SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
10 Fakta Menarik Bandara
Internasional Banyuwangi,
Kamu Harus Baca
Bandara Banyuwangi atau bagi wisatawan asing adalah Banyuwangi International Airport
yang ada di desa Blimbingsari, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi
Jawa Timur. Bandara yang mempunyai landas pacu hingga 2250 meter tersebut sudah
beroperasi sejak tahun 2019 Desember 2010.
Sebagai bandara hijau pertama di nusantara, bandar udara tersebut diinisiasi oleh Bupati
Purnomo Sidik. Sempat tertunda proses pembangunannya, bandar udara tersebut kemudian
dilanjutkan pada masa kepemimpinan Bupati Samsul Hadi. Mempertimbangkan lahan yang
ada di kecamatan Glenmore tidak layak karena topografi gunung, muncullah keputusan
menteri nomor 49 tahun 2003 untuk pembangunan bandara pada Desa Blimbingsari yang
saat itu masih masuk dalam Kecamatan Rogojampi.
Pada tahun 2009, Bandara yang awalnya disebut sebagai Bandara Blimbingsari ini mulai
digunakan Bali International Flight Academy dalam hal pelatihan lepas landas untuk para
calon pilot. Pada tanggal 29 Desember 2010, maskapai Sky Aviation mulai beberapa hari
sebelumnya. Penerbangan tersebut sekaligus menjadi peresmian bagi Bandara Blimbingsari
atau bandara Banyuwangi sebagai salah satu bandara komersil di Indonesia.
Pada tahun 2017, sesuai surat keputusan Menteri Perhubungan, bandara tersebut berubah
nama menjadi Bandar Udara Banyuwangi. Sejak saat itu, bandara ini berada dibawah
pengelolaan Angkasa Pura II.
10 Fakta Unik Bandara Banyuwangi
Untuk mewujudkan keberadaan bandara yang awalnya bernama Bandara Blimbingsari ini
membutuhkan proses yang sangat panjang. Bandara tersebut mempunyai beberapa
keunikan yang membuatnya tampak berbeda jika dibandingkan dengan bandara lainnya di
Indonesia.
Bandara Banyuwangi mengusung konsep green airport atau bandara hijau sebagai satu-
satunya bandara di Indonesia dengan konsep tersebut. Walaupun menggunakan dana APBD
dengan anggaran yang relatif kecil, arsitektur pada bandara tersebut mengadopsi kekayaan
lokal dari masyarakat Banyuwangi.
Itulah mengapa bandara ini tidak hanya berfungsi untuk akses ke Banyuwangi, tetapi juga
sebagai landmark yang menarik para pengunjung. Nah jika kamu penasaran seperti apa
keunikan dari bandara Banyuwangi yang berada di kecamatan Blimbingsari, Kabupaten
Banyuwangi, berikut adalah informasi yang wajib kamu simak:
1. Alasan pembangunan Bandar Udara Banyuwangi
Berada pada bagian ujung timur pulau Jawa, Kabupaten Banyuwangi hanyalah sebagai
tempat singgah atau penghubung antara Jawa-Bali. Banyuwangi hanya dikenal sebagai
tempat transit sebelum meneruskan perjalanan tujuan Jawa-Bali.
Kabupaten Banyuwangi menawarkan akses jalan darat yang lancar dan mulus tetapi
kendalanya adalah jarak cukup jauh. Misalnya, bagi para pengunjung dari Surabaya harus
menempuh perjalanan hingga 300 KM sehingga membutuhkan perjalanan darat dengan
waktu tempuh 7 sampai 8 jam. Sedangkan pengunjung dari provinsi lain harus berpikir
panjang jika ingin mampir ke Banyuwangi.
Bahkan bagi masyarakat Banyuwangi sendiri apabila bekerja maupun mempunyai urusan di
luar kota, mereka harus menempuh perjalanan yang sangat panjang. Contohnya ketika ingin
mudik lebaran atau pulang kampung ketika liburan tiba.
Kebutuhan akses transportasi cepat dan mudah adalah prioritas utama bagi Kabupaten
Banyuwangi supaya bisa lebih maju dan mampu mengejar ketertinggalan jika dibandingkan
dengan kota lain yang sudah maju seperti kota Malang atau kota Jember.
Abdullah Azwar Anas selaku bupati Banyuwangi menyebutkan bahwa kebutuhan akses ke
Banyuwangi akan memudahkan banyak hal seperti menjadi gerbang masuk para wisatawan,
meningkatkan dunia usaha, memajukan kebutuhan pendidikan, dan mempermudah
masyarakat yang ingin berkunjung ke Banyuwangi.
Sehingga tidak ada cara lain untuk memajukan Kabupaten Banyuwangi kecuali dengan
menyediakan bandar udara. Dari sinilah, masyarakat bisa lebih sejahtera karena mempunyai
akses termudah dan tercepat.
Berawal dari komitmen akselerasi pengembangan maupun kemajuan konektivitas bandara
Banyuwangi tersebut, akhirnya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berhasil memperoleh
bandara Awards pada tahun 2016 dari sebuah media yang mempunyai prioritas pada bidang
kebandaraan.
2. Bandara Banyuwangi dulunya dikenal sebagai Bandara
Blimbingsari
Fakta kedua, bandara tersebut sebelumnya dikenal sebagai Bandar Udara Blimbingsari. Hal
ini karena lokasi bandara berada di desa Blimbingsari Kecamatan Rogojampi Kabupaten
Banyuwangi. Jika kamu dari kota Banyuwangi dan ingin menuju ke bandara tersebut maka
harus menempuh perjalanan sejauh 17 km.
Pada saat itu juga, Desa Blimbingsari terus berkembang dan mengalami pemekaran
sehingga statusnya menjadi Kecamatan Blimbingsari. Alasan dibalik pergantian nama
bandara adalah supaya lebih melekat sesuai nama daerah. Penggunaan nama Banyuwangi
pada Bandara tersebut akan membantu mempromosikan keberadaan bandar udara ini
secara lebih mudah. Apalagi, nama Banyuwangi sudah sangat familiar bagi masyarakat luar.
Sedangkan tujuan pembangunan bandara Banyuwangi juga untuk terus dikembangkan
sebagai bandara internasional.
Walaupun terdapat pergantian nama dalam sejarah pembangunannya, bandar udara ini tidak
menghilangkan nama desa Blimbingsari. Sampai saat ini, masyarakat masih menyebutnya
sebagai bandara Banyuwangi yang ada di desa Blimbingsari.
3. Bandara Banyuwangi mempunyai konsep green Airport
pertama di Indonesia
Jika kamu melihat bandara di Indonesia, pada bagian terminal bandara tampak dipenuhi
kaca, namun hal tersebut tidak kamu temukan di bandara Banyuwangi. Itulah mengapa
Bandar Udara yang satu ini justru tampak anti-mainstream dan mempunyai keunikan
tersendiri.
Bandara Banyuwangi dibangun dengan konsep tropis dan memiliki penghawaan alami. Tidak
ada kaca, tetapi bangunan terminal bandara menggunakan banyak kayu. Bahkan, sebagian
besar penggunaan kayu pada bandara tersebut merupakan kayu bekas.
Karena konsep pembangunan menggunakan penghawaan alami, hampir tidak
menggunakan AC. Bandara tersebut juga mempunyai desain interior yang sangat minim
sekat sehingga sinar matahari bebas masuk ke terminal bandara dan sirkulasi udara di
sekitar bangunan ini sangat baik.
Bagian menarik berikutnya dari pembangunan bandara tersebut adalah hampir di setiap
sudut terminal, dimana para pengunjung dapat melihat kolam ikan. Fungsi kolam tersebut
adalah untuk memperbaiki tekanan udara dengan cara terdapat aliran air pada bagian kolam
yang tampak mengelilingi berbagai ruang. Cara ini terbukti efektif untuk membantu suhu
ruang bandara tetap sejuk.
Bagian berikutnya dari bandar udara ini adalah bagian pencahayaan ruang yang secara
alami dengan memanfaatkan sinar matahari. Apalagi dalam desain interior bandara ini
menggunakan permainan sekat ruang berbahan kayu ulin bekas dengan tekstur khas.
Bandar udara ini juga mempunyai tanaman hijau pada bagian ruangan supaya menambah
kesan asri atau natural. Sedangkan pada bagian atap gedung terminal bandara, terdapat roof
garden yaitu taman dengan tanaman rumput gajah mini. Tanaman hias Lee Kwan Yew juga
dapat kamu lihat pada bagian ventilasi atap dan tampak menjuntai.
Tak berhenti sampai disitu, kamu juga akan dibuat terpukau dengan adanya banyak tanaman
hijau. Pembangunan konsep bandara yang menggunakan arsitektur hijau sebagaimana iklim
tropis di Indonesia.
Selain menggunakan bahan ramah lingkungan dan memanfaatkan sumber daya lokal,
pembangunan bandar udara ini memiliki pengelolaan dan pemeliharaan yang efisien. Apalagi
juga memanfaatkan adanya vegetasi supaya bisa mengurangi panas dan pengelolaan
limbah untuk sumberdaya keberlanjutan.
4. Atap bandara Banyuwangi menggambarkan rumah suku
Osing
Tidak hanya mempunyai konsep hijau, terminal bandara Banyuwangi juga mempunyai
keunikan dalam arsitektur bangunannya. Kamu bisa melihat hal tersebut dari bagian atap
terminal bandara karena mengadopsi budaya lokal Gambarkan khas masyarakat Osing
sebagai suku asli Banyuwangi.
Bandara udara ini mempunyai dua atap dengan arah berlawanan sehingga merupakan tanda
keberangkatan dan kedatangan. Bentuk budaya lokal lainnya yaitu adanya Kiling, sebuah
kincir angin sebagai budaya lokal suku Osing yang terdapat pada bagian depan bandar
udara.
Pada lantai kedua, terdapat ruang anjungan yang langsung menuju ke landasan. Ruangan
tersebut merupakan fasilitas sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya masyarakat
yang sering mengantar kerabat ketika bepergian. Sehingga, para pengantar dapat melihat
kerabat naik tangga pesawat seraya Melambaikan tangan.
Kearifan lokal budaya Nusantara tersebut merupakan bagian dari hal yang perlu
dipertahankan. Tidak hanya itu, pada bagian lantai dua terminal bandar udara ini, para
penumpang juga bisa melihat pemandangan persawahan hijau juga pemandangan aktivitas
di bandara. Contohnya, ketika pesawat lepas landas dan bagaimana para petugas bandara
bekerja.
5. Bandara Banyuwangi Mengusung Budaya Indonesia
Pembangunan bandar udara di Banyuwangi ini mendapatkan apresiasi dari berbagai macam
pihak. Selain mampu mengusung konsep green airport atau bandara hijau, bahan-bahan
pembangunannya juga ramah lingkungan sekaligus menjadi bandara pertama yang
menerapkan Eco Terminal secara efisien dari segi pengelolaan dan pemeliharaannya di
Indonesia.
Banyak wisatawan, arsitek, tokoh nasional, dan publik secara umum mengakui bagaimana
konsep green Airport Bandar Udara Banyuwangi tersebut berhasil mencuri perhatian. Iwan
Supriyanto selaku direktur Bina penataan bangunan Kementerian Pekerjaan Umum
mengakui bahwa bandara tersebut merupakan desain arsitek profesional dengan konsep
unik dan mampu mengangkat ciri khas lokal.
Karena keunikan tersebut, Kementerian Perhubungan Banyuwangi akhirnya memberikan
apresiasi Bandara Blimbingsari Banyuwangi sebagai Indonesian Style Airport dan menjadi
satu-satunya bandara dengan konsep tersebut sampai saat ini.
Ditambahkan juga oleh Yudhi Sari Sitompul selaku direktur Bandar Udara Kementerian
Perhubungan bahwa bandara Banyuwangi merupakan contoh terbaik bagi daerah lainnya
ketika ingin membangun bandara dengan cara adopsi kearifan lokal masing-masing daerah.
6. Andra Matin, arsitek bandara Banyuwangi
Jika kamu penasaran siapa arsitek yang berhasil mengundang decak kagum berbagai pihak
yang melihat keindahan bandara Banyuwangi, maka jawabannya adalah Andra Matin.
Sebagai seorang arsitek profesional, Andra telah berulang kali memperoleh kepercayaan
dalam merancang berbagai bangunan khas di Banyuwangi.
Bahkan sebelumnya ialah sosok arsitek di belakang pembangunan masjid pendopo
Banyuwangi. Andra dipilih sebagai arsitek untuk bandara Banyuwangi dengan tujuan untuk
transfer pengetahuan bagi arsitek nasional ke lokal.
Dengan demikian diharapkan para arsitek lokal mampu mencontoh seperti apa merancang
bangunan di wilayah banyuwangi mulai dari ruko, rumah makan dengan konsep arsitektur
khas. Juga, bagaimana membuat bangunan sederhana tampak ikonik.
7. Pembangunan Bandara Blimbingsari Banyuwangi
terjangkau yaitu 45M
Percaya atau tidak, pembangunan terminal bandara udara Banyuwangi hanya menelan biaya
45 M. Biaya tersebut terbilang terjangkau untuk pembangunan dengan hasil sangat baik
bahkan dihitung 4 kali lebih murah jika kamu bandingkan dengan bandara lainnya.
Beberapa daerah yang mempunyai proyek pembangunan Terminal bandara bahkan bisa
menelan biaya hingga ratusan miliar. Mengetahui informasi berapa biaya yang dibutuhkan
dalam pembangunan bandara ini membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menko
kemaritiman Luhut Panjaitan sontak terkejut.
Apalagi, biaya pembangunan tersebut sama sekali tidak mengambil anggaran negara.
Berbeda dengan bandara lainnya yang menggunakan APBN, justru bandara ini
menggunakan APBD dari Banyuwangi.
Keputusan menggunakan dana APBD untuk pembangunan bandara tersebut adalah supaya
proses lebih cepat. Walaupun dana sangat kecil, tetapi bandara Banyuwangi mampu muncul
dengan keunikannya sendiri. Apalagi kondisi bangunan bandar udara ini sangat terpelihara
secara baik. Pemerintah daerah Banyuwangi bahkan memberikan anggaran biaya
pemeliharaan secara khusus sebesar 100 juta per bulan. Proses pembangunan tersebut
tidak berjalan langsung begitu saja tetapi secara bertahap.
Pada tahun 2005, pembangunan awal dimulai dari landasan pacu atau Runway bandara
sekitar 900 m sedangkan lebarnya 23 m. Pada tahun 2007 dilakukan penambahan Landasan
Pacu sehingga menjadi 1400 m. Tahun 2008, pemerintah daerah memutuskan melakukan
pelebaran Runway sehingga mencapai 30 M.
Hal tersebut dilakukan secara terus-menerus, bertahap sampai pada akhirnya pada tahun
2018, Landasan Pacu Bandara Udara Banyuwangi sudah menjadi 2500 m dan lebarnya
mencapai 45 m. Tebal landasan juga ditambah hingga PCN (Pavement Classification
Number) 5. Berkat pembangunan ini, maka landasan dapat digunakan untuk pesawat
Boeing.
Pemerintah daerah juga memperhatikan kapasitas Apron atau tempat parkir pesawat
sehingga mampu mempunyai luas 41.000 M2 untuk 9 pesawat Boeing 737. Pembangunan
Runway panjang dan lebar membantu meningkatkan minat maskapai supaya bisa terbang
ke Banyuwangi.
8. Penumpang di Bandar Udara Banyuwangi meningkat
hingga 1700%!
Setiap tahunnya, jumlah penumpang di bandara udara Banyuwangi terus meningkat secara
signifikan. Pada tahun 2011, jumlah penumpang yang semula 7.836 orang kemudian
meningkat menjadi 140.683 penumpang pada tahun 2017.
Dalam kurun waktu 8 tahun terjadi peningkatan penumpang di Bandar Udara tersebut hingga
hampir 1700%!
Pada Oktober 2018, penumpang sudah mencapai 307.000 orang lebih. Inilah yang membuat
banyak maskapai ingin masuk ke Banyuwangi. Padahal, keberlangsungan bandara
Banyuwangi sempat diragukan karena belum adanya pasar penerbangan di area tersebut.
Apalagi, tidak ada kebijakan subsidi APBD bagi maskapai di bandara udara ini.
Untuk menjawab hal tersebut, Bupati Azwar Anas mencoba menggunakan strategi dengan
membentuk perekonomian lokal terlebih dahulu. Sehingga nantinya dapat meningkatkan
permintaan penerbangan.
Demi menggalakkan perekonomian daerah, Pemkab Banyuwangi akhirnya melakukan
inovasi dengan cara membuat berbagai macam program pada sektor pariwisata. Contohnya
dengan mengadakan berbagai macam festival setiap tahun guna mempromosikan destinasi
wisata. Hasilnya, perekonomian Kabupaten Banyuwangi mulai menggeliat.
Dari tahun ke tahun, jumlah penumpang pesawat menuju ke Banyuwangi terus meningkat
pasar lokal juga terus berkembang dan semakin banyak maskapai penerbangan masuk ke
Banyuwangi. Hingga pada tahun 2017, Nam Air akhirnya membuka rute secara resmi
Jakarta-Banyuwangi dan kemudian di susul Garuda Indonesia, Citilink, dan Batik Air.
9. Bandara udara dengan tingkat keselamatan paling top di
Indonesia
Walaupun sampai saat ini, bandara udara Banyuwangi masih dalam tahap pengembangan
tetapi sudah mempunyai sistem keselamatan paling baik se-indonesia. Informasi tersebut
sesuai dengan penilaian audit safety and security bagi seluruh bandara di Indonesia.
Terdapat 185 unit penyelenggara Bandar Udara yang dikelola Kemenhub tahun 2016.
Hasilnya, bandara udara Banyuwangi berhasil meraih skor tertinggi pada penilaian audit
tersebut.
Pada saat penilaian, Bandara Banyuwangi masih menggunakan nama Bandara Blimbingsari
dan berhasil memperoleh poin hingga 78. Nilai tersebut diperoleh dari hasil evaluasi 6
penilaian penting terkait berbagai aspek pengamanan bandara, kualifikasi petugas bandara,
juga standar operasi prosedur yang telah dilaksanakan di bandara ini.
10. Banyuwangi mengangkat dan mempertahankan
identitas lokal
Dari pelajaran tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mampu berkomitmen dalam
melakukan penataan ruang wilayah untuk kebutuhan jangka panjang. Sebagai salah satu
bangunan penting di Banyuwangi, pembangunan bandar udara tersebut diikuti dengan
pembangunan hotel yang mampu mengangkat kekhasan lokal dalam arsitektur bangunan.
Cara melekatkan identitas budaya dalam arsitektur bangunan lokal akan menjadi identitas
maupun daya tarik. Sehingga hal inilah yang membuat Banyuwangi tampak berbeda jika
dibandingkan dengan daerah lain.
Arsitektur yang mengusung kekhasan lokal juga merupakan warisan budaya sehingga dapat
dirasakan oleh generasi di masa depan. Dalam sebuah kesempatan, Bupati Anas
menyatakan bahwa kekhasan lokal harus selalu menjadi tuan rumah di Banyuwangi dan
masyarakat Banyuwangi harus bangga dengan apa yang telah mereka miliki.
Itulah mengapa bandara Banyuwangi berdiri diikuti dengan adanya larangan Izin Mendirikan
Bangunan oleh Pemkab Banyuwangi pada radius 17 kilometer dalam kawasan bandara.
Kebijakan ini dirasa penting untuk menjaga lanskap pada lahan pertanian sekitar bandara
yang masih alami karena dominasi persawahan. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ingin
mempertahankan kehijauan karena terdapat 500 hektar sawah di sana.
Sekarang, dengan membaca seluruh informasi fakta menarik terkait Bandara Banyuwangi,
kamu jadi tahu lebih banyak tentang bandara yang satu ini. Nah, supaya nggak penasaran,
kamu bisa atur jadwal bepergian ke Banyuwangi dalam waktu dekat!
Baca Juga: Referensi Aktivitas Wisata Yang Bisa Kamu Lakukan di Banyuwangi

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Program ruang ppt
Program ruang pptProgram ruang ppt
Program ruang ppt
 
Federico fauli portfolio
Federico fauli portfolioFederico fauli portfolio
Federico fauli portfolio
 
THE BEARING WALL STRUCTURE (Struktur Dinding Pemikul)
THE BEARING WALL STRUCTURE (Struktur Dinding Pemikul)THE BEARING WALL STRUCTURE (Struktur Dinding Pemikul)
THE BEARING WALL STRUCTURE (Struktur Dinding Pemikul)
 
Menara petronas
Menara petronasMenara petronas
Menara petronas
 
ARSITEKTUR PERMUKIMAN
ARSITEKTUR PERMUKIMANARSITEKTUR PERMUKIMAN
ARSITEKTUR PERMUKIMAN
 
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018
 
Ringkasan Sejarah Arsitektur Dunia
Ringkasan Sejarah Arsitektur DuniaRingkasan Sejarah Arsitektur Dunia
Ringkasan Sejarah Arsitektur Dunia
 
MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA
MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHAMASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA
MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN BY DIESTY PARAMITHA
 
Sistem struktur rangka ruang (space frame)
Sistem struktur rangka ruang (space frame)Sistem struktur rangka ruang (space frame)
Sistem struktur rangka ruang (space frame)
 
Materi STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR II
Materi STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR II Materi STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR II
Materi STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR II
 
tapak
 tapak tapak
tapak
 
Sistem tabung
Sistem tabungSistem tabung
Sistem tabung
 
Eco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and RetailEco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and Retail
 
MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)
MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)
MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)
 
Kota dan Tata Ruang Khusus. Studi kasus: Cagar Budaya Candi Prambanan
Kota dan Tata Ruang Khusus. Studi kasus: Cagar Budaya Candi PrambananKota dan Tata Ruang Khusus. Studi kasus: Cagar Budaya Candi Prambanan
Kota dan Tata Ruang Khusus. Studi kasus: Cagar Budaya Candi Prambanan
 
Struktur Rangka Ruang (space frame)
Struktur Rangka Ruang (space frame)Struktur Rangka Ruang (space frame)
Struktur Rangka Ruang (space frame)
 
MUSEUM NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
MUSEUM NASIONAL REPUBLIK INDONESIAMUSEUM NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
MUSEUM NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
 
Studi Literatur Kinetic Fasad
Studi Literatur Kinetic FasadStudi Literatur Kinetic Fasad
Studi Literatur Kinetic Fasad
 
Pondasi Bagunan Pantai
Pondasi  Bagunan PantaiPondasi  Bagunan Pantai
Pondasi Bagunan Pantai
 
ARSITEKTUR PERKOTAAN
ARSITEKTUR PERKOTAANARSITEKTUR PERKOTAAN
ARSITEKTUR PERKOTAAN
 

More from Info Random Berfaedah

More from Info Random Berfaedah (20)

Ijen Tour From Bali
Ijen Tour From BaliIjen Tour From Bali
Ijen Tour From Bali
 
Ijen Tours
Ijen ToursIjen Tours
Ijen Tours
 
One Day Tour Bromo Midnight
One Day Tour Bromo MidnightOne Day Tour Bromo Midnight
One Day Tour Bromo Midnight
 
Construction Bali
Construction BaliConstruction Bali
Construction Bali
 
Construction Company Bali
Construction Company BaliConstruction Company Bali
Construction Company Bali
 
Sewa Router Cisco.pdf
Sewa Router Cisco.pdfSewa Router Cisco.pdf
Sewa Router Cisco.pdf
 
Sewa Switch Cisco.pdf
Sewa Switch Cisco.pdfSewa Switch Cisco.pdf
Sewa Switch Cisco.pdf
 
Sewa Cisco Jakarta.pdf
Sewa Cisco Jakarta.pdfSewa Cisco Jakarta.pdf
Sewa Cisco Jakarta.pdf
 
Sewa Server Cisco.pdf
Sewa Server Cisco.pdfSewa Server Cisco.pdf
Sewa Server Cisco.pdf
 
Open trip pulau menjangan
Open trip pulau menjangan Open trip pulau menjangan
Open trip pulau menjangan
 
Trip kawah ijen
Trip kawah ijenTrip kawah ijen
Trip kawah ijen
 
Tour kawah ijen
Tour kawah ijenTour kawah ijen
Tour kawah ijen
 
Open trip kawah ijen
Open trip kawah ijenOpen trip kawah ijen
Open trip kawah ijen
 
Paket wisata kawah ijen
Paket wisata kawah ijenPaket wisata kawah ijen
Paket wisata kawah ijen
 
Tour banyuwangi 4 hari 3 malam
Tour banyuwangi 4 hari 3 malamTour banyuwangi 4 hari 3 malam
Tour banyuwangi 4 hari 3 malam
 
Trip banyuwangi 3d2n
Trip banyuwangi  3d2nTrip banyuwangi  3d2n
Trip banyuwangi 3d2n
 
Paket tour banyuwangi
Paket tour banyuwangiPaket tour banyuwangi
Paket tour banyuwangi
 
Tari gandrung
Tari gandrungTari gandrung
Tari gandrung
 
Taman Nasional Alas Purwo
Taman Nasional Alas PurwoTaman Nasional Alas Purwo
Taman Nasional Alas Purwo
 
15 daftar pantai banyuwangi yang hits tahun 2022
15 daftar pantai banyuwangi yang hits tahun 202215 daftar pantai banyuwangi yang hits tahun 2022
15 daftar pantai banyuwangi yang hits tahun 2022
 

Bandar Udara Internasional Banyuwangi

  • 1. 10 Fakta Menarik Bandara Internasional Banyuwangi, Kamu Harus Baca Bandara Banyuwangi atau bagi wisatawan asing adalah Banyuwangi International Airport yang ada di desa Blimbingsari, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Bandara yang mempunyai landas pacu hingga 2250 meter tersebut sudah beroperasi sejak tahun 2019 Desember 2010. Sebagai bandara hijau pertama di nusantara, bandar udara tersebut diinisiasi oleh Bupati Purnomo Sidik. Sempat tertunda proses pembangunannya, bandar udara tersebut kemudian dilanjutkan pada masa kepemimpinan Bupati Samsul Hadi. Mempertimbangkan lahan yang ada di kecamatan Glenmore tidak layak karena topografi gunung, muncullah keputusan menteri nomor 49 tahun 2003 untuk pembangunan bandara pada Desa Blimbingsari yang saat itu masih masuk dalam Kecamatan Rogojampi. Pada tahun 2009, Bandara yang awalnya disebut sebagai Bandara Blimbingsari ini mulai digunakan Bali International Flight Academy dalam hal pelatihan lepas landas untuk para
  • 2. calon pilot. Pada tanggal 29 Desember 2010, maskapai Sky Aviation mulai beberapa hari sebelumnya. Penerbangan tersebut sekaligus menjadi peresmian bagi Bandara Blimbingsari atau bandara Banyuwangi sebagai salah satu bandara komersil di Indonesia. Pada tahun 2017, sesuai surat keputusan Menteri Perhubungan, bandara tersebut berubah nama menjadi Bandar Udara Banyuwangi. Sejak saat itu, bandara ini berada dibawah pengelolaan Angkasa Pura II. 10 Fakta Unik Bandara Banyuwangi Untuk mewujudkan keberadaan bandara yang awalnya bernama Bandara Blimbingsari ini membutuhkan proses yang sangat panjang. Bandara tersebut mempunyai beberapa keunikan yang membuatnya tampak berbeda jika dibandingkan dengan bandara lainnya di Indonesia. Bandara Banyuwangi mengusung konsep green airport atau bandara hijau sebagai satu- satunya bandara di Indonesia dengan konsep tersebut. Walaupun menggunakan dana APBD dengan anggaran yang relatif kecil, arsitektur pada bandara tersebut mengadopsi kekayaan lokal dari masyarakat Banyuwangi. Itulah mengapa bandara ini tidak hanya berfungsi untuk akses ke Banyuwangi, tetapi juga sebagai landmark yang menarik para pengunjung. Nah jika kamu penasaran seperti apa keunikan dari bandara Banyuwangi yang berada di kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, berikut adalah informasi yang wajib kamu simak: 1. Alasan pembangunan Bandar Udara Banyuwangi
  • 3. Berada pada bagian ujung timur pulau Jawa, Kabupaten Banyuwangi hanyalah sebagai tempat singgah atau penghubung antara Jawa-Bali. Banyuwangi hanya dikenal sebagai tempat transit sebelum meneruskan perjalanan tujuan Jawa-Bali. Kabupaten Banyuwangi menawarkan akses jalan darat yang lancar dan mulus tetapi kendalanya adalah jarak cukup jauh. Misalnya, bagi para pengunjung dari Surabaya harus menempuh perjalanan hingga 300 KM sehingga membutuhkan perjalanan darat dengan waktu tempuh 7 sampai 8 jam. Sedangkan pengunjung dari provinsi lain harus berpikir panjang jika ingin mampir ke Banyuwangi. Bahkan bagi masyarakat Banyuwangi sendiri apabila bekerja maupun mempunyai urusan di luar kota, mereka harus menempuh perjalanan yang sangat panjang. Contohnya ketika ingin mudik lebaran atau pulang kampung ketika liburan tiba. Kebutuhan akses transportasi cepat dan mudah adalah prioritas utama bagi Kabupaten Banyuwangi supaya bisa lebih maju dan mampu mengejar ketertinggalan jika dibandingkan dengan kota lain yang sudah maju seperti kota Malang atau kota Jember. Abdullah Azwar Anas selaku bupati Banyuwangi menyebutkan bahwa kebutuhan akses ke Banyuwangi akan memudahkan banyak hal seperti menjadi gerbang masuk para wisatawan, meningkatkan dunia usaha, memajukan kebutuhan pendidikan, dan mempermudah masyarakat yang ingin berkunjung ke Banyuwangi. Sehingga tidak ada cara lain untuk memajukan Kabupaten Banyuwangi kecuali dengan menyediakan bandar udara. Dari sinilah, masyarakat bisa lebih sejahtera karena mempunyai akses termudah dan tercepat. Berawal dari komitmen akselerasi pengembangan maupun kemajuan konektivitas bandara Banyuwangi tersebut, akhirnya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berhasil memperoleh bandara Awards pada tahun 2016 dari sebuah media yang mempunyai prioritas pada bidang kebandaraan.
  • 4. 2. Bandara Banyuwangi dulunya dikenal sebagai Bandara Blimbingsari Fakta kedua, bandara tersebut sebelumnya dikenal sebagai Bandar Udara Blimbingsari. Hal ini karena lokasi bandara berada di desa Blimbingsari Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi. Jika kamu dari kota Banyuwangi dan ingin menuju ke bandara tersebut maka harus menempuh perjalanan sejauh 17 km. Pada saat itu juga, Desa Blimbingsari terus berkembang dan mengalami pemekaran sehingga statusnya menjadi Kecamatan Blimbingsari. Alasan dibalik pergantian nama bandara adalah supaya lebih melekat sesuai nama daerah. Penggunaan nama Banyuwangi pada Bandara tersebut akan membantu mempromosikan keberadaan bandar udara ini secara lebih mudah. Apalagi, nama Banyuwangi sudah sangat familiar bagi masyarakat luar. Sedangkan tujuan pembangunan bandara Banyuwangi juga untuk terus dikembangkan sebagai bandara internasional. Walaupun terdapat pergantian nama dalam sejarah pembangunannya, bandar udara ini tidak menghilangkan nama desa Blimbingsari. Sampai saat ini, masyarakat masih menyebutnya sebagai bandara Banyuwangi yang ada di desa Blimbingsari.
  • 5. 3. Bandara Banyuwangi mempunyai konsep green Airport pertama di Indonesia Jika kamu melihat bandara di Indonesia, pada bagian terminal bandara tampak dipenuhi kaca, namun hal tersebut tidak kamu temukan di bandara Banyuwangi. Itulah mengapa Bandar Udara yang satu ini justru tampak anti-mainstream dan mempunyai keunikan tersendiri. Bandara Banyuwangi dibangun dengan konsep tropis dan memiliki penghawaan alami. Tidak ada kaca, tetapi bangunan terminal bandara menggunakan banyak kayu. Bahkan, sebagian besar penggunaan kayu pada bandara tersebut merupakan kayu bekas. Karena konsep pembangunan menggunakan penghawaan alami, hampir tidak menggunakan AC. Bandara tersebut juga mempunyai desain interior yang sangat minim sekat sehingga sinar matahari bebas masuk ke terminal bandara dan sirkulasi udara di sekitar bangunan ini sangat baik. Bagian menarik berikutnya dari pembangunan bandara tersebut adalah hampir di setiap sudut terminal, dimana para pengunjung dapat melihat kolam ikan. Fungsi kolam tersebut adalah untuk memperbaiki tekanan udara dengan cara terdapat aliran air pada bagian kolam yang tampak mengelilingi berbagai ruang. Cara ini terbukti efektif untuk membantu suhu ruang bandara tetap sejuk.
  • 6. Bagian berikutnya dari bandar udara ini adalah bagian pencahayaan ruang yang secara alami dengan memanfaatkan sinar matahari. Apalagi dalam desain interior bandara ini menggunakan permainan sekat ruang berbahan kayu ulin bekas dengan tekstur khas. Bandar udara ini juga mempunyai tanaman hijau pada bagian ruangan supaya menambah kesan asri atau natural. Sedangkan pada bagian atap gedung terminal bandara, terdapat roof garden yaitu taman dengan tanaman rumput gajah mini. Tanaman hias Lee Kwan Yew juga dapat kamu lihat pada bagian ventilasi atap dan tampak menjuntai. Tak berhenti sampai disitu, kamu juga akan dibuat terpukau dengan adanya banyak tanaman hijau. Pembangunan konsep bandara yang menggunakan arsitektur hijau sebagaimana iklim tropis di Indonesia. Selain menggunakan bahan ramah lingkungan dan memanfaatkan sumber daya lokal, pembangunan bandar udara ini memiliki pengelolaan dan pemeliharaan yang efisien. Apalagi juga memanfaatkan adanya vegetasi supaya bisa mengurangi panas dan pengelolaan limbah untuk sumberdaya keberlanjutan. 4. Atap bandara Banyuwangi menggambarkan rumah suku Osing Tidak hanya mempunyai konsep hijau, terminal bandara Banyuwangi juga mempunyai keunikan dalam arsitektur bangunannya. Kamu bisa melihat hal tersebut dari bagian atap terminal bandara karena mengadopsi budaya lokal Gambarkan khas masyarakat Osing sebagai suku asli Banyuwangi. Bandara udara ini mempunyai dua atap dengan arah berlawanan sehingga merupakan tanda keberangkatan dan kedatangan. Bentuk budaya lokal lainnya yaitu adanya Kiling, sebuah
  • 7. kincir angin sebagai budaya lokal suku Osing yang terdapat pada bagian depan bandar udara. Pada lantai kedua, terdapat ruang anjungan yang langsung menuju ke landasan. Ruangan tersebut merupakan fasilitas sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya masyarakat yang sering mengantar kerabat ketika bepergian. Sehingga, para pengantar dapat melihat kerabat naik tangga pesawat seraya Melambaikan tangan. Kearifan lokal budaya Nusantara tersebut merupakan bagian dari hal yang perlu dipertahankan. Tidak hanya itu, pada bagian lantai dua terminal bandar udara ini, para penumpang juga bisa melihat pemandangan persawahan hijau juga pemandangan aktivitas di bandara. Contohnya, ketika pesawat lepas landas dan bagaimana para petugas bandara bekerja. 5. Bandara Banyuwangi Mengusung Budaya Indonesia Pembangunan bandar udara di Banyuwangi ini mendapatkan apresiasi dari berbagai macam pihak. Selain mampu mengusung konsep green airport atau bandara hijau, bahan-bahan pembangunannya juga ramah lingkungan sekaligus menjadi bandara pertama yang menerapkan Eco Terminal secara efisien dari segi pengelolaan dan pemeliharaannya di Indonesia.
  • 8. Banyak wisatawan, arsitek, tokoh nasional, dan publik secara umum mengakui bagaimana konsep green Airport Bandar Udara Banyuwangi tersebut berhasil mencuri perhatian. Iwan Supriyanto selaku direktur Bina penataan bangunan Kementerian Pekerjaan Umum mengakui bahwa bandara tersebut merupakan desain arsitek profesional dengan konsep unik dan mampu mengangkat ciri khas lokal. Karena keunikan tersebut, Kementerian Perhubungan Banyuwangi akhirnya memberikan apresiasi Bandara Blimbingsari Banyuwangi sebagai Indonesian Style Airport dan menjadi satu-satunya bandara dengan konsep tersebut sampai saat ini. Ditambahkan juga oleh Yudhi Sari Sitompul selaku direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan bahwa bandara Banyuwangi merupakan contoh terbaik bagi daerah lainnya ketika ingin membangun bandara dengan cara adopsi kearifan lokal masing-masing daerah. 6. Andra Matin, arsitek bandara Banyuwangi Jika kamu penasaran siapa arsitek yang berhasil mengundang decak kagum berbagai pihak yang melihat keindahan bandara Banyuwangi, maka jawabannya adalah Andra Matin. Sebagai seorang arsitek profesional, Andra telah berulang kali memperoleh kepercayaan dalam merancang berbagai bangunan khas di Banyuwangi. Bahkan sebelumnya ialah sosok arsitek di belakang pembangunan masjid pendopo Banyuwangi. Andra dipilih sebagai arsitek untuk bandara Banyuwangi dengan tujuan untuk transfer pengetahuan bagi arsitek nasional ke lokal.
  • 9. Dengan demikian diharapkan para arsitek lokal mampu mencontoh seperti apa merancang bangunan di wilayah banyuwangi mulai dari ruko, rumah makan dengan konsep arsitektur khas. Juga, bagaimana membuat bangunan sederhana tampak ikonik. 7. Pembangunan Bandara Blimbingsari Banyuwangi terjangkau yaitu 45M Percaya atau tidak, pembangunan terminal bandara udara Banyuwangi hanya menelan biaya 45 M. Biaya tersebut terbilang terjangkau untuk pembangunan dengan hasil sangat baik bahkan dihitung 4 kali lebih murah jika kamu bandingkan dengan bandara lainnya. Beberapa daerah yang mempunyai proyek pembangunan Terminal bandara bahkan bisa menelan biaya hingga ratusan miliar. Mengetahui informasi berapa biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan bandara ini membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menko kemaritiman Luhut Panjaitan sontak terkejut. Apalagi, biaya pembangunan tersebut sama sekali tidak mengambil anggaran negara. Berbeda dengan bandara lainnya yang menggunakan APBN, justru bandara ini menggunakan APBD dari Banyuwangi. Keputusan menggunakan dana APBD untuk pembangunan bandara tersebut adalah supaya proses lebih cepat. Walaupun dana sangat kecil, tetapi bandara Banyuwangi mampu muncul dengan keunikannya sendiri. Apalagi kondisi bangunan bandar udara ini sangat terpelihara secara baik. Pemerintah daerah Banyuwangi bahkan memberikan anggaran biaya pemeliharaan secara khusus sebesar 100 juta per bulan. Proses pembangunan tersebut tidak berjalan langsung begitu saja tetapi secara bertahap. Pada tahun 2005, pembangunan awal dimulai dari landasan pacu atau Runway bandara sekitar 900 m sedangkan lebarnya 23 m. Pada tahun 2007 dilakukan penambahan Landasan Pacu sehingga menjadi 1400 m. Tahun 2008, pemerintah daerah memutuskan melakukan pelebaran Runway sehingga mencapai 30 M. Hal tersebut dilakukan secara terus-menerus, bertahap sampai pada akhirnya pada tahun 2018, Landasan Pacu Bandara Udara Banyuwangi sudah menjadi 2500 m dan lebarnya mencapai 45 m. Tebal landasan juga ditambah hingga PCN (Pavement Classification Number) 5. Berkat pembangunan ini, maka landasan dapat digunakan untuk pesawat Boeing. Pemerintah daerah juga memperhatikan kapasitas Apron atau tempat parkir pesawat sehingga mampu mempunyai luas 41.000 M2 untuk 9 pesawat Boeing 737. Pembangunan Runway panjang dan lebar membantu meningkatkan minat maskapai supaya bisa terbang ke Banyuwangi.
  • 10. 8. Penumpang di Bandar Udara Banyuwangi meningkat hingga 1700%! Setiap tahunnya, jumlah penumpang di bandara udara Banyuwangi terus meningkat secara signifikan. Pada tahun 2011, jumlah penumpang yang semula 7.836 orang kemudian meningkat menjadi 140.683 penumpang pada tahun 2017. Dalam kurun waktu 8 tahun terjadi peningkatan penumpang di Bandar Udara tersebut hingga hampir 1700%! Pada Oktober 2018, penumpang sudah mencapai 307.000 orang lebih. Inilah yang membuat banyak maskapai ingin masuk ke Banyuwangi. Padahal, keberlangsungan bandara Banyuwangi sempat diragukan karena belum adanya pasar penerbangan di area tersebut. Apalagi, tidak ada kebijakan subsidi APBD bagi maskapai di bandara udara ini. Untuk menjawab hal tersebut, Bupati Azwar Anas mencoba menggunakan strategi dengan membentuk perekonomian lokal terlebih dahulu. Sehingga nantinya dapat meningkatkan permintaan penerbangan. Demi menggalakkan perekonomian daerah, Pemkab Banyuwangi akhirnya melakukan inovasi dengan cara membuat berbagai macam program pada sektor pariwisata. Contohnya dengan mengadakan berbagai macam festival setiap tahun guna mempromosikan destinasi wisata. Hasilnya, perekonomian Kabupaten Banyuwangi mulai menggeliat.
  • 11. Dari tahun ke tahun, jumlah penumpang pesawat menuju ke Banyuwangi terus meningkat pasar lokal juga terus berkembang dan semakin banyak maskapai penerbangan masuk ke Banyuwangi. Hingga pada tahun 2017, Nam Air akhirnya membuka rute secara resmi Jakarta-Banyuwangi dan kemudian di susul Garuda Indonesia, Citilink, dan Batik Air. 9. Bandara udara dengan tingkat keselamatan paling top di Indonesia Walaupun sampai saat ini, bandara udara Banyuwangi masih dalam tahap pengembangan tetapi sudah mempunyai sistem keselamatan paling baik se-indonesia. Informasi tersebut sesuai dengan penilaian audit safety and security bagi seluruh bandara di Indonesia. Terdapat 185 unit penyelenggara Bandar Udara yang dikelola Kemenhub tahun 2016. Hasilnya, bandara udara Banyuwangi berhasil meraih skor tertinggi pada penilaian audit tersebut. Pada saat penilaian, Bandara Banyuwangi masih menggunakan nama Bandara Blimbingsari dan berhasil memperoleh poin hingga 78. Nilai tersebut diperoleh dari hasil evaluasi 6 penilaian penting terkait berbagai aspek pengamanan bandara, kualifikasi petugas bandara, juga standar operasi prosedur yang telah dilaksanakan di bandara ini.
  • 12. 10. Banyuwangi mengangkat dan mempertahankan identitas lokal Dari pelajaran tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mampu berkomitmen dalam melakukan penataan ruang wilayah untuk kebutuhan jangka panjang. Sebagai salah satu bangunan penting di Banyuwangi, pembangunan bandar udara tersebut diikuti dengan pembangunan hotel yang mampu mengangkat kekhasan lokal dalam arsitektur bangunan. Cara melekatkan identitas budaya dalam arsitektur bangunan lokal akan menjadi identitas maupun daya tarik. Sehingga hal inilah yang membuat Banyuwangi tampak berbeda jika dibandingkan dengan daerah lain. Arsitektur yang mengusung kekhasan lokal juga merupakan warisan budaya sehingga dapat dirasakan oleh generasi di masa depan. Dalam sebuah kesempatan, Bupati Anas menyatakan bahwa kekhasan lokal harus selalu menjadi tuan rumah di Banyuwangi dan masyarakat Banyuwangi harus bangga dengan apa yang telah mereka miliki. Itulah mengapa bandara Banyuwangi berdiri diikuti dengan adanya larangan Izin Mendirikan Bangunan oleh Pemkab Banyuwangi pada radius 17 kilometer dalam kawasan bandara. Kebijakan ini dirasa penting untuk menjaga lanskap pada lahan pertanian sekitar bandara yang masih alami karena dominasi persawahan. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ingin mempertahankan kehijauan karena terdapat 500 hektar sawah di sana. Sekarang, dengan membaca seluruh informasi fakta menarik terkait Bandara Banyuwangi, kamu jadi tahu lebih banyak tentang bandara yang satu ini. Nah, supaya nggak penasaran, kamu bisa atur jadwal bepergian ke Banyuwangi dalam waktu dekat! Baca Juga: Referensi Aktivitas Wisata Yang Bisa Kamu Lakukan di Banyuwangi