4. Metode
• Review data
• Laporan Puskesmas Bogor Utara Januari-Juli 2015
• Laporan Puskesmas Bogor Utara 2014
• Wawancara Kualitatif
• Kepala Puskesmas dr. Deasy Triwahyuni
• Pelaksana Program
• Kesehatan Lingkungan Rr. DH. Lintas K.
• Promosi Kesehatan Zahroma Sari
• Surveilans N. Atik Sartika
• Observasi Lingkungan
6. Kondisi Cimahpar
Akses Air Minum
Berkualitas
• Akses air minum
berkualitas:
8443 penduduk
(55%)
• Akses sanitasi
layak (jamban
sehat): 830
(4.2%)
Tempat
Pengelolaan
Makanan
• Terdapat 15 TPM
• 10 TPM (50%)
memenuhi
syarat higiene
sanitasi
RT Berperilaku
Hidup Bersih dan
Sehat
• Terdapat 1963 RT
dari 3102 yang ber-
PHBS (63.3%)
8. Hasil Wawancara
• Sanitasi Klinik
• Kaporisitasi
Program kesehatan
lingkungan
• Penyuluhan
• PHBS
• Pelatihan Kader
• Dokter kecil
Program promosi
kesehatan
• Kesadaran akan kesehatan masih kurang
• Penerapan PHBS rendah
• Kebiasaan buang air besar di kali
• Ingin sesuatu yang instan
Sikap masyarakat
10. • Air merupakan salah satu media penyebaran penyakit diare penyebar agen
(mikroorganisme patogen), sarang organisme penyebar penyakit, sanitasi buruk
• Kualitas mutu air yang buruk (nilai coliform khususnya fecal coliform) berhubungan
dengan insidensi penyakit diare
• Sumber air dapat dicemari oleh kualitas kebersihan lingkungan yang buruk
Diskusi dan Pembahasan
13. Simpulan
• Diare merupakan penyakit yang multifaktorial, bukan
hanya lingkungan tetapi juga dipengaruhi oleh perilaku
masyarakat.
• Berdasarkan data yang didapat, faktor utama peningkatan
insidens diare di kelurahan Cimahpar adalah akses air
minum berkualitas yang kurang dan pencemaran air.
14. Saran
• Perlu dilakukan survey langsung ke masyarakat untuk mengukur
pengetahuan masyarakat mengenai diare dan menilai perilaku
masyarakat yang berkaitan dengan diare
• Dibutuhkan penelitian studi ekologi untuk memeriksa kualitas air di
Kelurahan Cimahpar
• Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat harus lebih sering
dilakukan dan melibatkan berbagai pihak (pemerintah, swasta, dan
masyarakat)
• Program klinik sanitasi harus ditingkatkan khususnya di Kelurahan
Cimahpar
• Pendekatan yang dilakukan sebaiknya dengan memberdayakan masyarakat
khususnya kader untuk berperan aktif dalam pelaksanaan program klinik
sanitasi.
• Selain itu, kader dibekali kemampuan untuk berkoordinasi dengan pihak-
pihak terkait dalam pelaksanaan program klinik sanitasi seperti petugas
sanitarian, ahli kesehatan lingkungan, dan masyarakat sekitar.
• Apabila program klinik sanitasi yang telah diperkuat diimplementasikan, perlu
diteliti dan dievaluasi dampaknya bagi masyarakat.
15. Referensi
• Laporan Profil Puskesmas Bogor Utara Tahun 2014
• Laporan Bulanan Puskesmas Bogor Utara mengenai Kasus
Diare Bulan Januari-Juli 2015.
• WHO. Preventing diarrhoea through better water, sanitation
and hygiene: exposures and impacts in low- and middle-
income countries. Geneva:WHO Press;2014.
• Badiamurti GR, Muntalif BS. Korelasi kualitas air dan insidensi
penyakit diare berdasarkan keberadaan bakteri coliform di
Sungai Cikapundung. Bandung : Institut Teknologi
Bandung;2010.p.1-11.
• Fewtrell L, Kaufmann RB, Kay D, Enanoria W, Haller L, Colford
JM. Water, sanitation, and hygiene interventions to reduce
diarrhoea in less developed countries: A systematic review and
meta-analysis. Lancet Infect Dis. 2005;5:42–52.
Sanitasi: memastikan pemisahan higenis antara feses/tinja manusia dari kontak dengan manusia
Kalau air kualitas buruk (misalkan bekas feses) dipakai untuk bersih2 rumah, airin tumbuhan dll. manusia kontak dengan kotoran penyakit salah satunya diare
“jadi bukan untuk minum aja, sumber air apa pun, meskipun hanya digunain bersih2 asalkan kotor/tercemar bakteri koliform ya nanti bisa kontak dengan manusia menimbulkan diare”
Program WHO yaitu water, sanitation and hygiene (WASH)
Menggambarkan peran dan korelasi air + sanitasi risiko diare
Program klinik sanitasi dilakukan bukan hanya pada pasien yang terkena diare, tetapi juga terhadap tetangga/lingkungan terdekat
“bahkan kalau memungkinkan satu kelurahan dilakukan klinik sanitasi bertahap”
“kami memilih klinik sanitasi karena pendekatannya personal, langsung ke pasien meningkatkan kebersamaan dan kepatuhan”
STBM harus lebih sering dilakukan
Jika masalah dana/tenaga kerja dapat melibatkan perusahaan CSR misalnya lifeboy dimana memang perusahaan tersebut punya dana untuk promosi/kampanye kesehatan yang termasuk dalam program STBM yaitu CTPS (cuci tangan pakai sabun). Selain itu bisa bekerja sama dengan pihak swasta untuk membangun sumur warga yang berkualitas
Kalau dari hasil survey didapatkan pengetahuan masyarakat kurang mengenai diare, maka butuh penyuluhan khusus mengenai diare, gejala yang timbul, jenis/etiologi, dan apa yg harus dilakukan masyarakat