SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Islam sangat memperhatikan dunia kesehatan guna menolong orang yang sakit dan
meningkatkan kesehatan.Anjuran islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi islam
untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan
kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman.Jadi walaupun seseorang sudah menjaga
kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal
yang diluar kemampuannya menghindari.
Mengingat kompleksnya faktor pemicu penyakit, maka profesi kebidanan tidak bisa
dihindari karena keperawatan sangat dibutuhkan secara tradisional sampai pada yang semi
modern dan super modern.Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan medis.Pelayanan kesehatan ialah kegiatan yang dilakukan oleh
pranata sosial atau pranata politik terhadap keseluruhan masyarakat sebagai
tujuannya.Sedangkan pelayanan medis ialah suatu upaya dan kegiatan
pencegahan,pengobatan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan atas dasar hubungan
individual antara para ahli pelayanan medis dengan individu yang membutuhkannya.
Sebagai seorang praktisi kebidanan kita harus bertindak professional sesua fungsi dan tujuan
dari asuhan kebidanan dengan demikian dapat tercapai pelaksanaan asuhan keperawatan /
kebidanan yang bermutu dan sesuai dengan syariat islam
Kehidupan itu sendiri selalu diwarnai oleh hal-hal yang saling bertentangan, yang
saling berganti mengisi hidup ini tanpa pernah kosong sedikit pun. Sehat dan sakit merupakan
warna dan rona abadi yang selalu melekat dalam diri manusia selama dia masih hidup. Tetapi
kebanyakan manusia memperlakukan sehat dan sakit secara tidak adil. Kebanyakan mereka
menganggap sehat itu saja yang mempunyai makna. Sebaliknya sakit hanya dianggap sebagai
beban dan penderitaan, yang tidak ada maknanya sama sekali. Orang yang beranggapan
demikian jelas melakukan kesalahan besar, sebab Allah SWT selalu menciptakan sesuatu
atau memberikan suatu ujian kepada hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran dibalik itu
semua. (Q.S. Shaad : 27)
C. RUMUSAN MASALAH
 Definisi sakit secara medis
 Definisi sakit menurut agama islam
 Jenis Penyakit
 Macam-macam Orang Sakit
 Anjuran Bagi Orang yang Sakit Menurut pandangan islam
 Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit
 Perawatan Bagi Orang Sakit
 Pendampingan Terhadap Orang Sakit
 Pengertian Sakaratul Maut dalam pandangan islam
 Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut
 Bimbingan Terhadap Pasien yang Sakaratul Maut Menurut pandangan islam
 Tuntunan Merawat Orang Sekarat
 Sesaat Setelah Ajal Tiba
B. TUJUAN
Untuk mengetahui perlakuan terhadap orang sakit dan sakratul maut menurut ajaran
islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERLAKUAN TERHADAP ORANG SAKIT MENURUT AJARAN ISLAM
1. Definisi sakit secara medis
Beberapa pengertian sakit dan diantara pengertian sakit ini adalah sebagai berikut :
1. Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.(Menurut
Pemons, 1972)
2. Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa
seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu
dalam aktivitas jasmani, rohani dan sosial. (Menurut Perkins)
3. Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana
fungsinya terganggu atau menyimpang. (Menurut Oxford English Dictionary)
2. Definisi sakit menurut agama islam
A. Mukadimah
Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia sejak
jaman Nabi Adam a.s.. Kita memahami apapun yang menimpa manusia adalah takdir, sakit
pun merupakan takdir.
B. Sakit dalam Pandangan al-Quran
‫َو‬‫يَأ‬ُّ‫و‬ َُّ ‫إ‬ِ‫ذ‬ َ‫ن‬َ‫أ‬َ َ‫ى‬‫أ‬‫َر‬‫أ‬ََُّ‫أ‬‫ر‬ ‫أ‬‫َن‬ِِِّّ‫م‬‫ذ‬ َ‫أ‬َُِّ‫إ‬‫ا‬‫أ‬‫ض‬َُُِّ‫أ‬‫نَر‬ْ‫إ‬َ‫أ‬‫رَى‬‫أ‬‫ح‬َ‫أ‬ََُ‫ل‬ََُّّ‫أ‬ِ‫ِّم‬‫ي‬‫أ‬‫ر‬ ‫أ‬‫ََو٣٨ن‬َََُُّّْ‫أ‬‫ض‬ََ‫أ‬ََ ‫أ‬َ‫أ‬ُ‫أ‬‫ف‬َ‫ن‬ْ‫أ‬‫ذ‬ََ‫أ‬ََ ‫أ‬َ‫أ‬ ََِ‫أ‬‫ف‬
َُّ‫ن‬ََُّ‫أ‬‫ر‬ٍَُّّ‫ذ‬َ‫ر‬ ‫أ‬َُِّْ‫ل‬ ‫أ‬‫أََن‬ُُّ‫ن‬َََََُُُّّ‫َض‬ْ‫ل‬‫أ‬‫و‬ََ ‫أ‬‫َى‬ََ‫ن‬‫ه‬‫أ‬‫ر‬‫أ‬‫ض‬َََ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ٍَّ ُّ‫ض‬ ‫أ‬‫نَن‬ْ‫أ‬ٍَِّ‫أ‬‫َر‬‫ن‬‫و‬َ‫أ‬ََ‫ي‬‫أ‬َ‫ى‬ ‫أ‬‫َن‬ ‫ل‬ِ‫ن‬‫ا‬َََُّ‫َوض‬‫و٤٨يَأ‬
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya
aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara
semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan
penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat
gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi
peringatan bagi semua yang menyembah Allah”. (QS al-Anbiyâ’,َ21:َ83-84)
Ayat di atas mengisahkan bahwa Nabi Ayyub a.s. yang ditimpa penyakit, kehilangan harta
dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa
penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi
Ayyub a.s. untuk berdzikir dan memohon keridhaan Allah, dan Allah pun mengabulkan
doanya, hingga akhirnya Nabi Ayyub a.s. sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya.
Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada Allah, tidak
berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah. Karena kita
sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah menakdirkan sakit maka kita akan
sakit, begitu pula apabila Allah menakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali dengan
izin-Nya kita sembuh.
‫َو‬َُّ‫ُّي‬‫ن‬َ‫ه‬‫أ‬‫ي‬َ ‫أ‬‫م‬‫ن‬‫ه‬‫أ‬‫ف‬ََُِّ‫أ‬ ‫أ‬ٍّ‫أ‬َُِّْ‫ن‬‫إ‬‫ذ‬ ٧٨‫َوَو‬َُّ‫ي‬ُّ َ‫ا‬‫أ‬‫ي‬ ‫أ‬‫َِن‬َُّ‫ن‬‫و‬ُّ‫ر‬َ‫نن‬‫ي‬َ ‫أ‬‫م‬‫ن‬َُِِّ‫ن‬‫إ‬‫ذ‬ ‫أ‬‫ََو٩٧ن‬َُّ‫ي‬ُّ ََ‫أ‬‫ي‬َ ‫أ‬‫م‬‫ن‬‫ه‬‫أ‬‫ف‬َ‫َّن‬َ‫ا‬ ُِّ‫أ‬‫ض‬َ ‫أ‬‫ل‬َُّّ ‫أ‬‫ن‬
‫َوَو٠٨و‬َُّ‫ي‬ُّ‫ي‬َ ‫ن‬‫ي‬َ‫إ‬َ‫ن‬ََُُِّ‫ن‬ ‫ي‬ُّ‫نو‬‫ي‬َُِّ‫ن‬‫إ‬‫ذ‬ ‫أ‬‫َوَو۱٧ن‬َُّ‫ُّي‬‫ذن‬ َ‫أ‬ْ َ‫م‬‫أ‬‫ي‬َُِّ ‫أ‬‫ي‬‫ي‬ُّ‫أن‬َُِّْ‫ذ‬َ‫أ‬ُِّ َِ‫أ‬‫ي‬َ‫ت‬‫أ‬‫َر‬‫ن‬َ‫أ‬‫و‬ََ‫أ‬‫َُِّر‬‫ن‬‫إ‬‫ذ‬ ‫أ‬‫و۲٨ن‬
“(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakaku, maka Dialah yang memberi petunjuk kepadaku.
Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit,
Dialah yang menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan
menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada
hari kiamat”. (QS asy-Syu’arâ’َ26:َ78-82)
Dalam setiap perjalanan hidup manusia, senantiasa dipertemukan pada tiga kondisi
dan situasi yakni sehat, sakit atau mati. Pada kondisi sehat, terkadang melupakan cara hidup
sehat dan mengabaikan perintah Allah SWT, sebaliknya pada kondisi sakit dianggap sebuah
beban penderitaan, malapetaka dan wujud kemurkaan Allah SWT.
Dalam Q.S. Saad: 27 Allah SWT selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu
ujian kepada hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran dibalik itu semua.
َََ ‫ن‬‫ن‬ِ‫أ‬ ‫أ‬َْ‫ُّيَأ‬‫ن‬‫إ‬‫ذ‬ ََِّ‫أ‬ََ‫أ‬َُّ‫ذ‬‫أ‬‫أ‬‫ل‬َََ ْ‫و‬ََُّ‫أ‬َََ‫أ‬‫و‬‫ن‬‫ه‬‫أ‬ََ‫ي‬‫أ‬َََ‫أ‬‫ض‬ ‫أ‬‫َن‬ ‫أ‬ۚ َ‫ى‬‫أ‬ َ‫ل‬ ‫أ‬‫َن‬‫أ‬ََ‫أ‬‫و‬‫إ‬‫ا‬‫ذ‬ ََ‫أ‬ََ ‫أ‬ٍّ‫أ‬ََْ‫أ‬‫ض‬ ‫أ‬‫ن‬
َُّ‫َى‬‫إ‬َ‫ذ‬ َ‫َأ‬ُّ‫َض‬ ‫ن‬‫ن‬ِ‫أ‬ ‫أ‬َْ‫ُّيَأ‬‫ن‬‫إ‬ٍُّّ‫َذ‬‫ا‬‫ل‬َ‫ي‬ ‫أ‬‫م‬‫أ‬‫ف‬
Artinya:
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-
orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan yang diberikan oleh Allah
SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Sabda Rasulullah SAW yang artinya
“Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan berbagai
cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan memperoleh keridhoan Allah. Dan
barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan memperoleh kemurkaan Allah SWT”َ
(H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi).
Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua kondisi yang senantiasa dialami oleh setiap
manusia. Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila tidak menurunkan juga
obatnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra dari Nabi saw
bersabda:
َََْ‫أ‬ َُّْ‫ن‬ْ‫أ‬‫ذ‬َ‫أ‬‫ه‬‫أ‬ َُ‫أ‬‫ر‬َ ‫إ‬‫إ‬َََُّّْ ‫أ‬‫ح‬َ‫ن‬ ‫إ‬َ َ‫أ‬‫ه‬‫أ‬ َُ‫أ‬‫ر‬ََ‫أ‬‫ض‬
Allah SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya
(HR Bukhari)
Bila dalam kondisi sakit, umat Islam dijanjikan oleh Allah SWT berupa penghapusan
dosa apabila ia bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya. Sebagaimana
sebuah hadits yang diriwayatkan ImamَMuslim,َ“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita
dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut)
kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.”
3 Jenis Penyakit
a. Penyakit fisik/ lahir
b. Penyakit batin/ hati, seperti syirik, kufur, iri atau dengki, dan lain sebagainya
4 Macam-macam Orang Sakit
Orang yang sakit dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
a. Orang yang sakit ringan,
b. Orang yang sakit berat atau keras, dan
c. Orang yang sedang menghadapi sakaratul maut
5 Anjuran Bagi Orang yang Sakit Menurut pandangan islam
a. Berbaik sangka kepada Allah SWT
b. Bersabar atas apa yang menimpanya, tidak berputus asa
c. Menerima takdir Allah SWT atasnya
d. Bersyukur kepada Allah SWT
e. Memperbanyak istighfar
f. Memperbanyak doa
g. Banyak muhasabah diri
h. Senantiasa mengharapkan rahmat Allah SWT atasnya
i. Tawakkal
j. Tetap menjalankan ibadah sesuai kemampuan
k. Membaca buku-buku agama untuk menguatkan batinnya
l. Mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Quran
m. Tidak boleh mengharapkan kematian bagi dirinya
n. Hendaklah segera menunaikan segala tanggungan-tanggungan (utang) kepada orang
lain atau memberi wasiat kepada keluarganya atau yang lainnya
6. Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit
a. Ikhlas
b. Penuh kasih sayang
c. Pemaaf
d. Cermat/ teliti
e. Penuh tanggung jawab
f. Patuh pada peraturan
g. Menyimpan rahasia
7 Perawatan Bagi Orang Sakit
a. Pengobatan Medis
b. Pengobatan Non Medis, meliputi:
 Doa-doa
 Mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an
c. Pengobatan alternatif lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam
8 Pendampingan Terhadap Orang Sakit
Orang sakit biasanya mengalami krisis psikologis dalam dirinya, oleh karena itu
hendaknya didampingi dan diberi perhatian lebih, serta dorongan motivasi untuk
kesembuhannya. Doa-doa serta dzikir dirasa mampu mengurangi rasa sakit orang yang
merasakannya. Karena dalam doa dan dzikir tersebut terdapat ilmu ikhlas sebagai hamba
Allah swt yang tidak mempunyai daya dan upaya dihadapan-Nya. Kita dapat
mendampinginya sebagai wujud bertawaqal dan menyerahkan diri kepada Allah swt dan
menyadari segalanya kembali atas kehendaknya.
B. PERLAKUAN TERHADAP SAKARATUL MAUT MENURUT ISLAM
1. Pengertian Sakaratul Maut dalam pandangan islam
a. Sakaratunَjamakَdariَsakratunَ=َ‘keadaanَmabuk’
b. Naza’َ=َmencabut, mencopot, melepaskan, menghilangkan
c. Wafat (wafaa) = sempurna/ lengkap (tamma)
d. Ajal = batas waktu, akhir waktu
Imam Al Gazali berbicara tentang maut, “sesungguhnya diketahui dari jalan-jalan
yang menjadi pedoman dan al-quranul karim menyatakannya pula bahwa maut tidak lebih
perubahan keadaan manusia semata. Setelah berpisahnya jasad, wujudnya tetap, hanya
masalahnya dia tersiksa atau didalam nikmat allah”.َArtiَperpisahanَdenganَjasadَadalahَ
berakhirnya kekuasaan atas jasad bersamaan dengan keluarnya roh dari jasad tersebut atas
kehendak masa yang telah ditetapkan baginya. Anggota badan merupakan alat bagi manusia,
seperti tangan dipergunakan untuk memukul dan perbuatan-perbuatan lainnya, telinga untuk
mendengar, mata untuk melihat, dan yang sebenarnya untuk memahami segala sesuatu adalah
hati. Hati disini diibaratkan sebagai roh karena itu disebut hati rohani bukan hati jasmani, dan
roh dengan sendirinya dapat mengetahui segala sesuatu tanpa bantuan alat atau indera.
2. Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut
a. Kakinya terasa lebih dingin
b. Jari kaki dan tangan nampak hijau kebiru-biruan
c. Mata membalik
d. Denyut nadi mulai tidak teraba
e. Telinganya tampak lemas (pipih)
f. Sekali-kali merasa panas, minta dikipasi
g. Tampak kesehatannya lebih baik, kadang minta makan atau minum
3. Bimbingan Terhadap Pasien yang Sakaratul Maut Menurut pandangan islam
a. Mendampinginya dengan tegar
Apabila diperkenankan, membisikkan kalimat atau bacaan Tauhid ditelinga pasien
dan di doakan
b. Pasrah dan ikhlas atas segala yang terjadi, serta menyadari bahwa semua takdir yang
terjadi merupakan kehendak-Nya
c. Adapun bimbingan bagi keluarga pasien yang sakaratul maut:
*Mengajak keluarga untuk tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien
sakaratul maut dengan ridho dan ikhlas atas apa yang terjadi
*Menghimbau untuk menciptakan suasana yang tenang
*Ajak untuk berdoa bersama serta pasrah dengan apa yang akan terjadi dan menyadari
bahwa semata-mata atas kehendak-Nya
4. Tuntunan Merawat Orang Sekarat
Kepercayaan Spiritual dan Keagamaan
Penanganan penyakit secara serius pada klien biasanya melibatkan intervensi medis
untuk memulihkan atau menjaga kesehatan. Sebagai rangkaian praktik kedua, strategi yang
transformatif, mengakui keterbatasan hidup, dan membantu individu yang sekarat
menemukan arti dalam penderitaan sehingga mereka dapat melampaui atau melangkah lebih
ke depan, keberadaan diri mereka. Praktik yang transformatif dihubungkan dengan
penyembuhan, komunikasi, dan kepercayaan spiritual atau keagamaan (Myers,2003). Sumber
daya spiritual termasuk kepercayan pada kekuatan tertinggi, komunitas pendukung, teman-
teman, rasa pengharapan dan arti hidup, dan praktik keagamaan. Spiritualitas klien dan
anggota keluarga memengaruhi kemampuan mereka untuk beradaptasi terhadap rasa
kehilangan. Individu yang memiliki hubungan yang kuat dengan kekuatan tertinggi
menunjukan ketabahan dan kemampuan untuk mengalami pemulihan dari rasa kehilangan
(Matheis, Tulsky, dan Matheis,2006).
Integrasi spiritual terjadi ketika individu mencapai kata sepakat dengan
kehidupannya dan meletakkan potongan-potongan kehidupannya bersama-sama dalam suatu
cara yang sesuai dengan seluruh kehidupannya. Mendekati akhir kehidupan, integrasi tersebut
membantu individu memperbaiki hubungan yang rusak atau menyelesaikan urusan yang
belum terselesaikanَ(O’gorman,َ2002‫َ.و‬
Fiqih Islam memberikan tuntunan terkait tindakan yang dilakukan terhadap orang
yang sakit keras/ sekarat (muhtadlir). Apabila nampak tanda-tanda ajalnya sudah tiba, maka
tindakan yang sunah dilakukan oleh orang yang sedang menungguinya adalah:
1. Membaringkan muhtadlir pada lambung sebelah kanan untuk menghadapkannya ke arah
kiblat. Jika tidak memungkinkan, misalnya disebabkan karena tempatnya terlalu sempit atau
ada semacam gangguan pada lambung kanannya, maka ia dibaringkan pada lambung sebelah
kiri. Dan jika masih tidak memungkinkan, maka tidurkanlah dengan melentangkan
menghadap kiblat dengan memberi ganjalan di bawah kepala agar wajahnya bisa lurus
menghadap ke arah tersebut.
2. Membaca surat Yasin dengan agak keras dan al-Ro’duَdenganَsuaraَyangَpelan.َFaidahَ
pembacaan Surat ini kata al-Qulyubi, adalah mempermudah keluarnya ruh, disamping ada
sebuah hadits yang menjelaskan, bahwa ia akan mati, masuk dan bangkit dari alam kubur
dalam keadaan segar bugar. Dalam Nihayah Az-Zain, Syaikh Nawawi Banten menambahkan,
jika tidak mungkin membaca keduanya, maka surat yang dibaca disesuaikan dengan keadaan
muhtadlir. Yakni apabila masih ada kesadaran dalam diri muhtadlir, maka surat Yasin-lah
yang dibaca. Dan jika sudah tidak ada, maka yang dibaca adalah surat al-Ro’duَkarenaَsuratَ
ini berfaedah mempermudah keluarnya ruh.
3. Men-talqin dengan kalimat Tahlil secara santun (lembut) tidak menampakkan kesan
memaksa. Misalnya, mulaqqin (orang yang mentalqin) mengingatkan disampingnya dengan
ucapan: “ dzikir kepada Alloh itu amat diberkahi”, atau mengajak hadirin dzikir bersama.
Dalam talqinnya, Mulaqqin tidak perlu menambahkan lafadz Asyhadu kecuali muhtadlir
bukan seorang mukmin dan ada harapan ia masuk Islam, maka talqinnya disamping harus
mencantumkan lafadz tersebut juga harus disempurnakan menjadi dua kalimat syahadat agar
ia meninggal dalam keadaan Islam. Talqin ini tidak usah diulang kembali jika muhtadlir telah
mampu mengucapkannya, selama ia tidak berbicara lagi dan menurutَ Ulama’َ Jumhur,َ
walaupun mengenai hal-hal yang berkenaan dengan akhirat. Karena tujuan talqin ini, agar
kalimat Tahlil menjadi penutup kalimat yang terucap dari mulutnya. Rosululloh bersabda :
‫م‬َ‫ن‬َ ََ‫منم‬‫آ‬‫خ‬ِ‫م‬َ ََ‫خ‬ِ‫م‬ َ‫مآ‬‫خ‬ ‫خ‬ َََِ‫م‬َ ‫خ‬ ‫َّل‬‫م‬َ‫هللا‬ ََ‫م‬َ‫ل‬َ ‫م‬َََََََّْ
Barang siapa yang akhir perkataannya adalah “Laa ilaaha illallâh”, maka dia masuk sorga.
4. Sunah memberi minum, jika nampak gejala ia menginginkannya. Karena dalam kondisi
seperti itu, syaitan bisa saja menawarkan minuman yang akan ditukar dengan keimanannya.
5. Sesaat Setelah Ajal Tiba
Setelah muhtadhir telah melalui kematiannya, seperti adanya tanda-tanda
mengendurnya telapak tangan dan kaki, cekungnya pelipis dan hidung yang tampak lemas,
tindakan berikutnya yang sunah dilalukan adalah:
1. Memejamkan kedua matanya
2. Jika sampai terlambat hingga kedua matanya tidak bisa dipejamkan, maka cara
memejamkannya dengan menarik kedua lengan serta kedua ibu jari kakinya secara
bersamaan, niscaya kedua mata tersebut akan terpejam dengan sendirinya.
3. Mengikat rahangnya ke atas kepala dengan memakai kain yang agak lebar agar
mulutnya tidak terbuka.
4. Melemaskan sendi-sendi tulangnya dengan melipat tangan ke siku, lutut ke paha dan
paha ke perut. Setelah itu dibujurkan kembali, kemudian jari-jari tangannya
dilemaskan. Jika agak terlambat sehingga tubuhnya sudah kaku, maka sunah
dilemaskan memakai minyak. Hikmah dari pelemasan ini agar mempermudah proses
pemandian dan pengkafanannya nanti.
5. Melepaskan pakaiannya secara perlahan. Kemudian disedekapkan lalu mengganti
pakaian tersebut dengan kain tipis, (izar misalnya) yang ujungnya diselipkan di bawah
kepala dan kedua kakinya (menutupi semua tubuh). Kecuali jika ia sedang
menunaikan ibadah Ihram, maka kepalanya harus dibiarkan tetap terbuka.
6. Meletakkan beban seberat 20 dirham (20gr x 2,75gr = 54,300 gr) atau secukupnya di
atas perutnya dengan dibujurkan dan diikat agar perutnya tidak membesar.
7. Membebaskan segala tanggungan hutang atau lainnya. Dan jika tidak mungkin
dilakukan pada saat itu, maka segeralah ahli warinya malakukan aqad Hawalah
(pelimpahan tanggungan hutang) dengan orang-orang yang bersangkutan. Dan sunah
bagi mereka menerima tawaran tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam padangan agama islam merawat pasien merupakan tugas mulia,baik secara
tersurat maupun tersirat agama islam sangat menuntut akan hadirnya peran perawan(rufidah)
di tengah masyarakat. Dalam mengabdi kepada masyarakat diperlukan kesiapan-kesiapan
tertentu yang harus dimiliki oleh Kebidanan antara lain profesi kebidanan dijadikan sebagai
profesi yang sebenarnya, dalam menjalankan tugas harus memperhatikan aspek-aspek
meliputi ketelitian, kecermatan dan kewaspadaaan guna meminimalisir resiko negatif yang
mungkin akan timbul. Serta rasa tanggung jawab yang harus dijunjung tinggi dalam
menghadapi segala tindakan yang dilakukan. Sebagai seorang bidan harus proaktif dalam
menjalankan tugas yang diembannya bukan sebagai penunggu pasien yang sakit ketika
datang ke rumah sakit.
B. Saran
1. Dalam merawat pasien seorang perawat harus memperhatikan aspek-aspek hati-
hati,teliti,dan cekatan serta tanggung jawab terhadap semua tindakan yang
dilakukan.
2. Menganjurkan pasien utuk tidak lupa melaksanakan mewajiban sebagai umat
muslim.
3. Sesibuk apapun kegiatan yang dilakukan perawat maupun petugas kesehatan yang
lain tidak boleh meninggalkan sholat.
4. Memegang teguh prinsip perawat profesional.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.kreasimahasiswa.page.tl/MATERI-AGAMA-ISLAM.htm
2. Hidayat A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2.
Salemba Medika: Jakarta
3. Asmadi.(2008).Konsep Dasar Keperawatan.Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
4. Anonim2009.sejarah perkembangan keperawatan di dunia,dalam di akses selasa 24
agustus 2010 pukul 10:15am
5. Kisyik, Abdul Hamid. 1991. Mati Menebus Dosa. Jakarta: Gema Insani Press.
6. Potter dan Perry. 2002. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT, Karena atas berkat dan rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah Agama ini. Dengan kami harapkan
kiranya makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca atau pihak lain
yang membutuhkan informasi dalam makalah Pandangan islam Tentang “Perlakuan
terhadap Orang sakit dan Sakaratul maut menurut islam”‫م‬
Dalam makalah ini terdapat banyak sekali informasi mengenai nilai-nilai yang berkaitan dan
menjadi dasar dalam Kebidanan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna,untuk itu
kami berbesar hati untuk menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak. Kami juga
tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan serta kejanggalan baik isi maupun dalam
teknik penyusunannya.
Raha, November 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah.......................................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. PANDANGAN ISLAM TERHADAP ORANG SAKIT................................... 3
1. Definisi sakit secara medis............................................................................... 3
2. Definisi sakit menurut agama islam....................................................................... 3
3. Jenis Penyakit...................................................................................................... 5
4. Macam-macam Orang Sakit........................................................................... 4
5. Anjuran Bagi Orang yang Sakit Menurut pandangan islam................................. 5
6. Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit........................................................................... 6
7. Perawatan Bagi Orang Sakit........................................................................... 6
8. Pendampingan Terhadap Orang Sakit.............................................................. 7
B. PANDANGAN ISLAM TERHADAP ORANG SAKARATUL MAUT............ 7
1. Pengertian Sakaratul Maut dalam pandangan islam.......................................... 7
2. Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut.......................................................... 7
3. Bimbingan Terhadap Pasien yang Sakaratul Maut Menurut pandangan islam.........8
4. Tuntunan Merawat Orang Sekarat........................................................................... 8
5. Sesaat Setelah Ajal Tiba........................................................................................ 10
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................11
3.2 SARAN............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12
MAKALAH
PERLAKUAN TERHADAP ORANG SAKIT DAN
SAKARATUL MAUT MENURUT ISLAM
DI SUSUN OLEH:
1. NURNIATI
2. RUSTIN
TINGKAT 1 B.
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2013 / 2014

More Related Content

What's hot

Ahlak membesuk orang sakit akidah
Ahlak membesuk orang sakit akidahAhlak membesuk orang sakit akidah
Ahlak membesuk orang sakit akidahfahira_ila
 
Adab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diri
Adab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diriAdab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diri
Adab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diriIzna Adiningsih
 
Sakit bukanlah kehinaan
Sakit bukanlah kehinaanSakit bukanlah kehinaan
Sakit bukanlah kehinaanHarum Nugroho
 
Seorang mukmin yang sakit, ia tidak
Seorang mukmin yang sakit, ia tidakSeorang mukmin yang sakit, ia tidak
Seorang mukmin yang sakit, ia tidakHelmon Chan
 
Amalan kebersihan dan pemakanan rasulullah
Amalan kebersihan dan pemakanan rasulullahAmalan kebersihan dan pemakanan rasulullah
Amalan kebersihan dan pemakanan rasulullahcnidaria
 
Mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kisah nabi ayyub a.s.
Mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kisah nabi ayyub a.s.Mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kisah nabi ayyub a.s.
Mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kisah nabi ayyub a.s.Muhsin Hariyanto
 
! Ramuan herbal sang nabi
! Ramuan herbal sang nabi! Ramuan herbal sang nabi
! Ramuan herbal sang nabiNano Nani
 

What's hot (9)

Makalah konsep sehat sakit dalam islam
Makalah konsep sehat sakit dalam islamMakalah konsep sehat sakit dalam islam
Makalah konsep sehat sakit dalam islam
 
Ahlak membesuk orang sakit akidah
Ahlak membesuk orang sakit akidahAhlak membesuk orang sakit akidah
Ahlak membesuk orang sakit akidah
 
Adab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diri
Adab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diriAdab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diri
Adab mendampingi pasien dengan penurunan kesadaran diri
 
Sakit bukanlah kehinaan
Sakit bukanlah kehinaanSakit bukanlah kehinaan
Sakit bukanlah kehinaan
 
Sakit
SakitSakit
Sakit
 
Seorang mukmin yang sakit, ia tidak
Seorang mukmin yang sakit, ia tidakSeorang mukmin yang sakit, ia tidak
Seorang mukmin yang sakit, ia tidak
 
Amalan kebersihan dan pemakanan rasulullah
Amalan kebersihan dan pemakanan rasulullahAmalan kebersihan dan pemakanan rasulullah
Amalan kebersihan dan pemakanan rasulullah
 
Mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kisah nabi ayyub a.s.
Mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kisah nabi ayyub a.s.Mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kisah nabi ayyub a.s.
Mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kisah nabi ayyub a.s.
 
! Ramuan herbal sang nabi
! Ramuan herbal sang nabi! Ramuan herbal sang nabi
! Ramuan herbal sang nabi
 

Similar to Asuhan Kesehatan Islam

Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Septian Muna Barakati
 
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakitMakalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakitOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakitMakalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakitSeptian Muna Barakati
 
Makalah konsep sehat sakit dalam islam
Makalah konsep sehat sakit dalam islamMakalah konsep sehat sakit dalam islam
Makalah konsep sehat sakit dalam islamSeptian Muna Barakati
 
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakitMakalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakitWarnet Raha
 
Makalah konsep sehat sakit dalam islam
Makalah konsep sehat sakit dalam islamMakalah konsep sehat sakit dalam islam
Makalah konsep sehat sakit dalam islamWarnet Raha
 
03.Pemahaman tentang konsep sakit dan penyakit menurut agama.pptx
03.Pemahaman tentang konsep sakit dan penyakit menurut agama.pptx03.Pemahaman tentang konsep sakit dan penyakit menurut agama.pptx
03.Pemahaman tentang konsep sakit dan penyakit menurut agama.pptxkholil13
 
8.3 ppt adab takziah 2019.docx
8.3 ppt adab takziah  2019.docx8.3 ppt adab takziah  2019.docx
8.3 ppt adab takziah 2019.docxIinfatimah7
 
sejarah kesehatan zaman Rasulullah
sejarah kesehatan zaman Rasulullahsejarah kesehatan zaman Rasulullah
sejarah kesehatan zaman RasulullahPutrii Permatasarii
 
Nasehat untuk yang sakit
Nasehat untuk yang   sakitNasehat untuk yang   sakit
Nasehat untuk yang sakitHelmon Chan
 
RESEP SEHAT ALA RASULULLAH SAW.pdf
RESEP SEHAT ALA RASULULLAH SAW.pdfRESEP SEHAT ALA RASULULLAH SAW.pdf
RESEP SEHAT ALA RASULULLAH SAW.pdfjirolupatmo1
 
Ruqyah massal Masjid Al-Wasi'i Unila
Ruqyah massal Masjid Al-Wasi'i UnilaRuqyah massal Masjid Al-Wasi'i Unila
Ruqyah massal Masjid Al-Wasi'i UnilaMahfudin Fc
 
Ayatul syifa'
Ayatul syifa'Ayatul syifa'
Ayatul syifa'kingcrowz
 
konsep sehat sakit.pptx
konsep sehat sakit.pptxkonsep sehat sakit.pptx
konsep sehat sakit.pptxMAbdulAzis3
 
Sakit menurut islam
Sakit menurut islamSakit menurut islam
Sakit menurut islamHelmon Chan
 

Similar to Asuhan Kesehatan Islam (20)

Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
 
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
 
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
 
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran isla...
 
Makalah konsep sehat sakit dalam islam
Makalah konsep sehat sakit dalam islamMakalah konsep sehat sakit dalam islam
Makalah konsep sehat sakit dalam islam
 
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakitMakalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
 
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakitMakalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
 
Makalah konsep sehat sakit dalam islam
Makalah konsep sehat sakit dalam islamMakalah konsep sehat sakit dalam islam
Makalah konsep sehat sakit dalam islam
 
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakitMakalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
 
Makalah konsep sehat sakit dalam islam
Makalah konsep sehat sakit dalam islamMakalah konsep sehat sakit dalam islam
Makalah konsep sehat sakit dalam islam
 
03.Pemahaman tentang konsep sakit dan penyakit menurut agama.pptx
03.Pemahaman tentang konsep sakit dan penyakit menurut agama.pptx03.Pemahaman tentang konsep sakit dan penyakit menurut agama.pptx
03.Pemahaman tentang konsep sakit dan penyakit menurut agama.pptx
 
8.3 ppt adab takziah 2019.docx
8.3 ppt adab takziah  2019.docx8.3 ppt adab takziah  2019.docx
8.3 ppt adab takziah 2019.docx
 
sejarah kesehatan zaman Rasulullah
sejarah kesehatan zaman Rasulullahsejarah kesehatan zaman Rasulullah
sejarah kesehatan zaman Rasulullah
 
Nasehat untuk yang sakit
Nasehat untuk yang   sakitNasehat untuk yang   sakit
Nasehat untuk yang sakit
 
RESEP SEHAT ALA RASULULLAH SAW.pdf
RESEP SEHAT ALA RASULULLAH SAW.pdfRESEP SEHAT ALA RASULULLAH SAW.pdf
RESEP SEHAT ALA RASULULLAH SAW.pdf
 
Makalah euthanasia
Makalah euthanasiaMakalah euthanasia
Makalah euthanasia
 
Ruqyah massal Masjid Al-Wasi'i Unila
Ruqyah massal Masjid Al-Wasi'i UnilaRuqyah massal Masjid Al-Wasi'i Unila
Ruqyah massal Masjid Al-Wasi'i Unila
 
Ayatul syifa'
Ayatul syifa'Ayatul syifa'
Ayatul syifa'
 
konsep sehat sakit.pptx
konsep sehat sakit.pptxkonsep sehat sakit.pptx
konsep sehat sakit.pptx
 
Sakit menurut islam
Sakit menurut islamSakit menurut islam
Sakit menurut islam
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Asuhan Kesehatan Islam

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Islam sangat memperhatikan dunia kesehatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan.Anjuran islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi islam untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman.Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal yang diluar kemampuannya menghindari. Mengingat kompleksnya faktor pemicu penyakit, maka profesi kebidanan tidak bisa dihindari karena keperawatan sangat dibutuhkan secara tradisional sampai pada yang semi modern dan super modern.Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan medis.Pelayanan kesehatan ialah kegiatan yang dilakukan oleh pranata sosial atau pranata politik terhadap keseluruhan masyarakat sebagai tujuannya.Sedangkan pelayanan medis ialah suatu upaya dan kegiatan pencegahan,pengobatan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan atas dasar hubungan individual antara para ahli pelayanan medis dengan individu yang membutuhkannya. Sebagai seorang praktisi kebidanan kita harus bertindak professional sesua fungsi dan tujuan dari asuhan kebidanan dengan demikian dapat tercapai pelaksanaan asuhan keperawatan / kebidanan yang bermutu dan sesuai dengan syariat islam Kehidupan itu sendiri selalu diwarnai oleh hal-hal yang saling bertentangan, yang saling berganti mengisi hidup ini tanpa pernah kosong sedikit pun. Sehat dan sakit merupakan warna dan rona abadi yang selalu melekat dalam diri manusia selama dia masih hidup. Tetapi kebanyakan manusia memperlakukan sehat dan sakit secara tidak adil. Kebanyakan mereka menganggap sehat itu saja yang mempunyai makna. Sebaliknya sakit hanya dianggap sebagai beban dan penderitaan, yang tidak ada maknanya sama sekali. Orang yang beranggapan demikian jelas melakukan kesalahan besar, sebab Allah SWT selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu ujian kepada hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran dibalik itu semua. (Q.S. Shaad : 27)
  • 2. C. RUMUSAN MASALAH  Definisi sakit secara medis  Definisi sakit menurut agama islam  Jenis Penyakit  Macam-macam Orang Sakit  Anjuran Bagi Orang yang Sakit Menurut pandangan islam  Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit  Perawatan Bagi Orang Sakit  Pendampingan Terhadap Orang Sakit  Pengertian Sakaratul Maut dalam pandangan islam  Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut  Bimbingan Terhadap Pasien yang Sakaratul Maut Menurut pandangan islam  Tuntunan Merawat Orang Sekarat  Sesaat Setelah Ajal Tiba B. TUJUAN Untuk mengetahui perlakuan terhadap orang sakit dan sakratul maut menurut ajaran islam.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. PERLAKUAN TERHADAP ORANG SAKIT MENURUT AJARAN ISLAM 1. Definisi sakit secara medis Beberapa pengertian sakit dan diantara pengertian sakit ini adalah sebagai berikut : 1. Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.(Menurut Pemons, 1972) 2. Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas jasmani, rohani dan sosial. (Menurut Perkins) 3. Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang. (Menurut Oxford English Dictionary) 2. Definisi sakit menurut agama islam A. Mukadimah Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia sejak jaman Nabi Adam a.s.. Kita memahami apapun yang menimpa manusia adalah takdir, sakit pun merupakan takdir. B. Sakit dalam Pandangan al-Quran ‫َو‬‫يَأ‬ُّ‫و‬ َُّ ‫إ‬ِ‫ذ‬ َ‫ن‬َ‫أ‬َ َ‫ى‬‫أ‬‫َر‬‫أ‬ََُّ‫أ‬‫ر‬ ‫أ‬‫َن‬ِِِّّ‫م‬‫ذ‬ َ‫أ‬َُِّ‫إ‬‫ا‬‫أ‬‫ض‬َُُِّ‫أ‬‫نَر‬ْ‫إ‬َ‫أ‬‫رَى‬‫أ‬‫ح‬َ‫أ‬ََُ‫ل‬ََُّّ‫أ‬ِ‫ِّم‬‫ي‬‫أ‬‫ر‬ ‫أ‬‫ََو٣٨ن‬َََُُّّْ‫أ‬‫ض‬ََ‫أ‬ََ ‫أ‬َ‫أ‬ُ‫أ‬‫ف‬َ‫ن‬ْ‫أ‬‫ذ‬ََ‫أ‬ََ ‫أ‬َ‫أ‬ ََِ‫أ‬‫ف‬ َُّ‫ن‬ََُّ‫أ‬‫ر‬ٍَُّّ‫ذ‬َ‫ر‬ ‫أ‬َُِّْ‫ل‬ ‫أ‬‫أََن‬ُُّ‫ن‬َََََُُُّّ‫َض‬ْ‫ل‬‫أ‬‫و‬ََ ‫أ‬‫َى‬ََ‫ن‬‫ه‬‫أ‬‫ر‬‫أ‬‫ض‬َََ‫ن‬‫ه‬‫أ‬ٍَّ ُّ‫ض‬ ‫أ‬‫نَن‬ْ‫أ‬ٍَِّ‫أ‬‫َر‬‫ن‬‫و‬َ‫أ‬ََ‫ي‬‫أ‬َ‫ى‬ ‫أ‬‫َن‬ ‫ل‬ِ‫ن‬‫ا‬َََُّ‫َوض‬‫و٤٨يَأ‬ “Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat
  • 4. gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah”. (QS al-Anbiyâ’,َ21:َ83-84) Ayat di atas mengisahkan bahwa Nabi Ayyub a.s. yang ditimpa penyakit, kehilangan harta dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi Ayyub a.s. untuk berdzikir dan memohon keridhaan Allah, dan Allah pun mengabulkan doanya, hingga akhirnya Nabi Ayyub a.s. sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya. Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada Allah, tidak berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah. Karena kita sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah menakdirkan sakit maka kita akan sakit, begitu pula apabila Allah menakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali dengan izin-Nya kita sembuh. ‫َو‬َُّ‫ُّي‬‫ن‬َ‫ه‬‫أ‬‫ي‬َ ‫أ‬‫م‬‫ن‬‫ه‬‫أ‬‫ف‬ََُِّ‫أ‬ ‫أ‬ٍّ‫أ‬َُِّْ‫ن‬‫إ‬‫ذ‬ ٧٨‫َوَو‬َُّ‫ي‬ُّ َ‫ا‬‫أ‬‫ي‬ ‫أ‬‫َِن‬َُّ‫ن‬‫و‬ُّ‫ر‬َ‫نن‬‫ي‬َ ‫أ‬‫م‬‫ن‬َُِِّ‫ن‬‫إ‬‫ذ‬ ‫أ‬‫ََو٩٧ن‬َُّ‫ي‬ُّ ََ‫أ‬‫ي‬َ ‫أ‬‫م‬‫ن‬‫ه‬‫أ‬‫ف‬َ‫َّن‬َ‫ا‬ ُِّ‫أ‬‫ض‬َ ‫أ‬‫ل‬َُّّ ‫أ‬‫ن‬ ‫َوَو٠٨و‬َُّ‫ي‬ُّ‫ي‬َ ‫ن‬‫ي‬َ‫إ‬َ‫ن‬ََُُِّ‫ن‬ ‫ي‬ُّ‫نو‬‫ي‬َُِّ‫ن‬‫إ‬‫ذ‬ ‫أ‬‫َوَو۱٧ن‬َُّ‫ُّي‬‫ذن‬ َ‫أ‬ْ َ‫م‬‫أ‬‫ي‬َُِّ ‫أ‬‫ي‬‫ي‬ُّ‫أن‬َُِّْ‫ذ‬َ‫أ‬ُِّ َِ‫أ‬‫ي‬َ‫ت‬‫أ‬‫َر‬‫ن‬َ‫أ‬‫و‬ََ‫أ‬‫َُِّر‬‫ن‬‫إ‬‫ذ‬ ‫أ‬‫و۲٨ن‬ “(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakaku, maka Dialah yang memberi petunjuk kepadaku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. (QS asy-Syu’arâ’َ26:َ78-82) Dalam setiap perjalanan hidup manusia, senantiasa dipertemukan pada tiga kondisi dan situasi yakni sehat, sakit atau mati. Pada kondisi sehat, terkadang melupakan cara hidup sehat dan mengabaikan perintah Allah SWT, sebaliknya pada kondisi sakit dianggap sebuah beban penderitaan, malapetaka dan wujud kemurkaan Allah SWT. Dalam Q.S. Saad: 27 Allah SWT selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu ujian kepada hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran dibalik itu semua. َََ ‫ن‬‫ن‬ِ‫أ‬ ‫أ‬َْ‫ُّيَأ‬‫ن‬‫إ‬‫ذ‬ ََِّ‫أ‬ََ‫أ‬َُّ‫ذ‬‫أ‬‫أ‬‫ل‬َََ ْ‫و‬ََُّ‫أ‬َََ‫أ‬‫و‬‫ن‬‫ه‬‫أ‬ََ‫ي‬‫أ‬َََ‫أ‬‫ض‬ ‫أ‬‫َن‬ ‫أ‬ۚ َ‫ى‬‫أ‬ َ‫ل‬ ‫أ‬‫َن‬‫أ‬ََ‫أ‬‫و‬‫إ‬‫ا‬‫ذ‬ ََ‫أ‬ََ ‫أ‬ٍّ‫أ‬ََْ‫أ‬‫ض‬ ‫أ‬‫ن‬ َُّ‫َى‬‫إ‬َ‫ذ‬ َ‫َأ‬ُّ‫َض‬ ‫ن‬‫ن‬ِ‫أ‬ ‫أ‬َْ‫ُّيَأ‬‫ن‬‫إ‬ٍُّّ‫َذ‬‫ا‬‫ل‬َ‫ي‬ ‫أ‬‫م‬‫أ‬‫ف‬
  • 5. Artinya: Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang- orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Sabda Rasulullah SAW yang artinya “Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan memperoleh keridhoan Allah. Dan barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan memperoleh kemurkaan Allah SWT”َ (H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi). Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua kondisi yang senantiasa dialami oleh setiap manusia. Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila tidak menurunkan juga obatnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra dari Nabi saw bersabda: َََْ‫أ‬ َُّْ‫ن‬ْ‫أ‬‫ذ‬َ‫أ‬‫ه‬‫أ‬ َُ‫أ‬‫ر‬َ ‫إ‬‫إ‬َََُّّْ ‫أ‬‫ح‬َ‫ن‬ ‫إ‬َ َ‫أ‬‫ه‬‫أ‬ َُ‫أ‬‫ر‬ََ‫أ‬‫ض‬ Allah SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya (HR Bukhari) Bila dalam kondisi sakit, umat Islam dijanjikan oleh Allah SWT berupa penghapusan dosa apabila ia bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya. Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan ImamَMuslim,َ“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.” 3 Jenis Penyakit a. Penyakit fisik/ lahir b. Penyakit batin/ hati, seperti syirik, kufur, iri atau dengki, dan lain sebagainya 4 Macam-macam Orang Sakit Orang yang sakit dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: a. Orang yang sakit ringan, b. Orang yang sakit berat atau keras, dan c. Orang yang sedang menghadapi sakaratul maut
  • 6. 5 Anjuran Bagi Orang yang Sakit Menurut pandangan islam a. Berbaik sangka kepada Allah SWT b. Bersabar atas apa yang menimpanya, tidak berputus asa c. Menerima takdir Allah SWT atasnya d. Bersyukur kepada Allah SWT e. Memperbanyak istighfar f. Memperbanyak doa g. Banyak muhasabah diri h. Senantiasa mengharapkan rahmat Allah SWT atasnya i. Tawakkal j. Tetap menjalankan ibadah sesuai kemampuan k. Membaca buku-buku agama untuk menguatkan batinnya l. Mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Quran m. Tidak boleh mengharapkan kematian bagi dirinya n. Hendaklah segera menunaikan segala tanggungan-tanggungan (utang) kepada orang lain atau memberi wasiat kepada keluarganya atau yang lainnya 6. Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit a. Ikhlas b. Penuh kasih sayang c. Pemaaf d. Cermat/ teliti e. Penuh tanggung jawab f. Patuh pada peraturan g. Menyimpan rahasia 7 Perawatan Bagi Orang Sakit a. Pengobatan Medis b. Pengobatan Non Medis, meliputi:  Doa-doa  Mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an c. Pengobatan alternatif lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam
  • 7. 8 Pendampingan Terhadap Orang Sakit Orang sakit biasanya mengalami krisis psikologis dalam dirinya, oleh karena itu hendaknya didampingi dan diberi perhatian lebih, serta dorongan motivasi untuk kesembuhannya. Doa-doa serta dzikir dirasa mampu mengurangi rasa sakit orang yang merasakannya. Karena dalam doa dan dzikir tersebut terdapat ilmu ikhlas sebagai hamba Allah swt yang tidak mempunyai daya dan upaya dihadapan-Nya. Kita dapat mendampinginya sebagai wujud bertawaqal dan menyerahkan diri kepada Allah swt dan menyadari segalanya kembali atas kehendaknya. B. PERLAKUAN TERHADAP SAKARATUL MAUT MENURUT ISLAM 1. Pengertian Sakaratul Maut dalam pandangan islam a. Sakaratunَjamakَdariَsakratunَ=َ‘keadaanَmabuk’ b. Naza’َ=َmencabut, mencopot, melepaskan, menghilangkan c. Wafat (wafaa) = sempurna/ lengkap (tamma) d. Ajal = batas waktu, akhir waktu Imam Al Gazali berbicara tentang maut, “sesungguhnya diketahui dari jalan-jalan yang menjadi pedoman dan al-quranul karim menyatakannya pula bahwa maut tidak lebih perubahan keadaan manusia semata. Setelah berpisahnya jasad, wujudnya tetap, hanya masalahnya dia tersiksa atau didalam nikmat allah”.َArtiَperpisahanَdenganَjasadَadalahَ berakhirnya kekuasaan atas jasad bersamaan dengan keluarnya roh dari jasad tersebut atas kehendak masa yang telah ditetapkan baginya. Anggota badan merupakan alat bagi manusia, seperti tangan dipergunakan untuk memukul dan perbuatan-perbuatan lainnya, telinga untuk mendengar, mata untuk melihat, dan yang sebenarnya untuk memahami segala sesuatu adalah hati. Hati disini diibaratkan sebagai roh karena itu disebut hati rohani bukan hati jasmani, dan roh dengan sendirinya dapat mengetahui segala sesuatu tanpa bantuan alat atau indera. 2. Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut a. Kakinya terasa lebih dingin b. Jari kaki dan tangan nampak hijau kebiru-biruan c. Mata membalik d. Denyut nadi mulai tidak teraba e. Telinganya tampak lemas (pipih) f. Sekali-kali merasa panas, minta dikipasi g. Tampak kesehatannya lebih baik, kadang minta makan atau minum
  • 8. 3. Bimbingan Terhadap Pasien yang Sakaratul Maut Menurut pandangan islam a. Mendampinginya dengan tegar Apabila diperkenankan, membisikkan kalimat atau bacaan Tauhid ditelinga pasien dan di doakan b. Pasrah dan ikhlas atas segala yang terjadi, serta menyadari bahwa semua takdir yang terjadi merupakan kehendak-Nya c. Adapun bimbingan bagi keluarga pasien yang sakaratul maut: *Mengajak keluarga untuk tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien sakaratul maut dengan ridho dan ikhlas atas apa yang terjadi *Menghimbau untuk menciptakan suasana yang tenang *Ajak untuk berdoa bersama serta pasrah dengan apa yang akan terjadi dan menyadari bahwa semata-mata atas kehendak-Nya 4. Tuntunan Merawat Orang Sekarat Kepercayaan Spiritual dan Keagamaan Penanganan penyakit secara serius pada klien biasanya melibatkan intervensi medis untuk memulihkan atau menjaga kesehatan. Sebagai rangkaian praktik kedua, strategi yang transformatif, mengakui keterbatasan hidup, dan membantu individu yang sekarat menemukan arti dalam penderitaan sehingga mereka dapat melampaui atau melangkah lebih ke depan, keberadaan diri mereka. Praktik yang transformatif dihubungkan dengan penyembuhan, komunikasi, dan kepercayaan spiritual atau keagamaan (Myers,2003). Sumber daya spiritual termasuk kepercayan pada kekuatan tertinggi, komunitas pendukung, teman- teman, rasa pengharapan dan arti hidup, dan praktik keagamaan. Spiritualitas klien dan anggota keluarga memengaruhi kemampuan mereka untuk beradaptasi terhadap rasa kehilangan. Individu yang memiliki hubungan yang kuat dengan kekuatan tertinggi menunjukan ketabahan dan kemampuan untuk mengalami pemulihan dari rasa kehilangan (Matheis, Tulsky, dan Matheis,2006). Integrasi spiritual terjadi ketika individu mencapai kata sepakat dengan kehidupannya dan meletakkan potongan-potongan kehidupannya bersama-sama dalam suatu cara yang sesuai dengan seluruh kehidupannya. Mendekati akhir kehidupan, integrasi tersebut membantu individu memperbaiki hubungan yang rusak atau menyelesaikan urusan yang belum terselesaikanَ(O’gorman,َ2002‫َ.و‬ Fiqih Islam memberikan tuntunan terkait tindakan yang dilakukan terhadap orang yang sakit keras/ sekarat (muhtadlir). Apabila nampak tanda-tanda ajalnya sudah tiba, maka tindakan yang sunah dilakukan oleh orang yang sedang menungguinya adalah:
  • 9. 1. Membaringkan muhtadlir pada lambung sebelah kanan untuk menghadapkannya ke arah kiblat. Jika tidak memungkinkan, misalnya disebabkan karena tempatnya terlalu sempit atau ada semacam gangguan pada lambung kanannya, maka ia dibaringkan pada lambung sebelah kiri. Dan jika masih tidak memungkinkan, maka tidurkanlah dengan melentangkan menghadap kiblat dengan memberi ganjalan di bawah kepala agar wajahnya bisa lurus menghadap ke arah tersebut. 2. Membaca surat Yasin dengan agak keras dan al-Ro’duَdenganَsuaraَyangَpelan.َFaidahَ pembacaan Surat ini kata al-Qulyubi, adalah mempermudah keluarnya ruh, disamping ada sebuah hadits yang menjelaskan, bahwa ia akan mati, masuk dan bangkit dari alam kubur dalam keadaan segar bugar. Dalam Nihayah Az-Zain, Syaikh Nawawi Banten menambahkan, jika tidak mungkin membaca keduanya, maka surat yang dibaca disesuaikan dengan keadaan muhtadlir. Yakni apabila masih ada kesadaran dalam diri muhtadlir, maka surat Yasin-lah yang dibaca. Dan jika sudah tidak ada, maka yang dibaca adalah surat al-Ro’duَkarenaَsuratَ ini berfaedah mempermudah keluarnya ruh. 3. Men-talqin dengan kalimat Tahlil secara santun (lembut) tidak menampakkan kesan memaksa. Misalnya, mulaqqin (orang yang mentalqin) mengingatkan disampingnya dengan ucapan: “ dzikir kepada Alloh itu amat diberkahi”, atau mengajak hadirin dzikir bersama. Dalam talqinnya, Mulaqqin tidak perlu menambahkan lafadz Asyhadu kecuali muhtadlir bukan seorang mukmin dan ada harapan ia masuk Islam, maka talqinnya disamping harus mencantumkan lafadz tersebut juga harus disempurnakan menjadi dua kalimat syahadat agar ia meninggal dalam keadaan Islam. Talqin ini tidak usah diulang kembali jika muhtadlir telah mampu mengucapkannya, selama ia tidak berbicara lagi dan menurutَ Ulama’َ Jumhur,َ walaupun mengenai hal-hal yang berkenaan dengan akhirat. Karena tujuan talqin ini, agar kalimat Tahlil menjadi penutup kalimat yang terucap dari mulutnya. Rosululloh bersabda : ‫م‬َ‫ن‬َ ََ‫منم‬‫آ‬‫خ‬ِ‫م‬َ ََ‫خ‬ِ‫م‬ َ‫مآ‬‫خ‬ ‫خ‬ َََِ‫م‬َ ‫خ‬ ‫َّل‬‫م‬َ‫هللا‬ ََ‫م‬َ‫ل‬َ ‫م‬َََََََّْ Barang siapa yang akhir perkataannya adalah “Laa ilaaha illallâh”, maka dia masuk sorga. 4. Sunah memberi minum, jika nampak gejala ia menginginkannya. Karena dalam kondisi seperti itu, syaitan bisa saja menawarkan minuman yang akan ditukar dengan keimanannya.
  • 10. 5. Sesaat Setelah Ajal Tiba Setelah muhtadhir telah melalui kematiannya, seperti adanya tanda-tanda mengendurnya telapak tangan dan kaki, cekungnya pelipis dan hidung yang tampak lemas, tindakan berikutnya yang sunah dilalukan adalah: 1. Memejamkan kedua matanya 2. Jika sampai terlambat hingga kedua matanya tidak bisa dipejamkan, maka cara memejamkannya dengan menarik kedua lengan serta kedua ibu jari kakinya secara bersamaan, niscaya kedua mata tersebut akan terpejam dengan sendirinya. 3. Mengikat rahangnya ke atas kepala dengan memakai kain yang agak lebar agar mulutnya tidak terbuka. 4. Melemaskan sendi-sendi tulangnya dengan melipat tangan ke siku, lutut ke paha dan paha ke perut. Setelah itu dibujurkan kembali, kemudian jari-jari tangannya dilemaskan. Jika agak terlambat sehingga tubuhnya sudah kaku, maka sunah dilemaskan memakai minyak. Hikmah dari pelemasan ini agar mempermudah proses pemandian dan pengkafanannya nanti. 5. Melepaskan pakaiannya secara perlahan. Kemudian disedekapkan lalu mengganti pakaian tersebut dengan kain tipis, (izar misalnya) yang ujungnya diselipkan di bawah kepala dan kedua kakinya (menutupi semua tubuh). Kecuali jika ia sedang menunaikan ibadah Ihram, maka kepalanya harus dibiarkan tetap terbuka. 6. Meletakkan beban seberat 20 dirham (20gr x 2,75gr = 54,300 gr) atau secukupnya di atas perutnya dengan dibujurkan dan diikat agar perutnya tidak membesar. 7. Membebaskan segala tanggungan hutang atau lainnya. Dan jika tidak mungkin dilakukan pada saat itu, maka segeralah ahli warinya malakukan aqad Hawalah (pelimpahan tanggungan hutang) dengan orang-orang yang bersangkutan. Dan sunah bagi mereka menerima tawaran tersebut.
  • 11. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam padangan agama islam merawat pasien merupakan tugas mulia,baik secara tersurat maupun tersirat agama islam sangat menuntut akan hadirnya peran perawan(rufidah) di tengah masyarakat. Dalam mengabdi kepada masyarakat diperlukan kesiapan-kesiapan tertentu yang harus dimiliki oleh Kebidanan antara lain profesi kebidanan dijadikan sebagai profesi yang sebenarnya, dalam menjalankan tugas harus memperhatikan aspek-aspek meliputi ketelitian, kecermatan dan kewaspadaaan guna meminimalisir resiko negatif yang mungkin akan timbul. Serta rasa tanggung jawab yang harus dijunjung tinggi dalam menghadapi segala tindakan yang dilakukan. Sebagai seorang bidan harus proaktif dalam menjalankan tugas yang diembannya bukan sebagai penunggu pasien yang sakit ketika datang ke rumah sakit. B. Saran 1. Dalam merawat pasien seorang perawat harus memperhatikan aspek-aspek hati- hati,teliti,dan cekatan serta tanggung jawab terhadap semua tindakan yang dilakukan. 2. Menganjurkan pasien utuk tidak lupa melaksanakan mewajiban sebagai umat muslim. 3. Sesibuk apapun kegiatan yang dilakukan perawat maupun petugas kesehatan yang lain tidak boleh meninggalkan sholat. 4. Memegang teguh prinsip perawat profesional.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.kreasimahasiswa.page.tl/MATERI-AGAMA-ISLAM.htm 2. Hidayat A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2. Salemba Medika: Jakarta 3. Asmadi.(2008).Konsep Dasar Keperawatan.Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta 4. Anonim2009.sejarah perkembangan keperawatan di dunia,dalam di akses selasa 24 agustus 2010 pukul 10:15am 5. Kisyik, Abdul Hamid. 1991. Mati Menebus Dosa. Jakarta: Gema Insani Press. 6. Potter dan Perry. 2002. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
  • 13. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT, Karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah Agama ini. Dengan kami harapkan kiranya makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca atau pihak lain yang membutuhkan informasi dalam makalah Pandangan islam Tentang “Perlakuan terhadap Orang sakit dan Sakaratul maut menurut islam”‫م‬ Dalam makalah ini terdapat banyak sekali informasi mengenai nilai-nilai yang berkaitan dan menjadi dasar dalam Kebidanan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna,untuk itu kami berbesar hati untuk menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak. Kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan serta kejanggalan baik isi maupun dalam teknik penyusunannya. Raha, November 2013 Penyusun
  • 14. DAFTAR ISI Kata Pengantar..................................................................................................................... i Daftar Isi.............................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1 B. Rumusan masalah.......................................................................................................... 2 C. Tujuan........................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. PANDANGAN ISLAM TERHADAP ORANG SAKIT................................... 3 1. Definisi sakit secara medis............................................................................... 3 2. Definisi sakit menurut agama islam....................................................................... 3 3. Jenis Penyakit...................................................................................................... 5 4. Macam-macam Orang Sakit........................................................................... 4 5. Anjuran Bagi Orang yang Sakit Menurut pandangan islam................................. 5 6. Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit........................................................................... 6 7. Perawatan Bagi Orang Sakit........................................................................... 6 8. Pendampingan Terhadap Orang Sakit.............................................................. 7 B. PANDANGAN ISLAM TERHADAP ORANG SAKARATUL MAUT............ 7 1. Pengertian Sakaratul Maut dalam pandangan islam.......................................... 7 2. Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut.......................................................... 7 3. Bimbingan Terhadap Pasien yang Sakaratul Maut Menurut pandangan islam.........8 4. Tuntunan Merawat Orang Sekarat........................................................................... 8 5. Sesaat Setelah Ajal Tiba........................................................................................ 10 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN................................................................................................................11 3.2 SARAN............................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12
  • 15. MAKALAH PERLAKUAN TERHADAP ORANG SAKIT DAN SAKARATUL MAUT MENURUT ISLAM DI SUSUN OLEH: 1. NURNIATI 2. RUSTIN TINGKAT 1 B. AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2013 / 2014