2. Apa itu thypoid?
Typhoid atau sering disebut tipes, merupakan suatu penyakit
infeksi akut pada saluran cerna yang ditandai dengan demam
yang berlangsung lebih dari seminggu, gangguan pencernaan
dan penurunan kesadaran. Thypoid disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi yang dapat ditemukan pada air atau
makanan yang terkontaminasi. Bakteri ini juga dapat
ditularkan dari orang yang terinfeksi. Seseorang yang
terinfeksi bakteri Salmonella typhi dapat menyebar ke
seluruh tubuh, dan mempengaruhi organ pada tubuh yang
terkena.
3. Salmonella typhi, A, B dan C, melalui jalur fekal-oral dari konsumsi
makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri
Salmonella Typhi. Bakteri ini hanya menyebar dari manusia ke
manusia karena hanya manusia yang mampu menjadi inangnya.
Sumber utama thypoid adalah lingkungan yang kotor dan tidak
sehat. Bakteri ini hidup pada sanitasi yang buruk seperti pemukiman
kumuh, makanan dan minuman yang tidak sehat
ETIOLOGI
4.
5. MANIFISTASI KLINIS
Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai
penyakit infeksi akut pada umumnya, seperti demam,
nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, diare, konstipasi.
Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan
yang meningkat. Pada minggu kedua, gejala atau tanda
klinis menjadi makin jelas, berupa demam remiten,
pembesaran hati dan limpa, perut kembung mungkin
disertai gangguan kesadaran dari yang ringan sampai
berat.
6. KLASIFIKASI
THYPOID AKUT TANPA
KOMPLIKASI DEMAM THYPOID
DENGAN KOMPLIKASI
KEADAAN KARIER
Demam tifoid akut dikarakterisasi
dengan adanya demam
berkepanjangan abnormalis fungsi
bowel (konstipasi pada pasien
dewasa, dan diare pada anak- anak),
sakit kepala, malaise, dan anoksia.
Kondisi penderita thypoid dapat
berkembang menjadi komplikasi
serius. Hal ini bergantung pada
kualitas pengobatan dan situasi klinis.
10% pasien dapat mengalami
komplikasi melena, perforasi, dan
usus.
Keadaan karier thypoid terjadi pada
1-5% pasien, tergantung pada usia
pasien. Karier thypoid bersifat kronis
dalam hal sekresi Salmenella typhi di
feses.
KLASIFIKASI DEMAM THYPOID MENURUT
WHO (2003):
8. PENATALAKSANAAN
01 MENJAGA
KEBERSIHAN
Edukasi mengenai personal
hygiene, edukasi kepada keluarga
mengenai pentingnya melakukan
perilaku hidup bersih dan sehat,,
mengurangi kebiasaan jajan
makanan diluar rumah yang
kurang higienis, dan membiasakan
menjaga kebersihan lingkungan
rumah setiap hari.
02 DIET
Asupan serat maksimal 8 gram/hari,
menghindari susu, daging berserat kasar,
lemak, terlalu manis, asam, berbumbu
tajam serta diberikan dalam porsi kecil.
03TIRAH BARING
Dilakukan sampai minimal 7 hari
bebas demam atau kurang lebih
sampai 14 hari.
NON FARMAKOLOGI
9. PENATALAKSANAAN
Antibiotik Dosis Keterangan
Ciprofloxacin
PO 5-7 hari Dewasa: 1 gram/hari dalam
2 dosis terbagi Anak – anak : 30
mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi
Tidak direkomendasikan pada anak -
anak usia dibawah 15 tahun
Cefixime
PO 7 hari Anak – anak (lebih dari usia 3
bulan) : 20 mg/kg/hari dalam 2 dosis
terbagi
Dapat menjadi alternatif dari
Ciprofloxacin bagi anak – anak di
bawah 15 tahun
Amoksisilin
PO 14 hari Anak- anak : 75-100
mg/kg/hari dalam 3 dosis terbagi
Jika tidak adanya resisten (fully
sensitive)
FARMAKOLOGI
10. Antibiotik Dosis Keterangan
Kloramfenikol
PO 10-14 hari (tergantung tingkat
keparahan) Anak – anak 1-12 tahun : 100
mg/kg/hari dalam 3 dosis terbagi
Jika tidak adanya resisten
Tiamfenikol PO 5-6 hari 75 mg/kgBB/hari
Efek samping hematologis pada
penggunaan tiamfenikol lebih jarang
daripada kloramfenikol (alternatif 1)
Azitromisin
PO 6 hari 20 mg/kg/hari
Azitromisin efektif dan aman diberikan
pada anak-anak yang menderita demam
thypoid tanpa komplikasi
Ceftriaxone
IM/IV (3 menit) Infus (30 menit) 10 – 14 hari
(tergantung tingkat keparahan). Anak –
anak: 75 mg/kg sehari sekali
Salmonella typhi dengan cepat
berkembang resisten terhadap
(quinolone resistant). Pada kasus ini
gunakan ceftriaxone
11. KOMPLIKASI
Peritonitis
Perdarahan usus
PADA USUS HALUS
Perforasi usus
Kolesistitis
Meningitis Bronkitis
KOMPLIKASI DEMAM THYPOID DAPAT DIBAGI DALAM 2 BAGIAN MENURUT
(RAMPENGAN, 2008)
DILUAR USUS HALUS
12. Penyediaan air minum yang memenuhi syarat
Pemhuangan kotoran manusia secara higienis
Pemberantasan lalat
Pengawasan pembelian makanan
1.
2.
3.
4.
UNTUK LINGKUNGAN
TERHADAP MANUSIA
Vaksinasi
menemukan dan mengobati karier
Pendidikan kesehatan masyarakat
1.
2.
3.
01
02
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN (RAMPENGAN, 2008) DAPAT DIBAGI MENJADI:
14. 1
2
5
6
3
4
7
Pola Istirahat dan Tidur
Pola Aktivitas dan Latihan
Pola Kognitif
8
9
10
11
Pengkajian
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Riwayat Pertumbuhan dan
Perkembangan
Imunisasi
Data Biografi
A. Riwayat Keperawatan
Keluhan Utama
Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat Psikososial
Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pola Eliminasi Alvi dan Urin
15. Mulut
Toraks dan Paru
Pengkajian
1
2
5
6
3
4
7
8
Kesadaran dan Keadaan umum
Kepala
Mata
Hidung
Abdomen
Ekstermitas dan Persendian
B. Pemeriksaan fisik
C. Pemeriksaan diagnostic dan hasil
1 Pemeriksaan jumlah leukosit
2
3
4
Anemia ringan, LED meningkat, SGOT, SGPT, dan fosfat alkali meningkat.
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan tinja
16. Gangguan pola tidur
berhubungan dengan
hipertemia
Defisit nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual
dan muntah
Hipertermia berbungan
dengan proses penyakit
Resiko ketidakseimbangan
cairan berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelelahan
Diagnosis keperawatan
Demam Thypoid
17. INTERVENSI
NO Diagnosis Tujuan Intervensi
1.
Hipertermia b.d proses
penyakit
Tujuan: Setelah dilakukan
tindakan Keperawatan 3×24
jam diharapkan suhu tubuh
anak dalam batas normal.
Kriteria hasil:
1. Tidak mengalami kejang
2. Suhu tubuh anak pada
rentang normal
Kaji suhu tubuh klien
Longgarkan pakaian anak
Sediakan tempat tidur yang
nyaman untuk anak.
Tingkatkan asupan cairan per
oral.
Ajarkan orang tua tentang
pemantauan suhu tubuh pada
anak
1.
2.
3.
4.
5.
18. NO Diagnosis Tujuan Intervensi
2.
Defisit nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
mual dan muntah
Tujuan: Setelah dilakukan
tindakan Keperawatan 3×24
jam diharapkan status nutrisi
anak terpenuhi.
Kriteria Hasil:
1. Nafsu makan anak
meningkat
2. Porsi makanan yang di
sajikan habis
3. Berat badan normal sesuai
usia
Monitor tinggi dan berat badan
pada anak, bandingkan dengan
nilai sebelumnya
Identidikasi alergi dan
intoleransi makanan
Berikan makanan kecil dan
sering dengan peningkatan
jumlah protein.
Anjurkan anggota keluarga
untuk memberikan makanan
sehat dari rumah sesuai pilihan
anak
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan
1.
2.
3.
4.
5.
19. NO Diagnosis Tujuan Intervensi
3.
Resiko
ketidakseimbangan
cairan berhubungan
dengan intake yang
tidak adekuat
Tujuan: Setelah dilakukan
tindakan Keperawatan 3×24
jam diharapkan keseimbangan
cairan meningkat
Kriteria hasil
1. Asupan cairan pada anak
terpenuhi
2. Anak tidak menunjukan
tanda-tanda dehidrasi
Monitor asupan cairan,
kehilangan cairan, jumlah dan
efek output urin.
Monitor berat badan anak
setiap hari.
Catat intake – output cairan
dan hitung balans cairan 24 jam
1.
2.
3.
4.
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelelahan
Tujuan: Setelah dilakukan
tindakan Keperawatan 3×24
jam diharapkan toleransi
aktivitas pada anak meningkat.
Monitor lokasi ketidak
nyamanan pada anak
Hindari gangguan yang tidak
perlu pada ruangan.
Berikan aktivitas bermain di
samping tempat tidur.
1.
2.
3.
20. NO Diagnosis Tujuan Intervensi
4.
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelelahan
Kriteria hasil:
1. Anak dapat melakukan
aktivitas dengan mudah
2. Anak tidak mengalami kelelah
4. Anjurkan anak untuk istirahat di tempat
tidur
5. Anjurkan orangtua untuk partisipasi dalam
meningkatkan aktivitas anak sesuai toleransi
sehari-hari
5.
Gangguan pola
tidur
berhubungan
dengan
hipertemia
Tujuan: Setelah dilakukan
tindakan Keperawatan 3×24 jam
diharapkan kualitas dan kuantitas
tidur membaik.
Kriteria hasil
1. Anak dapat istirahat dengan
baik
2 Anak tidak mengalami kesulitan
saat tidur
1 Identifikasi faktor penghambat tidur pada
anak
2 Berikan posisi tidur yang nyaman pada anak.
3 Hindari kebisingan pada lingkungan tidur
4 Ajak orangtua untuk menemani anak
sebelum tidur
5 Ajarkan kepada orantua teknik menidurkan
anak sebelum tidur
21. Tujuan implementasi keperawatan adalah meningkatkan
kesehatan klien, mencegah penyakit, pemulihan dan memfasilitasi
koping klien. Dalam implementasi rencana tindakan keperawatan
pada anak demam typhoid adalah mengkaji keadaan klien,
melibatkan keluarga dalam pemberian kompres hangat,
menganjurkan klien memakai pakaian tipis, mengobservasi reaksi
non verbal, mengkaji intake dan output klien, dan membantu
keluarga dalam memberikan asupan kepada klien.
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
22. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam
mecapai tujuan. Hasil yang diharapkan pada anak setelah
dilakukan tindakan keperawatan adalah orang tua mengatakan
demam berkurang dengan suhu 36,5 °C, orang tua mengatakan
nyeri sudah berkurang dan membantu mengontrol nyeri dengan
tehnik non farmakologi, orang tua mengatakan tidak terjadi
penurunan BB secara signifikan. Tindakan selanjutnya
mengobservasi keluhan klien dan pemeriksaan tanda-tanda vital
pasien.
EVALUASI
KEPERAWATAN