Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Studi menunjukkan bahwa sanitasi layak seperti jamban cemplung di perdesaan dan sistem pengolahan limbah terpusat di perkotaan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan melebihi biayanya.
2. Di perdesaan, rasio manfaat-biaya jamban cemplung mencapai lebih dari 7 kali lipat, sedangkan di perkotaan sistem pengolahan limbah memberikan rasio
Ringkasan penelitian keuntungan ekonomi dari intervensi sanitasi di indonesia okt 2011
1. WATER AND SANITATION PROGRAM: RINGKASAN PENELITIAN
Keuntungan Ekonomi Kesimpulan penting
dari Intervensi Sanitasi di • Sanitasi layak terbukti merupakan
Indonesia
investasi yang menguntungkan
secara sosial di Indonesia. Di
perdesaan, manfaat ekonomi dari
Oktober 2011 jamban cemplung setidaknya tujuh kali
lipat dari biaya, sementara di perkotaan
manfaat ekonomi dari pengolahan
limbah hampir dua kali lebih besar
PENDAHULUAN hatan serta prasarana. Dibandingkan dari biaya. Sanitasi berbiaya rendah
The Economics of Sanitation Initia- negara-negara tetangga yang memiliki menghasilkan manfaat bersih yang
tive (ESI) adalah sebuah studi multi- tingkat pembangunan serupa – seperti tinggi, dan menyediakan pilihan yang
negara yang diluncurkan tahun 2007 Filipina dan Vietnam – akses ke fasili- terjangkau bagi rumah tangga miskin.
sebagai upaya Water and Sanitation tas sanitasi di Indonesia terus terting-
Program, Bank Dunia, untuk mengisi gal, tercatat hanya 52 persen,ii dengan • “Kemasan” yang lebih baik serta
kekosongan temuan ilmiah tentang kesenjangan yang lebar antara wilayah akses pada informasi tentang
aspek ekonomi dari sanitasi di negara- perkotaan (69 persen) dan perdesaan manfaat dan biaya adalah kunci
negara berkembang. Tujuan inisiatif ini (34 persen), maupun kesenjangan an- peningkatan pemahaman tentang
adalah menyediakan landasan empiris tara 33 propinsi (30-80 persen). Pada sanitasi di Indonesia. Pembuat
ekonomi dalam rangka meningkatkan laju pencapaian saat ini, kecil kemung- kebijakan – baik rumah tangga
volume serta efisiensi pengeluaran kinan Indonesia akan memenuhi Target maupun pemerintah – perlu mendapat
publik maupun swasta di bidang sani- Pembangunan Milenium sebesar 63 pemahaman lebih dalam tentang
tasi. Ringkasan studi ini menyarikan persen. Sebanyak 60 juta penduduk In- manfaat kesehatan, ekonomi serta
temuan-temuan utama dari Studi Ta- donesia masih mempraktekkan ‘Buang sosial dari sanitasi layak serta opsi-opsi
hap II—analisis manfaat-biaya dari opsi Air Besar Sembarangan’ (BABS), no- desain, model dan pilihan sanitasi yang
pilihan sanitasi—di Indonesia.i mor dua terbanyak di dunia, dengan tersedia.
peningkatan porsi BABS di perkotaan
PERMASALAHAN karena banyaknya migrasi dari pen- • Opsi sanitasi yang ramah
Indonesia tengah melangkah men- duduk miskin perdesaan ke kawasan lingkungan memang lebih mahal.
jadi negara berpendapatan mene- kumuh di perkotaan. Hanya 2 persen Namun, meski dampak lingkungannya
ngah sebagai hasil dari pertumbuhan dari seluruh wilayah perkotaan yang sulit dikuantifikasi secara ekonomi,
ekonomi yang stabil dalam beberapa tercakup oleh sistem saluran air limbah. keuntungannya sangat besar
tahun terakhir. Namun tingkat akses Penampungan, aliran serta pembuang- bagi pembangunan nasional serta
serta kualitas layanan publik masih an tinja dari tangki septik sangat tidak manfaatnya dinilai tinggi oleh
sebanding dengan beberapa negara- memadai, menyebabkan risiko kese- rumah tangga, wisatawan serta
negara berpendapatan lebih rendah, hatan yang serius serta polusi sumber dunia usaha.
khususnya di sejumlah indikator kese- daya air.
Analisis ekonomi mengukur manfaat secara luas dari keberadaan barang dan jasa ter-
hadap populasi, seperti nilai hidup (value of life), alokasi waktu (time use) serta manfaat
sosial dan lingkungan. Analisis ekonomi lebih luas dari sekedar pengukuran manfaat
finansial (yaitu perubahan dari pendapatan atau uang tunai antarwaktu).
2. 2 Keuntungan Ekonomi dari Intervensi Sanitasi di Indonesia Economics of Sanitation Initiative
Gambar 1. Lokasi Studi Lapangan ESI di Indonesia
Studi ESI Tahap I mengestimasi keseluruhan biaya ekonomi tangga, diskusi kelompok terfokus, observasi fisik, uji kualitas
dari buruknya layanan sanitasi di Indonesia mencapai US$6,3 air, survei pasar serta survei fasilitas kesehatan di tiap lokasi.
milyar (Rp56 trilyun) per tahun pada harga tahun 2005; setara Data primer dilengkapi dengan data sekunder dari survei lain
dengan 2,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).iii di tingkat nasional atau lokal.
TUJUAN DAN METODE PENELITIAN Intervensi sanitasi yang dievaluasi bervariasi antara
Tujuan studi ESI Tahap II adalah untuk menghasilkan bukti wilayah perdesaan dan perkotaan, membandingkan perilaku
dan temuan hasil analisis manfaat-biaya dari beberapa opsi BABS dengan keberadaan sejumlah fasilitas sanitasi yang
sanitasi alternatif untuk berbagai konteks di Indonesia bagi saat ini digunakan oleh penduduk Indonesia: toilet umum dan
para pembuat kebijakan. Studi fokus pada pengolahan tinja, bersama, jamban cemplung kering, jamban cemplung siram,
mencakup data dari lima lokasi terpilih dan dari survei nasi- toilet dengan tangki septik termasuk pengolahan tinja, serta
onal. toilet yang terhubung dengan sistem pembuangan limbah
dan fasilitas pengolahan limbah setempat.
Survei dilakukan di dua lokasi perdesaaan dan tiga di
perkotaan yang menjadi fokus program atau proyek sanitasi Teknik analisis ekonomi konvensional digunakan untuk
(lihat Gambar 1), mencakup wawancara dengan 1.500 rumah menghasilkan analisis manfaat-biaya, efektifitas biaya, nilai
www.wsp.org
3. Economics of Sanitation Initiative Keuntungan Ekonomi dari Intervensi Sanitasi di Indonesia 3
sekarang bersih (net present value), tingkat nilai pengem- Gambar 2. Rasio Manfaat-Biaya di Lokasi Perdesaan
balian internal (internal rate of return) serta periode impas (manfaat ekonomi per unit mata uang yang dikeluarkan)
untuk tiap opsi sanitasi.
Analisis kuantitatif manfaat ekonomi mencakup dampak
terhadap kesehatan, air minum dan waktu akses ke fasilitas
Rasio Manfaat-Biaya
sanitasi. Dampak sosial serta lingkungan dari sanitasi buruk
tidak seluruhnya tercermin dalam perhitungan manfaat mone-
ter. Analisis kualitatif dilakukan untuk melihat beberapa indika-
tor manfaat ekonomi dan sosial yang lebih luas.
Seluruh biaya investasi dan operasional dihitung untuk
tiap pilihan sanitasi.
HASIL STUDI
Perdesaan: Jamban Cemplung Memberikan
Manfaat Ekonomi yang Signifikan Waktu akses Akses pada air Kesehatan - Produktifitas
Pengolahan air Kesehatan - Mortalitas Biaya kesehatan
Rasio manfaat-biaya (manfaat ekonomi setiap dolar yang di-
tanamkan) serta biaya tahunan tiap rumah tangga digabung- Gambar 3. Biaya Tahunan per Rumah Tangga Perdesaan
(harga konstan 2009 dengan rata-rata nilai tukar US$)
kan untuk kedua lokasi perdesaan di Gambar 2 dan Gambar
3. Dari sejumlah pilihan sanitasi, yang paling menguntungkan
adalah jamban cemplung kering dan siram, keduanya memi-
liki rasio manfaat-biaya lebih dari 7,0. Keuntungan ekonomi
setiap tahun lebih dari 100 persen, sehingga butuh kurang
dari setahun untuk mengembalikan nilai ekonomi dari investa-
si awal yang ditanam.
Tingginya biaya investasi serta operasional per rumah tangga
membuat toilet bersamaiv tidak lebih menguntungkan dari
US$
jamban cemplung milik pribadi. Rasio manfaat-biaya hanya
sebesar 3,0 untuk toilet umum dan 4,6 untuk jamban ber-
sama, karena lamanya waktu yang diperlukan untuk men-
capai sarana. Tangki septik dengan pengolahan limbah cair
(PLC) memiliki rasio manfaat-biaya 3,8. Tangki septik tanpa
PLC memiliki biaya dan manfaat kesehatan yang lebih ke-
cil, sehingga rasio manfaat-biayanya sama. Namun ini belum
seluruhnya memperhitungkan dampak lingkungan dari PLC. Investasi Pemeliharaan Operasional
Penghematan biaya kesehatan adalah kontributor terbesar produktivitas menjadi manfaat penting lainnya untuk semua
untuk manfaat ekonomi. Nilai dari penghematan ini – pada alternatif sanitasi.
akhirnya menjadi keuntungan finansial bagi rumah tangga
– yang diperkirakan lebih dari dua kali biaya investasi toilet Temuan ini menunjukkan bahwa teknologi sederhana seperti
umum, meningkat jadi hampir empat kali lipat untuk jamban jamban cemplung bisa sangat ekonomis: menghasilkan man-
cemplung kering. Kontributor berikutnya adalah berkurang- faat besar dengan biaya per unit yang rendah, hanya sekitar
nya waktu untuk mencapai sarana. Di samping itu, kenaikan Rp270,000 (US$30) per rumah tangga per tahun (mencakup
www.wsp.org
4. 4 Keuntungan Ekonomi dari Intervensi Sanitasi di Indonesia Economics of Sanitation Initiative
biaya investasi, operasional serta pemeliharaan). Tangki sep- Gambar 4. Rasio Manfaat-Biaya di Lokasi Perkotaan
tik jauh lebih mahal, Rp630,000 (US$70) per tahun, meski (manfaat ekonomi per unit mata uang yang dikeluarkan)
usia pakainya juga lebih lama. Toilet umum juga relatif mahal,
dengan biaya investasi Rp3,6 juta (US$400), atau Rp450,000
(US$50) tiap rumah tangga tiap tahun.
Rasio Manfaat - Biaya
Dalam kondisi sesungguhnya, terdapat penurunan kinerja
untuk semua alternatif sanitasi. Penyebabnya adalah tidak
semua rumah tangga, atau anggota rumah tangga, meng-
gunakan sarana-sarana tersebut. Contohnya, rasio manfaat-
biaya jamban cemplung kering turun dari 7,9 menjadi 6,3, dan
jamban cemplung siram turun dari 7,1 menjadi 5,6.
Perkotaan: Sistem Pengolahan Limbah Terpusat
Memberikan Keuntungan Ekonomi yang Tinggi
Rasio manfaat-biaya serta biaya per tahun per rumah tang-
Waktu akses Akses pada air Kesehatan - Produktifitas
ga dari tiga lokasi perkotaan ditunjukkan dalam Gambar 4
Pengolahan air Kesehatan - Mortalitas Biaya kesehatan
dan Gambar 5. Meski biaya teknologi tidak terlalu berbeda
Gambar 5. Biaya Tahunan per Rumah Tangga Perkotaan
dengan di perdesaaan, rasio manfaat-biaya tidak sebesar di
(harga konstan 2009 dengan rata-rata nilai tukar US$)
perdesaan karena lebih tingginya kondisi awal tingkat kese-
hatan serta lebih kecilnya waktu akses di perkotaan. Yang
memiliki kinerja ekonomi terbaik adalah jamban cemplung
kering, dengan rasio manfaat-biaya sebesar 3,2. Keuntun-
gan tiap tahun lebih dari 100 persen, artinya butuh kurang
dari setahun untuk mengembalikan seluruh nilai investasi.
Semua pilihan sanitasi lainnya memiliki rasio manfaat-biaya
lebih dari satu – jamban bersama 2,3, tangki septik 1,9, salu-
ran air limbah dengan pengolahan 1,7 serta toilet umum 1,4
– mengindikasikan keuntungan ekonomi yang cukup besar
bagi investasi.
US$
Masalahnya, secara teknis jamban cemplung bukanlah al-
ternatif terbaik bagi kawasan perkotaan berpenduduk pa-
dat, serta kawasan pinggir kota yang pertumbuhannya pe-
sat, karena minimnya ruang yang tersedia. Meskipun akses
rumah tangga perkotaan pada fasilitas toilet cukup tinggi –
lebih dari 70 persen menurut Survei Sosial-Ekonomi Nasional
Investasi Pemeliharaan Operasional
(SUSENAS) 2007 – mayoritas rumah tangga di kota memiliki
tangki septik dengan pengolahan limbah seadanya (atau tidak
sama sekali). Artinya, pengolahan limbah sangat dibutuhkan lahan memerlukan biaya lebih murah, di bawah Rp630,000
di Indonesia. Fasilitas pengolahan limbah setempat memiliki (US$70) per rumah tangga per tahun. Tetapi manfaat ling-
rasio manfaat-biaya sebesar 1,7, dengan biaya kurang dari kungan dari pengolahan limbah domestik belum sepenuhnya
Rp900,000 (US$100) per rumah tangga per tahun (termasuk diperhitungkan dalam studi ini. Artinya, keuntungan ekonomi
biaya invetasi yang disetahunkan, biaya operasi serta peme- yang sebenarnya dari fasilitas sanitasi yang mengolah limbah
liharaan). Tangki septik dengan penampungan dan pengo- domestik sebelum dibuang akan lebih tinggi dari perhitungan.
www.wsp.org
5. Economics of Sanitation Initiative Keuntungan Ekonomi dari Intervensi Sanitasi di Indonesia 5
Dalam perhitungan biaya yang disetahunkan (termasuk in- dustri, kurangnya toilet di ruang publik, serta udara yang ter-
vestasi dan operasional), toilet umum dan bersama lebih cemar sampah.
murah dibanding toilet pribadi. Namun karena penghematan
waktu tempuh, keuntungan ekonomi dari toilet umum dan TEMUAN UTAMA DAN REKOMENDASI
bersama lebih kecil dari jamban cemplung kering. Fasilitas Studi ini menemukan bahwa semua intervensi sanitasi meng-
pribadi juga lebih diminati karena alasan privasi, keamanan, hasilkan manfaat melebihi biaya, jika dibandingkan dengan
kenyamanan dan higienis. “ketiadaan sarana sanitasi.” Manfaat bersih yang tinggi dari
pilihan sanitasi berbiaya rendah, seperti jamban cemplung,
Dalam kondisi sesungguhnya, kinerja ekonomi seluruh opsi menunjukkan bahwa teknologi sesederhana ini harus menjadi
sanitasi perkotaan lebih rendah. Rasio manfaat-biaya sistem fokus dalam upaya peningkatan akses bagi penduduk perde-
pengolahan limbah turun dari 1,7 menjadi 1,1, tangki septik saan. Namun, di daerah perkotaan yang padat penduduk,
dengan penampungan dan pengolahan turun dari 1,9 ke 1,4, kemungkinan penerapan jamban cemplung lebih terbatas.
sementara jamban cemplung kering dari 3,2 ke 2,4. Untuk meningkatkan kualitas hidup di daerah perkotaan
yang makin padat, pembuat kebijakan perlu memperhitung-
Kaitan Sanitasi dengan Pariwisata dan kan manfaat ekonomi dari perbaikan saluran pembuangan
Pembangunan Ekonomi dan pengolahan limbah. Jika dana tersedia, penduduk lebih
suka opsi pengolahan limbah terpusat. Pengolahan yang la-
Temuan utama dari survei pariwisata terhadap 254 wisa- yak dan/atau pemisahan limbah adalah kunci pembangunan
tawan bisnis dan liburan ada di Boks 1. berkelanjutan di Indonesia. Berdasarkan temuan-temuan ini,
terdapat tiga rekomendasi utama bagi pembuat kebijakan:
Survei terhadap dunia usaha juga dilakukan secara terpisah.
Respondennya adalah sepuluh perusahaan yang keba- 1. Mengintensifkan upaya peningkatan akses ke sanitasi
nyakan beroperasi di sekitar Jakarta dan Bandung: empat dasar yang layak bagi seluruh penduduk Indonesia. Tahun
rumah makan, dua hotel, dua produsen garmen, satu produ- 2008 pemerintah sudah menyepakati strategi sanitasi ber-
sen makanan dan satu balai sidang. Responden usaha meng- basis masyarakat yang perlu diimplementasikan. Sudah
anggap udara bersih dan kualitas lingkungan sebagai fak- cukup bukti untuk menunjukkan bahwa pasar bagi sani-
tor terpenting bagi perusahaan dalam memilih lokasi usaha, tasi – dimana permintaan dari konsumen dengan beragam
terutama pengolahan makanan dan rumah makan. Mereka tingkat pendapatan bertemu dengan pasokan produk
kuatir terhadap buruknya kondisi lingkungan, terutama kuali- yang berkualitas dan terjangkau – bisa diwujudkan. Untuk
tas air sungai, saluran air, pengelolaan limbah padat dari in- pembuat kebijakan dan pemerintah daerah, ini membutuh-
BOKS 1. TEMUAN-TEMUAN UTAMA SURVEI PARIWISATA
Secara umum, kondisi sanitasi di Indonesia dipersepsikan sangat buruk, persen akan merekomendasikan Indonesia sebagai tujuan wisata. Dari
dengan skor 2,5 dari maksimum 5,0. Perairan terbuka seperti sungai dan yang tidak berniat kembali, 40 persen menyebut kualitas sanitasi sebagai
pantai mendapat skor terendah, 2,3, karena adanya limbah cair domestik alasan utama.
yang mengalir. Persepsi terhadap kualitas toilet bervariasi antara lokasi,
dengan skor mulai dari 2,0 (di terminal bis dan pusat kota), 3,0 (bandara, Survei terhadap dunia usaha juga dilakukan secara terpisah. Responden-
rumah makan) hingga 3,5 (hotel). Responden juga menjelaskan bahwa nya adalah sepuluh perusahaan yang kebanyakan beroperasi di sekitar
kebersihan makanan, ketersediaan air minum, dan pemakaian toilet yang Jakarta dan Bandung: empat rumah makan, dua hotel, dua produsen gar-
higienis menjadi kekuatiran utama. Hampir sepertiga responden (31 per- men, satu produsen makanan dan satu balai sidang. Responden usaha
sen) mengatakan mereka mengalami penyakit saluran pencernaan selama menganggap udara bersih dan kualitas lingkungan sebagai faktor terpen-
kunjungan, yang secara rata-rata membuat mereka tidak bisa beraktifi- ting bagi perusahaan dalam memilih lokasi usaha, terutama pengolahan
tas selama dua hari. Uang yang seharusnya dapat mereka belanjakan makanan dan rumah makan. Mereka kuatir terhadap buruknya kondisi
selama dua hari itu menjadi pendapatan yang hilang bagi industri pariwi- lingkungan, terutama kualitas air sungai, saluran air, pengelolaan limbah
sata. Terlepas dari banyaknya komentar negatif tentang kondisi sanitasi, padat dari industri, kurangnya toilet di ruang publik, serta udara yang ter-
85 persen pengunjung menyatakan ingin kembali ke Indonesia, dan 74 cemar sampah.
www.wsp.org