SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI
Oleh: Khomsidah
I. Pendahuluan
Siapapun yang telah melangsungkan pernikahan, tentunya meninginkan
terbentuknya rumah tangga yang sakinah mawadah wa rahmah. Memiliki
kehidupan keluarga yang harmonis tentu merupakan dambaan dan impian setiap
insan. Hidup dengan tentram bahagia, tanpa ada permasalahan yang berarti yang
dapat merusak keutuhan rumah tangga atau mengurangi kehangatan rumah
tangga.
Salah satu kunci keluarga bahagia yaitu adanya pemahaman dan
pelaksanaan hak dan kewajiban suami istri dalam bahtera rumah tangga, karena
itu diperlukan kerjasama antara suami dan istri dalam membangun keharmonisan
rumah tangga dan dengan didasari ilmu agama, sehingga keluarga tersebut akan
menjadi sakinah. Seorang suami yang beriman akan mampu menjadi kepala
rumah tangga yang baik dan kelak membawa keluarganya menuju surga, begitu
pula seorang istri ṣaliḥah tentunya yang selalu taat pada suaminya serta mampu
membawa keluarganya senantisa dalam kebaikan.
Seorang istri harus menunaikan hak dan kewajiban suami secara sempurna
jangan diremehkan atau ditunda-tunda. Seorang wanita bahkan belum dianggap
menunaikan hak-hak rabb-Nya (meskipun ia mengucapkan atau melakukan
berbagai kebaikan dan ketakwaan) selama ia belum melaksankan hak-hak
suaminya atau justru menyepelekanya. Dalam firman Allah al-Baqarah:228 :





Artinya: Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami mempunyai
satu tingkatan kelebihan dari pada isterinya.
2
II. Hak dan Kewajiban Suami
Apabila akad nikah telah berlangsung dan sah memenuhi syarat rukunya,
maka akan menimbulkan akibat hukum. Dengan demikian, akan menimbulkan
pula hak dan kewajiban selaku suami istri dalam keluarga.
A. Ḥadith
ٍ‫د‬ْ‫ي‬َ‫ز‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫اد‬ََّ‫َح‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ا‬َُ‫ُه‬َ‫ال‬ِ‫ك‬ ٍ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬ ُ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫ت‬ُ‫ق‬َ‫و‬ ُِّ‫اِن‬َ‫ر‬ْ‫ه‬َّ‫الز‬ ِ‫ع‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫الر‬ ‫و‬ُ‫َب‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫َّث‬‫د‬َ‫ح‬-ِ‫ع‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫الر‬ ‫و‬ُ‫َب‬‫أ‬ َ‫ال‬َ‫ق‬
ٌ‫اد‬ََّ‫َح‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫َّث‬‫د‬َ‫ح‬-ِ‫َِب‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ة‬َ‫ب‬َ‫ال‬ِ‫ق‬ ِ‫َِب‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫وب‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫َّث‬‫د‬َ‫ح‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ب‬ْ‫و‬َ‫ث‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫اء‬َْ‫َْس‬‫أ‬َِّ‫اّلل‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ َ‫ال‬َ‫ق‬-
‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬-«ِ‫ه‬ِ‫ال‬َ‫ي‬ِ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ه‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ٌ‫ار‬َ‫ين‬ِ‫د‬ ُ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ ُ‫ه‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ٍ‫ر‬‫ا‬َ‫ين‬ِ‫د‬ ُ‫ل‬َ‫ض‬ْ‫ف‬َ‫أ‬ُ‫ه‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ٌ‫ار‬َ‫ين‬ِ‫د‬َ‫و‬
َِّ‫اّلل‬ ِ‫يل‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ِ‫ِف‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫َص‬‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ه‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ٌ‫ار‬َ‫ين‬ِ‫د‬َ‫و‬ َِّ‫اّلل‬ ِ‫يل‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ِ‫ِف‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َّ‫ب‬‫ا‬َ‫د‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬.»َ‫ة‬َ‫ب‬َ‫ال‬ِ‫ق‬ ‫و‬ُ‫َب‬‫أ‬ َ‫ال‬َ‫ق‬
َ‫و‬َ‫ال‬َ‫ق‬ َُّ‫ُث‬ ِ‫ال‬َ‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ب‬ َ‫أ‬َ‫د‬َ‫ب‬ٍ‫ر‬‫ا‬َ‫غ‬ِ‫ص‬ ٍ‫ال‬َ‫ي‬ِ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ٍ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫َج‬‫أ‬ ُ‫م‬َ‫ظ‬ْ‫َع‬‫أ‬ ٍ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ ُّ‫َى‬‫أ‬َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫ب‬َ‫ال‬ِ‫ق‬ ‫و‬ُ‫َب‬‫أ‬
.ْ‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫غ‬ُ‫ي‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َُّ‫اّلل‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ع‬َ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ُّه‬‫ف‬ِ‫ع‬ُ‫ي‬1
Artinya: diceritakan oleh Abū Rabī’ al-Zahranī dan Qutaibah bin Sa’īd dari
Ḥammād bin Zaid, Abū Rabī’ berkata diceritakan Ḥammād diceritakan dari
Ayyūb dari Abī Qilābah dari Abī Asmā’ dari Thaubān berkata, Rasulullah
bersabda: “sebaik-baiknya dinar adalah dinar yang diinfakkan seorang laki-laki
kepada keluarganya, dan dinar yang diinfakkan seorang laki-laki yang diinfakkan
untuk kendaraanya di jalan Allah, serta dinar yang diinfakkan kepada sahabatnya
dijalan Allah. Abū Qilābah berkata: “dimulai dengan keluarga kemudian ia
berkata lagi: “pahala seorang laki-laki yang besar adalah pahala laki-laki yang
memberi infak kepada keluarganya, Allah akan menjaga dan memanfaatkan dan
mencukupinya.
Dalam riwayat lain disebutkan:
1
Abū Ḥusain Muslim bin al-Ḥajāj bin Muslim al-Qushairī al-Naisābūrī, Ṣahīh Muslim, (Bairut: Darul
al-Afāq al-Jadīdah,tth), 3:78.
3
‫اِب‬ ‫عن‬‫ير‬‫ر‬‫ه‬‫هللا‬ ‫رضي‬‫أن‬ :‫عنه‬‫هللا‬ ‫رسول‬‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬: ‫قال‬‫((ال‬‫أ‬‫ر‬‫م‬ ‫ال‬ ّ‫حيل‬
‫أن‬‫تصوم‬‫شاهد‬ ‫وزوجها‬‫بإذنه‬ ّ‫ال‬‫إ‬,‫وال‬‫بإذنه‬ ّ‫ال‬‫إ‬ ‫بيته‬ ‫ِف‬ ‫تأذن‬))2
Artinya: Dari Abī hurairah raḍiallahu’anhu, sesungguhnya Rasulullah bersabda:
“seorang wanita tidak diperbolehkan berpuasa (sunah) ketika suaminya berada di
rumah kecuali dengan izin darinya. Ia juga tidak boleh mengizinkan orang lain
masuk ke rumah suaminya kecuali dengan izin darinya”.
B. Rawi A’lā
Beliau adalah Thaubān al Nabawī budak yang dimerdekakan oleh Rasulullah
Ṣalaallahu’alaihi wasalam. Dahulu Thaubān ditawan di bumi Hijaz kemudian
dibeli oleh Rasulullah dan kemudian dimerdekakan. Setelah Thaubān selalu
bersama Rasulullah ia banyak menghafal ilmu, umurya panjang dan ia terkenal.
Thaubān dijuluki Abā Abdullah dan Abā ‘Abdur Rahman, ada yang mengatakan
ia adalah orang Yaman dan ayahnya bernama Jaḥdar dan pendapat lain Bujdad.
Diantara orang-orang yang bercerita tentang Thaubān yaitu: Shadād bin Aus,
Jubair bin Naufir, Ma’dān bin Ṭalḥah, Abū al-Khair al-Yajnī, Abū Asmā` al-
Raḥibī, Idrīs al-Khaulānī, Abū Kabshah al-Sulūlī, Abū Salamah bin Abdur
Rahman, Khālid bin Ma’dān dan Rāshid bin Sa’ad.
Thaubān bertempat di Ḥamṣ, Mush’ab bin al-Zubairī berkata: “ Thaubān
bertemapat di Ramlah dan mempunyai rumah disana, daerah tersebut merupakan
dearah Yaman”. Ibnu Sa’ad berkata: “ia bertempat di Ḥamṣ memiliki rumah
disana dan wafat pada tahun 54 H”. Banyak yang mengatakan Thaubān adalah
golongan orang ḥumair. Abdu Ṣomat menyebutkan dalam bukunya tarīkh ḥamṣ:
“sesungguhnya Thaubān berasal dari al-Hān dan wafat di Ḥamṣ dan rumahnya
diberikan kepada orang faqir al-Hān. Ibnu Yūnus berkata: “ia ikut dalam
penahlukan kota Mesir dan terlibat langsung. Dan Ibnu Mandah berkata:
“Thaubān mempunyai rumah di Ḥamṣ, Ramlah dan Mesir.3
2
Al-Imām Abī Zakayā Yahyā bin Sharaf al-Nawawī al-Dimashqī, Riyāḍu al-Ṣāliḥīn, (Surabaya:
Maktabah Imārata Allah, tth), 116-117.
3
Shamsu al-Dīn bin Muhammad bin Ahmad ‘Uthmān al-Dhahabī, Siyarr A’lā al-Nubala’, (Bairut:
Muasasah al-Risālah, 1993), 3:15-17.
4
‘Ᾱṣim al-Aḥwal berkata, dari Abī al-‘Ᾱliyah bahwa nabi berkata: “barang
siapa yang mau menanggung aku untuk tidak meminta sesuatu kepada seseorang
dan aku akan menjaminya di surga. Dan Thaubān menjawab dengan tegas: “saya”,
dengan begitu ia tidak pernah meminta sesuatu pada orang lain. Sharīkh bin Ubaid
berkata: “Thaubān sakit di Ḥamṣ dan keberadaan Abdullah bin Qarṭ yang berada
di Ḥamṣ juga, namun Qarṭ tidak menjenguknya. Datanglah seorang laki-laki yang
menjenguknya, Thaubān berkata kepada laki-laki tersebut: “apakah kamu mau
menulis? Dan ia menjawab: “ia”.
Thaubān berkata tulislah untuk Abdullah bin Qarṭ dari Thaubān, amā ba’du:
“andai kata nabi Musa dan nabi Isa mempunyai budak kemerdekaan disamping
kamu, maka saya akan menjenguknya”. Kemudian surat tersebut dikirim dan
ketika Qarṭ membaca ia terkejut. Seorang yang melihat keterkejutan Qarṭ
bertanya: “sebenarnya ada perkara apa yang menjadikan Qarṭ itu terkejut setelah
membaca surat?”. Setelah itu Qarṭ menjenguk Thaubān namun hanya duduk
sebentar dan kemudian berdiri, Thaubān memegang Qarṭ dan berkata: “jangan
tergesa-gesa duduklah sebentar saya akan bercerita denganmu. Saya mendengar
Rasulullah bersabda: “Seseorang akan masuk surga dari umatku tujuh ribu tanpa
hisab dan siksaan beserta masing-masing seribu terdapat tujuh ribu. Ahmad
mengeluarkan ḥadith ini dengan musnadnya dari Thaur bin Yazīd sesungguhnya
Thaubān wafat di Ḥamṣ pada tahun 54 H.4
C. Makna Gharīb
‫عيال‬ : keluarga, famili.
ّ‫داب‬ : yang melata, binatang melata, binatang untuk kendaraan dan angkutan.5
D. Analisa Ḥadith
Kedua ḥadith diatas merupakan ḥadith ṣahih, karena ḥadith yang pertama
diambil dari ṣahih muslim, dan ḥadith yang kedua dari Riyāḍu al-Ṣāliḥīn yang
ditertera muttafaqan ‘alaih yang sudah disepakati Bukhari. Ḥadith Menjelaskan
4
Ibid., 17-18
5
Atabik Ali a. Zuhri Muhḍor, Kamus Krapyak al-‘Aṣrī, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, tth), 872
5
bahwa dalam suatu ikatan pernikahan, seorang suami mempunyai hak-hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang istri. Hak dan kewajiban tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Nafkah
Suami sebagai pemimpin rumah tangga yang memiliki hak dan kewajiban
yang didapatkan dari istri dan anak-anaknya. Istri menghormati suami dan anak-
anak menghormati ayahnya, Allah berfirman pada surat al-Nisa’:34:






Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka.
Suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari pada istrinya yaitu suami
wajib ditaati oleh istrinya karena seorang saumi telah memberikan maskawin
(mahar) dan nafkah untuk kesejahteraan istri.6
Kewajiban seorang suami untuk
memberikan nafkah terhadap istri seperti nafkah makanan, pakaian dan tempat
tinggal yang mencukupi. Kondisi suami dan istri bisa kaya atau miskin atau salah
satunya yang demikian, dengan kondisi tersebut kadar nafkah ditentukan kondisi
suami. Ketika seorang suami memiliki leluasan rizki (kaya), hendaknya
memberikan nafkah sesuai dengan keluasan rizkinya atau ketika rizkinya sedikit
(miskin) hendaknya ia memberikan nafkah menurut kemampuanya. Ia tidak harus
membebani dirinya dengan sesuatu yang berada diluar jangkauanya. Sebab, Allah
tidak membebani manusia dengan sesuatu yang belum dikaruniakan kepada
mereka.7
6
Musa Turoichan, Kado Perkawinan, (Surabaya: Ampel Mulia, 2009), 37-38.
7
Muhammad bin Shakir al-Sharif, 40 ḥadith Wanita, (Jakarta: Umul Qura, 2014), 313-318.
6
b) Mahar
Mahar (maskawin) menurut bahasa adalah sesuatu yang wajib dibayar
sebab pernikahan, sedangkan menurut istilah yaitu sesuatu yang wajib dibayar
oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita sebab pernikahan.8
Diperbolehkan sebauh pernikahan tanpa harus menyebutkan maharnya, akan
tetapi jika tidak adanya mahar dalam pernikahan maka pernikahan tersebut batal.
Suatu pernikahan dimana pengantin wanita tidak diberikan sesuatu pun sebagai
maharnya, apabila terjadi perceraian, maka perceraian itu tidak dapat dibenarkan
kecuali setelah melalui pernikahan yang sah yaitu membayar mahar.
Jika pengantin wanita yang tidak diberikan mahar tersebut meminta
mahar, maka harus diberikan kepadanya. Jika keduanya (suami dan istri) sama-
sama menyetujui atas sesuatu yang boleh dimiliki, maka hal itu boleh menjadi
maharnya, ketika terjadi perbedaan antara laki-laki dan si wanita tersebut, maka
diberikan mahar yang semisal denganya, baik hal itu lebih disukai atau tidak oleh
dirinya maupun suaminya.9
c) Mentaati Suami dalam Seluruh Perkara kecuali Maksiat.
Istri wajib mentaati perintah suami kecuali perbuatan maksiat dan yang
melanggar hukum agama Islam. Istri juga wajib menolak perintah suami untuk
berbuat maksiat kepada Allah karena apabila ia menaati suaminya berarti ia
berbuat dosa sebagaimana suaminya berdosa karena telah memerintahkanya
bermaksiat. Sabda nabi:
‫أ‬‫ر‬‫امل‬ ‫على‬‫مبعص‬ ‫يؤمر‬ ‫أن‬ ّ‫ال‬‫إ‬ ‫كره‬‫و‬ ّ‫أحب‬ ‫فيما‬ ‫الطاعة‬‫و‬ ‫ع‬ّ‫الس‬ ‫املسلم‬‫أمر‬ ‫فإن‬ ‫ية‬
‫طاعة‬ ‫وال‬ ‫ْسع‬ ‫فال‬ ‫مبعصية‬
Artinya: wajib bagi orang islam mendengarkan dan taat kepada apa yang ia
senangi dan ia benci, kecuali diperintah untuk maksiat. Apabila diperintah untuk
maksiat maka tidak ada kewajiban mendengarkan dan tidak ada kewajiban taat.
Ketaatan seorang istri kepada suami termasuk memenuhi panggilan suami
ke tempat tidur dan tidak boleh menolak suami, kecuali dalam keadaan haid atau
8
Tim Kajian Ilmiah FKI Ahla Ṣuffah 103, Kamus Fiqh, (Kediri: Purna Siswa MHM, 2013), 413.
9
Shaiḥ Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita, (Jakarta: Pustaka al-Kauthar, 2014), 434-435.
7
sakit.10
Dianjurkan seorang suami untuk menjelaskan bahwa perbuatan menentang
atau berani kepada suami dapat menggugurkan kewajiban pemberian nafkah dan
kewajiban mendatangi giliran berkunjung jika berpoligami, hal yang demikian
akan menjadikan istri untuk selalu taat kepada suami.11
Ketika seorang istri
nusyūz yaitu membangkangnya istri dari kewajiban-kewajiban terhadap suaminya,
sementara yang dikendaki kewajiban-kewajiban istri bagi suami adalah taat dan
bergaul dengan baik, menyerahkan diri dan senantiasa dirumah.
Jika suami menemui pertentangan tersebut langkah yang ditempuh adalah
menasehati dengan penuh kasih sayang dan mengarahkan istri menuju jalan yang
lebih baik. Jika cara tersebut tidak kunjung membuahkan hasil maka boleh bagi
suami untuk menjerakan istri dengan hukuman fisik seperti menepuk, mencubit
dan sebagainya. Langkah tersebut dilakukan agar istri jera dengan hukuman yang
diberikan. Sementara apabila dengan langkah tersebut justru akan membuat
istrinya semakin membangkang maka tidak perlu dilakukan. Apabila suasana
panas diantara suami istri tidak dapat diselesaikan secara intern terpaksa
dituntaskan ke pengadilan.12
d) Mendidik Istri.
Seorang suami harus menuntun istrinya pada jalan kebenaran, dengan cara
memberi pendidikan terhadap istri secara baik, meskipun istrinya adalah seorang
yang terpelajar. Sebab kaum wanita bagaimana pun diciptakan dalam keterbatasan
dalam segi akal dan beragama, kecuali hanya sedikit saja yang mempunyai akal
panjang dan beragama kuat. Suami memberi pendidikan kepada istri berupa
pengetahuan agama (Islam), meliputi hukum-hukum bersuci (ṭaharah) seperti tata
cara mandi dari ḥadath besar semisal ḥaiḍ, nifas dan junub. Begitu pula tata cara
bersuci dari ḥadath kecil seperti wuḍu dan tayamum. Bagi suami juga wajib
mengajarkan tenteng hukum ḥaiḍ dan apa saja yang berkaitan, seperti mengqaḍak
ṣalat setelah ḥaiḍnya tuntas, memberikan pengajaran terdahap masalah ibadah
farḍu (wajib) dan sunah, seperti pengetahuan tentang ṣalat, zakat, puasa dan haji.
10
Musa, Kado Perkawinan, 39.
11
Shaiḥ Muhammad bin Umar al-Nawawi, Sharah ‘Uqudulijain, terj. M. Alī Shaẓili Iskandar
(Surabaya: al-Miftah, 2011), 37.
12
Tim Kajian, Kamus Fiqh, 403-404.
8
Jika seorang suami telah memberi pendidikan tentang persoalan pokok
tersebut, maka istri tidak dibenarkan keluar rumah untuk bertanya kepada ulama’.
Tetapi kalau pengetahuan yang dimiliki suami tidak memadai, maka sebagai
gantinya suami sendiri yang harus siap untuk bertanya kepada ulama’ yang
kemudian menyampaikan hasilnya kepada istri, artinya istri tetap tidak
diperkenankan keluar rumah. Namun, ketika suami tidak mempunyai kesempatan
dan waktu untuk bertanya, maka istri diperbolehkan keluar rumah untuk bertanya
tentang persoalan agama yang dibutuhkan, bahkan hukumnya wajib.13
e) Istri tidak Boleh Berpuasa Sunah, kecuali Seizin Suaminya.
Seorang isrti tidak diperbolehkan puasa sunah ketika sang suami berada di
rumah tanpa izin darinya, karena suami berhak mendapatkan kesenangan bersama
istrinya yang harus segera ditunaikan dan tidak boleh ditunda dikarenakan sang
istri sedang puasa sunah.14
ḥadith diatas hanya sebatas puasa sunah, sebab dalam
puasa wajib seorang istri tidak perlu izin kepada seorang pun. Dan maksud dari
“suami berada di rumah” adalah suami ada di rumah. Ini dapat diartikan bahwa
istri boleh menunaikan puasa tanpa izin suaminya pada saat sang suami sedang
berada perjalanan jauh yang menghabiskan waktu satu hari atau lebih. Kondisi
seperti ini juga dapat dianalogikan ketika suami sedang sakit dan tidak mampu
memenuhi keinginanya terhadap istri. Dalam kondisi seperti ini puasa sunah sang
istri tidak akan menghalanginya dalam menunaikan hak suami.
Ibnu Hajar berkata: “ḥadith dalam bab ini menunjukan haramnya puasa
sunah bagi wanita tanpa izin sauminya, demikian menurut jumhur ulama’. ḥadith
ini juga menandakan bahwa hak suami atas istrinya lebih agung dari pada ibadah
sunah. Sebab, hak suami wajib untuk ditunaikan sementara menunaikan ibadah
wajib lebih diutamakan dari pada yang sunah”.15
f) Istri tidak Boleh Memasukkan Seorang Masuk Kerumah Suami kecuali
dengan Izinya.
13
Shaiḥ Muhammad bin Umar al-Nawawī, ‘Uqudulijain, 29-30.
14
Musa, Kado Perkawinan, 41.
15
Shaiḥ Muhammad al-Sharif, 40 ḥadith Wanita, 242-244.
9
Hak suami atas istrinya yang lain adalah seorang istri tidak boleh
memasukan orang lain tanpa izin suaminya, ia tidak boleh memasukan seorang
pun meski itu kerabat seperti: ayah, saudara dan lainya. Allah berfirman dalam
surat al-Nisaā’:34:




Artinya: Maka wanita yang ṣaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).
Maksud dari tidak boleh seorang istri memasukan seorangpun meski itu
kerabat yang boleh menemui dan berkhalwat denganya. Seperti ayah, saudara
laki-laki ibu atau yang lainya. Ia bahkan tidak boleh mengizinkan selain orang-
orang tersebut masuk ke tempat tertentu yang masih satu bangunan dengan rumah
suaminya. Meski hal tersebut tidak menyebabkan khalwat, kecuali dengan izin
suaminya. Izin dari suami dapat diketahui melalui perkataan yang jelas atau
tindakan lain yang menunjukan bahwa ia mengizinkan. Misal, sang suami
memberikan makanan, buah-buahan atau benda lain kepada istrinya seraya
berkata: “simpanlah makanan ini sampai ayahmu atau ayahku, ibumu atau abuku
atau orang lain datang kepada kita. Suguhkanlah makanan ini kepada mereka”.
Perkataan ini adalah isyarat bahwa suami mengizinkan kehadiran mereka.16
III. Kesimpulan
Pelaksanaan hak dan kewajiban dalam rumah tangga suami istri adalah hal
yang sangat penting yang membutuhkan kerjasama agar tercipnya bahtera rumah
tangga yang harmonis dengan didasari ilmu agama sehingga keluarga menjadi
sakinah mawadah warahmah. Hak-hak istri seimbang dengan kewajibanya
terhadap suami, tetapi seorang suami mempunyai tingkat kelebihan dari pada
istrinya karena laki-laki telah menafakahkan sebagian dari hartanya.
16
Ibid., 246-248.
10
Seorang suami berkewajiban menafkahi istriya, dan batasan nafkah untuk
istri yaitu mencukupi. Seorang suami juga berkewajiban untuk memberi mahar
(mas kawain) kepada istrinya, baik itu disebutkan dalam akad nikah atau tidak
disebutkan, namun jika tidak adanya mahar dalam pernikahan maka hukumnya
batal. Seorang suami wajib untuk ditaati dalam segala perkara kecuali dalam
perkara maksiat. Kewajiban suami untuk mendidik istrinya tentang pengetahuan
ilmu agama yang pokok seperti tentang ḥaid, ṣalat fardu atau sunah dan
sebagainya.
Hak suami atas istri diantaranya yaitu seorang istri tidak diperbolehkan
puasa sunah ketika suaminya berada di rumah kecuali dengan izinya, karena hak
suami wajib dilaksanakan dari pada yang sunah. Selain itu seorang istri tidak
membolehkan orang lain masuk ke rumah suaminya kecuali dengan izinya,
meskipun itu kerabat seperti ayah, ibu, saudaranya dan lain sebagainya.
11
Daftar Pustaka
Al-Qur’an
Dhahabī (al), Shamsu al-Dīn bin Muhammad bin Ahmad ‘Uthmān. “Siyar A’lā al-
Nubala’”. Bairut: Muasasah al-Risālah, 1993.
Dimashqī (al), Al-Imām Abī Zakayā Yahyā bin Sharaf al-Nawawī. “Riyāḍu al-
Ṣāliḥīn”. Surabaya: Maktabah Imārata Allah, tth.
Muhḍor, Atabik Ali a. Zuhri. “Kamus Krapyak al-‘Aṣrī”. Yogyakarta: Multi
Karya Grafika, tth.
Naisāburī (al), Abū Ḥusain Muslim bin al-Ḥajāj bin Muslim al-Qushairī. Ṣahih
Muslim. Bairut: Darul al-Afāq al-Jadīdah,tth.
Nawawi (al), Shaiḥ Muhammad bin Umar. “Sharah ‘Uqudulijain” terj. M. Alī
Shaẓili Iskandar. Surabaya: al-Miftah, 2011.
Sharif (al), Muhammad bin Shakir. “40 ḥadith Wanita”. Jakarta: Umul Qura,
2014.
Tim Kajian Ilmiah FKI Ahla Ṣuffah 103. “Kamus Fiqh”. Kediri: Purna Siswa
MHM, 2013.
Turoichan, Musa. “Kado Perkawinan”. Surabaya: Ampel Mulia, 2009.
Uwaidah, Shaiḥ Kamil Muhammad. “Fiqih Wanita”. Jakarta: Pustaka al-Kauthar,
2014.

More Related Content

What's hot

Bacaan tahlil 18-43
Bacaan tahlil 18-43Bacaan tahlil 18-43
Bacaan tahlil 18-43WAN ARIF
 
Ash sidqu wa al-kadzibu
Ash sidqu wa al-kadzibu Ash sidqu wa al-kadzibu
Ash sidqu wa al-kadzibu Lis Kuw
 
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-SunnahPagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-SunnahSakinah Saptu
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi BerpahalaMeski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahalatundungmemolo
 
Dosa keseharian
Dosa keseharianDosa keseharian
Dosa keseharianMaher Ali
 
Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2
Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2
Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2Amjad Rana
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala TundungMemolo1
 
Juz amma latin_tanpa_arab_mudah_dibaca_d
Juz amma latin_tanpa_arab_mudah_dibaca_dJuz amma latin_tanpa_arab_mudah_dibaca_d
Juz amma latin_tanpa_arab_mudah_dibaca_dAbuJahim
 
Pp Asmaul Husna Al Matiin
Pp Asmaul Husna Al MatiinPp Asmaul Husna Al Matiin
Pp Asmaul Husna Al MatiinVenna Yuniari
 
Bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnah
Bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnahBacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnah
Bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnahNoni Juliasari
 
Doa sederhana setelah sholat
Doa sederhana setelah sholatDoa sederhana setelah sholat
Doa sederhana setelah sholatAiniainaya Sakin
 
Materi Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi ImanMateri Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi ImanErwin Wahyu
 
Naskah kultum
Naskah kultumNaskah kultum
Naskah kultummaspuri1
 

What's hot (18)

Bacaan tahlil 18-43
Bacaan tahlil 18-43Bacaan tahlil 18-43
Bacaan tahlil 18-43
 
Ash sidqu wa al-kadzibu
Ash sidqu wa al-kadzibu Ash sidqu wa al-kadzibu
Ash sidqu wa al-kadzibu
 
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-SunnahPagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi BerpahalaMeski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
 
Dosa keseharian
Dosa keseharianDosa keseharian
Dosa keseharian
 
Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2
Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2
Doa mengelak gangguan syaitan & jin pada anak2
 
Materi nikah
Materi nikahMateri nikah
Materi nikah
 
135303235 jangan-memilih-pemimpin-yang-tolol
135303235 jangan-memilih-pemimpin-yang-tolol135303235 jangan-memilih-pemimpin-yang-tolol
135303235 jangan-memilih-pemimpin-yang-tolol
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
 
Juz amma latin_tanpa_arab_mudah_dibaca_d
Juz amma latin_tanpa_arab_mudah_dibaca_dJuz amma latin_tanpa_arab_mudah_dibaca_d
Juz amma latin_tanpa_arab_mudah_dibaca_d
 
Pp Asmaul Husna Al Matiin
Pp Asmaul Husna Al MatiinPp Asmaul Husna Al Matiin
Pp Asmaul Husna Al Matiin
 
Power point agama islam
Power point agama islamPower point agama islam
Power point agama islam
 
Bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnah
Bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnahBacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnah
Bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai sunnah
 
Doa sederhana setelah sholat
Doa sederhana setelah sholatDoa sederhana setelah sholat
Doa sederhana setelah sholat
 
Materi Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi ImanMateri Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi Iman
 
Al mathurat
Al mathuratAl mathurat
Al mathurat
 
Adab Terhadap Al Qur'an
Adab Terhadap Al Qur'anAdab Terhadap Al Qur'an
Adab Terhadap Al Qur'an
 
Naskah kultum
Naskah kultumNaskah kultum
Naskah kultum
 

Similar to Hak dan kewajiban suami

40 hadith nawawi-eng
40 hadith nawawi-eng40 hadith nawawi-eng
40 hadith nawawi-engthe mae
 
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ انعم علينا بنعمة الايمان والاسلام
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ انعم علينا بنعمة الايمان والاسلاماَلْحَمْدُ لِلَّهِ انعم علينا بنعمة الايمان والاسلام
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ انعم علينا بنعمة الايمان والاسلامSrimulyoSrimulyo
 
Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang Rububiyyah dan Uluhiy...
Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang Rububiyyah dan Uluhiy...Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang Rububiyyah dan Uluhiy...
Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang Rububiyyah dan Uluhiy...Eloknadlifah
 
10 SAHABAT NABI AHLI SURGA - 2.pptx
10 SAHABAT NABI AHLI SURGA - 2.pptx10 SAHABAT NABI AHLI SURGA - 2.pptx
10 SAHABAT NABI AHLI SURGA - 2.pptxHarymsl Msl
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..Mohd Mokri
 
Kuliah 2 - Pokok-pokok Keimanan
Kuliah 2 - Pokok-pokok KeimananKuliah 2 - Pokok-pokok Keimanan
Kuliah 2 - Pokok-pokok KeimananTaofik Rusdiana
 
Nikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleNikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleYunus Thariq
 
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikMemilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikYunus Thariq
 

Similar to Hak dan kewajiban suami (20)

Bab 1(keikhlasan)
Bab 1(keikhlasan)Bab 1(keikhlasan)
Bab 1(keikhlasan)
 
Sakinah Yuk.pptx
Sakinah Yuk.pptxSakinah Yuk.pptx
Sakinah Yuk.pptx
 
Sakinah Yuk.pptx
Sakinah Yuk.pptxSakinah Yuk.pptx
Sakinah Yuk.pptx
 
ebook rezeki.pdf
ebook rezeki.pdfebook rezeki.pdf
ebook rezeki.pdf
 
40 hadith nawawi-eng
40 hadith nawawi-eng40 hadith nawawi-eng
40 hadith nawawi-eng
 
hadist 40
hadist 40hadist 40
hadist 40
 
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ انعم علينا بنعمة الايمان والاسلام
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ انعم علينا بنعمة الايمان والاسلاماَلْحَمْدُ لِلَّهِ انعم علينا بنعمة الايمان والاسلام
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ انعم علينا بنعمة الايمان والاسلام
 
IMAN ISLAM DAN IHSAN
IMAN ISLAM DAN IHSANIMAN ISLAM DAN IHSAN
IMAN ISLAM DAN IHSAN
 
Risalah
RisalahRisalah
Risalah
 
Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang Rububiyyah dan Uluhiy...
Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang Rububiyyah dan Uluhiy...Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang Rububiyyah dan Uluhiy...
Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang Rububiyyah dan Uluhiy...
 
10 SAHABAT NABI AHLI SURGA - 2.pptx
10 SAHABAT NABI AHLI SURGA - 2.pptx10 SAHABAT NABI AHLI SURGA - 2.pptx
10 SAHABAT NABI AHLI SURGA - 2.pptx
 
Arba'un nawawi
Arba'un nawawiArba'un nawawi
Arba'un nawawi
 
Hadis 40_Imam Nawawi
Hadis 40_Imam NawawiHadis 40_Imam Nawawi
Hadis 40_Imam Nawawi
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
 
Hadis 40
Hadis 40Hadis 40
Hadis 40
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
 
Kuliah 2 - Pokok-pokok Keimanan
Kuliah 2 - Pokok-pokok KeimananKuliah 2 - Pokok-pokok Keimanan
Kuliah 2 - Pokok-pokok Keimanan
 
Shodaqoh
ShodaqohShodaqoh
Shodaqoh
 
Nikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleNikah, Connecting People
Nikah, Connecting People
 
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikMemilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
 

Hak dan kewajiban suami

  • 1. 1 HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI Oleh: Khomsidah I. Pendahuluan Siapapun yang telah melangsungkan pernikahan, tentunya meninginkan terbentuknya rumah tangga yang sakinah mawadah wa rahmah. Memiliki kehidupan keluarga yang harmonis tentu merupakan dambaan dan impian setiap insan. Hidup dengan tentram bahagia, tanpa ada permasalahan yang berarti yang dapat merusak keutuhan rumah tangga atau mengurangi kehangatan rumah tangga. Salah satu kunci keluarga bahagia yaitu adanya pemahaman dan pelaksanaan hak dan kewajiban suami istri dalam bahtera rumah tangga, karena itu diperlukan kerjasama antara suami dan istri dalam membangun keharmonisan rumah tangga dan dengan didasari ilmu agama, sehingga keluarga tersebut akan menjadi sakinah. Seorang suami yang beriman akan mampu menjadi kepala rumah tangga yang baik dan kelak membawa keluarganya menuju surga, begitu pula seorang istri ṣaliḥah tentunya yang selalu taat pada suaminya serta mampu membawa keluarganya senantisa dalam kebaikan. Seorang istri harus menunaikan hak dan kewajiban suami secara sempurna jangan diremehkan atau ditunda-tunda. Seorang wanita bahkan belum dianggap menunaikan hak-hak rabb-Nya (meskipun ia mengucapkan atau melakukan berbagai kebaikan dan ketakwaan) selama ia belum melaksankan hak-hak suaminya atau justru menyepelekanya. Dalam firman Allah al-Baqarah:228 :      Artinya: Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari pada isterinya.
  • 2. 2 II. Hak dan Kewajiban Suami Apabila akad nikah telah berlangsung dan sah memenuhi syarat rukunya, maka akan menimbulkan akibat hukum. Dengan demikian, akan menimbulkan pula hak dan kewajiban selaku suami istri dalam keluarga. A. Ḥadith ٍ‫د‬ْ‫ي‬َ‫ز‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫اد‬ََّ‫َح‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ا‬َُ‫ُه‬َ‫ال‬ِ‫ك‬ ٍ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬ ُ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫ت‬ُ‫ق‬َ‫و‬ ُِّ‫اِن‬َ‫ر‬ْ‫ه‬َّ‫الز‬ ِ‫ع‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫الر‬ ‫و‬ُ‫َب‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫َّث‬‫د‬َ‫ح‬-ِ‫ع‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫الر‬ ‫و‬ُ‫َب‬‫أ‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ٌ‫اد‬ََّ‫َح‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫َّث‬‫د‬َ‫ح‬-ِ‫َِب‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ة‬َ‫ب‬َ‫ال‬ِ‫ق‬ ِ‫َِب‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫وب‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫َّث‬‫د‬َ‫ح‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ب‬ْ‫و‬َ‫ث‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫اء‬َْ‫َْس‬‫أ‬َِّ‫اّلل‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ َ‫ال‬َ‫ق‬- ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬-«ِ‫ه‬ِ‫ال‬َ‫ي‬ِ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ه‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ٌ‫ار‬َ‫ين‬ِ‫د‬ ُ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ ُ‫ه‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ٍ‫ر‬‫ا‬َ‫ين‬ِ‫د‬ ُ‫ل‬َ‫ض‬ْ‫ف‬َ‫أ‬ُ‫ه‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ٌ‫ار‬َ‫ين‬ِ‫د‬َ‫و‬ َِّ‫اّلل‬ ِ‫يل‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ِ‫ِف‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫َص‬‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ه‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ٌ‫ار‬َ‫ين‬ِ‫د‬َ‫و‬ َِّ‫اّلل‬ ِ‫يل‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ِ‫ِف‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َّ‫ب‬‫ا‬َ‫د‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬.»َ‫ة‬َ‫ب‬َ‫ال‬ِ‫ق‬ ‫و‬ُ‫َب‬‫أ‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ َ‫و‬َ‫ال‬َ‫ق‬ َُّ‫ُث‬ ِ‫ال‬َ‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ب‬ َ‫أ‬َ‫د‬َ‫ب‬ٍ‫ر‬‫ا‬َ‫غ‬ِ‫ص‬ ٍ‫ال‬َ‫ي‬ِ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ٍ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫َج‬‫أ‬ ُ‫م‬َ‫ظ‬ْ‫َع‬‫أ‬ ٍ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ ُّ‫َى‬‫أ‬َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫ب‬َ‫ال‬ِ‫ق‬ ‫و‬ُ‫َب‬‫أ‬ .ْ‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫غ‬ُ‫ي‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َُّ‫اّلل‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ع‬َ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ُّه‬‫ف‬ِ‫ع‬ُ‫ي‬1 Artinya: diceritakan oleh Abū Rabī’ al-Zahranī dan Qutaibah bin Sa’īd dari Ḥammād bin Zaid, Abū Rabī’ berkata diceritakan Ḥammād diceritakan dari Ayyūb dari Abī Qilābah dari Abī Asmā’ dari Thaubān berkata, Rasulullah bersabda: “sebaik-baiknya dinar adalah dinar yang diinfakkan seorang laki-laki kepada keluarganya, dan dinar yang diinfakkan seorang laki-laki yang diinfakkan untuk kendaraanya di jalan Allah, serta dinar yang diinfakkan kepada sahabatnya dijalan Allah. Abū Qilābah berkata: “dimulai dengan keluarga kemudian ia berkata lagi: “pahala seorang laki-laki yang besar adalah pahala laki-laki yang memberi infak kepada keluarganya, Allah akan menjaga dan memanfaatkan dan mencukupinya. Dalam riwayat lain disebutkan: 1 Abū Ḥusain Muslim bin al-Ḥajāj bin Muslim al-Qushairī al-Naisābūrī, Ṣahīh Muslim, (Bairut: Darul al-Afāq al-Jadīdah,tth), 3:78.
  • 3. 3 ‫اِب‬ ‫عن‬‫ير‬‫ر‬‫ه‬‫هللا‬ ‫رضي‬‫أن‬ :‫عنه‬‫هللا‬ ‫رسول‬‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬: ‫قال‬‫((ال‬‫أ‬‫ر‬‫م‬ ‫ال‬ ّ‫حيل‬ ‫أن‬‫تصوم‬‫شاهد‬ ‫وزوجها‬‫بإذنه‬ ّ‫ال‬‫إ‬,‫وال‬‫بإذنه‬ ّ‫ال‬‫إ‬ ‫بيته‬ ‫ِف‬ ‫تأذن‬))2 Artinya: Dari Abī hurairah raḍiallahu’anhu, sesungguhnya Rasulullah bersabda: “seorang wanita tidak diperbolehkan berpuasa (sunah) ketika suaminya berada di rumah kecuali dengan izin darinya. Ia juga tidak boleh mengizinkan orang lain masuk ke rumah suaminya kecuali dengan izin darinya”. B. Rawi A’lā Beliau adalah Thaubān al Nabawī budak yang dimerdekakan oleh Rasulullah Ṣalaallahu’alaihi wasalam. Dahulu Thaubān ditawan di bumi Hijaz kemudian dibeli oleh Rasulullah dan kemudian dimerdekakan. Setelah Thaubān selalu bersama Rasulullah ia banyak menghafal ilmu, umurya panjang dan ia terkenal. Thaubān dijuluki Abā Abdullah dan Abā ‘Abdur Rahman, ada yang mengatakan ia adalah orang Yaman dan ayahnya bernama Jaḥdar dan pendapat lain Bujdad. Diantara orang-orang yang bercerita tentang Thaubān yaitu: Shadād bin Aus, Jubair bin Naufir, Ma’dān bin Ṭalḥah, Abū al-Khair al-Yajnī, Abū Asmā` al- Raḥibī, Idrīs al-Khaulānī, Abū Kabshah al-Sulūlī, Abū Salamah bin Abdur Rahman, Khālid bin Ma’dān dan Rāshid bin Sa’ad. Thaubān bertempat di Ḥamṣ, Mush’ab bin al-Zubairī berkata: “ Thaubān bertemapat di Ramlah dan mempunyai rumah disana, daerah tersebut merupakan dearah Yaman”. Ibnu Sa’ad berkata: “ia bertempat di Ḥamṣ memiliki rumah disana dan wafat pada tahun 54 H”. Banyak yang mengatakan Thaubān adalah golongan orang ḥumair. Abdu Ṣomat menyebutkan dalam bukunya tarīkh ḥamṣ: “sesungguhnya Thaubān berasal dari al-Hān dan wafat di Ḥamṣ dan rumahnya diberikan kepada orang faqir al-Hān. Ibnu Yūnus berkata: “ia ikut dalam penahlukan kota Mesir dan terlibat langsung. Dan Ibnu Mandah berkata: “Thaubān mempunyai rumah di Ḥamṣ, Ramlah dan Mesir.3 2 Al-Imām Abī Zakayā Yahyā bin Sharaf al-Nawawī al-Dimashqī, Riyāḍu al-Ṣāliḥīn, (Surabaya: Maktabah Imārata Allah, tth), 116-117. 3 Shamsu al-Dīn bin Muhammad bin Ahmad ‘Uthmān al-Dhahabī, Siyarr A’lā al-Nubala’, (Bairut: Muasasah al-Risālah, 1993), 3:15-17.
  • 4. 4 ‘Ᾱṣim al-Aḥwal berkata, dari Abī al-‘Ᾱliyah bahwa nabi berkata: “barang siapa yang mau menanggung aku untuk tidak meminta sesuatu kepada seseorang dan aku akan menjaminya di surga. Dan Thaubān menjawab dengan tegas: “saya”, dengan begitu ia tidak pernah meminta sesuatu pada orang lain. Sharīkh bin Ubaid berkata: “Thaubān sakit di Ḥamṣ dan keberadaan Abdullah bin Qarṭ yang berada di Ḥamṣ juga, namun Qarṭ tidak menjenguknya. Datanglah seorang laki-laki yang menjenguknya, Thaubān berkata kepada laki-laki tersebut: “apakah kamu mau menulis? Dan ia menjawab: “ia”. Thaubān berkata tulislah untuk Abdullah bin Qarṭ dari Thaubān, amā ba’du: “andai kata nabi Musa dan nabi Isa mempunyai budak kemerdekaan disamping kamu, maka saya akan menjenguknya”. Kemudian surat tersebut dikirim dan ketika Qarṭ membaca ia terkejut. Seorang yang melihat keterkejutan Qarṭ bertanya: “sebenarnya ada perkara apa yang menjadikan Qarṭ itu terkejut setelah membaca surat?”. Setelah itu Qarṭ menjenguk Thaubān namun hanya duduk sebentar dan kemudian berdiri, Thaubān memegang Qarṭ dan berkata: “jangan tergesa-gesa duduklah sebentar saya akan bercerita denganmu. Saya mendengar Rasulullah bersabda: “Seseorang akan masuk surga dari umatku tujuh ribu tanpa hisab dan siksaan beserta masing-masing seribu terdapat tujuh ribu. Ahmad mengeluarkan ḥadith ini dengan musnadnya dari Thaur bin Yazīd sesungguhnya Thaubān wafat di Ḥamṣ pada tahun 54 H.4 C. Makna Gharīb ‫عيال‬ : keluarga, famili. ّ‫داب‬ : yang melata, binatang melata, binatang untuk kendaraan dan angkutan.5 D. Analisa Ḥadith Kedua ḥadith diatas merupakan ḥadith ṣahih, karena ḥadith yang pertama diambil dari ṣahih muslim, dan ḥadith yang kedua dari Riyāḍu al-Ṣāliḥīn yang ditertera muttafaqan ‘alaih yang sudah disepakati Bukhari. Ḥadith Menjelaskan 4 Ibid., 17-18 5 Atabik Ali a. Zuhri Muhḍor, Kamus Krapyak al-‘Aṣrī, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, tth), 872
  • 5. 5 bahwa dalam suatu ikatan pernikahan, seorang suami mempunyai hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang istri. Hak dan kewajiban tersebut adalah sebagai berikut: a) Nafkah Suami sebagai pemimpin rumah tangga yang memiliki hak dan kewajiban yang didapatkan dari istri dan anak-anaknya. Istri menghormati suami dan anak- anak menghormati ayahnya, Allah berfirman pada surat al-Nisa’:34:       Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari pada istrinya yaitu suami wajib ditaati oleh istrinya karena seorang saumi telah memberikan maskawin (mahar) dan nafkah untuk kesejahteraan istri.6 Kewajiban seorang suami untuk memberikan nafkah terhadap istri seperti nafkah makanan, pakaian dan tempat tinggal yang mencukupi. Kondisi suami dan istri bisa kaya atau miskin atau salah satunya yang demikian, dengan kondisi tersebut kadar nafkah ditentukan kondisi suami. Ketika seorang suami memiliki leluasan rizki (kaya), hendaknya memberikan nafkah sesuai dengan keluasan rizkinya atau ketika rizkinya sedikit (miskin) hendaknya ia memberikan nafkah menurut kemampuanya. Ia tidak harus membebani dirinya dengan sesuatu yang berada diluar jangkauanya. Sebab, Allah tidak membebani manusia dengan sesuatu yang belum dikaruniakan kepada mereka.7 6 Musa Turoichan, Kado Perkawinan, (Surabaya: Ampel Mulia, 2009), 37-38. 7 Muhammad bin Shakir al-Sharif, 40 ḥadith Wanita, (Jakarta: Umul Qura, 2014), 313-318.
  • 6. 6 b) Mahar Mahar (maskawin) menurut bahasa adalah sesuatu yang wajib dibayar sebab pernikahan, sedangkan menurut istilah yaitu sesuatu yang wajib dibayar oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita sebab pernikahan.8 Diperbolehkan sebauh pernikahan tanpa harus menyebutkan maharnya, akan tetapi jika tidak adanya mahar dalam pernikahan maka pernikahan tersebut batal. Suatu pernikahan dimana pengantin wanita tidak diberikan sesuatu pun sebagai maharnya, apabila terjadi perceraian, maka perceraian itu tidak dapat dibenarkan kecuali setelah melalui pernikahan yang sah yaitu membayar mahar. Jika pengantin wanita yang tidak diberikan mahar tersebut meminta mahar, maka harus diberikan kepadanya. Jika keduanya (suami dan istri) sama- sama menyetujui atas sesuatu yang boleh dimiliki, maka hal itu boleh menjadi maharnya, ketika terjadi perbedaan antara laki-laki dan si wanita tersebut, maka diberikan mahar yang semisal denganya, baik hal itu lebih disukai atau tidak oleh dirinya maupun suaminya.9 c) Mentaati Suami dalam Seluruh Perkara kecuali Maksiat. Istri wajib mentaati perintah suami kecuali perbuatan maksiat dan yang melanggar hukum agama Islam. Istri juga wajib menolak perintah suami untuk berbuat maksiat kepada Allah karena apabila ia menaati suaminya berarti ia berbuat dosa sebagaimana suaminya berdosa karena telah memerintahkanya bermaksiat. Sabda nabi: ‫أ‬‫ر‬‫امل‬ ‫على‬‫مبعص‬ ‫يؤمر‬ ‫أن‬ ّ‫ال‬‫إ‬ ‫كره‬‫و‬ ّ‫أحب‬ ‫فيما‬ ‫الطاعة‬‫و‬ ‫ع‬ّ‫الس‬ ‫املسلم‬‫أمر‬ ‫فإن‬ ‫ية‬ ‫طاعة‬ ‫وال‬ ‫ْسع‬ ‫فال‬ ‫مبعصية‬ Artinya: wajib bagi orang islam mendengarkan dan taat kepada apa yang ia senangi dan ia benci, kecuali diperintah untuk maksiat. Apabila diperintah untuk maksiat maka tidak ada kewajiban mendengarkan dan tidak ada kewajiban taat. Ketaatan seorang istri kepada suami termasuk memenuhi panggilan suami ke tempat tidur dan tidak boleh menolak suami, kecuali dalam keadaan haid atau 8 Tim Kajian Ilmiah FKI Ahla Ṣuffah 103, Kamus Fiqh, (Kediri: Purna Siswa MHM, 2013), 413. 9 Shaiḥ Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita, (Jakarta: Pustaka al-Kauthar, 2014), 434-435.
  • 7. 7 sakit.10 Dianjurkan seorang suami untuk menjelaskan bahwa perbuatan menentang atau berani kepada suami dapat menggugurkan kewajiban pemberian nafkah dan kewajiban mendatangi giliran berkunjung jika berpoligami, hal yang demikian akan menjadikan istri untuk selalu taat kepada suami.11 Ketika seorang istri nusyūz yaitu membangkangnya istri dari kewajiban-kewajiban terhadap suaminya, sementara yang dikendaki kewajiban-kewajiban istri bagi suami adalah taat dan bergaul dengan baik, menyerahkan diri dan senantiasa dirumah. Jika suami menemui pertentangan tersebut langkah yang ditempuh adalah menasehati dengan penuh kasih sayang dan mengarahkan istri menuju jalan yang lebih baik. Jika cara tersebut tidak kunjung membuahkan hasil maka boleh bagi suami untuk menjerakan istri dengan hukuman fisik seperti menepuk, mencubit dan sebagainya. Langkah tersebut dilakukan agar istri jera dengan hukuman yang diberikan. Sementara apabila dengan langkah tersebut justru akan membuat istrinya semakin membangkang maka tidak perlu dilakukan. Apabila suasana panas diantara suami istri tidak dapat diselesaikan secara intern terpaksa dituntaskan ke pengadilan.12 d) Mendidik Istri. Seorang suami harus menuntun istrinya pada jalan kebenaran, dengan cara memberi pendidikan terhadap istri secara baik, meskipun istrinya adalah seorang yang terpelajar. Sebab kaum wanita bagaimana pun diciptakan dalam keterbatasan dalam segi akal dan beragama, kecuali hanya sedikit saja yang mempunyai akal panjang dan beragama kuat. Suami memberi pendidikan kepada istri berupa pengetahuan agama (Islam), meliputi hukum-hukum bersuci (ṭaharah) seperti tata cara mandi dari ḥadath besar semisal ḥaiḍ, nifas dan junub. Begitu pula tata cara bersuci dari ḥadath kecil seperti wuḍu dan tayamum. Bagi suami juga wajib mengajarkan tenteng hukum ḥaiḍ dan apa saja yang berkaitan, seperti mengqaḍak ṣalat setelah ḥaiḍnya tuntas, memberikan pengajaran terdahap masalah ibadah farḍu (wajib) dan sunah, seperti pengetahuan tentang ṣalat, zakat, puasa dan haji. 10 Musa, Kado Perkawinan, 39. 11 Shaiḥ Muhammad bin Umar al-Nawawi, Sharah ‘Uqudulijain, terj. M. Alī Shaẓili Iskandar (Surabaya: al-Miftah, 2011), 37. 12 Tim Kajian, Kamus Fiqh, 403-404.
  • 8. 8 Jika seorang suami telah memberi pendidikan tentang persoalan pokok tersebut, maka istri tidak dibenarkan keluar rumah untuk bertanya kepada ulama’. Tetapi kalau pengetahuan yang dimiliki suami tidak memadai, maka sebagai gantinya suami sendiri yang harus siap untuk bertanya kepada ulama’ yang kemudian menyampaikan hasilnya kepada istri, artinya istri tetap tidak diperkenankan keluar rumah. Namun, ketika suami tidak mempunyai kesempatan dan waktu untuk bertanya, maka istri diperbolehkan keluar rumah untuk bertanya tentang persoalan agama yang dibutuhkan, bahkan hukumnya wajib.13 e) Istri tidak Boleh Berpuasa Sunah, kecuali Seizin Suaminya. Seorang isrti tidak diperbolehkan puasa sunah ketika sang suami berada di rumah tanpa izin darinya, karena suami berhak mendapatkan kesenangan bersama istrinya yang harus segera ditunaikan dan tidak boleh ditunda dikarenakan sang istri sedang puasa sunah.14 ḥadith diatas hanya sebatas puasa sunah, sebab dalam puasa wajib seorang istri tidak perlu izin kepada seorang pun. Dan maksud dari “suami berada di rumah” adalah suami ada di rumah. Ini dapat diartikan bahwa istri boleh menunaikan puasa tanpa izin suaminya pada saat sang suami sedang berada perjalanan jauh yang menghabiskan waktu satu hari atau lebih. Kondisi seperti ini juga dapat dianalogikan ketika suami sedang sakit dan tidak mampu memenuhi keinginanya terhadap istri. Dalam kondisi seperti ini puasa sunah sang istri tidak akan menghalanginya dalam menunaikan hak suami. Ibnu Hajar berkata: “ḥadith dalam bab ini menunjukan haramnya puasa sunah bagi wanita tanpa izin sauminya, demikian menurut jumhur ulama’. ḥadith ini juga menandakan bahwa hak suami atas istrinya lebih agung dari pada ibadah sunah. Sebab, hak suami wajib untuk ditunaikan sementara menunaikan ibadah wajib lebih diutamakan dari pada yang sunah”.15 f) Istri tidak Boleh Memasukkan Seorang Masuk Kerumah Suami kecuali dengan Izinya. 13 Shaiḥ Muhammad bin Umar al-Nawawī, ‘Uqudulijain, 29-30. 14 Musa, Kado Perkawinan, 41. 15 Shaiḥ Muhammad al-Sharif, 40 ḥadith Wanita, 242-244.
  • 9. 9 Hak suami atas istrinya yang lain adalah seorang istri tidak boleh memasukan orang lain tanpa izin suaminya, ia tidak boleh memasukan seorang pun meski itu kerabat seperti: ayah, saudara dan lainya. Allah berfirman dalam surat al-Nisaā’:34:     Artinya: Maka wanita yang ṣaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Maksud dari tidak boleh seorang istri memasukan seorangpun meski itu kerabat yang boleh menemui dan berkhalwat denganya. Seperti ayah, saudara laki-laki ibu atau yang lainya. Ia bahkan tidak boleh mengizinkan selain orang- orang tersebut masuk ke tempat tertentu yang masih satu bangunan dengan rumah suaminya. Meski hal tersebut tidak menyebabkan khalwat, kecuali dengan izin suaminya. Izin dari suami dapat diketahui melalui perkataan yang jelas atau tindakan lain yang menunjukan bahwa ia mengizinkan. Misal, sang suami memberikan makanan, buah-buahan atau benda lain kepada istrinya seraya berkata: “simpanlah makanan ini sampai ayahmu atau ayahku, ibumu atau abuku atau orang lain datang kepada kita. Suguhkanlah makanan ini kepada mereka”. Perkataan ini adalah isyarat bahwa suami mengizinkan kehadiran mereka.16 III. Kesimpulan Pelaksanaan hak dan kewajiban dalam rumah tangga suami istri adalah hal yang sangat penting yang membutuhkan kerjasama agar tercipnya bahtera rumah tangga yang harmonis dengan didasari ilmu agama sehingga keluarga menjadi sakinah mawadah warahmah. Hak-hak istri seimbang dengan kewajibanya terhadap suami, tetapi seorang suami mempunyai tingkat kelebihan dari pada istrinya karena laki-laki telah menafakahkan sebagian dari hartanya. 16 Ibid., 246-248.
  • 10. 10 Seorang suami berkewajiban menafkahi istriya, dan batasan nafkah untuk istri yaitu mencukupi. Seorang suami juga berkewajiban untuk memberi mahar (mas kawain) kepada istrinya, baik itu disebutkan dalam akad nikah atau tidak disebutkan, namun jika tidak adanya mahar dalam pernikahan maka hukumnya batal. Seorang suami wajib untuk ditaati dalam segala perkara kecuali dalam perkara maksiat. Kewajiban suami untuk mendidik istrinya tentang pengetahuan ilmu agama yang pokok seperti tentang ḥaid, ṣalat fardu atau sunah dan sebagainya. Hak suami atas istri diantaranya yaitu seorang istri tidak diperbolehkan puasa sunah ketika suaminya berada di rumah kecuali dengan izinya, karena hak suami wajib dilaksanakan dari pada yang sunah. Selain itu seorang istri tidak membolehkan orang lain masuk ke rumah suaminya kecuali dengan izinya, meskipun itu kerabat seperti ayah, ibu, saudaranya dan lain sebagainya.
  • 11. 11 Daftar Pustaka Al-Qur’an Dhahabī (al), Shamsu al-Dīn bin Muhammad bin Ahmad ‘Uthmān. “Siyar A’lā al- Nubala’”. Bairut: Muasasah al-Risālah, 1993. Dimashqī (al), Al-Imām Abī Zakayā Yahyā bin Sharaf al-Nawawī. “Riyāḍu al- Ṣāliḥīn”. Surabaya: Maktabah Imārata Allah, tth. Muhḍor, Atabik Ali a. Zuhri. “Kamus Krapyak al-‘Aṣrī”. Yogyakarta: Multi Karya Grafika, tth. Naisāburī (al), Abū Ḥusain Muslim bin al-Ḥajāj bin Muslim al-Qushairī. Ṣahih Muslim. Bairut: Darul al-Afāq al-Jadīdah,tth. Nawawi (al), Shaiḥ Muhammad bin Umar. “Sharah ‘Uqudulijain” terj. M. Alī Shaẓili Iskandar. Surabaya: al-Miftah, 2011. Sharif (al), Muhammad bin Shakir. “40 ḥadith Wanita”. Jakarta: Umul Qura, 2014. Tim Kajian Ilmiah FKI Ahla Ṣuffah 103. “Kamus Fiqh”. Kediri: Purna Siswa MHM, 2013. Turoichan, Musa. “Kado Perkawinan”. Surabaya: Ampel Mulia, 2009. Uwaidah, Shaiḥ Kamil Muhammad. “Fiqih Wanita”. Jakarta: Pustaka al-Kauthar, 2014.