2. Asfiksia Neonatorum
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak
bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya
mengalami gawat janin akan mengalami
asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini
mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali
pusat, atau masalah pada bayi selama atau
sesudah persalinan (Depkes RI, 2009).
3. 1. Faktor Ibu
– Preeklamsia dan eklamsia.
– Perdarahan abnormal (plasenta prervia atau solutio plasenta).
– Partus lama atau partus macet.
– Demam selama persalinan.
– Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV).
– Kehamilan post matur.
– Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
– Gravida empat atau lebih.
2. Faktor Bayi
– Bayi Prematur
– Persalinan sulit (letak sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ektraksi
vakum, forsep)
– Kelainan kongenital
– Air ketuban bercampur mekonium
3. Faktor Tali Pusat
– Lilitan tali pusat.
– Tali pusat pendek.
– Simpul tali pusat.
– Prolapsus tali pusat.
4. Klasifikasi dan Tanda Gejala
Asfiksia
Tanda Gejalanya:
Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 kali per menit.
Tidak ada usaha panas.
Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada.
Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan
rangsangan.
Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna
kelabu.
Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut
sebelum atau sesudah persalinan.
5. Tanda Gejalanya:
Frekuensi jantung menurun menjadi 60 – 80 kali
per menit.
Usaha panas lambat.
Tonus otot biasanya dalam keadaan baik.
Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan
yang diberikan.
Bayi tampak sianosis.
Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna
selama proses persalinan.
6. Tanda Gejalanya:
Takipnea dengan napas lebih dari 60 kali per
menit.
Bayi tampak sianosis.
Adanya retraksi sela iga.
Bayi merintih (grunting).
Adanya pernapasan kuping hidung.
Bayi kurang aktivitas.
7. Memastikan saluran terbuka (Airways)
Memulai pernapasan (Breathing)
Mempertahankan sirkulasi (Circulatin)
Jika denyut jantung 0 atau 100 x / menit hentikan
obat.
Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi
pemberian epineprin sesuai dosis diatas tiap 3 – 5
menit.
Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut
jantung tetap / tidak respon terhadap di atas dan
tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan
dosis 2 MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit.
Penanganan Asfiksia