Kendala utama guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring meliputi keterbatasan gawai siswa, jaringan internet, penguasaan teknologi informasi oleh guru, pengawasan orang tua, dan kesulitan penilaian kompetensi siswa secara obyektif. Perubahan mendadak model pembelajaran juga memengaruhi implementasi kurikulum 2013 yang menekankan pembelajaran aktif dan integratif.
1. KENDALA PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN DARING
SEKOLAH DASAR
(STUDI KASUS DI SD NEGERI BABADAN KECAMATAN BONANG)
Nurina Tyassari
Guru SD Negeri Babadan Bonang, Demak
Email : n.tyassari@gmail.com
PENDAHULUAN
Peran guru dalam pengelolaan
pembelajaran merupakan kunci
keberhasilan untuk mendukung
ketercapaian target kurikulum 2013.
Keberhasilan implementasi kurikulum
2013 di sekolah dasar tidak lepas dari
keberhasilan guru dalam mengelola
pembelajaran. Tuntutan kurikulum yang
menginginkan pembelajaran berpusat
pada siswa (student oriented),
pembelajaran tematik saintifik menuntut
kemampuan guru dalam mengelola atau
memanage pembelajaran secara optimal
(Utaminingsih)
Terhitung Maret 2020, organisasi
kesehatan dunia (WHO) menetapkan
Covid-19 sebagai pandemi (Sohrabi, et, al
2020). Sebagai langkah antisipasi
penyebarannya, Pemerintah Indonesia
melakukan berbagai upaya, mulai dari
kampanye di rumah saja, sosial and
physical distancing, pembatasan sosial
berskala besar (PSBB) dan lainnya.
Melalui Surat Edaran Bupati Demak
Nomor 440.1/5 Tahun 2020 Pemerintah
Kabupaten Demak menerapakan kegiatan
belajar dari rumah dilaksanakan selama
14 hari sejak 17 Maret 2020 diikuti dengan
beberapa surat edaran tentang
perpanjangan masa belajar di rumah
secara daring hingga 31 Juli 2020. Hal ini
mengubah metode pembelajaran sekolah
menjadi pembelajaran jarak jauh secara
daring. Peralihan pembelajaran dari yang
semula tatap muka menjadi pembelajaran
daring memunculkan banyak hambatan
bagi guru, mengingat hal ini terjadi secara
mendadak tanpa adanya persiapan
sebelumnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kendala pelaksanaan
kurikulum 2013 pada pembelajaran daring
di SD Negeri Babadan Kecamatan
Bonang, Demak.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008) kendala adalah
halangan rintangan dengan keadaan yang
membatasi, menghalangi atau mencegah
pencapaian sasaran. Dalam hal ini
kendala yang akan dikaji adalah kendala
yang terjadi dalam pembelajaran daring di
masa pandemic covid-19. Menurut Ahmad
Rohani (2004) kendala dalam
pembelajaran adalah beberapa faktor
yang menghambat pembelajaran baik dari
2. faktor guru, peserta didik, keluarga, dan
fasilitas.
Kurikulum 2013 atau Pendidikan
Berbasis Karakter merupakan sebuah
kurikulum yang mengutamakan
pemahaman, skill, dan pendidikan
karakter, siswa dituntut untuk paham atas
materi, aktif dalam berdiskusi dan
presentasi serta memiliki sopan santun
disiplin yang tinggi ( Bintoro dan Zulina,
2015 ).
Dalam perencanaan pembelajaran,
perlu disiapkan perangkat pembelajaran
antara lain silabus dan RPP. Sebelum
menyusun RPP sebaiknya membuat
desain pembelajaran terlebih dahulu
(Utaminingsih dan Zuliana, 2018)
Menurut Imania (2019)
pembelajaran daring merupakan bentuk
penyampaian pembelajaran konvensional
yang dituangkan pada format digital
melalui internet. Pembelajaran daring,
dianggap menjadi satu satunya media
penyampai materi antara guru dan siswa,
dalam masa darurat pandemi. Menurut
Isman (2016) pembelajaran daring adalah
pemanfaatan jaringan internet dalam
proses pembelajaran.
PEMBAHASAN
Proses belajar mengajar di sekolah
dasar yang terjadi secara daring pada
masa pademi Covid-19 menjadi hal yang
baru bagi guru. Terdapat kendala terkait
pelaksanaan pembelajaran secara daring
yang dialami oleh para guru.
Kendala yang Dialami Guru 1
Wawancara dilaksanakan
dengan informan yang merupakan guru
kelas 1. Guru memiliki grup Whatsapp
kelas yang digunakan untuk
melaksanakan dan memantau
pembelajaran daring. Melalui Whatsapp
guru mengirimkan berbagai macam
tugas. Peserta didik kelas 1 bergantung
pada orang tua sedangkan orang tua
mereka bekerja hingga petang,
sehingga tugas yang diberikan oleh
guru tidak dapat langsung dikerjakan.
Siswa juga tidak memperoleh
pendampingan yang maksimal ketika
belajar dari rumah.
Untuk mengatasi kendala ini,
terutama anak yang belum mahir
membaca dan menulis, guru
memberikan pendampingan dengan
mendatangi rumah peserta didik
dengan melaksanakan protokol
kesehatan.
Guru juga mengalami kendala
dalam penilaian. Hasil penilaian
menunjukkan bahwa semua siswa
memperoleh nilai maksimal ketika
diberi soal yang membuat guru ragu
dengan hasil pekerjaan siswa.
Sehingga guru tidak dapat menilai
ketercapaian pembelajaran secara
obyektif sesuai dengan kemampuan
siswa.
Kendala yang Dialami Guru 2
Guru 2 menggunakan Whatsapp
dalam pembelajaran daring. Namun,
tidak semua peserta didik memiliki
3. gawai sehingga mempersulit
pelaksanaan dan pemantauan
pembelajaran. Guru, wali murid, dan
siswa terkendala masalah jaringan
internet dalam mengirim pesan gambar
atau video . Akibatnya materi
pembelajaran yang diberikan guru juga
menjadi terhambat. Selain
memanfaatkan Whatsapp, guru juga
memanfaatkan portal rumah belajar
yang disediakan oleh Kemendikbud
melalui siaran televisi.
Untuk mengatasi kendala ini,
peserta didik diberi tugas yang
kemudian dikumpulkan setiap
seminggu sekali. Peserta didik datang
ke sekolah untuk mengambil dan
mengumpulkan tugas, pemantauan
pembelajaran dilaksanakan melalui
daring. Peserta didik datang ke sekolah
dengan penjadwalan dari guru dan
mematuhi protokol kesehatan.
Kendala yang Dialami Guru 3
Guru 3 juga memanfaatkan
Whatsapp. Kendala ketika
pembelajaran berlangsung secara
daring adalah terjadi miskonsepsi
antara guru dengan wali murid atau
peserta didik. Guru juga mengalami
kendala dalam penilaian. Guru belum
dapat menerapkan prinsip adil dengan
kasus seperti yang dialami Guru 1. Dari
aspek afektif, guru juga mengalami
kesulitan dalam penilaian.
Kendala yang Dialami Guru 4
Kegiatan pembelajaran daring
akan berjalan dengan lancar jika siswa
mendapat pengawasan, baik dari guru
maupun orangtua. Kesibukan orang tua
dalam bekerja menyebabkan
pengawasan dari orang tua kurang.
Kendala dalam pembelajaran daring
lainnya adalah tingkat disiplin dan
tanggung jawab siswa dalam
mengumpulkan tugas yang diberikan.
Jika tugas diberikan melalui whatsapp,
ada beberapa siswa yang tidak
mengumpulkan atau mengerjakan
tugas. Untuk mengatasi hal ini, guru
mencetak tugas, siswa kemudian
datang ke sekolah untuk mengambil
dan mengumpulkan tugas.
Kendala yang Dialami Guru 5
Kendala yang dialami Guru 5
dalam pembelajaran daring adalah
kuota internet. Banyak wali murid
mengeluhkan biaya pembelian paket
data. Meskipun dana BOS boleh
dialokasikan untuk pembelian paket
data untuk murid, namun tidak
memungkinkan karena sekolah juga
harus memenuhi kebutuhan yang lain.
Hal ini menghambat pembelajaran
secara daring.
Dari hasil penelitian tampak
bahwa banyak kendala yang dihadapi
guru, wali murid, maupun peserta didik
dalam pembelajaran secara daring
pada masa pademi Covid-19.
Guru memainkan peran penting
dalam proses pengajaran. John Hattie
4. menyatakan bahwa guru berpengaruh
terhadap kinerja akademik. Strategi dan
metode pengajaran guru memiliki
dampak yang signifikan terhadap
kinerja siswa. Keterbatasan
kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran menjadi kendala dalam
pembelajaran daring.
Berdasarkan UU No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen
menjelaskan bahwa salah satu
kemampuan yang harus dikuasai bagi
guru yaitu kemampuan pedagogik.
Kemampuan ini memungkinkan guru
untuk mengelola, mengorganisasi
pembelajaran. Kemampuan
pengorganisasian mempersyaratkan
seorang guru agar dapat mengurutkan
materi yang disampaikan secara logis
sehingga keterkaitan antara topik satu
dengan yang lain jelas. Namun, hal
yang menjadi kendala, ketika
pembelajaran berlangsung secara
daring. Guru harus berhati-hati dalam
penyampaian materi agar tidak terjadi
miskonsepsi antara guru dan walimurid
atau siswa ketika mempelajari materi.
Kegiatan penilaian dilaksanakan
untuk memperoleh informasi
pencapaian kompetensi siswa.
Berdasarkan kurikulum 2013, penilaian
kegiatan pembelajaran meliputi aspek
afektif, kognitif dan psikomotor.
Menurut Anderson (2003) terdapat tiga
prinsip dalam penilaian yaitu bermakna,
transparansi dan adil. Dalam
pembelajaran daring, guru kesulitan
menilai ketercapaian pembelajaran
sesuai kemampuan siswa, guru ragu
hasil pekerjaan siswa merupakan hasil
sendiri atau karena bantuan orang
dewasa. Guru mengalami kendala
dalam penilaian afektif. Guru biasanya
menilai ketika siswa berinteraksi,
berkomunikasi, dan bersosialisasi
dengan teman maupun anggota
sekolah yang lain.
Desain kurikulum 2013 adalah
desain kurikulum berbasis kompetensi
yang integratif, yaitu semua kegiatan
pembelajaran ditujukan untuk
pengembangan karakter, ilmu,
teknologi, seni, dan penggunaan ilmu.
Pelaksanaan kurikulum 2013
menekankan pada pembelajaran aktif
untuk mencapai penguasaan ilmu
pengetahuan serta dijalankan praktik
pengetahuan untuk mengembangkan
keterampilan dan menumbuhkan sikap
religius dan etika sosial yang tinggi.
Pembelajaran daring menyulitkan guru
mengintegrasikan komponen tersebut
dalam pembelajaran.
Kemendikbud memberikan
panduan kegiatan belajar di rumah
yang diantaranya siswa tidak dibebani
capaian kurikulum, pembelajaran
bermakna. Kendala-kendala yang
dihadapi serta terbatasnya kemampuan
guru, menyulitkan guru melaksanakan
pembelajaran bermakna.
5. PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan pebelajaran dari
tatap muka menjadi daring yang terjadi
secara mendadak, memunculkan
berbagai macam respon dan kendala
bagi dunia pendidikan di Indonesia,
termasuk guru. Sejumlah guru
mengalami kendala ketika
melaksanakan pembelajaran daring
diantaranya keterbatasan guru dalam
penguasaan IT, aplikasi pembelajaran,
jaringan internet dan gawai,
pengelolaan pembelajaran, penilaian,
dan pengawasan.
B. Saran
1. Guru melaksanakan pembelajaran
daring seefektif mungkin, tidak
membebani murid dalam tugas-
tugas.
2. Orang tua memberikan
pendampingan dalam pembelajaran
daring.
3. Pengalokasian anggaran oleh
pemerintah untuk pembelajaran
daring yang mencukupi.
DAFTAR PUSTAKA
------------. (2006). Undang-Undang No 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan
Pengajaran. Jakarta. PT. Rineka
Cipta.
Bintoro, H.S dan Zuliana, E. (2015) .
Penerapan Interactive Multimedia
Berbasis Kurikulum 2013 ditinjau
dari Kecerdasan Intrapersonal
Siswa Pada Pembelajaran
Matematika SD. Jurnal
Matematika Kreatif-Inovatif. 6 (2)
(2015): 121-126
Hattie, J. (2015). Visible Learning: A
synthe-sis of over 800 meta-
analysis relating to achievement
(Chinese version). Beijing:
Educational Science Publishing
House. 189, 232.
Imania, Kuntum An Nisa. (2019).
Rancangan Pengembangan
Instrumen Penilaian Pembelajaran
Berbasis Daring. Jurnal PETIK.
Vol 5, 31-47
Sohrabi, C., Alsafi, Z., O'Neil, N., Khan,
M., Kerwan, A., Al-Jabir, A.,
Aghad, R. (2020) . World Health
Organization declares global
emergency: A review of the 2019
novel coronavirus (COVID-19) .
International Journal of Surgery.
Utaminingsih, S., & Zuliana, E. (2018).
Design of Thematic Integrative
Learning Based on Local
Advantage in Elementary School.
REFLEKSI EDUKATIKA: Jurnal
Ilmiah Kependidikan, 9(1), 75-81.
Utaminingsih, S., Murtono, Syaifuddin, S.
(2020). Pemanfaatan Organisasi
Modal Sosial untuk Meningkatkan
Daya Saing Sekolah: Studi Kasus
di Nahdlatul Ulama dan Sekolah
Dasar Muhamadiyah di Kudus.
International Journal of Advanced
Science and Technology. Vol. 29,
No. 8, (2020), pp. 589-594
Utaminingsih, Sri. (t.t) . Pengembangan
Kompetensi Guru dalam
Manajemen Pembelajaran
Kurikulum 2013. Makalah. Dikutip
dari
https://fip.umj.ac.id/uploads/files/M
akalah%20KKL%20PGSD%20Uni
v%20Muria%20Kudus%20_1_.pdf
.
Poewrwidarminta,WJS. (2008). Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.