1. Penelitian ini membahas tentang perancangan sistem pengeringan padi otomatis menggunakan sensor DHT11 untuk mengukur suhu dan kelembaban, Arduino Uno untuk mengontrolnya, serta lampu dan stepper motor untuk mengatur suhu dan kelembaban padi.
2. Sensor DHT11 dapat mengukur suhu 0-50°C dan kelembaban 20-95% dengan error maksimal 5°C dan 2%. Arduino Uno akan mengontrol lampu dan stepper motor
1. 1
ABSTRAK
Keseharian masyarakat indonesia masih menggunakan padi sebagai bahan
pokok utama. Karena daerah pesawahan masih cukup terbilang luas. Tetapi luasnya
daerah pesawahan tidak didukung dengan teknologi yang memadai. Proses
pengeringan padi pada daerah pedasaan masih sangat sederhana, yaitu
menggunakan sinar matahari. Sistem dibagian hardware menggunakan sensor ,
Arduino,dan aktuator. Untuk mengetahui suhu dan kelembaban padi menggunakan
DHT 11 lalu akan diproses oleh arduino uno untuk menyalakan lampu yang dapat
mengatur suhu dan kelembaban padi. Mengatur suhu dan kelembaban sangat
penting agar padi tidak menjadi lapuk. kelembaban padi harus 15%-30% agar padi
tidak mudah busuk atau tumbuh menjadi pohon padi. Sedangkan suhu yang
digunakan untuk mengurangi kadar air pada padi tidak boleh terlalu jauh dengan
30˚C karena dapat merusak kualitas padi. Pada penelitian sistem yang telah
dirancang dapat melakukan proses pengeringan padi sehingga padi tidak akan
menjadi lapuk karena suhu yang dihasilkan oleh lampu pijar 5W hanya akan
mencapai sekitar 40˚C sebagai acuan suhu aman untuk padi. DHT 11 sendiri juga
hanya dapat mendeteksi suhu antara 0˚C-50˚C dengan error kurang lebih mencapai
5˚C. Kelembaban yang terukur oleh sensor hanya sekitar 20%-95% yang dapat
diambil dari penelitian dengan error sebesar 2% dari data sheet. Kelembaban yang
terukur oleh sensor sebenarnya sudah tercampur dengan suhu ruangan atau box
yang ada. Waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan kadar air padi tidak sama.
Karena untuk menurunkan kadar air pada beras sebesar 10% tidak hanya
membutuhkan waktu 1 menit sampai 2 menit. Semakin rendah kadar air yang ada
pada beras maka akan semakin lama waktu yang dibutuhkan. Berat atau banyaknya
padi yang akan dikeringkan tidak terlalu berarti jika padi yang ada dipanaskan
secara merata dan tidak terlalu basah.
Keywords: DHT 11, suhu, kelembaban, kadar air.
2. 2
ABSTRACT
Everyday life of the people of indonesia still use rice as the main
staple. Because the area was still quite spacious, pleasantly rice fields. But the
breadth of the area of rice fields is not supported with adequate technology. The
process of drying rice on the rural is still very simple, i.e. use sunlight. The
hardware System using sensors, an Arduino, and actuators. To know the
temperature and humidity of rice using DHT 11 and will be processed by an arduino
uno to turn on the lights that can set the temperature and humidity rice. Set the
temperature and humidity is very important so that the rice does not become
obsolete. Rice moisture should be 15%-30% so that nonperishable rice or rice trees
grow up to be. While temperatures are used to reduce the water content in the rice
not too with 30 ˚ C because it can damage the quality of the rice. On the research
of the system that has been designed can do the drying process of rice the rice so
that it will not become obsolete due to the temperatures generated by incandescent
5W will only reach around 40 ˚ C. DHT 11 themselves are also only able to detect
temperature between 0 ˚ C -50˚ C with error of more or less achieve the 5 ˚ C. The
humidity measured by the sensor is only about 20%-95% with an error of 2%. The
humidity measured by the sensor is in fact already mixed with the temperature of
the room or box. The time it takes to lower the moisture content of rice is not the
same. Due to lower the moisture content in rice by 10% not only takes 1 minute to
2 minutes. The lower the moisture content of the rice will be the longer time
needed. The weight or the number of rice which will be dried not too mean if rice
there are heated evenly and not too wet.
Keywords: DHT 11, temperature, humidity, moisture content.
3. 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini banyak petani di daerah pedesaan terutama desa buntu masih
banyak mengeringkan padi menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi
paling utama untuk mengeringkan padi. Prototipe pengering padi dibuat untuk
memudahkan petani dalam mengeringkan padi karena tidak selamanya cuaca
akan mendukung untuk proses pengeringan padi. Prototipe pengering padi bisa
menjadi solusi masalah cuaca yang ada di indonesia. Prototipe ini menggunakan
sensor DHT 11 yang dapat mengukur suhu dan kelembaban seperti sensor lain
yang sering digunakan untuk membuat pengering padi. Sensor DHT 11 juga
masih terjangkau dan juga cukup akurat untuk melakukan pengukuran. Sensor
DHT 11 juga memiliki error yang bisa dikatakan sedikit hanya sekitar 2 sampai
5 dari nilai seharusnya. Kelembaban yang terukur bisa mencapai 95%. Hal itu
sudah cukup untuk mengukur kelembaban padi yang cukup banyak. Suhu yang
dapat diukur adalah 0˚C-50˚C. Sedangkan suhu yang harusnya untuk
mengeringkan padi dan menyimpan padi sebesar 30˚C dan untuk mengeringkan
padi kurang dari 40˚C. Selain tidak memakan tempat, prototipe pengering gabah
juga dapat mempersingkat waktu pengeringan gabah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana cara memanfaatkan suhu dan kelembaban ruangan agar
hasil maksimal?
1.2.2 Bagaimana cara memperkirakan panas lampu yang digunakan untuk
mengontrol suhu dan kelembaban pada box?
1.2.3 Bagaimana cara mengontrol suhu dan kelembaban pada box?
1.2.4 Bagaimana cara menempatkan sensor dan lampu agar bekerja secara
maksimal?
4. 4
1.3 Batasan Masalah
1.3.1 Media yang digunakan adalah karton.
1.3.2 Supplay tegangan harus 5V untuk stepper dan 220V untuk lampu.
1.3.3 Box harus rapat.
1.3.4 Suhu sekitar harus normal yaitu 26˚C.
1.4 Tujuan
1.4.1 Dapat memenuhi tugas mata kuliah sensor dan transduser.
1.4.2 Dapat memahami penggunaan arduino dan programnya.
1.4.3 Dapat mengembangkan kemampuan dan keahlian.
1.4.4 Dapat mengaplikasikan penggunaan sensor pada kehidupan sehari-hari.
5. 5
BAB II
ISI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 DHT 11
Sensor DHT11 merupakan sensor dengan kalibrasi sinyal digital
yang mampu memberikan informasi suhu dan kelembaban. DHT 11 terdiri
dari tiga komponen utama yaitu termistor NTC, sensor kelembaban resistif
dan mikrokontroller 8 bit. Output pada NTC dan sensor kelembaban
dihubungkan dengan mikrokontroller. Sensor ini tergolong komponen
yang memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik, respon pembacaan yang
cepat dan harga yang terjangkau. Untuk suhu yang dapat diukur oleh
sensor DHT 11 sebesar 0˚C-50˚C dengan error sebesar 2˚C. Pada
kelembaban yang terukur dapat mengukur sekitar 20%-90% dengan error
sebesar 5%. Sehingga DHT11 bisa dikatakan memiliki fitur kalibrasi yang
sangat akurat. Ukurannya yang kecil. DHT ada yang memiliki 3 atau 4 pin.
Tetapi sebenarnya hanya 3 pin yang digunakan pada DHT 11 yang
memiliki 4 pin. Pada pin 3 hanya NC (Not Connected). Selain itu hanya
ada input tegangan vcc, gnd dan data.
Gambar 2.1.1 Sensor DHT 11.
6. 6
2.1.2 Stepper
Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja
dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit.
Motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada
motor. Stepper juga termasuk kedalam motor DC.Karena itu, untuk
menggerakkan motor stepper diperlukan pengendali motor stepper yang
membangkitkan pulsa-pulsa periodik. Maka dari itu stepper dapat
bergerak sesuai dengan keinginan kita. Pergerakan stepper bergerak sesuai
banyaknya magnet yang ada pada stepper.
Gambar 2.1.2 Stepper secara sederhana.
2.1.3 Arduino Uno
Arduino UNO adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan
pada ATmega328 (datasheet). Di sisi software arduino dapat dijalankan
dimulti platform, yaitu linux, windows, atau juga mac. “Uno” berarti satu
dalam bahasa Italia dan dinamai untuk menandakan keluaran (produk)
Arduino 1.0 selanjutnya.
Gambar 2.1.3 Arduino Uno.
7. 7
Setiap 14 pin digital pada Arduino Uno dapat digunakan sebagai input
dan output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan
digitalRead(). Fungsi-fungsi tersebut beroperasi di tegangan 5 Volt. Setiap
pin dapat memberikan atau menerima suatu arus maksimum 40 mA.
Tabel 2.1.3 Spesifikasi Arduino Uno.
Mikrokontroler ATmega328
Tegangan Operasi 5 Volt
Input Voltage(disarankan) 7 - 12 Volt
Input Voltage Batas
Maksimal)
6 - 12 Volt
Digital I/O Pin 14 (6 pin sebagai output PWM)
Analog Input Pin 6
Arus DC per pin I/O 40 mA
Arus DC untuk pin 3.3V 50 mA
Flash Memory 32 KB, 0.5 KB untuk bootloader
SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Clock Speed 16 MHz
2.2 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)
Perancangan perangkat keras alat pengering padi terdiri dari
mikrokontroler Arduino, sensor DHT 11, modul relay, stepper dan lampu pijar.
Penjelasan dari masing-masing komponen perancangan alat monitoring level
air adalah sebagai berikut:
1) Mikrokontroler Arduino, yang mana mikrokontroler ini mengatur semua
kegiatan pada system.
2) Sensor DHT 11, sebagai pendeteksi suhu dan kelembaban.
3) Modul relay, digunakan sebagai saklar.
4) Stepper, untuk menggerakan penahan padi agar padi bisa ditahan atau
diloloskan.
5) Lampu, untuk mengubah suhu dan kelembaban pada perangkat keras.
8. 8
2.2.1 Perancangan Sensor DHT 11
Sensor yang digunakan pada penelitian ini merupakan sensor suhu
dan kelembaban. Sensor Ultrasonik sendiri memiliki 4 buah terminal,
yaitu VCC, Data, NC, dan GND. Sensor DHT 11 menggunakan pin A0
pada arduino uno.
Gambar 2.2.1 gambar perancangan sensor
2.2.2 Perancangan Stepper
Stepper digunakan pada bagian penahan padi. Komponen stepper
sendiri membutuhkan 4 pin untuk modul stepper atau mengatur gerak
stepper, 2 pin untuk trigger dan 2 pin lagi untuk vcc dan ground.
Gambar 2.2.2 gambar perancangan stepper
2.2.3 Perancangan Modul Relay
Modul Relay digunakan untuk saklar lampu yang digunakan untuk
mengatur suhu dan kelembaban. Modul relay membutuhkan 3 pin yaitu
untuk vcc,data, dan ground. Lalu pada relay di hubungkan dengan lampu.
Gambar 2.2.3 gambar perancangan modul relay
9. 9
2.2.4 Perancangan Lampu
Lampu digunakan untuk mengatur suhu dan kelembaban box.
Lampu terhubung dengan relay dan sumber tegangan 220V sehingga
tidak mengambil pin pada arduino tetapi pada relay dan sumber tegangan
ac langsung.
Gambar 2.2.4 gambar perancangan lampu pada relay
2.2.5 Diagram Block
DHT 11 Arduino Uno
Stepper
LampuRelaySumber AC
10. 10
Keterangan :
DHT 11 : DHT 11 terdapat NTC dan sensor kelembaban
resistif.NTC digunakan untuk mengukur suhu sedangan sensor
kelembaban resistif digunakan untuk mengukur kelembaban.
Prinsip kerja komponennya sama mengubah nilai resistansi agar
mikrokontroller dapat mengetahui nilainya yang berbeda hanya
pemicunya saja.
Arduino : digunakan sebagai otak yang dapat mengontrol input dan
output yang berupa sensor, relay, lampu, dan stepper.
Relay : digunakan sebagai saklar untuk menyalakan lampu.
Sumber AC : memberikan sumber tegangan agar lampu dapat
menyala.
Lampu : untuk mengontrol nilai suhu dan kelembaban.
Stepper : sebagai penahan padi agar padi tidak langsung jatuh saat
masih lembab.
2.2.6 Proteus
11. 11
2.2.7 Program
#include "DHT.h"
#define DHTPIN A0
#include <Stepper.h>
const int stepsPerRevolution = 512;
Stepper myStepper(stepsPerRevolution, 4, 6, 5, 7);
int kanan=2;
int kiri=3;
int datakanan=1023;
int datakiri=0;
int lampu = 8;
int val=0;
#define DHTTYPE DHT11
DHT dht(DHTPIN,DHTTYPE);
void setup() {
// put your setup code here, to run once:
Serial.begin(9600);
dht.begin();
myStepper.setSpeed(9);
pinMode (kanan, OUTPUT);
pinMode (kiri, OUTPUT);
pinMode (lampu, OUTPUT);}
void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
int h = dht.readHumidity();
int t = dht.readTemperature();
Serial.print("Kelembaban=");
Serial.print(h);
14. 14
Mulai
Membaca Suhu
Apakah
kelembaban < 30 ?
Lampu Aktif
Stepper Aktif
Selesai
Tidak
Ya
#define DHT PIN A0
Int lampu=8;
Stepper myStepper
(stepsPerRevolutin, 4, 6, 5,
7);
BAB III
15. 15
HASIL DAN ANALISA
3.1 Pengujian Pada Alat Pengering Padi
Pengujian terhadap alat pengering padi yang sudah dilakukan dapat kita
lihat data hasil pengukuran pada Tabel :
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan
Waktu
(S)
T (C) Berat
Awal
(KG)
Berat
Akhir
(KG)
RH Awal
(%)
RH
Akhir
(%)
18 30-39 1 tutup
botol
1 tutup
botol
43 30
21 38-39 2 tutup
botol
2 tutup
botol
53 30
36 38-39 3 tutup
botol
3 tutup
botol
74 30
3.2 Pengujian Waktu Perubahan Suhu dan Kelembaban
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mengubah suhu dan kelembaban. Maka bisa kita lihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.2 Waktu perubahan suhu dan kelembaban
No Menit RH Suhu
1 0 87 29
2 1 80 32
3 3 70 34
4 5 60 37
5 17 50 38
3.3 Analisa
16. 16
Dalam pengambilan data terdapat banyak kendala yaitu pada suhu dan
kelembaban awal sebesar 95% setelah beberapa saat dilakukan pengambilan
data untuk mengeringkan padi kelembaban sudah berubah menjadi 87%
sehingga waktu yang dibutuhkan berbeda meskipun jumlah padi sama. Untuk
mencapai kelembaban 30% membutuhkan waktu 36 menit. Tetapi saat menguji
padi sebanyak 2 tutup botol hanya membutuhkan waktu 21 menit. Perbedaan
waktu yang terjadi karena adanya faktor ruangan atau box yang digunakan.
Karena kondisi awal saat melakukan pengeringan padi tidak berada pada titik
awal prototipe dinyalakan yaitu 95%. Maka perlu mengambil data dari suhu
dan kelembaban awal hingga mencapai kelembaban tertentu agar dapat
memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan padi.
Untuk mengubah kelembaban sebesar 10% tidak membutuhkan waktu yang
sama, ada yang membutuhkan waktu 1 menit, 3 menit, 5 menit, 17 menit dan
sebagainya. Perubahan suhu juga tidak memerlukan waktu yang sama untuk
setiap kenaikannya. Suhu ruangan juga memperngaruhi kecepatan perubahan
suhu dan kelembaban. Saat suhu kurang dari 26˚C atau tidak sama dengan suhu
ruangan normal maka waktu yang dibutuhkan juga sangat lama.
17. 17
BAB IV
PENUTUP
Setelah melakukan pembuatan alat serta pengujian dan analisa, maka dapat
ditarik kesimpulan dan saran dari kegiatan yang telah dilakukan :
4.1 Kesimpulan
Kekurangan DHT 11 adalah dalam pengukuran suhu dan kelembabannya
mencangkup seluruh ruangan. Hal ini menyebabkan adanya error pada
pengukuran atau hasil pengamatan kurang akurat. Sehingga waktu yang
dibutuhkan untuk mengeringkan padi sebanyak 1 tutup botol membutuhkan
waktu 18 menit . sedangkan pada waktu 17 menit jika dimulai pada
kelembaban 87% hanya bisa mencapai 50%. Maka saat baru menyelesaikan
tugas awal akan ada delay yang cukup lama karena penahan padi akan
terbuka sehingga suhu dan kelembaban akan terpengaruh juga.
Mengatur suhu dan kelembaban menggunakan lampu pijar 5W sehingga
cukup panas untuk mengubah suhu dan kelembaban pada padi. Bagian pada
box juga harus semaksimal mungkin tertutup sehingga suhu dan
kelembaban yang akan terhitung akan cukup akurat.
Hasil akhir nilai kelembaban padi harus diantara 15%-30% agar padi tidak
menjamur atau tumbuh menjadi pohon padi.
Suhu yang digunakan untuk mengurangi kadar air pada padi tidak boleh
melebihi 40˚C karena dapat merusak kualitas padi.
4.2 Saran
a) Dapat dilakukan pengujian pengukuran pada objek lainnya.
b) Untuk mengeringkan padi bisa dikeringkan menggunakan besi yang
menghantarkan panas.
c) Pengujian dilakukan dengan berbagai wadah agar mendapatkan hasil yang
lebih akurat.
d) Box harus dalam keadaan tertutup agar suhu dan kelembaban tidak
berubah-ubah dengan drastis.
18. DAFTAR PUSTAKA
1. Muryono, Saleh.Akuwan, dan Sulistyo M Buwono.2016. Rancang
Bangun Alat Pengukur Kadar Air pada Gabah Dengan
Mikrokontroler Atmega 8535. Surabaya
2. Harianto, Susanto.Pauladie, dan Ebiet Van Heriyanto. Rancang
Bangun Alat Pengering Gabah dengan Pengendali Suhu dan
Kelembaban Ruang Berbasis Arduino Uno R3. JCONES Vol. 3, No. 1
(2014) 120-125, 2016. Diambil dari:
http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone.