Faktor-faktor yang mempengaruhi cadangan devisa Indonesia antara lain ekspor, suku bunga, dan nilai tukar. Analisis regresi menunjukkan bahwa ekspor dan suku bunga berpengaruh negatif terhadap cadangan devisa, sementara nilai tukar berpengaruh positif.
2. PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi Indonesia dewasa ini menunjukkan semakin
terintegrasi dengan perekonomian dunia. Hal ini merupakan konsekuensi
dari dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya
selalu berhubungan dan tidak lepas dari fenomena hubungan
internasional. Fenomena yang paling sering terjadi jika kurangnya
cadangan devisa yang dimiliki oleh suatu negara diakibatkan karena
lebih tingginya nilai impor dari pada nilai ekspor. Belum lagi negara
tersebut melakukan pinjaman luar negeri sehingga mengakibatkan
cadangan devisa suatu negara semakin tergerus atau semakin
berkurang jumlahnya.
Menurut Tambunan (2001:157) cadangan devisa suatu negara
dipengaruhi net ekspor yang dicatat pada neraca transaksi berjalan dan
neraca modal. Selanjutnya Tambunan (2008:253) juga menegaskan
bahwa cadangan devisa juga dipengaruhi oleh utang luar negeri,
penanaman modal asing serta investasi portofolio (FDI). Di dalam model
Mundell Fleming (Dornbusch, 2008: 175) disimpulkan bahwa net ekspor
dipengaruhi oleh perekonomian, perekonomian luar negeri dan kurs.
Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi cadangan devisa,
mahasiswa mencoba menguji 3 variabel bebas (independen) yang
mempengaruhi yaitu : expor, suku bunga dan kurs.
3. METODOLOGI
DATA
Jenis data yang digunakan
adalah Time Series,
terhitung mulai tahun 2005
hingga 2015
PROCESSING TECHNIQUES
Teknik pengolahan data
menggunakan Analisis
regresi. Analisis ini digunakan
untuk memahami variabel
bebas mana saja yang
berhubungan dengan
variabel terikat, dan untuk
mengetahui bentuk-bentuk
hubungan tersebut.
MODEL EMPIRIS
Variabel dependen dalam analisa regresi adalah Cadangan devisa
negara Indonesia sedangkan variabel independennya adalah
expor, suku bunga dan kurs, dimana persamaan regresinya di tulis
sebagai berikut :
Cadevt = βo + β1 Export + β2 Sukubungat + β3 Kurst + εt
4. ANALISIS DATA
Penyelesaian data menggunakan
teknik statistik inferensia, yaitu
dengan aplikasi software
ekonometrika.
Software yang digunakan adalah
Stata 14.2 untuk mencari regresi dan
uji asumsi klasik (Heterokedastisitas,
Autokorelasi dan Multikolinieritas).
Berdasarkan hasil pengolahan stata,
nilai yang terdapat pada
kolom Coef adalah
nilai Unstandardized Koefisien Beta.
Nilai koefisien beta ini yang
dijadikan sebagai nilai
dalam persamaan regresi. Berdasar
hasil tersebut, maka persamaan
regresi yang dibuat adalah:
Cadev = 21.60366 -
0,7608913expor - 0.1573068
sukubunga + 0.368413kurs
5. UJI REGRESI LINEAR BERGANDA
_cons 21.60366 4.303995 5.02 0.002 11.42633 31.78099
Lkurs .3683413 .251697 1.46 0.187 -.2268275 .96351
sukubunga -.1573068 .0193731 -8.12 0.000 -.2031169 -.1114966
Lexpor -.7608913 .1958223 -3.89 0.006 -1.223937 -.2978452
Lcadev Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]
Total 1.87878021 10 .187878021 Root MSE = .1155
Adj R-squared = 0.9290
Residual .093385438 7 .013340777 R-squared = 0.9503
Model 1.78539477 3 .59513159 Prob > F = 0.0001
F(3, 7) = 44.61
Source SS df MS Number of obs = 11
. reg Lcadev Lexpor sukubunga Lkurs Nilai Uji F 0,0001. Apabila nilai < 0,05 maka Uji
F menerima H1 pada taraf signifikansi 5%
atau yang berarti semua variabel
independen secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan pada variabel
dependen.
R-Squared adalah Koefisien Determinasi
Berganda, artinya seberapa besar secara
simultan semua variabel independen (Expor, Suku
Bunga, Kurs) dapat menjelaskan variabel
dependen (Cadangan Devisa). Tabel
menunjukkan bahwa nilainya 0,9503 yang berarti
semua variabel independen dapat menjelaskan
variabel dependen sebesar 95,03%. Maka sisanya
yaitu 100%-95,03% = 4.97% dipengaruhi oleh
variabel lain diluar model regresi.
Pada kolom t adalah nilai uji t parsial.
Dikatakan signifikan pada taraf 5% apabila
pada kolom sebelah kanannya
yaitu P>[t] atau disebut juga p value/
signifikansi < 0,05.
Pada hasil pengolahan, ada 2 nilai uji t yang
signifikan yaitu variabel expor dan suku
bunga.
6. PENGUJIAN HETEROKEDASTISITAS
Prob > chi2 = 0.9958
chi2(1) = 0.00
Variables: fitted values of Lcadev
Ho: Constant variance
Breusch-Pagan / Cook-Weisberg test for heteroskedasticity
. estat hettest
Uji Heterokedastisitas Dari hasil
output dapat diketahui bahwa
prob > chi2 = 0.9558
Artinya nilai korelasi ketiga
variabel independen dengan
Unstandardized Residual
memiliki nilai signifikansi lebih
dari 0,05. Karena signifikansi
lebih dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas
pada model regresi.
7. PENGUJIAN MULTIKOLINIERITAS
Mean VIF 1.15
Lkurs 1.08 0.924120
sukubunga 1.17 0.852634
Lexpor 1.20 0.833356
Variable VIF 1/VIF
. estat vif
Uji Multikolinieritas Dari hasil
output yaitu : Mean VIF = 1.15
Artinya jika nilai VIF dibawah
10, tidak terjadi multikolinieritas
terhadap variabel-variabel
yang di uji.
8. PENGUJIAN AUTOKORELASI
Lkurs 0.3664 -0.2491 -0.2008 1.0000
sukubunga -0.8983 0.3669 1.0000
Lexpor -0.6625 1.0000
Lcadev 1.0000
Lcadev Lexpor sukubu~a Lkurs
(obs=11)
. cor Lcadev Lexpor sukubunga Lkurs
Uji autokorelasi digunakan
untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan
asumsi klasik autokorelasi yaitu
korelasi yang terjadi antara
residual pada satu
pengamatan dengan
pengamatan lain pada model
regresi.
Berdasarkan hasil pengolahan
terdapat autokorelasi pada
suku bunga dan expor,
dimana nilai expor – 0.6625 dan
nilai -0.8993
9. KESIMPULAN
Cadevt = 21.60366 - 0,7608913expor - 0.1573068 sukubunga +
0.368413kurs
Konstanta sebesar 21.60366 dapat diartikan jika variabel
variabel bebas dalam model disamakan nol, maka secara
rata-rata variabel diluar model akan menurunkan Cadev
sebesar 21.60366satuan dengan tingkat keyakinan 95%.
Koefisien regresi expor sebesar -0.760891 menyatakan bahwa
setiap peningkatan perubahan tingkat expor sebesar 1
satuan maka akan mengurangi cadev sebesar 0.760891%
(melawan teori)
Koefisien regresi suku bunga sebesar 0.1573068 menyatakan
bahwa setiap peningkatan perubahan tingkat suku bunga
sebesar 1 satuan maka akan mengurangi cadev sebesar
0.1573068 % (sesuai teori)
Koefisien regresi kurs sebesar 0.368413 menyatakan bahwa
setiap peningkatan perubahan tingkat kurs sebesar 1 satuan
maka akan menambah cadev sebesar 0.368413 % (melawan
teori)
10. SARAN
Cadangan devisa sebaiknya di intensifkan tidak
hanya melalui expor, tapi bisa melalui open
economy pasar bursa saham dan tax amnesty.
Menciptakan Iklim Investasi yang kondusif, yang
didukung dengan infrastrukturyang memadai
dan kemudahan regulasi (peraturan).
Kebijakan Pemerintah lebih dititikberatkan pada
pembangunan di sektor riil, seperti: UMKM.
Diupayakan menerapkan kebijakan transaksi
perdagangan agar tidak terjadi defisit