1. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan
Proposal Skripsi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Proposal Skripsi ini sekaligus diajukan sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma DIV pada Jurusan Teknik Sipul Politeknik
Negeri Bali yang berjudul “Evaluasi Penerapan SMK3L Terhadap Kecelakaan
Kerja Pada Pelaksanaan Struktur Proyek Gedung ”.
Dalam penyusunan Proposal Skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak I Nyoman Abdi, SE.,M.ECom., selaku Direktur Politeknik Negeri Bali.
2. Bapak Ir. I Wayan Sudiasa, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
3. Bapak I Made Sudiarsa, ST.,MT., selaku Ketua Program Studi Diploma IV
Manajemen Proyek Konstruksi Politeknik Negeri Bali
4. Ibu Dr. Ir Putu Hermawati,MT selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan saran dan bimbingan secara langsung selama penulisan Proposal
Skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Serta Staff di Lingkungan Politeknik Negeri Bali
6. Bapak dan Ibu Staff Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali yang telah
banyak membantu dalam keperluan administrasi.
7. Keluarga, sahabat, orang – orang terdekat dan teman – teman kelas VIIA/DIV
MPK Politeknik Negeri Bali yang telah banyak membantu penulis dalam
penyusunan proposal skripsi ini.
Sudah tentunya proposal skripsi ini penulis rasa belum sempurna, maka dari
itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi
2. ii
kesempurnaan proposal skripsi ini, dan nantinya proposal skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya Keluarga Besar Teknik Sipil Politeknik
Negeri Bali.
Bukit Jimbaran,
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................3
1.5 Ruang Lingkup ...............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3L)……………………………………………………………………………5
2.2. Tujuan Penerapan SMK3L .............................................................................6
2.3. Manfaat Penerapan SMK3L ...........................................................................7
2.4. Prinsip Dasar SMK3L ....................................................................................9
2.5. Dasar Hukum SMK3L..................................................................................10
2.6. Tinjauan Umum Tentang Kecelakaan Kerja ................................................10
2.6.1. Definisi Kecelakaan Kerja ....................................................................10
2.6.2. Klasifikasi Kecelakaan Kerja................................................................11
2.6.3. Pencegahan Kecelakaan Kerja ..............................................................12
2.7. Manajemen Risiko........................................................................................13
4. iv
2.8. Konsep Risiko ..............................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian ...................................................................................15
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian........................................................................15
3.3. Sumber Data .................................................................................................16
3.4. Pengumpulan Data........................................................................................17
3.5. Variable Penelitian .......................................................................................18
3.6. Instrumen Penelitian.....................................................................................18
3.7. Analisis Data ................................................................................................19
3.8. Bagan Alir Penelitian ..................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
6. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan berkelanjutan dalam
pekerjaan konstruksi. Kejadian tersebut merupakan akibat dari permasalahan yang
terjadi pada suatu proyek pekerjaan konstruksi itu sendiri. Permasalahan tersebut
dapat berupa kurangnya fasilitas alat pelindung diri, kurangnya pemahaman
pekerja konstruksi mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), serta
kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Dengan begitu,
dapat diketahui bahwa banyaknya pekerjaan konstruksi yang ada di suatu daerah
maka akan mempengaruhi tingginya tingkat kecelakaan kerja yang terjadi di daerah
tersebut.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerugian
materi bagi pekerja dan pengusaha, dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, dan merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas. Merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang yang
bekerja dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang konstruksi
khususnya, dapat memahami arti pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dalam pekerjaan kesehariannya untuk kepentingannya sendiri atau memang
diminta untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan kinerja dan mencegah
potensi kerugian bagi perusahaan.
Menurut perkiraan International Labour Organization (ILO), di tingkat global
lebih dari 2,78 juta orang meninggal dalam satu tahun yang disebabkan oleh
kecelakaan kerja atau penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan. Selain itu terdapat
sekitar 374 juta cedera dan penyakit akibat kecelakaan kerja non-fatal setiap tahun.
Kecelakaan kerja di Inggris rata-rata 2 orang per harinya.2 Kawasan Asia dan
7. 2
Pasifik lebih dari 1,8 juta kematian terkait pekerjaan terjadi setiap tahun, dan sekitar
2/3 kematian akibat kerja terjadi di Asia.
Jumlah kecelakaan kerja di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan.
Pada tahun 2013 jumlah kecelakaan kerja sebanyak 103.235 kasus dan pada tahun
2015 meningkat mencapai angka 110.285. Akan tetapi pada tahun 2016 mengalami
penurunan 4,6 % yakni sebanyak 102.182 kasus kecelakaan kerja. Pada tahun 2017
terjadi peningkatan sebanyak 123.041 kasus dan tahun 2018 terjadi sebanyak
173.105 kasus kecelakaan kerja.
Menurut data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Banten
dalam 3 tahun terakhir, jumlah kasus kecelakaan kerja berbeda setiap tahunnya.
Pada tahun 2017 berjumlah 29 kasus, tahun 2018 berjumlah 54 kasus, tahun 2019
berjumlah 54 kasus. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap tahun
cenderung mengalami kenaikan dan masih tingginya kejadian kecelakaan kerja di
Banten.
Berdasarkan data di PT. Totalindo Proyek Kingland Avenue Serpong diketahui
bahwa adanya kenaikan dalam kecelakaan kerja dalam 3 tahun terakhir. Hal ini
dapat terlihat pada tahun 2017 sebesar 23 kasus yang mengalami kecelakaan kerja,
pada tahun 2018 sebesar 25 kasus yang mengalami kecelakaan kerja, lalu pada
tahun 2019 sebesar kenaikan yang cukup pesat yaitu 37 orang yang mengalami
kecelakaan kerja. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2012,
penerapan Sistem Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3L)
dilaksanakan berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3L. Kebijakan nasional
tentang SMK3L digunakan sebagai acuan perusahaan dalam menerapkan SMK3L.
Penerapan SMK3L terdiri dari penetapan kebijakan K3, perencanaan K3,
pelaksanaan rencana K3, pemantauan dan evaluasi kinerja K3, dan peninjauan dan
peningkatan kinerja K3.
Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan akan menjadi sebuah latar
belakang mengapa penelitian ini saya lakukan, sehingga dapat mendukung
penelitian sebelumnya dengan memperlihatkan hasil dari penelitian untuk
8. 3
membuktikan lebih lanjut mengenai penerapan SMK3L pada kecelakaan dan
kesehatan kerja (K3) yang berpengaruh pada risiko tenaga kerja pada
pembangunan rumah susun sekolah tinggi agama hindu negeri di Desa Banyuning
selatan, Kabupaten Buleleng .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dipaparkan pada proyek
Pembangunan Rumah Susun Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apa saja faktor-faktor risiko kecelakaan kerja pada pelaksanaan pekerjaan
struktur proyek konstruksi ?
b. Apa risiko-risiko kecelakaan kerja yang terjadi pada pelaksanaan pekerjaan
proyek ?
c. Bagaimana penerapan SMK3L dalam penanganan kecelakaan kerja pada
pelaksanaan pekerjaan proyek ?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko kecelakaan kerja pada pelaksanaan
pekerjaan struktur yang terjadi selama pelaksanaan proyek Gedung.
b. Mengetahui risiko kecelakaan kerja pada pelaksanaan pekerjaan struktur yang
terjadi selama pelaksanaan proyek Gedung .
c. Respon penanganan kecelakaan kerja yang terjadi pada pelaksanaan struktur
proyek Gedung.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Mengetahui faktor-faktor risiko kecelakaan kerja pada pelaksanaan struktur
gedung yang terjadi pada proyek Gedung.
b. Hasil evaluasi risiko kecelakaan kerja dapat digunakan sebagai pedoman untuk
mengevaluasi tingkat kecelakaan kerja konstruksi pada proyek bangunan tinggi
lainnya.
9. 4
c. Dapat menjadi referensi untuk penelitian mengenai evaluasi kecelakaan kerja
konstruksi selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dan Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah:
1. Pengambilan data berasal dari proyek pembangunan Rumah Rusun
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri kabupaten Buleleng, provinsi Bali.
Pengambilan data di ambil dari awal mulainya proyek sampai selesainya
proyek dengan durasi pekerjaan selama 180 hari.
2. Penelitian ini dilakukan melakukan survey di lapangan yaitu dengan
wawancara terstruktur dan menyebarkan kuisioner untuk mendapatkan
korelasi K3 dan kecelakaan kerja terhadap kinerja pekerja pada
pelaksanaan proyek konstruksi.
10. 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3L)
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3L)adalah
bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif. (Permen PU,
2008) Pemahaman tentang SMK3L yang benar dari semua aspek sangat berguna
untuk pencegahan kecelakaan dalam kegiatan konstruksi dimana diharapkan
produksi meningkat dengan meminimalkan atau mengurangi kecelakaan bahkan
meniadakan kecelakaan (zero accident). Sesuai dengan Bab III pasal 3 Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No. PER. 05/MEN/1996, penerapan SMK3L diwajibkan
kepada perusahaan dengan tingkat penerapan sebagai berikut :
1. Perusahaan kecil atau p
11. 6
2. Perusahaan dengan tingkat resiko rendah harus menerapkan
sebanyak 64 elemen.
3. Perusahaan sedang atau perusahaan dengan tingkat resiko
menengah harus menerapkan sebanyak 122 elemen.
Perusahaan besar atau perusahaan dengan tingkat resiko tinggi harus menerapkan
sebanyak 166 elemen. Dilihat dari tingkat penerapan di atas, maka
pembangunanproyek gedung Siloam Hospital termasuk kategori perusahaan besar
yang menerapkan sebanyak 166 elemen yang terdapat dalam SMK3. Hal dikarenakan
proyek ini memiliki pekerja lebih dari 100 orang. Keberhasilan penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3L) di tempat kerja dapat diukur
menurut Permenaker 05/MEN/1996 sebagai berikut:
a) Untuk tingkat pencapaian 0-59 % dan pelanggaran peraturan
perundangan (nonconformance) dikenai tindakan hukum.
b) Untuk tingkat pencapaian 60-84 % diberikan sertifikat dan
bendera perak.
c) Untuk tingkat pencapaian 85-100 % diberikan sertifikat dan
bendera emas. Ditinjau dari segi kinerja penerapan
penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan
Umum menurut Permen PU Nomor: 09/PRT/2008 terbagi
menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
- Baik, bila mencapai hasil penilaian > 85%.
- Sedang, bila mencapai hasil penilaian 60% - 85%.
- Kurang, bila mencapai hasil penilaian < 60%. Prinsip
Dasar SMK3 dalam Perundang-undangan
2.2. Tujuan Penerapan SMK3L
Adapun beberapa tujuan menerapkan SMK3L yaitu :
12. 7
1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja yang sudah terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi.
2. Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja dengan melibatkan semua pihak, sehingga dapat mencegah
dan mengurangi terjadinya kecelakaan,penyakit akibat kerja dan
menciptakan lingkungan/situasi kerja yang nyaman, aman dan efesien
yang dapat mendorong produktivitas.
2.3. Manfaat Penerapan SMK3L
Pada penerapan SMK3L memiliki beberapa manfaat yaitu :
1. Manfaat langsung
Dalam penerapan SMK3L di lapangan akan memiliki beberapa manfaat
langsung yang mana sangat bermanfaat bagi perusahaan yaitu :
a. Jika dalam suatu pekerjaan menerapkan SMK3L dengan baik, maka
disinyalisir bisa mengurangi jam kerja yang hilang akibat terjadi
kecelakaan kerja.
b. Mengurangi kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja
c. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja
merasa aman dalam bekerja
2. Manfaat tidak langsung
Selain manfaat langsung, juga terdapat manfaat tidak langsung jika
menerapkan SMK3L yaitu :
a. Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
b. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
c. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga
membuat umur alat semakin lama.
Adapun manfaat lain yg dapat diperoleh dalam menerapkan system
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja antara lain :
13. 8
a. Melindungi Pekerja
Tujuan utama menerapkan SMK3L adalah untuk melindungi semua
pihak yang terlibat dalam suatu pekerjaan/proyek terutama melindungi
pekerja dari segala bentuk kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.bagaimanapun pekerja merupakan asset penting bagi perusahaan. Hal
utama yang harus direncanakan adalah menciptakan lingkungan kerja yang
aman, nyaman, dan efektif, dengan menerapkan K3 diharapkan dapat
mengurangi/mencegah angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang mana nantinya dapat menguntungkan perusahaan, karena perkerja
yang merasa aman dari ancaman kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang mana pekerjaan menjadi lebih produktif.
b. Patuh terhadap peraturan dan perundang – undangan Sangat penting
perusahaan -perusahaan untuk mematuhi peraturan atau perundang –
undangan yang berlaku pada umumnya. Karena bagaimanapun peraturan
atau perundang – undangan dibuat betujuan untuk kebaikan semua pihak.
Dengan mematuhi peraturan atau perundang – undangan yang berlaku maka
perusahaan akan lebih tertib dan hal ini akan berdampak bagi perusahaan
nantinya karena dapat meningkatkan citra baik perusahaan itu sendiri
dimata pelanggan.
c. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan Penerapan SMK3L
secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Banyak
pelanggan yang mensyaratkan perusahaan untuk menerapkan SMK3L atau
OHSAS 18001, karena dapat menjamin proses yang aman, tertib, dan bersih
sehingga dapat meningkatkan kualitas dan mengurangi/mencegah
kecacatan produk. Pekerja secara lebih baik bekerja, karena mereka sudah
terlindungi dengan baik yang mana akan membuat pekerjaan lebih
produktif. Tidak jarang pelanggan akan melakukan audit K3 terhadap
perusahaan – perusahaan untuk memastikan apakah pekerja terlindungi
dengan baik dan proses produksi dilakukan dengan baik. Tujuan mereka
14. 9
tidak lain adalah untuk memastikan apakah perusahaan yang sedang
berbisnis dengan mereka dapat menjamin kontinuitas suplai bahan baku
mereka. Disamping itu memiliki sertifikat SMK3L atau OHSAS 18001
dapat meningkatkan citra baik perusahaan itu sendiri.
2.4. Prinsip Dasar SMK3L
Menurut Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012, prinsip dasar SMK3L
adalah sebagai berikut:
1. Penetapan Kebijakan K3 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.50
Tahun 2012, penyusunan kebijakan K3 dilakukan melalui tinjauan
awal kondisi K3 dan proses konsultasi antara pengurus dan wakil
pekerja/buruh.
2. Perencanaan K3 Perusahaan harus merencanakan untuktuk memenuhi
kebijakan, sasaran, dan tujuan K3 yang telah ditetapkan, yang harus di
pertimbangkan dalam penyusunan rencana K3.
3. Pelaksanaan Rencana K3 Agar penerapan berjalan secara efektif, maka
perusahaan harus mengembangkan kemampuan dan mekanisme
pendukung untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3.
4. Pemantauan dan Evaluasi K3 Perusahaan harus memantau dan
melakukan evaluasi kinerja K3. Pemantauan dan Evaluasi kinerja K3
ini meliputi dua tahapan kinerja, yaitu pemeriksaan, pengujian serta
pengukuran dan audit internal maupun external SMK3L.
5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3 Tahapan ini bertujuan untuk
menjamin kesesuaian dan keefektifan yang berkesinambungan guna
pencapaian tujuan SMK3L sekaligus mengidentifikasi kinerja K3 yang
sudah tidak efektif dan menggantikannya dengan yang lebih efektif.
15. 10
2.5. Dasar Hukum SMK3L
1. Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Sistem Keselamatan
dan Kesehatan Kerja adalah :Undang-Undang No.02 tahun 2017 tentang
Jasa Konstruksi.
2. Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Perpres No.16 tahun 2018 tentang Pemilihan Penyedia barang dan jasa.
4. Permen PU No.05 tahun 2014 (dan perubahannya) tentang Pedoman SMK3
konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
5. Surat Edaran Menteri PU No.66/SE/M/2015 tentang Biaya
penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang PU.
2.6. Tinjauan Umum Tentang Kecelakaan Kerja
2.6.1. Definisi Kecelakaan Kerja
World Health Organization (WHO) mendefinisikan kecelakaan sebagai
suatu kejadian yang tidak dapat dipersiapkan penanggulangan sebelumnya
sehingga menghasilkan cedera yang riil. Menurut Suma’mur (1989),
kecelakaan kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja
pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan
terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.
[1]
Kecelakaan kerja adalah kejadian tidak terduga yang dapat menimbulkan
kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang
terjadi dalam suatu proses kejadian industri atau yang berkaitan dengannya.
Angka kecelakaan kerja yang cukup tinggi ini disebabkan oleh beberapa
faktor salah satunya adalah faktor individu, hal ini terlihat di negara
berkembang. Salah satu negara yang memiliki permasalahan di angka
kecelakaan kerja adalah di Indonesia. Salah satu industri yang dianggap
memiliki angka kecelakaan yang paling tinggi adalah sektor konstruksi.
Penelitian oleh Duff dan Alves Diaz menyatakan hasil analisa statistik dari
16. 11
beberapa negara menunjukkan tingkat kecelakaan fatal pada proyek
konstruksi adalah lebih tinggi dibanding ratarata untuk semua industri.
Kecelakaan kerja disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor personal,
manajemen, lingkungan, dan peralatan [2].
2.6.2. Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Pengklasifikasian kecelakaan kerja di Indonesia terbagi atas :
1. Berdasarkan tingkat keparahan :
a) Meninggal akibat kecelakaan kerja, bila korban meninggal dalam
tempo 24 jam terhitung mulai saat terjadinya kecelakaan kerja
tersebut.
b) Luka berat, bila korban kecelakaan itu tidak dapat bekerja lebih dari
3 minggu.
c) Luka ringan, bila korban tidak bisa bekerja kurang dari 3 minggu.
2. Klasifikasi Menurut Jenis Kecelakaan:
a) Terjatuh, tertimpa atau kejatuhan benda atau objek kerja.
b) Tersandung benda atau objek, terbentur kepada benda, terjepit
antara dua benda.
c) Terpapar dengan benda panas atau suhu tinggi.
d) Terkena arus listrik.
e) Terpapar dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi.
3. Klasifikasi Menurut Agen Penyebabnya:
a) Mesin-mesin,
b) Sarana alat angkat dan angkut,
c) Peralatan lain, seperti
d) Bahan-bahan berbahaya dan radiasi, seperti; bahan mudah
meledak, debu, gas, cairan, bahan kimia, radiasi dan lain-lain.
17. 12
e) Lingkungan kerja, seperti; tekanan panas dan tekanan dingin,
intensitas kebisingan tinggi, getaran, ruang di bawah tanah, dan
lain-lain .
2.6.3. Pencegahan Kecelakaan Kerja
Tindakan pencegahan kecelakaan kerja yang dapat dilakukan oleh suatu
perusahaan ada 5 yaitu (Muliawan dkk, 2018):
1. Identifikasi Bahaya dan Aspek Lingkungan Setiap awal proyek atau ada
aktivitas baru, Safety Officer harus mengidentifikasi adanya potensi
bahaya dan aspek lingkungan yang berdampak pada pekerja dan
lingkungannya terkait dengan aktivitas proyek.
2. Safety Induction
Safety Induction adalah penjelasan kepada seluruh pekerja baru yang
memasuki area proyek dan bagi pekerja yang akan melakukan pekerjaan
yang mempunyai resiko tinggi. Safety Induction ini ditujukan kepada
pekerja dari Kontraktor dan Subkontraktor.
3. Inspeksi K3
Inspeksi K3 dilakukan 1 minggu sekali oleh Owner, MK, PM / SM &
Tim K3 proyek untuk memeriksa dan memastikan bahwa Kontraktor,
Subkontraktor dan Mandor melaksanakan K3L secara konsisten.
4. Safety Officer harus mencatat bila ada penyimpangan K3 selama
inspeksi dan mendistribusikan laporan ketidaksesuaian tersebut kepada
pihak npihak yang harus menindaklanjuti.
5. Safety Patrol
Safety Patrol adalah patrol rutin yang dilakukan oleh Team Safety
untuk memonitor keadaan / kondisi lingkungan proyek dan
mengawasi segala aktivitas konstuksi, serta melakukan tindakan
pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan dan timbulnya pencemaran.
6. Safety Talk
18. 13
Safety talk ditujukan kepada para pekerja dan personil yang berada
di area kerja. Inti dari safety talk ini memberikan pengarahan tentang
pelaksanaan K3 dan bertujuan agar tenaga kerja dapat bekerja
dengan selamat.
7. Alat Pelindung diri
Alat pelindung diri adalah peralatan yang harus digunakan seorang
pada saat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan sehingga
terhindar dari bahaya yang dapat membahayakan karyawan.
Penggunaan APD ini merupakan salah satu cara untuk menghindari
dari bahaya kecelakaan. Ada beberapa macam alat pelindung diri
(APD) yang digunakan seorang karyawan pada saat bekerja
(Kusuma, 2010; Rijanto, 2010):
a. Helm
b. Safety Shoes
c. Sarung Tangan
d. Kacamata Pengaman
e. Penutup Telinga
f. Masker
g. Pelindung Wajah
h. Safety Belt
i. Sepatu Karet
j. Jas Hujan (Rain Coat)
2.7. Manajemen Risiko
Dalam dunia nyata selalu terjadi perubahan yang sifatnya dinamis,
sehingga selalu terdapat ketidakpastian. Risiko timbul karena adanya
ketidakpastian, dan risiko akan menimbulkan konsekuensi tidak menguntungkan.
Jika risiko tersebut menimpa suatu proyek, maka proyek tersebut bisa mengalami
kerugian yang signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko tersebut bisa
19. 14
mengakibatkan terbengkalainyaproyek tersebut. Karena itu risiko penting untuk
dikelola. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga proyek
tersebut dapat bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko [3].
2.8. Konsep Risiko
Risiko bisa didefinisikan dengan berbagai sudut pandang. Dari sudut
pandang ‘hasil’ atau ‘keluaran’, risiko adalah sebuah hasil atau keluaran-keluaran
yang tidak dapat diprediksikan dengan pasti, yang tidak disukai karena akan
menjadi kontra produktif. Sedangkan dari sudut pandang ‘proses’, risiko adalah
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan, sehingga terjadinya
konsekuensi yang tidak diinginkan. [4].
Meskipun risiko memiliki kaitan yang erat dengan ketidakpastian / uncertaity,
keduanya memiliki perbedaan. Ketidakpastian adalah kondisi dimana terjadi
kekurangan pengetahuan, informasi, atau pemahaman tentang suatu keputusan
dan konsekuensinya. Risiko timbul karena adanya ketidakpastian, karena
ketidakpastian mengakibatkan keragu-raguan dalam meramalkan kemungkinan
terhadap hasil-hasil yang akan terjadi di masa mendatang.
Semakin tinggi tingkat ketidakpastian maka semakin tinggi pula
risikonya. Kejadian di masa yang akan datang tidak dapat diketahui secara pasti.
Kejadian ini atau suatu keluaran/output dari suatu kegiatan/peristiwa dapat
berupa kondisi yang baik atau kondisi yang buruk. Jika yang terjadi adalah
kondisi yang baik maka hal tersebut merupakan kesempatan baik , namun jika
terjadi hal yang buruk maka hal tersebut merupakan risiko.
20. 15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Metode penelitian adalah langkah-langkah penelitian suatu masalah, kasus,
gejala, atau fenomena dengan jalan ilmiah untuk menghasilkan jawaban yang
rasional. Metode penelitian digunakan sebagai dasar atas langkah-langkah berurutan
yang didasarkan pada tujuan penelitian dan menjadi suatu perangkat yang digunakan
untuk menarik kesimpulan, sehingga dapat diperoleh penyelesaian yang diharapkan
untuk mencapai keberhasilan penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian yang dilakukan
pada proyek konstruksi Gedung menggunakan metode wawancara dan survei.
Penelitian ini adalah studi kasus untuk mengidentifikasi dan menganalisa tingkat
kecelakaan kerja pada pelaksanaan struktur proyek konstruksi Gedung. Penelitian
yang dilakukan adalah mengidentifikasi tingkat kecelakaan kerja dan menganalisa
tingkat kecelakaan kerja yang paling dominan untuk terjadi.
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2021 sampai selesai dan dilaksakan di
Proyek Pembangunan Rumah Susun Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri.
Lokasi proyek dapat dilihat pada gambar 3.1
21. 16
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian
3.3. Sumber Data
Pengumpulan data pada penelitian ini akan menggunakan sumber data primer
dan sekunder. Data adalah fakta atau fenomena yang sifatnya mentah atau belum
dianalisis, seperti angka, nama, keterangan, dan sebagainya. Dalam studi ini
diperlukan datadata untuk mendukung keakuratan dari hasil penelitian ini. Ada
beberapa jenis data yang digunakan dalam studi kasus proyek ini, yaitu jenis data
primer dan data sekunder.
22. 17
1. Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil
wawancara, dan penyebaran kuisioner dengan beberapa staf di proyek tersebut
yang sudah dipilih sebagai responden yang terkait dengan risiko. Wawancara atau
diskusi tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil mengenai risiko tingkat
kecelakaan kerja yang mungkin saja dapat terjadi pada proyek Pembangunan
Rumah Susun Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari
pengkajian studi-studi literatur, penelitian sejenis sebelumnya dan dari historical
data berupa data-data risiko tingkat kecelakaam kerja yang berkaitan dengan
penelitian.
3.4. Pengumpulan Data
Metode Pengambilan Data Metode pengumpulan data adalah teknik untuk
mendapatkan informasi atau dokumentasi proses pengerjaan proyek yang akan
diamati, Untuk mendukung penulisan dan sebagai keperluan analisa data, maka
diperlukan sejumlah data pendukung yang berasal dari dalam maupun dari luar
proyek pembangunan Rumah Susun Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri sebagai
objek penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan dua macam cara
pengumpulan data, yaitu sebagai berikut.
1. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara, dan
penyebaran kuisioner dengan beberapa staf di proyek tersebut yang sudah dipilih
sebagai responden yang terkait dengan risiko. Wawancara atau diskusi tersebut
dilakukan untuk mendapatkan hasil mengenai risiko yang mungkin saja dapat
terjadi pada proyek Rumah Susun Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri
2. Data Sekunder Data yang bisa digunakan sebagai data-data pendukung yang
diperoleh dari data – data sebelumnya dan di satukan dapat berupa data-data
23. 18
tingkat kecelakaan yang terjadi pada proyek kemudian diterbitkan dalam suatu
instansi. Data sekunder Rumah Susun Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri.
3.5. Variable Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan variable bebas dan variable terikat yang akan
dijelaskan agar mudah dipahami dan dijadikan petunjuk dalam penelitian. Adapun
variable penelitian sebagai berikut:
1. Keselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani
tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan
budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Pengertian K3 Menurut
Keilmuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan
Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. Pengertian
K3 Menurut OHSAS 18001:2007 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan
dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
2. Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang berlangsung saat
seseorang lakukan pekerjaan. Kecelakaan kerja adalah momen yang tidak
direncanakan yang dikarenakan oleh suatu aksi yang tidak waspada atau
suatu kondisi yang tidak aman atau keduanya.[6]
3.6. Instrumen Penelitian
Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuisioner yang
berupa sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Dalam penelitian
ini instrument yang digunakan seperti :
24. 19
1. Kuisoner, berisi berupa pertanyaan sesuai variable yang dituju.
2. Handphone, digunaka untuk dokumentasi dan merekam pertanyaan dari
narasumber.
3. Aplikasi SPSS Versi X dan Microsoft excel yang digunakan untuk membantu
mengolah data hasil penelitian.
3.7. Analisis Data
Metode Kualitatif merupakan metode ini dipakai untuk mengetahui banyaknya
jumlah responden. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa jenis analisis seperti
uji validitas dan uji rehabilitas yang mana pengolahan data menggunakan aplikasi
SPSS versi X.
1. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
digunakan mengukur apa saja yang perlu diukur. Suatu alat yang
validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan yang kecil.
Sehingga data yang terkumpul merupakan data yang memadai.
Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur
apa yang ingin diukur.
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item, yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir pertanyaan dengan skor total yang
merupakan jumlah dari tiap skor butir pertanyaan. Jika ada item yang
tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih
lanjut. Syarat tersebut menurut sugiyono (2010:178) yang harus
dipenuhi yaitu harus memiliki kreteria sebagai berikut :
a. Jika koefisien korelasi > r 0,30 maka item tersebut dinyatakan
valid
b. Jika koefisien korelasi < r 0,30 maka item tersebut dinyatakan
tidak valid.
25. 20
Untuk menghitung korelasi pada uji validitas menggunakan korelasi
pearson product moment yang dirumuskan sebagai berikut:
r =
𝑛∑𝑋𝑖𝑌𝑖−(∑𝑋𝑖)(∑𝑌𝑖)
√{𝑛∑𝛸𝑖²−(∑𝑋𝑖)2}{𝑛∑𝑌𝑖2 −(∑𝑌𝑖)²
keterangan :
r = Koefisien Korelasi Product Moment
Xi = Variabel Independen (Variabel Bebas)
Yi = Variabel Dependen (variable terikat)
n = Jumlah Responden (sampel)
∑XiYi = Jumlah perkalian variable bebas dan variable terikat
2. Uji Reliabilitas
Sebuah alat ukur atau pertanyaan dalam angket dikategorikan reabel
(andal), jika alat ukur yang digunakan dapat mengukur secara konsisten
atau stabil meskipun pertanyaan tersebut diajukan dalam waktu yang
berbeda. Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir pertanyaan atau
pertanyaan yang sudah valid. Pengujian ini digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Untuk melihat reliabilitas masing – masing instrument yang digunakan,
penulis menggunkaan kosfisien cronbach’s alpha (α) dengan
mengunakan fasilitas statistical product and service solution (SPSS)
versi XX untuk jenis pengukuran interval. Suatu istrumen dikatakan
reliabel jika nilai cronbach’s alpha lebih besar dari Batasan yang
ditentukan yakni 0,6 atau nilai korelasi hasil perhitungan lebih besar dari
nilai dalam table dan dapat digunakan untuk penelitian, yang
dirumuskan :
α =
𝑘
𝑘−1
(1-
∑𝑆𝑖
𝑆𝑡
)
Keterangan :
26. 21
α = Koefisien Reliabilitas
k = Jumlah item pertanyaan yang diuji
∑Si = Jumlah varian skor tiap item
St = Varian Total
3. Analisis Regresi berganda
Dalam penelitian ini untuk menganalisis sistem manajemen kesehatan
dan keselamatan kerja (SMK3L) terhadap kinerja pekerja, waktu dan
biaya pada proyek pembangunan Rumah Susun Sekolah Tinggi Agama
Hindu Negeri, digunakan regresi linier berganda. Regresi linier
berganda dapat dinayatakan dengan pesamaan berikut:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + … . . +𝑏𝑛𝑋𝑛
Dimana :
Y = variable tak bebas (terikat)
X = variable bebas
a = konstanta
b = koefisien regresi/nilai parameter
pada analisis regresi linier berganda dilakukan juga uji asumsi klasik :
multikoliniearitas,autokorelasi, dan heteroskesdastisitas. Jika semua
hasil uji asumsi tersebut memenuhi ketentuan, maka analisis regresi
linier berganda yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai hasil
akhir uji hepotesis penelitian mengenai analisis pengaruh penerapan
sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja
pekerja, waktu dan biaya pada pelaksanaan proyek konstruksi.
4. Uji T
Uji T digunakan untuk menguji signifikansi tiap-tiap variable bebas
terhadap variable terikatnya secara pasrsial. Dalam pengujian ini tingkat
signifikansi tiap-tiap variable bebas (sig. T) dibandingkan dengan
27. 22
(alpha ) 5%. Jika sig.t < 5%, maka hipotesa diterima, artinya tiap-tiap
variable independent berpengaruh terhadap variable dependent.
5. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi tiap-tiap variable bebas
secara serempak (simultan). Kreterian pengujian yang digunakan adalah
membandingkan tingkat signifikansi F dengan (alpha) 5%. Jika tingkat
signifikansi F kurang dari 5%, ini berarti bahwa sacara simultan
penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pekerja, waktu dan biaya pada
pelaksanaan proyek konstruksi.
28. 23
3.8. Bagan Alir Penelitian
Tidak
YA
Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian
MULAI
STUDI PENDAHULUAN
TUJUAN PENELITIAN
PENYUSUNAN KUISONER
UJI
VALIDITAS
&
REABILITAS
PENGUMPULAN DATA
TINJAUAN PUSTAKA
DENGAN KUISONER
DATA PRIMER
1. KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA K3
2. KECELAKAAN KERJA
DATA SEKUNDER
1. DATA-DATA PROYEK
2. PERATURAN TERKAIT
SMK3L
ANALISI DAN PEMBAHASAN
ANALISIS REGRESIF
1. UJI T
2. UJI F
KESIMPULAN DAN SARAN
SELESAI