Studi literatur merupakan proses penting dalam penelitian untuk mempelajari hasil penelitian terdahulu guna mendukung penelitian berjalan. Studi literatur memegang peran penting meski berbeda dengan kerangka teori, dan memerlukan waktu sepertiga dari keseluruhan penelitian karena prosesnya yang cukup sulit. Peneliti diharapkan dapat mengkritisi hasil penelitian terdahulu dan melengkapi kekurangannya gun
2. • Pada umumnya peneliti akan melakukan serangkaian studi literatur
atau tinjauan pustaka untuk mencari berbagai data terkait topik
penelitiaan yang dilakukannya.
• Peneliti pun perlu mengetahui terlebih dahulu apakah ada
penelitian serupa sebelumnya atau tidak. Sehingga tidak
mengherankan bila studi literatur kerap bahkan dilakukan sebelum
peneliti memulai penelitiannya.
3. • Sebagaimana yang dituturkan oleh Donna L. Bahry (1995: 39), studi
literatur adalah serangkaian proses untuk mempelajari hasil
penelitian yang diterbitkan oleh peneliti sebelumnya guna
mendukung penelitian yang sedang dilakukan.
• Dengan kata lain, studi literatur merupakan proses interpretasi
terhadap tulisan yang telah dipublikasi sebagai referensi dalam
penelitian.
• Laura Roselle dan Sharon Spray (t.t.: 18) bahwa umumnya studi
literatur dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi penelitian
yang dilakukan, bukan untuk membangun pengetahuan umum. Hal ini
merujuk pada pengertian literatur itu sendiri sebagai published
scholarship, dan reviewing adalah meninjau literatur ilmiah.
• Sehingga studi literatur (literature review) adalah proses membaca
dan meninjau literatur ilmiah yang telah dipublikasikan dalam
suatu bidang kajian tertentu.
4. • Studi literatur kerap dianggap sebagai langkah yang cukup penting dalam
membangun sebuah teori.
• Dengan data-data yang didapatkan melalui studi dari fokus permasalahan
yang diangkat, yang mana kemungkinan penelitian tersebut menghasilkan
sebuah teori. literatur, sedikit demi sedikit peneliti bisa menyusun jawaban
• Namun, Studi literatur berbeda dengan kerangka teori, meski keduanya
sama-sama membantu peneliti untuk “berteori” dalam penelitiannya.
• Menurut Bahry (1995), studi literatur cenderung berisi uraian tentang
penelitian-penelitian sebelumnya terkait permasalahan yang serupa.
Sedangkan kerangka teori merupakan dukungan dasar teoritis sebagai
dasar pemikiran dalam rangka pemecahan masalah yang menjadi fokus
peneliti.
5. • Adapun beberapa alasan di balik signifikansi kebutuhan seorang
peneliti atas studi literatur:
• Pertama, untuk pemastikan apakah penelitian tersebut sudah
pernah diteliti atau tidak sebelumnya. Ada dua kemungkinan terkait
hal ini, yaitu (1) memudahkan peneliti karena tidak memulai
penelitian dari nol—baik dari segi hipotesis atau rumusan
masalah—atau (2) menyusahkan peneliti karena harus mencari
pembeda antara penelitiannya dengan penelitian yang sebelumnya
agar tidak diklam sebagai bentuk plagiarisme (Susanto, 2015).
• Kedua, membantu peneliti untuk mempelajari kesuksesan dan
kegagalan dari penelitian sebelumnya. Hal ini tentu saja cukup
penting agar peneliti tidak jatuh dalam lubang yang sama dengan
peneliti sebelumnya.
6. • Selain itu, hal ini pula yang kemudian akan menjadi motivasi peneliti untuk
menghasilkan karya yang lebih baik dari sebelumnya.
• Ketiga, menambah pengetahuan peneliti untuk mengembangkan penelitian,
mengingat tidak menutup kemungkinan bahwa penelitian sebelumnya dijadikan
patokan untuk menjawab semua permasalahan yang diangkat oleh sang peneliti.
• Keempat, karena adanya standar penelitian yang mengharuskan peneliti untuk
mencantumkan literatur-literatur ilmiah ke dalam karnyanya.
• Kelima, berperan dalam membangun hubungan antara berbagai proyek
penelitian guna mengembangkan pengetahuan menjadi lebih baik (Bahry, 1995:
39-41; Roselle & Spray, t.t.: 17-8).
• Karena itu, meskipun studi literatur hanya salah satu dari bagian penelitian,
setidaknya peneliti perlu meluangkan sepertiga dari seluruh waktu penelitiannya
hanya untuk melakukan studi literatur. Selain karena cukup sulit, studi literatur
merupakan tahap yang dapat menentukan arah penelitian yang dilakukan
7. • Bahry (1995: 41-4) menyebutkan bahwa biasanya peneliti
melakukan studi literatur di perpustakaan dalam rangka
mencari data yang mana hal ini berarti peneliti harus
mempersiapkan diri sebelum pergi ke perpustakaan digital,
yakni dengan (1) mengidentifikasi dan spesifikasi keperluan, (2)
merencakan manajemen waktu yang akan dihabiskan saat di
perpusatakaan, (3) memaksimalkan seluruh sumber yang ada
di perpustakaan, dan (4) mencatat informasi atau data-data
yang ditemukan. Setelah itu, barulah peneliti dapat
menerapkan systemic bibliography search dalam melakukan
studi literaturnya.
8. • Cara tersebut terbagi menjadi tiga tahap, antara lain: (1)
memahami betul subtopik yang sedang diteliti, (2)
menentukan kata kunci yang dapat mewakili subtopik
tersebut, dan (3) mencari kata kunci tersebut di indeks
literatur yang akan ditinjau. Tahap-tahap ini dinilai dapat
memudahkan peneliti untuk mencari data secara efektif dan
efisien
9. • Lebih lanjut, dalam melakukan studi literatur peneliti harus bisa
membedakan mana sumber yang ilmiah dan mana yang tidak.
Pasalnya, literatur yang dicetak belum tentu dapat
dikategorikan sebagai literatur ilmiah yang reliabel dan valid,
mengingat tidak sedikit pihak yang mengklaim hasil karyanya
ilmiah, tetapi nyatanya tidak demikian.
• Merujuk pula pada kenyataan bahwa semua sumber tidak
diciptakan sama. Untuk itu, peneliti harus memperhatikan
indikator tingkat reliabilitas dan validitas sumber literatur yang
ilmiah (Roselle & Spray, t.t.: 21-2).
10. • Pertama, target penelitian yang biasanya merupakan para
akademisi, profesional, dan pelajar.
• Kedua, bahasa penulisan yang bersifat teknikal dan kerap
menggunakan istilah-istilah ilmiah.
• Ketiga, tingkat kedetailan yang cukup tinggi.
• Keempat, struktur penulisan yang biasanya terdiri dari abstrak,
pendahuluan, studi literatur, kesimpulan, dan referensi.
• Kelima, terdapat catatan kaki, endnote, atau sitasi.
• Keenam, terdapat bibliografi di bagian akhir tulisan.
• Ketujuh, dicantumkan tanggal publikasi, baik berupa nomor
volume ataupun nomor isu.
11. • Studi literatur merupakan proses untuk mempelajari hasil
penelitian yang diterbitkan oleh peneliti terdahulu guna
mendukung penelitian yang sedang dilakukan.
• Studi literatur memegang peran penting dalam sebuah penelitian
karena memang dapat menentukan arah penelitian itu sendiri.
Namun perlu diingat bahwa studi literatur berbeda dengan
kerangka teori.
• Studi literatur berisi uraian tentang penelitian-penelitian
sebelumnya terkait permasalahan yang serupa, sementara
kerangka teori merupakan dukungan dasar teoritis sebagai dasar
pemikiran penelit
12. • peneliti harus meluangkan setidaknya sepertiga dari seluruh waktu
penelitiannya hanya untuk studi literatur. Sebab, tidak dipungkiri bahwa
memang studi literatur terbilang cukup sukar untuk dilakukan.
• Studi literatur tidak sesederhana membaca dan meninjau karya orang
lain, tetapi studi literatur memerlukan interpretasi dan pemahaman yang
tepat agar bisa berkaitan dengan topik yang sedang diteliti.
• Peneliti diminta untuk kritis dan tidak mudah sependapat dengan
pernyataan-pernyataan peneliti terdahulu dalam melakukan studi literatur.
Tentunya hal ini dilakukan guna menghasilkan karya ilmiah yang benar-benar
baru dan lebih valid. Dapat dibayangkan bila peneliti dengan mudah percaya
dan setuju dengan penelitian terdahulu. Hasil karyanya pun tidak akan lebih
dari sekadar “pengikut” peneliti sebelumnya.
• Melakukan studi literatur, diharapkan seorang peneliti dapat melengkapi
kekurangan atau membenarkan kesalahan peneliti terdahulu agar
kesalahan tersebut tidak terus berlanjut hingga masa kedepannya.
13. Referensi
• Bahry, Donna L. 1995. “Setting the Foundation: Techiques of
Systematic Bibliograpical Seach” dalam Jarol B. Manheim dan Richard
C. Rich, Empirical Political Analysis: Reseach Method in Political
Science. London, Longman Publisher, hlm. 39-55.
• Roselle, Laura dan Sharon Spray. t.t. “Scholarly Literature and The
Literature Review”, dalam Research and Writing in International
Relations. New York: Pearson Longman, hlm.17-34.
• Susanto, Joko. 2015. From Theory to Text: Literature Review. Materi
disampaikan pada kuliah Analisis Hubungan Internasional minggu ke-
8. Departemen Hubungan Internasional, Universitas Airlangga.