SlideShare a Scribd company logo
PERAN PERTANIAN URBAN PADA KESEJAHTERAAN
PETANI MUSLIM DITINJAU DARI PERSPEKTIF ISLAM
(STUDI PADA EMPAT KELOMPOK TANI DI SURABAYA)
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI ISLAM
DEPARTEMEN EKONOMI SYARIAH
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
DIAJUKAN OLEH
TRISNA SETIA PERMANA
NIM: 041211431171
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
ii
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar dan tepat waktu. Shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.
Skripsi dengan judul “Peran Pertanian Urban Pada Kesejahteraan
Petani Muslim Ditinjau dari Perspektif Islam (Studi Pada Empat Kelompok
Tani di Surabaya)” ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik
untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa dukungan dan peran
berbagai pihak yang senantiasa memberikan nasihat, doa, dukungan, semangat,
dan kasih sayangnya kepada penulis. Adapun bimbingan, motivasi, maupun
masukan positif dari berbagai pihak turut mengisi kelancaran dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,
penulis sampaikan terima kasih tak terhingga kepada:
1. Kedua Orang Tua penulis, Bapak Agus Mursinggih, SH. dan Ibu
Muawanah, yang senantiasa selalu memberikan kasih sayang, dukungan,
dan juga doa kepada penulis.
2. Ibu Prof. Dr. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga periode 2016 – 2021 beserta
jajarannya.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
vi
3. Bapak Prof. Dr. H. Muslich Anshori, SE., M.Sc., Ak. selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga periode 2010 – 2015
beserta jajarannya.
4. Bapak Dr. Raditya Sukmana, SE., MA. selaku Ketua Departemen
Ekonomi Syariah periode 2016 – 2021 beserta jajarannya.
5. Bapak Drs. Ec. H. Suherman Rosyidi, MCom. selaku Ketua Departemen
Ekonomi Syariah periode 2013 – 2014 beserta jajarannya.
6. Bapak Dr. Muhamad Nafik Hadi Ryandono, SE., M.Si. selaku Ketua
Departemen Ekonomi Syariah periode 2010 – 2013 beserta jajarannya.
7. Bapak Noven Suprayogi, SE., M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi
Ekonomi Islam periode 2016 – 2021 beserta jajarannya.
8. Ibu Atina Shofawati, SE, M.Si. selaku Dosen Wali yang telah memberikan
arahan selama masa kuliah.
9. Bapak Drs. R. Moh. Qudsi Fauzi, MM. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang dengan sabar meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan
bimbingan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
10. Bapak Dr. Muhamad Nafik Hadi Ryandono, SE., M.Si., Bapak Drs. Ec. H.
Karjadi Mintaroem, MS., Bapak Dr. H. Bustani Berahim, Drs. Ec., dan Ibu
Dr. Hj. Sri Kusreni , SE., M.Si. selaku penguji pada ujian skripsi.
11. Bapak Drs. Ec. H. Karjadi Mintaroem, MS., Bapak Dr. H. Bustani
Berahim, Drs. Ec., dan Ibu Lina Nugraha Rani, SE., M.SEI. selaku dosen
penguji pada seminar proposal.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
vii
12. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
khususnya dari Departemen Ekonomi Syariah.
13. Pejabat dan staf Sub Bagian Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga.
14. Pejabat dan staf Sub Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga.
15. Bapak Dr. H. Hardi Supeno, SE., M.M., Ak. beserta keluarga yang
bersedia menerima dan membantu penulis dengan ikhlas.
16. Informan-informan dari keempat kelompok tani yang telah meluangkan
waktu untuk wawancara dan sangat berjasa dalam penyelesaian skripsi.
17. Jelita Budiarti, Iman, Thoriq, Bachtiar, Gusti, Indra, Firman, Brian, Maya
Wahyu, Viana, Almira, Arisma, Silfi, Maya Zulfa, dan Dini yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sangat berterima kasih untuk semua pihak yang telah berjasa
dalam kehidupan penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan penulis
terbuka apabila ada kritik dan saran yang membangun sehingga skripsi ini
menjadi lebih sempurna. Semoga topik yang diangkat dalam skripsi ini dapat
bermanfaat.
Surabaya, April 2016
Trisna Setia Permana
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
viii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA
PROGRAM STUDI: EKONOMI ISLAM
DAFTAR No. : ..............................
ABSTRAK
SKRIPSI SARJANA EKONOMI ISLAM
NAMA : TRISNA SETIA PERMANA
NIM : 041211431171
TAHUN PENYUSUNAN : 2015 – 2016
JUDUL:
Peran Pertanian Urban Pada Kesejahteraan Petani Muslim Ditinjau dari
Perspektif Islam (Studi Pada Empat Kelompok Tani di Surabaya)
ISI:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran pertanian urban pada
kesejahteraan petani muslim pada empat kelompok tani di Surabaya ditinjau dari
perspektif Islam.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan
strategi studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan construct validity dengan
taktik multiple sources of evidence yaitu mengumpulkan data dari berbagai
sumber untuk dibandingkan. Teknik analisis dengan menggunakan logika
penjodohan pola.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peran positif pertanian urban pada
kesejahteraan petani muslim pada empat kelompok tani di Surabaya. Pada
kesejahteraan materi yaitu: menciptakan kesempatan kerja dan wirausaha baik
dalam bidang pertanian maupun bidang pengolahan, menciptakan usaha kecil
pada sektor pertanian dan sektor informal, dan meningkatkan pendapatan anggota
keempat kelompok tani; sedangkan pada kesejahteraan non materi yaitu:
menghasilkan komoditas hasil budidaya dan produk-produk olahan yang
tergolong halal, menghasilkan pendapatan yang tidak mengandung riba,
mewujudkan kejujuran dan keadilan dalam pemasaran, serta mendorong kegiatan
pemberdayaan masyarakat seperti penyuluhan dan pelatihan.
Kata Kunci: Pertanian Urban, Pertanian Perkotaan, Kelompok Tani,
Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
ix
THE MINISTRY OF RESEARCH, TECHNOLOGY AND EDUCATION
FACULTY OF ECONOMIC AND BUSINESS AIRLANGGA UNIVERSITY
STUDY : ISLAMIC ECONOMICS
LIST No: ..............................
ABSTRACT
THESIS OF ISLAMIC ECONOMICS BACHELOR DEGREE
NAME : TRISNA SETIA PERMANA
NIM : 041211431171
PREPARATION YEAR : 2015 – 2016
TITLE:
Role of Urban Farming in the Welfare of Muslim Farmers Viewed from
the Perspective of Islam (Studies in Four Farmer Groups in Surabaya)
CONTENT:
This study aimed to describe the role of urban farming in the welfare of
the Muslim farmers in four farmer groups in Surabaya viewed from the
perspective of Islam.
This study used descriptive qualitative approach with case study strategy.
Data collected through interviews, observation, and documentation. The data
authenticity technique using construct validity tactics with multiple sources of
evidence which collects data from various sources to be compared. The analysis
technique using pattern matching logic.
The results showed the positive role of urban agriculture in the welfare of
the Muslim farmers in four farmer groups in Surabaya. In the material welfare,
namely: creating job opportunity and self-employment both in agriculture and
processing field, creating small businesses in the agricultural sector and the
informal sector, and increase the income of the four members of farmer groups;
whereas the non-material welfare, namely: produce farmed commodities and
processed products that is classified as halal, generating income that do not
contain usury, embody honesty and fairness in marketing, as well as encouraging
community development activities such as counseling and training.
Keywords: Urban Farming, Urban Agriculture, Farmer Group, Welfare in
the Perspective of Islam
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
x
‫وزارة‬‫البحث‬‫والتكنولوجيا‬‫والتعليم‬‫العالي‬
‫جامعة‬‫إرلنجا‬‫كلية‬‫اإلقتصادية‬‫واإلتجارية‬
‫الدراسة‬:‫اإلسالم‬ ‫اإلقتصاد‬ ‫قسم‬
‫القائمة‬ ‫رقم‬:...........................
‫الملخص‬
‫اإلقتصاداإلسالمى‬ ‫خريج‬ ‫العلمي‬ ‫بحث‬
‫اإلسم‬:‫فرمنى‬ ‫ستيا‬ ‫تريسنى‬
‫القيد‬ ‫نمرة‬:041211431171
‫اإلعداد‬ ‫سنة‬:5102–5102
‫الموضوع‬:
‫دور‬‫إسالمية‬ ‫نظر‬ ‫وجهة‬ ‫من‬ ‫إليها‬ ‫ينظر‬ ‫المزارعين‬ ‫من‬ ‫مسلم‬ ‫رعاية‬ ‫في‬ ‫الحضرية‬ ‫المناطق‬ ‫في‬ ‫الزراعة‬(‫في‬ ‫دراسات‬
‫سورابايا‬ ‫في‬ ‫المزارعين‬ ‫مجموعات‬ ‫أربعة‬)
‫المحتويات‬:
‫مجموعات‬ ‫أربع‬ ‫في‬ ‫المسلمين‬ ‫المزارعين‬ ‫رفاهية‬ ‫في‬ ‫الحضرية‬ ‫الزراعة‬ ‫دور‬ ‫وصف‬ ‫إلى‬ ‫الدراسة‬ ‫هذه‬ ‫هدفت‬
‫سورابايا‬ ‫في‬ ‫المزارعين‬‫اإلسالم‬ ‫نظر‬ ‫وجهة‬ ‫من‬ ‫ينظر‬
‫حالة‬ ‫دراسة‬ ‫استراتيجية‬ ‫مع‬ ‫نوعي‬ ‫نهج‬ ‫وصفية‬ ‫الدراسة‬ ‫هذه‬ ‫استخدمت‬. ،‫المقابالت‬ ‫خالل‬ ‫من‬ ‫جمعها‬ ‫تم‬ ‫التي‬ ‫البيانات‬
‫والتوثيق‬ ،‫والمراقبة‬. ‫يجمع‬ ‫التي‬ ‫األدلة‬ ‫من‬ ‫متعددة‬ ‫مصادر‬ ‫مع‬ ‫التكتيكات‬ ‫بناء‬ ‫صالحية‬ ‫باستخدام‬ ‫البيانات‬ ‫تقنية‬ ‫أصالة‬
‫مصادر‬ ‫من‬ ‫البيانات‬‫مقارنتها‬ ‫يمكن‬ ‫مختلفة‬ . ‫مطابقة‬ ‫منطق‬ ‫نمط‬ ‫باستخدام‬ ‫التحليل‬ ‫تقنية‬
‫المزارعين‬ ‫مجموعات‬ ‫أربع‬ ‫في‬ ‫المسلمين‬ ‫المزارعين‬ ‫رفاهية‬ ‫في‬ ‫الحضرية‬ ‫للزراعة‬ ‫اإليجابي‬ ‫الدور‬ ‫النتائج‬ ‫أظهرت‬
‫سورابايا‬ ‫في‬. ‫وهي‬ ،‫المادي‬ ‫الرفاه‬ ‫في‬: ‫والحقل‬ ‫الزراعة‬ ‫في‬ ‫سواء‬ ‫حد‬ ‫على‬ ‫الذاتي‬ ‫والتوظيف‬ ‫العمل‬ ‫فرص‬ ‫خلق‬‫تجهيز‬
‫مجموعات‬ ‫من‬ ‫أعضاء‬ ‫أربعة‬ ‫دخل‬ ‫وزيادة‬ ،‫الرسمي‬ ‫غير‬ ‫والقطاع‬ ‫الزراعي‬ ‫القطاع‬ ‫في‬ ‫الصغيرة‬ ‫الشركات‬ ‫وإنشاء‬
‫المزارعين‬. ‫وهي‬ ،‫المادية‬ ‫غير‬ ‫الرعاية‬ ‫أن‬ ‫حين‬ ‫في‬: ‫على‬ ‫تصنف‬ ‫التي‬ ‫المصنعة‬ ‫والمنتجات‬ ‫المستزرعة‬ ‫السلع‬ ‫إنتاج‬
‫تجس‬ ،‫الربا‬ ‫على‬ ‫تحتوي‬ ‫ال‬ ‫التي‬ ‫للدخل‬ ‫المدرة‬ ،‫حالال‬ ‫أنها‬‫أنشطة‬ ‫تشجيع‬ ‫وكذلك‬ ،‫التسويق‬ ‫مجال‬ ‫في‬ ‫والنزاهة‬ ‫الصدق‬ ‫د‬
‫والتدريب‬ ‫المشورة‬ ‫تقديم‬ ‫مثل‬ ‫المجتمعية‬ ‫التنمية‬.
‫البحث‬ ‫كلمات‬:،‫المجموعة‬ ‫مزارع‬ ،‫الحضرية‬ ‫الزراعة‬ ،‫الحضرية‬ ‫الزراعة‬‫الرعاية‬‫منظور‬ ‫في‬ ‫االجتماعية‬
‫اإلسالم‬‫ة‬
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-
Latin. Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P&K RI no. 158/1987 dan
No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.
1. Konsonan Tunggal
No. Arab Latin Keterangan
1 ‫ا‬ - Tidak dilambangkan
2 ‫ب‬ B -
3 ‫ت‬ T -
4 ‫ث‬ ṡ s (dengan titik di atasnya)
5 ‫ج‬ J -
6 ‫ح‬ ḥ h (dengan titik di bawahnya)
7 ‫خ‬ Kh -
8 ‫د‬ D -
9 ‫ذ‬ Ż z (dengan titik di atasnya)
10 ‫ر‬ R -
11 ‫ڒ‬ Z -
12 ‫س‬ S -
13 ‫ش‬ Sy -
14 ‫ص‬ ṣ s (dengan titik di bawahnya)
15 ‫ض‬ ḍ d (dengan titik di bawahnya)
16 ‫ط‬ ṭ t (dengan titik di bawahnya)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
xii
2. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syiddah ( ) ditulis rangkap.
Contoh: ‫نه‬ ‫ا‬ ditulis innahu
3. Tā’marbūtah di akhir kata
a. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap
menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.
Contoh: ‫جما‬‫غة‬ ditulis jamā’ah
‫مكتبة‬ ditulis maktabah
b. Bila dihidupkan ditulis t
17 ‫ظ‬ ẓ z (dengan titik di bawahnya)
18 ‫ع‬ ’ koma terbalik terletak di atas
19 ‫غ‬ G -
20 ‫ف‬ F -
21 ‫ق‬ Q -
22 ‫ك‬ K -
23 ‫ل‬ L -
24 ‫م‬ M -
25 ‫ن‬ N -
26 ‫و‬ W -
27 ‫ه‬/‫ه‬ H -
28 ‫ء‬ ‘ Apostrof
29 ‫ي‬ Y -
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
xiii
Contoh: ‫مكتبب‬‫الجا‬‫معة‬ ditulis maktabatu’l-jāmi’ah
4. Vokal Panjang
Fathah (baris di atas) di tulis ā, kasrah (baris di bawah) di tulis ī, serta
dammah (baris di depan) ditulis dengan ū. Misalnya; ‫الناس‬ ditulis an-nās, ‫الرحيم‬
ditulis ar-rahīm,‫المسلمون‬ ditulis al-muslimūn.
5. Vokal pendek yang berurutan dipisahkan dengan tanda pisah (-)
‫شيءقير‬ ditulis syai-in qadīr
6. Kata Sandang Alif+Lam
Bila Alif + lam diikuti oleh huruf-huruf qamariyah, yang terkumpul dalam
kata ‫ابغي‬‫حجك‬‫و‬‫خف‬‫عقمه‬ (alif, b, g, y, h, j, k, w, kh, f, ’, q, m, t) ditulis ditulis al,
misalnya; ‫المسلمون‬ ditulis al-muslimūn. Sedangkan, bila diikuti oleh huruf
syamsiyah (huruf hijaiyah selain huruf qamariyah), huruf lam diganti dengan
huruf yang mengikutinya, misalnya; ‫الرحمن‬ ditulis ar-rahmān.
7. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat, misalnya:
Penghubung antar kata menggunakan tanda petik (’), sedangkan
penghubung dalam satu kata menggunakan tanda pisah (-).
‫بسم‬‫ا‬‫هلل‬‫ا‬‫لر‬‫حمن‬‫ا‬‫لر‬‫حيم‬ dibaca bismi’l-Lāhi’r-rahmāni’r-rahīm
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
xiv
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Halaman Persetujuan............................................................................................... ii
Pernyataan Orisinalitas Skripsi ..............................................................................iii
Declaration ............................................................................................................ iv
Kata Pengantar ........................................................................................................ v
Abstrak ................................................................................................................ viii
Abstract .................................................................................................................. ix
‫ص‬ّ‫الملخ‬ ..................................................................................................................... x
Pedoman Transliterasi Arab-Latin ......................................................................... xi
DAFTAR ISI........................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xix
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................12
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................12
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................12
1.5. Sistematika Penulisan ................................................................13
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 15
2.1. Landasan Teori ..........................................................................15
2.1.1. Gambaran Umum Lahan........................................................... 15
2.1.1.1. Pengertian Lahan .......................................................................15
2.1.1.2. Penggunaan Lahan.....................................................................17
2.1.1.3. Pemberdayaan Lahan.................................................................19
2.1.2. Pertanian Urban ........................................................................ 21
2.1.2.1. Manfaat Umum Pertanian Urban...............................................24
2.1.2.2. Keberlanjutan Pertanian Urban..................................................26
2.1.2.3. Peran Pertanian Urban Pada Perekonomian ..............................30
2.1.3. Pengertian Petani ...................................................................... 32
2.1.4. Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam..................................... 33
2.1.4.1. Kesejahteraan Menurut Alquran................................................34
2.1.4.2. Kesejahteraan di Masa Rasulullah dan Para Sahabatnya ..........39
2.1.4.3. Kesejahteraan Menurut Ulama ..................................................40
2.1.4.4. Kesejahteraan Menurut Ekonom Muslim..................................41
2.1.4.5. Kesejahteraan Materi.................................................................43
2.1.4.5.1. Kesempatan Kerja dan Wirausaha............................................ 45
2.1.4.5.2. Usaha di Sektor Informal.......................................................... 47
2.1.4.5.2.1. Produksi .................................................................................... 48
2.1.4.5.2.2. Pemasaran................................................................................. 50
2.1.4.5.3. Meningkatkan Pendapatan........................................................ 52
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
xv
2.1.4.6. Kesejahteraan Non Materi .........................................................56
2.2. Proposisi ....................................................................................57
2.3. Penelitian Terdahulu..................................................................58
2.4. Kerangka Berpikir .....................................................................60
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 61
3.1. Pendekatan Penelitian................................................................61
3.2. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................64
3.3. Sumber dan Jenis Data...............................................................64
3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................66
3.5. Teknik Keabsahan Data.............................................................67
3.6. Teknik Analisis..........................................................................68
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 69
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian .........................................69
4.1.1. Karakteristik Informan dan Topik Wawancara ........................ 72
4.1.2. Kelompok Tani Agro Madina................................................... 73
4.1.2.1. Lokasi Kelompok Tani Agro Madina........................................74
4.1.2.2. Struktur Kepengurusan dan Anggota Kelompok Tani Agro
Madina .......................................................................................75
4.1.2.3. Komoditas dan Kegiatan Kelompok Tani Agro Madina...........76
4.1.2.4. Penelitian Pada Kelompok Tani Agro Madina..........................77
4.1.2.4.1. Keabsahan Data Key Informan Pertama................................... 81
4.1.2.4.2. Hasil Penelitian Pada Kelompok Tani Agro Madina................ 85
4.1.3. Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar............................... 87
4.1.3.1. Lokasi Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar ....................88
4.1.3.2. Struktur Kepengurusan dan Anggota Gabungan Kelompok
Tani Made Bersinar ...................................................................89
4.1.3.3. Luasan Lahan dan Komoditas Gabungan Kelompok Tani
Made Bersinar............................................................................90
4.1.3.4. Penelitian Pada Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar ......91
4.1.3.4.1. Keabsahan Data Key Informan Kedua...................................... 95
4.1.3.4.2. Hasil Penelitian Pada Kelompok Tani Made Bersinar ............. 99
4.1.4. Kelompok Tani Gotong Royong ............................................ 100
4.1.4.1. Lokasi Kelompok Tani Gotong Royong..................................101
4.1.4.2. Struktur Kepengurusan dan Anggota Kelompok Tani
Gotong Royong........................................................................102
4.1.4.3. Komoditas dan Kegiatan Kelompok Tani Gotong Royong.....103
4.1.4.4. Penelitian Pada Kelompok Tani Gotong Royong....................103
4.1.4.4.1. Keabsahan Data Key Informan Ketiga ................................... 108
4.1.4.4.2. Hasil Penelitian Pada Kelompok Tani Gotong Royong ......... 111
4.1.5. Kelompok Tani Elok Mekar Sari............................................ 113
4.1.5.1. Lokasi Kelompok Tani Elok Mekar Sari.................................114
4.1.5.2. Struktur Kepengurusan dan Anggota Kelompok Tani Elok
Mekar Sari ...............................................................................115
4.1.5.3. Komoditas dan Kegitan Kelompok Tani Elok Mekar Sari......116
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
xvi
4.1.5.4. Penelitian Pada Kelompok Tani Elok Mekar Sari...................117
4.1.5.4.1. Keabsahan Data Key Informan Keempat................................ 120
4.1.5.4.2. Hasil Penelitian Pada Kelompok Tani Elok Mekar Sari ........ 124
4.2. Pembahasan .............................................................................126
4.2.1. Kesejahteraan Materi.............................................................. 127
4.2.2. Kesejahteraan Non Materi ...................................................... 131
4.3. Keterbatasan Penelitian ...........................................................136
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN................................................................... 140
5.1. Simpulan..................................................................................140
5.2. Saran ........................................................................................141
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 142
LAMPIRAN........................................................................................................ 148
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Survei Evaluasi Kegiatan Urban Farming di Surabaya ...................6
Tabel 1.2 Daftar Kelompok Tani di Surabaya ..........................................................7
Tabel 1.3 Daftar Kelompok Tani Perikanan di Surabaya .........................................8
Tabel 2.1 Indikator Keberlanjutan Pertanian Urban ...............................................27
Tabel 2.3 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu....................................................58
Tabel 4.1 Jadwal Wawancara dan Observasi ..........................................................72
Tabel 4.2 Topik Wawancara ...................................................................................73
Tabel 4.3 Anggota Kelompok Tani Agro Madina ..................................................76
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Pertama......81
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kedua ........81
Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Ketiga ........82
Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Keempat ....82
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kelima .......82
Tabel 4.9 Estimasi Potensi Pendapatan dari Budidaya Markisa .............................83
Tabel 4.10 Estimasi Potensi Pendapatan dari Penjualan Sirup Markisa ...................84
Tabel 4.11 Luas Lahan dan Komoditas Pertanian di Kelurahan Made.....................90
Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Pertama......96
Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kedua ........96
Tabel 4.14 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Ketiga ........97
Tabel 4.15 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Keempat ....97
Tabel 4.16 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kelima .......98
Tabel 4.17 Estimasi Potensi Pendapatan Anggota dari Budidaya dan Penjualan
Lele....................................................................................................... 106
Tabel 4.18 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Pertama... 108
Tabel 4.19 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kedua ..... 108
Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Ketiga ..... 109
Tabel 4.21 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Keempat . 109
Tabel 4.22 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kelima .... 110
Tabel 4.23 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Pertama... 121
Tabel 4.24 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kedua ..... 122
Tabel 4.25 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Ketiga ..... 123
Tabel 4.26 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Keempat . 123
Tabel 4.27 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kelima .... 124
Tabel 4.28 Rangkuman Hasil Penelitian Terhadap Keempat Kelompok Tani ...... 137
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Persebaran Kegiatan Pertanian Perkotaan di Kota Surabaya ...............5
Gambar 2.1 Dimensi Kebijakan Terkait Pertanian Urban .....................................29
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ..............................................................................60
Gambar 4.1 Peta Lokasi Kelompok Tani Agro Madina.........................................74
Gambar 4.2 Struktur Kepengurusan Kelompok Tani Agro Madina ......................75
Gambar 4.3 Alur Produksi Kelompok Tani Agro Madina.....................................76
Gambar 4.4 Peta Lokasi Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar.....................88
Gambar 4.5 Struktur Kepengurusan Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar...89
Gambar 4.6 Peta Lokasi Kelompok Tani Gotong Royong ................................. 101
Gambar 4.7 Struktur Kepengurusan Kelompok Tani Gotong Royong............... 102
Gambar 4.8 Peta Lokasi Kelompok Tani Elok Mekar Sari................................. 114
Gambar 4.9 Struktur Kepengurusan Kelompok Tani Elok Mekar Sari .............. 115
Gambar 4.10 Komoditas dan Produk Olahan Kelompok Tani Elok Mekar Sari.. 116
Gambar 4.11 Kewirausahaan dan Kesempatan Kerja........................................... 127
Gambar 4.12 Terbentuknya Usaha Kecil Pada Kelompok Tani ........................... 130
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara................................................................................ 148
Lampiran 2 Dokumentasi....................................................................................... 158
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber daya tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting
untuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan
seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk
transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya
untuk tujuan ilmiah. Arsyad (1989:207) mengartikan lahan sebagai “lingkungan
fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di
atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan”. Mather dalam
Siswanto (2006:1) mengatakan “sumber daya lahan dapat dikatakan sebagai
ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di
atas lahan tersebut dengan lingkungannya”.
Siswanto (2006:1) berpendapat tentang pengelolaan lahan sebagai berikut.
Dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia yang terus
berkembang dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang semakin
tinggi, pengelolaan sumber daya lahan seringkali kurang bijaksana dan
tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutannya (untuk jangka pendek)
sehingga kelestariannya semakin terancam. Sumber daya lahan yang
berkualitas tinggi menjadi berkurang dan manusia semakin bergantung
pada sumber daya lahan yang bersifat marginal (kualitas lahan yang
rendah). Hal ini berimplikasi pada semakin berkurangnya ketahanan
pangan, tingkat dan intensitas pencemaran yang berat, dan kerusakan
lingkungan lainnya. Dengan demikian, secara keseluruhan aktivitas
kehidupan cenderung menuju sistem pemanfaatan sumber daya alam
dengan kapasitas daya dukung yang menurun.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
2
Rustiadi dalam Siswanto (2006:1) mengatakan “permintaan akan sumber
daya lahan terus meningkat akibat tekanan pertambahan penduduk dan
peningkatan konsumsi per kapita”. Penggunaan lahan harus dilakukan dengan
sangat bijaksana demi mengatasi masalah tersebut sehingga dapat menjamin
kelangsungan hidup di masa mendatang.
Rencana penggunaan lahan seharusnya merupakan suatu pengambilan
keputusan yang membantu pengalokasian lahan untuk penggunaan yang memiliki
manfaat besar dan berkelanjutan. Ellis (2000:2) mengungkapkan pernyataan
“rencana penggunaan lahan merupakan penilaian secara sistematis dari faktor-
faktor fisik, sosial, dan ekonomi untuk membantu pengguna lahan dalam
menentukan pilihan untuk meningkatkan produktivitas lahan secara berkelanjutan
yang dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat”.
Luntungan (2014:1) menjelaskan tentang pengelolaan sumber daya lahan
sebagai berikut.
Pengelolaan sumber daya tanah merupakan agenda ke-tiga dari empat
agenda yang disebutkan dalam strategi nasional untuk pembangunan
berkelanjutan yang termuat dalam dokumen Agenda 21 Indonesia. Empat
sub-agenda dirumuskan dalam hal-hal berikut ini: (1) penatagunaan
sumber daya tanah, (2) pengelolaan hutan, (3) pengembangan pertanian
dan pedesaan, dan (4) pengelolaan sumber daya air. Pengelolaan sumber
daya tanah dipandang penting dan didasari oleh pertimbangan bahwa
proses-proses pembangunan yang akan terjadi di Indonesia masih akan
ditumpukan pada potensi sumber daya tanah. Oleh karenanya sumber daya
tanah dengan segala komponen yang ada di dalamnya termasuk air, biota,
dan lainnya harus dikelola secara baik.
Badan Pertanahan Nasional dalam Primartantyo (2011) menyatakan
bahwa selama dua tahun terakhir melakukan inventarisasi tentang pemanfaatan
lahan di Indonesia. Hasilnya, ada 7,3 juta hektar lahan pertanian milik masyarakat
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
3
yang tidak digarap dan 4,96 juta hektar lahan kosong yang tidak digunakan milik
Kementerian Kehutanan.
Mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional, Joyo Winoto dalam
Primartantyo (2011), mengatakan “saat ini sudah ada Peraturan Pemerintah
Nomor 10 Tahun 2010 tentang penertiban dan pendayagunaan lahan mangkrak.
Para pemilik lahan mangkrak diberi peringatan selama tiga kali, dengan masing-
masing berjarak satu bulan, agar segera memanfaatkan lahannya”. Jika sampai
tiga kali peringatan tetap dibiarkan menganggur maka akan dicabut haknya dan
diambil alih negara.
Permasalahan ini pun tak luput dari pembahasan dalam lingkup Islam.
Islam mencintai manusia untuk meluaskan bagiannya dalam menggarap dan
bertebaran di muka bumi serta menghidupkan tanah yang mati sehingga kekayaan
mereka banyak dan menjadi kuat. Islam menyukai pemeluknya memperhatikan
tanah yang mati lalu menghidupkannya, menggali kebaikannya dan
memanfaatkan keberkahannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut.
‫ن‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬‫ح‬َ‫أ‬‫ًا‬‫ض‬‫ر‬َ‫أ‬ً‫ة‬َ‫ت‬ِّ‫ي‬َ‫م‬‫ه‬َ‫ل‬َ‫ف‬‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬،ٌ‫ر‬‫ج‬َ‫أ‬‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬‫ه‬َ‫ل‬َ‫ك‬َ‫أ‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ع‬‫ال‬َ‫و‬‫ه‬َ‫ف‬‫ه‬َ‫ل‬ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬
Man aḥyā arḍan mayyatatan falahum fīhā ‘ajrun, wa mā ‘aklahul-‘awāfiyyu
fahuwalahū ṣodaqatun.
Artinya: “Barangsiapa yang menghidupkan tanah yang mati, maka di sana ia
akan memperoleh pahala dan tanaman yang dimakan binatang kecil (seperti
burung atau binatang liar), maka hal itu menjadi sedekah baginya.” (HR.
Darimiy dan Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Irwaa’
[4/6]) (Musa, 2013).
Pembahasan tentang tanah atau lahan yang tidak dimanfaatkan agar
dimanfaatkan, misalnya untuk lahan perkebunan dan pertanian, juga disebutkan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
4
dalam Alquran. Bahwasanya Allah SWT selalu menghidupkan tanah yang mati
jika manusia mau merawatnya dan membuat tanah itu subur sebagaimana
penjelasan dalam Surat Yāsīn:33 berikut.

33. Wa āyatul lahumul-arḍul-maitatu aḥyaināhā wa akhrajnā minhā ḥabban fa
minhu ya‘kulūn.
Artinya: “33. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah
bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-
bijian, maka dari biji-bijian itu mereka makan.” (QS Yāsīn:33) (Kemenag,
2009:709).
Saat ini program bertani di tengah kota sedang gencar dilakukan. Bertani
di tengah kota selain menambah luasan lahan hijau, juga dapat menjadikan
penghasilan tambahan bagi pelakunya. Hampir setiap lahan kosong digarap warga
menjadi kebun sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat keluarga. Dinas Pertanian
Surabaya juga menggalakkan program serupa dengan sebutan Urban Farming
(Pertanian Urban ).
Dinas Pertanian (2013) memberikan definisi pertanian urban sebagai
berikut.
Pertanian urban didefinisikan sebagai aktifitas/kegiatan yang dilakukan di
dalam kota (intra-urban) dan pinggiran kota (peri-urban) untuk
memproduksi/memelihara, mengolah, dan mendistribusikan beragam
produk pangan dan non-pangan, dengan menggunakan kembali sumber
daya manusia dan material. Pada awalnya didesain tekait dengan
peningkatan ketahanan pangan di perkotaan, penyediaan daerah hijauan,
serta upaya mengatasi dampak pemanasan global.
Santoso dan Rini (2014:4) menjelaskan bahwa sasaran kegiatan Program
Pertanian Perkotaan, yang merupakan bagian dari Program Penanggulangan
Kemiskinan, adalah keluarga miskin di wilayah Kota Surabaya yang tersebar di
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
5
31 kecamatan. SKPD pada tahun 2009 di bawah Pemerintah Kota Surabaya yang
melaksanakan kegiatan ini adalah Dinas Pertanian dan Kantor Ketahanan Pangan.
Sejak tahun 2010 leading sector kegiatan ini adalah Dinas Pertanian. Tujuan
utama kegiatan ini adalah meningkatkan ketahanan pangan keluarga miskin
melalui pemenuhan ketersediaan gizi keluarga miskin secara mandiri dengan
memanfaatkan pekarangan untuk kegiatan budidaya. Ada dua jenis komoditi yang
dikembangkan dalam kegiatan ini yaitu perikanan (budidaya ikan) dan pertanian
melalui budidaya tanaman hortikultura. Bantuan yang diberikan berupa paket
benih ikan, pakan, dan media (drum, tong, dan kolam terpal) untuk jenis komoditi
perikanan; sedangkan bantuan tanaman hortikultura berupa paket benih terong,
cabe, sawi, bayam, kangkung serta kelengkapannya seperti pupuk, media tanam
dan polybag.
Sumber: Santoso, Eko Budi dan Rini Ratna Widya. 2014. Gerakan Pertanian
Perkotaan Dalam Mendukung Kemandirian Masyarakat di Kota
Surabaya. Dalam Seminar Nasional Cities 2014. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh November.
Gambar 1.1
Persebaran Kegiatan Pertanian Perkotaan di Kota Surabaya
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
6
Tabel 1.1
Hasil Survei Evaluasi Kegiatan Urban Farming di Surabaya
Jawaban Responden Alasan
perlu melanjutkan kegiatan urban farming (95%)
menambah penghasilan (36%)
bermanfaat bagi masyarakat
(25%)
bisa dikonsumsi keluarga (25%)
lain-lain (14%)
tidak perlu melanjutkan kegiatan urban farming
(5%)
tidak memiliki lahan
Sumber: Santoso, Eko Budi dan Rini Ratna Widya. 2014. Gerakan Pertanian
Perkotaan Dalam Mendukung Kemandirian Masyarakat di Kota
Surabaya. Dalam Seminar Nasional Cities 2014. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh November. (diolah)
Berdasarkan hasil pengamatan survei primer, hampir di setiap wilayah
yang menjadi obyek kegiatan ini mencapai kinerja yang cukup baik dimana hasil
panen rata-rata mencapai 70%. Hasil evaluasi lainnya, sebanyak 95% responden
mengaku pemkot perlu melanjutkan urban farming dengan 36% beralasan untuk
menambah penghasilan, 25% karena bermanfaat bagi masyarakat dan 25% karena
bisa dikonsumsi keluarga. Sedangkan sebanyak 5% responden beralasan tidak
perlu dilanjutkan karena tidak adanya lahan (Santoso dan Rini, 2014:4 – 5).
Terdapat tren positif dari kegiatan pertanian urban yaitu sebagian penerima
tidak hanya memanfaatkan bantuan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari, namun bisa menjual hasil yang dibudidayakan untuk memperoleh
pendapatan tambahan. Hal ini terutama dilaksanakan oleh penerima bantuan yang
mengusahakan budidaya secara berkelompok. Berdasarkan keterangan tersebut,
kegiatan pertanian urban dapat dikembangkan di masa mendatang untuk
meningkatkan ekonomi keluarga dengan adanya pendapatan tambahan (Santoso
dan Rini, 2014:5).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
7
Data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kota Surabaya menunjukkan
terdapat 57 kelompok tani dan 35 kelompok tani bidang perikanan di Surabaya.
Menurut keterangan dari Kepala Seksi Tanaman Pangan dan Holtikultura, Ir.
Bagas Swadaya Adjie, saat ini banyak kelompok tani holtikultura terutama yang
menerima bantuan untuk memulai kegiatan Urban Farming sudah tidak lagi
melakukan kegiatan budidaya, tetapi hanya melakukan kegiatan pengolahan untuk
memroduksi produk-produk pangan sehingga esensi dari kegiatan pertanian urban
menjadi hilang.
Tabel 1.2
Daftar Kelompok Tani di Surabaya
Nama Kelompok Kecamatan Nama Kelompok Kecamatan
Mayangsari
Jambangan Kauman Trenggilis Mejoyo
Wiguna Karya
Prima Crispy
Asemrowo
Dupak Makmur Bersama Krembangan
Payus Makmur
Dunia Seafood Jeruk Ceria
Lakarsantri
Gundih Asri
Bubutan
Bangkingan Maju Jaya
Flamboyan Karya Madya Mandiri
Tambaksari
Cafe Tani
Bulak
Tambaksari Asri
Srikandi Mina Sekarsari
Srikandi Giat Kali Kepiting Sejahtera
Bunda Famili Guyub Tegalsari
Prisma
Dukuh Pakis
Agro Madina Mulyorejo
Pradah Asri Hanum Wonokromo
Tulip Asri
Rungkut
Tegal Makmur
Sukolilo
Rahayu Elok Mekar Sari
Fifa Suka Maju
WonocoloMekar Melati Sido Mekar
Mandiri
Gununganyar
Kartini
Flamboyan Srikandi Makmur
Sukomanunggal
Rumpelas Sami Jally
Citra Tani
Gayungan
Yuli Food Tandes
Bakoel N’dog Tunas Mekar
Wiyung
Kartika Barokah
Semanggi Asri Benowo Cipta Karya Indah
Bina Makmur
Sambikerep
Srikandi
Tani Jaya Irma Oja
Sendang Biru Langkir Jaya
Pakal
Made Lestari Sumber Makmur
Made Bersinar
Candirejo Genteng
Puspa Pesona
Sumber: Dinas Pertanian Kota Surabaya (diolah)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
8
Tabel 1.3
Daftar Kelompok Tani Perikanan di Surabaya
Kelompok Pembudidaya Tambak Kelompok Pembudidaya Kolam
Kecamatan
Nama
Kelompok
Jumlah
Anggota
Kecamatan Nama Kelompok
Jumlah
Anggota
Gununganyar Roh Kelem 132
Jambangan
Karah 4
Jambangan 5
Rungkut
Rojo Mina 94 Kebonsari 6
Minadon 62 Pagesangan 2
Sukolilo Mina Putih 110 Bulak Sumber Rejeki 39
Mulyorejo
Naga Laut 18 Lakarsantri
Lele Kesit 12
Bangkingan Maju
Jaya
2
Dian 18 Rungkut Tambak Sawah 6
Sekar Laut 37 Kenjeran Ceria 8
Mina Sukses 18 Sawahan Gotong Royong 20
Bulak
Sumber
Rejeki
38 Semampir
Kelompok Kolam
Ikan
19
Benterng
Samudra
16 Tandes Banjarsugih Jati 10
Kenjeran
Karya Tani 52
Wiyung
Sumber Makmur 12
Ayaoumg 8 Sekarsari 4
Semampir
KT Ikan
Bandeng
24 Sambikerep
Made Makmur 2
Tumbuh Kembali 7
Asemrowo
Greges
Makmur
5 Pakal
Sejahtera 31
Sumber Jaya 150
Rama 66
Mina Tani 15
Lagi Bersemi 44
Jumlah 14 632 Jumlah 21 464
Sumber: Dinas Pertanian Kota Surabaya (diolah)
Terdapat kelompok tani yang masih aktif dalam kegiatan pertanian urban
khususnya yang melakukan pembudidayaan, diantaranya: Kelompok Tani Agro
Madina di Kelurahan Kejawan Putih Tambak, Gabungan Kelompok Tani Made
Bersinar di Kelurahan Made, Kelompok Tani Gotong Royong di Kelurahan Pakis,
dan Kelompok Tani Elok Mekar Sari di Kelurahan Semolowaru. Keempat
kelompok tani tersebut melakukan budidaya komoditas yang berbeda-beda.
Kelompok Tani Agro Madina melakukan budidaya tanaman markisa di halaman-
halaman rumah anggotanya untuk kemudian diolah menjadi produk sirup, selai,
dan kue kering; Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar melakukan budidaya
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
9
utamanya jenis tanaman hortikultura seperti cabai, pare, tomat, dan berbagai
macam sayuran; Kelompok Tani Gotong Royong berfokus pada budidaya lele;
sedangkan Kelompok Tani Elok Mekar Sari melakukan budidaya empat
komoditas yaitu lele, jamur, lidah buaya, dan jangkrik untuk diolah menjadi
beberapa jenis produk olahan.
Persamaan dari keempat kelompok tani tersebut adalah masing-masing
kelompok memliki struktur kepengurusan dan produk hasil budidaya maupun
olahannya dipasarkan atau dijual sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi
kelompok maupun anggota kelompok yang bersangkutan. Artinya, kegiatan
pertanian urban tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan anggota
kelompok saja tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan.
Seperti yang dikatakan Santoso dan Rini (2014:4) bahwa sasaran kegiatan
Program Pertanian Perkotaan, yang merupakan bagian dari Program
Penanggulangan Kemiskinan, adalah keluarga miskin di wilayah Kota Surabaya
yang tersebar di 31 kecamatan. Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan
ketahanan pangan keluarga miskin melalui pemenuhan ketersediaan gizi keluarga
miskin secara mandiri dengan memanfaatkan pekarangan untuk kegiatan
budidaya. Diharapkan kegiatan pertanian urban mampu meningkatkan
kesejahteraan penerima bantuan sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup.
Kaufman dan Martin (2000:84-85) dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa pertanian urban memiliki manfaat positif termasuk dalam bidang ekonomi
utamanya dalam aspek kewirausahaan. Manfaat yang dimaksud yaitu: (1)
keberagaman pasar usaha pertanian urban yang mendukung program pertanian
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
10
urban, (2) dukungan pemasaran produk pertanian urban oleh pejabat lokal,
pemerintah, kelompok masyarakat, dan yayasan lokal, (3) masyarakat yang
tinggal di dekat tempat usaha pengolahan makanan umumnya bertindak positif
untuk mengembangkan lingkungan mereka, (4) operasi pasar pertanian urban dari
pemerintah dan yayasan dapat menyediakan modal kerja untuk tahap awal, dan
(5) sejumlah proyek kewirausahaan pertanian urban mulai menghasilkan
keuntungan serta selebihnya memberikan manfaat sosial, estetika, kesehatan, seta
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Kesejahteraan dalam pandangan Islam tentu saja berbeda secara mendasar
dengan pengertian kesejahteraan dalam ekonomi konvensional yang sekuler dan
materialistik. Ekonomi Islam yang merupakan salah satu bagian dari Syariat
Islam, tujuannya tentu tidak lepas dari tujuan utama Syariat Islam. Tujuan utama
ekonomi Islam adalah merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat (falah), serta kehidupan yang baik dan terhormat
(al-hayah al-tayyibah) (Anto, 2003:7).
Menurut Purbaya (2015:12 – 13) terdapat tujuh hal yang menjadi tujuan
ekonomi Islam. Secara terperinci tujuan ekonomi Islam dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1. Kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang terpenting.
Kesejahteraan ini mencakup kesejahteraan individu, masyarakat dan
negara.
2. Tercukupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum, pakaian,
tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, keamanan serta sistem negara yang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
11
menjamin terlaksananya kecukupan kebutuhan dasar secara adil dibidang
ekonomi.
3. Penggunaan sumberdaya secara optimal, efisien, efektif, hemat dan tidak
mubazir.
4. Distribusi harta, kekayaan, pendapatan, dan hasil pembangunan secara adil
dan merata.
5. Menjamin kebebasan individu.
6. Kesamaan hak dan peluang.
7. Kerjasama dan keadilan.
Ekonomi Islam menghendaki kesejahteraan itu juga mencakup
keseluruhan unsur materi dan non materi (psikis). Hal ini disebabkan kepuasan
manusia itu terletak pada unsur-unsur non materi. Kesejahteraan yang optimal
dapat tercapai apabila kecerdasan material dikontrol oleh kecerdasan spiritual
mulai dari cara memperolehnya sampai kepada membelanjakannya (Purwana,
2014). Kecerdasan Islami merupakan fungsi dari kecerdasan material dan
kecerdasan spiritual. Kecerdasan Islami dapat dicapai apabila hal-hal sebagai
berikut dilakukan, yakni: benda yang dimiliki diperoleh dengan cara halal dan
baik, bertujuan untuk ibadah, kualitas lebih dipentingkan daripada kuantitas, dan
penggunaannya sesuai syariah (Aedy, 2011:113).
Kenyataannya, tidak semua manusia memiliki kecerdasan spirtual
sebagaimana yang dijelaskan. Adapun ciri-ciri manusia yang memiliki ciri-ciri
kecerdasan adalah: setia dan taat kepada Allah SWT (ḥabl min Allah), setia dan
konsisten memberikan manfaat atau pelayanan terbaik kepada sesama manusia
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
12
(ḥabl min al-nās), dan setia dan konsisten dengan pemelihara alam dan lingkungan
yang seimbang (ḥabl min al-‘ālamīn) (Aedy, 2011:113 – 114).
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti
melakukan penelitian mengenai bagaimana peran pertanian urban dalam
meningkatkan kesejahteraan petani muslim di Surabaya ditinjau dari perspektif
Islam. Judul yang digunakan yakni Peran Pertanian Urban Pada Kesejahteraan
Petani Muslim Ditinjau dari Perspektif Islam (Studi Pada Empat Kelompok Tani
di Surabaya).
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana peran pertanian urban pada kesejahteraan petani muslim pada
empat kelompok tani di Surabaya ditinjau dari perspektif Islam?
1.3. Tujuan Penelitian
Mendeskripsikan peran pertanian urban pada kesejahteraan petani muslim
pada empat kelompok tani di Surabaya ditinjau dari perspektif Islam.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini selain diharapkan dapat berguna bagi pribadi penulis, juga
dapat berguna bagi pihak-pihak lain. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagi Objek Studi (masyarakat secara umum dan pelaku pertanian urban
secara khusus)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
13
Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi kepada
masyarakat pada umumnya, terutama para pelaku pertanian urban secara
khusus, mengenai peran pertanian urban pada perkonomian dalam
perspektif ekonomi mikro Islam.
2. Bagi Pengembangan Keilmuan
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pemikiran dan
cakupan keilmuan baru bagi para akademisi untuk menggali lebih dalam
tentang masalah terkait.
3. Bagi Penelitian Mendatang
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu
pengetahuan, memperdalam kajian, memberi inspirasi bagi penelitian
selanjutnya, dan menciptakan teori-teori baru.
1.5. Sistematika Penulisan
Peneliti menyusun skripsi ini secara sistematis. Setiap bab dibagi menjadi
sub bab dengan tujuan memudahkan pembahasan dan pemahaman bagi pembaca.
Sistematika dalam penulisan skripsi ini tersusun sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah yang
merupakan landasan pemikiran secara garis besar. Bab ini juga terdapat
perumusan masalah yang memerlukan pemecahan masalah dan jawaban,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
14
Bab ini memuat uraian tentang landasan teori dari materi yang telah
diperoleh selama perkuliahan maupun dari berbagai literatur yang
dijadikan pedoman dan pembahasan dalam skripsi ini. Selain itu, juga
disampaikan penelitian-penelitian sebelumnya serta kerangka berpikir.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang kerangka pendekatan dan metode yang
digunakan dalam penelitian meliputi pendekatan penelitian, metode yang
digunakan dalam memilih dan mengumpulkan data penelitian, penilaian
serta metode yang digunakan dalam menganalisa data.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian tentang analisis dan pembahasan lebih lanjut
dari data penelitian yang telah diperoleh.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari masalah yang diteliti,
keterbatasan, saran-saran serta implikasinya.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
15
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Gambaran Umum Lahan
2.1.1.1.Pengertian Lahan
Manusia berasal dari tanah dan hidup sangat bergantung dengan tanah.
Manusia dapat memanfaatkan tanah atau lahan untuk tempat tinggal, bercocok
tanam, dan melakukan aktivitas lainnya. Allah SWT berfirman dalam Surat Asy-
Syu’araa:7-8 berikut.


7. Awalam yarau ilal-arḍi kam ambatnā fīhā min kulli zaujin karīm. 8. Inna
fīżālika la‘āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu’minīn.
Artinya:“7. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah
banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang
baik? 8. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda
kekuasaan Allah. Dan kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS Asy-Syu’araa:7-
8) (Kemenag, 2009:572-573).
Lahan memiliki beberapa pengertian yang diberikan baik itu oleh FAO
maupun pendapat para ahli. Arsyad (1989:207) mengatakan bahwa lahan diartikan
sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta
benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan
lahan. Sitorus dalam Siswanto (2006:1) mendefinsikan “sumber daya lahan (land
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
16
resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief tanah, air dan vegetasi
serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan
lahan”.
Mather dalam Siswanto (2006:1) mengatakan “sumber daya lahan dapat
dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara
organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya”. Menurut
Purwowidodo (1983:68), lahan mempunyai pengertian “suatu lingkungan fisik
yang mencakup iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai pada
batas tertentu akan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan”. Sementara itu
Bintarto (1977:134) berpendapat “lahan dapat diartikan sebagai land settlemen
yaitu suatu tempat atau daerah dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama,
dimana mereka dapat menggunakan lingkungan setempat untuk mempertahankan,
melangsungkan dan mengembangkan hidupnya”.
FAO dalam Yunianto (1991:1) mengemukakan tentang pengertian lahan
sebagai berikut.
Lahan adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang mempunyai sifat-
sifat agak tetap atau pengulangan sifat-sifat dari biosfer secara vertikal di
atas maupun di bawah wilayah tersebut termasuk atmosfer, tanah geologi,
geomorfologi, hidrologi, vegetasi, dan binatang yang merupakan hasil
aktivitas manusia di masa lampau maupun masa sekarang, dan perluasan
sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh terhadap penggunaan lahan oleh
manusia disaat sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lahan
merupakan tempat atau lingkungan dengan segala ciri, kemampuan, maupun
sifatnya beserta segala sesuatu yang terdapat diatasnya termasuk didalamnya
kegiatan manusia dalam memanfaatkan lahan. Lahan memiliki banyak fungsi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
17
yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam usaha meningkatkan kualitas
hidupnya.
2.1.1.2.Penggunaan Lahan
Pengertian penggunaan lahan dikemukakan oleh Arsyad (1989:207), yaitu
”penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk intervensi (campur tangan)
manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materil
maupun spiritual”. Pemanfaatan lahan untuk membantu kebutuhan hidup manusia
perlu pengolahan yang lebih lanjut. Diperlukan suatu kebijakan atau keputusan
pada suatu penggunaan lahan. Penggunaan lahan (major kinds of land use) sendiri
dimaksudkan oleh Rayes (2007:162) adalah “penggolongan penggunaan lahan
secara umum seperti pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi, padang rumput,
kehutanan atau daerah rekreasi”.
Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar
yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian. Arsyad
(1989:207) mengemukakan pengelompokan tipe-tipe penggunaan lahan sebagai
berikut (a) Perladangan, (b) Tanaman semusim campuran, tanah darat, tidak
intensif, (c) Tanaman semusim campuran, tanah darat, intensif, (d) Sawah, (e)
Perkebunan rakyat, (f) Perkebunan besar, (g) Hutan produksi, (h) Hutan alami, (i)
Padang pengembalaan, (j) Hutan lindung, (k) Cagar alam.
Sandy (1985:57) berpendapat bahwa pemanfaatan lahan pertanian
dikelompokan ke dalam beberapa macam, yaitu:
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
18
1. Pekarangan, merupakan sebuah lahan kosong yang biasanya ada di depan
rumah dan biasanya ditanami oleh berbagai tanaman seperti buah-buahan,
sayur-sayuran dan sebagainya.
2. Sawah, dibuat dengan tujuan terutama untuk tanaman padi, akan tetapi
dalam kenyataannya sehari-hari sawah sering juga ditanami secara
bergiliran dengan palawija dan lain-lain.
3. Ladang berpindah, biasanya terjadi ladang berpindah adalah di daerah
yang mempunyai penduduk yang jarang. Pola penggunaan lahan di daerah
yang masyarakatnya masih mempunyai tradisi perladangan berpindah
biasanya sesuai dengan pola lingkaran konsentriknya Von Thunen.
4. Kebun campuran adalah jenis pemanfaatan yang sebenarnya kurang
intensif, meskipun jumlah tanaman di atas lahan yang sebenarnya banyak.
5. Tegalan adalah jenis pemanfaatan lahan kering yang cukup intensif.
Tegalan biasanya ditanami tanaman musiman dan biasanya terdapat di
daerah penduduk yang cukup padat.
6. Perkebunan, usaha dibidang perkebunan dapat dilihat dari beberapa segi.
Kalau dilihat dari segi usahanya yaitu seperti: perkebunan rakyat dan
perkebunan negara.
Penggunaan lahan harus dilakukan secara adil dan bijak. Alquran telah
menjelaskan bahwa manusia seharusnya tidak melakukan kerusakan akibat
penggunaan sumber daya di bumi, yaitu pada Surat Ar-Ruum:41 dan Al-A’raf:56.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
19


41. Żaharal-fasādu fil-barri wal-baḥi bimā kasabat aidin-nāsi liyużīqahum
ba‘ḍallażī ‘amilū la‘allahum yarji‘ūn.
Artinya: “41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
(QS Ar-Ruum:41) (Kemenag, 2009:647).


56. Wa lā tufsidū fil-arḍi ba‘da iṣlāḥih ḥ wad‘ūhu khaufaw wa ṭama‘ā, inna
raḥmatallāhi qarībum minal-muḥsinīn.
Artinya: “56. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak
akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada oran-orang yang berbuat baik.” (QS Al-A’raf:56) (Kemenag,
2009:230).
2.1.1.3.Pemberdayaan Lahan
Pemberdayaan lahan sangat penting bagi kehidupan manusia. Pembahasan
mengenai pemberdayaan lahan juga terdapat pada sudut pandang Islam.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut.
‫ا‬َ‫ي‬‫ح‬َ‫أ‬ ‫ن‬َ‫م‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ع‬‫ال‬ ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ك‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ،ٌ‫ر‬‫ج‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ت‬ِّ‫ي‬َ‫م‬ ‫ًا‬‫ض‬‫ر‬َ‫أ‬ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫و‬‫ه‬َ‫ف‬
Man aḥyā arḍan mayyatatan falahum fīhā ‘ajrun, wa mā ‘aklahul-‘awāfiyu
fahuwalahū ṡodaqatun.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
20
Artinya: “Barangsiapa yang menghidupkan tanah yang mati, maka di sana ia
akan memperoleh pahala dan tanaman yang dimakan binatang kecil (seperti
burung atau binatang liar), maka hal itu menjadi sedekah baginya.” (HR.
Darimiy dan Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Irwaa’
[4/6]) (Musa, 2013).
Pembahasan tentang tanah atau lahan yang tidak dimanfaatkan agar
dimanfaatkan, misalnya untuk lahan perkebunan dan pertanian, juga disebutkan
dalam Alquran. Bahwasanya Allah selalu menghidupkan tanah yang mati jika
manusia mau merawatnya dan membuat tanah itu subur sebagaimana penjelasan
dalam Surat Yāsīn:33 berikut.

33. Wa āyatul lahumul-arḍul-maitatu aḥyaināhā wa akhrajnā minhā ḥabban fa
minhu ya‘kulūn.
Artinya: “33. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah
bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-
bijian, maka dari biji-bijian itu mereka makan.” (QS Yāsīn:33) (Kemenag,
2009:709).
Pranadji (2006b:48) mengatakan bahwa istilah pemberdayaan saat ini
secara populer telah digunakan pada hampir setiap kegiatan pembangunan,
menggantikan istilah partisipasi. Hal yang penting untuk diketengahkan bahwa
penggunaan istilah pemberdayaan dalam perbaikan pengelolaan lahan kering
diarahkan untuk perbaikan taraf kehidupan masyarakat secara berkelanjutan.
Selain dewasa ini telah terjadi saling kejar-mengejar antara dinamika dan
pertumbuhan penduduk di satu sisi, dan peningkatan taraf hidup di sisi lain,
masalah pengelolaan lahan kering juga dihadapkan pada masalah ketahanan dan
kesatuan bangsa.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
21
Pranadji (2006a:42-44) berpendapat bahwa pemberdayaan perlu dilakukan
karena kondisi lahan kering dan masyarakat yang mengelolanya masih sangat
terbuka dikembangkan untuk perbaikan. Bahkan jika modal sosial, modal
finansial, dan prasarana masyarakat pedesaan di lahan kering berhasil
dikembangkan maka pemacuan perekonomian pedesaan berbasis agroindustri di
pedesaan akan jauh lebih cepat dan lebih baik.
Pranadji (2006b:48-49) menambahkan pendapat sebagai berikut.
Jika saja inovasi kelembagaan, terutama dalam bentuk pengembangan
semangat kewirausahaan kolektif dan modal sosial di tingkat desa hingga
kabupaten, berhasil diwujudkan dalam bentuk kegiatan ekonomi riil di
lapangan maka tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan dapat
ditingkatkan secara signifikan sejalan dengan perbaikan keseluruhan
agroekosistem lahan keringnya.
2.1.2. Pertanian Urban
Pertanian urban atau pertanian perkotaan memiliki banyak penjelasan.
Smit (2001a:1-3) menjelaskan dengan lengkap mengenai pertanian urban dan
dapat disimpulkan bahwa pertanian urban adalah makanan dan bahan bakar
tumbuh ditengah-tengah aktivitas perkotaan atau kota, untuk dipasarkan dan
sering juga diolah lalu dipasarkan. Hal ini termasuk budidaya perikanan dalam
tangki, kolam, sungai dan teluk/pantai; serta sayuran dan tanaman lainnya ditanam
di atap, di halaman belakang, lahan kosong kawasan industri, sepanjang kanal, di
lapangan perkantoran, di pinggir jalan dan di banyak peternakan kecil di pinggiran
kota.
Penjelasan Smit tersebut menyatakan bahwa pertanian urban mencakup
budidaya hewan dan tanaman. Alquran menjelaskan tentang budidaya hewan dan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
22
tanaman sebagai salah satu sumber rezeki bagi manusia pada Surat Al-
An’aam:141-142 dan An-Naba’:14-16 berikut.





141. Wa huwaallażī ansya‘a jannātim ma‘rūsyātiw wa gaira ma‘rūsyātiw
wannakhla waz-zar‘a mukhtalifan ukuluhū waz-zaitūna war-rummāna
mutasyābihaw wa gaira mutasyābih, kulū min ṡamarihī iżā aṡmara wa ātū
ḥaqqahū yauma ḥaṣādihī wa lā tusrifū, innahū lā yuḥibbul-musrifīn. 142. Wa
minal-an‘āmi ḥamūlataw wa farsyā, kulū mimmā razaqakumullāhu wa lā
tattabi‘ū khuṭuwātisy-syaiṭān, innahū lakum ‘aduwwum mubīn.
Artinya: “141. Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan
yang tidak berjunjung, pohon korma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama
(rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia
berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan
zakatnya), dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. 142. Dan di antara binatang
ternak itu ada yang dijadikan pengangkut dan ada yang untuk disembelih.
Makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu.” (QS An’aam:141-142) (Kemenag, 2009:212)


14. Wa anzalnā minal-mu‘ṣirāti mā‘an ṡajjājā. 15. Linukhrija bihī ḥabbaw wa
nabātā. 16. Wa jannātin alfāfā.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
23
Artinya: “14. dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, 15. supaya
Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan., 16. dan
kebun-kebun yang lebat?” (QS An-Naba’:14-16) (Kemenag, 2009:1015)
Definisi pertanian urban menurut FAO dan Smit dalam Sampeliling, et al.
(2012:258) sebagai berikut.
Pertanian perkotaan didefinisikan sebagai aktivitas atau kegiatan bidang
petanian yang dilakukan di dalam kota (intra-urban) dan pinggiran kota
(peri-urban) untuk memproduksi/memelihara, mengolah, dan
mendistribusikan beragam produk pangan dan non-pangan, dengan
memanfaatkan atau menggunakan kembali sumber daya manusia, material,
produk dan jasa di daerah perkotaan.
Santoso dan Rini (2014:2) berpendapat mengenai pertanian urban sebagai
berikut.
Program pertanian perkotaan merupakan program yang dicetuskan sebagai
upaya untuk tetap menjaga kualitas hidup, yaitu dengan tetap dapat
mengkonsumsi makanan sehat yang berbahan ikan dan sayur yang
berkualitas di tengah perkotaan. Program ini memang didesain untuk
dikembangkan di perkotaan padat yang tidak mempunyai jumlah lahan
kosong yang besar. Selain itu, pertanian perkotaan membantu memberikan
kontribusi terhadap ruang terbuka hijau kota dan ketahanan pangan.
Lembaga internasional FAO dalam Sampeliling, et al. (2012:258)
memosisikan pertanian urban sebagai: (a) Salah satu sumber pasokan sistem
pangan dan opsi ketahanan pangan rumah tangga perkotaan; (b) Salah satu
kegiatan produktif untuk memanfaatkan ruang terbuka dan limbah perkotaan; dan
(c) Salah satu sumber pendapatan dan kesempatan kerja penduduk perkotaan.
Karena itu, pertanian perkotaan mempunyai peluang dan prospek yang baik untuk
pengembangan usaha tani berbasis agribisnis dan berwawasan lingkungan.
Thornton (2008) melakukan penelitian terhadap pertanian urban di Afrika
Selatan dan menyimpulkan bahwa perbedaan antara pertanian urban dan non
urban bisa cukup besar dan tantangan yang ada pada pertanian urban bisa disebut
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
24
sebagai kekuatan yang dimiliki. Variasi kondisi sosio-ekonomi perkotaan, budaya,
hingga geografi, iklim, dan luas lahan menimbulkan berbagai inovasi dan
kebijakan pemerintahan setempat. Diversitas yang membedakan antara satu kota
dan kota lain mampu menciptakan keunikan tersendiri. Karena pertanian urban
dikatakan memperpendek jarak antara produsen dan konsumen sehingga bahan
pengawet dan proses tambahan tidak dibutuhkan. Hal ini membuat konsumen
mendapatkan jaminan bahan pangan yang begitu segar.
Pertanian urban umumnya dilakukan untuk meningkatkan pendapatan atau
aktivitas memproduksi bahan pangan untuk dikonsumsi keluarga, dan di beberapa
tempat dilakukan untuk tujuan rekreasi dan relaksasi (Fraser, 2002:46). Kesadaran
mengenai degradasi lingkungan di dalam perkotaan akibat relokasi sumber daya
untuk melayani populasi perkotaan telah menjadikan insiprasi untuk berbagai
skema pertanian urban di negara maju dan negara berkembang.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pertanian urban
adalah pemanfaatan lahan kota yang terbatas untuk memroduksi, mengolah, dan
mendistribusikan beragam produk pangan maupun non-pangan melalui budidaya
hewan atau tanaman. Kegiatan tersebut bersifat produktif sehingga dapat menjadi
salah satu sumber pendapatan dan kesempatan kerja serta membuka perluang
usaha berbasis agribisnis dan berwawasan lingkungan.
2.1.2.1.Manfaat Umum Pertanian Urban
Santoso dan Rini (2014:3) menyatakan manfaat pertanian urban sebagai
berikut.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
25
Namun tidak hanya untuk sekedar meningkatkan sektor pertanian di Kota
Surabaya, kegiatan pertanian perkotaan juga memiliki manfaat posisif
lainnya. Dampak positif dari sektor ini antara lain: peningkatan gizi dan
kesehatan, perbaikan lingkungan untuk hidup, meningkatkan
kewirausahaan, dan peningkatan kesetaraan.
Smit (2001b:1) dan Losada (1998:51-54) menyimpulkan bahwa pertanian
urban juga meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan melalui penghijauan dan
pengurangan polusi dimulai di lingkungan berpenghasilan rendah. Sektor ini juga
memperkuat basis ekonomi suatu kota dengan menambahkan substitusi impor
industri yang meliputi produksi, pengolahan, pengemasan dan pemasaran dan
akhirnya, pertanian perkotaan membuat kontribusi besar untuk menyeimbangkan
ekologi global.
Para pendukung pertanian urban mengutarakan beberapa manfaat dari
pertanian urban. Menurut Kaufman dan Martin (2000:1-2), meliputi:
1. mengurangi lahan kota yang tidak produktif di bawah manajemen dengan
pemerintah daerah;
2. meningkatkan citra publik dari lingkungan bermasalah;
3. meningkatkan jumlah kawasan ruang hijau;
4. memasok penduduk berpenghasilan rendah dengan sehat dan lebih bergizi;
5. mengembangkan swasembada antara penduduk dalam kota yang menanam
makanan untuk diri mereka sendiri dan orang lain;
6. revitalisasi lingkungan termiskin dengan menciptakan lapangan kerja
berbasis pangan (terutama bagi kaum muda), sehingga membawa lebih
banyak pendapatan untuk penduduk;
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
26
7. menyediakan kegiatan program non-tradisional yang baru untuk nirlaba
berbasis organisasi masyarakat;
8. mengonversi limbah makanan dari supermarket menjadi kompos dan
pupuk yang digunakan dalam produksi pangan;
9. mengurangi transportasi makanan melalui ketersediaan yang lebih besar
dari produk lokal;
10. dan mendukung sistem pangan lokal dan regional secara umum.
Santoso dan Rini (2014:4) juga berpendapat mengenai manfaat pertanian
urban sebagai berikut.
Manfaat selanjutnya adalah dapat menambah penghasilan keluarga jika
hasil bertani dijual. Jika banyak keluarga yang melakukan usaha pertanian
perkotaan dan hasilnya dijual ke pasar maka menambah pasokan bahan
pangan di Surabaya. Dengan dijual ke pasar, pasokan akan bertambah
sehingga kota Surabaya dapat mencukupi kebutuhan masyarakatnya akan
pangan. Dengan kata lain ketahanan pangan di Surabaya akan terbantu
dengan pertanian perkotaan. Kestabilan harga pangan juga akan terbantu
oleh adanya panen dari pertanian perkotaan.
2.1.2.2.Keberlanjutan Pertanian Urban
Status keberlanjutan pengembangan pertanian urban bersifat multi-dimensi,
seperti: ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan teknologi. Veenhuizen dan
Danso (2007:27) mengatakan “Sustainability of UPA basically implies its ability
to continue in the future and operate at the current or increased levels. In order to
be sustainable, UPA should be profitable and economically viable,
environmentally sound, socially just and culturally acceptable”. Jadi,
keberlanjutan pertanian urban bergantung pada aspek profitabilitas dan kelayakan
ekonomi, keramahan lingkungan, sosial, dan budaya. Variabel-variabel kualitatif
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
27
dan kuantitatif sebagai indikator keberlanjutan pertanian urban disajikan pada
tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1
Indikator Keberlanjutan Pertanian Urban
Economic
indicators
Environmental
indicators
Social indicators
Composite
indicators
1. Yield trends
2. Income per head
and per ha
3. Modified GNP
4. Value of total
food produced
5. Value of land
with UPA
6. Productivity
7. Willingness to
pay
8. Local food
production
9. Hedonic price
method
10.Cost of depletion
and pollution
1. Bio-indicators
(clean air,
biodiversity)
2. Pollution
indicators
3. Material and
energy flows and
balances
4. Heavy metals in
crops
5. Soil health
(organic matter,
etc.)
6. Food miles: local
food produced
7. Organic waste
recycled
8. Depletion
9. Pollution
1. Equity
coefficients
2. Employment
3. Disposable family
income
4. Inclusion: no. of
youth trained in
life skills,
patients,
5. migrants or ex-
convicts
6. Participation,
both men and
women
7. Property rights
(tenure)
1. Lists of
indicators
2. Scoring systems
3. Integrated system
properties
Sumber: Veenhuizen, René van dan George Danso. 2007. Profitability and Sustainability
of Urban and Peri-Urban Agriculture. Rome: FAO.
Menurut analisis Sampeliling, et al., (2012:261-262) mengenai pertanian
urban di DKI Jakarta menunjukkan terdapat enam atribut sebagai faktor kunci
penentu keberlanjutan pengembangan pertanian urban yang dideskripsikan
sebagai berikut.
1. Luas pekarangan: Upaya untuk memperluas pekarangan sampai dengan
30% dari luas kavling rumah tinggal dan perkantoran serta fasilitas umum
lainnya. Upaya memperluas pekarangan dapat dilakukan dengan sistem
horisontal dan vertikal.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
28
2. Pengembangan komoditas dan teknologi pertanian ramah lingkungan:
Pemanfaatan pekarangan dapat diintervensi dengan penerapan teknologi
ramah lingkungan yaitu pertanian organik, sistem vertikultur, potinisasi
dan hidroponik pada komoditas tanaman buah-buahan, sayuran dan
tanaman bias di sekitar rumah penduduk atau halaman rumah, kantor dan
sarana lainnya.
3. Penyuluhan dan kelembagaan pertanian: Upaya meningkatkan kinerja
penyuluhan dengan harapan bahwa para petani lebih intensif atau secara
berkala dan berkesinambungan mendapatkan pembinaan teknis dan fungsi
kelembagaan.
4. Perluasan lahan/ruang usaha tani: Perluasan lahan/ruang usaha tani dapat
dilakukan dengan optimalisasi daya hasil usaha tani yang ada dan
penerapan teknologi sistem vertikal.
5. Kerjasama antar stakeholders: Peningkatan koordinasi dan kerjasama di
dalam implementasi program kegiatan sesuai dengan instansi masing-
masing akan meningkat perannya apabila ada aturan pertanian perkotaan
sebagai dasar pedoman kegiatan bagi stakeholder dalam upaya
pengembangan pertanian perkotaan berkelanjutan.
6. Pemberian insentif/kompensasi pertanian: Berdasarkan kondisi usaha tani
di wilayah DKI Jakarta pada lahan/ruang terbatas, baik di pekarangan
maupun lahan lainnya, untuk tanaman RTH produktif kategori kurang
menguntungkan, sebagian besar masyarakat berkeinginan untuk
mendapatkan insentif sebagai kompensasi.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
29
Sumber: Veenhuizen, René van dan George Danso. 2007. Profitability and Sustainability
of Urban and Peri-Urban Agriculture. Rome: FAO.
Gambar 2.1
Dimensi Kebijakan Terkait Pertanian Urban
Kebijakan pemerintah sangat berpengaruh bagi keberlangsungan pertanian
urban. Ada tiga dimensi kebijakan yaitu dalam bidang sosial, ekonomi, dan
ekologi seperti pada Gambar 2.1. Khusus pada dimensi ekonomi, Veenhuizen dan
George Danso (2007:23) mengatakan sebagai berikut.
The economic policy dimension is related to market-oriented types of UA.
Activities are undertaken by small-scale, family-based enterprises or larger-
scale, entrepreneurial farms run by private investors or producer
associations. The activities not only refer to food production, such as irrigated
vegetable production and stall-fed dairy production, but also non-food
products, such as flowers and ornamental plants. These commercial farms are
Subsustence UPA
Self-production of food and
herbs; Saving on food &
health expenditures; Some
processing & local
selling/exchange of
surpluses; Part of
livelihood strategies of the
urban poor
Multifunctional UPA
Organic and diverse
agriculture and (agro-)forestry
in buffer zones and in
neighbourhood; Fresh product;
Direct marketing;
Decentralized reuse of
composted urban wastes; Link
with eco-sanitation;
Combination with other
functions (recreation,
education)
Comercial UPA
Market-oriented production;
Food and non-food products;
Smallscale family-based and
larger scale entrepreneural
enterprises; Part of market
chain; Higher input use/more
externalities
ECOLOGICAL
(environmental healthy
city)
Improved microclimate;
Reduce ecological
footprint; Park &
landscape management;
Biodiversity;
Environmental education;
Recreation
ECONOMIC
(producitve city)
Income generation;
Employment generation;
Entreprise development;
Marketing
SOCIAL
(inclusive city)
Poverti
alleviation; Food
security &
nutrition; Social
inclusion;
Community
building; HIV-
AIDS mitigation;
Social savety net
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
30
embedded in a chain of small-scale and larger enterprises involved in inputs
delivery (e.g. compost, fodder), processing and marketing enterprises. These
types of UA have more economic impact and higher profitability, but their
externalities for the city and urban population tend also to be higher (e.g. risk
of contamination of soils and water caused by intensive use of agro chemicals,
health risks derived from the use of contaminated water for irrigation and
risks of zoonosis).
2.1.2.3.Peran Pertanian Urban Pada Perekonomian
Kaufman dan Martin (2000:84-85) dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa pertanian urban memiliki manfaat positif termasuk dalam bidang ekonomi
utamanya dalam aspek kewirausahaan. Manfaat yang dimaksud yaitu: (1)
keberagaman pasar usaha pertanian urban yang mendukung proyek pertanian
urban, (2) dukungan pemasaran produk pertanian urban oleh pejabat lokal,
pemerintah, kelompok masyarakat, dan yayasan lokal, (3) masyarakat yang
tinggal di dekat tempat usaha pengolahan makanan umumnya bertindak positif
untuk mengembangkan lingkungan mereka, (4) operasi pasar untuk pertanian
urban dari pemerintah dan yayasan dapat menyediakan modal kerja untuk tahap
awal, dan (5) sejumlah proyek kewirausahaan pertanian urban mulai
menghasilkan keuntungan serta selebihnya memberikan manfaat sosial, estetika,
kesehatan, serta pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Veenhuizen dan Danso (2007:28) mengatakan bahwa dampak ekonomi
pertanian urban terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat rumah tangga, tingkat
kota, dan tingkat makro. Lebih lengkap, Veenhuizen dan Danso (2007:28)
menjelaskan sebagai berikut.
The economic impacts of UA can be distinguished at the following levels:
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
31
(i) the household level: the direct economic benefits and costs for the
urban households involved in the agricultural production, including: self-
employment, income from processing, sales of surpluses, savings on food
and health expenditures, exchange of agricultural products for other
economic goods;
(ii) the city level: the direct costs of the assistance supplied to the urban
farmers (extension and training, quality control, etc.) that are not carried
by the farmers, and the aggregate indirect costs and benefits of UA for the
city (also called externalities) such as positive and negative effects on the
social, health and environmental situation of the population. The positive
effects, such as recycling of wastes, greening, less health problems derived
from better nutrition of the urban poor, mitigation of the effects of HIV-
AIDS, landscape care, and the negative effects, such as water pollution
caused by agrochemicals, erosion, more health problems and associated
risks, can be quantified and economically valuated. The positive effects
bring an added value to the city (enhanced income or reduced costs) and
the negative effects require extra investments or tax payments (Fleury and
Ba, 2005);
(iii) The macro level: the contribution of UA to the gross domestic product
(GDP) and its effects on the efficiency of the national food system: UA
provides products that rural agriculture cannot supply easily (e.g.
perishable products, products that require rapid delivery upon harvest),
can substitute for food imports and can release rural lands for export
production of commodities (Mougeot, 2000).
Berdasarkan penjelasan tersebut, dampak ekonomi pertanian urban pada
tingkat rumah tangga yaitu menciptakan peluang wirausaha, adanya pendapatan
dari pengolahan, adanya penjualan dari kelebihan yang ada, menghemat
pengeluaran untuk makanan dan kesehatan, dan sebagai pengganti barang
ekonomis lain.
Moustier dalam Veenhuizen dan Danso (2007:30) memberikan indikator
ekonomi sebagai parameter dampak pertanian urban pada tingkat rumah tangga,
yaitu ketenagakerjaan (penduduk yang terlibat), pendapatan dan distribusi
pendapatan, kontribusi terhadap pangan pada rumah tangga, nilai tambah,
kontribusi relatif terhadap pasokan pangan perkotaan, dan pangsa pasar.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
32
2.1.3. Pengertian Petani
Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 273 Tahun 2007, petani adalah
perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang
mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture,
penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi
usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang. Adiwilaga
(1992:34) mengemukakan bahwa petani adalah orang yang melakukan cocok
tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk
memperoleh kehidupan dari kegiatan itu.
Mosher dalam Ibrahim (2014) mengemukakan pendapat bahwa energi
matahari menimpa permukaan bumi di mana-mana dengan atau tanpa manusia.
Setiap tempat memiliki suhu yang tepat serta air yang cukup maka tumbuhlah
tumbuh-tumbuhan dan hiduplah hewan, manusialah yang datang mengendalikan
keadaan ini, mengecap kegunaan dari hasil tanaman dan hewan, mengubah
tanaman-tanaman dan hewan serta sifat tanah supaya lebih berguna baginya, dan
manusia yang melakukan semua ini disebut petani.
Mosher melanjutkan bahwa dalam menjalankan usaha taninya, setiap
petani memegang dua peranan yakni petani sebagai juru tani (cultivator) dan
sekaligus sebagai seorang pengelola (manajer). Peranan petani sebagai juru tani
yaitu memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil-hasil yang
bermanfaat; sedangkan peranan petani sebagai pengelola (manajer) yaitu apabila
keterampilan bercocok tanam sebagai juru tanam pada umumnya yakni
keterampilan tangan, otot, dan mata, maka keterampilan sebagai pengelola
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
33
mencakup kegiatan pikiran didorong oleh kemauan. Tercakup di dalamnya
terutama pengambilan keputusan atau penetapan pilihan dari alternatif-alternatif
yang ada (Ibrahim, 2014).
Mosher membagi pertanian dalam dua golongan, yaitu pertanian primitif
dan pertanian modern. Pertanian primitif diartikan sebagai petani yang bekerja
mengikuti metode-metode yang berasal dari orang-orang tua dan tidak menerima
pemberitahuan (inovasi). Mereka yang mengharapkan bantuan alam untuk
mengelolah pertaniannya. Pertanian modern diartikan sebagai petani yang
menguasai pertumbuhan tanaman dan aktif mencari metode-metode baru serta
dapat menerima pembaruan (inovasi) dalam bidang pertanian. Petani macam
inilah yang dapat berkembang dalam rangka menunjang ekonomi yang lebih baik
di bidang pertanian (Ibrahim, 2014).
2.1.4. Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam
Kesejahteraan dalam pandangan Islam tentu saja berbeda secara mendasar
dengan pengertian kesejahteraan dalam ekonomi konvensional yang sekuler dan
materialistik. Ekonomi Islam yang merupakan salah satu bagian dari Syariat
Islam, tujuannya tentu tidak lepas dari tujuan utama Syariat Islam. Tujuan utama
ekonomi Islam adalah merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat (falah), serta kehidupan yang baik dan terhormat
(al-hayah al-tayyibah) (Anto, 2003:7).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
34
Menurut Purbaya (2015:12 – 13) terdapat tujuh hal yang menjadi tujuan
Ekonomi Islam. Secara terperinci tujuan ekonomi Islam dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1. Kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang terpenting.
Kesejahteraan ini mencakup kesejahteraan individu, masyarakat dan
negara.
2. Tercukupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum, pakaian,
tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, keamanan serta sistem negara yang
menjamin terlaksananya kecukupan kebutuhan dasar secara adil dibidang
ekonomi.
3. Penggunaan sumberdaya secara optimal, efisien, efektif, hemat dan tidak
mubazir.
4. Distribusi harta, kekayaan, pendapatan, dan hasil pembangunan secara adil
dan merata.
5. Menjamin kebebasan individu.
6. Kesamaan hak dan peluang.
7. Kerjasama dan keadilan.
2.1.4.1.Kesejahteraan Menurut Alquran
Kesejahteraan merupakan tujuan dari ajaran Islam dalam bidang ekonomi.
Kesejahteraan merupakan bagian dari rahmatan lil alamin yang diajarkan oleh
Agama Islam. Namun kesejahteraan yang dimaksudkan dalam Alquran bukanlah
tanpa syarat untuk mendapatkannya. Kesejahteraan akan diberikan oleh Allah
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
35
SWT jika manusia melaksanakan apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa
yang dilarangnya (Syamsuddien, 1994:66 – 68).
Purwana (2014) mengatakan bahwa ayat-ayat Alquran yang memberikan
penjelasan tentang kesejahteraan ada yang secara langsung (tersurat) dan ada yang
secara tidak langsung (tersirat) berkaitan dengan permasalahan ekonomi. Meski
demikian, penjelasan dengan menggunakan dua cara ini menjadi satu pandangan
tentang kesejahteraan. Ayat-ayat yang dimaksud sebagai berikut.
1. QS An-Naḥl:97


97. Man ‘amila ṣāliḥam min żakarin au unṡā wa huwa mu‘minun fa
lanuḥyiyannahū ḥayātan ṭayyibah, wa lanajziyannahum ajrahum bi aḥsani
mā kānū ya‘malūn.
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan
Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.” (QS An-Naḥl:97) (Kemenag, 2009:417)
Kesejahteraan merupakan jaminan atau janji dari Allah SWT yang
diberikan kepada laki-laki ataupun perempuan yang beriman kepada-Nya.
Allah SWT juga akan membalas berbagai amal perbuatan baik orang-
orang yang bersabar dengan pahala yang lebih baik dari amalnya.
Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang bahagia, santai, dan puas
dengan rezeki yang halal, termasuk di dalamnya mencakup seluruh bentuk
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
36
ketenangan apapun dan bagaimanapun bentuknya (Bahreisy dan Bahreisy
dalam Purwana, 2014).
2. QS Thaha: 117 – 119



117. Fa qulnā yā ādamu inna hāżā ‘aduwwul laka wa lizaujika fa lā
yukhrijannakumā minal-jannati fa tasyqā. 118. Inna laka allā tajū‘a fīhā
wa lā ta‘rā. 119. Wa annaka lā taẓma‘u fīhā wa lā taḍḥā.
Artinya: “117. Maka Kami berkata: ‘Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis)
adalah musuh bagimu dan isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia
mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi
celaka. 118. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan
tidak akan telanjang. 119. dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa
dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya’.” (QS
Thaha:117 – 119) (Kemenag, 2009:490)
Kesejahteraan menurut pengertian Alquran tercermin di surga yang
dihuni oleh Nabi Adam dan isterinya sesaat sebelum mereka bertugas
sebagai khalifah di bumi. Kesejahteraan yang digambarkan dalam ayat ini
menjamin adanya pangan, sandang, dan papan yang diistilahkan dengan
tidak kelaparan, tidak merasa dahaga, tidak telanjang, dan tidak kepanasan
oleh matahari. Sedangkan kebalikan darinya adalah kehidupan yang
sempit, yakni jauh dari tentram dan tenang, selalu tidak puas, dadanya
sesak dan gelisah walaupun lahirnya tampak mewah, serba ada, cukup
pakaian dan tempat tinggalnya (Bahreisy dan Bahreisy dalam Purwana,
2014).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
37
3. QS Al-A’rāf:10


10. Wa laqad makkannākum fil-arḍi waja‘alnā lakum fīhā ma‘āyisyi,
qalīlam mā tasykurūn.
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamusekalian di muka
bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan.
Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (QS Al-A’rāf:10) (Kemenag, 2009:222)
Pada ayat ini, Allah SWT mengingatkan kepada hamba-Nya untuk
mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya. Nikmat itu adalah sarana
untuk mendapatkan kesejahteraan yang berupa bumi yang diciptakan-Nya
untuk tempat tinggal, tempat memenuhi segala hajat hidup, menguasai
tanah, hasil tanamannya, binatang-binatangnya, dan tambang-tambangnya
(Bahreisy dan Bahreisy dalam Purwana, 2014).
4. QS An-Nisā’:9


9. Walyakhsyallażīna lau tarakū min khalfihim żurriyyatan ḍi‘āfan
khāfū‘alaihim falyattaqullāha walyaqūlū qaulan sadīdā.
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakqa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucap
perkataan yang benar” (QS An-Nisā’:9) (Kemenag, 2009:116)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
38
Kesejahteraan dapat diperoleh hanya dengan ketakwaan kepada
Allah SWT dan juga berbicara secara jujur dan benar. Pada ayat ini, Allah
SWT meminta kepada hamba-Nya untuk memperhatikan kesejahteraan
generasi yang akan datang sehingga harus dipersiapkan generasi yang kuat
akan ketakwaannya kepada Allah SWT. Bahkan Nabi Muhammad SAW
juga melarang untuk memberikan seluruh hartanya kepada orang lain
dengan meninggalkan ahli warisnya (Bahreisy dan Bahreisy dalam
Purwana, 2014).
5. QS Al-Baqarah:126



126. Wa iż qāla ibrāhīmu rabbij‘al hāżā baladan āminaw warzuq ahlahū
minaṡ-ṡamarāti man āmanaminhum billāhi wal-yaumil-ākhir, qāla wa
man kafaraa fa umatti‘uhū qalīlan ṡumma aḍṭarruhū ilā ‘ażābin-nār, wa
bi‘sal maṣīr.
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo’a: ‘Ya Tuhanku,
jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki
dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka
kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: ‘Dan kepada orang
yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia
menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali’.” (QS
Al-Baqarah:126) (Kemenag, 2009:33)
Kesejahteraan hanya diperoleh dengan penyerahan diri sepenuhnya
kepada Allah SWT. Ajaran Islam mengajarkan juga tentang konsep untuk
berbagi, membagi nikmat, membagi kebahagian dan ketenangan tidak
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
39
hanya untuk individu namun untuk seluruh umat manusia di seluruh dunia
(Bahreisy dan Bahreisy dalam Purwana, 2014).
2.1.4.2.Kesejahteraan di Masa Rasulullah dan Para Sahabatnya
Ajaran Islam telah menjelaskan bahwa sesungguhnya tujuan dasar Islam
adalah terwujudnya kesejahteraan baik di dunia maupun akhirat. Rasulullah SAW
membangun suatu perekonomian yang dulunya dari titik nol menjadi suatu
perekonomian raksasa yang mampu menembus keluar dari jazirah Arab.
Pemerintahan yang dibangun Rasulullah SAW di Madinah mampu menciptakan
suatu aktivitas perekonomian yang membawa kemakmuran dan keluasan
pengaruh pada masa itu (Sholahuddin, 2009:46).
Kegiatan ekonomi telah menjadi sarana pencapaian kesejahteraan atau
kemakmuran. Nabi Muhammad SAW memperkenalkan sistem ekonomi Islam.
Hal ini berawal dari kerja sama antara kaum Muhajirin dan Anshar. Sistem
ekonomi Islam yang diperkenalkan, antara lain, syirkah, qirād, dan khiyār dalam
perdagangan. Selain itu, juga diperkenalkan sistem musāqāh, mukhābarah, dan
muzāra’ah dalam bidang pertanian dan perkebunan. Para sahabat juga melakukan
perdagangan dengan penuh kejujuran. Mereka tidak mengurangi timbangan dalam
berdagang (Purwana, 2014).
Semenjak hijrah ke Madinah, para sahabat Nabi Muhammad SAW dari
kaum Muhajirin bahu-membahu dengan penduduk lokal Madinah dari kaum
Anshar dalam membangun kegiatan ekonomi. Berbagai bidang digeluti oleh
beliau dan para sahabatnya, baik itu pertanian, perkebunan, perdagangan maupun
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
40
peternakan. Pasar-pasar dibangun di Madinah. Kebun-kebun kurma menghasilkan
panenan yang melimpah. Peternakan kambing menghasilkan susu yang siap
dipasarkan maupun hanya sekedar untuk diminum (Haekal, 1989:197).
Masyarakat Madinah terus berupaya meningkatkan aktivitas ekonomi
dengan etos kerja yang tinggi. Ibadah dan kerja adalah dua jenis aktivitas ukhrawi
dan duniawi yang menghiasi hari-hari mereka silih berganti. Pada awal tahun
kedua Hijrah, Allah SWT sudah mewajibkan kaum muslimin membayar zakat
khusus bagi mereka yang telah berkecukupan (Ahmad, 1974:11).
2.1.4.3.Kesejahteraan Menurut Ulama
Ekonomi Islam telah menjadi pembahasan tersendiri pada masa modern
ini. Kajian-kajian telah banyak dilakukan oleh para ulama mengingat pada masa
awal pertumbuhan Islam, ekonomi Islam belum muncul sebagai sebuah disiplin
keilmuan. Meskipun demikian, fondasi atau landasan dasarnya telah terealisasi
dalam sejarah Islam, sehingga hal inilah yang merupakan warisan yang terus
menjadi sumber bagi berkembangnya nilai-nilai ekonomi Islam. Para Ulama
berperan besar dalam memberikan penjelasan kepada para pelaku ekonomi dalam
menjalankan kegiatan muamalahnya (Purwana, 2014).
Al-Ghazali dalam Rohman (2010:53 – 56) mengartikan atau memaknai
ilmu ekonomi sebagai sarana untuk mencapai tujuan akhirat adalah dengan
mencari nafkah (harta yang halal); semua ilmu itu bermanfaat dan dapat
digolongkan menjadi dua kategori, yakni wajib dituntut secara Fard ’Ayn dan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171
SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171

More Related Content

Similar to SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171

PSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdf
PSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdfPSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdf
PSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdfGTSudjoko
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lainWarnet Raha
 
Analysis Strategy Corporate of Masjid Al-Furqon UPI Bandung
Analysis Strategy Corporate of Masjid Al-Furqon UPI BandungAnalysis Strategy Corporate of Masjid Al-Furqon UPI Bandung
Analysis Strategy Corporate of Masjid Al-Furqon UPI BandungHerlin Legiawati
 
PROPOSAL SEMARAK RAMADHAN HAM (1).docx
PROPOSAL SEMARAK RAMADHAN HAM (1).docxPROPOSAL SEMARAK RAMADHAN HAM (1).docx
PROPOSAL SEMARAK RAMADHAN HAM (1).docxMUJIZATMARIADI
 
Full -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendahFull  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendahFajar Baskoro
 
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan KecapKKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan KecapNasruddin Asnah
 
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...Warnet Raha
 
PPT Sosialisasi IRMA-1.pdf
PPT Sosialisasi IRMA-1.pdfPPT Sosialisasi IRMA-1.pdf
PPT Sosialisasi IRMA-1.pdfDoniHarapan1
 
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...Rangel Chris Eko Bieth
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...Warnet Raha
 

Similar to SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171 (20)

PSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdf
PSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdfPSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdf
PSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdf
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lain
 
Analysis Strategy Corporate of Masjid Al-Furqon UPI Bandung
Analysis Strategy Corporate of Masjid Al-Furqon UPI BandungAnalysis Strategy Corporate of Masjid Al-Furqon UPI Bandung
Analysis Strategy Corporate of Masjid Al-Furqon UPI Bandung
 
Skipsiku
SkipsikuSkipsiku
Skipsiku
 
PROPOSAL SEMARAK RAMADHAN HAM (1).docx
PROPOSAL SEMARAK RAMADHAN HAM (1).docxPROPOSAL SEMARAK RAMADHAN HAM (1).docx
PROPOSAL SEMARAK RAMADHAN HAM (1).docx
 
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAUKti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
 
12654-Full_Text.pdf
12654-Full_Text.pdf12654-Full_Text.pdf
12654-Full_Text.pdf
 
12654-Full_Text.pdf
12654-Full_Text.pdf12654-Full_Text.pdf
12654-Full_Text.pdf
 
Full -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendahFull  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
 
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan KecapKKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
 
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
 
Kti mudmainna aksan
Kti mudmainna aksanKti mudmainna aksan
Kti mudmainna aksan
 
Kti wa ida
Kti wa idaKti wa ida
Kti wa ida
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
 
Kti wa ida
Kti wa idaKti wa ida
Kti wa ida
 
PPT Sosialisasi IRMA-1.pdf
PPT Sosialisasi IRMA-1.pdfPPT Sosialisasi IRMA-1.pdf
PPT Sosialisasi IRMA-1.pdf
 
Kti ayu wandira
Kti ayu wandiraKti ayu wandira
Kti ayu wandira
 
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah A...
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
 
Kti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata rahaKti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata raha
 

SKRIPSI(ADLN)_TRISNASETIAPERMANA_041211431171

  • 1. PERAN PERTANIAN URBAN PADA KESEJAHTERAAN PETANI MUSLIM DITINJAU DARI PERSPEKTIF ISLAM (STUDI PADA EMPAT KELOMPOK TANI DI SURABAYA) DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI ISLAM DEPARTEMEN EKONOMI SYARIAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM DIAJUKAN OLEH TRISNA SETIA PERMANA NIM: 041211431171 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 2. ii ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 3. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 4. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 5. v KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya. Skripsi dengan judul “Peran Pertanian Urban Pada Kesejahteraan Petani Muslim Ditinjau dari Perspektif Islam (Studi Pada Empat Kelompok Tani di Surabaya)” ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa dukungan dan peran berbagai pihak yang senantiasa memberikan nasihat, doa, dukungan, semangat, dan kasih sayangnya kepada penulis. Adapun bimbingan, motivasi, maupun masukan positif dari berbagai pihak turut mengisi kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan terima kasih tak terhingga kepada: 1. Kedua Orang Tua penulis, Bapak Agus Mursinggih, SH. dan Ibu Muawanah, yang senantiasa selalu memberikan kasih sayang, dukungan, dan juga doa kepada penulis. 2. Ibu Prof. Dr. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga periode 2016 – 2021 beserta jajarannya. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 6. vi 3. Bapak Prof. Dr. H. Muslich Anshori, SE., M.Sc., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga periode 2010 – 2015 beserta jajarannya. 4. Bapak Dr. Raditya Sukmana, SE., MA. selaku Ketua Departemen Ekonomi Syariah periode 2016 – 2021 beserta jajarannya. 5. Bapak Drs. Ec. H. Suherman Rosyidi, MCom. selaku Ketua Departemen Ekonomi Syariah periode 2013 – 2014 beserta jajarannya. 6. Bapak Dr. Muhamad Nafik Hadi Ryandono, SE., M.Si. selaku Ketua Departemen Ekonomi Syariah periode 2010 – 2013 beserta jajarannya. 7. Bapak Noven Suprayogi, SE., M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi Ekonomi Islam periode 2016 – 2021 beserta jajarannya. 8. Ibu Atina Shofawati, SE, M.Si. selaku Dosen Wali yang telah memberikan arahan selama masa kuliah. 9. Bapak Drs. R. Moh. Qudsi Fauzi, MM. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini. 10. Bapak Dr. Muhamad Nafik Hadi Ryandono, SE., M.Si., Bapak Drs. Ec. H. Karjadi Mintaroem, MS., Bapak Dr. H. Bustani Berahim, Drs. Ec., dan Ibu Dr. Hj. Sri Kusreni , SE., M.Si. selaku penguji pada ujian skripsi. 11. Bapak Drs. Ec. H. Karjadi Mintaroem, MS., Bapak Dr. H. Bustani Berahim, Drs. Ec., dan Ibu Lina Nugraha Rani, SE., M.SEI. selaku dosen penguji pada seminar proposal. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 7. vii 12. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga khususnya dari Departemen Ekonomi Syariah. 13. Pejabat dan staf Sub Bagian Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. 14. Pejabat dan staf Sub Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. 15. Bapak Dr. H. Hardi Supeno, SE., M.M., Ak. beserta keluarga yang bersedia menerima dan membantu penulis dengan ikhlas. 16. Informan-informan dari keempat kelompok tani yang telah meluangkan waktu untuk wawancara dan sangat berjasa dalam penyelesaian skripsi. 17. Jelita Budiarti, Iman, Thoriq, Bachtiar, Gusti, Indra, Firman, Brian, Maya Wahyu, Viana, Almira, Arisma, Silfi, Maya Zulfa, dan Dini yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Penulis sangat berterima kasih untuk semua pihak yang telah berjasa dalam kehidupan penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan penulis terbuka apabila ada kritik dan saran yang membangun sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna. Semoga topik yang diangkat dalam skripsi ini dapat bermanfaat. Surabaya, April 2016 Trisna Setia Permana ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 8. viii KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA PROGRAM STUDI: EKONOMI ISLAM DAFTAR No. : .............................. ABSTRAK SKRIPSI SARJANA EKONOMI ISLAM NAMA : TRISNA SETIA PERMANA NIM : 041211431171 TAHUN PENYUSUNAN : 2015 – 2016 JUDUL: Peran Pertanian Urban Pada Kesejahteraan Petani Muslim Ditinjau dari Perspektif Islam (Studi Pada Empat Kelompok Tani di Surabaya) ISI: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran pertanian urban pada kesejahteraan petani muslim pada empat kelompok tani di Surabaya ditinjau dari perspektif Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan strategi studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan construct validity dengan taktik multiple sources of evidence yaitu mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk dibandingkan. Teknik analisis dengan menggunakan logika penjodohan pola. Hasil penelitian menunjukkan adanya peran positif pertanian urban pada kesejahteraan petani muslim pada empat kelompok tani di Surabaya. Pada kesejahteraan materi yaitu: menciptakan kesempatan kerja dan wirausaha baik dalam bidang pertanian maupun bidang pengolahan, menciptakan usaha kecil pada sektor pertanian dan sektor informal, dan meningkatkan pendapatan anggota keempat kelompok tani; sedangkan pada kesejahteraan non materi yaitu: menghasilkan komoditas hasil budidaya dan produk-produk olahan yang tergolong halal, menghasilkan pendapatan yang tidak mengandung riba, mewujudkan kejujuran dan keadilan dalam pemasaran, serta mendorong kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti penyuluhan dan pelatihan. Kata Kunci: Pertanian Urban, Pertanian Perkotaan, Kelompok Tani, Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 9. ix THE MINISTRY OF RESEARCH, TECHNOLOGY AND EDUCATION FACULTY OF ECONOMIC AND BUSINESS AIRLANGGA UNIVERSITY STUDY : ISLAMIC ECONOMICS LIST No: .............................. ABSTRACT THESIS OF ISLAMIC ECONOMICS BACHELOR DEGREE NAME : TRISNA SETIA PERMANA NIM : 041211431171 PREPARATION YEAR : 2015 – 2016 TITLE: Role of Urban Farming in the Welfare of Muslim Farmers Viewed from the Perspective of Islam (Studies in Four Farmer Groups in Surabaya) CONTENT: This study aimed to describe the role of urban farming in the welfare of the Muslim farmers in four farmer groups in Surabaya viewed from the perspective of Islam. This study used descriptive qualitative approach with case study strategy. Data collected through interviews, observation, and documentation. The data authenticity technique using construct validity tactics with multiple sources of evidence which collects data from various sources to be compared. The analysis technique using pattern matching logic. The results showed the positive role of urban agriculture in the welfare of the Muslim farmers in four farmer groups in Surabaya. In the material welfare, namely: creating job opportunity and self-employment both in agriculture and processing field, creating small businesses in the agricultural sector and the informal sector, and increase the income of the four members of farmer groups; whereas the non-material welfare, namely: produce farmed commodities and processed products that is classified as halal, generating income that do not contain usury, embody honesty and fairness in marketing, as well as encouraging community development activities such as counseling and training. Keywords: Urban Farming, Urban Agriculture, Farmer Group, Welfare in the Perspective of Islam ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 10. x ‫وزارة‬‫البحث‬‫والتكنولوجيا‬‫والتعليم‬‫العالي‬ ‫جامعة‬‫إرلنجا‬‫كلية‬‫اإلقتصادية‬‫واإلتجارية‬ ‫الدراسة‬:‫اإلسالم‬ ‫اإلقتصاد‬ ‫قسم‬ ‫القائمة‬ ‫رقم‬:........................... ‫الملخص‬ ‫اإلقتصاداإلسالمى‬ ‫خريج‬ ‫العلمي‬ ‫بحث‬ ‫اإلسم‬:‫فرمنى‬ ‫ستيا‬ ‫تريسنى‬ ‫القيد‬ ‫نمرة‬:041211431171 ‫اإلعداد‬ ‫سنة‬:5102–5102 ‫الموضوع‬: ‫دور‬‫إسالمية‬ ‫نظر‬ ‫وجهة‬ ‫من‬ ‫إليها‬ ‫ينظر‬ ‫المزارعين‬ ‫من‬ ‫مسلم‬ ‫رعاية‬ ‫في‬ ‫الحضرية‬ ‫المناطق‬ ‫في‬ ‫الزراعة‬(‫في‬ ‫دراسات‬ ‫سورابايا‬ ‫في‬ ‫المزارعين‬ ‫مجموعات‬ ‫أربعة‬) ‫المحتويات‬: ‫مجموعات‬ ‫أربع‬ ‫في‬ ‫المسلمين‬ ‫المزارعين‬ ‫رفاهية‬ ‫في‬ ‫الحضرية‬ ‫الزراعة‬ ‫دور‬ ‫وصف‬ ‫إلى‬ ‫الدراسة‬ ‫هذه‬ ‫هدفت‬ ‫سورابايا‬ ‫في‬ ‫المزارعين‬‫اإلسالم‬ ‫نظر‬ ‫وجهة‬ ‫من‬ ‫ينظر‬ ‫حالة‬ ‫دراسة‬ ‫استراتيجية‬ ‫مع‬ ‫نوعي‬ ‫نهج‬ ‫وصفية‬ ‫الدراسة‬ ‫هذه‬ ‫استخدمت‬. ،‫المقابالت‬ ‫خالل‬ ‫من‬ ‫جمعها‬ ‫تم‬ ‫التي‬ ‫البيانات‬ ‫والتوثيق‬ ،‫والمراقبة‬. ‫يجمع‬ ‫التي‬ ‫األدلة‬ ‫من‬ ‫متعددة‬ ‫مصادر‬ ‫مع‬ ‫التكتيكات‬ ‫بناء‬ ‫صالحية‬ ‫باستخدام‬ ‫البيانات‬ ‫تقنية‬ ‫أصالة‬ ‫مصادر‬ ‫من‬ ‫البيانات‬‫مقارنتها‬ ‫يمكن‬ ‫مختلفة‬ . ‫مطابقة‬ ‫منطق‬ ‫نمط‬ ‫باستخدام‬ ‫التحليل‬ ‫تقنية‬ ‫المزارعين‬ ‫مجموعات‬ ‫أربع‬ ‫في‬ ‫المسلمين‬ ‫المزارعين‬ ‫رفاهية‬ ‫في‬ ‫الحضرية‬ ‫للزراعة‬ ‫اإليجابي‬ ‫الدور‬ ‫النتائج‬ ‫أظهرت‬ ‫سورابايا‬ ‫في‬. ‫وهي‬ ،‫المادي‬ ‫الرفاه‬ ‫في‬: ‫والحقل‬ ‫الزراعة‬ ‫في‬ ‫سواء‬ ‫حد‬ ‫على‬ ‫الذاتي‬ ‫والتوظيف‬ ‫العمل‬ ‫فرص‬ ‫خلق‬‫تجهيز‬ ‫مجموعات‬ ‫من‬ ‫أعضاء‬ ‫أربعة‬ ‫دخل‬ ‫وزيادة‬ ،‫الرسمي‬ ‫غير‬ ‫والقطاع‬ ‫الزراعي‬ ‫القطاع‬ ‫في‬ ‫الصغيرة‬ ‫الشركات‬ ‫وإنشاء‬ ‫المزارعين‬. ‫وهي‬ ،‫المادية‬ ‫غير‬ ‫الرعاية‬ ‫أن‬ ‫حين‬ ‫في‬: ‫على‬ ‫تصنف‬ ‫التي‬ ‫المصنعة‬ ‫والمنتجات‬ ‫المستزرعة‬ ‫السلع‬ ‫إنتاج‬ ‫تجس‬ ،‫الربا‬ ‫على‬ ‫تحتوي‬ ‫ال‬ ‫التي‬ ‫للدخل‬ ‫المدرة‬ ،‫حالال‬ ‫أنها‬‫أنشطة‬ ‫تشجيع‬ ‫وكذلك‬ ،‫التسويق‬ ‫مجال‬ ‫في‬ ‫والنزاهة‬ ‫الصدق‬ ‫د‬ ‫والتدريب‬ ‫المشورة‬ ‫تقديم‬ ‫مثل‬ ‫المجتمعية‬ ‫التنمية‬. ‫البحث‬ ‫كلمات‬:،‫المجموعة‬ ‫مزارع‬ ،‫الحضرية‬ ‫الزراعة‬ ،‫الحضرية‬ ‫الزراعة‬‫الرعاية‬‫منظور‬ ‫في‬ ‫االجتماعية‬ ‫اإلسالم‬‫ة‬ ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 11. xi PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab- Latin. Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P&K RI no. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988. 1. Konsonan Tunggal No. Arab Latin Keterangan 1 ‫ا‬ - Tidak dilambangkan 2 ‫ب‬ B - 3 ‫ت‬ T - 4 ‫ث‬ ṡ s (dengan titik di atasnya) 5 ‫ج‬ J - 6 ‫ح‬ ḥ h (dengan titik di bawahnya) 7 ‫خ‬ Kh - 8 ‫د‬ D - 9 ‫ذ‬ Ż z (dengan titik di atasnya) 10 ‫ر‬ R - 11 ‫ڒ‬ Z - 12 ‫س‬ S - 13 ‫ش‬ Sy - 14 ‫ص‬ ṣ s (dengan titik di bawahnya) 15 ‫ض‬ ḍ d (dengan titik di bawahnya) 16 ‫ط‬ ṭ t (dengan titik di bawahnya) ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 12. xii 2. Konsonan Rangkap Konsonan rangkap, termasuk tanda syiddah ( ) ditulis rangkap. Contoh: ‫نه‬ ‫ا‬ ditulis innahu 3. Tā’marbūtah di akhir kata a. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya. Contoh: ‫جما‬‫غة‬ ditulis jamā’ah ‫مكتبة‬ ditulis maktabah b. Bila dihidupkan ditulis t 17 ‫ظ‬ ẓ z (dengan titik di bawahnya) 18 ‫ع‬ ’ koma terbalik terletak di atas 19 ‫غ‬ G - 20 ‫ف‬ F - 21 ‫ق‬ Q - 22 ‫ك‬ K - 23 ‫ل‬ L - 24 ‫م‬ M - 25 ‫ن‬ N - 26 ‫و‬ W - 27 ‫ه‬/‫ه‬ H - 28 ‫ء‬ ‘ Apostrof 29 ‫ي‬ Y - ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 13. xiii Contoh: ‫مكتبب‬‫الجا‬‫معة‬ ditulis maktabatu’l-jāmi’ah 4. Vokal Panjang Fathah (baris di atas) di tulis ā, kasrah (baris di bawah) di tulis ī, serta dammah (baris di depan) ditulis dengan ū. Misalnya; ‫الناس‬ ditulis an-nās, ‫الرحيم‬ ditulis ar-rahīm,‫المسلمون‬ ditulis al-muslimūn. 5. Vokal pendek yang berurutan dipisahkan dengan tanda pisah (-) ‫شيءقير‬ ditulis syai-in qadīr 6. Kata Sandang Alif+Lam Bila Alif + lam diikuti oleh huruf-huruf qamariyah, yang terkumpul dalam kata ‫ابغي‬‫حجك‬‫و‬‫خف‬‫عقمه‬ (alif, b, g, y, h, j, k, w, kh, f, ’, q, m, t) ditulis ditulis al, misalnya; ‫المسلمون‬ ditulis al-muslimūn. Sedangkan, bila diikuti oleh huruf syamsiyah (huruf hijaiyah selain huruf qamariyah), huruf lam diganti dengan huruf yang mengikutinya, misalnya; ‫الرحمن‬ ditulis ar-rahmān. 7. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat, misalnya: Penghubung antar kata menggunakan tanda petik (’), sedangkan penghubung dalam satu kata menggunakan tanda pisah (-). ‫بسم‬‫ا‬‫هلل‬‫ا‬‫لر‬‫حمن‬‫ا‬‫لر‬‫حيم‬ dibaca bismi’l-Lāhi’r-rahmāni’r-rahīm ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 14. xiv DAFTAR ISI Halaman Judul.......................................................................................................... i Halaman Persetujuan............................................................................................... ii Pernyataan Orisinalitas Skripsi ..............................................................................iii Declaration ............................................................................................................ iv Kata Pengantar ........................................................................................................ v Abstrak ................................................................................................................ viii Abstract .................................................................................................................. ix ‫ص‬ّ‫الملخ‬ ..................................................................................................................... x Pedoman Transliterasi Arab-Latin ......................................................................... xi DAFTAR ISI........................................................................................................ xiv DAFTAR TABEL............................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xix BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang.............................................................................1 1.2. Rumusan Masalah......................................................................12 1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................12 1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................12 1.5. Sistematika Penulisan ................................................................13 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 15 2.1. Landasan Teori ..........................................................................15 2.1.1. Gambaran Umum Lahan........................................................... 15 2.1.1.1. Pengertian Lahan .......................................................................15 2.1.1.2. Penggunaan Lahan.....................................................................17 2.1.1.3. Pemberdayaan Lahan.................................................................19 2.1.2. Pertanian Urban ........................................................................ 21 2.1.2.1. Manfaat Umum Pertanian Urban...............................................24 2.1.2.2. Keberlanjutan Pertanian Urban..................................................26 2.1.2.3. Peran Pertanian Urban Pada Perekonomian ..............................30 2.1.3. Pengertian Petani ...................................................................... 32 2.1.4. Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam..................................... 33 2.1.4.1. Kesejahteraan Menurut Alquran................................................34 2.1.4.2. Kesejahteraan di Masa Rasulullah dan Para Sahabatnya ..........39 2.1.4.3. Kesejahteraan Menurut Ulama ..................................................40 2.1.4.4. Kesejahteraan Menurut Ekonom Muslim..................................41 2.1.4.5. Kesejahteraan Materi.................................................................43 2.1.4.5.1. Kesempatan Kerja dan Wirausaha............................................ 45 2.1.4.5.2. Usaha di Sektor Informal.......................................................... 47 2.1.4.5.2.1. Produksi .................................................................................... 48 2.1.4.5.2.2. Pemasaran................................................................................. 50 2.1.4.5.3. Meningkatkan Pendapatan........................................................ 52 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 15. xv 2.1.4.6. Kesejahteraan Non Materi .........................................................56 2.2. Proposisi ....................................................................................57 2.3. Penelitian Terdahulu..................................................................58 2.4. Kerangka Berpikir .....................................................................60 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 61 3.1. Pendekatan Penelitian................................................................61 3.2. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................64 3.3. Sumber dan Jenis Data...............................................................64 3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................66 3.5. Teknik Keabsahan Data.............................................................67 3.6. Teknik Analisis..........................................................................68 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 69 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian .........................................69 4.1.1. Karakteristik Informan dan Topik Wawancara ........................ 72 4.1.2. Kelompok Tani Agro Madina................................................... 73 4.1.2.1. Lokasi Kelompok Tani Agro Madina........................................74 4.1.2.2. Struktur Kepengurusan dan Anggota Kelompok Tani Agro Madina .......................................................................................75 4.1.2.3. Komoditas dan Kegiatan Kelompok Tani Agro Madina...........76 4.1.2.4. Penelitian Pada Kelompok Tani Agro Madina..........................77 4.1.2.4.1. Keabsahan Data Key Informan Pertama................................... 81 4.1.2.4.2. Hasil Penelitian Pada Kelompok Tani Agro Madina................ 85 4.1.3. Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar............................... 87 4.1.3.1. Lokasi Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar ....................88 4.1.3.2. Struktur Kepengurusan dan Anggota Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar ...................................................................89 4.1.3.3. Luasan Lahan dan Komoditas Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar............................................................................90 4.1.3.4. Penelitian Pada Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar ......91 4.1.3.4.1. Keabsahan Data Key Informan Kedua...................................... 95 4.1.3.4.2. Hasil Penelitian Pada Kelompok Tani Made Bersinar ............. 99 4.1.4. Kelompok Tani Gotong Royong ............................................ 100 4.1.4.1. Lokasi Kelompok Tani Gotong Royong..................................101 4.1.4.2. Struktur Kepengurusan dan Anggota Kelompok Tani Gotong Royong........................................................................102 4.1.4.3. Komoditas dan Kegiatan Kelompok Tani Gotong Royong.....103 4.1.4.4. Penelitian Pada Kelompok Tani Gotong Royong....................103 4.1.4.4.1. Keabsahan Data Key Informan Ketiga ................................... 108 4.1.4.4.2. Hasil Penelitian Pada Kelompok Tani Gotong Royong ......... 111 4.1.5. Kelompok Tani Elok Mekar Sari............................................ 113 4.1.5.1. Lokasi Kelompok Tani Elok Mekar Sari.................................114 4.1.5.2. Struktur Kepengurusan dan Anggota Kelompok Tani Elok Mekar Sari ...............................................................................115 4.1.5.3. Komoditas dan Kegitan Kelompok Tani Elok Mekar Sari......116 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 16. xvi 4.1.5.4. Penelitian Pada Kelompok Tani Elok Mekar Sari...................117 4.1.5.4.1. Keabsahan Data Key Informan Keempat................................ 120 4.1.5.4.2. Hasil Penelitian Pada Kelompok Tani Elok Mekar Sari ........ 124 4.2. Pembahasan .............................................................................126 4.2.1. Kesejahteraan Materi.............................................................. 127 4.2.2. Kesejahteraan Non Materi ...................................................... 131 4.3. Keterbatasan Penelitian ...........................................................136 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN................................................................... 140 5.1. Simpulan..................................................................................140 5.2. Saran ........................................................................................141 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 142 LAMPIRAN........................................................................................................ 148 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 17. xvii DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Hasil Survei Evaluasi Kegiatan Urban Farming di Surabaya ...................6 Tabel 1.2 Daftar Kelompok Tani di Surabaya ..........................................................7 Tabel 1.3 Daftar Kelompok Tani Perikanan di Surabaya .........................................8 Tabel 2.1 Indikator Keberlanjutan Pertanian Urban ...............................................27 Tabel 2.3 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu....................................................58 Tabel 4.1 Jadwal Wawancara dan Observasi ..........................................................72 Tabel 4.2 Topik Wawancara ...................................................................................73 Tabel 4.3 Anggota Kelompok Tani Agro Madina ..................................................76 Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Pertama......81 Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kedua ........81 Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Ketiga ........82 Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Keempat ....82 Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kelima .......82 Tabel 4.9 Estimasi Potensi Pendapatan dari Budidaya Markisa .............................83 Tabel 4.10 Estimasi Potensi Pendapatan dari Penjualan Sirup Markisa ...................84 Tabel 4.11 Luas Lahan dan Komoditas Pertanian di Kelurahan Made.....................90 Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Pertama......96 Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kedua ........96 Tabel 4.14 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Ketiga ........97 Tabel 4.15 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Keempat ....97 Tabel 4.16 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kelima .......98 Tabel 4.17 Estimasi Potensi Pendapatan Anggota dari Budidaya dan Penjualan Lele....................................................................................................... 106 Tabel 4.18 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Pertama... 108 Tabel 4.19 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kedua ..... 108 Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Ketiga ..... 109 Tabel 4.21 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Keempat . 109 Tabel 4.22 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kelima .... 110 Tabel 4.23 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Pertama... 121 Tabel 4.24 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kedua ..... 122 Tabel 4.25 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Ketiga ..... 123 Tabel 4.26 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Keempat . 123 Tabel 4.27 Rangkuman Hasil Pemeriksaan Keabsahan Data Indikator Kelima .... 124 Tabel 4.28 Rangkuman Hasil Penelitian Terhadap Keempat Kelompok Tani ...... 137 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 18. xviii DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Persebaran Kegiatan Pertanian Perkotaan di Kota Surabaya ...............5 Gambar 2.1 Dimensi Kebijakan Terkait Pertanian Urban .....................................29 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ..............................................................................60 Gambar 4.1 Peta Lokasi Kelompok Tani Agro Madina.........................................74 Gambar 4.2 Struktur Kepengurusan Kelompok Tani Agro Madina ......................75 Gambar 4.3 Alur Produksi Kelompok Tani Agro Madina.....................................76 Gambar 4.4 Peta Lokasi Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar.....................88 Gambar 4.5 Struktur Kepengurusan Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar...89 Gambar 4.6 Peta Lokasi Kelompok Tani Gotong Royong ................................. 101 Gambar 4.7 Struktur Kepengurusan Kelompok Tani Gotong Royong............... 102 Gambar 4.8 Peta Lokasi Kelompok Tani Elok Mekar Sari................................. 114 Gambar 4.9 Struktur Kepengurusan Kelompok Tani Elok Mekar Sari .............. 115 Gambar 4.10 Komoditas dan Produk Olahan Kelompok Tani Elok Mekar Sari.. 116 Gambar 4.11 Kewirausahaan dan Kesempatan Kerja........................................... 127 Gambar 4.12 Terbentuknya Usaha Kecil Pada Kelompok Tani ........................... 130 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 19. xix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Wawancara................................................................................ 148 Lampiran 2 Dokumentasi....................................................................................... 158 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 20. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Arsyad (1989:207) mengartikan lahan sebagai “lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan”. Mather dalam Siswanto (2006:1) mengatakan “sumber daya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya”. Siswanto (2006:1) berpendapat tentang pengelolaan lahan sebagai berikut. Dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia yang terus berkembang dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, pengelolaan sumber daya lahan seringkali kurang bijaksana dan tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutannya (untuk jangka pendek) sehingga kelestariannya semakin terancam. Sumber daya lahan yang berkualitas tinggi menjadi berkurang dan manusia semakin bergantung pada sumber daya lahan yang bersifat marginal (kualitas lahan yang rendah). Hal ini berimplikasi pada semakin berkurangnya ketahanan pangan, tingkat dan intensitas pencemaran yang berat, dan kerusakan lingkungan lainnya. Dengan demikian, secara keseluruhan aktivitas kehidupan cenderung menuju sistem pemanfaatan sumber daya alam dengan kapasitas daya dukung yang menurun. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 21. 2 Rustiadi dalam Siswanto (2006:1) mengatakan “permintaan akan sumber daya lahan terus meningkat akibat tekanan pertambahan penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita”. Penggunaan lahan harus dilakukan dengan sangat bijaksana demi mengatasi masalah tersebut sehingga dapat menjamin kelangsungan hidup di masa mendatang. Rencana penggunaan lahan seharusnya merupakan suatu pengambilan keputusan yang membantu pengalokasian lahan untuk penggunaan yang memiliki manfaat besar dan berkelanjutan. Ellis (2000:2) mengungkapkan pernyataan “rencana penggunaan lahan merupakan penilaian secara sistematis dari faktor- faktor fisik, sosial, dan ekonomi untuk membantu pengguna lahan dalam menentukan pilihan untuk meningkatkan produktivitas lahan secara berkelanjutan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat”. Luntungan (2014:1) menjelaskan tentang pengelolaan sumber daya lahan sebagai berikut. Pengelolaan sumber daya tanah merupakan agenda ke-tiga dari empat agenda yang disebutkan dalam strategi nasional untuk pembangunan berkelanjutan yang termuat dalam dokumen Agenda 21 Indonesia. Empat sub-agenda dirumuskan dalam hal-hal berikut ini: (1) penatagunaan sumber daya tanah, (2) pengelolaan hutan, (3) pengembangan pertanian dan pedesaan, dan (4) pengelolaan sumber daya air. Pengelolaan sumber daya tanah dipandang penting dan didasari oleh pertimbangan bahwa proses-proses pembangunan yang akan terjadi di Indonesia masih akan ditumpukan pada potensi sumber daya tanah. Oleh karenanya sumber daya tanah dengan segala komponen yang ada di dalamnya termasuk air, biota, dan lainnya harus dikelola secara baik. Badan Pertanahan Nasional dalam Primartantyo (2011) menyatakan bahwa selama dua tahun terakhir melakukan inventarisasi tentang pemanfaatan lahan di Indonesia. Hasilnya, ada 7,3 juta hektar lahan pertanian milik masyarakat ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 22. 3 yang tidak digarap dan 4,96 juta hektar lahan kosong yang tidak digunakan milik Kementerian Kehutanan. Mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional, Joyo Winoto dalam Primartantyo (2011), mengatakan “saat ini sudah ada Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang penertiban dan pendayagunaan lahan mangkrak. Para pemilik lahan mangkrak diberi peringatan selama tiga kali, dengan masing- masing berjarak satu bulan, agar segera memanfaatkan lahannya”. Jika sampai tiga kali peringatan tetap dibiarkan menganggur maka akan dicabut haknya dan diambil alih negara. Permasalahan ini pun tak luput dari pembahasan dalam lingkup Islam. Islam mencintai manusia untuk meluaskan bagiannya dalam menggarap dan bertebaran di muka bumi serta menghidupkan tanah yang mati sehingga kekayaan mereka banyak dan menjadi kuat. Islam menyukai pemeluknya memperhatikan tanah yang mati lalu menghidupkannya, menggali kebaikannya dan memanfaatkan keberkahannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut. ‫ن‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬‫ح‬َ‫أ‬‫ًا‬‫ض‬‫ر‬َ‫أ‬ً‫ة‬َ‫ت‬ِّ‫ي‬َ‫م‬‫ه‬َ‫ل‬َ‫ف‬‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬،ٌ‫ر‬‫ج‬َ‫أ‬‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬‫ه‬َ‫ل‬َ‫ك‬َ‫أ‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ع‬‫ال‬َ‫و‬‫ه‬َ‫ف‬‫ه‬َ‫ل‬ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ Man aḥyā arḍan mayyatatan falahum fīhā ‘ajrun, wa mā ‘aklahul-‘awāfiyyu fahuwalahū ṣodaqatun. Artinya: “Barangsiapa yang menghidupkan tanah yang mati, maka di sana ia akan memperoleh pahala dan tanaman yang dimakan binatang kecil (seperti burung atau binatang liar), maka hal itu menjadi sedekah baginya.” (HR. Darimiy dan Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Irwaa’ [4/6]) (Musa, 2013). Pembahasan tentang tanah atau lahan yang tidak dimanfaatkan agar dimanfaatkan, misalnya untuk lahan perkebunan dan pertanian, juga disebutkan ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 23. 4 dalam Alquran. Bahwasanya Allah SWT selalu menghidupkan tanah yang mati jika manusia mau merawatnya dan membuat tanah itu subur sebagaimana penjelasan dalam Surat Yāsīn:33 berikut.  33. Wa āyatul lahumul-arḍul-maitatu aḥyaināhā wa akhrajnā minhā ḥabban fa minhu ya‘kulūn. Artinya: “33. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji- bijian, maka dari biji-bijian itu mereka makan.” (QS Yāsīn:33) (Kemenag, 2009:709). Saat ini program bertani di tengah kota sedang gencar dilakukan. Bertani di tengah kota selain menambah luasan lahan hijau, juga dapat menjadikan penghasilan tambahan bagi pelakunya. Hampir setiap lahan kosong digarap warga menjadi kebun sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat keluarga. Dinas Pertanian Surabaya juga menggalakkan program serupa dengan sebutan Urban Farming (Pertanian Urban ). Dinas Pertanian (2013) memberikan definisi pertanian urban sebagai berikut. Pertanian urban didefinisikan sebagai aktifitas/kegiatan yang dilakukan di dalam kota (intra-urban) dan pinggiran kota (peri-urban) untuk memproduksi/memelihara, mengolah, dan mendistribusikan beragam produk pangan dan non-pangan, dengan menggunakan kembali sumber daya manusia dan material. Pada awalnya didesain tekait dengan peningkatan ketahanan pangan di perkotaan, penyediaan daerah hijauan, serta upaya mengatasi dampak pemanasan global. Santoso dan Rini (2014:4) menjelaskan bahwa sasaran kegiatan Program Pertanian Perkotaan, yang merupakan bagian dari Program Penanggulangan Kemiskinan, adalah keluarga miskin di wilayah Kota Surabaya yang tersebar di ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 24. 5 31 kecamatan. SKPD pada tahun 2009 di bawah Pemerintah Kota Surabaya yang melaksanakan kegiatan ini adalah Dinas Pertanian dan Kantor Ketahanan Pangan. Sejak tahun 2010 leading sector kegiatan ini adalah Dinas Pertanian. Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan ketahanan pangan keluarga miskin melalui pemenuhan ketersediaan gizi keluarga miskin secara mandiri dengan memanfaatkan pekarangan untuk kegiatan budidaya. Ada dua jenis komoditi yang dikembangkan dalam kegiatan ini yaitu perikanan (budidaya ikan) dan pertanian melalui budidaya tanaman hortikultura. Bantuan yang diberikan berupa paket benih ikan, pakan, dan media (drum, tong, dan kolam terpal) untuk jenis komoditi perikanan; sedangkan bantuan tanaman hortikultura berupa paket benih terong, cabe, sawi, bayam, kangkung serta kelengkapannya seperti pupuk, media tanam dan polybag. Sumber: Santoso, Eko Budi dan Rini Ratna Widya. 2014. Gerakan Pertanian Perkotaan Dalam Mendukung Kemandirian Masyarakat di Kota Surabaya. Dalam Seminar Nasional Cities 2014. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November. Gambar 1.1 Persebaran Kegiatan Pertanian Perkotaan di Kota Surabaya ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 25. 6 Tabel 1.1 Hasil Survei Evaluasi Kegiatan Urban Farming di Surabaya Jawaban Responden Alasan perlu melanjutkan kegiatan urban farming (95%) menambah penghasilan (36%) bermanfaat bagi masyarakat (25%) bisa dikonsumsi keluarga (25%) lain-lain (14%) tidak perlu melanjutkan kegiatan urban farming (5%) tidak memiliki lahan Sumber: Santoso, Eko Budi dan Rini Ratna Widya. 2014. Gerakan Pertanian Perkotaan Dalam Mendukung Kemandirian Masyarakat di Kota Surabaya. Dalam Seminar Nasional Cities 2014. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November. (diolah) Berdasarkan hasil pengamatan survei primer, hampir di setiap wilayah yang menjadi obyek kegiatan ini mencapai kinerja yang cukup baik dimana hasil panen rata-rata mencapai 70%. Hasil evaluasi lainnya, sebanyak 95% responden mengaku pemkot perlu melanjutkan urban farming dengan 36% beralasan untuk menambah penghasilan, 25% karena bermanfaat bagi masyarakat dan 25% karena bisa dikonsumsi keluarga. Sedangkan sebanyak 5% responden beralasan tidak perlu dilanjutkan karena tidak adanya lahan (Santoso dan Rini, 2014:4 – 5). Terdapat tren positif dari kegiatan pertanian urban yaitu sebagian penerima tidak hanya memanfaatkan bantuan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari, namun bisa menjual hasil yang dibudidayakan untuk memperoleh pendapatan tambahan. Hal ini terutama dilaksanakan oleh penerima bantuan yang mengusahakan budidaya secara berkelompok. Berdasarkan keterangan tersebut, kegiatan pertanian urban dapat dikembangkan di masa mendatang untuk meningkatkan ekonomi keluarga dengan adanya pendapatan tambahan (Santoso dan Rini, 2014:5). ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 26. 7 Data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kota Surabaya menunjukkan terdapat 57 kelompok tani dan 35 kelompok tani bidang perikanan di Surabaya. Menurut keterangan dari Kepala Seksi Tanaman Pangan dan Holtikultura, Ir. Bagas Swadaya Adjie, saat ini banyak kelompok tani holtikultura terutama yang menerima bantuan untuk memulai kegiatan Urban Farming sudah tidak lagi melakukan kegiatan budidaya, tetapi hanya melakukan kegiatan pengolahan untuk memroduksi produk-produk pangan sehingga esensi dari kegiatan pertanian urban menjadi hilang. Tabel 1.2 Daftar Kelompok Tani di Surabaya Nama Kelompok Kecamatan Nama Kelompok Kecamatan Mayangsari Jambangan Kauman Trenggilis Mejoyo Wiguna Karya Prima Crispy Asemrowo Dupak Makmur Bersama Krembangan Payus Makmur Dunia Seafood Jeruk Ceria Lakarsantri Gundih Asri Bubutan Bangkingan Maju Jaya Flamboyan Karya Madya Mandiri Tambaksari Cafe Tani Bulak Tambaksari Asri Srikandi Mina Sekarsari Srikandi Giat Kali Kepiting Sejahtera Bunda Famili Guyub Tegalsari Prisma Dukuh Pakis Agro Madina Mulyorejo Pradah Asri Hanum Wonokromo Tulip Asri Rungkut Tegal Makmur Sukolilo Rahayu Elok Mekar Sari Fifa Suka Maju WonocoloMekar Melati Sido Mekar Mandiri Gununganyar Kartini Flamboyan Srikandi Makmur Sukomanunggal Rumpelas Sami Jally Citra Tani Gayungan Yuli Food Tandes Bakoel N’dog Tunas Mekar Wiyung Kartika Barokah Semanggi Asri Benowo Cipta Karya Indah Bina Makmur Sambikerep Srikandi Tani Jaya Irma Oja Sendang Biru Langkir Jaya Pakal Made Lestari Sumber Makmur Made Bersinar Candirejo Genteng Puspa Pesona Sumber: Dinas Pertanian Kota Surabaya (diolah) ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 27. 8 Tabel 1.3 Daftar Kelompok Tani Perikanan di Surabaya Kelompok Pembudidaya Tambak Kelompok Pembudidaya Kolam Kecamatan Nama Kelompok Jumlah Anggota Kecamatan Nama Kelompok Jumlah Anggota Gununganyar Roh Kelem 132 Jambangan Karah 4 Jambangan 5 Rungkut Rojo Mina 94 Kebonsari 6 Minadon 62 Pagesangan 2 Sukolilo Mina Putih 110 Bulak Sumber Rejeki 39 Mulyorejo Naga Laut 18 Lakarsantri Lele Kesit 12 Bangkingan Maju Jaya 2 Dian 18 Rungkut Tambak Sawah 6 Sekar Laut 37 Kenjeran Ceria 8 Mina Sukses 18 Sawahan Gotong Royong 20 Bulak Sumber Rejeki 38 Semampir Kelompok Kolam Ikan 19 Benterng Samudra 16 Tandes Banjarsugih Jati 10 Kenjeran Karya Tani 52 Wiyung Sumber Makmur 12 Ayaoumg 8 Sekarsari 4 Semampir KT Ikan Bandeng 24 Sambikerep Made Makmur 2 Tumbuh Kembali 7 Asemrowo Greges Makmur 5 Pakal Sejahtera 31 Sumber Jaya 150 Rama 66 Mina Tani 15 Lagi Bersemi 44 Jumlah 14 632 Jumlah 21 464 Sumber: Dinas Pertanian Kota Surabaya (diolah) Terdapat kelompok tani yang masih aktif dalam kegiatan pertanian urban khususnya yang melakukan pembudidayaan, diantaranya: Kelompok Tani Agro Madina di Kelurahan Kejawan Putih Tambak, Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar di Kelurahan Made, Kelompok Tani Gotong Royong di Kelurahan Pakis, dan Kelompok Tani Elok Mekar Sari di Kelurahan Semolowaru. Keempat kelompok tani tersebut melakukan budidaya komoditas yang berbeda-beda. Kelompok Tani Agro Madina melakukan budidaya tanaman markisa di halaman- halaman rumah anggotanya untuk kemudian diolah menjadi produk sirup, selai, dan kue kering; Gabungan Kelompok Tani Made Bersinar melakukan budidaya ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 28. 9 utamanya jenis tanaman hortikultura seperti cabai, pare, tomat, dan berbagai macam sayuran; Kelompok Tani Gotong Royong berfokus pada budidaya lele; sedangkan Kelompok Tani Elok Mekar Sari melakukan budidaya empat komoditas yaitu lele, jamur, lidah buaya, dan jangkrik untuk diolah menjadi beberapa jenis produk olahan. Persamaan dari keempat kelompok tani tersebut adalah masing-masing kelompok memliki struktur kepengurusan dan produk hasil budidaya maupun olahannya dipasarkan atau dijual sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi kelompok maupun anggota kelompok yang bersangkutan. Artinya, kegiatan pertanian urban tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan anggota kelompok saja tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan. Seperti yang dikatakan Santoso dan Rini (2014:4) bahwa sasaran kegiatan Program Pertanian Perkotaan, yang merupakan bagian dari Program Penanggulangan Kemiskinan, adalah keluarga miskin di wilayah Kota Surabaya yang tersebar di 31 kecamatan. Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan ketahanan pangan keluarga miskin melalui pemenuhan ketersediaan gizi keluarga miskin secara mandiri dengan memanfaatkan pekarangan untuk kegiatan budidaya. Diharapkan kegiatan pertanian urban mampu meningkatkan kesejahteraan penerima bantuan sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup. Kaufman dan Martin (2000:84-85) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pertanian urban memiliki manfaat positif termasuk dalam bidang ekonomi utamanya dalam aspek kewirausahaan. Manfaat yang dimaksud yaitu: (1) keberagaman pasar usaha pertanian urban yang mendukung program pertanian ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 29. 10 urban, (2) dukungan pemasaran produk pertanian urban oleh pejabat lokal, pemerintah, kelompok masyarakat, dan yayasan lokal, (3) masyarakat yang tinggal di dekat tempat usaha pengolahan makanan umumnya bertindak positif untuk mengembangkan lingkungan mereka, (4) operasi pasar pertanian urban dari pemerintah dan yayasan dapat menyediakan modal kerja untuk tahap awal, dan (5) sejumlah proyek kewirausahaan pertanian urban mulai menghasilkan keuntungan serta selebihnya memberikan manfaat sosial, estetika, kesehatan, seta pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Kesejahteraan dalam pandangan Islam tentu saja berbeda secara mendasar dengan pengertian kesejahteraan dalam ekonomi konvensional yang sekuler dan materialistik. Ekonomi Islam yang merupakan salah satu bagian dari Syariat Islam, tujuannya tentu tidak lepas dari tujuan utama Syariat Islam. Tujuan utama ekonomi Islam adalah merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (falah), serta kehidupan yang baik dan terhormat (al-hayah al-tayyibah) (Anto, 2003:7). Menurut Purbaya (2015:12 – 13) terdapat tujuh hal yang menjadi tujuan ekonomi Islam. Secara terperinci tujuan ekonomi Islam dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang terpenting. Kesejahteraan ini mencakup kesejahteraan individu, masyarakat dan negara. 2. Tercukupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, keamanan serta sistem negara yang ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 30. 11 menjamin terlaksananya kecukupan kebutuhan dasar secara adil dibidang ekonomi. 3. Penggunaan sumberdaya secara optimal, efisien, efektif, hemat dan tidak mubazir. 4. Distribusi harta, kekayaan, pendapatan, dan hasil pembangunan secara adil dan merata. 5. Menjamin kebebasan individu. 6. Kesamaan hak dan peluang. 7. Kerjasama dan keadilan. Ekonomi Islam menghendaki kesejahteraan itu juga mencakup keseluruhan unsur materi dan non materi (psikis). Hal ini disebabkan kepuasan manusia itu terletak pada unsur-unsur non materi. Kesejahteraan yang optimal dapat tercapai apabila kecerdasan material dikontrol oleh kecerdasan spiritual mulai dari cara memperolehnya sampai kepada membelanjakannya (Purwana, 2014). Kecerdasan Islami merupakan fungsi dari kecerdasan material dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan Islami dapat dicapai apabila hal-hal sebagai berikut dilakukan, yakni: benda yang dimiliki diperoleh dengan cara halal dan baik, bertujuan untuk ibadah, kualitas lebih dipentingkan daripada kuantitas, dan penggunaannya sesuai syariah (Aedy, 2011:113). Kenyataannya, tidak semua manusia memiliki kecerdasan spirtual sebagaimana yang dijelaskan. Adapun ciri-ciri manusia yang memiliki ciri-ciri kecerdasan adalah: setia dan taat kepada Allah SWT (ḥabl min Allah), setia dan konsisten memberikan manfaat atau pelayanan terbaik kepada sesama manusia ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 31. 12 (ḥabl min al-nās), dan setia dan konsisten dengan pemelihara alam dan lingkungan yang seimbang (ḥabl min al-‘ālamīn) (Aedy, 2011:113 – 114). Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti melakukan penelitian mengenai bagaimana peran pertanian urban dalam meningkatkan kesejahteraan petani muslim di Surabaya ditinjau dari perspektif Islam. Judul yang digunakan yakni Peran Pertanian Urban Pada Kesejahteraan Petani Muslim Ditinjau dari Perspektif Islam (Studi Pada Empat Kelompok Tani di Surabaya). 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana peran pertanian urban pada kesejahteraan petani muslim pada empat kelompok tani di Surabaya ditinjau dari perspektif Islam? 1.3. Tujuan Penelitian Mendeskripsikan peran pertanian urban pada kesejahteraan petani muslim pada empat kelompok tani di Surabaya ditinjau dari perspektif Islam. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini selain diharapkan dapat berguna bagi pribadi penulis, juga dapat berguna bagi pihak-pihak lain. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi Objek Studi (masyarakat secara umum dan pelaku pertanian urban secara khusus) ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 32. 13 Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi kepada masyarakat pada umumnya, terutama para pelaku pertanian urban secara khusus, mengenai peran pertanian urban pada perkonomian dalam perspektif ekonomi mikro Islam. 2. Bagi Pengembangan Keilmuan Penelitian ini diharapkan mampu menambah pemikiran dan cakupan keilmuan baru bagi para akademisi untuk menggali lebih dalam tentang masalah terkait. 3. Bagi Penelitian Mendatang Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan, memperdalam kajian, memberi inspirasi bagi penelitian selanjutnya, dan menciptakan teori-teori baru. 1.5. Sistematika Penulisan Peneliti menyusun skripsi ini secara sistematis. Setiap bab dibagi menjadi sub bab dengan tujuan memudahkan pembahasan dan pemahaman bagi pembaca. Sistematika dalam penulisan skripsi ini tersusun sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah yang merupakan landasan pemikiran secara garis besar. Bab ini juga terdapat perumusan masalah yang memerlukan pemecahan masalah dan jawaban, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 33. 14 Bab ini memuat uraian tentang landasan teori dari materi yang telah diperoleh selama perkuliahan maupun dari berbagai literatur yang dijadikan pedoman dan pembahasan dalam skripsi ini. Selain itu, juga disampaikan penelitian-penelitian sebelumnya serta kerangka berpikir. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang kerangka pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian meliputi pendekatan penelitian, metode yang digunakan dalam memilih dan mengumpulkan data penelitian, penilaian serta metode yang digunakan dalam menganalisa data. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian tentang analisis dan pembahasan lebih lanjut dari data penelitian yang telah diperoleh. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari masalah yang diteliti, keterbatasan, saran-saran serta implikasinya. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 34. 15 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Gambaran Umum Lahan 2.1.1.1.Pengertian Lahan Manusia berasal dari tanah dan hidup sangat bergantung dengan tanah. Manusia dapat memanfaatkan tanah atau lahan untuk tempat tinggal, bercocok tanam, dan melakukan aktivitas lainnya. Allah SWT berfirman dalam Surat Asy- Syu’araa:7-8 berikut.   7. Awalam yarau ilal-arḍi kam ambatnā fīhā min kulli zaujin karīm. 8. Inna fīżālika la‘āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu’minīn. Artinya:“7. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? 8. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. Dan kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS Asy-Syu’araa:7- 8) (Kemenag, 2009:572-573). Lahan memiliki beberapa pengertian yang diberikan baik itu oleh FAO maupun pendapat para ahli. Arsyad (1989:207) mengatakan bahwa lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Sitorus dalam Siswanto (2006:1) mendefinsikan “sumber daya lahan (land ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 35. 16 resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan”. Mather dalam Siswanto (2006:1) mengatakan “sumber daya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya”. Menurut Purwowidodo (1983:68), lahan mempunyai pengertian “suatu lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu akan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan”. Sementara itu Bintarto (1977:134) berpendapat “lahan dapat diartikan sebagai land settlemen yaitu suatu tempat atau daerah dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama, dimana mereka dapat menggunakan lingkungan setempat untuk mempertahankan, melangsungkan dan mengembangkan hidupnya”. FAO dalam Yunianto (1991:1) mengemukakan tentang pengertian lahan sebagai berikut. Lahan adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang mempunyai sifat- sifat agak tetap atau pengulangan sifat-sifat dari biosfer secara vertikal di atas maupun di bawah wilayah tersebut termasuk atmosfer, tanah geologi, geomorfologi, hidrologi, vegetasi, dan binatang yang merupakan hasil aktivitas manusia di masa lampau maupun masa sekarang, dan perluasan sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia disaat sekarang maupun dimasa yang akan datang. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lahan merupakan tempat atau lingkungan dengan segala ciri, kemampuan, maupun sifatnya beserta segala sesuatu yang terdapat diatasnya termasuk didalamnya kegiatan manusia dalam memanfaatkan lahan. Lahan memiliki banyak fungsi ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 36. 17 yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam usaha meningkatkan kualitas hidupnya. 2.1.1.2.Penggunaan Lahan Pengertian penggunaan lahan dikemukakan oleh Arsyad (1989:207), yaitu ”penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materil maupun spiritual”. Pemanfaatan lahan untuk membantu kebutuhan hidup manusia perlu pengolahan yang lebih lanjut. Diperlukan suatu kebijakan atau keputusan pada suatu penggunaan lahan. Penggunaan lahan (major kinds of land use) sendiri dimaksudkan oleh Rayes (2007:162) adalah “penggolongan penggunaan lahan secara umum seperti pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi, padang rumput, kehutanan atau daerah rekreasi”. Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian. Arsyad (1989:207) mengemukakan pengelompokan tipe-tipe penggunaan lahan sebagai berikut (a) Perladangan, (b) Tanaman semusim campuran, tanah darat, tidak intensif, (c) Tanaman semusim campuran, tanah darat, intensif, (d) Sawah, (e) Perkebunan rakyat, (f) Perkebunan besar, (g) Hutan produksi, (h) Hutan alami, (i) Padang pengembalaan, (j) Hutan lindung, (k) Cagar alam. Sandy (1985:57) berpendapat bahwa pemanfaatan lahan pertanian dikelompokan ke dalam beberapa macam, yaitu: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 37. 18 1. Pekarangan, merupakan sebuah lahan kosong yang biasanya ada di depan rumah dan biasanya ditanami oleh berbagai tanaman seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan sebagainya. 2. Sawah, dibuat dengan tujuan terutama untuk tanaman padi, akan tetapi dalam kenyataannya sehari-hari sawah sering juga ditanami secara bergiliran dengan palawija dan lain-lain. 3. Ladang berpindah, biasanya terjadi ladang berpindah adalah di daerah yang mempunyai penduduk yang jarang. Pola penggunaan lahan di daerah yang masyarakatnya masih mempunyai tradisi perladangan berpindah biasanya sesuai dengan pola lingkaran konsentriknya Von Thunen. 4. Kebun campuran adalah jenis pemanfaatan yang sebenarnya kurang intensif, meskipun jumlah tanaman di atas lahan yang sebenarnya banyak. 5. Tegalan adalah jenis pemanfaatan lahan kering yang cukup intensif. Tegalan biasanya ditanami tanaman musiman dan biasanya terdapat di daerah penduduk yang cukup padat. 6. Perkebunan, usaha dibidang perkebunan dapat dilihat dari beberapa segi. Kalau dilihat dari segi usahanya yaitu seperti: perkebunan rakyat dan perkebunan negara. Penggunaan lahan harus dilakukan secara adil dan bijak. Alquran telah menjelaskan bahwa manusia seharusnya tidak melakukan kerusakan akibat penggunaan sumber daya di bumi, yaitu pada Surat Ar-Ruum:41 dan Al-A’raf:56. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 38. 19   41. Żaharal-fasādu fil-barri wal-baḥi bimā kasabat aidin-nāsi liyużīqahum ba‘ḍallażī ‘amilū la‘allahum yarji‘ūn. Artinya: “41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar-Ruum:41) (Kemenag, 2009:647).   56. Wa lā tufsidū fil-arḍi ba‘da iṣlāḥih ḥ wad‘ūhu khaufaw wa ṭama‘ā, inna raḥmatallāhi qarībum minal-muḥsinīn. Artinya: “56. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada oran-orang yang berbuat baik.” (QS Al-A’raf:56) (Kemenag, 2009:230). 2.1.1.3.Pemberdayaan Lahan Pemberdayaan lahan sangat penting bagi kehidupan manusia. Pembahasan mengenai pemberdayaan lahan juga terdapat pada sudut pandang Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut. ‫ا‬َ‫ي‬‫ح‬َ‫أ‬ ‫ن‬َ‫م‬‫ي‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ع‬‫ال‬ ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ك‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ،ٌ‫ر‬‫ج‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ت‬ِّ‫ي‬َ‫م‬ ‫ًا‬‫ض‬‫ر‬َ‫أ‬ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫و‬‫ه‬َ‫ف‬ Man aḥyā arḍan mayyatatan falahum fīhā ‘ajrun, wa mā ‘aklahul-‘awāfiyu fahuwalahū ṡodaqatun. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 39. 20 Artinya: “Barangsiapa yang menghidupkan tanah yang mati, maka di sana ia akan memperoleh pahala dan tanaman yang dimakan binatang kecil (seperti burung atau binatang liar), maka hal itu menjadi sedekah baginya.” (HR. Darimiy dan Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Irwaa’ [4/6]) (Musa, 2013). Pembahasan tentang tanah atau lahan yang tidak dimanfaatkan agar dimanfaatkan, misalnya untuk lahan perkebunan dan pertanian, juga disebutkan dalam Alquran. Bahwasanya Allah selalu menghidupkan tanah yang mati jika manusia mau merawatnya dan membuat tanah itu subur sebagaimana penjelasan dalam Surat Yāsīn:33 berikut.  33. Wa āyatul lahumul-arḍul-maitatu aḥyaināhā wa akhrajnā minhā ḥabban fa minhu ya‘kulūn. Artinya: “33. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji- bijian, maka dari biji-bijian itu mereka makan.” (QS Yāsīn:33) (Kemenag, 2009:709). Pranadji (2006b:48) mengatakan bahwa istilah pemberdayaan saat ini secara populer telah digunakan pada hampir setiap kegiatan pembangunan, menggantikan istilah partisipasi. Hal yang penting untuk diketengahkan bahwa penggunaan istilah pemberdayaan dalam perbaikan pengelolaan lahan kering diarahkan untuk perbaikan taraf kehidupan masyarakat secara berkelanjutan. Selain dewasa ini telah terjadi saling kejar-mengejar antara dinamika dan pertumbuhan penduduk di satu sisi, dan peningkatan taraf hidup di sisi lain, masalah pengelolaan lahan kering juga dihadapkan pada masalah ketahanan dan kesatuan bangsa. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 40. 21 Pranadji (2006a:42-44) berpendapat bahwa pemberdayaan perlu dilakukan karena kondisi lahan kering dan masyarakat yang mengelolanya masih sangat terbuka dikembangkan untuk perbaikan. Bahkan jika modal sosial, modal finansial, dan prasarana masyarakat pedesaan di lahan kering berhasil dikembangkan maka pemacuan perekonomian pedesaan berbasis agroindustri di pedesaan akan jauh lebih cepat dan lebih baik. Pranadji (2006b:48-49) menambahkan pendapat sebagai berikut. Jika saja inovasi kelembagaan, terutama dalam bentuk pengembangan semangat kewirausahaan kolektif dan modal sosial di tingkat desa hingga kabupaten, berhasil diwujudkan dalam bentuk kegiatan ekonomi riil di lapangan maka tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan dapat ditingkatkan secara signifikan sejalan dengan perbaikan keseluruhan agroekosistem lahan keringnya. 2.1.2. Pertanian Urban Pertanian urban atau pertanian perkotaan memiliki banyak penjelasan. Smit (2001a:1-3) menjelaskan dengan lengkap mengenai pertanian urban dan dapat disimpulkan bahwa pertanian urban adalah makanan dan bahan bakar tumbuh ditengah-tengah aktivitas perkotaan atau kota, untuk dipasarkan dan sering juga diolah lalu dipasarkan. Hal ini termasuk budidaya perikanan dalam tangki, kolam, sungai dan teluk/pantai; serta sayuran dan tanaman lainnya ditanam di atap, di halaman belakang, lahan kosong kawasan industri, sepanjang kanal, di lapangan perkantoran, di pinggir jalan dan di banyak peternakan kecil di pinggiran kota. Penjelasan Smit tersebut menyatakan bahwa pertanian urban mencakup budidaya hewan dan tanaman. Alquran menjelaskan tentang budidaya hewan dan ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 41. 22 tanaman sebagai salah satu sumber rezeki bagi manusia pada Surat Al- An’aam:141-142 dan An-Naba’:14-16 berikut.      141. Wa huwaallażī ansya‘a jannātim ma‘rūsyātiw wa gaira ma‘rūsyātiw wannakhla waz-zar‘a mukhtalifan ukuluhū waz-zaitūna war-rummāna mutasyābihaw wa gaira mutasyābih, kulū min ṡamarihī iżā aṡmara wa ātū ḥaqqahū yauma ḥaṣādihī wa lā tusrifū, innahū lā yuḥibbul-musrifīn. 142. Wa minal-an‘āmi ḥamūlataw wa farsyā, kulū mimmā razaqakumullāhu wa lā tattabi‘ū khuṭuwātisy-syaiṭān, innahū lakum ‘aduwwum mubīn. Artinya: “141. Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya), dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. 142. Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan pengangkut dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS An’aam:141-142) (Kemenag, 2009:212)   14. Wa anzalnā minal-mu‘ṣirāti mā‘an ṡajjājā. 15. Linukhrija bihī ḥabbaw wa nabātā. 16. Wa jannātin alfāfā. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 42. 23 Artinya: “14. dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, 15. supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan., 16. dan kebun-kebun yang lebat?” (QS An-Naba’:14-16) (Kemenag, 2009:1015) Definisi pertanian urban menurut FAO dan Smit dalam Sampeliling, et al. (2012:258) sebagai berikut. Pertanian perkotaan didefinisikan sebagai aktivitas atau kegiatan bidang petanian yang dilakukan di dalam kota (intra-urban) dan pinggiran kota (peri-urban) untuk memproduksi/memelihara, mengolah, dan mendistribusikan beragam produk pangan dan non-pangan, dengan memanfaatkan atau menggunakan kembali sumber daya manusia, material, produk dan jasa di daerah perkotaan. Santoso dan Rini (2014:2) berpendapat mengenai pertanian urban sebagai berikut. Program pertanian perkotaan merupakan program yang dicetuskan sebagai upaya untuk tetap menjaga kualitas hidup, yaitu dengan tetap dapat mengkonsumsi makanan sehat yang berbahan ikan dan sayur yang berkualitas di tengah perkotaan. Program ini memang didesain untuk dikembangkan di perkotaan padat yang tidak mempunyai jumlah lahan kosong yang besar. Selain itu, pertanian perkotaan membantu memberikan kontribusi terhadap ruang terbuka hijau kota dan ketahanan pangan. Lembaga internasional FAO dalam Sampeliling, et al. (2012:258) memosisikan pertanian urban sebagai: (a) Salah satu sumber pasokan sistem pangan dan opsi ketahanan pangan rumah tangga perkotaan; (b) Salah satu kegiatan produktif untuk memanfaatkan ruang terbuka dan limbah perkotaan; dan (c) Salah satu sumber pendapatan dan kesempatan kerja penduduk perkotaan. Karena itu, pertanian perkotaan mempunyai peluang dan prospek yang baik untuk pengembangan usaha tani berbasis agribisnis dan berwawasan lingkungan. Thornton (2008) melakukan penelitian terhadap pertanian urban di Afrika Selatan dan menyimpulkan bahwa perbedaan antara pertanian urban dan non urban bisa cukup besar dan tantangan yang ada pada pertanian urban bisa disebut ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 43. 24 sebagai kekuatan yang dimiliki. Variasi kondisi sosio-ekonomi perkotaan, budaya, hingga geografi, iklim, dan luas lahan menimbulkan berbagai inovasi dan kebijakan pemerintahan setempat. Diversitas yang membedakan antara satu kota dan kota lain mampu menciptakan keunikan tersendiri. Karena pertanian urban dikatakan memperpendek jarak antara produsen dan konsumen sehingga bahan pengawet dan proses tambahan tidak dibutuhkan. Hal ini membuat konsumen mendapatkan jaminan bahan pangan yang begitu segar. Pertanian urban umumnya dilakukan untuk meningkatkan pendapatan atau aktivitas memproduksi bahan pangan untuk dikonsumsi keluarga, dan di beberapa tempat dilakukan untuk tujuan rekreasi dan relaksasi (Fraser, 2002:46). Kesadaran mengenai degradasi lingkungan di dalam perkotaan akibat relokasi sumber daya untuk melayani populasi perkotaan telah menjadikan insiprasi untuk berbagai skema pertanian urban di negara maju dan negara berkembang. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pertanian urban adalah pemanfaatan lahan kota yang terbatas untuk memroduksi, mengolah, dan mendistribusikan beragam produk pangan maupun non-pangan melalui budidaya hewan atau tanaman. Kegiatan tersebut bersifat produktif sehingga dapat menjadi salah satu sumber pendapatan dan kesempatan kerja serta membuka perluang usaha berbasis agribisnis dan berwawasan lingkungan. 2.1.2.1.Manfaat Umum Pertanian Urban Santoso dan Rini (2014:3) menyatakan manfaat pertanian urban sebagai berikut. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 44. 25 Namun tidak hanya untuk sekedar meningkatkan sektor pertanian di Kota Surabaya, kegiatan pertanian perkotaan juga memiliki manfaat posisif lainnya. Dampak positif dari sektor ini antara lain: peningkatan gizi dan kesehatan, perbaikan lingkungan untuk hidup, meningkatkan kewirausahaan, dan peningkatan kesetaraan. Smit (2001b:1) dan Losada (1998:51-54) menyimpulkan bahwa pertanian urban juga meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan melalui penghijauan dan pengurangan polusi dimulai di lingkungan berpenghasilan rendah. Sektor ini juga memperkuat basis ekonomi suatu kota dengan menambahkan substitusi impor industri yang meliputi produksi, pengolahan, pengemasan dan pemasaran dan akhirnya, pertanian perkotaan membuat kontribusi besar untuk menyeimbangkan ekologi global. Para pendukung pertanian urban mengutarakan beberapa manfaat dari pertanian urban. Menurut Kaufman dan Martin (2000:1-2), meliputi: 1. mengurangi lahan kota yang tidak produktif di bawah manajemen dengan pemerintah daerah; 2. meningkatkan citra publik dari lingkungan bermasalah; 3. meningkatkan jumlah kawasan ruang hijau; 4. memasok penduduk berpenghasilan rendah dengan sehat dan lebih bergizi; 5. mengembangkan swasembada antara penduduk dalam kota yang menanam makanan untuk diri mereka sendiri dan orang lain; 6. revitalisasi lingkungan termiskin dengan menciptakan lapangan kerja berbasis pangan (terutama bagi kaum muda), sehingga membawa lebih banyak pendapatan untuk penduduk; ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 45. 26 7. menyediakan kegiatan program non-tradisional yang baru untuk nirlaba berbasis organisasi masyarakat; 8. mengonversi limbah makanan dari supermarket menjadi kompos dan pupuk yang digunakan dalam produksi pangan; 9. mengurangi transportasi makanan melalui ketersediaan yang lebih besar dari produk lokal; 10. dan mendukung sistem pangan lokal dan regional secara umum. Santoso dan Rini (2014:4) juga berpendapat mengenai manfaat pertanian urban sebagai berikut. Manfaat selanjutnya adalah dapat menambah penghasilan keluarga jika hasil bertani dijual. Jika banyak keluarga yang melakukan usaha pertanian perkotaan dan hasilnya dijual ke pasar maka menambah pasokan bahan pangan di Surabaya. Dengan dijual ke pasar, pasokan akan bertambah sehingga kota Surabaya dapat mencukupi kebutuhan masyarakatnya akan pangan. Dengan kata lain ketahanan pangan di Surabaya akan terbantu dengan pertanian perkotaan. Kestabilan harga pangan juga akan terbantu oleh adanya panen dari pertanian perkotaan. 2.1.2.2.Keberlanjutan Pertanian Urban Status keberlanjutan pengembangan pertanian urban bersifat multi-dimensi, seperti: ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan teknologi. Veenhuizen dan Danso (2007:27) mengatakan “Sustainability of UPA basically implies its ability to continue in the future and operate at the current or increased levels. In order to be sustainable, UPA should be profitable and economically viable, environmentally sound, socially just and culturally acceptable”. Jadi, keberlanjutan pertanian urban bergantung pada aspek profitabilitas dan kelayakan ekonomi, keramahan lingkungan, sosial, dan budaya. Variabel-variabel kualitatif ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 46. 27 dan kuantitatif sebagai indikator keberlanjutan pertanian urban disajikan pada tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Indikator Keberlanjutan Pertanian Urban Economic indicators Environmental indicators Social indicators Composite indicators 1. Yield trends 2. Income per head and per ha 3. Modified GNP 4. Value of total food produced 5. Value of land with UPA 6. Productivity 7. Willingness to pay 8. Local food production 9. Hedonic price method 10.Cost of depletion and pollution 1. Bio-indicators (clean air, biodiversity) 2. Pollution indicators 3. Material and energy flows and balances 4. Heavy metals in crops 5. Soil health (organic matter, etc.) 6. Food miles: local food produced 7. Organic waste recycled 8. Depletion 9. Pollution 1. Equity coefficients 2. Employment 3. Disposable family income 4. Inclusion: no. of youth trained in life skills, patients, 5. migrants or ex- convicts 6. Participation, both men and women 7. Property rights (tenure) 1. Lists of indicators 2. Scoring systems 3. Integrated system properties Sumber: Veenhuizen, René van dan George Danso. 2007. Profitability and Sustainability of Urban and Peri-Urban Agriculture. Rome: FAO. Menurut analisis Sampeliling, et al., (2012:261-262) mengenai pertanian urban di DKI Jakarta menunjukkan terdapat enam atribut sebagai faktor kunci penentu keberlanjutan pengembangan pertanian urban yang dideskripsikan sebagai berikut. 1. Luas pekarangan: Upaya untuk memperluas pekarangan sampai dengan 30% dari luas kavling rumah tinggal dan perkantoran serta fasilitas umum lainnya. Upaya memperluas pekarangan dapat dilakukan dengan sistem horisontal dan vertikal. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 47. 28 2. Pengembangan komoditas dan teknologi pertanian ramah lingkungan: Pemanfaatan pekarangan dapat diintervensi dengan penerapan teknologi ramah lingkungan yaitu pertanian organik, sistem vertikultur, potinisasi dan hidroponik pada komoditas tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman bias di sekitar rumah penduduk atau halaman rumah, kantor dan sarana lainnya. 3. Penyuluhan dan kelembagaan pertanian: Upaya meningkatkan kinerja penyuluhan dengan harapan bahwa para petani lebih intensif atau secara berkala dan berkesinambungan mendapatkan pembinaan teknis dan fungsi kelembagaan. 4. Perluasan lahan/ruang usaha tani: Perluasan lahan/ruang usaha tani dapat dilakukan dengan optimalisasi daya hasil usaha tani yang ada dan penerapan teknologi sistem vertikal. 5. Kerjasama antar stakeholders: Peningkatan koordinasi dan kerjasama di dalam implementasi program kegiatan sesuai dengan instansi masing- masing akan meningkat perannya apabila ada aturan pertanian perkotaan sebagai dasar pedoman kegiatan bagi stakeholder dalam upaya pengembangan pertanian perkotaan berkelanjutan. 6. Pemberian insentif/kompensasi pertanian: Berdasarkan kondisi usaha tani di wilayah DKI Jakarta pada lahan/ruang terbatas, baik di pekarangan maupun lahan lainnya, untuk tanaman RTH produktif kategori kurang menguntungkan, sebagian besar masyarakat berkeinginan untuk mendapatkan insentif sebagai kompensasi. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 48. 29 Sumber: Veenhuizen, René van dan George Danso. 2007. Profitability and Sustainability of Urban and Peri-Urban Agriculture. Rome: FAO. Gambar 2.1 Dimensi Kebijakan Terkait Pertanian Urban Kebijakan pemerintah sangat berpengaruh bagi keberlangsungan pertanian urban. Ada tiga dimensi kebijakan yaitu dalam bidang sosial, ekonomi, dan ekologi seperti pada Gambar 2.1. Khusus pada dimensi ekonomi, Veenhuizen dan George Danso (2007:23) mengatakan sebagai berikut. The economic policy dimension is related to market-oriented types of UA. Activities are undertaken by small-scale, family-based enterprises or larger- scale, entrepreneurial farms run by private investors or producer associations. The activities not only refer to food production, such as irrigated vegetable production and stall-fed dairy production, but also non-food products, such as flowers and ornamental plants. These commercial farms are Subsustence UPA Self-production of food and herbs; Saving on food & health expenditures; Some processing & local selling/exchange of surpluses; Part of livelihood strategies of the urban poor Multifunctional UPA Organic and diverse agriculture and (agro-)forestry in buffer zones and in neighbourhood; Fresh product; Direct marketing; Decentralized reuse of composted urban wastes; Link with eco-sanitation; Combination with other functions (recreation, education) Comercial UPA Market-oriented production; Food and non-food products; Smallscale family-based and larger scale entrepreneural enterprises; Part of market chain; Higher input use/more externalities ECOLOGICAL (environmental healthy city) Improved microclimate; Reduce ecological footprint; Park & landscape management; Biodiversity; Environmental education; Recreation ECONOMIC (producitve city) Income generation; Employment generation; Entreprise development; Marketing SOCIAL (inclusive city) Poverti alleviation; Food security & nutrition; Social inclusion; Community building; HIV- AIDS mitigation; Social savety net ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 49. 30 embedded in a chain of small-scale and larger enterprises involved in inputs delivery (e.g. compost, fodder), processing and marketing enterprises. These types of UA have more economic impact and higher profitability, but their externalities for the city and urban population tend also to be higher (e.g. risk of contamination of soils and water caused by intensive use of agro chemicals, health risks derived from the use of contaminated water for irrigation and risks of zoonosis). 2.1.2.3.Peran Pertanian Urban Pada Perekonomian Kaufman dan Martin (2000:84-85) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pertanian urban memiliki manfaat positif termasuk dalam bidang ekonomi utamanya dalam aspek kewirausahaan. Manfaat yang dimaksud yaitu: (1) keberagaman pasar usaha pertanian urban yang mendukung proyek pertanian urban, (2) dukungan pemasaran produk pertanian urban oleh pejabat lokal, pemerintah, kelompok masyarakat, dan yayasan lokal, (3) masyarakat yang tinggal di dekat tempat usaha pengolahan makanan umumnya bertindak positif untuk mengembangkan lingkungan mereka, (4) operasi pasar untuk pertanian urban dari pemerintah dan yayasan dapat menyediakan modal kerja untuk tahap awal, dan (5) sejumlah proyek kewirausahaan pertanian urban mulai menghasilkan keuntungan serta selebihnya memberikan manfaat sosial, estetika, kesehatan, serta pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Veenhuizen dan Danso (2007:28) mengatakan bahwa dampak ekonomi pertanian urban terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat rumah tangga, tingkat kota, dan tingkat makro. Lebih lengkap, Veenhuizen dan Danso (2007:28) menjelaskan sebagai berikut. The economic impacts of UA can be distinguished at the following levels: ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 50. 31 (i) the household level: the direct economic benefits and costs for the urban households involved in the agricultural production, including: self- employment, income from processing, sales of surpluses, savings on food and health expenditures, exchange of agricultural products for other economic goods; (ii) the city level: the direct costs of the assistance supplied to the urban farmers (extension and training, quality control, etc.) that are not carried by the farmers, and the aggregate indirect costs and benefits of UA for the city (also called externalities) such as positive and negative effects on the social, health and environmental situation of the population. The positive effects, such as recycling of wastes, greening, less health problems derived from better nutrition of the urban poor, mitigation of the effects of HIV- AIDS, landscape care, and the negative effects, such as water pollution caused by agrochemicals, erosion, more health problems and associated risks, can be quantified and economically valuated. The positive effects bring an added value to the city (enhanced income or reduced costs) and the negative effects require extra investments or tax payments (Fleury and Ba, 2005); (iii) The macro level: the contribution of UA to the gross domestic product (GDP) and its effects on the efficiency of the national food system: UA provides products that rural agriculture cannot supply easily (e.g. perishable products, products that require rapid delivery upon harvest), can substitute for food imports and can release rural lands for export production of commodities (Mougeot, 2000). Berdasarkan penjelasan tersebut, dampak ekonomi pertanian urban pada tingkat rumah tangga yaitu menciptakan peluang wirausaha, adanya pendapatan dari pengolahan, adanya penjualan dari kelebihan yang ada, menghemat pengeluaran untuk makanan dan kesehatan, dan sebagai pengganti barang ekonomis lain. Moustier dalam Veenhuizen dan Danso (2007:30) memberikan indikator ekonomi sebagai parameter dampak pertanian urban pada tingkat rumah tangga, yaitu ketenagakerjaan (penduduk yang terlibat), pendapatan dan distribusi pendapatan, kontribusi terhadap pangan pada rumah tangga, nilai tambah, kontribusi relatif terhadap pasokan pangan perkotaan, dan pangsa pasar. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 51. 32 2.1.3. Pengertian Petani Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 273 Tahun 2007, petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang. Adiwilaga (1992:34) mengemukakan bahwa petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu. Mosher dalam Ibrahim (2014) mengemukakan pendapat bahwa energi matahari menimpa permukaan bumi di mana-mana dengan atau tanpa manusia. Setiap tempat memiliki suhu yang tepat serta air yang cukup maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan dan hiduplah hewan, manusialah yang datang mengendalikan keadaan ini, mengecap kegunaan dari hasil tanaman dan hewan, mengubah tanaman-tanaman dan hewan serta sifat tanah supaya lebih berguna baginya, dan manusia yang melakukan semua ini disebut petani. Mosher melanjutkan bahwa dalam menjalankan usaha taninya, setiap petani memegang dua peranan yakni petani sebagai juru tani (cultivator) dan sekaligus sebagai seorang pengelola (manajer). Peranan petani sebagai juru tani yaitu memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil-hasil yang bermanfaat; sedangkan peranan petani sebagai pengelola (manajer) yaitu apabila keterampilan bercocok tanam sebagai juru tanam pada umumnya yakni keterampilan tangan, otot, dan mata, maka keterampilan sebagai pengelola ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 52. 33 mencakup kegiatan pikiran didorong oleh kemauan. Tercakup di dalamnya terutama pengambilan keputusan atau penetapan pilihan dari alternatif-alternatif yang ada (Ibrahim, 2014). Mosher membagi pertanian dalam dua golongan, yaitu pertanian primitif dan pertanian modern. Pertanian primitif diartikan sebagai petani yang bekerja mengikuti metode-metode yang berasal dari orang-orang tua dan tidak menerima pemberitahuan (inovasi). Mereka yang mengharapkan bantuan alam untuk mengelolah pertaniannya. Pertanian modern diartikan sebagai petani yang menguasai pertumbuhan tanaman dan aktif mencari metode-metode baru serta dapat menerima pembaruan (inovasi) dalam bidang pertanian. Petani macam inilah yang dapat berkembang dalam rangka menunjang ekonomi yang lebih baik di bidang pertanian (Ibrahim, 2014). 2.1.4. Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam Kesejahteraan dalam pandangan Islam tentu saja berbeda secara mendasar dengan pengertian kesejahteraan dalam ekonomi konvensional yang sekuler dan materialistik. Ekonomi Islam yang merupakan salah satu bagian dari Syariat Islam, tujuannya tentu tidak lepas dari tujuan utama Syariat Islam. Tujuan utama ekonomi Islam adalah merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (falah), serta kehidupan yang baik dan terhormat (al-hayah al-tayyibah) (Anto, 2003:7). ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 53. 34 Menurut Purbaya (2015:12 – 13) terdapat tujuh hal yang menjadi tujuan Ekonomi Islam. Secara terperinci tujuan ekonomi Islam dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang terpenting. Kesejahteraan ini mencakup kesejahteraan individu, masyarakat dan negara. 2. Tercukupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, keamanan serta sistem negara yang menjamin terlaksananya kecukupan kebutuhan dasar secara adil dibidang ekonomi. 3. Penggunaan sumberdaya secara optimal, efisien, efektif, hemat dan tidak mubazir. 4. Distribusi harta, kekayaan, pendapatan, dan hasil pembangunan secara adil dan merata. 5. Menjamin kebebasan individu. 6. Kesamaan hak dan peluang. 7. Kerjasama dan keadilan. 2.1.4.1.Kesejahteraan Menurut Alquran Kesejahteraan merupakan tujuan dari ajaran Islam dalam bidang ekonomi. Kesejahteraan merupakan bagian dari rahmatan lil alamin yang diajarkan oleh Agama Islam. Namun kesejahteraan yang dimaksudkan dalam Alquran bukanlah tanpa syarat untuk mendapatkannya. Kesejahteraan akan diberikan oleh Allah ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 54. 35 SWT jika manusia melaksanakan apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa yang dilarangnya (Syamsuddien, 1994:66 – 68). Purwana (2014) mengatakan bahwa ayat-ayat Alquran yang memberikan penjelasan tentang kesejahteraan ada yang secara langsung (tersurat) dan ada yang secara tidak langsung (tersirat) berkaitan dengan permasalahan ekonomi. Meski demikian, penjelasan dengan menggunakan dua cara ini menjadi satu pandangan tentang kesejahteraan. Ayat-ayat yang dimaksud sebagai berikut. 1. QS An-Naḥl:97   97. Man ‘amila ṣāliḥam min żakarin au unṡā wa huwa mu‘minun fa lanuḥyiyannahū ḥayātan ṭayyibah, wa lanajziyannahum ajrahum bi aḥsani mā kānū ya‘malūn. Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-Naḥl:97) (Kemenag, 2009:417) Kesejahteraan merupakan jaminan atau janji dari Allah SWT yang diberikan kepada laki-laki ataupun perempuan yang beriman kepada-Nya. Allah SWT juga akan membalas berbagai amal perbuatan baik orang- orang yang bersabar dengan pahala yang lebih baik dari amalnya. Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang bahagia, santai, dan puas dengan rezeki yang halal, termasuk di dalamnya mencakup seluruh bentuk ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 55. 36 ketenangan apapun dan bagaimanapun bentuknya (Bahreisy dan Bahreisy dalam Purwana, 2014). 2. QS Thaha: 117 – 119    117. Fa qulnā yā ādamu inna hāżā ‘aduwwul laka wa lizaujika fa lā yukhrijannakumā minal-jannati fa tasyqā. 118. Inna laka allā tajū‘a fīhā wa lā ta‘rā. 119. Wa annaka lā taẓma‘u fīhā wa lā taḍḥā. Artinya: “117. Maka Kami berkata: ‘Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. 118. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. 119. dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya’.” (QS Thaha:117 – 119) (Kemenag, 2009:490) Kesejahteraan menurut pengertian Alquran tercermin di surga yang dihuni oleh Nabi Adam dan isterinya sesaat sebelum mereka bertugas sebagai khalifah di bumi. Kesejahteraan yang digambarkan dalam ayat ini menjamin adanya pangan, sandang, dan papan yang diistilahkan dengan tidak kelaparan, tidak merasa dahaga, tidak telanjang, dan tidak kepanasan oleh matahari. Sedangkan kebalikan darinya adalah kehidupan yang sempit, yakni jauh dari tentram dan tenang, selalu tidak puas, dadanya sesak dan gelisah walaupun lahirnya tampak mewah, serba ada, cukup pakaian dan tempat tinggalnya (Bahreisy dan Bahreisy dalam Purwana, 2014). ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 56. 37 3. QS Al-A’rāf:10   10. Wa laqad makkannākum fil-arḍi waja‘alnā lakum fīhā ma‘āyisyi, qalīlam mā tasykurūn. Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamusekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (QS Al-A’rāf:10) (Kemenag, 2009:222) Pada ayat ini, Allah SWT mengingatkan kepada hamba-Nya untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya. Nikmat itu adalah sarana untuk mendapatkan kesejahteraan yang berupa bumi yang diciptakan-Nya untuk tempat tinggal, tempat memenuhi segala hajat hidup, menguasai tanah, hasil tanamannya, binatang-binatangnya, dan tambang-tambangnya (Bahreisy dan Bahreisy dalam Purwana, 2014). 4. QS An-Nisā’:9   9. Walyakhsyallażīna lau tarakū min khalfihim żurriyyatan ḍi‘āfan khāfū‘alaihim falyattaqullāha walyaqūlū qaulan sadīdā. Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakqa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucap perkataan yang benar” (QS An-Nisā’:9) (Kemenag, 2009:116) ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 57. 38 Kesejahteraan dapat diperoleh hanya dengan ketakwaan kepada Allah SWT dan juga berbicara secara jujur dan benar. Pada ayat ini, Allah SWT meminta kepada hamba-Nya untuk memperhatikan kesejahteraan generasi yang akan datang sehingga harus dipersiapkan generasi yang kuat akan ketakwaannya kepada Allah SWT. Bahkan Nabi Muhammad SAW juga melarang untuk memberikan seluruh hartanya kepada orang lain dengan meninggalkan ahli warisnya (Bahreisy dan Bahreisy dalam Purwana, 2014). 5. QS Al-Baqarah:126    126. Wa iż qāla ibrāhīmu rabbij‘al hāżā baladan āminaw warzuq ahlahū minaṡ-ṡamarāti man āmanaminhum billāhi wal-yaumil-ākhir, qāla wa man kafaraa fa umatti‘uhū qalīlan ṡumma aḍṭarruhū ilā ‘ażābin-nār, wa bi‘sal maṣīr. Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo’a: ‘Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: ‘Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali’.” (QS Al-Baqarah:126) (Kemenag, 2009:33) Kesejahteraan hanya diperoleh dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Ajaran Islam mengajarkan juga tentang konsep untuk berbagi, membagi nikmat, membagi kebahagian dan ketenangan tidak ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 58. 39 hanya untuk individu namun untuk seluruh umat manusia di seluruh dunia (Bahreisy dan Bahreisy dalam Purwana, 2014). 2.1.4.2.Kesejahteraan di Masa Rasulullah dan Para Sahabatnya Ajaran Islam telah menjelaskan bahwa sesungguhnya tujuan dasar Islam adalah terwujudnya kesejahteraan baik di dunia maupun akhirat. Rasulullah SAW membangun suatu perekonomian yang dulunya dari titik nol menjadi suatu perekonomian raksasa yang mampu menembus keluar dari jazirah Arab. Pemerintahan yang dibangun Rasulullah SAW di Madinah mampu menciptakan suatu aktivitas perekonomian yang membawa kemakmuran dan keluasan pengaruh pada masa itu (Sholahuddin, 2009:46). Kegiatan ekonomi telah menjadi sarana pencapaian kesejahteraan atau kemakmuran. Nabi Muhammad SAW memperkenalkan sistem ekonomi Islam. Hal ini berawal dari kerja sama antara kaum Muhajirin dan Anshar. Sistem ekonomi Islam yang diperkenalkan, antara lain, syirkah, qirād, dan khiyār dalam perdagangan. Selain itu, juga diperkenalkan sistem musāqāh, mukhābarah, dan muzāra’ah dalam bidang pertanian dan perkebunan. Para sahabat juga melakukan perdagangan dengan penuh kejujuran. Mereka tidak mengurangi timbangan dalam berdagang (Purwana, 2014). Semenjak hijrah ke Madinah, para sahabat Nabi Muhammad SAW dari kaum Muhajirin bahu-membahu dengan penduduk lokal Madinah dari kaum Anshar dalam membangun kegiatan ekonomi. Berbagai bidang digeluti oleh beliau dan para sahabatnya, baik itu pertanian, perkebunan, perdagangan maupun ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA
  • 59. 40 peternakan. Pasar-pasar dibangun di Madinah. Kebun-kebun kurma menghasilkan panenan yang melimpah. Peternakan kambing menghasilkan susu yang siap dipasarkan maupun hanya sekedar untuk diminum (Haekal, 1989:197). Masyarakat Madinah terus berupaya meningkatkan aktivitas ekonomi dengan etos kerja yang tinggi. Ibadah dan kerja adalah dua jenis aktivitas ukhrawi dan duniawi yang menghiasi hari-hari mereka silih berganti. Pada awal tahun kedua Hijrah, Allah SWT sudah mewajibkan kaum muslimin membayar zakat khusus bagi mereka yang telah berkecukupan (Ahmad, 1974:11). 2.1.4.3.Kesejahteraan Menurut Ulama Ekonomi Islam telah menjadi pembahasan tersendiri pada masa modern ini. Kajian-kajian telah banyak dilakukan oleh para ulama mengingat pada masa awal pertumbuhan Islam, ekonomi Islam belum muncul sebagai sebuah disiplin keilmuan. Meskipun demikian, fondasi atau landasan dasarnya telah terealisasi dalam sejarah Islam, sehingga hal inilah yang merupakan warisan yang terus menjadi sumber bagi berkembangnya nilai-nilai ekonomi Islam. Para Ulama berperan besar dalam memberikan penjelasan kepada para pelaku ekonomi dalam menjalankan kegiatan muamalahnya (Purwana, 2014). Al-Ghazali dalam Rohman (2010:53 – 56) mengartikan atau memaknai ilmu ekonomi sebagai sarana untuk mencapai tujuan akhirat adalah dengan mencari nafkah (harta yang halal); semua ilmu itu bermanfaat dan dapat digolongkan menjadi dua kategori, yakni wajib dituntut secara Fard ’Ayn dan ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PERAN PERTANIAN URBAN ... TRISNA SETIA PERMANA