari yang terkecil sampai nilai
semua MSA lebih dari 0,50. Proses pertama, nilai MSA adalah item
terkecil 8, kemudian 8 item dikecualikan dari analisis faktor. Proses ini
berakhir sampai semua nilai MSA lebih dari 0,50. Proses reduksi data
akhirnya menghasilkan 14 item.
Selain nilai MSA, nilai KMO-Barlett'test juga harus diperhatikan. Tabel
7 di bawah ini menunjukkan jumlah nilai KMO-Barlett'test untuk setiap
proses reduksi data yang dilakukan. Jika nilai KMO kurang dari 0:50
maka proses reduksi data tidak bisa dilakukan. Hasil penelitian
menemukan bahwa nilai proses reduksi delapan data KMO lebih dari
0,50, ini berarti delapan proses reduksi data dapat dilakukan. Selain itu,
nilai skala Barlett'test kira-kira perkiraan nilai chi-kuadrat dan
signifikansi. Hasil empiris menunjukkan bahwa delapan proses reduksi
data signifikan (0.00).
Tabel 6. Nilai MSA
V 1 2 3 4 5 6 7 8
MSA Erti MSA Erti MSA Erti MSA Erti MSA Erti MSA Erti MSA Erti MSA Erti
1 0.428 * 0.433 *
2 0.517 ** 0.545 ** 0.546 ** 0.543 ** 0.534 ** 0.541 ** 0.548 ** 0.577 **
3 0.472 * 0.475 * 0.489 * 0.507 ** 0.498 *
4 0.448 * 0.446 * 0.443 *
5 0.496 * 0.503 ** 0.5 ** 0.492 * 0.503 ** 0.495 * 0.524 ** 0.528 **
6 0.522 ** 0.498 * 0.485 * 0.485 * 0.501 ** 0.512 ** 0.53 ** 0.503 **
7 0.598 ** 0.602 ** 0.601 ** 0.597 ** 0.595 ** 0.599 ** 0.602 ** 0.615 **
8 0.418 *
9 0.44 * 0.45 * 0.477 * 0.496 * 0.505 ** 0.501 ** 0.523 ** 0.587 **
10 0.527 ** 0.527 ** 0.533 ** 0.532 ** 0.521 ** 0.54 ** 0.535 ** 0.533 **
11 0.532 ** 0.558 ** 0.541 ** 0.535 ** 0.561 ** 0.557 ** 0.548 ** 0.559 **
12 0.534 ** 0.544 ** 0.545 ** 0.564 ** 0.558 ** 0.556 ** 0.545 ** 0.502 **
13 0.45 * 0.462 * 0.461 * 0.481 * 0.512 ** 0.512 ** 0.511 ** 0.508 **
14 0.537 ** 0.539 ** 0.537 ** 0.564 ** 0.56 ** 0.561 ** 0.553 ** 0.553 **
15 0.512 ** 0.51 ** 0.504 ** 0.499 * 0.499 * 0.486 *
16 0.516 ** 0.511 ** 0.56 ** 0.571 ** 0.58 ** 0.557 ** 0.574 ** 0.57 **
17 0.484 * 0.523 ** 0.54 ** 0.538 ** 0.55 ** 0.553 ** 0.556 ** 0.554 **
18 0.505 ** 0.504 ** 0.53 ** 0.512 ** 0.506 ** 0.496 ** 0.491 *
19 0.495 * 0.494 * 0.482 * 0.49 * 0.508 ** 0.503 ** 0.52 ** 0.515 **
20 0.569 ** 0.565 ** 0.559 ** 0.566 ** 0.574 ** 0.582 ** 0.564 ** 0.572 **
21 0.434 * 0.439 * 0.45 * 0.444 *
Sumber: pengolahan data. MSA <0,50 tidak diterima dan MSA> 0,50
diterima * tidak diterima ** diterima
Tabel 7. Ringkasan reduksi data
1 2 3 4 5 6 7 8
KMO 0.506 0.513 0.520 0.528 0.538 0.538 0.546 0.550
Barlett’s test App.
Chi-square
387.089 368.867 346.300 309.266 290.741 275.970 231.730 192.751
Df 210 190 171 153 136 120 105 91
Sig 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sumber: pengolahan data
Tabel 8. Keputusan reduksi data
V Keputusan Reduksi Data
MSA Note
2 0.577 Digunakan
5 0.528 Digunakan
6 0.503 Digunakan
7 0.615 Digunakan
9 0.587 Digunakan
10 0.533 Digunakan
11 0.559 Digunakan
12 0.502 Digunakan
13 0.508 Digunakan
14 0.553 Digunakan
16 0.57 Digunakan
17 0.554 Digunakan
19 0.515 Digunakan
20 0.572 Digunakan
Sumber : Pengolahan data
Proses reduksi data menghasilkan 14 item yang akan digunakan dalam
analisis faktor seterusnya, artinya ada 7 item yang tidak termasuk dalam
analisis faktor. Proses selanjutnya adalah meringkas variabel sehingga
menghasilkan variabel yang kurang (penggalian faktor awal).
Pendekatan studi ini menggunakan Principal Component Analysis
(PCA). Hasil PCA dapat dilihat pada Tabel 9.
Komponen Utama mengandung nilai Eigen awal, jumlah ekstraksi
pemuatan kuadrat, rotasi dan jumlah pemuatan kuadrat seperti terlihat
pada Tabel 9. Kondisi awal nilai eigen yang digunakan lebih dari 1. Dari
14 item, hanya ada 4 item. Yang memiliki nilai eigen awal lebih dari 1
yang berarti 14 item tersebut dikelompokkan menjadi 4 kelompok
faktor. Dengan demikian keempat faktor dari 14 item yang juga
memiliki jumlah ekstraksi nilai pemuatan kuadrat, rotasi dan jumlah
pemuatan kuadrat lebih dari 1. Ini memenuhi kriteria dalam proses
pembentukan faktor dalam proses ekstraksi dengan pendekatan
principal component analysis (PCA).
Tabel 9. Penjelasan Total Varians
V Total Variance Explained
Initial Eigenvalues Extraction Sums of
Squared Loadings
Rotation Sums of
Squared Loadings
1 1.920 1.920 1.687
2 1.637 1.637 1.517
3 1.377 1.377 1.488
4 1.146 1.146 1.387
5 1.094
6 1.016
7 .924
8 .887
9 .859
10 .779
11 .691
12 .599
13 .569
14 .502
Tabel 10. Value of Rotation Process
Component
1 2 3 4
X2 -.522 -.0.41 .012 .103
X5 -.012 -.028 .681 -.227
X6 .360 -.066 .170 .140
X7 .674 .347 -.017 -.086
X9 -.403 -.175 .120 .049
X10 .137 .572 -.063 -.004
X11 -.002 -.057 -.050 .758
X12 .017 .686 .007 .071
X13 -.440 .319 .289 .224
X14 .036 .627 .031 -.308
X16 .043 .183 .703 .158
X17 -.049 .164 -.587 -.708
X19 .023 .031 -.122 -.708
X20 .671 -.044 .193 .167
Sumber : Pengolahan data
Faktor yang diidentifikasi dari proses ekstraksi tidak dapat
dipertimbangkan untuk mendapatkan faktor komponen yang jelas dan
biasanya kurang jelas menggambarkan perbedaan antar faktor. Faktor
harus berbeda secara signifikan dengan faktor lainnya. Oleh karena itu
diperlukan proses rotasi (Tabel 10) untuk mengetahui kandungan faktor
yang jelas dan kejelasan apakah faktor-faktor yang telah terbentuk
berbeda dengan faktor lainnya yang signifikan.
Kemudian kesimpulan solusi telah diperoleh dan untuk memberi nama
faktor (refining the solution). Hal ini dilakukan dengan menganalisis
tabel 'matriks komponen yang diputar atau matriks struktur faktor
rotasi', yang berisi korelasi antara faktor-faktor tersebut. Ringkasan hasil
perbaikan solusi bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 11. Ringkasan refining the solution
item Note
X7 Kemudahan mengakses layanan publik
X20 Pengalaman unik
X12 Tidak takut protes mahasiswa
X14 Nyaman untuk transportasi modern
X5 Kemudahan akomodasi
X16 Puas dengan layanan di area rekreasi
X11 Gempa 27 Mei menarik untuk dikunjungi
X19 Banyak pilihan untuk dikunjungi
Sebenarnya terlalu banyak variasi item yang termasuk dalam faktor, jadi
ini menyebabkan berkurang maknanya. Faktor pertama adalah
ketersediaan akomodasi meliputi pelayanan publik, hotel, penginapan,
akomodasi dan fasilitas lainnya yang dapat dengan mudah ditemukan di
tempat manapun di Yogyakarta. Hal ini penting karena ketersediaan
akomodasi merupakan kebutuhan dasar bagi wisatawan untuk dapat
melakukan perjalanan dengan nyaman. Kedua, faktor kenyamanan
selama berada di Yogyakarta dan yang ketiga adalah banyaknya tempat
wisata unik yang memperkaya pengalaman unik bagi wisatawan. Semua
faktor ini bila didukung dengan layanan akan memuaskan wisatawan
dan menarik mereka untuk melakukan kunjungan kembali ke
Yogyakarta.
Kesimpulan dan Saran
Banyak pandangan responden tentang kondisi pariwisata di Yogyakarta
dijelaskan dalam penelitian ini. Menurut responden, informasi mengenai
pariwisata Yogyakarta sangat mudah didapat melalui berbagai cara
sehingga memudahkan wisatawan untuk merencanakan kunjungannya
di Yogyakarta. Wisatawan dengan mudah mendapatkan transportasi ke
Yogyakarta. Namun, begitu mereka masuk, beberapa wisatawan merasa
kurang nyaman dengan pelayanan transportasi modern seperti taksi dan
bus. Ketidaknyamanan ini menyebabkan banyak wisatawan
menggunakan kendaraan pribadi dan mobil sewaan untuk perjalanan
mereka. Di sisi lain, transportasi tradisional seperti becak, andong lebih
disukai oleh wisatawan karena memberikan pengalaman unik saat
berada di Yogyakarta.
Ketersediaan akomodasi seperti pelayanan publik, hiburan, hotel,
penginapan, souvenir lengkap dan mudah ditemukan. Secara umum,
para wisatawan merasa nyaman di Yogyakarta karena keselamatannya
dan didukung oleh karakteristik masyarakat Yogyakarta yang ramah,
kesopanan dan keterbukaan kepada setiap orang yang datang
berkunjung ke Yogyakarta. Selain itu, responden berpendapat bahwa
pariwisata Yogyakarta terjangkau untuk berbagai tingkat pendapatan
karena relatif lebih murah dibanding atraksi kota lainnya.
Secara keseluruhan, pengunjung merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan di lokasi rekreasi. Namun demikian, ada beberapa
ketidaknyamanan dalam aspek keragaman dan fasilitas kegiatan di area
rekreasi. Kondisi ini menyebabkan beberapa pengunjung merasa tidak
puas. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk memperbaiki dan
mengembangkan lokasi rekreasi dengan atribut historis, budaya dan
alam untuk meningkatkan daya tarik wisata dan kunjungan.
Daftar Pustaka
Badan Pariwisata Daerah DIY. (2005). Statistik pariwisata DIY 2005.
Yogyakarta: Baparda DIY.
Badan Pariwisata Daerah DIY. (2006). RIP program DIY 2006.
Yogyakarta: Baparda DIY.
Badan Pariwisata Daerah Propinsi DIY. (2004). “Analisa kesan
wisatawan terhadap Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”.
Research Report. Badan Pariwisata Daerah Propinsi DIY.
Badan Pusat Statistik. (2004). DIY dalam angka 2004. Yogyakarta:
Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2006). Beberapa indikator penting sosial-
ekonomi Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Child, Dennis. (1970). The essentials of factor analysis. Britain: Holt,
Rinehart and Winston Ltd.
Cooper, Chris & etc. (2005). Tourism principles and practice. Third
Edition. Essex: Pearson Education Limited.
Dinas Pariwisata Propinsi DIY dan Pusat Studi Pariwisata UGM.
(2001). “Analisis pasar wisatawan nusantara: profil pasar
wisatawan nusantara Jawa Timur tahun 2001”. Research Report.
Dinas Pariwisata Propinsi DIY dan Pusat Studi Pariwisata UGM.
Greene, William H. (1990). Econometric analysis. New York: Mcmillan
Publishing Company.
Gujarati, Damodar N. (2003). Basic econometrics. Fifth Edition. New
York: McGraw Hill.
Harman, Harry, H. (1976). Modern factor analysis. Third Edition
Revised. Chicago and London: The Universiti of Chicago Press.
Hijjawi, Debra S., Wilson, Melvin., & Turkheimer, Erik. (2003). “An
exploratory analysis of factor involvement in low-income
families”. Working Paper No. 03-01-FF: Center for Research on
Child Wellbeing University of Virginia.
Jong-A-Pin, Richard. (2006). On the measurement of political instability
and its impact on the economic growth. EPCS Annual Meeting,
2006, Turku, Finland.
Klein, Michael W. (2002). Mathematical methods for economics.
Second Edition. AddisonWesley: Pearson Education Inc.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. (2005). Peningkatan daya saing
ekonomi Indonesia: studi kasus industri pariwisata. Disampaikan
pada Acara Seminar Hasil-Hasil Pengkajian P2E-LIPI Tahun
2005, pada Tanggal 7-8 Desember 2005.
Liao, Ziqi & Wong, Wing-Keung. (2007). “The determinants of
customer interactions with internet-enabled e-banking services”.
Working Paper No. 0701: Department of Economics National
University of Singapore.
Mueller, Charles W & Jae-On Kim. (1982). Introduction to factor
analysis: what it is and how to do it. Beverly Hills: SAGE
Publications Inc.
Mueller, Charles W & Jae-On Kim. (1990). Factor analysis: statistical
methods and practical issues. California: SAGE Publications Inc.
Penerbit Andi Bekerjasama dengan Wahana Komputer Semarang.
(2004). Pengolahan data statistik dengan SPSS 12. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Pett, Marjorie A, Lackey, Nancy R & Sullivan, John J. (2003). Making
sense of factor analysis: the use of factor analysis for instrument
development in health care research. London: Sage Publication
Ltd.
Sabatini, Fabio. (2005). “Measuring social capital in Italy: an
exploratory analysis”. Working Paper 12: Facolta di Economia di
Forli-Corso di Laurea in Economia delle Imprese Cooperative e
delle ONP.
Stabler, Mike & Sinclair, M. Thea. (1997). The economics of tourism.
New York and London: Routledge.
Wahab, S. (1996). Manajemen kepariwisataan. Alih Bahasa oleh: Drs
Gromang F. Jakarta: PT Pradya Paramita.

More Related Content

Similar to Mpa 1,winda hapzi ali, analisis faktor, universitas mercu buana, 2017

MASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdf
MASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdfMASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdf
MASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdfVitusAntonio
 
STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...
STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...
STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...Nyoman Rudana
 
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Eko Efendi
 
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09Mellianae Merkusi
 
Proyek Akhir Pengaruh Kepadatan Pengunjung Terhadap Pengalaman Pengunjung di ...
Proyek Akhir Pengaruh Kepadatan Pengunjung Terhadap Pengalaman Pengunjung di ...Proyek Akhir Pengaruh Kepadatan Pengunjung Terhadap Pengalaman Pengunjung di ...
Proyek Akhir Pengaruh Kepadatan Pengunjung Terhadap Pengalaman Pengunjung di ...Rumba .
 
Powerpoint materi sumber daya Pariwisata.pptx
Powerpoint materi sumber daya Pariwisata.pptxPowerpoint materi sumber daya Pariwisata.pptx
Powerpoint materi sumber daya Pariwisata.pptxDzNuha
 
Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...
Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...
Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...Adelia Adelia
 
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARAPENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARADede Saputra
 
Laporan penelitian analisis pengaruh daya tarik wisata, aksesibilitas, fasili...
Laporan penelitian analisis pengaruh daya tarik wisata, aksesibilitas, fasili...Laporan penelitian analisis pengaruh daya tarik wisata, aksesibilitas, fasili...
Laporan penelitian analisis pengaruh daya tarik wisata, aksesibilitas, fasili...anwani9
 
Kebijakan pemerintah provinsi jawa tengah pada kspn sangiran
Kebijakan pemerintah provinsi jawa tengah pada kspn sangiranKebijakan pemerintah provinsi jawa tengah pada kspn sangiran
Kebijakan pemerintah provinsi jawa tengah pada kspn sangiranawan putih
 
KESIAPAN MASYARAKAT CODE UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP DENGAN MEMANFAA...
KESIAPAN MASYARAKAT CODE  UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP  DENGAN MEMANFAA...KESIAPAN MASYARAKAT CODE  UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP  DENGAN MEMANFAA...
KESIAPAN MASYARAKAT CODE UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP DENGAN MEMANFAA...Salisa Setiawati
 
7 jurnal-penelitian2
7 jurnal-penelitian27 jurnal-penelitian2
7 jurnal-penelitian2Sholi Hin
 
REVITALISASI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI DESA LINGGA KABUPATEN KARO
REVITALISASI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI DESA LINGGA KABUPATEN KAROREVITALISASI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI DESA LINGGA KABUPATEN KARO
REVITALISASI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI DESA LINGGA KABUPATEN KAROsamerdanta sinulingga
 

Similar to Mpa 1,winda hapzi ali, analisis faktor, universitas mercu buana, 2017 (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
MASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdf
MASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdfMASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdf
MASYARAKAT KAMPUNG URUG, SUKAJAYA, BOGOR.pdf
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...
STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...
STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...
 
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
 
Wisata kota
Wisata kotaWisata kota
Wisata kota
 
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
Buletin Litbang Bappeda Kota Palangka Raya Edisi 09
 
LINGKAR, Bahan Ajar Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana SMP/MTs
LINGKAR, Bahan Ajar Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana SMP/MTsLINGKAR, Bahan Ajar Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana SMP/MTs
LINGKAR, Bahan Ajar Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana SMP/MTs
 
Proyek Akhir Pengaruh Kepadatan Pengunjung Terhadap Pengalaman Pengunjung di ...
Proyek Akhir Pengaruh Kepadatan Pengunjung Terhadap Pengalaman Pengunjung di ...Proyek Akhir Pengaruh Kepadatan Pengunjung Terhadap Pengalaman Pengunjung di ...
Proyek Akhir Pengaruh Kepadatan Pengunjung Terhadap Pengalaman Pengunjung di ...
 
Cover dll
Cover dllCover dll
Cover dll
 
PPT ISLAMI FAJRI.pptx
PPT ISLAMI FAJRI.pptxPPT ISLAMI FAJRI.pptx
PPT ISLAMI FAJRI.pptx
 
PETAKUMU
PETAKUMUPETAKUMU
PETAKUMU
 
Powerpoint materi sumber daya Pariwisata.pptx
Powerpoint materi sumber daya Pariwisata.pptxPowerpoint materi sumber daya Pariwisata.pptx
Powerpoint materi sumber daya Pariwisata.pptx
 
Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...
Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...
Optimalisasi potensi taman jurug guwo luweng sebagai alternatif destinasi wis...
 
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARAPENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
 
Laporan penelitian analisis pengaruh daya tarik wisata, aksesibilitas, fasili...
Laporan penelitian analisis pengaruh daya tarik wisata, aksesibilitas, fasili...Laporan penelitian analisis pengaruh daya tarik wisata, aksesibilitas, fasili...
Laporan penelitian analisis pengaruh daya tarik wisata, aksesibilitas, fasili...
 
Kebijakan pemerintah provinsi jawa tengah pada kspn sangiran
Kebijakan pemerintah provinsi jawa tengah pada kspn sangiranKebijakan pemerintah provinsi jawa tengah pada kspn sangiran
Kebijakan pemerintah provinsi jawa tengah pada kspn sangiran
 
KESIAPAN MASYARAKAT CODE UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP DENGAN MEMANFAA...
KESIAPAN MASYARAKAT CODE  UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP  DENGAN MEMANFAA...KESIAPAN MASYARAKAT CODE  UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP  DENGAN MEMANFAA...
KESIAPAN MASYARAKAT CODE UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP DENGAN MEMANFAA...
 
7 jurnal-penelitian2
7 jurnal-penelitian27 jurnal-penelitian2
7 jurnal-penelitian2
 
REVITALISASI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI DESA LINGGA KABUPATEN KARO
REVITALISASI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI DESA LINGGA KABUPATEN KAROREVITALISASI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI DESA LINGGA KABUPATEN KARO
REVITALISASI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI DESA LINGGA KABUPATEN KARO
 

Recently uploaded

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 

Recently uploaded (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 

Mpa 1,winda hapzi ali, analisis faktor, universitas mercu buana, 2017

  • 1. METODE PENELITIAN FAKTOR ANALISIS BUDAYA, SEJARAH, DAN DETERMINAN WISATA ALAM DI YOGYAKARTA : PERSPEKTIF WISATAWAN DOMESTIK Winda Widyanty 67116020011 PROGRAM DOKTOR MANAGEMENT FAKULTAS PASCA SARJANA UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017
  • 2. Analisis Faktor dari Budaya, Sejarah, dan Determinan Wisata Alam di Yogyakarta : Perspektif Wisatawan Domestik. Anggi Rahajeng (Staf dan Peneliti Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada) Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta dengan menggunakan teknik analisis faktor. Selanjutnya, penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi persepsi wisatawan terhadap pariwisata Yogyakarta. Wisata Yogyakarta memiliki tiga atribut rekreasi utama, yaitu atribut budaya, sejarah, dan alam. Hasil empirik menunjukkan bahwa, secara keseluruhan, pengunjung puas dengan layanan yang disediakan di tempat rekreasi yang dipilih. Namun, terdapat kekurangan fasilitas dan diversifikasi kegiatan rekreasi. Karena itu, beberapa faktor seperti akomodasi, kepuasan dan tempat rekreasi menjadi aspek penting untuk menarik pengunjung. Pendahuluan Yogyakarta merupakan tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Banyak faktor yang membuat Yogyakarta paling dicari setelah Bali. Faktor - faktor tersebut meliputi keragaman dan jumlah destinasi di Yogyakarta (ada lebih dari 50 tujuan wisata). Faktor lainnya adalah atribut budaya, sejarah dan alam sebagai ciri utama dan identitas unik wisata dari Yogyakarta. Atribut tersebut bisa menggambarkan pariwisata Yogyakarta secara keseluruhan. Meski Yogyakarta merupakan kawasan wisata yang menarik, jumlah wisatawan yang berkunjung masih relatif kecil dibandingkan daerah lain di Indonesia. Tabel 1 menunjukkan jumlah wisatawan yang mengunjungi Yogyakarta pada tahun 2003 yang menurun secara signifikan dari 204.527 wisatawan menjadi 53.548 pengunjung, dan jumlah wisatawan meningkat lagi pada tahun 2003 dan seterusnya. Rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara di Yogyakarta relatif pendek. Pada tahun 2005 durasi kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara hanya dua sampai tiga hari (Tabel 2).
  • 3. Tabel 1 : Jumlah Wisatawan Domestik dan Mancanegara yang Berkunjung ke Indonesia dan Yogyakarta Tahun Wisatawan Mancanegara Wisatawan Domestik Indonesia Yogyakarta Indonesia Yogyakarta 2001 5,153,620 103,838 103,884,3 2,860,278 2002 5,033,400 204,527 105,377,7 2,038,962 2003 4,467,021 53,548 110,031,3 1,819,323 2004 5,321,165 87,832 111,353,4 1,913,511 2005 5,002,101 79,844 112,701,2 1,913,603 Sumber : Dinas Pariwisata Yogyakarta, Statistik Pariwisata Yogyakarta 2005 Tabel 2 : Lama Tinggal di Yogyakarta 2001-2005 Akomodasi 2001 2002 2003 2004 2005 F D F D F D F D F D Hotel Berbintang 2.0 5 1.1 0 1.9 1 1.2 5 1.8 0 1.2 0 2.2 0 1.4 6 2.2 2 1.6 5 Hotel Tidak Berbintang 2.0 3 1.6 5 1.8 3 1.8 4 1.9 5 1.7 8 1.8 4 1.6 5 2.4 1 2.3 0 Rata-rata 2.0 4 1.3 8 1.8 4 1.5 3 1.8 8 1.5 0 2.0 2 1.5 6 1.3 2 1.9 8 Catatan: F = turis asing, D = wisatawan domestik Sumber: Dinas Pariwisata Yogyakarta, Statistik Turis Yogyakarta 2005 Beberapa upaya telah dilakukan terus menerus untuk menarik wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta dan masih harus ditingkatkan, apalagi setelah gempa di Yogyakarta pada Mei 2006. Pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk mendorong pariwisata di Yogyakarta. Karena itu, penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan untuk datang ke Yogyakarta. Untuk melakukannya sebuah model dibuat berdasarkan persepsi atau pandangan wisatawan. Tujuan Penelitian Studi ini mencoba untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta berdasarkan persepsi wisatawan domestik dan untuk mengetahui persepsi wisatawan domestik dari pariwisata Yogyakarta.
  • 4. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Yogyakarta. Potensi wisata Yogyakarta terbagi menjadi tiga, yaitu potensi alam, sejarah dan budaya.  Alam Utara, barat laut dan barat daya Yogyakarta adalah daerah pegunungan. Berdiri di utara Gunung Merapi, gunung berapi aktif. Letusan Gunung Merapi memiliki bentuk yang khas, itulah tipikal awan musim panas yang sering disebut wedhus gembel. Ada gunung menoreh di barat laut, sedangkan di sebelah tenggara adalah gunung Sewu yang sangat unik. Pegunungan Sewu terdiri dari bahan batu kapur dengan sungai bawah tanah, gua dan danau. Beberapa Pegunungan di daerah ini memiliki potensi ekowisata dan flora dan fauna yang indah sebagai Keanekaragaman hayati yang unik. Yogyakarta dikenal sebagai tempat yang menarik bagi peneliti, ahli geologi, dan Vulkanologi untuk gua di batu kapur dan untuk gunung berapi yang aktif. Sekitar Pantai Parangtritis adalah bukit pasir, yang disebut "gumuk" atau bukit pasir. Sutikno (seperti dikutip dari Sinar, 18 Mei 1996) menyatakan bahwa gundukan pasir jarang ditemukan di daerah basah tropis seperti itu. Yogyakarta memiliki kawasan hutan milik negara terbatas yang sebagian memiliki potensi sebagai Obyek wisata ekologi seperti hutan hujan tropis di lereng Gunung Merapi, Hutan sukses primer di dekat puncak Gunung Merapi, Decideous Jati yang unik Vegetasi, hutan di Gunung Kidul. Hutan tersebut dulu digali sebagai tempat pendidikan dan penelitian. Selain kawasan hutan, pertanian dan hortikultura dapat dikembangkan untuk agrowisata. Wisata agro sekarang telah dikembangkan di Kabupaten Sleman, yaitu di daerah utara sekitar Kaliurang dengan Salak Pondoh sebagai komoditas unggulan dan maju dari Yogyakarta. Kondisi seperti itu juga bisa ditemukan di Bantul, Kulon Progo dan Kabupaten Gunung Kidul yang juga berpotensi mengembangkan daerah wisata agro. Tanah, taman, halaman, kotak rumput berteras dan berbentuk terasiring merupakan objek yang sangat menarik untuk dikembangkan sebagai daya tarik agrowisata. Selain menciptakan agro wisata, pertanian dan perkebunan bisa menciptakan daerah hunian dengan pola garis dan lebar. Bentuk semacam itu menentukan sistem sosial dan budaya untuk pemukiman
  • 5. lainnya seperti di daerah pegunungan, dataran rendah, dan daerah pantai. Warga yang tinggal di Gunung batu kapur, misalnya di Gunung Kidul, secara kultural berbeda dengan mereka yang tinggal di wilayah aluvial di Bantul dan Kulon Progo. Perbedaan sistem sosial seperti itu masih ada berdasarkan filosofi Jawa yang membuatnya unik. Potensi ini dapat dikembangkan sebagai Obyek dan daya tarik wisata pedesaan.  Sejarah Bagi para arkeolog, Yogyakarta sangat menarik karena memiliki sekitar 36 candi atau tempat bersejarah. Candi Prambanan misalnya adalah Candi terbesar dan paling terkenal. Pura di Indonesia dibangun pada abad ke-9. Terletak di bagian timur, sekitar 30 km dari Yogyakarta. Borobudur adalah candi Budha terbesar dan tercatat sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia, terletak di timur laut dan sekitar 42 km dari Yogyakarta. Candi Mendut adalah tempat bagi orang untuk menyembah Buddha di dalamnya karena terdapat Patung Buddha Gautama di dalamnya.  Budaya Yogyakarta juga memiliki lingkungan yang indah. Banyak bangunan tradisional masih bagus yang dipertahankan di Yogyakarta. Harmoni diciptakan dari perpaduan antara kehidupan tradisional dan modern. Beberapa situs tradisional masih terjaga dengan baik sampai sekarang. Suasana malam dengan lampu romantis membuat Yogyakarta menjadi kawasan yang menarik untuk dikunjungi, tidak hanya untuk sekali tapi juga menciptakan momen nostalgia dan membawa wisatawan untuk kembali. Kesenian dan budaya tradisional seperti gamelan, tarian tradisional mengingatkan siapa saja yang melihatnya pada kehidupan masa lalu. Umumnya, obyek wisata budaya ini berada disekitar Istana Sultan. Kraton adalah pusat budaya mengacu pada kehidupan budaya kerajaan Mataram. Perkembangan kehidupan modern ini ditandai dengan perkembangan teknologi modern yang memungkinkan untuk berkembangnya kehidupan tradisional di Yogyakarta secara harmonis. Kondisi seperti itu menciptakan kehidupan dan perilaku social Yogyakarta sebagai orang yang sopan. Berbagai kesenian tradisional, situs, kendaraan, dan arsitektur tradisional menjadikan Yogyakarta sebagai "museum budaya Jawa yang hidup." Tinjuan Pustaka Analisis faktor adalah teknik untuk menggabungkan pertanyaan atau variabel yang bisa dibuat faktor baru dan juga menggabungkan target untuk membuat grup baru secara berurutan. Faktor Analisis dilakukan
  • 6. dari analisis teknik interdependensi karena dianalisis Interkoneksi antara pertanyaan, variabel atau target. Faktor analisis memiliki karakter yang berbeda dengan Uji statistik lainnya seperti uji t atau ANOVA karena ini bukan tes untuk perbedaan antara kelompok subjek. Analisis faktor membentuk struktur rumit yang digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara seperangkat variabel yang diamati biasanya dalam jumlah besar. Selanjutnya, variabelnya dikurangi menjadi dimensi atau faktor yang lebih kecil dengan karakter yang hampir sama (Nunnally dan Bernstein, 1994). Ada dua jenis analisis faktor, yaitu eksplorasi dan konfirmatori. Exploratory factor analysis (EFA) digunakan oleh peneliti yang tidak memiliki pengetahuan tentang berapa banyak faktor yang dibutuhkan untuk menjelaskan hubungan antara himpunan karakteristik, indikator atau item (Gorsuch, 1993; Schmelkin dan Pedhazur, 1991; Tabachnick dan Fidell, 2001). Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode analisis faktor untuk menjelaskan faktor utama sebagai fokus modelnya. Sementara itu, analisis faktor konfirmatori (CFA) digunakan oleh peneliti yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang kerangka kerja utama di mana model akan ditinjau. Tujuan CFA adalah untuk menguji teori atau hipotesis dan untuk membandingkan struktur faktor. Ada beberapa fase mendasar untuk menghitung Eksploratori Faktor Analisis (EFA). Pertama adalah mengidentifikasi pertanyaan yang mewakili variabel yang akan dipilih dengan menggunakan dua metode pendekatan, yaitu wawancara mendalam dan intelijen bisnis dengan focus group discussion. Kedua, menyiapkan data untuk perhitungan matriks korelasi dengan memilih indikator atau variabel layak untuk dimasukkan dalam analisis faktor. Seleksi dilakukan dengan analisis faktor melalui proses reduksi data dengan mengelompokkan sejumlah variabel dengan korelasi kuat. Variabel dengan korelasi lemah dan variabel lainnya akan dikecualikan dari analisis faktor. Proses reduksi data dilakukan dengan membandingkan skal-skala uji KMO-MSA dan Barlett. Ketiga adalah meringkas semua variabel untuk mengekstrak faktor awal. Variabel yang dipilih akan dikelompokkan pada faktor tertentu. Ada dua pendekatan dalam proses penggalian faktor awal, yaitu principal component analysis (PCA) dan common factor analysis (CFA). Keuntungan PCA adalah pemahamannya yang mudah dan biasa digunakan dalam proses ekstraksi untuk analisis faktor. Namun PCA
  • 7. juga memiliki kelemahan karena pola cenderung melebih-lebihkan hubungan antara seperangkat variabel linier. Keempat adalah memutar faktor. Faktor-faktor yang telah ditetapkan umumnya menggambarkan perbedaan antara faktor-faktor karena suatu faktor harus memiliki perbedaan yang signifikan dengan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, rotasi diperlukan untuk mengklarifikasi isi faktor dan untuk memperjelas apakah faktor-faktor tersebut terbentuk secara signifikan berbeda dari yang lain. Ada dua jenis rotasi yaitu ortogonal dan oblique yang masing-masing memiliki asumsi yang berbeda. Kelima, menyempurnakan solusinya, disimpulkan bahwa solusinya telah diperoleh dan mengidentifikasi faktor-faktor yang telah ditetapkan pemurnian faktor pemuatan nilai faktor yang telah diputar. Nilai faktor pembebanan ditunjukkan oleh tabel 'matriks komponen yang diputar atau matriks struktur faktor terputar', yang berisi item dengan korelasi antara faktor. Item dianggap memberi yang jelas dan kuat jika nilai pemuatannya lebih dari 0,90 namun kurang dari 0,60 jika item tersebut dianggap lemah. Metode Penelitian Penelitian ini, menggunakan Exploratory Factor Analysis (EFA). Ini berarti bahwa variabel akan dipilih secara independen. Focus Group Discussion dengan pihak-pihak yang terkait dengan masalah penelitian untuk mengatur variabel yang akan ditinjau. Focus Group Discussion dilakukan untuk menghasilkan 21 item pertanyaan. Dua puluh satu item tersebut diajukan kepada responden untuk mengetahui keadaan-keadaan informasi pariwisata Yogyakarta yang kemudian digunakan dalam analisis faktor. Semua pertanyaan memiliki nada positif dan dibuat dalam skala likert 1 sampai 6 (sangat tidak setuju sampai sangat setuju). Jadi proses reduksi data dilakukan untuk keperluan perhitungan matriks korelasi. Hal ini untuk memilih indikator atau variabel atau pertanyaan yang masuk akal yang harus disertakan dalam analisis faktor. Maka variabel yang memiliki korelasi kuat dikelompokkan. Jika variabel berkorelasi lemah dengan variabel lain, variabel ini kemudian dikecualikan dari analisis faktor. Semua proses dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS. Proses reduksi data dilakukan dengan skala untuk mendapatkan angka KMO-MSA dan Barlett's Test. Langkah selanjutnya adalah meringkas variabel sehingga mendapatkan lebih sedikit faktor (penggalian faktor awal). Penelitian ini menggunakan analisis Principal Component Analysis (PCA) untuk
  • 8. proses ekstraksi karena mudah dipahami dan dianggap lebih sesuai dengan tujuan penelitian ini. Komponen Utama merangkum informasi yang ada menjadi sejumlah variabel dan faktor. Konsep informasi dalam PCA adalah total informasi pada masing-masing variabel. Proses selanjutnya adalah rotasi. Penelitian ini menggunakan rotasi ortogonal yang mengasumsikan bahwa tidak ada korelasi antar faktor. Pendekatan yang dipilih untuk melakukan rotasi ortogonal adalah varimax. Varimax dapat menyederhanakan kolom-load factor-loading matrix dengan memaksimalkan variasi pemuatan dan memaksimalkan perbedaan antara pemuatan tinggi dan pemuatan rendah. Selain itu, varimax mudah diterjemahkan memberikan informasi yang jelas tentang korelasi antara item dengan faktor yang terbentuk. Langkah terakhir, penutup solusi yang didapat dan penamaan faktor- faktor yang telah terbentuk (menyempurnakan solusi). Penelitian ini tidak bertujuan untuk membuat proses regresi faktor-faktor tersebut karena penelitian ini hanya ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan yang tertarik untuk berkunjung ke Yogyakarta. Data diperoleh pada bulan November-Desember 2006. Pemilihan responden bersifat acak. Sebanyak 194 sampel responden dipilih antara wisatawan domestik berasal dari luar Yogyakarta dan Magelang. Hasil dan Pembahasan  Profil Responden Aspek pendidikan, sebanyak 47% dari total responden (92 orang) memiliki standar mutu pendidikan universitas yang baik, baik tingkat diploma, sarjana, dan lulusan. SMP diperhitungkan 18%, sedangkan yang lainnya (27%) adalah SMA. Menyumbang 66% dari total responden adalah status tunggal. Pendapatan rata-rata responden adalah Rp 1.300.000 per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata turis yang datang ke Yogyakarta adalah orang berpenghasilan menengah. Pentingnya kunjungan ke Yogyakarta dibandingkan dengan kunjungan ke kota lain agar responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini ditinjau. Sebanyak 49,5% responden menyatakan bahwa kunjungan ke Yogyakarta lebih penting daripada mengunjungi kota-kota lain. Sebanyak 42,8% responden menyatakan tempat rekreasi sangat penting sementara 40,7% responden menyatakan secara wajar. Rata-rata pengeluaran responden adalah Rp 1.400.000. Sebanyak 31,4%
  • 9. responden menghabiskan kurang dari Rp 500.000 dan Rp 500.001-Rp 1.500.000 Tabel 3. Pentingnya Kunjungan Items Frequency % Pentingnya mengunjungi Yogyakarta dibandingkan dengan yang lain  Sangat Penting  Sedang  Kurang penting  Tidak penting 96 68 6 24 49.5 35.1 3.1 12.4 Total 194 100 Pentingnya daerah rekreasi dibandingkan dengan yang lain  Sangat Penting  Sedang  Kurang penting  Tidak penting 83 79 3 29 42.8 40.7 1.5 14.9 Total 194 100 Pandangan responden terhadap kondisi pariwisata Yogyakarta Tabel 4: Pandangan responden terhadap kondisi pariwisata Yogyakarta Item 1 2 3 Freq % Freq % Freq % Mudah mendapatkan informasi di Yogyakarta 0 0.0 31 16 163 84 Mudah untuk mendapatkan informasi tentang area rekreasi 9 4.6 107 55.2 78 40.2 Mudah memasuki Yogyakarta 36 18.6 73 37.6 85 43.8 Mudah untuk memasuki daerah rekreasi 81 41.8 51 26.3 62 32 Mudah untuk mengakses akomodasi 0 0.0 32 16.5 162 83.5 Mudah mengakses area hiburan 0 0.0 33 17 161 32.5 Mudah mengakses layanan publik 29 14.9 102 52.6 63 32.5 Mudah untuk menemukan pusat souvenir 2 1.0 19 9.8 173 89.2 Merasa aman di Yogyakarta 0 0.0 22 11.3 172 88.6 Perhatian dan kepedulian terhadap Gempa 27 Mei 0 0.0 48 24.7 146 75.3
  • 10. Gempa 27 Mei sebagai salah satu daya tarik untuk berkunjung ke Yogyakarta 45 23.2 47 24.2 102 52.6 Tidak takut protes mahasiswa 0 0.0 36 18.6 158 81.5 Tidak ada gangguan vendor informal 112 57.7 55 28.4 27 13.9 Nyaman untuk transportasi modern 119 61.4 75 38.7 0 0 Nyaman untuk transportasi tradisional 41 21.1 80 41.2 73 37.7 Puas dengan pelanyanan di area rekreasi 67 34.5 59 30.4 68 35.1 Nyaman selama liburan 0 0.0 22 11.3 172 88.7 Menikmati sifat dan karakteristik masyarakat 0 0.0 11 5.7 183 94.4 Pilihan tempat wisata 0 0.0 5 2.6 189 97.4 Pengalaman unik 0 0.0 5 2.6 189 97.5 Harga Terjangkau 0 0.0 8 4.1 186 95.8 Keterangan 1. Tidak setuju; Kombinasi skala likert 1 & 2 2. Netral; Kombinasi dari skala likert 3 & 4 3. Setuju; Kombinasi dari skala likert 5 & 6 Sumber : Pengolahan data Tabel 4 menunjukkan pandangan responden mengenai kondisi pariwisata Yogyakarta. Terhitung 163 responden (84%) menyatakan bahwa dengan mudah mendapatkan informasi lengkap tentang Yogyakarta. Sebanyak 78 responden (40,2%) menyatakan bahwa mereka sepakat bahwa dengan mudah memperoleh informasi yang komprehensif tentang tempat-tempat rekreasi di Yogyakarta. Ini berarti informasi lengkap tentang Yogyakarta dan daerah rekreasi mudah ditemukan baik melalui agen pariwisata / travel, media cetak, media elektronik, atau internet. Persepsi responden terhadap kemudahan transportasi antara kota / negara bagian ke Yogyakarta terdiri dari 36 orang (18,6%) tidak setuju dan 85 orang (43,8%) setuju bahwa transportasi mudah ke Yogyakarta. Lain halnya dengan pandangan responden terhadap kemudahan transportasi ke tempat rekreasi di Yogyakarta adalah 41,8% responden dinyatakan mengalami kesulitan. Mereka masih perlu menggunakan kendaraan pribadi karena sulit mengakses angkutan umum. Sejumlah 162 orang (83,5%) menyatakan bahwa mudah untuk menemukan fasilitas seperti akomodasi di Yogyakarta seperti guest house, hotel, penginapan, hostel, dan lain sebagainya di Yogyakarta. Yogyakarta memiliki banyak tempat hiburan. Ini adalah pandangan dari 161 responden (83%) yang menyatakan bahwa mereka dengan mudah memenuhi berbagai tempat hiburan di Yogyakarta. Sementara kondisi
  • 11. dan ketersediaan layanan publik seperti rumah sakit, kantor polisi, menyumbang 14,9% dari total responden menyatakan mereka tidak mudah menemukan layanan tersebut. Sebanyak 173 responden (89,2%) sepakat bahwa mereka mudah menemukan tempat-tempat penjualan souvenir di Yogyakarta. Hanya 2 orang yang mengatakan bahwa mereka tidak setuju dengan pernyataan ini. Keadaan ini menambah daya tarik bagi wisatawan karena Yogyakarta juga terkenal dengan kualitas dan kerajinannya yang unik. Gempa yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 di Yogyakarta menimbulkan kekhawatiran tidak hanya di Indonesia tapi juga masyarakat internasional. Ditemukan bahwa 146 responden (75,3%) menyatakan keprihatinan akan dampak gempa di Yogyakarta. Gempa di Yogyakarta juga bisa menjadi faktor penentu bagi masyarakat Indonesia untuk berkunjung ke Yogyakarta seperti yang dinyatakan oleh 102 responden (52,6%). Kunjungan mereka bisa diartikan membantu menghidupkan kembali kondisi pariwisata Yogyakarta yang hancur akibat gempa. Namun, ada 45 orang (23,2%) yang tidak tertarik mengunjungi Yogyakarta setelah gempa karena ada ketakutan akan gempa bumi yang sama. Menyumbang 81,5% dari total responden menyatakan tidak takut dengan demonstrasi mahasiswa. Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan, dimana banyak siswa berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka sering melakukan demonstrasi untuk menyampaikan aspirasi mereka. Menurut 112 responden (57,7%), keberadaan vendor informal itu mengganggu. Pedagang sering memaksa wisatawan untuk membeli barang yang ditawarkan. Oleh karena itu keberadaan pedagang tersebut harus dikelola agar tidak mengganggu aktivitas pariwisata Yogyakarta. Secara keseluruhan wisatawan merasa aman di Yogyakarta, seperti yang diungkapkan oleh 172 responden (88,6%). Transportasi modern (taksi, bus) di Yogyakarta tidak cukup nyaman untuk 119 responden (61,4%). Pada transportasi tradisional (becak, andong) sebanyak 37,7% responden menyatakan nyaman menggunakan transportasi tradisional di Yogyakarta, namun 41 orang (21,1%) mengaku tidak nyaman menggunakan transportasi tradisional ini. Secara keseluruhan wisatawan yang datang berkunjung ke Yogyakarta merasa nyaman saat berlibur di Yogyakarta. Salah satu tempat wisata di Yogyakarta merupakan ciri khas masyarakat yang santun dan ramah. Ada 183 responden (94,4%) menyatakan ungkapan ini. Tidak hanya tentang karakteristik masyarakatnya,
  • 12. Yogyakarta juga memiliki banyak pilihan tempat rekreasi mulai dari alam (pegunungan, pantai, hutan), budaya, sejarah, pendidikan, dan wisata kuliner. Selain itu, 189 responden (97,5%) menyatakan bahwa pengalaman turnya unik di Yogyakarta dan 95,8% dari total responden menyatakan perjalanan ke Yogyakarta relatif lebih murah dibandingkan kota lain. Artinya, pariwisata Yogyakarta terjangkau untuk setiap tingkat pendapatan. Hasil Empiris Analisis Faktor Penentuan indikator atau variabel yang diuraikan dalam bentuk pertanyaan yang harus dilakukan dengan Focus Group Discussion dengan beberapa travel agent. Focus Group Discussion dilakukan dengan 21 item pertanyaan yang diajukan responden untuk mengidentifikasi persepsi responden terhadap pariwisata Yogyakarta. Pada Tabel 5 di bawah ini menunjukkan item yang digunakan dalam penelitian ini. Semua pertanyaan memiliki nada positif dan persepsi responden menunjukkan skala likert dengan 1 sampai 6 yaitu: 1. Tidak benar-benar setuju 2. Tidak setuju 3. Netral (tidak dipegang) 4. Kesepakatan yang sederhana 5. Setuju 6. Sangat setuju Setelah informasi tentang persepsi responden terhadap kondisi pariwisata Yogyakarta didapat, maka langkah selanjutnya adalah proses reduksi data. Pengurangan data dilakukan untuk memilih variabel atau indikator, atau pertanyaan yang masuk akal untuk dimasukkan dalam analisis berdasarkan faktor korelasi. Jika variabel berkorelasi dengan variabel lemah maka variabel-variabel ini akan dikecualikan dari analisis faktor. Semua proses dalam penelitian ini menggunakan software SPSS. Proses reduksi data dilakukan dengan skala untuk melihat bagaimana sebuah angka KMOMSA dan Barlett's Test. Tabel 5: Indokator yang digunaka dalam faktor analisis No Indikator 1 Mudah mendapatkan informasi di Yogyakarta 2 Mudah untuk mendapatkan informasi tentang area rekreasi 3 Mudah memasuki Yogyakarta
  • 13. 4 Mudah untuk memasuki daerah rekreasi 5 Mudah mengakses akomodasi 6 Mudah mengakses area hiburan 7 Mudah mengakses layanan publik 8 Mudah untuk menemukan pusat souvenir 9 Merasa aman di Yogyakarta 10 Perhatian dan kepedulian terhadap Gempa 27 Mei 11 Gempa 27 Mei sebagai salah satu daya tarik untuk berkunjung ke Yogyakarta 12 Tidak takut protes mahasiswa 13 Tidak ada gangguan vendor informal 14 Nyaman untuk transportasi modern 15 Nyaman untuk transportasi tradisional 16 Puas dengan pelanyanan di area rekreasi 17 Nyaman selama liburan 18 Menikmati sifat dan karakteristik masyarakat 19 Pilihan tempat wisata 20 Pengalaman unik 21 Harga Terjangkau Tabel 6 di bawah ini menunjukkan jumlah angka MSA diperoleh dari kovarian matriks anti-citra. MSA adalah jumlah matriks diagonal kondisi dan tidak boleh kurang dari 0,50. Jika jumlahnya kurang dari 0:50 berarti item harus keluar dari analisis faktor. Proses penghilangan barang dilakukan satu per satu mulai dari yang terkecil sampai nilai semua MSA lebih dari 0,50. Proses pertama, nilai MSA adalah item terkecil 8, kemudian 8 item dikecualikan dari analisis faktor. Proses ini berakhir sampai semua nilai MSA lebih dari 0,50. Proses reduksi data akhirnya menghasilkan 14 item. Selain nilai MSA, nilai KMO-Barlett'test juga harus diperhatikan. Tabel 7 di bawah ini menunjukkan jumlah nilai KMO-Barlett'test untuk setiap proses reduksi data yang dilakukan. Jika nilai KMO kurang dari 0:50 maka proses reduksi data tidak bisa dilakukan. Hasil penelitian menemukan bahwa nilai proses reduksi delapan data KMO lebih dari 0,50, ini berarti delapan proses reduksi data dapat dilakukan. Selain itu, nilai skala Barlett'test kira-kira perkiraan nilai chi-kuadrat dan signifikansi. Hasil empiris menunjukkan bahwa delapan proses reduksi data signifikan (0.00).
  • 14. Tabel 6. Nilai MSA V 1 2 3 4 5 6 7 8 MSA Erti MSA Erti MSA Erti MSA Erti MSA Erti MSA Erti MSA Erti MSA Erti 1 0.428 * 0.433 * 2 0.517 ** 0.545 ** 0.546 ** 0.543 ** 0.534 ** 0.541 ** 0.548 ** 0.577 ** 3 0.472 * 0.475 * 0.489 * 0.507 ** 0.498 * 4 0.448 * 0.446 * 0.443 * 5 0.496 * 0.503 ** 0.5 ** 0.492 * 0.503 ** 0.495 * 0.524 ** 0.528 ** 6 0.522 ** 0.498 * 0.485 * 0.485 * 0.501 ** 0.512 ** 0.53 ** 0.503 ** 7 0.598 ** 0.602 ** 0.601 ** 0.597 ** 0.595 ** 0.599 ** 0.602 ** 0.615 ** 8 0.418 * 9 0.44 * 0.45 * 0.477 * 0.496 * 0.505 ** 0.501 ** 0.523 ** 0.587 ** 10 0.527 ** 0.527 ** 0.533 ** 0.532 ** 0.521 ** 0.54 ** 0.535 ** 0.533 ** 11 0.532 ** 0.558 ** 0.541 ** 0.535 ** 0.561 ** 0.557 ** 0.548 ** 0.559 ** 12 0.534 ** 0.544 ** 0.545 ** 0.564 ** 0.558 ** 0.556 ** 0.545 ** 0.502 ** 13 0.45 * 0.462 * 0.461 * 0.481 * 0.512 ** 0.512 ** 0.511 ** 0.508 ** 14 0.537 ** 0.539 ** 0.537 ** 0.564 ** 0.56 ** 0.561 ** 0.553 ** 0.553 ** 15 0.512 ** 0.51 ** 0.504 ** 0.499 * 0.499 * 0.486 * 16 0.516 ** 0.511 ** 0.56 ** 0.571 ** 0.58 ** 0.557 ** 0.574 ** 0.57 ** 17 0.484 * 0.523 ** 0.54 ** 0.538 ** 0.55 ** 0.553 ** 0.556 ** 0.554 ** 18 0.505 ** 0.504 ** 0.53 ** 0.512 ** 0.506 ** 0.496 ** 0.491 * 19 0.495 * 0.494 * 0.482 * 0.49 * 0.508 ** 0.503 ** 0.52 ** 0.515 ** 20 0.569 ** 0.565 ** 0.559 ** 0.566 ** 0.574 ** 0.582 ** 0.564 ** 0.572 ** 21 0.434 * 0.439 * 0.45 * 0.444 * Sumber: pengolahan data. MSA <0,50 tidak diterima dan MSA> 0,50 diterima * tidak diterima ** diterima Tabel 7. Ringkasan reduksi data 1 2 3 4 5 6 7 8 KMO 0.506 0.513 0.520 0.528 0.538 0.538 0.546 0.550 Barlett’s test App. Chi-square 387.089 368.867 346.300 309.266 290.741 275.970 231.730 192.751 Df 210 190 171 153 136 120 105 91 Sig 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Sumber: pengolahan data Tabel 8. Keputusan reduksi data V Keputusan Reduksi Data MSA Note 2 0.577 Digunakan 5 0.528 Digunakan 6 0.503 Digunakan 7 0.615 Digunakan
  • 15. 9 0.587 Digunakan 10 0.533 Digunakan 11 0.559 Digunakan 12 0.502 Digunakan 13 0.508 Digunakan 14 0.553 Digunakan 16 0.57 Digunakan 17 0.554 Digunakan 19 0.515 Digunakan 20 0.572 Digunakan Sumber : Pengolahan data Proses reduksi data menghasilkan 14 item yang akan digunakan dalam analisis faktor seterusnya, artinya ada 7 item yang tidak termasuk dalam analisis faktor. Proses selanjutnya adalah meringkas variabel sehingga menghasilkan variabel yang kurang (penggalian faktor awal). Pendekatan studi ini menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Hasil PCA dapat dilihat pada Tabel 9. Komponen Utama mengandung nilai Eigen awal, jumlah ekstraksi pemuatan kuadrat, rotasi dan jumlah pemuatan kuadrat seperti terlihat pada Tabel 9. Kondisi awal nilai eigen yang digunakan lebih dari 1. Dari 14 item, hanya ada 4 item. Yang memiliki nilai eigen awal lebih dari 1 yang berarti 14 item tersebut dikelompokkan menjadi 4 kelompok faktor. Dengan demikian keempat faktor dari 14 item yang juga memiliki jumlah ekstraksi nilai pemuatan kuadrat, rotasi dan jumlah pemuatan kuadrat lebih dari 1. Ini memenuhi kriteria dalam proses pembentukan faktor dalam proses ekstraksi dengan pendekatan principal component analysis (PCA). Tabel 9. Penjelasan Total Varians V Total Variance Explained Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings 1 1.920 1.920 1.687 2 1.637 1.637 1.517 3 1.377 1.377 1.488 4 1.146 1.146 1.387 5 1.094 6 1.016 7 .924 8 .887
  • 16. 9 .859 10 .779 11 .691 12 .599 13 .569 14 .502 Tabel 10. Value of Rotation Process Component 1 2 3 4 X2 -.522 -.0.41 .012 .103 X5 -.012 -.028 .681 -.227 X6 .360 -.066 .170 .140 X7 .674 .347 -.017 -.086 X9 -.403 -.175 .120 .049 X10 .137 .572 -.063 -.004 X11 -.002 -.057 -.050 .758 X12 .017 .686 .007 .071 X13 -.440 .319 .289 .224 X14 .036 .627 .031 -.308 X16 .043 .183 .703 .158 X17 -.049 .164 -.587 -.708 X19 .023 .031 -.122 -.708 X20 .671 -.044 .193 .167 Sumber : Pengolahan data Faktor yang diidentifikasi dari proses ekstraksi tidak dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan faktor komponen yang jelas dan biasanya kurang jelas menggambarkan perbedaan antar faktor. Faktor harus berbeda secara signifikan dengan faktor lainnya. Oleh karena itu diperlukan proses rotasi (Tabel 10) untuk mengetahui kandungan faktor yang jelas dan kejelasan apakah faktor-faktor yang telah terbentuk berbeda dengan faktor lainnya yang signifikan. Kemudian kesimpulan solusi telah diperoleh dan untuk memberi nama faktor (refining the solution). Hal ini dilakukan dengan menganalisis tabel 'matriks komponen yang diputar atau matriks struktur faktor rotasi', yang berisi korelasi antara faktor-faktor tersebut. Ringkasan hasil perbaikan solusi bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
  • 17. Tabel 11. Ringkasan refining the solution item Note X7 Kemudahan mengakses layanan publik X20 Pengalaman unik X12 Tidak takut protes mahasiswa X14 Nyaman untuk transportasi modern X5 Kemudahan akomodasi X16 Puas dengan layanan di area rekreasi X11 Gempa 27 Mei menarik untuk dikunjungi X19 Banyak pilihan untuk dikunjungi Sebenarnya terlalu banyak variasi item yang termasuk dalam faktor, jadi ini menyebabkan berkurang maknanya. Faktor pertama adalah ketersediaan akomodasi meliputi pelayanan publik, hotel, penginapan, akomodasi dan fasilitas lainnya yang dapat dengan mudah ditemukan di tempat manapun di Yogyakarta. Hal ini penting karena ketersediaan akomodasi merupakan kebutuhan dasar bagi wisatawan untuk dapat melakukan perjalanan dengan nyaman. Kedua, faktor kenyamanan selama berada di Yogyakarta dan yang ketiga adalah banyaknya tempat wisata unik yang memperkaya pengalaman unik bagi wisatawan. Semua faktor ini bila didukung dengan layanan akan memuaskan wisatawan dan menarik mereka untuk melakukan kunjungan kembali ke Yogyakarta. Kesimpulan dan Saran Banyak pandangan responden tentang kondisi pariwisata di Yogyakarta dijelaskan dalam penelitian ini. Menurut responden, informasi mengenai pariwisata Yogyakarta sangat mudah didapat melalui berbagai cara sehingga memudahkan wisatawan untuk merencanakan kunjungannya di Yogyakarta. Wisatawan dengan mudah mendapatkan transportasi ke Yogyakarta. Namun, begitu mereka masuk, beberapa wisatawan merasa kurang nyaman dengan pelayanan transportasi modern seperti taksi dan bus. Ketidaknyamanan ini menyebabkan banyak wisatawan menggunakan kendaraan pribadi dan mobil sewaan untuk perjalanan mereka. Di sisi lain, transportasi tradisional seperti becak, andong lebih disukai oleh wisatawan karena memberikan pengalaman unik saat berada di Yogyakarta. Ketersediaan akomodasi seperti pelayanan publik, hiburan, hotel, penginapan, souvenir lengkap dan mudah ditemukan. Secara umum,
  • 18. para wisatawan merasa nyaman di Yogyakarta karena keselamatannya dan didukung oleh karakteristik masyarakat Yogyakarta yang ramah, kesopanan dan keterbukaan kepada setiap orang yang datang berkunjung ke Yogyakarta. Selain itu, responden berpendapat bahwa pariwisata Yogyakarta terjangkau untuk berbagai tingkat pendapatan karena relatif lebih murah dibanding atraksi kota lainnya. Secara keseluruhan, pengunjung merasa puas dengan pelayanan yang diberikan di lokasi rekreasi. Namun demikian, ada beberapa ketidaknyamanan dalam aspek keragaman dan fasilitas kegiatan di area rekreasi. Kondisi ini menyebabkan beberapa pengunjung merasa tidak puas. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk memperbaiki dan mengembangkan lokasi rekreasi dengan atribut historis, budaya dan alam untuk meningkatkan daya tarik wisata dan kunjungan.
  • 19. Daftar Pustaka Badan Pariwisata Daerah DIY. (2005). Statistik pariwisata DIY 2005. Yogyakarta: Baparda DIY. Badan Pariwisata Daerah DIY. (2006). RIP program DIY 2006. Yogyakarta: Baparda DIY. Badan Pariwisata Daerah Propinsi DIY. (2004). “Analisa kesan wisatawan terhadap Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Research Report. Badan Pariwisata Daerah Propinsi DIY. Badan Pusat Statistik. (2004). DIY dalam angka 2004. Yogyakarta: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. (2006). Beberapa indikator penting sosial- ekonomi Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Child, Dennis. (1970). The essentials of factor analysis. Britain: Holt, Rinehart and Winston Ltd. Cooper, Chris & etc. (2005). Tourism principles and practice. Third Edition. Essex: Pearson Education Limited. Dinas Pariwisata Propinsi DIY dan Pusat Studi Pariwisata UGM. (2001). “Analisis pasar wisatawan nusantara: profil pasar wisatawan nusantara Jawa Timur tahun 2001”. Research Report. Dinas Pariwisata Propinsi DIY dan Pusat Studi Pariwisata UGM. Greene, William H. (1990). Econometric analysis. New York: Mcmillan Publishing Company. Gujarati, Damodar N. (2003). Basic econometrics. Fifth Edition. New York: McGraw Hill. Harman, Harry, H. (1976). Modern factor analysis. Third Edition Revised. Chicago and London: The Universiti of Chicago Press. Hijjawi, Debra S., Wilson, Melvin., & Turkheimer, Erik. (2003). “An exploratory analysis of factor involvement in low-income families”. Working Paper No. 03-01-FF: Center for Research on Child Wellbeing University of Virginia. Jong-A-Pin, Richard. (2006). On the measurement of political instability and its impact on the economic growth. EPCS Annual Meeting, 2006, Turku, Finland.
  • 20. Klein, Michael W. (2002). Mathematical methods for economics. Second Edition. AddisonWesley: Pearson Education Inc. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. (2005). Peningkatan daya saing ekonomi Indonesia: studi kasus industri pariwisata. Disampaikan pada Acara Seminar Hasil-Hasil Pengkajian P2E-LIPI Tahun 2005, pada Tanggal 7-8 Desember 2005. Liao, Ziqi & Wong, Wing-Keung. (2007). “The determinants of customer interactions with internet-enabled e-banking services”. Working Paper No. 0701: Department of Economics National University of Singapore. Mueller, Charles W & Jae-On Kim. (1982). Introduction to factor analysis: what it is and how to do it. Beverly Hills: SAGE Publications Inc. Mueller, Charles W & Jae-On Kim. (1990). Factor analysis: statistical methods and practical issues. California: SAGE Publications Inc. Penerbit Andi Bekerjasama dengan Wahana Komputer Semarang. (2004). Pengolahan data statistik dengan SPSS 12. Yogyakarta: Penerbit Andi. Pett, Marjorie A, Lackey, Nancy R & Sullivan, John J. (2003). Making sense of factor analysis: the use of factor analysis for instrument development in health care research. London: Sage Publication Ltd. Sabatini, Fabio. (2005). “Measuring social capital in Italy: an exploratory analysis”. Working Paper 12: Facolta di Economia di Forli-Corso di Laurea in Economia delle Imprese Cooperative e delle ONP. Stabler, Mike & Sinclair, M. Thea. (1997). The economics of tourism. New York and London: Routledge. Wahab, S. (1996). Manajemen kepariwisataan. Alih Bahasa oleh: Drs Gromang F. Jakarta: PT Pradya Paramita.