Dosa Berkurang
“Tidak ada satupun musibah (cobaan) yang menimpa
seorang Muslim, melainkan dosanya dihapus Allah
Ta'ala karenanya, sekalipun musibah itu hanya lantaran
tertusuk duri.” (HR Muslim). Dalam sebuah hadis qudsi lain
disampaikan, Rasulullah SAW bersabda, “Allah berfirman,
‘Hai anak Adam! Jika kamu bersabar dan ikhlas saat tertimpa
musibah maka Aku tidak akan meridhai bagimu sebuah
balasan kecuali surga.’” (HR Ibnu Majah).
Di antara keutamaan pantang berputus asa ialah
membangkitkan kesabaran. Dengan bersabar, pertolongan
dari Allah SWT akan lebih dekat. Dia akan mengurangi dosa-
dosa hamba-Nya, sebagaimana dikehendaki-Nya.
FOTO DOK WIKIPEDIA DIOLAH: RENDRA PURNAMA/REPUBLIKA
MOZAIK
25 JULI 2021 | 15 DZULHIJJAH 1442 H
Ahad
Luar P Jawa Rp 6.000
(ditambah ongkos kirim)
Rp 5.500
8 HLM/12 HLM E-PAPER
Versi Lengkap
Baca E-paper
n OLEH: HASANUL RIZQA
“W
ahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri sendiri! Janganlah
kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, Allah mengampuni dosa-
dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Demikian arti dari surah az-Zumar ayat 53. Firman Allah SWT dalam Alquran itu memberikan
kabar gembira untuk kaum beriman yang tidak berputus asa.
Menurut Prof Buya Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) dalam Tafsir al-Azhar, ayat
tersebut mengingatkan kaum Muslimin tentang betapa luasnya kasih sayang Tuhan. Maka dari
itu, di antara sifat-sifat ideal dalam diri seorang mukmin ialah optimistis. Terlebih lagi, Allah
Ta’ala Maha Melihat segala perbuatan hamba-hamba-Nya, termasuk yang berusaha keras
dalam kebajikan. Dia pun Mahateliti terhadap segala yang dikerjakan setiap makhluk-Nya.
Dengan menyadari hal itu, seorang Muslim akan berpasrah diri kepada Allah. Sikap
demikian tidak menjurus pada pesimisme. Sebab, tawakal berarti menyerahkan keputusan
terbaik kepada Zat Yang Mahaadil lagi Mahabijaksana sesudah diri berikhtiar.
Kadar Ujian
Sebenarnya, tidak ada ruang bagi orang
beriman untuk putus harapan. Sebab, se-
tiap cobaan dan ujian yang menerpanya dalam
kehidupan telah digariskan sesuai ketentuan-
Nya. Dan, Allah SWT tidak akan membebani
hamba-hamba-Nya di luar batas kesanggupan
mereka. Firman-Nya dalam surah al-Baqarah
ayat 286, artinya, “Allah tidak membebani se-
seorang melainkan sesuai dengan kesanggu-
pannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan)
yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa)
dari (kejahatan) yang diperbuatnya.”
Dalam situasi sulit, umpamanya pandemi
Covid-19 kini, dibutuhkan iman yang kuat. Ja-
ngan sampai ujian yang datang justru tidak
mengangkat diri kepada level ketaatan dan
ketakwaan. Untuk itu, seorang Muslim hen-
daknya berprasangka baik kepada takdir dari
Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguh-
nya Allah berfirman, ‘Aku sesuai prasangka
hamba-Ku pada-Ku dan Aku bersamanya apa-
bila ia memohon kepada-Ku.’” (HR Muslim).
Tobat Nasuha
Dalam surah az-Zumar ayat 54, Allah SWT
menyuruh hamba-hamba-Nya untuk menye-
gerakan bertobat. “Dan kembalilah kamu kepada
Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebe-
lum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak
dapat ditolong.” Nabi SAW bersabda, “Sesungguh-
nya Allah menerima tobat hamba-Nya selama ruh
orang itu belum sampai di kerongkongan.”
Dengan demikian, sesudah memantapkan diri
untuk tidak berputus asa dari rahmat-Nya,
seorang Muslim hendaknya tidak menunda-nunda
pertobatan. Selama hayat masih dikandung badan,
harapan untuk memperoleh ampunan-Nya selalu
terbuka lebar. Imam Nawawi dalam Nashaih al-
Ibad berkata, “Allah lebih senang pada tobatnya
seorang hamba melebihi senangnya orang haus
yang menemukan air, atau orang mandul yang
memiliki anak.” n
www.republika.co.id
MAHAKA GROUP
NOMOR 193/TAHUN KE-29
@republikaonline RepublikaOnline
@republikaonline
DOK PXFUEL
DOK PXFUEL
Jangan Berputus Asa
DOK REP PUTRA M AKBAR

Hal 01 cover 1

  • 1.
    Dosa Berkurang “Tidak adasatupun musibah (cobaan) yang menimpa seorang Muslim, melainkan dosanya dihapus Allah Ta'ala karenanya, sekalipun musibah itu hanya lantaran tertusuk duri.” (HR Muslim). Dalam sebuah hadis qudsi lain disampaikan, Rasulullah SAW bersabda, “Allah berfirman, ‘Hai anak Adam! Jika kamu bersabar dan ikhlas saat tertimpa musibah maka Aku tidak akan meridhai bagimu sebuah balasan kecuali surga.’” (HR Ibnu Majah). Di antara keutamaan pantang berputus asa ialah membangkitkan kesabaran. Dengan bersabar, pertolongan dari Allah SWT akan lebih dekat. Dia akan mengurangi dosa- dosa hamba-Nya, sebagaimana dikehendaki-Nya. FOTO DOK WIKIPEDIA DIOLAH: RENDRA PURNAMA/REPUBLIKA MOZAIK 25 JULI 2021 | 15 DZULHIJJAH 1442 H Ahad Luar P Jawa Rp 6.000 (ditambah ongkos kirim) Rp 5.500 8 HLM/12 HLM E-PAPER Versi Lengkap Baca E-paper n OLEH: HASANUL RIZQA “W ahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri sendiri! Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, Allah mengampuni dosa- dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” Demikian arti dari surah az-Zumar ayat 53. Firman Allah SWT dalam Alquran itu memberikan kabar gembira untuk kaum beriman yang tidak berputus asa. Menurut Prof Buya Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) dalam Tafsir al-Azhar, ayat tersebut mengingatkan kaum Muslimin tentang betapa luasnya kasih sayang Tuhan. Maka dari itu, di antara sifat-sifat ideal dalam diri seorang mukmin ialah optimistis. Terlebih lagi, Allah Ta’ala Maha Melihat segala perbuatan hamba-hamba-Nya, termasuk yang berusaha keras dalam kebajikan. Dia pun Mahateliti terhadap segala yang dikerjakan setiap makhluk-Nya. Dengan menyadari hal itu, seorang Muslim akan berpasrah diri kepada Allah. Sikap demikian tidak menjurus pada pesimisme. Sebab, tawakal berarti menyerahkan keputusan terbaik kepada Zat Yang Mahaadil lagi Mahabijaksana sesudah diri berikhtiar. Kadar Ujian Sebenarnya, tidak ada ruang bagi orang beriman untuk putus harapan. Sebab, se- tiap cobaan dan ujian yang menerpanya dalam kehidupan telah digariskan sesuai ketentuan- Nya. Dan, Allah SWT tidak akan membebani hamba-hamba-Nya di luar batas kesanggupan mereka. Firman-Nya dalam surah al-Baqarah ayat 286, artinya, “Allah tidak membebani se- seorang melainkan sesuai dengan kesanggu- pannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya.” Dalam situasi sulit, umpamanya pandemi Covid-19 kini, dibutuhkan iman yang kuat. Ja- ngan sampai ujian yang datang justru tidak mengangkat diri kepada level ketaatan dan ketakwaan. Untuk itu, seorang Muslim hen- daknya berprasangka baik kepada takdir dari Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguh- nya Allah berfirman, ‘Aku sesuai prasangka hamba-Ku pada-Ku dan Aku bersamanya apa- bila ia memohon kepada-Ku.’” (HR Muslim). Tobat Nasuha Dalam surah az-Zumar ayat 54, Allah SWT menyuruh hamba-hamba-Nya untuk menye- gerakan bertobat. “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebe- lum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong.” Nabi SAW bersabda, “Sesungguh- nya Allah menerima tobat hamba-Nya selama ruh orang itu belum sampai di kerongkongan.” Dengan demikian, sesudah memantapkan diri untuk tidak berputus asa dari rahmat-Nya, seorang Muslim hendaknya tidak menunda-nunda pertobatan. Selama hayat masih dikandung badan, harapan untuk memperoleh ampunan-Nya selalu terbuka lebar. Imam Nawawi dalam Nashaih al- Ibad berkata, “Allah lebih senang pada tobatnya seorang hamba melebihi senangnya orang haus yang menemukan air, atau orang mandul yang memiliki anak.” n www.republika.co.id MAHAKA GROUP NOMOR 193/TAHUN KE-29 @republikaonline RepublikaOnline @republikaonline DOK PXFUEL DOK PXFUEL Jangan Berputus Asa DOK REP PUTRA M AKBAR