Berikut adalah ringkasan dari lima jurnal yang ditinjau:
1. Lima jurnal meneliti berbagai aspek olahraga seperti hubungan antara kepercayaan diri dan prestasi atlet, peningkatan kualitas pelatihan dan evaluasi olahraga unggulan, instrumen strategi mental untuk atlet remaja, model kepemimpinan pelatih, dan penanganan doping dalam olahraga.
2. Metode penelitian yang digunakan termasuk survei, observasi,
2. “JURNAL 1”
Judul
Kepercayaan Diri Dan Prestasi Atlet Tae Kwon Do
Daerah Istimewa Yogyakarta
Jurnal
Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro
Volume & Halaman
Vol.3 No. 1 : 55-62
Tahun
2006
Penulis
Fitri Yulianto, H. Fuad Nashori
Reviewer
Ervyan Ramlan
Tanggal
21April 2015
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
kepercayaan diri dengan prestasi atlet Tae Kwon Do DIY (Daerah
Istimewa Yogyakarta).
Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah atlet Tae Kwon Do yang menempati
juara satu, dua, dan tiga dalam kejuaraan daerah Tae Kwon Do DIY yang
diadakan di Auditorium UPN Yogyakarta.
Metode Penelitian
Metode analisis data dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
fasilitas program SPSS versi 11 for windows.
Definisi Operasional Variabel Dependen
Kepercayaan diri dan Prestasi Atlet. Rasa percaya diri (self confidence)
erat kaitannya dengan falsafah pemenuhan diri (self fulfilling prophecy)
dan keyakinan diri (self efficacy).
4. Cara & Alat Mengukur Variabel Dependen
Untuk mengatasi kesulitan pengukuran prestasi atlet Tae Kwon Do
tersebut di atas, penelitian ini menggunakan peringkat masing-masing
atlet sebagai pencerminan variabel prestasi karena peringkat
mencerminkan tingkatan mutu permainannya.
Hasil Penelitian
Untuk menguji hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi atlet,
peneliti menggunakan analisis chi-square. Analisis statistik
menggunakan bantuan program SPSS 11 for Windows. Hasil analisis
menunjukkan koefisien chi-square sebesar 23,847 dengan p < 0.01.
Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ”ada hubungan positif antara
kepercayaan diri dengan prestasi atlet Tae Kwon Do” diterima.
Kekuatan Penelitian
Adanya hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri terhadap
prestasi atlet Tae Kwon Do dengan prestasi atlet
Kelemahan Penelitian
5. “JURNAL 2”
Judul
Peningkatan Kualitas Prosedur Dan Evaluasi Olahraga Unggulan
Propinsi Kalimantan Timur
Jurnal
Jurnal Olahraga Prestasi
Volume & Halaman
Volume 5, No. 1: Hal.1-18
Tahun
2009
Penulis
Rumpis Agus Sudarko
Reviewer
Ervyan Ramlan
Tanggal
22April 2015
6. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan olahraga yang menjadi prioritas
sebagai olahraga unggulan daerah Propinsi Kalimantan Tirnur, dan mengungkap hal
yang terkait dengan peningkatan kualitas prosedur dan evaluasi olahraga unggulan
daerah.
Subjek Penelitian
Subyek yang digunakan adalah dua cabang olahraga urutan pertama dan kedua dari
olahraga unggulan kaltim.
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian Tindakan Olahraga. Populasi yang digunakan adalah
cabang olahraga di daerah Kaltim.
Definisi Operasional Variabel Dependen
Olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan
potensi oalahragawan dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
Cara & Alat Mengukur Variabel Dependen
Dalam penelitian ini dilakukan 3 sikius. Pada siklus pertama dilakukan Identifikasi
pemetaan olahraga unggulan daerah. Dalam siklus pertama ini dilakukan dengan alur
perencanaan, observasi, evaluasirefleksi
7. Definisi Operasional Variabel Independen
Terapi perilaku program Home Base merupakan terapi Untuk pelaksanaan proses
pembinaan dan pelatihan Untuk perlaksanaan pembinaan perlu dilakukan secara
teratur, terstruktur dan terprogram.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan olahraga unggulan propinsi kalimantan
timur Gulat, 2). Panjat tebing, 3). Pencak silat, 4). Squash, 5). Aero sport, 6). Sepatu
roda, 7). Panahan, 8). Bina raga, 9). Menembak, 10). Wushu, Anggar, 12). Kempo, 13).
Atletik, 14). Taekwondo, 15). Catur. Penjaringan atlet pada cabang gulat dan panjat
tebing belum sepenuhnya dimulai sejak usia dini.
8. “JURNAL 3”
Judul
Instrumen Strategi Multiteknik Mental AtletUsia 11-13 Tahun
Jurnal
Jurnal Iptek Olahraga
Volume & Halaman
VOL. 14, No. 3: Hal 268-287.
Tahun
2012
Penulis
Yusup Hidayat dan Sukadivanto
Reviewer
Ervyan Ramlan
Tanggal
22 April 2015
9. Tujuan Penelitian
Penelitia bertujuan untuk menentukan struktur faktor skala strategimultiteknik mental
olahraga dalam hubungannya dengan motivasi olahraga, kepercayaan diri, dan
penampilan olahraga berdasarkan jenis kelamin.
Subjek Penelitian
Penelitiandilaksanakan terhadap 1044 atlet usia 11-13 tahun (482 atlet pada studi 1
(286 patera dan 196 puteri) dan 552 atlet pada studi 2 (306 putera dan 216 puteri)
yang berasal dari 8 Kota/Kabupaten di Jawa Barat dan tersebar di 12 cabang olahraga
perorangan
dan beregu.
Metode Penelitian
Sampel dipilih dan ditentukan dengan menggunakanpurposive-stratified proporsional
random sampling.
Definisi Operasional Variabel Dependen
Instrumen dikembangkan dalam bentuk skala menggunakan model skala Likert,
adaempat jenis skala yang digunakan, yaitu: (1) Skala strategi multiteknik mental
olahaga untuk Atlet Anak Usia 11-13 tahun,
10. Hasil Penelitian
Hasil analisis menunjukkan: (1) semua model skala, subskala,dimensi,
dan indikator fit marjinal, kecuali model penampilan olahraga fit secara
keseluruhan; dan (2) model teoretis persamaan struktural kurang sesuai
dengan
kondisi empiris (fit marjinal), namun secara keseluruhan strategi
multiteknik penetapan tujuan, self-talk, dan imajeri mental memberikan
kontribusi positif terhadap aspek mental motivasi olahraga, kepercayaan
diri, dan penampilan olahraga.
Kekuatan Penelitian
· Melibatkan banyak atlet termasuk atlet prestasi dan
berpengalaman
Kelemahan Penelitian
· Menggunakan durasi waktu yang terlalu lama
· Memerlukan banyak analisis
11. “JURNAL 4”
Judul
Model Perubahan Perilaku Kepemimpinan Pada Pelatih Kepala
Dan Kepuasan Kerja
( The Model Transformational Leadership Behaviors of Head Coaches
and Job Satisfaction )
Dalam dunia olahraga fungsi dan peran seorang pelatih sangat erat dengan capaian
prestasi yang diukir oleh atlet. Pelatih adalah seorang yang harus tahu tentang semua
kebutuhan yang menjadi dasar bagi terpenuhinya kondisi dimana atlet memiliki
peluang untuk mencapai prestasi. Hubungan antara pelatih dengan atlet yang dibina
harus merupakan hubungan yang mencerminkan kebersamaan pandangan dalam
mewujudkan apa yang dicita-citakan. Seorang pelatih dituntut mampu menjalani
profesinya dengan tidak semata-mata bermodalkan dirinya mantan atlet, melainkan
harus mampu melengkapi dirinya dengan seperangkat kompetensi pendukung yang
penting, diantaranya adalah kemampuan untuk mentransfer pengetahuan
keolahragaannya kepada atlet secara lengkap baik dari segi teknik, taktik, maupun
mental.
Pelatih harus merupakan seorang individu yang dinamis, yang dapat memimpin dan
memberikan motivasi pada anak asuhnya maupun kepada asisten-asistennya/
pembantunya. Dia juga diharapkan dapat bergaul dengan orang banyak, menyelami isi
hati mereka, dapat
12. PEMBAHASAN
Hal tersebut dapat dipaparkan dalam sebuah penelitian yang berjudul “ Model
Perubahan Perilaku Kepemimpinan Pada Pelatih Kepala Dan Kepuasan Kerja ( The
Model Transformational Leadership Behaviors of Head Coaches and Job Satisfaction ) “.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa secara statistik “ Amos 16“
kepuasan dari asisten pelatih hasilnya menunjukkan hasil yang buruk. Penelitian ini
menemukan contoh perubahan perilaku kepemimpinan pada pelatih kepala ( head
coach )adalah sesuai dengan contoh dalam empat ukuran : Pandangan, dukungan,
pelayanan dan motivasi.
Kepuasan kerja pada contoh atau model yang telah berubah dari asisten pelatih adalah
ukuran contoh yang tepat, tergantung hadiah, prosedur pelaksanaan, budaya kerja dan
komunikasi. Transformasi kepemimpinan menggambarkan sifat tertentu seperti
mendukung hal – hal yang ideal akting / tindakan sebagai tugas model, dan
menunjukkan kepedulian dan perhatian terhadap setiap bawahan. Kepuasan atas
pekerjaan sebagai kontribusi untuk mengatur beberapa hal yang bertujuan untuk
kepuasan kerja pada latar belakang olahraga.
KESIMPULAN
Seorang pelatih harus mencerminkan contoh dari sportifitas yang baik, pelatih harus
mengajarkan dan mengingatkan sikap sportif pada atletnya. Sikap sportif atlet dapat
kita lihat baik melalui pergaulan sehari-hari maupun pada waktu melakukan latihan
dan pertandingan. Kemenangan bukanlah tujuan mutlak dalam olahraga tetapi masih
ada tujuan lain yang lebih terhormat yaitu dalam rangka membentuk mental dan
karakter serta kepribadian yang sempurna bagi atlet.
13. “JURNAL 5”
Mengatasi Doping
( Coping with Doping )
Dalam olahraga, doping merujuk pada penggunaan obat peningkat performa oleh para
atlet agar dapat meningkatkan performa atlet tersebut. akibatnya, doping dilarang
oleh banyak organisasi olahraga seluruh dunia.
Menurut IOC (Komite Olimpiade Internasional) pada tahun 1990, doping adalah upaya
meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau metodeyang dilarang dalam
olahraga dan tidak terkait dengan indikasi medis. Alasannya terutama mengacu pada
ancaman kesehatan atas obat peningkat performa, kesamaan kesempatan bagi semua
atlet dan efek olahraga bersih (bebas doping) yang patut dicontoh dalam kehidupan
umum. Selain obat, bentuk lain dari doping adalah doping darah, baik melalui
transfuse darah maupun penggunaan hormone eritropoietin atau steroid anabolic
tetrahidrogestrinon.
Nilai sportifitas dalam beberapa cabang olahraga sering ternoda oleh pemakaian obat
doping yang dikonsumsi atletnya. Persaingan prestasi olahraga yang semakin ketat
membuat sebagian atlet sering menghalalkan berbagai cara. Apalagi ada sebagian
pelatih yang bernafsu meningkatkan prestasi atlet dengan berbagai cara, misalnya
latihan yang lebih keras, memanfaatkan kemajuan teknologi, atau bahkan lewat jalan
pintas yaitu memberi obat doping demi prestasi dan meningkatkan performa atlitnya
14. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh J. Angelo Corlett , Vincent Brown Jr. &
Kiersten Kirkland dapat disimpulkan bahwa, kita menetapkan suatu langkah baru
terhadap kerugian yang tidak sportif, sesuatu yang tidak umum pada etika
penggunaan doping dalam dunia olahraga. Tetapi kita tambahkan sebuah argumen
baru bahwa kita percaya hal – hal pada moral sebagai intinya.
Kita juga menjaga keadaan kita terhadap beberapa hal yang penting yang mungkin
diangkat lagi. akhirnya kita berpendapat untuk saat ini doping di dalam dunia
olahraga seharusnya dilarang hingga ini bisa ditunjukkan bahwa fokus kita bisa
lebih memuaskan
KESIMPULAN
Doping adalah penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan performance dalam
berolahraga. Bila karena suatu proses pengobatan terjadi kenaikan suatu
kemampuan fisik karena khasiat obat atau karena dosis yang berlebih maka
pengobatan tersebut dianggap sebagai suatu doping. Secara kesehatan doping
juga tidak dianjurkan atau dilarang oleh pemerintah, akan tetapi secara psikologis
seorang yang memakai dopping pasti akan dihantui ketajutan baik mental maupun
psikis atlet tersebut.