2. • Kompetensi guru merupakan
seperangkat keterampilan dan perilaku
yang harus DIMILIKI, DIHAYATI,
DIKUASAI DAN DIATUALISASIKAN oleh
guru dalam melaksanakan tugas
utamanya.
3. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyebutkan bahwa
seorang guru adalah pendidik profesional yang
adalah
mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan formal.
8. Kompetensi kepribadian adalah
kemampuan personal yang dapat
mencerminkan kepribadian seseorang
yang dewasa, arif dan berwibawa,
mantap, stabil, berakhlak mulia, serta
dapat menjadi teladan yang baik bagi
peserta didik.
9. Indikator Kompetensi kepribadian :
• Memiliki kepribadian yang stabil dan
mantap.
• bertindak sesuai dengan norma-norma
sosial yang berlaku di masyarakat,
• bangga menjadi seorang guru,
• konsisten dalam bertindak sesuai dengan
norma yang berlaku.
10. Memiliki kepribadian yang dewasa.
menampilkan sifat mandiri
memiliki etos kerja yang tinggi
sebagai guru.
Kepribadian yang arif.
Menampilkan tindakan berdasarkan
manfaat bagi peserta didik, sekolah
dan juga masyarakat.
Lanjutan Indikator Kompetensi kepribadian :
11. • menunjukkan keterbukaan dalam
berpikir dan melakukan tindakan.
• Kepribadian yang berwibawa.
mempunyai perilaku yang dapat
memberikan pengaruh positif dan
disegani oleh peserta didik.
• Memiliki akhlak mulia dan menjadi
teladan.
Lanjutan Indikator Kompetensi kepribadian :
12. • menunjukkan keterbukaan dalam
berpikir dan melakukan tindakan.
• Kepribadian yang berwibawa.
mempunyai perilaku yang dapat
memberikan pengaruh positif dan
disegani oleh peserta didik.
• Memiliki akhlak mulia dan menjadi
teladan. Seorang guru harus
bertindak sesuai dengan norma yang
Lanjutan Indikator Kompetensi kepribadian :
13. • Seorang guru harus bertindak sesuai
dengan norma yang berlaku (iman
dan taqwa, jujur, ikhlas, suka
menolong) dan dapat diteladani oleh
peserta didik
Lanjutan Indikator Kompetensi kepribadian :
15. KOMPETENSI PEDAGOGIK :
yaitu kemampuan seorang guru dalam
memahami peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran,
pengembangan peserta didik, dan
evaluasi hasil belajar peserta didik untuk
mengaktualisasi potensi yang mereka
miliki.
16. • Dapat memahami peserta didik
dengan lebih mendalam.
• memanfaatkan prinsip-prinsip
kepribadian, perkembangan kognitif,
dan mengidentifikasi bekal untuk
mengajar peserta didik.
• Melakukan rancangan pembelajaran.
17. • memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran,
• menerapkan teori belajar dan pembelajaran,
• memahami landasan pendidikan,
• menentukan strategi pembelajaran didasarkan
dari karakteristik peserta didik, materi ajar,
kompetensi yang ingin dicapai
• menyusun rancangan pembelajaran.
18. • Melaksanakan pembelajaran. Seorang
guru harus dapat menata latar
pembelajaran serta melaksanakan
pembelajaran secara kondusif.
• Merancang dan mengevaluasi
pembelajaran.
• merancang dan mengevaluasi proses
dan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan dengan
19. • menggunakan metode, melakukan
analisis evaluasi proses dan hasil
belajar agar dapat menentukan
tingkat ketuntasan belajar peserta
didik,
• memanfaatkan hasil penilaian untuk
memperbaiki program pembelajaran.
20. • Mengembangkan peserta didik
sebagai aktualisasi berbagai potensi
peserta didik.
Seorang guru mampu memberikan
fasilitas untuk peserta didik agar
dapat mengembangkan potensi
akademik dan non akademik yang
mereka miliki.
22. Kompetensi Sosial adalah kemampuan
yang dimiliki oleh seorang (guru) untuk
berkomunikasi dan bergaul dengan tenaga
kependidikan, peserta didik, orang tua
peserta didik, dan masyarakat di sekitar
sekolah secara baik, kondusif dan
harmonis serta bisa kehadirannya
diterima oleh lingkungan sosialnya.
KOMPETENSI SOSIAL
:
23. • Memiliki sikap inklusif (menginginkan
kebersamaan), bertindak obyektif, dan tidak
melakukan diskriminasi terhadap agama,
jenis kelamin, kondisi fisik, ras, latar
belakang keluarga, dan status social
• Guru harus dapat berkomunikasi secara
santun, empatik, dan efektif terhadap
sesama guru, tenaga kependidikan, orang
tua, serta masyarakat sekitar.
INDIKTOR KOMPETENSI SOSIAL :
24. • Guru dapat melakukan adaptasi di
tempat bertugas di berbagai wilayah
yang beragam kebudayaannya.
• Guru mampu melakukan komunikasi
secara lisan dan tulisan.
INDIKTOR KOMPETENSI SOSIAL :
26. Kompetensi professional:
Penguasaan terhadap materi pembelajaran
dengan lebih luas dan mendalam.
Mencakup penguasaan terhadap materi
kurikulum mata pelajaran dan substansi
ilmu yang menaungi materi pembelajaran
dan menguasai struktur serta metodologi
keilmuannya.
27. Kompetensi profesional meliputi:
• Penguasaan terhadap materi, konsep, struktur dan pola pikir
keilmuan yang dapat mendukung pembelajaran yang dikuasai
• Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi
dasar setiap mata pelajaran atau bidang yang dikuasai
• Melakukan pengembangan materi pembelajaran yang dikuasai
dengan kreatif
• Melakukan pengembangan profesionalitas secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan yang reflektif
• Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi dan melakukan
pengembangan diri.
28.
29.
30. Langkah 1
Memahami garis besar Kurikulum Merdeka
• Regulasi mengenai Kurikulum Merdeka yang berlaku
• Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran
Langkah 2
Memahami Pembelajaran dan Asesmen
Panduan Pembelajaran dan Asesmen
• Prinsip pembelajaran dan asesmen
• Pembelajaran sesuai dengan tahapan peserta didik
• Perencanaan pembelajaran dan asesmen (termasuk alur tujuan
pembelajaran)
• Merencanakan pembelajaran
• Pengolahan dan pelaporan hasil asesmen
31. Langkah 3
Memahami pengembangan KOSP dalam Kurikulum Merdeka
Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
• Analisis karakteristik satuan pendidikan
• Penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan
• Pengorganisasian pembelajaran
• Perencanaan pembelajaran
• Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional
Langkah 4
Memahami pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
• Menyiapkan ekosistem sekolah
• Mendesain projek penguatan profil pelajar Pancasila
• Mengelola projek penguatan profil pelajar Pancasila
• Mengolah asesmen dan melaporkan hasil projek penguatan profil pelajar Pancasila
32. Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan
yang sebaiknya tidak dipisahkan.
Pembelajaran dapat diawali dengan proses perencanaan
asesmen dan perencanaan pembelajaran.
Perencanaan asesmen, terutama pada asesmen awal
pembelajaran sangat perlu dilakukan karena untuk
mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan
hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang
sesuai dengan tahap capaian peserta didik.
33. PRINSIP-PRINSIP ASESMEN
• Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,
fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik,
sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang
tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan
strategi pembelajaran selanjutnya;
• asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi
asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik
dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan
pembelajaran;
34. PRINSIP-PRINSIP ASESMEN
• asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat
dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar,
menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk
menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya;
• aporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat
sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat
tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi
tindak lanjut;
• hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.
42. Penting untuk diperhatikan :
bahwa pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil asesmen formatif
dan sumatif karena asesmen formatif dan sumatif memiliki fungsi yang
berbeda.
Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses
sehingga asesmen formatif bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai
akhir.
Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu
membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar
peserta didik dapat menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang
optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat).
Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan
asesmen tersebut.