Para Wali Songo menggunakan lima pendekatan dalam berdakwah di Jawa, yaitu pendekatan teologis, ilmiah, kelembagaan, sosial, dan kultural. Pendekatan ini membuahkan hasil gemilang dengan hampir seluruh masyarakat Jawa memeluk Islam dalam waktu singkat.
2. Wali Songo memiliki peran yang sangat signifikan dalam sejarah
perkembangan Islam di Nusantara. Selama tujuh abad lamanya (sejak
abad ke-7 sampai 14), saat itu Islam belum meranah wilayah Jawa yang
masih dikuasai kepercayaan Hindu-Budha. Namun pada akhir abad ke-14
atau awal abad ke-15, hampir semua lapisan masyarakat di pesisir pantai
Utara Jawa sudah memeluk islam. Hal tersebut diyakini sebagai hasil
dakwah dari para walisongo.
Oleh sebab itu, diyakini bahwa dakwah Wali Songo adalah
dakwah yang sukses dan berhasil karena mampu mengislamkan
mayoritas masyarakat Jawa. Yang tidak kalah menarik, perubahan
masyarakat Jawa, dari agama sebelumnya –Hindu, Budha, dan lainnya,
menjadi muslim, hanya berlangsung sekitar 50 tahunan. Hal tersebut
diikuti pula dengan perubahan budaya masyarakat jawa yang kejawen
menjadi lebih islami.
WALISONGO
3. 01. PENDEKATAN TEOLOGIS
02. PENDEKATAN ILMIAH
03. PENDEKATAN KELEMBAGAAN
04. PENDEKATAN SOSIAL
Lantas, bagaimana strategi dakwah yang dilakukan Wali Songo
sehingga membuahkan hasil yang gemilang seperti itu? Setidaknya ada lima
pendekatan dakwah yang digunakan Wali Songo, yaitu:
05. PENDEKATAN KULTURAL
4. Para sunan menggunakan strategi
pendekatan teologis dalam rangka
mengajarkan dasar ilmu ketuhanan
islam. Sunan Maulana Malik
Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan
Kalijaga adalah yang menggunakan
pendekatan ini. Mereka berdakwah
bahkan hingga ke tingkat lapisan
masyarakat paling bawah (waisya
dan sudra) saat itu. Masyarakat
diajari tentang nilai-nilai Islam,
perbedaan antara pandangan
hidup Islam dengan yang lainnya,
dan menanamkan dasar-dasar
Islam.
PENDEKATAN TEOLOGIS
5. PENDEKATAN ILMIAH
Sunan Giri berdakwah menggunakan
pendekatan ilmiah dengan cara membangun
pesantren dan menyebarluasakn pendidikan islami
dengan membuat pelatihan dan pengkaderan, serta
menugaskan murid - muridnya untuk berdakwah
hingga ke pelosok-pelosok Indonesia seperti di
Pulau Madura, Bawean, Kangean, bahkan sampai ke
Ternate dan Huraku yakni Kepulauan Maluku.
6. Tidak semua anggota Wali Songo berdakwah di
masyarakat langsung. Ada juga yang berdawah di
pemerintahan. Seperti Sunan Kudus misalnya, dalam
Kesultanan Demak Bintoro dan Sunan Gunung Jati di
Kesultanan Cirebon. Mereka ikut serta mendirikan
kesultanan dan aktif di dalamnya. Mereka memiliki
pengaruh yang besar di kalangan bangsawan, birokrat,
pedagang, dan kalangan elit lainnya.
PENDEKATAN KELEMBAGAAN
7. Sunan Muria dan Sunan Drajat lebih senang hidup
jauh dari keramaian. Mereka memilih untuk
berdakwah pada masyarakat kecil di desa-desa atau
kampung-kampung. Mereka mengajarkan
masyarakat kecil untuk meningkatkan pemahaman
keagamaannya. Mereka juga membina masyarakat
agar kehidupan sosialnya meningkat menjadi lebih
baik dengan agama islam.
PENDEKATAN SOSIAL
8. PENDEKATAN KULTURAL
Dalam berdakwah, Sunan Kalijaga dan Sunan
Bonang lebih menonjol menggunakan pendekatan kultural.
Mereka sadar bahwa budaya adalah sesuatu menyatu di
masyarakat. Jika langsung dihapus kebudayaannya, maka
masyarakat akan sulit mengikutinya dan cenderung
menolaknya. Keduanya pun melakukan islamisasi budaya.
Budaya-budaya yang sudah ada dan berkembang
disisipi dengan ajaran-ajaran Islam. Tidak hanya itu, mereka
juga menciptakan budaya-budaya baru yang mengandung
nilai-nilai Islam. Diantara produk budaya yang mereka
ciptakan dan masih ada hingga hari ini adalah tradisi
Sekaten (dari kata syahadatain), Gapura Masjid (berasal
dari kata ghofura), Baju takwo (dari kata takwa), dan lain
sebagainya.
9. Melalui lima pendekatan di atas, Wali Songo terbukti mampu
mengislamkan hampir seluruh masyarakat di pesisir pantai utara
Jawa dalam tempo waktu yang cukup singkat. Diakui atau tidak,
itulah dakwah yang sangat gemilang. Dari situ, umat Islam kini
bisa saja mencontoh atau meneladani apa yang telah dikerjakan
Wali Songo. Tentunya dengan melakukan penyesuaian-
penyesuaian sebagaimana dengan situasi dan kondisi masa kini.