Renaisans dan Rasionlisme
Renaisans adalah zaman kelahiran kembali budaya Yunani-Romawi di Eropa pada abad ke-15 dan 16. Rasionlisme adalah filsafat berbasis akal yang diperkenalkan oleh Descartes. Ia meragukan segala sesuatu kecuali kesadaran diri. Rasionlisme meyakini pengetahuan berasal dari akal bukan pengalaman.
2. A. RENAISSANCE EROPA (GERAKAN
ILMU DAN FILSAFAT MODERN AWAL)
Middle Age merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa
suram. Berbagai kreativitas sangat diatur dan dibatasi oleh gereja.
Dominasai gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Pemikiran
manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja.
Zaman Renaissance adalah zaman kelahiran-kembali (Renaissance,
bahasa Perancis) kebudayaan Yunani-Romawi di Eropa pada abad ke-15 dan
ke-16 M. Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang
sepenuhnya diwarnai oleh ajaran kristiani.
3. A. RENAISSANCE EROPA (GERAKAN
ILMU DAN FILSAFAT MODERN AWAL)
Menurut Ernst Gombrich munculnya renaissance sebagai suatu gerakan
kembali di dalam seni, artinya bahwa renaissance tidak dipengaruhi oleh
ide-ide baru. Misalnya, gerakan Pra-Raphaelite atau Fauvist merupakan
gerakan kesederhanaan primitif setelah kekayaan gaya Gotik Internasional
yang penuh hiasan.
Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat
perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan)
menjadi optimistis.
4. KARAKTERISTIK
ZAMAN RENAISSENCE
Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa. Essensi
dari semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan manusia bukan hanya
memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus
memikirkan hidupnya di dunia ini.
Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini
menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk
kepentingan sekulerisasi itu sendiri.
Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan
kemampuannya dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab,
menghasilkan karya seni dan mengarahkan nasibnya kepada sesama.
5. TOKOH-TOKOH ZAMAN
RENAISSENCE
Bidang Astronomi
Nicolaus Copernicus (19 Feb 1473-24 Mei 1543)
Roger Bacon (1214-1294)
Tycho Brahe (1546-1601)
Johannes Keppler (1571-1630)
Galileo Galilei (1546-1642)
Bidang Anatomi
Andreas Vesalius
Penjelajahan
Christopher Columbus (1451-1506)
Ferdinand Magellan (1480?-1521)
6. Bidang seni dan budaya
Albrecht Dührer (1471-1528)
Desiserius Eramus (1466-1536)
Donatello
Ghirlandaio
Hans Holbein (1465-1506)
Hans Memling (1430-1495)
Hieronymus Bosch (1450-1516)
Josquin de Pres (1445-1521)
Leonardo da Vinci (1452-1519)
Lucas Cranach (1472-1553)
Michaelangelo (1475-1564)
Perugino (1446-1526)
Raphael (1483-1520)
Sandro Botticelli (1444-1510)
Tiziano Vecelli (1477-1526)
Dalam Bidang Ilmu Negara
Nicola Machiavelli (1469-1527)
Thomas Hobbes (1588-1679)
TOKOH-TOKOH ZAMAN
RENAISSENCE
7. JASA-JASA RENAISSANCE
DALAM PERKEMBANGAN
PERADABAN MANUSIA.
• Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.
• Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
• Munculnya faham pemikiran baru seperti humanisme, rasionalisme,
empirisme, dan materealisme.
• Runtuhnya dominasi gereja.
• Menguatnya kedudukan kaum bourgeois sehingga mereka tumbuh menjadi
kelas penguasa.
• Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era penjajahan
samudera.
8. B. GERAKAN AWAL FILSAFAT
MODERN
Istilah modern berasal dari kata latin “moderna” yang artinya sekarang, baru atau
saat ini. Atas dasar pengertian asli ini dapat dikatakan bahwa manusia senantiasa
hidup di zaman modern, banyak ahli sejarawan menyepakati bahwa sekitar
tahun 1500 adalah tahun kelahiran zaman modern di eropa. Modernitas bukan
hanya menunjuk pada periode, melainkan juga suatu bentuk kesadaran yang
terkait dengan kebaruan.
Renaisans berasal dari istilah bahasa Prancis renaissance yang berarti kelahiran
kembali (rebirth). Istilah ini biasanya digunakan oleh para ahli sejarah untuk
menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual yang terjadi di Eropa,
khususnya di Italia sepanjang abad ke 15 dan ke 16.
9. B. GERAKAN AWAL FILSAFAT
MODERN
Abad pertengahan adalah abad ketika alam pikiran dikungkung oleh Gereja.
Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat dibatasi, sehingga
perkembangan sains sulit terjadi, demikian pula filsafat tidak berkembang,
bahkan dapat dikatakan bahwa manusia tidak mampu menemukan dirinya
sendiri.
Pemikiran abad pertengahan ditandai oleh kesatuan, keutuhan dan totalitas yang
koheren dan sistematis yang tampil dalam bentuk metafisika atau ontologi. Oleh
pemikir abad pertengahan kenyataan dilukiskan sebagai sebuah tatanan
sistematis yang hirarkial: mulai dari kenyataan yang tertinggi sampai yang
terendah, dari yang abstrak sampai yang konkrit.
10. Abad ke-17 adalah era dimulainya pemikiran-pemikiran kefilsafatan dalam
artian yang sebenarnya. Semakin lama manusia semakin menaruh kepercayaan
yang besar terhadap kemampuan akal, bahkan diyakini bahwa dengan
kemampuan akal segala macam persoalan dapat dijelaskan, semua
permasalahan dapat dipahami dan dipecahkan termasuk seluruh masalah
kemanusiaan.
Pada zaman modern filsafat, tokoh pertama rasionalisme adalah Rene
Descartes (1595-1650). Tokoh rasionalisme lainnya adalah Baruch Spinoza
(1632-1677) dan Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716). Descartes dianggap
sebagai Bapak Filsafat Modern.
RASIONALISME
(FILSAFAT BERBASIS AKAL)
11. Metode keraguan Descartes (Cartesian Doubt).
1. Tidak menerima sesuatu apa pun sebagai kebenaran, kecuali bila saya
melihat bahwa hal itu sungguh-sungguh jelas dan tegas, sehingga tidak ada
suatu keraguan apa pun yang mampu merobohkannya.
2. Pecahkanlah setiap kesulitan atau masalah itu sebanyak mungkin bagian,
sehingga tidak ada suatu keraguan apa pun yang mampu merobohkannya.
3. Bimbinglah pikiran dengan teratur, dengan memulai dari hal yang sederhana
dan mudah diketahui, kemudian secara bertahap sampai pada yang paling
sulit dan kompleks.
4. Dalam proses pencarian dan penelaahan hal-hal sulit, selamanya harus
dibuat perhitungan-perhitungan yang sempurna serta pertimbangan-
pertimbangan yang menyeluruh, sehingga kita menjadi yakin bahwa tidak
ada satu pun yang terabaikan atau ketinggalan dalam penjelajahan itu.
Atas dasar aturan-aturan itulah Descartes mengembangkan pikiran filsafatnya.
Ia meragukan segala sesuatu yang dapat diragukan.
RASIONALISME
(FILSAFAT BERBASIS AKAL)
12. Dalam usaha untuk menjelaskan mengapa kebenaran yang satu
(saya berpikir, maka saya ada) adalah benar, Descartes
berkesimpulan bahwa dia merasa diyakinkan oleh kejelasan dan
ketegasan dari ide tersebut. Di atas dasar ini dia menalar bahwa
semua kebenaran dapat kita kenal karena kejelasan dan ketegasan
yang timbul dalam pikiran kita:” Apa pun yang dapat digambarkan
secara jelas dan tegas adalah benar. Dengan demikian, falsafah
rasional mempercayai bahwa pengetahuan yang dapat diandalkan
bukanlah turunan dari dunia pengalaman melainkan dari dunia
pikiran.
RASIONALISME
(FILSAFAT BERBASIS AKAL)