3. Uji Tekan (Statis dan Dinamis)
• Pengujian tiang pancang pertama adalah uji tekan baik statis dan
dinamis. Uji tekan bertujuan untuk mendapatkan ketahanan tanah
dan ketahanan tiang pancang yang diukur.
• Pada uji tekan secara statis, jumlah tiang yang akan diuji berjumlah
1% dari jumlah tiang pancang dengan minimal 1 tiang uji. Jika tiang
pancang yang diuji lebih dari 3, maka 25% dari pengujian dapat
dilakukan menggunakan metode PDA.
4.
5. • Pengujian pembebanan tiang merupakan salah satu hal
yang harus dilakukan pada suatu pekerjaan fondasi
dalam. Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan daya
dukung tiang terhadap beban yang bekerja dan masih
berada dalam toleransi penurunan yang diijinkan.
• Uji beban tiang terbagi menjadi dua metode, yaitu metode
statik dan metode dinamik. Metode pengujian pada fondasi
dalam hingga saat ini yang dianggap akurat adalah uji
beban metode statik. Hal ini dikarenakan pada pengujian
statik tersebut memperhitungkan penurunan tiang dan
pembebanan dalam jangka waktu tertentu.
• Uji beban metode statik dilaksanakan dengan cara
menyusun beban di atas tiang secara simetris. Dongkrak
hidrolis digunakan untuk mengontrol tahapan beban dan
waktu yang disalurkan melalui balok baja primer dan
sekunder.
6. • Berbeda dengan uji beban metode
statik, metode dinamik (Pile Driving
Analyzer/PDA) dilaksanakan dengan
cara memasang sepasang sensor
akselerometer dan strain transducer
pada permukaan tiang, kemudian
memberikan pukulan di kepala tiang.
Energi yang dihasilkan akibat pukulan
tersebut direkam oleh computer PDA
berupa grafik kecepatan dan gaya
terhadap waktu yang selanjutnya diolah
untuk mendapatkan daya dukung dan
penurunan tiang.
metode PDA (Pile Driving Analyzer)
7.
8. Contoh perhitungan
Misal :
Suatu project total tiang 5000 Tiang
Jumlah test= 1%*5000= 50
Pda test= 25% x Jumlah test= 12 titik
Loading test= 38 titik
Pda test = 12 Titik
9. Uji Tarik
• Pengujian tiang pancang yang kedua adalah uji tarik. Uji tarik
dilakukan untuk mendapatkan besaran tahanan tiang pancang
akibat adanya gaya angkat air, gaya gempa, momen, dan lain-
lainnya. Sebelum melakukan uji tarik, terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan seperti di bawah ini:
• Penentuan beban statis uji tarik
• Persiapan beban statis uji tarik
• Pelaksanaan beban statis uji tarik
10.
11. Uji Integritas
• Uji integritas (Pile Integrated Test) memberikan informasi tahanan tiang
pancang melalui respon gelombang kejut yang ditangkap. Cara pengujian
pada uji integritas dengan memberikan gelombang kejut dengan regangan
rendah pada kepala tiang pancang. Kelemahan uji integritas adalah uji ini
hanya dapat dilakukan pada tiang yang terbuat dari beton, dikarenakan
adanya limitasi perbandingan diameter dengan panjang tiang.
• Pemilihan tiang yang akan diuji pada uji integritas berdasarkan kecurigaan
pengawas yang mengacu pada proses pelaksanaan pekerjaan pondasi.
Jumlah tiang yang akan diuji menggunakan uji integritas berjumlah kurang
dari 10% dari total pondasi yang ada.
12.
13.
14. Uji Sonic Logging
Konstruksi tiang bor, tiang barrette dan dinding diaphragma yang dicor ditempat
(cast in-situ) dapat mengalami beberapa kerusakan struktur berupa beton
keropos, segregasi material beton karena getaran yang terlalu kuat atau karena
metodE pengecoran yang tidak baik, tercucinya material semen akibat aliran air
tanah, retak akibat penyusutan beton, tercampurnya beton dengan tanah / lumpur
(bentonite) pengeboran, dan pengecilan penampang beton (necking) akibat
kelongsoran dinding bor. Kerusakan-kerusakan tersebut dapat dideteksi dengan
teknik sonic logging.
15. Pile Integrated Test
• Pengujian dilakukan dengan terlebih dahulu menghaluskan permukaan tiang yang
akan diuji dengan jalan menggurinda kepala tiang pada bagian di mana
akselorometer akan ditempatkan dan dimana pukulan palu dilakukan. Kemudian
akselorometer dipasang/dilekatkan pada permukaan tiang dan pukulan palu
dilakukan. Pemukulan ini menimbulkan gelombang tekan atau gelombang akustik
beregangan kecil (low strain stress wave). Rambatan gelombang tekan ini dibatasi
oleh material tiang dan keadaan disekelilingnya (dalam hal ini tanah). Kalau kedua
media tersebut mempunyai karakteristik akustik yang sama, gelombang yang
timbul akan terpencar ke segala arah dan tidak akan menimbulkan rambatan
gelombang bidang/satu dimensi yang berarti.
Contoh betuk-bentuk grafik hasil pengujian PIT.
16.
17. Uji Lateral
• Pengujian tiang pancang yang keempat adalah tes lateral. Tes lateral adalah
pengujian yang digunakan untuk mengetahui defleksi tiang terhadap beban horizontal
yang direncanakan. Pelaksanaan uji lateral biasanya dengan mendorong tiang
pancang dengan jack hydraulic ke arah horizontal dengan pembebanan hingga 200%
dari perencanaan.
• Pembebanan dilakukan secara berkala mulai dari 50% hingga beban puncak sebesar
200%. Standar yang digunakan pada uji lateral tiang pancang adalah standar ASTM
D3966-07 Standard Test Methods for Deep Foundations Under Lateral Load.
• Berbagai jenis uji tiang pancang di atas dapat Anda gunakan untuk mendapatkan
berbagai informasi mengenai ketahanan tiang pancang, sehingga Anda bisa
memastikan bahwa tiang yang Anda gunakan tidak rusak.