SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
PRESENTASI LINGUSTIK UMUM 
dan LINGUISTIK KHUSUS 
Serta 
LINGUISTIK SINKRONIS dan 
LINGUISTIK DIAKRONIS
Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn 
yang berarti dengan, dan khronos yang berarti 
waktu, masa. Dengan demikian, linguistik 
sinkronis mempelajari bahasa sezaman. Fakta 
dan data bahasa adalah rekaman yang diujarkan 
oleh pembicara, atau bersifat horisontal. 
Linguistik sinkronis adalah mempelajari bahasa 
pada suatu kurun waktu tertentu, misalnya 
mempelajari bahasa Indonesia di masa 
reformasi saja.
Sinkronis dapat dipahami seperti dalam 
bahasa Perancis, tekanan selalu terletak di 
suku kata terakhir, kecuali kalau suku kata 
terakhir mengandung e pepet (seperti “ə”). 
Ini adalah fakta sinkronis, yakni suatu 
hubungan antara himpunan kata bahasa 
Perancis dan tekanan, tetapi fakta ini juga 
berasal dari keadaan masa lalu (diakronis).
Saussure mengemukakan bahwa kajian bahasa secara 
sinkronis amat perlu, meskipun beliau banyak 
berkecimpung dalam kajian diakronis. Bahkan 
baginya, kajian sinkronis bahasa mengandung 
kesistematisan tinggi, sedangkan kajian diakronis 
tidak. Bahkan bagi penggunanya, sejarah bahasa 
tidak memberikan apa-apa kepada pengguna bahasa 
mengenai cara penggunaan bahasa. Ada yang perlu 
bagi pengguna bahasa, yaitu état de langue atau 
suatu keadaan bahasa. Suatu keadaan bahasa 
terbebas dari dimensi waktu dalam bahasa yang 
justrumemiliki watak kesistematisan.
Kajian sinkronis justru lebih serius dan sulit. 
Sistem keadaan bahasa ‘sinkronik’ seperti 
sistem permainan catur. Setiap buah catur 
(setara dengan suatu unit bahasa) memiliki 
tempat tersendiri dan memiliki keterkaitan 
tertentu dengan buah lain, dan kekuatan serta 
pola gerak/jalan tersendiri. État de langue 
adalah jaringan keterkaitan yang menentukan 
nilai suatu elemen benar-benar tergantung, 
langsung atau tak langsung pada nilai elemen-elemen 
yang lain.
Kata diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia yang 
berarti melalui, dan khronas yang berarti waktu, 
masa. Dengan demikian, yang dimaksud dengan 
linguistik diakronis adalah subdisiplin linguistik yang 
menyelidiki perkembangan suatu bahasa dari masa 
ke masa. Studi diakronis bersifat vertikal, misalnya 
menyelidiki perkembangan bahasa Indonesia yang 
dimulai sejak adanya prasasti di Kedukan Bukit 
sampai kini.
Contoh yang lain terdapat dalam bahasa Jerman. Dalam 
bahasa Jerman tinggi kuno, kata jamak gast, ‘tuan rumah’, 
semula adalah gasti, dan jamak hant ‘tangan’ semula adalah 
hanti, dll. Akan tetapi, di kemudian hari, i- tersebut menjadi 
umlaut yang mengakibatkan a menjadi e dalam suku kata 
terdahulu: gasti menjadi gesti, hanti menjadi henti, tetapi 
kemudian (lagi) i- kehilangan bunyinya dan menghasilkan 
gesti menjadi geste, dst. 
Akibatnya, sekarang terdapat kata Gäst: Gaste, Händ: 
Hande, dan sejumlah besar kelompok kata yang 
menampilkan bentuk jamak dan tunggal. Hal ini adalah 
dimensi linguistik diakronis. Diakronis tidak mengubah 
sistem karena kata yang berubah pun adalah sistem dalam 
bentuk yang lain dengan sistem sebelumnya. Perubahan 
kata terjadi di luar kemampuan siapa pun.
Ada kasus khusus dalam linguistik sinkronis dan diakronis, contoh: 
pouter dalambahasa Yunani berarti kuda betina, sekarang pengertiannya 
berubah menjadi “tiang penunjang” (jadi maknanya berubah). Kata 
tersebut tetap, tetapi pengertian masyarakat akan kata itu yang 
berubah. Jadi fakta historis atau diakronis mengikuti fakta sinkronis. 
Oleh karena itulah, sinkronis menganggap gast beroposisi dengan gäste, 
gebe beroposisi dengan gib, dst, sedangkan diakronis menganggap gast 
berubah menjadi gaste. Diakronis hanya hadir dalam parole karena 
segala perubahan pertama kali dilontarkan individu sebelum masuk 
dalam kelaziman. Misalnya, bahasa Jerman memiliki: ich war, wir waren, 
sedangkan bahasa Jerman kuno sampai abad XVI menafsirkannya: ich 
was, wir waren dan dalam bahasa Inggris: I was, we were. Nah, 
bagaimana terjadinya substitusi dari war ke was? Saussure mengatakan, 
pasti ada beberapa orang yang terpengaruh oleh waren, kemudian 
menciptakan war dengan jalan analogi. Ini adalah fakta dalam parole. 
Karena kata tersebut sering diulang dan diterima oleh masyarakat, maka 
kata tersebut menjadi fakta dalamlangue.
Jika seseorang hanya melihat sisi diakronis bahasa, maka 
yang ia lihat bukan lagi langue, melainkan sederet 
“peristiwa” yang notabene merupakan parole. 
Linguistik diakronis akan menelaah hubungan-hubungan 
di antara unsur-unsur yang berturutan dan tidak dilihat 
oleh kesadaran kolektif yang sama, dan yang satu 
menggantikan yang lain tanpa membentuk sistem di 
antara mereka. 
Sebaliknya, linguistik sinkronis akan mengurusi 
hubungan-hubungan logis dan psikologis yang 
menghubungkan unsur-unsur yang hadir bersama dan 
membentuk sistem, seperti dilihat dalam kesadaran 
kolektif yang sama.
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?opti 
on=com_content&view=article&id=64:pbin41 
01-linguistikumum&Itemid=75&catid=30:fkip 
http://guruumarbakri.blogspot.com/2010/09/ali 
ran-linguistik.html 
Verhaar,J.W.M. 2001. Asas-asas Linguistik 
Umum. Bandung:Gadjah Mada University.
PRESENTASE LINGUSTIK UMUM, 
LINGUISTIK 
KHUSUS,SINKRONIS dan 
DIAKRONIS 
SELESAI 
Fadhliyatul 
maulidia

More Related Content

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Endless Dreams Foundation, Inc. Academic Dreams Program
Endless Dreams Foundation, Inc. Academic Dreams ProgramEndless Dreams Foundation, Inc. Academic Dreams Program
Endless Dreams Foundation, Inc. Academic Dreams Program
 
Endless dreams foundation academic dreams program final2
Endless dreams foundation academic dreams program final2Endless dreams foundation academic dreams program final2
Endless dreams foundation academic dreams program final2
 
Piazza Armerina
Piazza ArmerinaPiazza Armerina
Piazza Armerina
 
Engajamento
EngajamentoEngajamento
Engajamento
 
Proceso
ProcesoProceso
Proceso
 
SIDERA CIDADE SIMPATIA
SIDERA CIDADE SIMPATIASIDERA CIDADE SIMPATIA
SIDERA CIDADE SIMPATIA
 
Virtual LAN
Virtual LANVirtual LAN
Virtual LAN
 
Errata 1
Errata 1Errata 1
Errata 1
 
Ejemplo Presentacion
Ejemplo PresentacionEjemplo Presentacion
Ejemplo Presentacion
 
6 passos iniciais para que seu projeto de Social CRM tenha sucesso
6 passos iniciais para que seu projeto de Social CRM tenha sucesso6 passos iniciais para que seu projeto de Social CRM tenha sucesso
6 passos iniciais para que seu projeto de Social CRM tenha sucesso
 
11596
1159611596
11596
 
30478
3047830478
30478
 
11533
1153311533
11533
 
Revista Viver Piatã
Revista Viver PiatãRevista Viver Piatã
Revista Viver Piatã
 
Pilar 8
Pilar 8Pilar 8
Pilar 8
 
4. Presentacion Jornadas De Informacion Ambiental Zaragoza Mayo 09
4. Presentacion Jornadas De Informacion Ambiental Zaragoza Mayo 094. Presentacion Jornadas De Informacion Ambiental Zaragoza Mayo 09
4. Presentacion Jornadas De Informacion Ambiental Zaragoza Mayo 09
 
Lava louças ultrarrápida com ultrassom
Lava louças ultrarrápida com ultrassomLava louças ultrarrápida com ultrassom
Lava louças ultrarrápida com ultrassom
 
Estética
EstéticaEstética
Estética
 
11604
1160411604
11604
 
Testes
TestesTestes
Testes
 

Similar to LINGUISTIK UMUM DAN KHUSUS SINKRONIS DIAKRONIS

Similar to LINGUISTIK UMUM DAN KHUSUS SINKRONIS DIAKRONIS (20)

Pengertian sejarah
Pengertian sejarahPengertian sejarah
Pengertian sejarah
 
Presentasi sejarah
Presentasi sejarahPresentasi sejarah
Presentasi sejarah
 
Presentasisejarahxipa1 130917072813-phpapp02-000
Presentasisejarahxipa1 130917072813-phpapp02-000Presentasisejarahxipa1 130917072813-phpapp02-000
Presentasisejarahxipa1 130917072813-phpapp02-000
 
pengantar linguistik
pengantar linguistikpengantar linguistik
pengantar linguistik
 
Sejarah Peminatan X.pptx
Sejarah Peminatan X.pptxSejarah Peminatan X.pptx
Sejarah Peminatan X.pptx
 
Sinkronik dan Diakronik.pptx
Sinkronik dan Diakronik.pptxSinkronik dan Diakronik.pptx
Sinkronik dan Diakronik.pptx
 
Presentasi sejarah kelas X bab 1&2
Presentasi sejarah kelas X bab 1&2Presentasi sejarah kelas X bab 1&2
Presentasi sejarah kelas X bab 1&2
 
Ayisy syahmi b. sukiman
Ayisy syahmi b. sukimanAyisy syahmi b. sukiman
Ayisy syahmi b. sukiman
 
Zaman lingustik perbandingan
Zaman lingustik perbandinganZaman lingustik perbandingan
Zaman lingustik perbandingan
 
Linguistik baru
Linguistik baruLinguistik baru
Linguistik baru
 
87360428 filba
87360428 filba87360428 filba
87360428 filba
 
Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2
 
Bahasa sebagai kajian_linguistik
Bahasa sebagai kajian_linguistikBahasa sebagai kajian_linguistik
Bahasa sebagai kajian_linguistik
 
Ferdinand de Saussure
Ferdinand de SaussureFerdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure
 
3107 linguistik 2013
3107 linguistik 20133107 linguistik 2013
3107 linguistik 2013
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
 
linguistik historis komparatif
linguistik historis komparatiflinguistik historis komparatif
linguistik historis komparatif
 
Gambaran umum ilmu bahasa
Gambaran umum ilmu bahasaGambaran umum ilmu bahasa
Gambaran umum ilmu bahasa
 
Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2
 
C. Linguistik umum P.U
C. Linguistik umum P.UC. Linguistik umum P.U
C. Linguistik umum P.U
 

LINGUISTIK UMUM DAN KHUSUS SINKRONIS DIAKRONIS

  • 1. PRESENTASI LINGUSTIK UMUM dan LINGUISTIK KHUSUS Serta LINGUISTIK SINKRONIS dan LINGUISTIK DIAKRONIS
  • 2.
  • 3.
  • 4. Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti dengan, dan khronos yang berarti waktu, masa. Dengan demikian, linguistik sinkronis mempelajari bahasa sezaman. Fakta dan data bahasa adalah rekaman yang diujarkan oleh pembicara, atau bersifat horisontal. Linguistik sinkronis adalah mempelajari bahasa pada suatu kurun waktu tertentu, misalnya mempelajari bahasa Indonesia di masa reformasi saja.
  • 5. Sinkronis dapat dipahami seperti dalam bahasa Perancis, tekanan selalu terletak di suku kata terakhir, kecuali kalau suku kata terakhir mengandung e pepet (seperti “ə”). Ini adalah fakta sinkronis, yakni suatu hubungan antara himpunan kata bahasa Perancis dan tekanan, tetapi fakta ini juga berasal dari keadaan masa lalu (diakronis).
  • 6. Saussure mengemukakan bahwa kajian bahasa secara sinkronis amat perlu, meskipun beliau banyak berkecimpung dalam kajian diakronis. Bahkan baginya, kajian sinkronis bahasa mengandung kesistematisan tinggi, sedangkan kajian diakronis tidak. Bahkan bagi penggunanya, sejarah bahasa tidak memberikan apa-apa kepada pengguna bahasa mengenai cara penggunaan bahasa. Ada yang perlu bagi pengguna bahasa, yaitu état de langue atau suatu keadaan bahasa. Suatu keadaan bahasa terbebas dari dimensi waktu dalam bahasa yang justrumemiliki watak kesistematisan.
  • 7. Kajian sinkronis justru lebih serius dan sulit. Sistem keadaan bahasa ‘sinkronik’ seperti sistem permainan catur. Setiap buah catur (setara dengan suatu unit bahasa) memiliki tempat tersendiri dan memiliki keterkaitan tertentu dengan buah lain, dan kekuatan serta pola gerak/jalan tersendiri. État de langue adalah jaringan keterkaitan yang menentukan nilai suatu elemen benar-benar tergantung, langsung atau tak langsung pada nilai elemen-elemen yang lain.
  • 8. Kata diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia yang berarti melalui, dan khronas yang berarti waktu, masa. Dengan demikian, yang dimaksud dengan linguistik diakronis adalah subdisiplin linguistik yang menyelidiki perkembangan suatu bahasa dari masa ke masa. Studi diakronis bersifat vertikal, misalnya menyelidiki perkembangan bahasa Indonesia yang dimulai sejak adanya prasasti di Kedukan Bukit sampai kini.
  • 9. Contoh yang lain terdapat dalam bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman tinggi kuno, kata jamak gast, ‘tuan rumah’, semula adalah gasti, dan jamak hant ‘tangan’ semula adalah hanti, dll. Akan tetapi, di kemudian hari, i- tersebut menjadi umlaut yang mengakibatkan a menjadi e dalam suku kata terdahulu: gasti menjadi gesti, hanti menjadi henti, tetapi kemudian (lagi) i- kehilangan bunyinya dan menghasilkan gesti menjadi geste, dst. Akibatnya, sekarang terdapat kata Gäst: Gaste, Händ: Hande, dan sejumlah besar kelompok kata yang menampilkan bentuk jamak dan tunggal. Hal ini adalah dimensi linguistik diakronis. Diakronis tidak mengubah sistem karena kata yang berubah pun adalah sistem dalam bentuk yang lain dengan sistem sebelumnya. Perubahan kata terjadi di luar kemampuan siapa pun.
  • 10. Ada kasus khusus dalam linguistik sinkronis dan diakronis, contoh: pouter dalambahasa Yunani berarti kuda betina, sekarang pengertiannya berubah menjadi “tiang penunjang” (jadi maknanya berubah). Kata tersebut tetap, tetapi pengertian masyarakat akan kata itu yang berubah. Jadi fakta historis atau diakronis mengikuti fakta sinkronis. Oleh karena itulah, sinkronis menganggap gast beroposisi dengan gäste, gebe beroposisi dengan gib, dst, sedangkan diakronis menganggap gast berubah menjadi gaste. Diakronis hanya hadir dalam parole karena segala perubahan pertama kali dilontarkan individu sebelum masuk dalam kelaziman. Misalnya, bahasa Jerman memiliki: ich war, wir waren, sedangkan bahasa Jerman kuno sampai abad XVI menafsirkannya: ich was, wir waren dan dalam bahasa Inggris: I was, we were. Nah, bagaimana terjadinya substitusi dari war ke was? Saussure mengatakan, pasti ada beberapa orang yang terpengaruh oleh waren, kemudian menciptakan war dengan jalan analogi. Ini adalah fakta dalam parole. Karena kata tersebut sering diulang dan diterima oleh masyarakat, maka kata tersebut menjadi fakta dalamlangue.
  • 11. Jika seseorang hanya melihat sisi diakronis bahasa, maka yang ia lihat bukan lagi langue, melainkan sederet “peristiwa” yang notabene merupakan parole. Linguistik diakronis akan menelaah hubungan-hubungan di antara unsur-unsur yang berturutan dan tidak dilihat oleh kesadaran kolektif yang sama, dan yang satu menggantikan yang lain tanpa membentuk sistem di antara mereka. Sebaliknya, linguistik sinkronis akan mengurusi hubungan-hubungan logis dan psikologis yang menghubungkan unsur-unsur yang hadir bersama dan membentuk sistem, seperti dilihat dalam kesadaran kolektif yang sama.
  • 12. http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?opti on=com_content&view=article&id=64:pbin41 01-linguistikumum&Itemid=75&catid=30:fkip http://guruumarbakri.blogspot.com/2010/09/ali ran-linguistik.html Verhaar,J.W.M. 2001. Asas-asas Linguistik Umum. Bandung:Gadjah Mada University.
  • 13. PRESENTASE LINGUSTIK UMUM, LINGUISTIK KHUSUS,SINKRONIS dan DIAKRONIS SELESAI Fadhliyatul maulidia