Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pentingnya membuat video dalam kegiatan penyuluhan, teknik pengambilan gambar video yang baik, serta tips editing video menggunakan smartphone."
1. V L O G
UNTUK PENYULUHAN
VIDEO BLOGGING
E V R I N A B U D I A S T U T I , S P
P E N Y U L U H P E R T A N I A N M U D A , B L O G E R
2. Konten video berupa audio visual, lebih
mudah dalam menyampaikan pesan
Lebih menarik
MENGAPA PERLU
MEMBUAT VIDEO?
Dapat memberikan gambaran yang lebih
konkrit, baik dari unsur gambar maupun
geraknya, lebih atraktif dan komunikatif.
Media yang memberi pengalaman
belajar
3. VIDEO DALAM PENYULUHAN
• Film/Video/VCD/DVD adalah rangkaian cerita yang berisi materi penyuluhan pertanian dibuat
dalam pita film dan diputar dengan proyektor film, atau pada pita video catridge yang diputar
pada video player/VCD/DVD player.
• Penyuluh Pertanian Muda (III/c - III/d)
Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk sinopsis dan skenario film/Video/VCD/DVD.
Tolok ukur :
Tersusunnya materi penyuluhan pertanian dalam bentuk sinopsis/skenario film/Video/VCD/DVD.
Bukti fisik :
a) Laporan pelaksanaan (Form A);
b) Bukti hasil pekerjaan berupa materi penyuluhan pertanian dalam bentuk sinopsis dan scenario
film/Video/VCD/DVD.
Pemberian angka kredit yaitu 0,362
PERATURAN MENTERI PERTANIAN
NOMOR 35/Permentan/OT.140/7/2009
4. Bahkan dalam perlombaan : seringkali diminta bentuk video baik profile
maupun kinerjanya (aktivitas penyuluhan)
VIDEO DALAM PENYULUHAN
5. Jenis Media CONTOH KELEBIHAN KELEMAHAN
Media
Penyuluhan
Visual, Audio
Visual atau
Terproyeksi
Slide film, movie film,
film strip, video
(VCD,DVD) film, TV,
komputer
Dapat memberikan gambaran
yang lebih konkrit, baik dari
unsur gambar maupun
geraknya, lebih atraktif dan
komunikatif
Biaya produktif
relative mahal,
produksi
memerlukan waktu
dan diperlukan
peralatan yang tidak
murah
VIDEO DALAM PENYULUHAN
6. • Klasifikasi media berdasarkan pancaindra: media audio visual ransangan melalui indera
pendengaran dan indera penglihatan antara lain film, siaran TV, video.
• Klasifikasi media berdasarkan tingkat pengalaman belajar: media yang memberi
pengalaman belajar melalui audio visual aids (AVA) : film, slide, kaset dan rekaman.
• Klasifikasi media berdasarkan bentuk/karakteristik media: media terproyeksi : film, film
slide, siaran TV
• Klasifikasi media berdasarkan daya liput/jumlah sasaran: media massal : siaran radio,
siaran TV & media cetak
.
VIDEO DALAM KLASIFIKASI
7. Klasifikasi Media Alternatif Pemilihan Media sesuai dengan aspek Perilaku Sasaran
Sikap Pengetahuan Ketrampilan
Media audio visual/
terproyeksi
Video TV
LCD Film
Film strip
Presentasi
Transparansi
Film slide
Film strip
Video TV
Presentasi
Film slide
Film strip
Video
TV
Presentasi
Media terekam Rekaman siaran
Radio
CD, DVD, rekaman
CD, DVD rekaman
Rekaman siaran radio
CD, DVD
rekaman
8.
9.
10. Tentukan tema dari video yang dibuat:
vlog, dokumenter, tutorial, film pendek,
story telling, dan lain-lain
Durasi video yang baik untuk keperluan vlog = 3-5 menit, jika ingin membuat lebih
dari itu maka harus memastikan video yang dibuat sangat menarik tidak
membosankan.
Jika berbentuk film atau video yang bercerita yang melibatkan tim, sebaiknya
membuat skenario.
11.
12.
13. Untuk menghindari video tremor, gunakan tripod/gorilla pod/teknik
mengempitkan kedua tangan ke tubuh jika tidak memiliki tripod
Hindari penggunaan zoom out dan zoom in terlalu banyak,
apabila menggunakannya lakukan dengan smooth atau perlahan
Short dan simple, ambil adegan cukup banyak agar
tampilan tidak monoton. Satu adegan bisa 10-20 detik
hingga satu menit, namun tetap memiliki masternya.
14. Gunakan berbagai macam angle sesuai kebutuhan
Ambil gambar detail
Hindari backlight (dapat menggunakan
cahaya buatan atau reflector)
Check sound jangan sampai terlalu noise
16. 1. Frog Eye Teknik pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan
dasar (alas) kedudukan obyek atau dengan ketinggian yang lebih rendah dari
dasar (alas) kedudukan obyek. Dengan teknik ini dihasilkan satu pemandangan
objek yang sangat besar.
17. 2. Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah obyek sehingga kesan objek jadi
membesar.
18. 3. Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan obyek. Hasilnya
memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri atau
pandangan mata seseorang yang mempunyai ketinggian tubuh tepat
tingginya sama dengan obyek. Sering disebut dengan normal shot.
19. 4. High Angle Sudut pengambilan dari atas obyek sehingga kesan obyek jadi
mengecil. Selain itu teknik pengambilan gambar ini mempunyai kesan
dramatis, yakni kesan kerdil.
20. 5. Bird Eye Teknik pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan
ketinggian kamera di atas ketinggian obyek yang direkam. Hasil perekaman teknik ini
memperlihatkan lingkungan yang demikian luas dengan benda-benda lain yang
tampak di bawah demikian kecil.
21. 6. Slanted Jenis shot ini merupakan perekaman dengan sudut tidak frontal dari
depan atau frontal dari samping obyek, melainkan dari sudut 45‘ dari objek,
sehingga obyek yang lain ikut masuk kedalam bingkai rekam.
22. 7. Over Shoulder Shot ini merupakan versi close-up dari slanted shot
sehingga seakan-akan objek lain di-shot dari bahu obyek utama.
23.
24. 1. Extreme Close Up (ECU) Pengambilan gambar sangat dekat sekali, sampai pori-
pori kulit pun terlihat. Memperlihatkan detail suatu obyek secara jelas.
25. 2. Big Close Up (BCU) Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dagu obyek.
Menonjolkan obyek untuk menimbulkan ekspresi tertentu.
26. 3. Close Up (CU) Pengambilan gambar dari tepat atas kepala sampai
bawah leher. Untuk memberi gambaran obyek secara jelas.
27. 4. Medium Close Up (MCU) Ukuran gambar sebatas kepala hingga dada. Untuk
menegaskan profile seseorang.
28. 5. Medium Shot (MS) Ukuran gambar sebatas dri kepala hingga pinggang.
Bertujuan untuk memperlihatkan sosok seseorang.
29. 6. Full Shot (FS) Pengambilan gambar penuh dari atas kepala hingga kaki.
Memperlihatkan obyek secara keseluruhan.
30. 8. One Shot (1S) Pengambilan gambar satu obyek. Memperlihatkan seseorang
dalam in frame.
31. 9. Two Shot (2S) Pengambilan gambar dua obyek. Biasanya memperlihatkan
adegan dua orang sedang bercakap.
32. 10. Group Shot (GS) Pengambilan gambar sekelompok orang. Misalnya ada adegan
pasukan sedang berbaris atau lainnya.
33. Teknik Pencahayaan
Key Light
Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek,
ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.
Fill light
Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk
menghilangkan bayangan objek yang disebabkan
oleh key light.
Back Light
Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi
untuk meberikan dimensi agar subjek tidak
“menyatu” dengan latar belakang.
35. Editing Video
• Gunakan aplikasi atau software yang familiar
• Tidak perlu software canggih asalkan kualitas video dan cara
pengambilan bagus maka video yang dihasilkan juga pasti bagus,
kecuali memang sudah ahli menggunakan software berat, silahkan
lanjut terus
• Aplikasi yang banyak digunakan: Power Director, KineMaster, Filmora,
Videoleap
Yuk praktik mengedit video dengan
smartphone menggunakan aplikasi
Power Director
36.
37. MAKSIMALKAN SMARTPHONE
• Ambil bahan dengan video
• Editing langsung di smartphone (dapat dicicil, editing sambil tiduran
atau sambil ngemil it’s okay
• File jadi, langsung tayang
38. KALAU SUDAH JADI: TAYANGKAN!
• Berikan judul menarik, judul menggunakan kata kunci
• Masukkan kata kunci ke dalam deskripsi dan juga tag
• Gunakan hashtag atau tanda pagar
• Share di media sosial