Dokumen tersebut membahas tentang kelebihan dan kelemahan sistem pendidikan Islam. Kelebihan sistem pendidikan Islam meliputi dasar akidah Islam, mencetak kepribadian Islam dan memberikan keterampilan kehidupan, serta penilaian tidak hanya berdasarkan nilai. Sedangkan kelemahan sistem pendidikan Islam adalah aspek kurikulum dan kualitas tenaga pendidik yang masih rendah, serta kurangnya dukungan dan kerjasama dari orang t
1. ARTIKEL
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM
PENDIDIKAN ISLAM
DISUSUN OLEH:
NUZULUL ARIFIN
(2244012954)
.
FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-FALAH AS-SUNIYAH
KENCONG – JEMBER
2022
2. KELEBIHAN DAN KELEMEHAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM
Nuzulul arifin
ABSTRAK
Sistem pendidikan islam informal ini, terutama yang berjalan dalam keluarga
sudah diakui keampuhannya dalam menanamkan senalam sendi-sendi agama dalam jiwa
anak-anak. Mereka dilatih membaca Al-Qur‟an, melakukan shalat dengan berjamaah,
berpuasa dibulan ramadhan, dan lain-lain. Sistem pendidikan islam yang baik akan
melahirkan lulusan yang unggul sekaligus paham Islam. Pendidikan Islam melahirkan
peserta didik yang menyatukan Islam dengan kehidupan. Dari pendidikan seperti inilah
akan lahir pemimpin umat yang cerdas bertakwa. Sistem pendidikan islam mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan sistem pendidikan islam ialah: dasarnya pada akidah
islamiyah, mencetak kepribadian Islam dan memberikan keterampilan dalam ilmu
kehidupan, tolak ukur bukan sekedar nilai. Kelemahan sistem pendidikan islam ialah:
aspek kurikulum dan kualitas tenaga pendidik di nilai masih rendah, Pihak orang tua kurang
memperlihatkan kerjasama.
Kata kunci: sistem, pendidikan islam, kelebihan dan kelemahan
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “sistema” yang artinya: suatu
keseluruhan yang tersusun dari banyak bagian (whole compounded of several parts)
Amirin, T. 1986. Di antara bagian-bagian itu terdapat hubungan yang berlangsung
secara teratur. Definisi sistem yang lain dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip
pendapat Johnson, Kost dan Rosenzweg sebagai berikut “Suatu sistem adalah suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau
perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan
yang kompleks” Sudjana ,A. 1987.
Secara etimologis pendidikan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab “Tarbiyah”
dengan kata kerjanya “Robba” yang berarti mengasuh, mendidik, memelihara.6
Secara terminologis, Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntutan
di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya, pendidikan adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anakanak agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah
kedewasaan.
Kurikulum merupakan suatu alat yang penting bagi pendidikan karena
pendidikan dan kurikulum saling berkaitan. Jika diibaratkan, kurikulum laiknya
jantung dalam tubuh manusia. Jika jantung masih berfungsi dengan baik, maka tubuh
akan tetap hidup dan berfungsi dengan baik. Begitu pula dengan kurikulum dan
pendidikan. Apabila kurikulum berjalan dengan baik dan didukung dengan
komponen-komponen yang berjalan baik pula, maka proses pembelajaran akan
berjalan dengan baik dan menghasilkan peserta didik yang baik pula. Kurikulum akan
berubah secara terus menerus dan berkelanjutan. Perubahan kurikulum yang terus
menerus dan berkelanjutan, semestinya juga diikuti dengan kesiapan untuk berubah
4. dari seluruh pihak yang bersangkutan dengan pendidikan di Indonesia karena
kurikulum bersifat dinamis, bukan statis. Jika kurikulum bersifat statis, maka
kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang tidak baik karena tidak menyesuaikan
dengan perkembangan-perkembangan yang ada di zamannya. Di sinilah peran guru
sangat diperlukan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana kelebihan sistem pendidikan islam dalam dunia pendidikan?
2. Bagaimana kekurangan sistem pendidikan islam dalam dunia pendidikan?
1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka artikel ini
bertujuan:
1. Mengetahui kelebihan sistem pendidikan islam dalam dunia pendidikan.
2. Mengetahui kekurangan sistem pendidikan islam dalam dunia pendidikan.
5. BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sistem pendidikan Islam Pada Masa Kini
Dalam Islam, istilah pendidikan diyakini berasal dari bahasa Arab yaitu
tarbiyah yang berbeda dengan kata ta‟lîm yang berarti pengajaran atau teaching
dalam bahasa Inggris. Kedua istilah (tarbiyah dan ta‟lîm) berbeda pula dengan istilah
ta‟dzîb yang berarti pembentukan tindakan atau tatakrama yang sasarannya
manusia.12 Walaupun belum ada kesepakatan di antara para ahli, dalam kajian ini
yang dimaksud pendidikan Islam adalah al-tarbiyah, istilah bahasa Arab yang
menurut penulis dapat meliputi kedua istilah di atas. Hal yang sama dikemukakan
oleh Azyumardi Azra bahwa pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks
Islam inhern dalam konotasi istilah tarbiyah, ta‟lîm dan ta‟dzîb yang harus dipahami
secara bersama-sama (Karim, R. 1991).
Diperlukan sebuah paradigma baru dalam dunia pendidikan Islam tentang
bagaimana melahirkan lulusan yang mandiri, siap untuk bersaing secara global dan
memiliki jiwa kewirausahaan yang kuat agar dapat menciptakan lapangan pekerjaaan.
Hal tersebut sebagai langkah untuk menembuhkan kesadaran sosial, ikut ambil bagian
dalam membuka lapangan pekerjaan. Artinya, bukan menjadi lulusan pendidikan
Islam yang bersifat „konsumtif‟, namun lulusan yang „produktif‟ (Mufid, M. 2021).
Inilah yang nantinya sedikit banyak dapat berkontribusi terhadap indeks
pembangunan manusia. Tentu, hal tersebut tidak bisa lepas dari kondisi sosial politik
di sebuah negara. Sehingga, diperlukan peran politik yang kondusif dan objektif
terhadap sumber daya manusia, agar terjadi keseimbangan; keselarasan antara
kebijakan politik dengan paradigma pendidikan Islam yang dijalankan dan
diterapkan di negara tersebut.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup
sentral dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran, menentukan proses pelaksanaan
dan hasil pendidikan. Mengingat pentingnya peran kurikulum dalam pendidikan dan
6. dalam perkembangan kehidupan peserta didik nantinya, maka pengembangan
kurikulum tidak bisa dikerjakan sembarangan, harus berorentasi kepada tujuan yang
jelas sehingga akan menghasilkan hasil yang baik dan sempurna (Amri, dan Ahmadi
2010).Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
(UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003). Sehingga kurikulum merupakan salah satu
komponen pokok aktivitas pendidikan, dan merupakan penjabaran idealisme, cita-
cita, tuntutan masyarakat, atau kebutuhan tertentu. Dari kurikulum inilah akan
diketahui arah pendidikan, alternatif pendidikan, fungsi pendidikan, serta hasil
pendidikan yang hendak dicapai dari aktivitas pendidikan.
Arifin (2011) menjelaskan bahwa pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu dapat
dianalisis dari segi sistematis atau pendekatan sistem. Dalam konteks ini, pendidikan
Islam dipandang sebagai proses yang terdiri dari sub-sub sistem atau komponen-
komponen yang saling berkaitan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam.
M. Yusuf Qardhawi yang dikutip oleh (Abuddin, 2003) menyatakan bahwa
pengertian pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya yakni akal dan
hatinya serta jasmani dan rohaninya, akhlak dan keterampilannya karena itu
pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai
maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala
kebaikan dan kejahatan, manis dan pahit. Adapun menurut salah satu pakar
pendidikan Islam Naquib Al-Attas yang dikutip oleh (Taqiyuddin, 2011) menuliskan
bahwa, kata ta‟dib merupakan istilah yang paling tepat dan cermat menunjukkan
sebuah sistem sebuah pendidikan dalam Islam yang di dalamnya ada tiga sub-sistem
yaitu pengetahuan, pengajaran dan pengasuhan (tarbiyah). Ini artinya bahwa, kata
tarbiyah merupakan salah satu sub sistem saja dari sistem ta‟dib.
Karakteristik pendidikan Islam berikutnya yaitu pengamalan ilmu pengetahuan
atas dasar tanggung jawab kepada Tuhan dan masyarakat. Di sinilah pengetahuan
bukan hanya untuk diketahui dan dikembangkan melainkan sekaligus dipraktikkan
7. dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, terdapat konsistensi antara apa-apa yang
diketahui dengan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam Islam,
mengetahui suatu ilmu pengetahuan sama pentingnya dengan pengalamannya secara
konkret sehingga dapat terwujud kemaslahatan (Azra, A. 2012).
2.2. Kelebihan Dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
Pada awal berkembangnya agama Islam di Indonesia, pendidikan Islam
dilaksanakan secara informal. Pendidikan dan pengajaran Islam secara informal ini
ternyata membawa hasil yang sangat baik sekali dan bahkan menakjubkan. Karena
dengan berangsur-angsur tersiarlah agama Islam diseluruh kepulauan Indonesia,
mulai sabang sampai Maluku.
Sistem pendidikan Islam informal ini, terutama yang berjalan dalam keluarga
sudah diakui keampuhannya dalam menanamkan senalam sendi-sendi agama dalam
jiwa anak-anak. Mereka dilatih membaca Al-Qur‟an, melakukan shalat dengan
berjamaah, berpuasa dibulan ramadhan, dan lain-lain.
Usaha-usaha pendidikan agama di masyarakat, yang kemudian dikenal dengan
pendidikan non-formal, ternyata mampu menyediakan kondisi yang sangat baik
dalam menunjang keberhasilan pendidikan Islam untuk menyelenggarakan
pendidikan agama yang lebih baik dan sempurna.
Dalam bentuk permulaan, pendidikan agama Islam disurau atau dimesjid masih
sederhana. Tempat-tempat pendidikan yang seperti inilah yang menjadi embrio
terbentuknya sistem pendidikan pondok pesantren dan pendidikan Islam yang formal
yang berbentuk madrasah atau sekolah yang berdasar keagamaan (Zuraini, 2008).
Menurut (Sugiono, M. 2009) kelebihan sistem pendidikan islam yaitu:
1. Dasarnya akidah islamiyah: Islam menjadikan akidah sebagai landasan didalam
pendidikan. Sejak awal, kaum muslim saat menuntut ilmu baik yang fardlu
kifayah maupun fardlu ‟ain dasarnya adalah keimanan kepada Allah. Yakni,
menuntut ilmu adalah perintah Allah dan dalam rangka beribadah kepada-
Nya. Ilmu yang diajarkan akan menjadi ilmu yang bermanfaat, bukan hanya di
dunia, melainkan pahalanya mengalir hingga akhirat. Dari sini saja, baik
8. pendidik maupun peserta didik melakukan proses kegiatan mengajar belajar
dengan dorongan iman dan ibadah.
2. Mencetak kepribadian Islam dan memberikan keterampilan dalam ilmu
kehidupan: Dalam sistem pendidikan sekuler, pendidikan ditujukan hanya
sekedar mengejar nilai. Kalaupun disebut berkualitas, tolok ukur kualitasnya
adalah keunggulan kemampuan di bidang sains dan teknologi. Tidak
mengherankan dalam sistem seperti ini siswa dan orang tua stress menghadapi
ujian nasional. Ujian itulah satu-satunya penentu kelulusan.
3. Tolak ukur bukan sekedar nilai: penilaian bukan hanya didasarkan pada nilai
melainkan juga ketaatan kepada Allah SWT. Disinilah kelulusan ditentukan oleh
pendidik/guru yang mengetahui gerak-gerik sehari-hari peserta didik.
Menurut (Marwan, S. 1996) kelemahan sistem pendidikan islam yaitu:
1. Aspek kurikulum dan kualitas tenaga pendidik di nilai masih rendah: pada
umumnya sekolah berbasis agama masih dihadapkan pada beberapa kendala
yang mempengaruhi mutu baik proses maupun hasil pendidikan, baik berkenaan
dengan latar belakang siswa dankeluarganya, dukungan berbagai sumber
pendidikan, kualifikasi dan rendahnya partisipasi dari masyarakat.
2. Pihak orang tua kurang memperlihatkan kerjasama: mereka hanya menuntut
anaknya menjadi orang yang berpengetahuan luas dan berakhlak mulia, taat
melaksanakan agama, sementara mereka tidak mau memberi dukungan dan
contoh. Bagaimana seorang anak menjadi manusia atau generasi berbudi pekerti
luhur dan taat melaksanakan perintah agama seperti shalat, puasa, dan lain-lain
kalau orang tuanya dirumah tidak pernah melakukan shalat dan puasa. Dalam
kasus seperti ini, kiranya kurang adil kalau guru agama dituding sebagai kambing
hitam.
9. BAB III
KESIMPULAN
3.1. KESIMPULAN
Sistem pendidikan islam yang baik akan melahirkan lulusan yang unggul
sekaligus paham Islam. Pendidikan Islam melahirkan peserta didik yang menyatukan
Islam dengan kehidupan. Dari pendidikan seperti inilah akan lahir pemimpin umat
yang cerdas bertakwa. Sistem pendidikan islam mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan sistem pendidikan islam ialah: dasarnya pada akidah
islamiyah, mencetak kepribadian Islam dan memberikan keterampilan dalam ilmu
kehidupan, tolak ukur bukan sekedar nilai. Kelemahan sistem pendidikan islam ialah:
aspek kurikulum dan kualitas tenaga pendidik di nilai masih rendah, Pihak orang tua
kurang memperlihatkan kerjasama
10. DAFTAR PUSTAKA
Amirin, T. 1986. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawai.
Amri, dan Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta:
Prestasi Pustaka Raya.
Arifin, H.M. 2011. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Azra, A. 2012. Pendidikan Islam: Tradisi dan modernisasi di Tengah Tantangan Milenium
III. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Karim, R. 1991. Pendidikan Islam antara Fakta dan Cita. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Marwan, S. 1996. Bunga Rampai Pendidikan Agama Islam. Jakarta: CV Amissco.
Mufid, M. 2021. Nilai- Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Al-Banjari. Jawa Barat:
Guepedia.
Nata, A. 2003. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nisa, R. 2016. Kelemahan dan kendala pendidikn islam. Blogspot.com.
https://raihanatunnisa.blogspot.com/2016/06/kelemahan-dan-kendala-pendidikan-
islam.html
Sudjana ,A. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugioni, M. 2009. Keunggulan Pendidikan Islam. Wordpress.com.
https://muhammadsugiono.wordpress.com/2009/05/02/keunggulan-pendidikan-islam/.
Diakses tanggal 22 Desember 2022 pkl 22.00 wib.
Taqiyuddin, A.G. 2011. Umdat Al-Ahkâm (terjemahan). Jakarta: Republika Penerbit.
Taqiyuddin, I. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Islam. Semarang: IAIN Walisongo
Semarang.
Zuraini, dkk. 2008. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. hal. 208-212