SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
4 | The Executive | 03 November 2016
Pemimpin Redaksi : Keisha Meutia Mongula
Koordinator Liputan : Nabila Fatiara
1qra Ardini
M. Doni Rahman
Editor
Nabilla Puteri Fatya
Mesha Mediani
Design & Layout
Natasya Olivia
Dzulfiqar Firdaus Anas
Nanda Aulia Rachman
Raditya Pradipta
Reporter
Hi Readers,
The Executive is a magazine where job seekers,
executives, workers, employee, bosses, business-
men/women come together. Whether you’re a top
CEO at a company or a small shop owner in the
heart of the city, this is the magazine for you. It is
not just about putting words on papers and design.
It is about the journey and the feeling you get out
of reading our magazine. The process of being in-
spired and motivated and of course well informed.
That is what we aim for. Hopefully here you are
able to find all sorts of information to fulfill your
needs.
I thank you all who was involved in making The
Executive happen, and to all our new readers, may
we always stay in business ;-)
Sincerely,
Keisha Mongula
The Executive
Pemimpin Redaksi
DAFTAR ISI
Consummer
Goods hal. 6
Viewpoint hal. 13
Character In Pictures hal. 36
Two Cents Worth hal. 44
TechNow! hal. 7 Government &
Public Service hal. 8
Laporan Utama
hal. 10
Around The Globe
hal. 16
Lifestyle &
Entertainment hal. 24
Sports & Hobby
hal. 32
Social & Culture
hal. 38
Varian baru dari manis dan
lembutnya es krim kini akan
menemani harimu. 5 Oktober lalu,
Campina meluncurkan dua jenis
es krim barunya: Bold Strawberry
Cookies dan Tiramisu Cookies.
Kedua varian ini dikembangkan
oleh Campina dengan keunikan
dan komposisi bahan yang
beragam. Hal ini merupakan salah
satu bentuk komitmen Campina
Es Krim untuk terus memberikan
inovasi bagi konsumen dalam
menikmati es krim.
Kekayaan cita rasa dari kedua
varian baru Concerto Bold ini
hadir dalam kombinasi yang pas
antara es krim cone yang lembut
dengan potongan cookies dan saus
stroberi pada varian Strawberry
Cookies dan saus cokelat pada
Tiramisu Cookies. Selain itu,
Concerto Bold juga menciptakan
kemasan baru yang sederhana
namun tetap eye-catching.
Varian ini mengganti dua dari
lima varian Concerto yang ada di
pasaran saat ini. Sebagai bagian
dari consumer goods, pasar es
krim sangat dipengaruhi oleh daya
beli konsumen. Meski kondisi
tak selalu menguntungkan,
berdasarkan laporan Nielsen,
pasar es krim secara penjualan
justru meningkat 10% dari tahun
sebelumnya.
Campina Sendiri mengalami
pertumbuhan penjualan sebesar
10%, seperti pergerakan industri.
Adapun market share perusahaan
asal Surabaya yang berdiri selama
44 tahun ini adalah 25%. Catatan
ini membuat Campina berada
di kategori dua besar pemain es
krim di Indonesia setelah Wall's
Unilever.
(Keisha Mongula)
CONSUMER
GOODS
Dua
Rasa
Baru
TECHNOW!
PIXELSenjata Google di Pasar Ponsel Pintar
Tak puas menyandang gelar
sebagai situs pencarian nomer
satu di dunia, kini Google
semakin melebarkan sayapnya
dengan meluncurkan ponsel
pintar bertajuk “Pixel” pada 4
Oktober lalu. Sejumlah teknologi
mutakhir ditawarkan Google
sebagai perlawannya terhadap
produsen ponsel raksasa macam
Samsung dan Apple.
Desain Pixel dibalut dengan
material kaca-alumunium dan
memiliki bentuk unibody.
Berbagai fitur baru nan mutakhir
juga ditanamkan di ponsel ini,
mulai dari kecerdasan buatan
Google Assistant hingga fitur
Unlimited Storage.
Selain itu, tersedia pula fitur
Wi-Fi berteknologi Dual Band,
navigasi GPS (A-GPS, Glonass),
NFC, dan port USB Type-C yang
menghiasi sisi bawah smartphone
ini. Konektivitasnya memang
sangat lengkap, jadi tak heran
apabila harga Google Pixel XL
dibanderol cukup mahal, mulai
dari 8 juta rupiah.
Walaupun digadang-gadang
sebagai pesaing iPhone 7 buatan
Apple dan Galaxy S7 buatan
Samsung, Pixel dan saudaranya
memiliki satu kelemahan. Pixel
dan Pixel XL telah dikonfirmasi
tidak anti-air dan anti-debu, meski
keduanya memang memiliki
sertifikasi rating IP53
(Nanda Aulia Rachman)
Harga: Rp 8,4 Juta (Pixel, 32GB); Rp 9,7 Juta (Pixel, 128GB);
Rp 10 juta (Pixel XL, 32GB); Rp 11,3 Juta (Pixel XL, 128GB).
Fitur Unggulan: Desain nyaman & ringan; Fingerprint; Soft-
ware Google Assistant; Kamera 13.2 MP; Memori 32GB &
128GB; Prosesor Qualcomm Snapdragon 821 quad core (dual
core 2,15GHz plus dual core 1,6GHz); Grafis Adreno 530;
RAM 4GB LPDDR4; aterai fast charging 2770mAh (Pixel) atau
3450mAh (Pixel XL).
6 | The Executive | 03 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 7
GOVERNMENT & PUBLIC SERVICES
Indonesia Butuh Banyak Pengusaha Baru
R
atusan ribu
p e n g a n g g u r a n
tercatat di seluruh
penjuru negeri. Seolah hidup tak
berpeluang, mereka “pasrah”
menunggu pekerjaan datang
menghampirinya. Padahal, data
menunjukan bahwa dengan
pasar sebesar Indonesia, jumlah
pengusaha yang ada masihlah
sangat minim.
Menurutdatayangdikumpulkan
oleh HIPMI atau Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia,
jumlah pengusaha di Indonesia
baru mencapai 1,65% dari
keseluruhan jumlah penduduk.
Masihkurangdarijumlahidealnya
yaitu diatas 2%. Jumlah ini masih
tertinggal jika dibandingkan
dengan negara tetangga seperti
Singapura (7%), Malaysia (5%)
atauThailand(3%).Dantertinggal
jauh dari negara-negara maju
seperti Amerika Serikat (11%)
dan Jepang (10%).
Kurangnyajumlahpengusahadi
Indonesia turut menjadi perhatian
Muhammad Aaron Sampetoding,
Ketua Umum Badan Pengurus
Cabang HIPMI Jakarta Pusat.
Dari ratusan perusahaan yang
bermunculansetiaptahunya,hanya
4% dari perusahaan tersebut yang
dapat bertahan selama 5 tahun
pertama. Beberapa kendala yang
biasa dialami oleh pendatang-
pendatang baru di dunia usaha
sepertistrategipemasaran,kondisi
pasar, kurangnya pengetahuan di
bidang finansial, dan faktor-faktor
lainnya.
“Survei OJK (Otoritas Jasa
Keuangan) beberapa waktu lalu
menunjukkan bahwa tingkat
wawasan keuangan masyarakat
Indonesia baru sekitar 21,84
persen. Ini masih jauh dibawa
benchmark Bank Dunia yaitu 30
persen,” kata Aaron, Direktur PT
Siner Tunas Persada.
Menurutnya, untuk membantu
tercapainya perkembangan
ekonomi Indonesia yang
semakin baik, dibutuhkan
pertumbuhan jumlah dan ragam
pengusaha serta dukungan oleh
pemerintah. Komunitas maupun
organisasi kewirausahaan juga
memiliki peran penting dalam
meningkatkan pengetahuan
pengusaha, terutama yang baru
merintis usahanya. Pengetahuan
bagi pengusaha baru meliputi
bidang finansial seperti konsep
keuangan, kebijakan finansial di
Indonesia dan informasi terbaru
mengenaiprodukfinansialsebagai
alat bantu.
(Nabilla Fatiara)
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia:
G
empuran Kemen-
terian Pariwisata
Republik Indo-
nesia soal “Won-
derful Indonesia”
nampaknya berbuah manis. Data
mengungkap bahwa Juli 2016 ter-
catat sebagai bulan dengan kun-
jungan wisatawan mancanegara
(wisman) tertinggi ke Indonesia.
Berdasarkan catatan Badan Pusat
Statistik jumlah kunjungan wisa-
tawan mancanegara yang datang
ke Tanah Air melebihi satu juta
kunjungan, lebih tepatnya yaitu
mencapai 1,03 juta kunjungan
atau mengalami peningkatan
sebesar 20,42 persen dibanding
bulan sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik dan
Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo,
mengatakan bahwa lonjakan jum-
lah kunjungan wisatawan man-
canegara yang sebesar 17,68% jika
dibandingkan dengan periode
yang sama pada tahun lalu dise-
babkan adanya kampanye intensif
dari pemerintah dan juga adanya
atraksi destinasi wisata yang men-
jadi daya tarik wisata di Indone-
sia. “Pariwisata ini rekor terbaru,
melebihi 1 juta wisatawan man-
canegara dalam satu bulan. Ini
sejarah baru bagi Indonesia.” ucap
Sasmito dikutip dari katadata.co.
Minat wisman untuk datang ke
Tanah Air disebabkan oleh des-
tinasi wisata di Indonesia yang
menarik perhatian mereka, Sas-
mito menjelaskan faktor lain juga
disebabkan oleh kondisi udara di
Australia yang sangat dingin pada
bulan lalu. Sehingga banyak pen-
duduk Australia yang berwisata
ke Indonesia. Ditambah jarak
keduanya juga tak terlalu jauh. Se-
baliknya, cuaca yang sangat panas
terjadi di Arab. Mengingat warga
Arab masih meminimalisir kun-
jungan ke Eropa akibat adanya
sentimen negatif terhadap orang
Islam di kawasan tersebut, maka
ini semakin mendorong wisa-
tawan asal Arab memilih Indone-
sia sebagai tempat berkunjung.
Para wisman mayoritas datang
melalui 19 pintu utama. Namun,
beberapa tempat yang paling
sering dikunjungi diantaranya,
Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, Ba-
tam, dan lain-lain. Jumlah kun-
jungannya mencapai 5,86 juta
kunjungan. Wisman lain juga
datang melalui Pos Lintas Batas
(PLB) dan pintu lainnya sebanyak
467.910 kunjungan. Pihak Ke-
mentreian optimis bahwa hingga
akhir tahun, target yang diingink-
an dapat tercapai yakni sebanyak
12 juta wisatawan asing.
Nurdiansyah, Asisten Deputi
Direktur Bidang Pameran Wisa-
ta Wilayah Asia Tenggara, juga
meyakini bahwa target tersebut
akan terwujud. “Peningkatan
drastis pasti akan terjadi akhir ta-
hun,” ujarnya dikutip dari tempo.
co. Bila pada awal tahun jumlah
wisatawan asing mencapai 800ri-
bu-900ribu per bulan, Desem-
ber nanti, diharapkan jumlahnya
akan meningkat menjadi 1,2 juta
– 1,5 juta orang.
(Keisha Mongula)
Kunjungan Wisatawan Asing
ke Indonesia Meningkat
Dengan kekayaan alam Indonesia yang
terhampar di daratan dan lautan, tak salah jika
Indonesia disebut sebagai Surga Wisata Dunia.
Ilustrasi Wisatawan Asing
8 | The Executive | 03 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 9
LAPORAN UTAMA
INDONESIA MENUJU
1000 Startup Digital
Lewat Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, KIBAR bersama Ke-
menterian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia mencoba
membangun sebuah peradaban. Menirukan kesuksesan di Sillicon
Valley, Amerika Serikat, Indonesia serius menggarap program ini
dengan harapan menjadi The Digital Energy of Asia di tahun 2020
mendatang.
T
ak ada kata terlambat
untuk membangun
sebuah peradaban.
Berbekal sejuta potensi yang
dimiliki bangsa ini, KIBAR
bersamaKementerianKomunikasi
dan Informatika Republik
Indonesia (Kemenkominfo RI)
lantas meluncurkan Gerakan
Nasional 1000 Start-up Digital.
Jika masih asing dengan
KIBAR, mereka adalah sebuah
perusahaan yang bertujuan
membangun ekosistem teknologi
di Indonesia melalui inisiatif-
inisiatif pembangunan kapasitas,
mentoring, dan inkubasi di
berbagai kota. Kesamaan
visi KIBAR dan pemerintah
khususnya Kemenkominfo lah
yang kemudian membawa mereka
pada inovasi gerakan nasional
ini.
Gerakan ini bertujuan untuk
mewujudkan Indonesia menjadi
The Digital Energy of Asia di
tahun 2020 mendatang. Dengan
ribuan start-up yang akan
diluncurkan diharapkan ini akan
menjadi solusi atas berbagai
masalah dengan memanfaatkan
teknologi digital. Gerakan yang
resmi dirilis pada 17 Juni 2016
lalu ini bahkan disambut baik oleh
Menteri Kominfo, Rudiantara.
"Hari ini kita merayakan sebuah
pergerakan baru di industri yang
luar biasa. Indonesia bisa menjadi
world's biggest digital power,
bukan cuma di South East Asia,"
kata Rudiantara.
Peserta akan mendapatkan
pengetahuan dan materi yang
dibutuhkan untuk membuat suatu
startup digital yang berkelanjutan.
Mulai dari pembentukan pola
pikir, membangun sebuah tim,
sampai nantinya bagaimana
mengembangkan produk,
membangun business model,
memetakan target pasar, hingga
strategi untuk meluncurkan
produk di pasar. Untuk mengikuti
program ini, peserta dapat
mengunduh borang pendaftaran
di halaman web gerakan 1000
startup.
“Untuk melahirkan seribu
startup digital, strategi yang
dijalankan adalah mentoring
dan pembinaan intensif,” kata
Chief Executive KIBAR Yansen
Kamto. Pada angkatan pertama
ini, ia berujar, terdapat lebih dari
4.000 orang yang telah mendaftar.
Jumlahtersebutkemudiandisaring
hingga menjadi 200 peserta untuk
menghadiri ignition pertama di
Jakarta.
Program ini terdiri dari lima
tahap yang harus diikuti oleh
tiap pesertanya. Kelima tahap
itu antara lain adalah ignition,
workshop, hackaton, bootcamp,
dan incubation. Ignition adalah
tahapan pembuka melalui seminar
denganmenghadirkannarasumber
andal yang sudah berpengalaman
di bidang teknologi, industri
kreatif, dan startup. Kegiatan ini
akan digelar di sepuluh kota di
Indonesia.
Pada tahap workshop peserta
akan mendapat pembekalan
tentang berbagai hal yang mereka
butuhkan saat membangun
startup. Materi-materi tersebut
meliputi Design Thinking, Market
Validation, dan Business Model.
Dari tahap ini, akan dipilih 1000
peserta untuk bergabung di
tahap Hackathon. Serupa dengan
hackathon lainnya, di program
Gerakan Nasional 1000 Startup
Digital ini para peserta diharapkan
dapat membuat sebuah prototipe
dari ide startup mereka. 500
peserta terbaik nantinya akan
diperbolehkan untuk mengikuti
tahap berikutnya.
Selanjutnya adalah tahap
bootcamp yang berisi sesi
mentoring mendalam agar para
calon startup dapat menjalankan
bisnis mereka dengan baik.
Dari tahap ini, akan dipilih 200
peserta terbaik untuk masuk ke
tahap terakhir, Inkubasi. Di tahap
ini, para peserta akan kembali
mendapat pelatihan agar startup
10 | The Executive |03 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 11
LAPORAN UTAMA
mereka mendapat valuasi yang
diharapkan. Dengan 200 peserta
setiap tahunnya, diharapkan target
1000 startup digital di tahun 2020
dapat tercapai.
Berbagai pakar dan pelaku di
bidang startup tergabung dalam
program ini sebagai mentor. Mulai
dari Noor Arief, Direktur Utama
Dagadu, sampai dengan Zam
Arianto, CEO dari Sedekah Ilmu.
Total terdapat 87 orang mentor
dari berbagai latar belakang
ilmu.
Gerakan Nasional 1000
Startup Digital akan berlangsung
di Jakarta, Yogyakarta, dan
Surabaya. Lalu menyusul di
kota Bandung, Semarang, dan
Malang pada September sampai
Desember tahun ini. Setelah
itu, program yang sama juga
akan diselenggarakan di kota
Medan, Pontianak, Denpasar, dan
Makassar dari bulan Juni hingga
Februari 2017.
Dari gerakan ini,
Kemenkominfo berharap
Indonesia akan meraih total
valuasi hingga mencapai US$10
miliar atau sekitar 133 triliun
rupiah. Menurut KIBAR dan
Kemenkominfo target tersebut
adalah tolak ukur awal yang
realistis. Mereka juga berharap
program ini akan melahirkan 1000
startupdigitalyangberkualitasdan
nantinya mampu menggerakkan
elemen masyarakat lainnya untuk
semangat berwirausaha dengan
memanfaatkan teknologi.
Gerakan Sinergis
Saat ini sebenarnya sudah
ada beberapa program untuk
mendorong lahirnya lebih banyak
startup digital yang dibuat
pemerintah. Contohnya Bekup
yang dibuat Bekraf dan Solusi
Desa Broadband Terpadu yang
dibuat oleh Kemenkominfo
sendiri. Dari pihak swasta, Google
pun telah mempunyai program
kursus Android gratis bernama
Indonesia Android Kejar.
Melihat fenomena tersebut,
Menkominfo Rudiantara
mengatakan kalau sudah
seharusnya semua pihak di tanah
air untuk bergerak demi membuat
lebih banyak startup digital di
Indonesia. “Saya sendiri tengah
mempersiapkan sebuah program
homeschooling untuk membina
para developer tanah air,” ujar
Rudiantara.
Program dan gerakan
seperti ini tak hanya terjadi di
Indonesia. Salah satu contohnya
adalah Malaysia. Lewat startup,
pemerintah Malaysia bekerja
sama dengan kaum muda untuk
mengembangkan startup dan
jiwa pengusaha muda. Dash
Dhakshinamoorthy dan Rebecca
Hwang lah yang memulai
prakarsa ini pada 2010 lalu.
Mereka mencoba membawa
“Silicon Valley” ke Malaysia.
Sejak saat itu startup Malaysia
menjadi program akselerasi untuk
mengembangkan dan membantu
startup disana.
Mereka juga membuat berbagai
program dan gerakan yang dapat
menumbuhkan ekosistem startup
yang mumpuni di negeri Jiran
itu. Salah satu programnya adalah
Global Startup Youth ASEAN
yang sudah diadakan 2 tahun
terakhir. Mereka mengundang
para mahasiswa dari sekitar Asia
Tenggara untuk berkompetisi
dalam bootcamp yang diadakan
selama dua hari. 150 mahasiswa
PotensiindustridigitaldiIndonesiasendirimemangtakdapat
dipandang sebelah mata. Ada sekitar 93,4 juta pengguna
internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di
Indonesia saat ini. Kondisi tersebut tentu merupakan modal
besar bagi Indonesia untuk mengembangkan e-commerce
dan bisnis aplikasi teknologi digital.
akan disaring dalam beberapa
tim dan akan berkompetisi untuk
mendapatkan dana investasi
sebesar 25.000 Ringgit Malaysia
atau sekitar 78 juta rupiah serta
inkubasi dari mentor-mentor
ternama di ASEAN dan Silicon
Valley selama 3 bulan.
Asal Mula Gerakan
Semua bermula saat Presiden
Jokowi melihat langsung
ekosistemstartupdiSiliconValley,
Amerika Serikat. Ia kemudian
langsung mencanangkan visi agar
Indonesia dapat menjadi “The
Digital Energy of Asia” pada
tahun 2020 mendatang.
Potensi industri digital di
Indonesia sendiri memang tak
dapatdipandangsebelahmata.Ada
sekitar 93,4 juta pengguna internet
dan 71 juta pengguna perangkat
telepon pintar di Indonesia saat
ini. Kondisi ini merupakan
modal besar bagi Indonesia untuk
mengembangkane-commercedan
bisnis aplikasi teknologi digital.
Volume bisnis ini diprediksi akan
mencapai USD 130 Miliar dengan
angka pertumbuhan 50 persen
per-tahun menurut siaran pers
Kemenkominfo.
Oleh karena itu, Pemerintah
Indonesia di bawah koordinasi
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian serta berkolaborasi
dengan Kementerian Komunikasi
dan Informatika, bekerja
untuk menciptakan peta jalan
e-commerce dan ekosistem
industri teknologi digital
yang terus berkembang dan
berkesinambungan.
“Indonesia memiliki
keberagaman budaya yang
sangat kaya. Jika dipadukan
dengan kekuatan teknologi
digital, ini adalah modal besar
untuk menghasilkan inovasi dan
kreativitas yang begitu unik.
Mari kita berhenti bermimpi dan
menolak terbuai dengan potensi.
Mari kita bergerak bersama dan
berkarya menciptakan solusi
yang bermanfaat bagi masyarakat
Indonesia dan dunia,” kata
Chief Executive KIBAR Yansen
Kamto.
Hal lain yang harus dipahami
adalah gerakan yang ada di
Indonesia ini bukanlah sebuah
kompetisi ataupun one-off
program, namun merupakan
sebuah rangkaian menyeluruh.
Startup yang ingin diciptakan
oleh gerakan bersama ini adalah
startup yang fokus menciptakan
solusi dari suatu permasalahan
dengan memanfaatkan teknologi
digital, seperti melalui aplikasi
mobile, website, dan IoT.
(Nanda Aulia Rachman)
Indonesia memiliki keberagaman budaya yang sangat kaya. Jika
dipadukan dengan kekuatan teknologi digital, ini adalah modal
besar untuk menghasilkan inovasi dan kreativitas yang begitu
unik.
Yansen Kamto, Chief Executive Kibar
12 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 13
Yansen Kamto
VIEWPOIINT
B
oleh dikatakan,
tahun 1990-
an adalah masa
keemasan inter-
net. Pasalnya, saat
itulah muncul web browser
pertama di dunia, Mosaic. Ke-
gilaan akan internet kemudian
memupuk suatu budaya dan
fenomena ekonomi yang terkenal dengan sebutan dot-
com boom. Lantas, sebagian pebisnis sadar akan pelu-
ang bahwa internet dapat menjadi lahan potensial untuk
meraup rejeki. Pada tahun 1994, misalkan, Jeff Bezos
mendirikan Amazon.com yang kini menjadi online retail
terbesar di dunia. Ia yang awalnya hanya menjual buku di
situs tersebut, kini menjadi CEO dengan kekayaan sebe-
sar USD 71,8 milyar per 2016.
Sejak itu, e-commerce, atau perdagangan elektronik
mulai menjamur, baik di dalam maupun luar negeri. Ha-
sil riset yang diprakarsai oleh Asosiasi E-commerce Indo-
nesia (idEA), Google Indonesia, dan TNS (Taylor Nelson
Sofres) memperlihatkan bahwa tahun 2013 nilai pasar
e-commerce Indonesia mencapai US$8 miliar (Rp 94,5
triliun) dan di tahun 2016 diprediksi naik tiga kali lipat
menjadi US$25 miliar (Rp 295 triliun).
Selain berbentuk e-commerce, pemanfaatan internet
sebagai lahan potensial penghasil keuntungan juga dapat
berbentuk aplikasi atau software yang bisa diakses di
berbagai gawai. Kini, tren yang berkembang di kalangan
muda adalah berlomba-lomba membangun startup.
Beberapa tahun terakhir, istilah ‘startup’ acapkali
terdengar di publik. Istilah ini terpampang di berbagai
media, baik media massa maupun media sosial. Perkem-
bangan startup juga tak luput dari topik pembicaraan
berbagai kalangan. Meski begitu, belum ada definisi teo-
ritis yang mampu menjelaskan pengertian startup. Belum
juga ditemukan kata serapan Bahasa Indonesia yang co-
cok untuk ‘startup’. Dikutip dari Merriam-Webster, Start-
up adalah “a fledgling business enterprise” yang artinya
“sebuah perusahaan bisnis yang masih muda”
Amerika Serikat (AS) sebagai negara adidaya, telah
meluncurkan berbagai startup berlandaskan ide kreatif.
Startup juga dirancang untuk
memfasilitasi kebutuhan kon-
sumen dengan cara yang unik.
Startup AS yang berkonsep unik
antara lain; 1) DogVacay; aplikasi
jasa penitipan anjing peliharaan,
2) Doctor on Demand; aplikasi
dokter virtual, serta 3) Tinder, ap-
likasi pencarian jodoh.
Tak hanya di AS, potensi bisnis di industri digital
dalam negeri juga tak kalah menggiurkan. Contoh ke-
berhasilan startup karya anak bangsa pun cukup banyak.
Sebut saja Gojek, pelopor ojek online Indonesia. Gojek
diciptakan untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan
transportasi umum yang cepat dan murah. Terlebih
dalam menghadapi jalanan ibukota yang selalu macet.
Permintaan masyarakat ini tidak dapat diwujudkan
Pemerintah. Hingga akhirnya Gojek berangkat dari per-
masalahan tersebut dan tercipatalah inovasi brilian itu.
Lain lagi dengan YesBoss. Startup ini menawarkan
layanan asisten personal yang berbasis SMS. Pengguna
cukup menghubungi YesBoss lewat SMS untuk melaku-
kan tugas tertentu. Sebut apapun yang Anda inginkan,
entah itu minta dibelikan tiket bioskop, reservasi hotel,
hingga delivery sevice. Kemudian, bangsa kita mencip-
takan aplikasi KosKost, yang mana memudahkan peng-
guna untuk mencari tempat kos terdekat kampus mereka.
Ketiga startup di atas adalah sebagian kecil dari ratu-
san (atau mungkin ribuan) startup yang dibangun bangsa
kita. Mereka – pendiri startup – cermat menganalisis ma-
salah atau kebutuhan yang timbul di masyarakat. Startup
pun menawarkan kemudahan hidup yang mungkin tak
disediakan perusahaan konvensional.
Namun, untuk dapat memenangkan persaingan
bisnis di industri digital, Startup haruslah mengusung
konsep unik yang authentic. Masa depan industri digi-
tal memang tak dapat diprediksi. Meski begitu, dapat di-
pastikan industri digital akan terus berkembang seiring
bertambahnya kebutuhan. Pebisnis startup sadar bahwa
mereka harus terus berinovasi untuk menghadapi din-
amika masa depan.
Start-Up Menjamur,
Hasil Kreativitas Generasi Muda
Oleh: Mesha Mediani
3 November 2016 | The Executive | 15
AROUND THE GLOBE
Trump vs Clinton :
bentrok perencanaan
ekonomi amerika serikat
Sebagai negara adidaya, pemilihan Presiden Amerika Serikat menarik
untuk dicermati, terutama perencanaan ekonomi kedua kandidat calon
presiden (capres). Dalam debat capres pertama yang diselenggarakan
di New York, Senin, 26 September 2016 waktu setempat, perencanaan
ekonomi kedua kandidat untuk Amerika Serikat nampak bentrok.
Hillary Rodham Clinton dari
PartaiDemokratmenilaikebijakan
ekonomi lawannya, Donald John
Trump dari Partai Republik,
kontra terhadap rakyat kecil dan
beresiko pada keamanan negara.
Menurut Clinton, perencanaan
ekonomi Trump seolah-olah
nampak berpihak pada rakyat
kecil dengan menjanjikan
perbaikan perekonomian,
termasuk kebangkitan industri
dan pemotongan pajak. “Namun,
di balik itu, pemotongan pajak
untuk korporasi, justru hanya
akan menguntungkan kaum kaya,
termasuk dirinya,” kata Clinton
seperti dilansir dalam Kantor
Berita Reuters.
Dalam pemaparan visi
ekonominya bagi Amerika
Serikat, Trump menyatakan akan
menghilangkan pajak real dan
memotong tarif pajak korporasi
dari 35% menjadi 15%. “Orang
kaya akan membayar secara adil
tapi tidak ada yang membayar
begitu banyak sehingga merusak
kemampuan kita untuk bersaing,”
kata Trump seperti dilansir dalam
BBC, Selasa, 9 Agustus 2016
lalu.
Pernyataan ini menuai kritik
keras dari Clinton. Menurutnya,
Trump mencoba mengurangi
kewajiban pajak konglomerat
atas pendapatan mereka yang
akan berimbas pada pengurangan
anggaranbagikepentinganpublik.
“Pemotongan pajak tersebut akan
menyelamatkan keluarga Trump
dari kewajiban (pajak, red) senilai
US$ 4 miliar,” kata dia.
Berbeda dengan Trump,
Clinton ingin menaikkan pajak
terhadap orang kaya dengan cara
menambahkan braket tambahan
untuk yang berpenghasilan tinggi,
yaitu tambahan pajak 4 persen
bagi orang yang penghasilan
lebih dari USD 5 juta per tahun
atau setara Rp 65 miliar. Ia juga
berencana akan mengenakan
pajak yang lebih rendah pada
perusahaan yang mempekerjakan
lebih banyak tenaga kerja dan
meningkatkanpengeluarannegara
untuk pelatihan kerja.
	Perihal penawaran
perdaganganbebas,keduakandidat
tersebut juga tidak sepaham.
Trump, dalam perencanaan
ekonominya, mengajukan
negosiasi ulang kesepakatan
perdagangan untuk tujuan untuk
mencapai kesepakatan yang
“memenangkan” Amerika. "Kota
Detroit dulu pernah menjadi
impiandariberbagaikotadidunia,"
kata Trump seperti dilansir dalam
US Today, Senin, (8/8/2016).
"Itu terjadi saat kita dipimpin
pemerintah yang mengutamakan
Amerika," lanjutnya.
Di lain pihak, Clinton pernah
mengritik kebijakan perdagangan
Trump ini beresiko menimbulkan
perang dagang yang akan
menyulitkan Amerika bersaing di
panggung global. Kritik Clinton
pun dibalas oleh Trump dengan
menyebutnya plin-plan. Trump
mengatakan bahwa sebelumnya
Clinton mendukung adanya
Trans-Pacific Partnership (TPP),
yang mendorong liberalisasi
negara-negara di kawasan Asia
Pasifik. Namun, saat debat
pertama kandidat capres, Clinton
justru hal menyatakan akan
melakukan negosiasi ulang yang
akan memenangkan AS dalam
persaingan perdagangan bebas.
“Bukan sekali ini saja (red: sikap
plin-plan Clinton), termasuk dari
mendukung NAFTA tiba-tiba jadi
mengkritiknya,” kata Trump.
	 Pada sektor lapangan
kerja, kedua kandidat sama-
sama berusaha untuk mengurangi
tingkat pengangguran di Amerika
Serikat. Namun, Trump lebih
fokus untuk mendorong lebih
banyak pengusaha membuka
usahanya di Amerika Serikat.
Karena itu, ia akan menurunkan
pajak dan menghapus peraturan
yang menyulitkan perusahaan
dalam berinvestasi di sektor
padat karya. Adapun Clinton
menyerukan belanja infrastruktur
dan investasi di bidang energi
baru untuk mengangkat jumlah
pekerjaan di sektor tersebut.
(Iqra Ardini)
16 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 17
Foto ilustrasi Clinton dan Trump
S
ekilas, bahan
bangunan tersebut
tak jauh berbeda
dengan yang
biasa dijual pada
kisaran harga 800 Rupiah di toko
bangunan. Bentuknya balok,
warnanya kemerahan, dan sama-
samaterbuatdaritanahliat.Tetapi,
ada satu alasan yang memotivasi
orang untuk membelinya, yakni
sebuahmerkyangterterapadanya;
“Supreme”.
Supreme adalah sebuah brand
fashion streetwear, gaya khas
berpakaian kaum muda urban asal
AS yang identik dengan budaya
skateboard, hip-hop, dan punk
rock. Brand ini lahir dari tangan
seorang James Jebbia pada tahun
1994 dengan toko pertamanya
yang terletak di Lafayette Street,
NewYork. Untuk kalangan awam,
Di Balik Kuatnya
Brand Supreme
nama Supreme mungkin belum
banyak dikenal. Namun, untuk
mereka yang telah mengenal dan
menjadi konsumennya, Supreme
memiliki daya tarik yang kuat.
Layaknya produkApple, ketika
Supreme merilis produk barunya,
antrian panjang biasa terbentuk
dengan sendirinya. Dalam antrian
itu, ada yang menunggu belasan
jam sebelum toko dibuka dan ada
pula yang telah menginap dalam
barisan sejak sehari sebelumnya.
Seringkali, lalulintas di sekitar
toko terganggu akibat antrian ini.
Panjangnya bisa mencapai dua
blok di Kota New York. Bahkan,
pernah suatu kali kepolisian Kota
NewYork terpaksa harus menutup
toko karena antrian membuat
kendaraan tidak bisa melintas.
Di era digital kini, Supreme
juga memiliki gerai online.
Secara online, Supreme merilis
produknya pada pukul 11 pagi,
bersamaan dengan waktu rilis
di toko. Namun dalam hitungan
detik, anda akan menemukan
produk yang dipajang pada
website berada dalam status “Sold
Out”.
Ya, Supreme dikenal sebagai
brand yang selalu berhasil
menjual habis produknya. Mulai
dari t-shirt, jaket, sepatu, celana
dalam, kaus kaki, helm sepeda
motor, batu bata, palu, hingga
linggis. Beberapa benda yang
disebutkan belakangan mungkin
tidak masuk di akal mengingat
yang dibicarakan adalah sebuah
brand fashion. Namun, kita juga
mesti kembali lagi, yang kita
bicarakan kini adalah Supreme.
Complex News pernah
mewawancaraiseorangkonsumen
Relakah anda merogoh kocek sebesar 30 Dollar
Amerika Serikat (AS), atau setara 400 ribu Rupiah,
hanya untuk sebuah batu bata? Beberapa orang rela
melakukannya. Bahkan, mereka berani menjual kembali
batu bata tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
Tengoklah halaman eBay. Di sana, harga jual tertinggi
yang ditemukan mencapai angka 1000 Dollar AS, atau
setara 13 Juta rupiah.
AROUND THE GLOBE
Vokalis The Smiths,
Morrissey, bergaya
mengenakan T-shirt
keluaran Supreme.
Foto ini juga digunakan
oleh Supreme sebagai
gambar desain T-shirt
yang mereka produksi.
18 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 19
pada Drop Day sebuah jaket
klub New York Yankees di toko
Supreme Lafayette Street. Sang
konsumen mengaku bahwa ia
sama sekali tidak senang dengan
Baseball dan tak tahu satupun
nama pemain Yankees. Lantas,
sang reporter bertanya : “kenapa
anda rela berbaris berjam-jam?”
jawabannya singkat: “Karena ini
(jaket) Supreme,”
MembangunBranddanStrategi
Marketing
Ketika para penggemar
Supreme ditanya tentang alasan
mereka begitu menggandrungi
brand tersebut, jawaban yang
paling sering ditemukan adalah
faktor “Hype”. Sebab, brand ini
sering diasosiasikan dengan hal-
hal yang dikenal “keren” dan
populer.
Supreme telah menjadi benda
bernilai untuk dikenakan oleh para
artis rap dan artis pop lainnya.
Dalam ajang Paris Fashion Week
terakhir, Kanye West nampak
hadir menggunakan jaket hijau
bermotif loreng dari Supreme.
Di bulan September lalu, Frank
Ocean nampak tampil dalam
acara “Saturday Night Live”
menggunakan jersey hockey
Thunderbird keluaran Supreme.
Supreme juga dikenal sering
melakukan kolaborasi dengan
brand ternama, seperti: Nike,
Clarks, Vans untuk produk sepatu.
North Face dan Stone Island
Jika kita bisa menjual-
nya 600 buah, kita akan
memproduksinya 400
buah, begitulah cara
kami.
untuk produk mantel. Commes
des Garcons untuk produk jaket
dan A.P.C. untuk produk celana
jeans.
Namun, dibalik imej yang
kuat, strategi pemasaran yang
dilakukan juga berpengaruh
dalam membentuk nilai tukar
bagi produk-produk Supreme.
Strategi utama Supreme dalam
pemasarannya adalah dengan
cara mencari keuntungan melalui
aspek kelangkaan produk pada
pangsa pasar niche – pasar yang
sangat terfokus.
“Jika kita bisa menjualnya 600
buah, kita akan memproduksinya
400 buah, begitulah cara kami,”
kata pendiri brand Supreme
James Jebbia.
Supreme pandai memposisikan
dirinya untuk sulit didapatkan.
Walaupun terdapat permintaan
yang besar, Supreme berpendirian
untuk membuat produknya dalam
jumlah sedikit dan terbatas. Satu
buah desain dari suatu produk
hanya akan diproduksi dan dijual
dalam satu kali rilis dan tidak akan
dijual lagi di waktu yang lain.
Walau menjual barang
dalam stok yang minim, di toko
resminya barang-barang itu tetap
dijual dalam harga yang cukup
terjangkau. T-shirt, misalnya,
Supreme biasa menjualnya di
kisaran harga 30-40 Dollar As.
Harga retail yang terjangkau,
stok yang minim, namun diminati
oleh banyak orang dimanfaatkan
oleh beberapa pihak untuk
membangun bisnis dengan cara
menjualkembaliprodukSupreme.
Mereka ini dikenal dengan
istilah “Reseller”, yang berperan
membangun pasar sekunder yang
menjual produk Supreme melalui
Internet seperti di eBay dan
Instagram.
Menurut laporan News
Complex, harga yang dipatok
oleh para Reseller ini bisa berlipat
sebanyak 1200 persen dari harga
aslinya. Selisih harga jual Reseller
dan harga retail yang besar
membuat banyak orang terjun
ke dalam model bisnis tangan
kedua ini. Sehingga, secara tidak
langsung produk Supreme dapat
terjual habis walau kemudian
dijual kembali di tangan orang
lain.
Karena produk Supreme sulit
diperoleh, secara tak langsung
kesan eksklusif muncul pada
brand tersebut. Logo klasik yang
berbentuk kotak berwarna merah
bertuliskan nama “Supreme”
seolah dapat menjadi penanda
bahwa pemakainya memiliki hal
yang bernilai dan berbeda dari
orang lain.
"Dalam beberapa hal, apa
yang membuat orang ingin
membeli Supreme adalah faktor
kompetitif,” kata kolektor
produk Supreme, Musa Ali, yang
berdomisili di London.
“Terutama aspek sosial dimana
anda dapat pergi keluar dan
cenderung memiliki perasaan
bahwa tidak ada orang yang
akan mengenakan pakaian yang
sama dengan anda,” katanya
melanjutkan.
Seorang psikolog konsumen
dari University Colleg London,
Dr. Dimitrios Tsivrikos,
berpandangan bahwa manusia
memiliki kecenderungan untuk
membe identitasnya dengan cara
menampilkan simbol-simbol
yang dapat membedakan dirinya
dengan orang lain.
“Kita mengumpulkan benda-
bendauntukbertahanhidup,bukan
hanya secara fisik melainkan
juga secara psikologis, dimana
manusia membutuhkan hal yang
membedakan diri kita dengan
orang lain,” kata kata Tsivrikos,
“dengan kata lain, mengoleksi
produk Supreme membantu
seseorang untuk membangun
identitasnya dengan hal-hal yang
unik dan langka.”
Pendiri Supreme, James
Jebbia, menjelaskan bahwa apa
yang membuat orang menyenangi
brand yang ia bangun sesederhana
hanya karena Supreme telah
memproduksi barang-barang
dengan kualitas yang baik. Ia
mengaku heran ketika orang-
orang sulit menerima kenyataan
bagaimana penggemar Supreme
berusaha memperoleh produk
yang mereka inginkan. Ia merasa
melakukan hal yang sama dengan
apa yang dilakukan oleh brand
seperti Luis Vuitton dan Uniqlo :
merilis barang baru yang dicintai
dan ingin dimiliki oleh para
pelanggan.
“Tidak ada trik khusus,
semuanya adalah soal produk
yang baik,” kata Jebbia.
(Fauzy Dzulfiqar)
Suasana antrian di depan outlet Supreme saat rilis produk berlangsung di Lafayette Street, New York
Kermit The Frog, salah satu ikon budaya Populer yang turut berkolaborasi
dengan Supreme.
20 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 21
LIFESTYLE & ENTERTAINMENT
Rumah Mode Louis
Vuitton Tolak Kerjasama
dengan Amazon
P
aris, Perancis – Melihat bagaimana saat ini Amazon
memasarkan produk atau merek yang dikategorikan
sebagai barang mewah yang mudah dijangkau (ac-
cessible luxury), pihak Louis Vuitton Moët Hennessy
(LVMH) menolak untuk bergabung diantaranya.
Louis Vuitton (LV) bersikeras untuk tak menerima tawaran
kerjasama perusahaan retail berbasis internet tersebut. Jean-
Jacques Guiony selaku kepala bagian keuangan rumah mode
tersebut mengatakan bahwa mereka merasa merek LV tak
selaras dengan Amazon dan kesan merek mereka secara kes-
eluruhan. Ia juga merasa bahwa penggabungan atau hubungan
kerjasama antara keduanya tak tepat.
Amazon telah mengembangkan bisnis dalam ranah fashion
selama bertahun-tahun. Namun Amazon masih belum berhasil
mengajak merek-merek kelas atas untuk menjual produk mer-
eka di situsnya. Hal itu disebabkan oleh kekhawatiran berbagai
merek tersebut akan ketidaksesuaian harga yang diberikan den-
gan kesan merek secara keseluruhan.
Brand LV sendiri mengalami peningkatan dalam penjualan-
nya sebanyak 5.7% karena terdapat perdagangan yang kuat di
flagship store mereka serta permintaan yang tinggi terutama
dari konsumen mereka yang berasal dari Cina baik di negara
mereka sendiri maupun warga negara Cina yang berada di luar.
Saham LV, yang telah meningkat lebih dari 14 persen tahun
ini, meningkatkan net worth keseluruhan perusahaan tersebut
menjadi 80,2 Triliun euro.
(Keisha Mongula)
24 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 25
LIFESTYLE & ENTERTAINMENT
pakar psikologis, setipe.com me-
mungkinkan penggunanya men-
emukan pasangan yang ‘pas’ me-
lalui 100 pertanyaan yang harus
dijawab. Berdasarkan jawaban itu,
setipe.com akan membantu men-
carikan seseorang yang cocok
dengan kepribadian si pengguna.
Situs ini pun resmi diluncurkan
pada tahun 2013.
Inovasi ini sukses menjodo-
hkan lebih dari 100 pasangan.
Bahkan, beberapa di antaranya
naik ke kursi pelaminan. Men-
gutamakan personalisasi layanan
dan fitur terbarukan, start up ini
berhasil menarik ribuan penggu-
na. Dengan percaya diri, situs ini
mengusung tagline “Matchmak-
ing Nomor Satu untuk Cari Jodoh
di Indonesia”
Sebelumnya, pria kelaharan
Jakarta, 25 Februari 1981 ini juga
telah sukses membangun produk
flagship MBDC Media. Usaha ini
dirintis sejak dia masih berku-
liah di Technical University of
Hamburg, Jerman pada 2001
lalu. Berawal dari keisengan Tian
menulis cerita-cerita humor soal
isu hangat di Indonesia, MBDC
atau malesbanget.com justru
berkembang menjadi website
yang digandrungi remaja hingga
saat ini. Kabarnya, MBDC telah
memperoleh suntikan dana dari
Rebright Partners dan 500 start
up lain. Pada 2011, Tian dan co-
founder lainnya mendirikan PT
MBDC Media yang bertindak se-
bagai perusahaan induk bagi Sub-
tube (perusahaan pengembangan
web), MalesBanget, dan proyek
lainnya yang ingin mereka ban-
gun di masa depan.
Selain memantau perusahaan-
nya sendiri, Tian bangga dapat
terjun langsung menjadi produs-
er untuk berbagai video MBDC.
Salah satunya adalah film seri
travel yang tayang di Youtube, Ja-
lan Jalan Men. Bahkan, salah satu
televisi swasta menyiarkan seri
ini karena melihat animo pemirsa
yang besar.
“Sebenarnya saya bukan tipe
serial entrepreneur yang suka
membangun sebuah usaha dan
membiarkan orang lain men-
jalankannya. Saya tipe orang yang
agak posesif. Saya senang me-
mimpikan hal keren yang bisa
saya peroleh dan mengejar mimpi
tersebut,” kata Tian, dilansir dari
technisia.com.
Suami aktris Titi Kamal terse-
but sadar jika dunia keartisan tak
selamanya dapat menopang per-
ekonomiannya. Berbekal keahlian
teknologi yang ia peroleh sewaktu
kuliah, Tian terus menciptakan
inovasi di media. Tak hanya itu,
Tian cermat mengatur perputaran
uangnya dengan bisnis sampingan
lainnya seperti di bidang properti
dan kuliner.
Kini, Tian telah membuka
banyak lapangan pekerjaan dan
memotivasi banyak orang untuk
senantiasa kreatif dan peka meli-
hat peluang. Sebagai seorang bos,
ia tak ragu berdiskusi dengan se-
luruh karyawan. Ia selalu pasang
kuping mendengar ide-ide ‘ajaib’
yang disampaikan kepadanya.
“Semakin mereka berpikir out
of the box, semakin aneh, malah
semakin bagus,” kata Tian, dikutip
dari liputan6.com. Tian melanjut-
kan, ide kreatif tersebut tak dapat
ditemukan dalam buku, melaink-
an berasal dari otak si pemilik ide.
(Nabilla Puteri Fatya)
di kala senggang. Dia jeli meli-
hat berbagai peluang bisnis yang
dapat menghasilkan pundi-pundi
Rupiah.
Beberapa tahun terakhir, Tian
tertarik menggeluti bisnis me-
dia online. Bersama rekannya,
ia mengembangkan situs setipe.
com. Situs yang diperuntukkan
sebagai medium biro jodoh ini
berawal dari kepekaan Tian pada
fenomena ejekan ‘galau’ dan ‘jom-
blo’ di masyarakat. Dari situ, ia
terpikir untuk menciptakan biro
jodoh yang ‘matang’ dan tidak
asal-asalan. Bekerjasama dengan
Bagai ungkapan meniti buih di lautan,
begitulah seorang Christian Sugiono dalam
melihat peluang bisnisnya.
Christian Sugiono
Giat Cari Peluang di Dunia Online
N
ama Christian Su-
giono dapat diper-
hitungkan sebagai
seorang penggiat
usaha start up di
Jakarta. Selain dikenal sebagai
aktor, Tian, panggilan akrabnya,
jugalah seorang programmer
malesbanget.com setipe.com
Christian Sugiono
26 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 27
LIFESTYLE & ENTERTAINMENT
B
eberapa tahun tera-
khir, tren bisnis startup
tengah berkembang
di Indonesia. Industri
kreatif di dunia digi-
tal pun diwarnai oleh pengusaha
muda dengan ide-ide segar yang
inovatif. Demi menunjang akti-
vitas, mereka jelas membutuhkan
tempat kerja yang kondusif. Ter-
lebih, mereka butuh suasana yang
nyaman untuk saling bertukar
Co-
Working
Space
pikiran. Kebutuhan mereka akan
tempat strategis untuk bekerja
pun semakin tinggi.
Kemajuan bisnis startup men-
dorong terciptanya ruang kerja
yang lebih fleksibel, murah serta
efisiendalampenggunaannya.Tak
hanya sekadar kafe yang ramai se-
hingga sulit menciptakan suasana
kerja yang kondusif. Bisnis ruang
kerja bersama atau co-working
space menjadi pilihan bagi para
pengusaha muda
untuk menghe-
mat pengeluaran
terutama di bidang
sewa kantor
Sistem sewa
co-working space
dihitung berdasar-
kan jam peng-
gunaanya, sekitar
1-3 jam. Kisaran
harga sewa co-
working space di
Jakarta bervariasi,
mulai dari Rp 75
ribu sampai Rp 90
ribu per tiga jam. Minimnya bi-
aya yang harus dikeluarkan untuk
sewa co-working space pun dinik-
mati oleh Stevie Thomas, seorang
pengusaha startup di bidang kon-
sultan.
“Di sini (co-working space –
red) enak. Kami nggak usah sewa
kantor lagi. Tempatnya juga strat-
egis jadi nggak perlu bayar mahal
untuk tempat yang terjangkau,”
kata Stevie yang menggunakan
co-working space di kawasan Te-
bet, Jakarta Seatan.
Singkatnya, co-working space
merupakan kantor. Dalam ru-
angan kantor tersebut, terdapat
banyak orang dari berbagai bis-
nis masing-masing. Co-working
space dulunya lebih dikenal den-
gan istilah SOHO atau Small Of-
fice Home Office yang diutamak-
an untuk para freelancer. Istilah
ini digunakan untuk menggam-
barkan sebuah ruangan yang dija-
dikan kantor di dalam rumah.
Seiring berjalannya waktu,
tingkat kebutuhan para freelancer
ataupun pengusaha yang membu-
tuhkan jasa SOHO terus menin-
gkat. Sejak itu, mulai banyak di-
buka tempat-tempat umum yang
diperuntukkan untuk bekerja ini.
Tentu kehadiran co-working
space sangat membantu para
pelaku bisnis, khususnya bisnis
rintisan yang masih dalam ta-
hap pengembangan. Selain me-
nyediakan ruang yang nyaman,
co-working space juga berperan
layaknya ruang kerja profesional.
Umumnya, co-working space me-
miliki jaringan internet, telepon
dan faksimili, ruang rapat, pan-
try, serta fasilitas lainnya yang
menunjang pekerjaan para pelaku
bisnis dalam melakukan kegiatan-
nya.
Co-working space adalah se-
buah lokasi alternatif perusahaan
dapat menjalankan kegiatan op-
erasional bisnis secara kolaboratif
dengan perusahaan startup lain-
nya. Ruang kerja ini cocok sebagai
tempat berkumpulnya para peru-
sahaan startup dan individu yang
memiliki spirit entrepreneurship.
Di sinilah, para pebisnis startup
dapat bertukar ide dan pengala-
man sesuai bisnis masing-masing.
Salah satu co-working space
yang nyaman adalah Kolega Co-
working Space di kawasan Tebet,
Jakarta Selatan. Di sana, sering-
kali diselenggarakan workshop
yang berkaitan dengan entrepre-
neurship. Selain itu, aksesibilitas
dan lokasinya mudah dijangkau
karena dekat dengan stasiun. Tak
heran, co-working space berkon-
sep minimalis tersebut tak pernah
sepi oleh para pengusaha muda.
(M. Doni Rahman)
Solusi Ruang Kerja
Minim Biaya
28 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 29
Tempat duduk nyaman untuk
(atas)
Ilustrasi orang yang se-
dang bekerja di cafe
dengan konsep homy
(kanan)
Beberapa cafe yang
saat ini membuat
konsep ruangan nyaman
LIFESTYLE & ENTERTAINMENT
M
enjadi minori-
tas tak berarti
selalu tertin-
das. Ini pula
yang terjadi
pada Sheikha Hanadi bint Nasser
Al Thani, seorang wanita muslim
asal Qatar. Tak seperti keban-
yakan wanita Arab lain yang
seringkali dipandang sebelah
mata, Sheika menunjukan ke-
mampuan berbisnisnya yang luar
biasa. Bahkan, Sheika dinobatkan
sebagai salah satu orang yang
paling berpengaruh pada pereko-
nomian Qatar.
Bagaimana tidak, namanya
selalu tertera pada deretan daftar
wanita muslim terkaya di dunia.
Hal yang membedakan dirinya
dengan kebanyakan wanita
muslim kaya lainnya adalah
harta Sheika yang diperoleh dari
keringatnya sendiri. Kekayaaan-
nya bukan berasal dari suami dan
bukan pula karena dirinya adalah
putri seorang Raja.
Sheika adalah seorang pekerja
keras yang menekuni berbagai
perkerjaan sekaligus. Ia adalah
pengusaha real estate, inves-
tor, juga bankir yang sangat
berpengaruh. Kompetensi yang
dimilikinya membuat ia didaulat
menjadi penasihat khusus bank
kenamaan dunia, Standard
Chartered. Baru-baru ini, Sheika
juga mengemban tanggungjawab
sebagai seorang CEO dari proyek
pengembangan Al Waab City
Real Estate.
Tak ada yang tahu pasti berapa
total kekayaan Sheika, namun
salah satu laman situs bisnis asal
Timur Tengah menyebutkan
bahwa kekayaannya mencapai
lebih dari USD 15 miliar atau
sekitar 171,1 triliun Rupiah.
Sheika tak meraih kesuksesan-
nya secara instan. Sejak berku-
liah di Qatar University, ia telah
menunjukan prestasinya hingga
dipercaya menjadi asisten dosen
di jurusan ekonomi. Ia kemudian
melanjutkan studi S2 di Univer-
sity of London dan mendapat-
kan gelar doktornya di London
Business School. Menurutnya,
pendidikan adalah kunci untuk
mengubah jalan hidup seseorang.
Pendidikan adalah jalan untuk
meningkatkan derajatnya sebagai
seorang yang seringkali dianggap
minoritas.
Usaha dan kerja kerasnya
memang tak sia-sia. Kehebatan
Sheika kini diakui banyak orang.
Bukan hanya karena jumlah harta
yang ia miliki, prestasinya dalam
berbisnis sungguh cemerlang
hingga ia memperoleh banyak
penghargaan. Diantaranya Per-
sonality of The Year menurut Al
Rayah (surat kabar ternama di
Qatar), Woman Chief Executive
Officer of the Year versi Middle
East Chief Executive Officer
Award, serta dinobatkan sebagai
100 World’s Most Influential Ar-
abs oleh Arabian Business.
(Nabilla Puteri Fatya)
Sheika Hanadi
WANITA
PENDAUR
EMAS DARI
QATAR
Sheika Hanadi
30 | The Executive | 3 November 2016
SPORTS & HOBBY
Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2018, Rusia
Berbenah
Tanggal 14 Juni 2018 mendatang akan menjadi hari
bersejarah bagi penduduk Rusia, khususnya pecinta sepak
bola. Pasalnya, Piala Dunia 2018 akan digelar di Negeri
Tirai Besi tersebut.
Kick off pertandingan pertama
kejuaraan sepak bola terbesar
di dunia ini akan dilaksanakan
di Luzhniki Stadium, Moskow.
Sejumlah 81 ribu pasang mata
diprediksi akan menyaksikan
langsung ajang sepak bola empat
tahunan tersebut.
Bertindak sebagai tuan rumah,
Rusia tengah gencar melakukan
pembangunan di berbagai sektor
publik, khususnya fasilitas
olahraga. Dilansir dari Forbes,
pengeluaran ditaksir mencapai
USD 206 juta atau setara dengan
2,6 trilyun Rupiah. Pemerintah
setempat pun berharap,
pengeluaran sebesar itu sepadan
denganpendapatanyangdiperoleh
dari Piala Dunia nanti, baik dari
penjualan tiket, maupun sponsor.
Renovasi dan Pembangunan
Stadion
Sebagai kunci utama
kesuksesan Piala Dunia, sejumlah
stadion di beberapa titik di Rusia
direvitalisasi demi para gladiator
lapangan hijau yang akan
bertanding. Sebanyak 12 stadion
dipersiapkan untuk perhelatan ini.
Selain renovasi, dua stadion baru
juga dibangun, yakni Stadion
Nizhny Novgorod dan Stadion
Krevotsky
Stadion Nizhny Novgorod
diperkirakan mampu menampung
lebih dari 45 ribu orang.
Sedangkan Stadion Krevotsky
yang dibangun di Kota Saint
Petersburg berkapasitas lebih
banyak. Stadion rancangan arsitek
asal Jepang Kisho Kurosawa
ini mampu menampung sekitar
68 ribu penggila bola. Selain
itu, stadion seluas 71 ribu meter
persegi ini dapat menjaga suhu
agar tetap 15 derajat Celcius di
musim dingin. Pembangunan
Stadion Krevotsky dijadwalkan
rampung pada Desember 2016
nanti.
Pemerintah tak luput
membenahi fasilitas olahraga di
Moskow, ibukota Rusia. Stadion
Luzhniki sebagai stadion terbesar
di Rusia mengalami perbaikan
yang signifikan. Sebab, stadion
ini akan menjadi arena pembuka
dan penutup Piala Dunia 2018.
Stadion ini juga cukup bersejarah
karena mempertemukan duel tim
Britania yakni Manchester United
dan Chelsea pada Final Liga
Champion 2008.
Selain perhelatan olahraga,
konser musisi papan atas juga
kerap digelar di stadion yang
berdiri sejak 1956 ini. Sebut saja
diva pop Madonna, Elton John,
The Rolling Stones, dan banyak
musisi lain. Tak dapat dipungkiri,
kemegahan Luzhniki selalu
berhasil menyedot perhatian
publik.
Akses Jalan dan Bandara
Kesiapan stadion akan menjadi
sia-sia jika tidak ditunjang dengan
aksestransportasiyangbaik.Sadar
akan masalah itu, Pemerintah
Rusia telah menciptakan sebuah
transportasi massal bernama
Moscow Central Ring. Kereta
cepatyangdiluncurkanSeptember
2016 kemarin terhubung dengan
31stasiundipenjurukotaMoskow.
Melalui kereta ini, masyarakat
yang berasal dari pinggiran kota
dapat dengan mudah menjangkau
Moskow dan meluncur ke arena
pertandingan. Selain itu, turis
lokal maupun mancanegara juga
akan diajak untuk tur keliling kota
dengan kereta ini.
Bandara juga merupakan
elemen krusial dalam kesuksesan
Piala Dunia 2018. Sebab,
bandara merepresentasikan
sebuah kota atau negara secara
keseluruhan. Bekerjasama
dengan Federal Agency for Air
Transportation (Rosaviation),
panitia penyelenggara
mengadakan sebuah workshop
untuk mempersiapkan diri
dalam menyambut dan melayani
pengunjung. Workshop yang
dihadiri 13 perwakilan kota
yang menjadi penyelenggara PD
2018 nanti. Pada workshop ini,
dijelaskan simulasi pertandingan
dan ketentuan lainnya dalam
menghadapi turis selama
PD berlangsung. Tak hanya
keamanan dan kenyamanan
supporter, layanan terhadap para
pemain sepak bola juga sangat
diperhatikan.
(Doni Rahman)
MaketStadionNizhnyNovgorod,salah
satu stadion yang akan digunakan
pada Piala dunia 2018
32 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 33
SPORTS & HOBBY
Menengok Dunia Luar Bersama Visualogy
Siapa sangka ketekunan
seseorang terhadap profesinya
dapat menghasilkan sebuah
inovasi berupa start-up. Ya, usaha
berbasis teknologi yang kini
marak diperbincangkan memang
dapat muncul dari hal-hal terkecil
di sekitar kita yang mungkin tak
disadari orang banyak.
Salah satunya, Adrian Zakhary
(32), seorang pemimpin divisi
media sosial dan konten digital di
iNewsTV, RCTI, MNC TV dan
Global TV. Ia meyakinkan dirinya
untuk bisa menggapai mimpi
membangun sebuah start-up pada
2015 lalu.
Visualogy, sebuah media yang
memilikikonsep“seentheunseen”
dengan dibalut jurnalisme gonzo.
Disebut jurnalisme gonzo karena
penulisan berita mengacu pada
cerita orang pertama dan ditulis
secara subjektif. Penulisannya
seringkali memadukan
pengalaman dan emosi personal
terhadap subjek yang diliput.
Spesifikasi konten yang
dipublikasi Adrian di Visualogy
lebih mengenai kabar Warga
Negara Indonesia (WNI) yang
menetap di luar negeri.
“Ada lebih dari 8 juta orang
Indonesia di luar negeri, belum
termasuk orang Indonesia yang
sudah menjadi WNA (Warga
Negara Asing). Cerita mereka
tentu sangat menarik untuk
diangkat baik bagi sesama
diaspora maupun orang Indonesia
di sini,” cerita Adrian.
Awalnya, Visualogy hanya
sebuah blog yang mengisahkan
perjalannya selama menjadi
reporter. Belakangan, ia baru
terpikir untuk membuat sebuah
website yang dapat menjadi
jendela untuk masyarakat
Indonesia melihat dunia luar.
Khususnya kehidupan beragam
WNI yang tersebar di seluruh
penjuru dunia.
“Karena media adalah bidang
saya, saya rasa membuat start-up
berbentuk media menjadi nilai
plus karena saya sudah mengerti
beberapa hal,” tambahnya.
MenurutAdrian,jikaiamembuat
media yang mengabarkan berita
harian seperti media daring pada
umumnya, ia akan tertinggal jauh.
Sehingga ia terpikir membuat
media yang spesifik mengabarkan
diaspora Indonesia.
Nama Visualogy dipilih Adrian
murnikarenaketertarikannyapada
makna kata Visualogy, “Inginnya
memberikan pembelajaran
terhadap masyarakat, menyajikan
visual-visual yang bercerita dan
punya sudut pandang nggak
biasa,” kata Adrian.
Rencana terdekat, Adrian
akan mengembangkan start-up
ini bersama dengan beberapa
teman asal Indonesia yang
tinggal di Malaysia dan Tunisia
untuk membuat Visualogy lebih
bervariasi. (Natasya Olivia)
Adrian Zakhary
3 November 2016 | The Executive | 35
CHARACTER IN PICTURE
36 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 37
B
eberapa film super-
hero terkenal lahir
dari sebuah komik
yang berisikan
gambar-gambar
yang mampu merepresentasikan
sebuah cerita. Sebut saja Spider-
man, Iron Man, hingga X-Men
yang kisahnya selalu dinanti.
Tetapi, siapa sangka di balik
gambar tokoh itu, ada kontribusi
dari seorang pria asli Solo, Jawa
Tengah. Ia adalah Christiawan
Lie atau Chris Lie (41) komikus
yang berhasil melebarkan sayap
ke luar negeri.
Membaca komik adalah hobi
Chris Lie sejak kecil. “Sejak ke-
cil, hobi saya memang membaca
komik. Dulu, komik didominasi
komik Eropa, seperti Tintin,
Nina, Smurf, dan masih ban-
yak lagi. Semuanya saya suka,
sampai saya bertekad ingin bikin
komik yang dibaca orang sam-
pai ratusan tahun seperti komik
Tintin dan Smurf,” ungkap Chris.
Inspirasi Chris Lie untuk men-
jadi seorang komikus datang
dari sosok pamannya, Kristanto,
seorang pelukis dan ilustrator seri
novel Kho Ping Ho yang legend-
aris. “Saya berlatih menggambar
dengan meniru lukisan-lukisan
karya paman saya di rumahnya,
ujarnya.
Cita-cita Lie menjadi komikus
sempat diragukan orang-orang
sekitarnya, termasuk orangtua.
Orangtua Chris keberatan jika
dirinya berkuliah jurusan Seni
Desain di Institut Teknologi
Bandung (ITB). Untuk meny-
enangkan orang tuanya, Chris
memutuskan untuk belajar
arsitektur di kampus yang sama.
Meski begitu, ambisinya untuk
terus menggambar tak pernah
padam.
Chris adalah seorang maha-
siswa yang sangat cerdas. Ia lulus
dengan predikat cum laude dan
merupakan lulusan terbaik dari
Arsitektur ITB. Setelah lulus,
Chris menerima banyak tawaran
pekerjaan dengan gaji yang
tinggi. Ia sempat bekerja sebagai
arsitek di studio Nyoman Nu-
arta, Bandung. Tetapi setelah dua
tahun, dia tetap merasa arsitek
bukan dunianya.
Kecintaannya pada komik tak
luntur. Bersama teman-teman
kuliahnya, dia mendirikan Studio
Komik di Bandung pada 1997.
Selama tiga tahun, studio ini
menghasilkan 40 judul komik.
Namun, kebutuhan operasional
studio yang tidak mencukupi
kehidupan sehari-hari mem-
buat mereka bubar. “Kami bisa
menggaji karyawan, tetapi kami
sendiri tak dibayar. Kami putus-
kan studio bubar. Dua teman saya
bekerja di website. Saya tak mau
menjadi arsitek lagi,
jadi menggambar
freelance,” katanya.
Mimpinya se-
makin dekat untuk
terwujud saat Chris
memenangi Ja-
karta International
Art Festival 2001.
Keinginannya untuk
mengembangkan
sayap ke tingkat
internasional sema-
kin besar. “Waktu
itu hadiahnya tiket ke Singapura,
tetapi uang sakunya saya minta
orangtua,” ucapnya.
Saat itu, dia berusaha mencari
kerja di Singapura, tetapi gagal.
Keberuntungan datang saat peru-
sahaan penyelenggara pameran,
Rich Art, menawarkan beasiswa
Fulbright Scholar di Savan-
nah College of Art and Design
(SCAD), Georgia, Amerika Seri-
kat (AS). “Itu impian saya sejak
1997. Saya selalu mengumpul-
kan brosur SCAD karena belum
punya uang untuk kuliah di sana.
Teman saya menyarankan untuk
mengambil beasiswa itu dan
diterima,” ceritanya.
Beasiswa selama setahun
sekolah dan satu tahun bekerja
dia pergunakan sebaik-baiknya.
Chris Lie pun melanjutkan kuliah
S2 di jurusan komik dan dia pun
berkesempatan magang di pener-
bitan komik di Chicago.Chris
menjadi lulusan terbaik univer-
sitas atau excelsus laureate pada
2005.
Salah satu komik karya Chris
lainnya yang mendunia adalah
Drafted One Hundred Days yang
salah satu episodenya menampil-
kan Presiden Barack Obama
dengan kostum tentara berwarna
coklat dan sekop di tangan.
Bersama kreator Mark Power,
dia membuat cerita tentang alien
yang akan menyerang dunia.
Manusia mempersiapkan diri ber-
perang dan Obama menjadi salah
satu yang terpilih sebagai tentara.
Hingga Chris kembali ke tanah
air, Chris masih dipercaya untuk
mengerjakan proyek dari Marvel,
Hasbro, Mattel, Lego, dan Sony
Online Entertaiment.
Membuat Manga Bertema
Indonesia
Pulang ke Indonesia setelah
lulus kuliah, Chris Lie tetap
melanjutkan hobinya membuat
komik. Sayangnya, tak ada
penerbit yang menampung dan
menerbitkan komiknya. “Saya
tahunya, ya buat komik. Tapi
kecewa, karena di Indonesia eng-
gak ada wadah yang menampung
komik buatan anak-anak Indone-
sia,” keluhnya.
Walau manga, ceritanya tetap
bernuansa Indonesia, seperti ceri-
ta Galauman, The Legend Rama-
yana, hingga Tawur. “Mungkin
karena kontennya lokal, komik
kami disukai pembaca. Mimpi
saya sih, komik buatan anak-
anak Indonesia ini bisa jadi tuan
rumah di negeri sendiri,” ujar
Chris, yang juga menerbitkan
komik bertema matematika,
Math.
Saat ini, Chris bersama 16
orang ilustrator lain menggarap
berbagai karakter tokoh mainan,
komik hingga game, antara lain
GI Joe, Transformers, Monster
Hunter, dan Street
Fighter 4. Hampir
semua order penger-
jaan datang dari
perusahaan besar
Amerika Serikat
seperti seperti Mar-
vel, Hasbro, Mattel,
LEGO dan Sony
Online Entertain-
ment. Kedepannya,
untuk pembaca de-
wasa, Chris beren-
cana menerbitkan
komik dengan tema yang lebih
‘berat’. “Mungkin tema politik,”
kata lelaki yang juga hobi main
basket ini.
Chris terobsesi untuk mewu-
judkan serial televisi yang di-
adaptasi dari komiknya.
“Memang sudah ada tawaran
untuk membuat komik kami
menjadi serial televisi. Tapi,
penulisnya enggak mau kalau
modelnya sinetron. Dia maunya
animasi supaya karakternya lebih
hidup,” tutup Chris Lie.
(Raditya Pradipta)
Chris Lie
Hidupkan Komik Indonesia
ke Level Dunia
Chris Lie
SOCIAL & CULTURE
D
engan iGrow,
pengguna dii-
baratkan sedang
bermain game
FarmVille dengan
lahan sungguhan yang memung-
kinkan pengguna menanam po-
hon dan meraup hasil dari pohon
itu melalui sebuah aplikasi.
iGrow adalah sebuah platform
yang menghubungkan para pet-
ani, pemilik lahan, dan orang-
orang yang ingin berinvestasi di
bisnis pertanian. Jadi, pengguna
tidak harus memiliki lahan atau
mempunyai kemampuan berco-
cok tanam untuk berkebun.
“Cukup investasi lahan atau
dana, lalu pantau perkembangan
tanamannya melalui platform
iGrow,” kata Andreas Senjaya,
CEO iGrow saat diwawancara
The Executive, Rabu (26/10). Ia
menjelaskan, dana investasi terse-
but akan digunakan untuk mem-
beli paket bibit yang berkualitas,
menyewa lahan pertanian, serta
membayar petani untuk menjaga
dan merawat tanaman.
Ide iGrow diakui Jay, sapaan
akrab Andreas Senjaya, digagas
oleh Muhaimin Iqbal, rekan bis-
nisnya yang telah berkecimpung
di dunia pertanian selama belasan
tahun. Dengan bantuan Jay yang
merupakan lulusan Ilmu Kom-
puter Universitas Indonesia, ap-
likasi iGrow pun dapat dirilis dan
diunduh di AppStore dan Google
Play sejak Agustus 2014. “Meski-
pun terbilang baru, pengguna
iGrow sudah lebih dari 10.000
orang, loh,” ungkapnya.
Bukan Hanya Komersial
Menurut survey PBB, Indone-
sia memiliki jutaan hektar lahan
yang belum diberdayakan secara
optimal. Tercatat jutaan orang
petani yang masih hidup di bawah
garis kemiskinan karena hasil pe-
kerjaan yang tidak mencukupi.
Padahal, kebutuhan masyarakat
dunia atas produk pertanian terus
bertambah dari hari ke hari.
“Dengan menggali permasala-
han dan potensi negara ini saja, ide
menciptakan startup bisa muncul,”
kata Jay. Menurutnya, seorang start-
up entrepreneur lebih baik mencip-
takan inovasi di ranah yang masih
belum banyak digarap daripada
terjebak pada pasar yang ramai di-
huni oleh pemain-pemain besar.
“Contohnya di sektor pertanian
yang penting namun kurang diper-
hatikan seperti ini,” katanya melan-
jutkan.
Ia melanjutkan bahwa iGrow ti-
dak semata-mata didirikan untuk
tujuan komersial, melainkan untuk
Mengelola sebuah pertanian virtual
seperti di game Farmville kini dapat
dilakukan di dunia nyata.
Bermain Farmville
di Dunia Nyata
Bersama iGrow
menciptakan ketahanan pangan
dan kesejahteraan petani. Ber-
dasarkan perhitungan statistik,
iGrow telah memberdayakan
2000 petani, menanami 1197
hektar lahan, dan memanem ha-
sil dari 349 hektar lahan dianta-
ranya. Dengan demikian, iGrow
turut andil dalam melestarikan
lingkungan dengan menyerap
kurang lebih 297.152 kilogram
CO2 sampai Oktober 2016.
Prestasi iGrow di Mancanegara
Kiprah iGrow tidak berhenti
di nusantara saja, tapi juga man-
canegara. Selain dijual ke dis-
tributor besar seperti Dua Kelinci
dan Carefour, hasil tani iGrow
juga diekspor sampai ke Jerman
dan Swiss. Prestasi dan keunikan
idenya membawa iGrow menjadi
juara ke-2 Kompetisi Startup Ist-
ambul International tahun 2015.
Nama iGrow pun medunia dan di
tahun 2016 iGrow masuk dalam
program 500 Startups Accelera-
tor, sebuah program inkubasi dan
percepatan selama empat sampai
enam bulan yang diadakan di Sili-
con Valley, San Francisco, Califor-
nia. Dengan mengikuti program
ini, iGrow berhak mendapat in-
vestasi sebesar US$125.000.
Setelah berhasi program terse-
but, Jay mengaku akan terus beru-
saha mengembangkan aplikasi
iGrow, tak hanya di Indonesia,
tetapi juga di seluruh dunia. “Ma-
salah kesejahteraan petani, ket-
ahanan pangan, dan lingkungan
juga terjadi di negara lain. Saya
rasa iGrow cocok untuk mem-
ecahkan masalah ini,” kata Jay.
(Iqra Ardini)
CEO iGrow, Andreas Senjaua
Illustrasi Buah
38 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 39
SOCIAL & CULTURE
40 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 41
cuma kamu bikin suatu hal yang
kamu nggak suka. It’s meaning-
less.”
Hi-tech is not everything
“Sebagai pemula, indikator yang
terpenting bukanlah sebagus apa-
pun kameramu atau seberapa ma-
hal alat-alatmu. The most impor-
tant thing adalah perbedaan cara
kamu bertutur cerita lewat video-
videomu. Keunikan dan karakter
khas akan membuat web series-
mu mudah diingat pemirsa.”
Try to mix some genres
“Buka channel web series-mu
dengan eksperimen genre. Arti-
nya, kamu bisa gabungkan dua
atau lebih genre ke dalam satu
acara. Ada beberapa macam
genre seperti vlog, travel, kuliner,
musik, atau komedi. Contohnya,
penggabungan genre kuliner dan
musik dapat menghasilkan acara
masak-masak yang dibawakan
secara musikal. Kolaborasi antara
genre berita dengan komedi juga
dapat menghasilkan komedian
yang membawakan berita faktual
tapi dengan gaya humoris.”
The 5 Seconds Rule
“Berapapun durasinya, usahakan
ada informasi baru yang kamu
tampilkan setiap lima detik seka-
li. Hal ini untuk menjaga agar
pemirsa terus penasaran dengan
kelanjutan videomu. Apalagi, pe-
mirsa sering ter-distract dengan
lingkungan saat menonton. Kita
pun butuh ‘sesuatu’ untuk terus
mengikat pemirsa.”
Maximize your expression
“Aktor, baik di film layar lebar, si-
netron, maupun web series, harus
melebihkan ekspresi. Khususnya
untuk web series, kebanyakan pe-
nonton saat ini menyaksikannya
dari smartphone, layar yang san-
gat kecil. Naikkan ekspresi sedih,
marah, atau senang si aktor dari
yang biasanya level 5 menjadi
level 7 – 8. Hal ini agar penonton
mengerti apa yang aktor rasakan
secara visual, tanpa harus men-
dengar suara.”
Engage your audience
“Libatkan penonton dalam
produksi web series-mu. Mulai
dari hal kecil seperti balas ko-
men, meet up, hingga ajak syut-
ing bareng. Kedekatan yang pe-
nonton rasakan antara mereka
dengan kamu akan membuatnya
semakin ‘terikat’ dan menunggu
web series-mu selanjutnya.”
Rewatch and learn
“Beres shooting dan editing, bi-
asanya kita langsung buru-buru
upload. Eits, tunggu dulu! Tonton
ulang videomu sebelum meng-
upload-nya. Lihat kelemahannya
dan segera perbaiki. Oh iya, per-
hatikan juga komen dari haters.
Well, we know that haters’ com-
ments sering disampaikan secara
nggak bijak. Tapi, opini mer-
eka dapat membantu kita mem-
produksi web series selanjutnya
yang lebih baik.”
(Mesha Mediani)
Dennis Adishwara
Tips Membuat Web series ala
Dennis Adishwara (@OmDennis),
CEO Layaria Network
D
ennis Adishwara,
aktor yang dike-
nal lewat perannya
sebagai Mamet di
film Ada Apa Den-
gan Cinta? (2002) kini tengah si-
buk menjalani karirnya merintis
startup di bidang video. Bersama
rekannya, ia membangun Layaria
Network, platform video berbasis
Youtube tempat para kreator seni
menunjukkan karyanya. Salah
satu ‘produk’ unggulan Layaria
Network adalah webseries-nya
yang selalu dinanti pemirsa.
Eksklusif untuk pembaca The
Executive, berikut tips dari Denis
untuk membuat webseries yang
berkualitas.
Create your web series with
passion
“Nggak cuma ngejar cita-cita
yang harus sesuai passion, begitu
juga bikin web series! Found your
passion in doing make up? Bikin
beauty vlog aja! Hobi masak?
Coba bikin vlog daily recipes
yang mudah dipraktikkan. Per-
Jenuh dengan variasi konten TV dan video
online lokal, Dennis Adhiswara dirikan
Layaria Network
layaria.com
TWO CENTS WORTH
44 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 45
C
erdik Lihat Ma-
salah dan Peluang
Stevie Thomas Ra-
mos berkaca pada
pengalamannya ikut berbagai
kepanitiaan acara sekolah saat
memutuskan untuk mendiri-
kan ST22 Consulting pada Feb-
ruari 2016. Melalui startup-nya
tersebut, ia menciptakan model
bisnis yang cukup asing di tel-
inga kita, yakni sponsorship con-
sutant. Singkatnya, perushaan
konsultan ini menawarkan jasa
‘penghubung’ antara penyeleng-
gara acara dengan pihak pemberi
sponsor. Model bisnis yang unik
ini merupakan tantangan bagi
pemuda kelahiran 22 September
1988 untuk mengenalkannya ke-
pada khalayak.
Apa dasar pikiran Anda ketika
memutuskan untuk mendirikan
ST22 Consulting?
ST22 Consulting didirikan
karena saya melihat adanya ma-
salah (problem) dan peluang
(opportunity). Tingkat kreati-
vitas anak muda saat ini untuk
berkarya melalui pensi atau pen-
tas seni cukup tinggi. Sayangnya,
seringkali ide dan kreativitas yang
dimiliki terkendala saat impele-
mentasinya karena keterbatasan
modal, khususnya dukungan dari
para sponsor. Karena itu, ST22
Consulting didirikan untuk men-
support para organizer (panitia)
untuk dapat mendapatkan spon-
sor guna bisa menjalankan acara
dengan optimal.
Untuk para perusahaan,
seringkali aktivitas sponsor yang
dijalankan di sebuah acara tidak
sesuai dengan business objective
perusahaan tersebut, sehingga ak-
tivitas sponsorship menjadi sep-
erti aktivitas spending budget tan-
pa ada pengukuran yang jelas atas
investasi sponsorship yang sudah
dilakukan di sebuah acara. Oleh
karena itu ST22 Consulting hadir
untuk memfasilitasi para perusa-
haan agar memperoleh penguku-
ran dan pengembalian yang jelas
atas investasi sponsorship yang
sudah dilakukan di sebuah acara.
Banyak orang masih awam den-
gan model bisnis sponsorhsip
consultant seperti ST22. Bisa
dijelaskan secara singkat model
bisnis tersebut?
Sistem kerjanya berdasarkan
pada prinsip consultancy / as-
sistance. ST22 Consulting mulai
dengan melakukan sebuah assess-
ment (kajian) sebuah acara, untuk
menemukan daya tarik dan add-
ed value acara tersebut. Setelah
menemukan karakter acara terse-
but, baru dilakukan mapping
(pemetaan) sponsor yang relevan
dengan karakter acara, lalu dibuat
proposal yang customized untuk
para sponsor agar isi dalam pro-
posal sesuai dan mampu menjaw-
ab business objective perusahaan
tersebut melalui sponsorship di
acara ini.
Dilanjutkan dengan proses ne-
gosiasi dan dealing dengan peru-
sahaan sebagai sponsor tersebut.
Selanjutnya, kami melakukan
monitoring dan tutorial kepada
panitia agar mampu menjalankan
dan mencapai setiap kontrapre-
stasi yang sudah disepakati den-
gan para sponsor. Pada akhirnya,
ST22 Consulting membuat sebuah
laporan akhir yang komprehensif
sebagai pertanggungjawaban atas
investasi sponsorship yang sudah
dilakukan perusahaan tersebut di
sebuah acara.
Tantangan apa yang dihadapi
ST22 Consulting ketika mengha-
dapi pihak sponsor?
Tantangan yang kami ha-
dapi sejak dari berdirinya ST22
Consulting adalah bagaimana
mengedukasi para perusahaan
calon pemberi sponsor mengenai
positioning dan ruang lingkup
kerja dari ST22 Consulting. Kami
harus memberi pemahaman ten-
tang apa yang membedakan ST22
Consulting dengan agency, ven-
dor, maupun event organizer lain-
nya, sehingga para calon sponsor
mengerti dan memahami me-
kanisme kerjasama dan manfaat
bekerja sama dengan ST22 Con-
sulting.
Lantas, bagaimana tantangan
ketika menghadapi pihak peny-
elenggara acara atau organizer?
Tantangan yang dihadapi keti-
ka menemui penyelenggara acara
adalah melakukan development
dan aktualisasi cara berpikir or-
ganizer dengan urgenitas men-
jalankan kontraprestasi untuk
para sponsor. Karena selama ini,
kehadiran sponsor masih diang-
gap untuk spending budget di
sebuah acara, sehingga tidak di-
perlukan suatu manajemen yang
terorganisir dalam menjalankan
kontraprestasi untuk para spon-
sor. Sudah menjadi tugas dan
tanggung jawab ST22 Consulting
agar mampu mengedukasi para
panitia agar memahami seutuh-
nya bagaimana membangun dan
mengimplementasi sebuah ker-
jasama professional dengan para
sponsor.
(Doni Rahman)
Pentas seni (Pen-
si) yang meng-
gunakan ST22
sebagai konsultan
sponsorship
StevieThomas
Stevie Thomas,
Tips dari
Pendiri
ST22
Consulting
TWO CENTS WORTH
1. Jeli melihat kesempatan
	 Ketika ingin memulai sebuah bisnis, kita
harus mengetahui kesempatan yang ada di depan
mata. Ketika ingin membuat usaha, kita harus tahu
siapa lawannya serta kelebihan dan kekurangannya.
Isi kekurangan lawan dengan apa yang bisa kita ta-
warkan kepada masyarakat. Konsumen adalah raja.
Itu satu hal yang pasti.
2. Survey kebutuhan untuk bisnis
	 Tanpa survey, bisnis yang dijalankan hanya
akan bergerak di tempat. Survey menjadi penting
ketika membangun bisnis apalagi kalau bisnis terse-
but sudah banyak digeluti lawan. Lebih baik lagi
kalau kita dapat bertindak juga sebagai produsen
yang mampu menyediakan bahan mentah untuk
bisnis kita .
3. Berani mengambil risiko dan bertanggung jawab
	 Pebisnis yang tidak berani mengambil risiko
tidak akan pernah ke mana-mana. Risiko, pada
akhirnya, akan sebanding dengan keuntungan yang
diperoleh. Untuk membuat sebuah bisnis yang
besar, harus ada tantangan yang kita lewati. Untuk
menjadi orang sukses, kita perlu belajar berpikir
luas. Kegagalan selalu ada, namun tidak ada sukses
yang instan.
4. Punya strategi bisnis
	 Kita harus paham bisnis yang kita jalankan.
Kita juga harus memiliki beberapa rancangan
modal, tidak hanya yang realistis tetapi juga yang
pesimis dan optimis. Selain itu ketiga rancangan itu,
diperlukan juga dana yang mumpuni, yang mampu
menjaga kestabilan bisnis. Perencanan ini membuat
kita jauh lebih mawas diri
Pemilik
KopKa,
Wiranata
Adi Loka
5. Menjawab kebutuhan konsumen
	 Kita harus tau apa yang dibutuhkan oleh
konsumen. Contohnya kalau café saya, di sini target
market saya mahasiswa. Tentu saya akan cari tahu
kebutuhan mahasiswa. Mahasiswa butuhnya wifi,
tempat yang nyaman, minuman.Oleh karena itu,
saya hadirkan itu.
6. Mulai dari hal yang kita suka
	 Kalau kita menyukai apa yang kita lakukan
maka kita akan terus bersemangat melakukan hal
tersebut. Walaupun terjadi kesulitan selama perjala-
nannya, tapi kita akan tetap berusaha memajukan
bisnis kita jika dimulai dari hal yang kita suka.
7. Kerja keras
	 Kerja keras adalah kata paling penting
yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha. Kerja
keras harus menjadi tumpuan jika ingin sukses.
Giat dalam bekerja akan membawa bisnis yang kita
jalankan menjadi salah satu nilai berharga baik
bagi diri dan perkembangan usaha. Tidak ada kata
putus asa bagi pengusaha. Karena setiap kesuksesan
berawal dari kerja keras.
(Natasya Olivia)
Tips Memulai Bisnis
About KopKa
KopKa (Kopi dan Kamu) adalah sebuah kafe
dibilangan Depok yang buka sejak 2016. Kafe ini
menggunakan konsep unik yaitu dengan meng-
gunakan harga yang berbeda di setiap storenya.
Hal tersebut dilakukan karena target setiap kafe
berbeda.
46 | The Executive | 3 November 2016
HAHAHAHA

More Related Content

Similar to HAHAHAHA

In-house Magazine Arindafeli
In-house Magazine ArindafeliIn-house Magazine Arindafeli
In-house Magazine ArindafeliLisa Ramadhanty
 
Webinar Sukses Bisnis Digital - 15 June 2017
Webinar Sukses Bisnis Digital - 15 June 2017Webinar Sukses Bisnis Digital - 15 June 2017
Webinar Sukses Bisnis Digital - 15 June 2017Ryan Gondokusumo
 
Proposal bisnis startup rumah dana
Proposal bisnis startup rumah danaProposal bisnis startup rumah dana
Proposal bisnis startup rumah danaAulya Yarzuki
 
Outlook indonesia 2018
Outlook indonesia 2018Outlook indonesia 2018
Outlook indonesia 2018Hasanuddin Ali
 
Masa depan bisnis indonesia di era digital 4
Masa depan bisnis indonesia di era digital 4Masa depan bisnis indonesia di era digital 4
Masa depan bisnis indonesia di era digital 4mawan1983
 
Meningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKI
Meningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKIMeningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKI
Meningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKIDadang Solihin
 
Mapping dan database startup indonesia 2018
Mapping dan database startup indonesia 2018Mapping dan database startup indonesia 2018
Mapping dan database startup indonesia 2018Muhammad Sirod
 
Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan
Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid KontanKiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan
Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid KontanDian Sari Pertiwi
 
materi-sosialisasi-QRIS-20230828 (1).pdf
materi-sosialisasi-QRIS-20230828 (1).pdfmateri-sosialisasi-QRIS-20230828 (1).pdf
materi-sosialisasi-QRIS-20230828 (1).pdfKRistiyantoKRistiyan3
 
Kalteng Branding no cv
Kalteng Branding no cvKalteng Branding no cv
Kalteng Branding no cvPriya Husada
 
ISLAMIC FINANCIAL TECHNOLOGY: NEW OPPORTUNITIES AND CHALLENGES
ISLAMIC FINANCIAL TECHNOLOGY: NEW OPPORTUNITIES AND CHALLENGESISLAMIC FINANCIAL TECHNOLOGY: NEW OPPORTUNITIES AND CHALLENGES
ISLAMIC FINANCIAL TECHNOLOGY: NEW OPPORTUNITIES AND CHALLENGESIAIN Datokarama Palu
 
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era Digital
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era DigitalPengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era Digital
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era DigitalDadang Solihin
 
Wa 081575702292 full jawaban uas the susulan
Wa 081575702292 full jawaban  uas the susulanWa 081575702292 full jawaban  uas the susulan
Wa 081575702292 full jawaban uas the susulanABDULKANGJOKI
 
Kesiapan Transformasi Ekonomi Digital
Kesiapan Transformasi Ekonomi DigitalKesiapan Transformasi Ekonomi Digital
Kesiapan Transformasi Ekonomi DigitalAlvidha Septianingrum
 

Similar to HAHAHAHA (20)

STUDI Ecommerce Indonesia 2016
STUDI Ecommerce Indonesia 2016 STUDI Ecommerce Indonesia 2016
STUDI Ecommerce Indonesia 2016
 
Pointing 1
Pointing 1Pointing 1
Pointing 1
 
In-house Magazine Arindafeli
In-house Magazine ArindafeliIn-house Magazine Arindafeli
In-house Magazine Arindafeli
 
Webinar Sukses Bisnis Digital - 15 June 2017
Webinar Sukses Bisnis Digital - 15 June 2017Webinar Sukses Bisnis Digital - 15 June 2017
Webinar Sukses Bisnis Digital - 15 June 2017
 
Proposal bisnis startup rumah dana
Proposal bisnis startup rumah danaProposal bisnis startup rumah dana
Proposal bisnis startup rumah dana
 
Outlook indonesia 2018
Outlook indonesia 2018Outlook indonesia 2018
Outlook indonesia 2018
 
Masa depan bisnis indonesia di era digital 4
Masa depan bisnis indonesia di era digital 4Masa depan bisnis indonesia di era digital 4
Masa depan bisnis indonesia di era digital 4
 
Meningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKI
Meningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKIMeningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKI
Meningkatkan Ekonomi Kreatif berbasis Digital untuk Mendorong Pariwisata DKI
 
Mapping dan database startup indonesia 2018
Mapping dan database startup indonesia 2018Mapping dan database startup indonesia 2018
Mapping dan database startup indonesia 2018
 
Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan
Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid KontanKiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan
Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan
 
materi-sosialisasi-QRIS-20230828 (1).pdf
materi-sosialisasi-QRIS-20230828 (1).pdfmateri-sosialisasi-QRIS-20230828 (1).pdf
materi-sosialisasi-QRIS-20230828 (1).pdf
 
Kalteng Branding no cv
Kalteng Branding no cvKalteng Branding no cv
Kalteng Branding no cv
 
ISLAMIC FINANCIAL TECHNOLOGY: NEW OPPORTUNITIES AND CHALLENGES
ISLAMIC FINANCIAL TECHNOLOGY: NEW OPPORTUNITIES AND CHALLENGESISLAMIC FINANCIAL TECHNOLOGY: NEW OPPORTUNITIES AND CHALLENGES
ISLAMIC FINANCIAL TECHNOLOGY: NEW OPPORTUNITIES AND CHALLENGES
 
desain
desaindesain
desain
 
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era Digital
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era DigitalPengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era Digital
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era Digital
 
Media Mapping
Media MappingMedia Mapping
Media Mapping
 
Kota Singkawang Dalam Angka 2013
Kota Singkawang Dalam Angka 2013Kota Singkawang Dalam Angka 2013
Kota Singkawang Dalam Angka 2013
 
Wa 081575702292 full jawaban uas the susulan
Wa 081575702292 full jawaban  uas the susulanWa 081575702292 full jawaban  uas the susulan
Wa 081575702292 full jawaban uas the susulan
 
LPJ ISMAIL.pdf
LPJ ISMAIL.pdfLPJ ISMAIL.pdf
LPJ ISMAIL.pdf
 
Kesiapan Transformasi Ekonomi Digital
Kesiapan Transformasi Ekonomi DigitalKesiapan Transformasi Ekonomi Digital
Kesiapan Transformasi Ekonomi Digital
 

More from Natasya Olivia

More from Natasya Olivia (7)

SuaraMakaraRevisi
SuaraMakaraRevisiSuaraMakaraRevisi
SuaraMakaraRevisi
 
Proposal Strategi Komunikasi; Share Wisely
Proposal Strategi Komunikasi; Share WiselyProposal Strategi Komunikasi; Share Wisely
Proposal Strategi Komunikasi; Share Wisely
 
JURNAL SASKARA fix fix
JURNAL SASKARA fix fixJURNAL SASKARA fix fix
JURNAL SASKARA fix fix
 
Majalah Antarkata
Majalah AntarkataMajalah Antarkata
Majalah Antarkata
 
Tabloid IDEAS
Tabloid IDEASTabloid IDEAS
Tabloid IDEAS
 
Broadsheet IDEAS
Broadsheet IDEASBroadsheet IDEAS
Broadsheet IDEAS
 
LENTERA DEPOK FIXXX
LENTERA DEPOK FIXXXLENTERA DEPOK FIXXX
LENTERA DEPOK FIXXX
 

HAHAHAHA

  • 1.
  • 2.
  • 3. 4 | The Executive | 03 November 2016 Pemimpin Redaksi : Keisha Meutia Mongula Koordinator Liputan : Nabila Fatiara 1qra Ardini M. Doni Rahman Editor Nabilla Puteri Fatya Mesha Mediani Design & Layout Natasya Olivia Dzulfiqar Firdaus Anas Nanda Aulia Rachman Raditya Pradipta Reporter Hi Readers, The Executive is a magazine where job seekers, executives, workers, employee, bosses, business- men/women come together. Whether you’re a top CEO at a company or a small shop owner in the heart of the city, this is the magazine for you. It is not just about putting words on papers and design. It is about the journey and the feeling you get out of reading our magazine. The process of being in- spired and motivated and of course well informed. That is what we aim for. Hopefully here you are able to find all sorts of information to fulfill your needs. I thank you all who was involved in making The Executive happen, and to all our new readers, may we always stay in business ;-) Sincerely, Keisha Mongula The Executive Pemimpin Redaksi DAFTAR ISI Consummer Goods hal. 6 Viewpoint hal. 13 Character In Pictures hal. 36 Two Cents Worth hal. 44 TechNow! hal. 7 Government & Public Service hal. 8 Laporan Utama hal. 10 Around The Globe hal. 16 Lifestyle & Entertainment hal. 24 Sports & Hobby hal. 32 Social & Culture hal. 38
  • 4. Varian baru dari manis dan lembutnya es krim kini akan menemani harimu. 5 Oktober lalu, Campina meluncurkan dua jenis es krim barunya: Bold Strawberry Cookies dan Tiramisu Cookies. Kedua varian ini dikembangkan oleh Campina dengan keunikan dan komposisi bahan yang beragam. Hal ini merupakan salah satu bentuk komitmen Campina Es Krim untuk terus memberikan inovasi bagi konsumen dalam menikmati es krim. Kekayaan cita rasa dari kedua varian baru Concerto Bold ini hadir dalam kombinasi yang pas antara es krim cone yang lembut dengan potongan cookies dan saus stroberi pada varian Strawberry Cookies dan saus cokelat pada Tiramisu Cookies. Selain itu, Concerto Bold juga menciptakan kemasan baru yang sederhana namun tetap eye-catching. Varian ini mengganti dua dari lima varian Concerto yang ada di pasaran saat ini. Sebagai bagian dari consumer goods, pasar es krim sangat dipengaruhi oleh daya beli konsumen. Meski kondisi tak selalu menguntungkan, berdasarkan laporan Nielsen, pasar es krim secara penjualan justru meningkat 10% dari tahun sebelumnya. Campina Sendiri mengalami pertumbuhan penjualan sebesar 10%, seperti pergerakan industri. Adapun market share perusahaan asal Surabaya yang berdiri selama 44 tahun ini adalah 25%. Catatan ini membuat Campina berada di kategori dua besar pemain es krim di Indonesia setelah Wall's Unilever. (Keisha Mongula) CONSUMER GOODS Dua Rasa Baru TECHNOW! PIXELSenjata Google di Pasar Ponsel Pintar Tak puas menyandang gelar sebagai situs pencarian nomer satu di dunia, kini Google semakin melebarkan sayapnya dengan meluncurkan ponsel pintar bertajuk “Pixel” pada 4 Oktober lalu. Sejumlah teknologi mutakhir ditawarkan Google sebagai perlawannya terhadap produsen ponsel raksasa macam Samsung dan Apple. Desain Pixel dibalut dengan material kaca-alumunium dan memiliki bentuk unibody. Berbagai fitur baru nan mutakhir juga ditanamkan di ponsel ini, mulai dari kecerdasan buatan Google Assistant hingga fitur Unlimited Storage. Selain itu, tersedia pula fitur Wi-Fi berteknologi Dual Band, navigasi GPS (A-GPS, Glonass), NFC, dan port USB Type-C yang menghiasi sisi bawah smartphone ini. Konektivitasnya memang sangat lengkap, jadi tak heran apabila harga Google Pixel XL dibanderol cukup mahal, mulai dari 8 juta rupiah. Walaupun digadang-gadang sebagai pesaing iPhone 7 buatan Apple dan Galaxy S7 buatan Samsung, Pixel dan saudaranya memiliki satu kelemahan. Pixel dan Pixel XL telah dikonfirmasi tidak anti-air dan anti-debu, meski keduanya memang memiliki sertifikasi rating IP53 (Nanda Aulia Rachman) Harga: Rp 8,4 Juta (Pixel, 32GB); Rp 9,7 Juta (Pixel, 128GB); Rp 10 juta (Pixel XL, 32GB); Rp 11,3 Juta (Pixel XL, 128GB). Fitur Unggulan: Desain nyaman & ringan; Fingerprint; Soft- ware Google Assistant; Kamera 13.2 MP; Memori 32GB & 128GB; Prosesor Qualcomm Snapdragon 821 quad core (dual core 2,15GHz plus dual core 1,6GHz); Grafis Adreno 530; RAM 4GB LPDDR4; aterai fast charging 2770mAh (Pixel) atau 3450mAh (Pixel XL). 6 | The Executive | 03 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 7
  • 5. GOVERNMENT & PUBLIC SERVICES Indonesia Butuh Banyak Pengusaha Baru R atusan ribu p e n g a n g g u r a n tercatat di seluruh penjuru negeri. Seolah hidup tak berpeluang, mereka “pasrah” menunggu pekerjaan datang menghampirinya. Padahal, data menunjukan bahwa dengan pasar sebesar Indonesia, jumlah pengusaha yang ada masihlah sangat minim. Menurutdatayangdikumpulkan oleh HIPMI atau Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, jumlah pengusaha di Indonesia baru mencapai 1,65% dari keseluruhan jumlah penduduk. Masihkurangdarijumlahidealnya yaitu diatas 2%. Jumlah ini masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura (7%), Malaysia (5%) atauThailand(3%).Dantertinggal jauh dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat (11%) dan Jepang (10%). Kurangnyajumlahpengusahadi Indonesia turut menjadi perhatian Muhammad Aaron Sampetoding, Ketua Umum Badan Pengurus Cabang HIPMI Jakarta Pusat. Dari ratusan perusahaan yang bermunculansetiaptahunya,hanya 4% dari perusahaan tersebut yang dapat bertahan selama 5 tahun pertama. Beberapa kendala yang biasa dialami oleh pendatang- pendatang baru di dunia usaha sepertistrategipemasaran,kondisi pasar, kurangnya pengetahuan di bidang finansial, dan faktor-faktor lainnya. “Survei OJK (Otoritas Jasa Keuangan) beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa tingkat wawasan keuangan masyarakat Indonesia baru sekitar 21,84 persen. Ini masih jauh dibawa benchmark Bank Dunia yaitu 30 persen,” kata Aaron, Direktur PT Siner Tunas Persada. Menurutnya, untuk membantu tercapainya perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin baik, dibutuhkan pertumbuhan jumlah dan ragam pengusaha serta dukungan oleh pemerintah. Komunitas maupun organisasi kewirausahaan juga memiliki peran penting dalam meningkatkan pengetahuan pengusaha, terutama yang baru merintis usahanya. Pengetahuan bagi pengusaha baru meliputi bidang finansial seperti konsep keuangan, kebijakan finansial di Indonesia dan informasi terbaru mengenaiprodukfinansialsebagai alat bantu. (Nabilla Fatiara) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia: G empuran Kemen- terian Pariwisata Republik Indo- nesia soal “Won- derful Indonesia” nampaknya berbuah manis. Data mengungkap bahwa Juli 2016 ter- catat sebagai bulan dengan kun- jungan wisatawan mancanegara (wisman) tertinggi ke Indonesia. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik jumlah kunjungan wisa- tawan mancanegara yang datang ke Tanah Air melebihi satu juta kunjungan, lebih tepatnya yaitu mencapai 1,03 juta kunjungan atau mengalami peningkatan sebesar 20,42 persen dibanding bulan sebelumnya. Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, mengatakan bahwa lonjakan jum- lah kunjungan wisatawan man- canegara yang sebesar 17,68% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu dise- babkan adanya kampanye intensif dari pemerintah dan juga adanya atraksi destinasi wisata yang men- jadi daya tarik wisata di Indone- sia. “Pariwisata ini rekor terbaru, melebihi 1 juta wisatawan man- canegara dalam satu bulan. Ini sejarah baru bagi Indonesia.” ucap Sasmito dikutip dari katadata.co. Minat wisman untuk datang ke Tanah Air disebabkan oleh des- tinasi wisata di Indonesia yang menarik perhatian mereka, Sas- mito menjelaskan faktor lain juga disebabkan oleh kondisi udara di Australia yang sangat dingin pada bulan lalu. Sehingga banyak pen- duduk Australia yang berwisata ke Indonesia. Ditambah jarak keduanya juga tak terlalu jauh. Se- baliknya, cuaca yang sangat panas terjadi di Arab. Mengingat warga Arab masih meminimalisir kun- jungan ke Eropa akibat adanya sentimen negatif terhadap orang Islam di kawasan tersebut, maka ini semakin mendorong wisa- tawan asal Arab memilih Indone- sia sebagai tempat berkunjung. Para wisman mayoritas datang melalui 19 pintu utama. Namun, beberapa tempat yang paling sering dikunjungi diantaranya, Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, Ba- tam, dan lain-lain. Jumlah kun- jungannya mencapai 5,86 juta kunjungan. Wisman lain juga datang melalui Pos Lintas Batas (PLB) dan pintu lainnya sebanyak 467.910 kunjungan. Pihak Ke- mentreian optimis bahwa hingga akhir tahun, target yang diingink- an dapat tercapai yakni sebanyak 12 juta wisatawan asing. Nurdiansyah, Asisten Deputi Direktur Bidang Pameran Wisa- ta Wilayah Asia Tenggara, juga meyakini bahwa target tersebut akan terwujud. “Peningkatan drastis pasti akan terjadi akhir ta- hun,” ujarnya dikutip dari tempo. co. Bila pada awal tahun jumlah wisatawan asing mencapai 800ri- bu-900ribu per bulan, Desem- ber nanti, diharapkan jumlahnya akan meningkat menjadi 1,2 juta – 1,5 juta orang. (Keisha Mongula) Kunjungan Wisatawan Asing ke Indonesia Meningkat Dengan kekayaan alam Indonesia yang terhampar di daratan dan lautan, tak salah jika Indonesia disebut sebagai Surga Wisata Dunia. Ilustrasi Wisatawan Asing 8 | The Executive | 03 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 9
  • 6. LAPORAN UTAMA INDONESIA MENUJU 1000 Startup Digital Lewat Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, KIBAR bersama Ke- menterian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia mencoba membangun sebuah peradaban. Menirukan kesuksesan di Sillicon Valley, Amerika Serikat, Indonesia serius menggarap program ini dengan harapan menjadi The Digital Energy of Asia di tahun 2020 mendatang. T ak ada kata terlambat untuk membangun sebuah peradaban. Berbekal sejuta potensi yang dimiliki bangsa ini, KIBAR bersamaKementerianKomunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) lantas meluncurkan Gerakan Nasional 1000 Start-up Digital. Jika masih asing dengan KIBAR, mereka adalah sebuah perusahaan yang bertujuan membangun ekosistem teknologi di Indonesia melalui inisiatif- inisiatif pembangunan kapasitas, mentoring, dan inkubasi di berbagai kota. Kesamaan visi KIBAR dan pemerintah khususnya Kemenkominfo lah yang kemudian membawa mereka pada inovasi gerakan nasional ini. Gerakan ini bertujuan untuk mewujudkan Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia di tahun 2020 mendatang. Dengan ribuan start-up yang akan diluncurkan diharapkan ini akan menjadi solusi atas berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. Gerakan yang resmi dirilis pada 17 Juni 2016 lalu ini bahkan disambut baik oleh Menteri Kominfo, Rudiantara. "Hari ini kita merayakan sebuah pergerakan baru di industri yang luar biasa. Indonesia bisa menjadi world's biggest digital power, bukan cuma di South East Asia," kata Rudiantara. Peserta akan mendapatkan pengetahuan dan materi yang dibutuhkan untuk membuat suatu startup digital yang berkelanjutan. Mulai dari pembentukan pola pikir, membangun sebuah tim, sampai nantinya bagaimana mengembangkan produk, membangun business model, memetakan target pasar, hingga strategi untuk meluncurkan produk di pasar. Untuk mengikuti program ini, peserta dapat mengunduh borang pendaftaran di halaman web gerakan 1000 startup. “Untuk melahirkan seribu startup digital, strategi yang dijalankan adalah mentoring dan pembinaan intensif,” kata Chief Executive KIBAR Yansen Kamto. Pada angkatan pertama ini, ia berujar, terdapat lebih dari 4.000 orang yang telah mendaftar. Jumlahtersebutkemudiandisaring hingga menjadi 200 peserta untuk menghadiri ignition pertama di Jakarta. Program ini terdiri dari lima tahap yang harus diikuti oleh tiap pesertanya. Kelima tahap itu antara lain adalah ignition, workshop, hackaton, bootcamp, dan incubation. Ignition adalah tahapan pembuka melalui seminar denganmenghadirkannarasumber andal yang sudah berpengalaman di bidang teknologi, industri kreatif, dan startup. Kegiatan ini akan digelar di sepuluh kota di Indonesia. Pada tahap workshop peserta akan mendapat pembekalan tentang berbagai hal yang mereka butuhkan saat membangun startup. Materi-materi tersebut meliputi Design Thinking, Market Validation, dan Business Model. Dari tahap ini, akan dipilih 1000 peserta untuk bergabung di tahap Hackathon. Serupa dengan hackathon lainnya, di program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ini para peserta diharapkan dapat membuat sebuah prototipe dari ide startup mereka. 500 peserta terbaik nantinya akan diperbolehkan untuk mengikuti tahap berikutnya. Selanjutnya adalah tahap bootcamp yang berisi sesi mentoring mendalam agar para calon startup dapat menjalankan bisnis mereka dengan baik. Dari tahap ini, akan dipilih 200 peserta terbaik untuk masuk ke tahap terakhir, Inkubasi. Di tahap ini, para peserta akan kembali mendapat pelatihan agar startup 10 | The Executive |03 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 11
  • 7. LAPORAN UTAMA mereka mendapat valuasi yang diharapkan. Dengan 200 peserta setiap tahunnya, diharapkan target 1000 startup digital di tahun 2020 dapat tercapai. Berbagai pakar dan pelaku di bidang startup tergabung dalam program ini sebagai mentor. Mulai dari Noor Arief, Direktur Utama Dagadu, sampai dengan Zam Arianto, CEO dari Sedekah Ilmu. Total terdapat 87 orang mentor dari berbagai latar belakang ilmu. Gerakan Nasional 1000 Startup Digital akan berlangsung di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. Lalu menyusul di kota Bandung, Semarang, dan Malang pada September sampai Desember tahun ini. Setelah itu, program yang sama juga akan diselenggarakan di kota Medan, Pontianak, Denpasar, dan Makassar dari bulan Juni hingga Februari 2017. Dari gerakan ini, Kemenkominfo berharap Indonesia akan meraih total valuasi hingga mencapai US$10 miliar atau sekitar 133 triliun rupiah. Menurut KIBAR dan Kemenkominfo target tersebut adalah tolak ukur awal yang realistis. Mereka juga berharap program ini akan melahirkan 1000 startupdigitalyangberkualitasdan nantinya mampu menggerakkan elemen masyarakat lainnya untuk semangat berwirausaha dengan memanfaatkan teknologi. Gerakan Sinergis Saat ini sebenarnya sudah ada beberapa program untuk mendorong lahirnya lebih banyak startup digital yang dibuat pemerintah. Contohnya Bekup yang dibuat Bekraf dan Solusi Desa Broadband Terpadu yang dibuat oleh Kemenkominfo sendiri. Dari pihak swasta, Google pun telah mempunyai program kursus Android gratis bernama Indonesia Android Kejar. Melihat fenomena tersebut, Menkominfo Rudiantara mengatakan kalau sudah seharusnya semua pihak di tanah air untuk bergerak demi membuat lebih banyak startup digital di Indonesia. “Saya sendiri tengah mempersiapkan sebuah program homeschooling untuk membina para developer tanah air,” ujar Rudiantara. Program dan gerakan seperti ini tak hanya terjadi di Indonesia. Salah satu contohnya adalah Malaysia. Lewat startup, pemerintah Malaysia bekerja sama dengan kaum muda untuk mengembangkan startup dan jiwa pengusaha muda. Dash Dhakshinamoorthy dan Rebecca Hwang lah yang memulai prakarsa ini pada 2010 lalu. Mereka mencoba membawa “Silicon Valley” ke Malaysia. Sejak saat itu startup Malaysia menjadi program akselerasi untuk mengembangkan dan membantu startup disana. Mereka juga membuat berbagai program dan gerakan yang dapat menumbuhkan ekosistem startup yang mumpuni di negeri Jiran itu. Salah satu programnya adalah Global Startup Youth ASEAN yang sudah diadakan 2 tahun terakhir. Mereka mengundang para mahasiswa dari sekitar Asia Tenggara untuk berkompetisi dalam bootcamp yang diadakan selama dua hari. 150 mahasiswa PotensiindustridigitaldiIndonesiasendirimemangtakdapat dipandang sebelah mata. Ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia saat ini. Kondisi tersebut tentu merupakan modal besar bagi Indonesia untuk mengembangkan e-commerce dan bisnis aplikasi teknologi digital. akan disaring dalam beberapa tim dan akan berkompetisi untuk mendapatkan dana investasi sebesar 25.000 Ringgit Malaysia atau sekitar 78 juta rupiah serta inkubasi dari mentor-mentor ternama di ASEAN dan Silicon Valley selama 3 bulan. Asal Mula Gerakan Semua bermula saat Presiden Jokowi melihat langsung ekosistemstartupdiSiliconValley, Amerika Serikat. Ia kemudian langsung mencanangkan visi agar Indonesia dapat menjadi “The Digital Energy of Asia” pada tahun 2020 mendatang. Potensi industri digital di Indonesia sendiri memang tak dapatdipandangsebelahmata.Ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia saat ini. Kondisi ini merupakan modal besar bagi Indonesia untuk mengembangkane-commercedan bisnis aplikasi teknologi digital. Volume bisnis ini diprediksi akan mencapai USD 130 Miliar dengan angka pertumbuhan 50 persen per-tahun menurut siaran pers Kemenkominfo. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, bekerja untuk menciptakan peta jalan e-commerce dan ekosistem industri teknologi digital yang terus berkembang dan berkesinambungan. “Indonesia memiliki keberagaman budaya yang sangat kaya. Jika dipadukan dengan kekuatan teknologi digital, ini adalah modal besar untuk menghasilkan inovasi dan kreativitas yang begitu unik. Mari kita berhenti bermimpi dan menolak terbuai dengan potensi. Mari kita bergerak bersama dan berkarya menciptakan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan dunia,” kata Chief Executive KIBAR Yansen Kamto. Hal lain yang harus dipahami adalah gerakan yang ada di Indonesia ini bukanlah sebuah kompetisi ataupun one-off program, namun merupakan sebuah rangkaian menyeluruh. Startup yang ingin diciptakan oleh gerakan bersama ini adalah startup yang fokus menciptakan solusi dari suatu permasalahan dengan memanfaatkan teknologi digital, seperti melalui aplikasi mobile, website, dan IoT. (Nanda Aulia Rachman) Indonesia memiliki keberagaman budaya yang sangat kaya. Jika dipadukan dengan kekuatan teknologi digital, ini adalah modal besar untuk menghasilkan inovasi dan kreativitas yang begitu unik. Yansen Kamto, Chief Executive Kibar 12 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 13 Yansen Kamto
  • 8. VIEWPOIINT B oleh dikatakan, tahun 1990- an adalah masa keemasan inter- net. Pasalnya, saat itulah muncul web browser pertama di dunia, Mosaic. Ke- gilaan akan internet kemudian memupuk suatu budaya dan fenomena ekonomi yang terkenal dengan sebutan dot- com boom. Lantas, sebagian pebisnis sadar akan pelu- ang bahwa internet dapat menjadi lahan potensial untuk meraup rejeki. Pada tahun 1994, misalkan, Jeff Bezos mendirikan Amazon.com yang kini menjadi online retail terbesar di dunia. Ia yang awalnya hanya menjual buku di situs tersebut, kini menjadi CEO dengan kekayaan sebe- sar USD 71,8 milyar per 2016. Sejak itu, e-commerce, atau perdagangan elektronik mulai menjamur, baik di dalam maupun luar negeri. Ha- sil riset yang diprakarsai oleh Asosiasi E-commerce Indo- nesia (idEA), Google Indonesia, dan TNS (Taylor Nelson Sofres) memperlihatkan bahwa tahun 2013 nilai pasar e-commerce Indonesia mencapai US$8 miliar (Rp 94,5 triliun) dan di tahun 2016 diprediksi naik tiga kali lipat menjadi US$25 miliar (Rp 295 triliun). Selain berbentuk e-commerce, pemanfaatan internet sebagai lahan potensial penghasil keuntungan juga dapat berbentuk aplikasi atau software yang bisa diakses di berbagai gawai. Kini, tren yang berkembang di kalangan muda adalah berlomba-lomba membangun startup. Beberapa tahun terakhir, istilah ‘startup’ acapkali terdengar di publik. Istilah ini terpampang di berbagai media, baik media massa maupun media sosial. Perkem- bangan startup juga tak luput dari topik pembicaraan berbagai kalangan. Meski begitu, belum ada definisi teo- ritis yang mampu menjelaskan pengertian startup. Belum juga ditemukan kata serapan Bahasa Indonesia yang co- cok untuk ‘startup’. Dikutip dari Merriam-Webster, Start- up adalah “a fledgling business enterprise” yang artinya “sebuah perusahaan bisnis yang masih muda” Amerika Serikat (AS) sebagai negara adidaya, telah meluncurkan berbagai startup berlandaskan ide kreatif. Startup juga dirancang untuk memfasilitasi kebutuhan kon- sumen dengan cara yang unik. Startup AS yang berkonsep unik antara lain; 1) DogVacay; aplikasi jasa penitipan anjing peliharaan, 2) Doctor on Demand; aplikasi dokter virtual, serta 3) Tinder, ap- likasi pencarian jodoh. Tak hanya di AS, potensi bisnis di industri digital dalam negeri juga tak kalah menggiurkan. Contoh ke- berhasilan startup karya anak bangsa pun cukup banyak. Sebut saja Gojek, pelopor ojek online Indonesia. Gojek diciptakan untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan transportasi umum yang cepat dan murah. Terlebih dalam menghadapi jalanan ibukota yang selalu macet. Permintaan masyarakat ini tidak dapat diwujudkan Pemerintah. Hingga akhirnya Gojek berangkat dari per- masalahan tersebut dan tercipatalah inovasi brilian itu. Lain lagi dengan YesBoss. Startup ini menawarkan layanan asisten personal yang berbasis SMS. Pengguna cukup menghubungi YesBoss lewat SMS untuk melaku- kan tugas tertentu. Sebut apapun yang Anda inginkan, entah itu minta dibelikan tiket bioskop, reservasi hotel, hingga delivery sevice. Kemudian, bangsa kita mencip- takan aplikasi KosKost, yang mana memudahkan peng- guna untuk mencari tempat kos terdekat kampus mereka. Ketiga startup di atas adalah sebagian kecil dari ratu- san (atau mungkin ribuan) startup yang dibangun bangsa kita. Mereka – pendiri startup – cermat menganalisis ma- salah atau kebutuhan yang timbul di masyarakat. Startup pun menawarkan kemudahan hidup yang mungkin tak disediakan perusahaan konvensional. Namun, untuk dapat memenangkan persaingan bisnis di industri digital, Startup haruslah mengusung konsep unik yang authentic. Masa depan industri digi- tal memang tak dapat diprediksi. Meski begitu, dapat di- pastikan industri digital akan terus berkembang seiring bertambahnya kebutuhan. Pebisnis startup sadar bahwa mereka harus terus berinovasi untuk menghadapi din- amika masa depan. Start-Up Menjamur, Hasil Kreativitas Generasi Muda Oleh: Mesha Mediani 3 November 2016 | The Executive | 15
  • 9. AROUND THE GLOBE Trump vs Clinton : bentrok perencanaan ekonomi amerika serikat Sebagai negara adidaya, pemilihan Presiden Amerika Serikat menarik untuk dicermati, terutama perencanaan ekonomi kedua kandidat calon presiden (capres). Dalam debat capres pertama yang diselenggarakan di New York, Senin, 26 September 2016 waktu setempat, perencanaan ekonomi kedua kandidat untuk Amerika Serikat nampak bentrok. Hillary Rodham Clinton dari PartaiDemokratmenilaikebijakan ekonomi lawannya, Donald John Trump dari Partai Republik, kontra terhadap rakyat kecil dan beresiko pada keamanan negara. Menurut Clinton, perencanaan ekonomi Trump seolah-olah nampak berpihak pada rakyat kecil dengan menjanjikan perbaikan perekonomian, termasuk kebangkitan industri dan pemotongan pajak. “Namun, di balik itu, pemotongan pajak untuk korporasi, justru hanya akan menguntungkan kaum kaya, termasuk dirinya,” kata Clinton seperti dilansir dalam Kantor Berita Reuters. Dalam pemaparan visi ekonominya bagi Amerika Serikat, Trump menyatakan akan menghilangkan pajak real dan memotong tarif pajak korporasi dari 35% menjadi 15%. “Orang kaya akan membayar secara adil tapi tidak ada yang membayar begitu banyak sehingga merusak kemampuan kita untuk bersaing,” kata Trump seperti dilansir dalam BBC, Selasa, 9 Agustus 2016 lalu. Pernyataan ini menuai kritik keras dari Clinton. Menurutnya, Trump mencoba mengurangi kewajiban pajak konglomerat atas pendapatan mereka yang akan berimbas pada pengurangan anggaranbagikepentinganpublik. “Pemotongan pajak tersebut akan menyelamatkan keluarga Trump dari kewajiban (pajak, red) senilai US$ 4 miliar,” kata dia. Berbeda dengan Trump, Clinton ingin menaikkan pajak terhadap orang kaya dengan cara menambahkan braket tambahan untuk yang berpenghasilan tinggi, yaitu tambahan pajak 4 persen bagi orang yang penghasilan lebih dari USD 5 juta per tahun atau setara Rp 65 miliar. Ia juga berencana akan mengenakan pajak yang lebih rendah pada perusahaan yang mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja dan meningkatkanpengeluarannegara untuk pelatihan kerja. Perihal penawaran perdaganganbebas,keduakandidat tersebut juga tidak sepaham. Trump, dalam perencanaan ekonominya, mengajukan negosiasi ulang kesepakatan perdagangan untuk tujuan untuk mencapai kesepakatan yang “memenangkan” Amerika. "Kota Detroit dulu pernah menjadi impiandariberbagaikotadidunia," kata Trump seperti dilansir dalam US Today, Senin, (8/8/2016). "Itu terjadi saat kita dipimpin pemerintah yang mengutamakan Amerika," lanjutnya. Di lain pihak, Clinton pernah mengritik kebijakan perdagangan Trump ini beresiko menimbulkan perang dagang yang akan menyulitkan Amerika bersaing di panggung global. Kritik Clinton pun dibalas oleh Trump dengan menyebutnya plin-plan. Trump mengatakan bahwa sebelumnya Clinton mendukung adanya Trans-Pacific Partnership (TPP), yang mendorong liberalisasi negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Namun, saat debat pertama kandidat capres, Clinton justru hal menyatakan akan melakukan negosiasi ulang yang akan memenangkan AS dalam persaingan perdagangan bebas. “Bukan sekali ini saja (red: sikap plin-plan Clinton), termasuk dari mendukung NAFTA tiba-tiba jadi mengkritiknya,” kata Trump. Pada sektor lapangan kerja, kedua kandidat sama- sama berusaha untuk mengurangi tingkat pengangguran di Amerika Serikat. Namun, Trump lebih fokus untuk mendorong lebih banyak pengusaha membuka usahanya di Amerika Serikat. Karena itu, ia akan menurunkan pajak dan menghapus peraturan yang menyulitkan perusahaan dalam berinvestasi di sektor padat karya. Adapun Clinton menyerukan belanja infrastruktur dan investasi di bidang energi baru untuk mengangkat jumlah pekerjaan di sektor tersebut. (Iqra Ardini) 16 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 17 Foto ilustrasi Clinton dan Trump
  • 10. S ekilas, bahan bangunan tersebut tak jauh berbeda dengan yang biasa dijual pada kisaran harga 800 Rupiah di toko bangunan. Bentuknya balok, warnanya kemerahan, dan sama- samaterbuatdaritanahliat.Tetapi, ada satu alasan yang memotivasi orang untuk membelinya, yakni sebuahmerkyangterterapadanya; “Supreme”. Supreme adalah sebuah brand fashion streetwear, gaya khas berpakaian kaum muda urban asal AS yang identik dengan budaya skateboard, hip-hop, dan punk rock. Brand ini lahir dari tangan seorang James Jebbia pada tahun 1994 dengan toko pertamanya yang terletak di Lafayette Street, NewYork. Untuk kalangan awam, Di Balik Kuatnya Brand Supreme nama Supreme mungkin belum banyak dikenal. Namun, untuk mereka yang telah mengenal dan menjadi konsumennya, Supreme memiliki daya tarik yang kuat. Layaknya produkApple, ketika Supreme merilis produk barunya, antrian panjang biasa terbentuk dengan sendirinya. Dalam antrian itu, ada yang menunggu belasan jam sebelum toko dibuka dan ada pula yang telah menginap dalam barisan sejak sehari sebelumnya. Seringkali, lalulintas di sekitar toko terganggu akibat antrian ini. Panjangnya bisa mencapai dua blok di Kota New York. Bahkan, pernah suatu kali kepolisian Kota NewYork terpaksa harus menutup toko karena antrian membuat kendaraan tidak bisa melintas. Di era digital kini, Supreme juga memiliki gerai online. Secara online, Supreme merilis produknya pada pukul 11 pagi, bersamaan dengan waktu rilis di toko. Namun dalam hitungan detik, anda akan menemukan produk yang dipajang pada website berada dalam status “Sold Out”. Ya, Supreme dikenal sebagai brand yang selalu berhasil menjual habis produknya. Mulai dari t-shirt, jaket, sepatu, celana dalam, kaus kaki, helm sepeda motor, batu bata, palu, hingga linggis. Beberapa benda yang disebutkan belakangan mungkin tidak masuk di akal mengingat yang dibicarakan adalah sebuah brand fashion. Namun, kita juga mesti kembali lagi, yang kita bicarakan kini adalah Supreme. Complex News pernah mewawancaraiseorangkonsumen Relakah anda merogoh kocek sebesar 30 Dollar Amerika Serikat (AS), atau setara 400 ribu Rupiah, hanya untuk sebuah batu bata? Beberapa orang rela melakukannya. Bahkan, mereka berani menjual kembali batu bata tersebut dengan harga yang lebih tinggi. Tengoklah halaman eBay. Di sana, harga jual tertinggi yang ditemukan mencapai angka 1000 Dollar AS, atau setara 13 Juta rupiah. AROUND THE GLOBE Vokalis The Smiths, Morrissey, bergaya mengenakan T-shirt keluaran Supreme. Foto ini juga digunakan oleh Supreme sebagai gambar desain T-shirt yang mereka produksi. 18 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 19
  • 11. pada Drop Day sebuah jaket klub New York Yankees di toko Supreme Lafayette Street. Sang konsumen mengaku bahwa ia sama sekali tidak senang dengan Baseball dan tak tahu satupun nama pemain Yankees. Lantas, sang reporter bertanya : “kenapa anda rela berbaris berjam-jam?” jawabannya singkat: “Karena ini (jaket) Supreme,” MembangunBranddanStrategi Marketing Ketika para penggemar Supreme ditanya tentang alasan mereka begitu menggandrungi brand tersebut, jawaban yang paling sering ditemukan adalah faktor “Hype”. Sebab, brand ini sering diasosiasikan dengan hal- hal yang dikenal “keren” dan populer. Supreme telah menjadi benda bernilai untuk dikenakan oleh para artis rap dan artis pop lainnya. Dalam ajang Paris Fashion Week terakhir, Kanye West nampak hadir menggunakan jaket hijau bermotif loreng dari Supreme. Di bulan September lalu, Frank Ocean nampak tampil dalam acara “Saturday Night Live” menggunakan jersey hockey Thunderbird keluaran Supreme. Supreme juga dikenal sering melakukan kolaborasi dengan brand ternama, seperti: Nike, Clarks, Vans untuk produk sepatu. North Face dan Stone Island Jika kita bisa menjual- nya 600 buah, kita akan memproduksinya 400 buah, begitulah cara kami. untuk produk mantel. Commes des Garcons untuk produk jaket dan A.P.C. untuk produk celana jeans. Namun, dibalik imej yang kuat, strategi pemasaran yang dilakukan juga berpengaruh dalam membentuk nilai tukar bagi produk-produk Supreme. Strategi utama Supreme dalam pemasarannya adalah dengan cara mencari keuntungan melalui aspek kelangkaan produk pada pangsa pasar niche – pasar yang sangat terfokus. “Jika kita bisa menjualnya 600 buah, kita akan memproduksinya 400 buah, begitulah cara kami,” kata pendiri brand Supreme James Jebbia. Supreme pandai memposisikan dirinya untuk sulit didapatkan. Walaupun terdapat permintaan yang besar, Supreme berpendirian untuk membuat produknya dalam jumlah sedikit dan terbatas. Satu buah desain dari suatu produk hanya akan diproduksi dan dijual dalam satu kali rilis dan tidak akan dijual lagi di waktu yang lain. Walau menjual barang dalam stok yang minim, di toko resminya barang-barang itu tetap dijual dalam harga yang cukup terjangkau. T-shirt, misalnya, Supreme biasa menjualnya di kisaran harga 30-40 Dollar As. Harga retail yang terjangkau, stok yang minim, namun diminati oleh banyak orang dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk membangun bisnis dengan cara menjualkembaliprodukSupreme. Mereka ini dikenal dengan istilah “Reseller”, yang berperan membangun pasar sekunder yang menjual produk Supreme melalui Internet seperti di eBay dan Instagram. Menurut laporan News Complex, harga yang dipatok oleh para Reseller ini bisa berlipat sebanyak 1200 persen dari harga aslinya. Selisih harga jual Reseller dan harga retail yang besar membuat banyak orang terjun ke dalam model bisnis tangan kedua ini. Sehingga, secara tidak langsung produk Supreme dapat terjual habis walau kemudian dijual kembali di tangan orang lain. Karena produk Supreme sulit diperoleh, secara tak langsung kesan eksklusif muncul pada brand tersebut. Logo klasik yang berbentuk kotak berwarna merah bertuliskan nama “Supreme” seolah dapat menjadi penanda bahwa pemakainya memiliki hal yang bernilai dan berbeda dari orang lain. "Dalam beberapa hal, apa yang membuat orang ingin membeli Supreme adalah faktor kompetitif,” kata kolektor produk Supreme, Musa Ali, yang berdomisili di London. “Terutama aspek sosial dimana anda dapat pergi keluar dan cenderung memiliki perasaan bahwa tidak ada orang yang akan mengenakan pakaian yang sama dengan anda,” katanya melanjutkan. Seorang psikolog konsumen dari University Colleg London, Dr. Dimitrios Tsivrikos, berpandangan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk membe identitasnya dengan cara menampilkan simbol-simbol yang dapat membedakan dirinya dengan orang lain. “Kita mengumpulkan benda- bendauntukbertahanhidup,bukan hanya secara fisik melainkan juga secara psikologis, dimana manusia membutuhkan hal yang membedakan diri kita dengan orang lain,” kata kata Tsivrikos, “dengan kata lain, mengoleksi produk Supreme membantu seseorang untuk membangun identitasnya dengan hal-hal yang unik dan langka.” Pendiri Supreme, James Jebbia, menjelaskan bahwa apa yang membuat orang menyenangi brand yang ia bangun sesederhana hanya karena Supreme telah memproduksi barang-barang dengan kualitas yang baik. Ia mengaku heran ketika orang- orang sulit menerima kenyataan bagaimana penggemar Supreme berusaha memperoleh produk yang mereka inginkan. Ia merasa melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh brand seperti Luis Vuitton dan Uniqlo : merilis barang baru yang dicintai dan ingin dimiliki oleh para pelanggan. “Tidak ada trik khusus, semuanya adalah soal produk yang baik,” kata Jebbia. (Fauzy Dzulfiqar) Suasana antrian di depan outlet Supreme saat rilis produk berlangsung di Lafayette Street, New York Kermit The Frog, salah satu ikon budaya Populer yang turut berkolaborasi dengan Supreme. 20 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 21
  • 12.
  • 13. LIFESTYLE & ENTERTAINMENT Rumah Mode Louis Vuitton Tolak Kerjasama dengan Amazon P aris, Perancis – Melihat bagaimana saat ini Amazon memasarkan produk atau merek yang dikategorikan sebagai barang mewah yang mudah dijangkau (ac- cessible luxury), pihak Louis Vuitton Moët Hennessy (LVMH) menolak untuk bergabung diantaranya. Louis Vuitton (LV) bersikeras untuk tak menerima tawaran kerjasama perusahaan retail berbasis internet tersebut. Jean- Jacques Guiony selaku kepala bagian keuangan rumah mode tersebut mengatakan bahwa mereka merasa merek LV tak selaras dengan Amazon dan kesan merek mereka secara kes- eluruhan. Ia juga merasa bahwa penggabungan atau hubungan kerjasama antara keduanya tak tepat. Amazon telah mengembangkan bisnis dalam ranah fashion selama bertahun-tahun. Namun Amazon masih belum berhasil mengajak merek-merek kelas atas untuk menjual produk mer- eka di situsnya. Hal itu disebabkan oleh kekhawatiran berbagai merek tersebut akan ketidaksesuaian harga yang diberikan den- gan kesan merek secara keseluruhan. Brand LV sendiri mengalami peningkatan dalam penjualan- nya sebanyak 5.7% karena terdapat perdagangan yang kuat di flagship store mereka serta permintaan yang tinggi terutama dari konsumen mereka yang berasal dari Cina baik di negara mereka sendiri maupun warga negara Cina yang berada di luar. Saham LV, yang telah meningkat lebih dari 14 persen tahun ini, meningkatkan net worth keseluruhan perusahaan tersebut menjadi 80,2 Triliun euro. (Keisha Mongula) 24 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 25
  • 14. LIFESTYLE & ENTERTAINMENT pakar psikologis, setipe.com me- mungkinkan penggunanya men- emukan pasangan yang ‘pas’ me- lalui 100 pertanyaan yang harus dijawab. Berdasarkan jawaban itu, setipe.com akan membantu men- carikan seseorang yang cocok dengan kepribadian si pengguna. Situs ini pun resmi diluncurkan pada tahun 2013. Inovasi ini sukses menjodo- hkan lebih dari 100 pasangan. Bahkan, beberapa di antaranya naik ke kursi pelaminan. Men- gutamakan personalisasi layanan dan fitur terbarukan, start up ini berhasil menarik ribuan penggu- na. Dengan percaya diri, situs ini mengusung tagline “Matchmak- ing Nomor Satu untuk Cari Jodoh di Indonesia” Sebelumnya, pria kelaharan Jakarta, 25 Februari 1981 ini juga telah sukses membangun produk flagship MBDC Media. Usaha ini dirintis sejak dia masih berku- liah di Technical University of Hamburg, Jerman pada 2001 lalu. Berawal dari keisengan Tian menulis cerita-cerita humor soal isu hangat di Indonesia, MBDC atau malesbanget.com justru berkembang menjadi website yang digandrungi remaja hingga saat ini. Kabarnya, MBDC telah memperoleh suntikan dana dari Rebright Partners dan 500 start up lain. Pada 2011, Tian dan co- founder lainnya mendirikan PT MBDC Media yang bertindak se- bagai perusahaan induk bagi Sub- tube (perusahaan pengembangan web), MalesBanget, dan proyek lainnya yang ingin mereka ban- gun di masa depan. Selain memantau perusahaan- nya sendiri, Tian bangga dapat terjun langsung menjadi produs- er untuk berbagai video MBDC. Salah satunya adalah film seri travel yang tayang di Youtube, Ja- lan Jalan Men. Bahkan, salah satu televisi swasta menyiarkan seri ini karena melihat animo pemirsa yang besar. “Sebenarnya saya bukan tipe serial entrepreneur yang suka membangun sebuah usaha dan membiarkan orang lain men- jalankannya. Saya tipe orang yang agak posesif. Saya senang me- mimpikan hal keren yang bisa saya peroleh dan mengejar mimpi tersebut,” kata Tian, dilansir dari technisia.com. Suami aktris Titi Kamal terse- but sadar jika dunia keartisan tak selamanya dapat menopang per- ekonomiannya. Berbekal keahlian teknologi yang ia peroleh sewaktu kuliah, Tian terus menciptakan inovasi di media. Tak hanya itu, Tian cermat mengatur perputaran uangnya dengan bisnis sampingan lainnya seperti di bidang properti dan kuliner. Kini, Tian telah membuka banyak lapangan pekerjaan dan memotivasi banyak orang untuk senantiasa kreatif dan peka meli- hat peluang. Sebagai seorang bos, ia tak ragu berdiskusi dengan se- luruh karyawan. Ia selalu pasang kuping mendengar ide-ide ‘ajaib’ yang disampaikan kepadanya. “Semakin mereka berpikir out of the box, semakin aneh, malah semakin bagus,” kata Tian, dikutip dari liputan6.com. Tian melanjut- kan, ide kreatif tersebut tak dapat ditemukan dalam buku, melaink- an berasal dari otak si pemilik ide. (Nabilla Puteri Fatya) di kala senggang. Dia jeli meli- hat berbagai peluang bisnis yang dapat menghasilkan pundi-pundi Rupiah. Beberapa tahun terakhir, Tian tertarik menggeluti bisnis me- dia online. Bersama rekannya, ia mengembangkan situs setipe. com. Situs yang diperuntukkan sebagai medium biro jodoh ini berawal dari kepekaan Tian pada fenomena ejekan ‘galau’ dan ‘jom- blo’ di masyarakat. Dari situ, ia terpikir untuk menciptakan biro jodoh yang ‘matang’ dan tidak asal-asalan. Bekerjasama dengan Bagai ungkapan meniti buih di lautan, begitulah seorang Christian Sugiono dalam melihat peluang bisnisnya. Christian Sugiono Giat Cari Peluang di Dunia Online N ama Christian Su- giono dapat diper- hitungkan sebagai seorang penggiat usaha start up di Jakarta. Selain dikenal sebagai aktor, Tian, panggilan akrabnya, jugalah seorang programmer malesbanget.com setipe.com Christian Sugiono 26 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 27
  • 15. LIFESTYLE & ENTERTAINMENT B eberapa tahun tera- khir, tren bisnis startup tengah berkembang di Indonesia. Industri kreatif di dunia digi- tal pun diwarnai oleh pengusaha muda dengan ide-ide segar yang inovatif. Demi menunjang akti- vitas, mereka jelas membutuhkan tempat kerja yang kondusif. Ter- lebih, mereka butuh suasana yang nyaman untuk saling bertukar Co- Working Space pikiran. Kebutuhan mereka akan tempat strategis untuk bekerja pun semakin tinggi. Kemajuan bisnis startup men- dorong terciptanya ruang kerja yang lebih fleksibel, murah serta efisiendalampenggunaannya.Tak hanya sekadar kafe yang ramai se- hingga sulit menciptakan suasana kerja yang kondusif. Bisnis ruang kerja bersama atau co-working space menjadi pilihan bagi para pengusaha muda untuk menghe- mat pengeluaran terutama di bidang sewa kantor Sistem sewa co-working space dihitung berdasar- kan jam peng- gunaanya, sekitar 1-3 jam. Kisaran harga sewa co- working space di Jakarta bervariasi, mulai dari Rp 75 ribu sampai Rp 90 ribu per tiga jam. Minimnya bi- aya yang harus dikeluarkan untuk sewa co-working space pun dinik- mati oleh Stevie Thomas, seorang pengusaha startup di bidang kon- sultan. “Di sini (co-working space – red) enak. Kami nggak usah sewa kantor lagi. Tempatnya juga strat- egis jadi nggak perlu bayar mahal untuk tempat yang terjangkau,” kata Stevie yang menggunakan co-working space di kawasan Te- bet, Jakarta Seatan. Singkatnya, co-working space merupakan kantor. Dalam ru- angan kantor tersebut, terdapat banyak orang dari berbagai bis- nis masing-masing. Co-working space dulunya lebih dikenal den- gan istilah SOHO atau Small Of- fice Home Office yang diutamak- an untuk para freelancer. Istilah ini digunakan untuk menggam- barkan sebuah ruangan yang dija- dikan kantor di dalam rumah. Seiring berjalannya waktu, tingkat kebutuhan para freelancer ataupun pengusaha yang membu- tuhkan jasa SOHO terus menin- gkat. Sejak itu, mulai banyak di- buka tempat-tempat umum yang diperuntukkan untuk bekerja ini. Tentu kehadiran co-working space sangat membantu para pelaku bisnis, khususnya bisnis rintisan yang masih dalam ta- hap pengembangan. Selain me- nyediakan ruang yang nyaman, co-working space juga berperan layaknya ruang kerja profesional. Umumnya, co-working space me- miliki jaringan internet, telepon dan faksimili, ruang rapat, pan- try, serta fasilitas lainnya yang menunjang pekerjaan para pelaku bisnis dalam melakukan kegiatan- nya. Co-working space adalah se- buah lokasi alternatif perusahaan dapat menjalankan kegiatan op- erasional bisnis secara kolaboratif dengan perusahaan startup lain- nya. Ruang kerja ini cocok sebagai tempat berkumpulnya para peru- sahaan startup dan individu yang memiliki spirit entrepreneurship. Di sinilah, para pebisnis startup dapat bertukar ide dan pengala- man sesuai bisnis masing-masing. Salah satu co-working space yang nyaman adalah Kolega Co- working Space di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Di sana, sering- kali diselenggarakan workshop yang berkaitan dengan entrepre- neurship. Selain itu, aksesibilitas dan lokasinya mudah dijangkau karena dekat dengan stasiun. Tak heran, co-working space berkon- sep minimalis tersebut tak pernah sepi oleh para pengusaha muda. (M. Doni Rahman) Solusi Ruang Kerja Minim Biaya 28 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 29 Tempat duduk nyaman untuk (atas) Ilustrasi orang yang se- dang bekerja di cafe dengan konsep homy (kanan) Beberapa cafe yang saat ini membuat konsep ruangan nyaman
  • 16. LIFESTYLE & ENTERTAINMENT M enjadi minori- tas tak berarti selalu tertin- das. Ini pula yang terjadi pada Sheikha Hanadi bint Nasser Al Thani, seorang wanita muslim asal Qatar. Tak seperti keban- yakan wanita Arab lain yang seringkali dipandang sebelah mata, Sheika menunjukan ke- mampuan berbisnisnya yang luar biasa. Bahkan, Sheika dinobatkan sebagai salah satu orang yang paling berpengaruh pada pereko- nomian Qatar. Bagaimana tidak, namanya selalu tertera pada deretan daftar wanita muslim terkaya di dunia. Hal yang membedakan dirinya dengan kebanyakan wanita muslim kaya lainnya adalah harta Sheika yang diperoleh dari keringatnya sendiri. Kekayaaan- nya bukan berasal dari suami dan bukan pula karena dirinya adalah putri seorang Raja. Sheika adalah seorang pekerja keras yang menekuni berbagai perkerjaan sekaligus. Ia adalah pengusaha real estate, inves- tor, juga bankir yang sangat berpengaruh. Kompetensi yang dimilikinya membuat ia didaulat menjadi penasihat khusus bank kenamaan dunia, Standard Chartered. Baru-baru ini, Sheika juga mengemban tanggungjawab sebagai seorang CEO dari proyek pengembangan Al Waab City Real Estate. Tak ada yang tahu pasti berapa total kekayaan Sheika, namun salah satu laman situs bisnis asal Timur Tengah menyebutkan bahwa kekayaannya mencapai lebih dari USD 15 miliar atau sekitar 171,1 triliun Rupiah. Sheika tak meraih kesuksesan- nya secara instan. Sejak berku- liah di Qatar University, ia telah menunjukan prestasinya hingga dipercaya menjadi asisten dosen di jurusan ekonomi. Ia kemudian melanjutkan studi S2 di Univer- sity of London dan mendapat- kan gelar doktornya di London Business School. Menurutnya, pendidikan adalah kunci untuk mengubah jalan hidup seseorang. Pendidikan adalah jalan untuk meningkatkan derajatnya sebagai seorang yang seringkali dianggap minoritas. Usaha dan kerja kerasnya memang tak sia-sia. Kehebatan Sheika kini diakui banyak orang. Bukan hanya karena jumlah harta yang ia miliki, prestasinya dalam berbisnis sungguh cemerlang hingga ia memperoleh banyak penghargaan. Diantaranya Per- sonality of The Year menurut Al Rayah (surat kabar ternama di Qatar), Woman Chief Executive Officer of the Year versi Middle East Chief Executive Officer Award, serta dinobatkan sebagai 100 World’s Most Influential Ar- abs oleh Arabian Business. (Nabilla Puteri Fatya) Sheika Hanadi WANITA PENDAUR EMAS DARI QATAR Sheika Hanadi 30 | The Executive | 3 November 2016
  • 17. SPORTS & HOBBY Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2018, Rusia Berbenah Tanggal 14 Juni 2018 mendatang akan menjadi hari bersejarah bagi penduduk Rusia, khususnya pecinta sepak bola. Pasalnya, Piala Dunia 2018 akan digelar di Negeri Tirai Besi tersebut. Kick off pertandingan pertama kejuaraan sepak bola terbesar di dunia ini akan dilaksanakan di Luzhniki Stadium, Moskow. Sejumlah 81 ribu pasang mata diprediksi akan menyaksikan langsung ajang sepak bola empat tahunan tersebut. Bertindak sebagai tuan rumah, Rusia tengah gencar melakukan pembangunan di berbagai sektor publik, khususnya fasilitas olahraga. Dilansir dari Forbes, pengeluaran ditaksir mencapai USD 206 juta atau setara dengan 2,6 trilyun Rupiah. Pemerintah setempat pun berharap, pengeluaran sebesar itu sepadan denganpendapatanyangdiperoleh dari Piala Dunia nanti, baik dari penjualan tiket, maupun sponsor. Renovasi dan Pembangunan Stadion Sebagai kunci utama kesuksesan Piala Dunia, sejumlah stadion di beberapa titik di Rusia direvitalisasi demi para gladiator lapangan hijau yang akan bertanding. Sebanyak 12 stadion dipersiapkan untuk perhelatan ini. Selain renovasi, dua stadion baru juga dibangun, yakni Stadion Nizhny Novgorod dan Stadion Krevotsky Stadion Nizhny Novgorod diperkirakan mampu menampung lebih dari 45 ribu orang. Sedangkan Stadion Krevotsky yang dibangun di Kota Saint Petersburg berkapasitas lebih banyak. Stadion rancangan arsitek asal Jepang Kisho Kurosawa ini mampu menampung sekitar 68 ribu penggila bola. Selain itu, stadion seluas 71 ribu meter persegi ini dapat menjaga suhu agar tetap 15 derajat Celcius di musim dingin. Pembangunan Stadion Krevotsky dijadwalkan rampung pada Desember 2016 nanti. Pemerintah tak luput membenahi fasilitas olahraga di Moskow, ibukota Rusia. Stadion Luzhniki sebagai stadion terbesar di Rusia mengalami perbaikan yang signifikan. Sebab, stadion ini akan menjadi arena pembuka dan penutup Piala Dunia 2018. Stadion ini juga cukup bersejarah karena mempertemukan duel tim Britania yakni Manchester United dan Chelsea pada Final Liga Champion 2008. Selain perhelatan olahraga, konser musisi papan atas juga kerap digelar di stadion yang berdiri sejak 1956 ini. Sebut saja diva pop Madonna, Elton John, The Rolling Stones, dan banyak musisi lain. Tak dapat dipungkiri, kemegahan Luzhniki selalu berhasil menyedot perhatian publik. Akses Jalan dan Bandara Kesiapan stadion akan menjadi sia-sia jika tidak ditunjang dengan aksestransportasiyangbaik.Sadar akan masalah itu, Pemerintah Rusia telah menciptakan sebuah transportasi massal bernama Moscow Central Ring. Kereta cepatyangdiluncurkanSeptember 2016 kemarin terhubung dengan 31stasiundipenjurukotaMoskow. Melalui kereta ini, masyarakat yang berasal dari pinggiran kota dapat dengan mudah menjangkau Moskow dan meluncur ke arena pertandingan. Selain itu, turis lokal maupun mancanegara juga akan diajak untuk tur keliling kota dengan kereta ini. Bandara juga merupakan elemen krusial dalam kesuksesan Piala Dunia 2018. Sebab, bandara merepresentasikan sebuah kota atau negara secara keseluruhan. Bekerjasama dengan Federal Agency for Air Transportation (Rosaviation), panitia penyelenggara mengadakan sebuah workshop untuk mempersiapkan diri dalam menyambut dan melayani pengunjung. Workshop yang dihadiri 13 perwakilan kota yang menjadi penyelenggara PD 2018 nanti. Pada workshop ini, dijelaskan simulasi pertandingan dan ketentuan lainnya dalam menghadapi turis selama PD berlangsung. Tak hanya keamanan dan kenyamanan supporter, layanan terhadap para pemain sepak bola juga sangat diperhatikan. (Doni Rahman) MaketStadionNizhnyNovgorod,salah satu stadion yang akan digunakan pada Piala dunia 2018 32 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 33
  • 18. SPORTS & HOBBY Menengok Dunia Luar Bersama Visualogy Siapa sangka ketekunan seseorang terhadap profesinya dapat menghasilkan sebuah inovasi berupa start-up. Ya, usaha berbasis teknologi yang kini marak diperbincangkan memang dapat muncul dari hal-hal terkecil di sekitar kita yang mungkin tak disadari orang banyak. Salah satunya, Adrian Zakhary (32), seorang pemimpin divisi media sosial dan konten digital di iNewsTV, RCTI, MNC TV dan Global TV. Ia meyakinkan dirinya untuk bisa menggapai mimpi membangun sebuah start-up pada 2015 lalu. Visualogy, sebuah media yang memilikikonsep“seentheunseen” dengan dibalut jurnalisme gonzo. Disebut jurnalisme gonzo karena penulisan berita mengacu pada cerita orang pertama dan ditulis secara subjektif. Penulisannya seringkali memadukan pengalaman dan emosi personal terhadap subjek yang diliput. Spesifikasi konten yang dipublikasi Adrian di Visualogy lebih mengenai kabar Warga Negara Indonesia (WNI) yang menetap di luar negeri. “Ada lebih dari 8 juta orang Indonesia di luar negeri, belum termasuk orang Indonesia yang sudah menjadi WNA (Warga Negara Asing). Cerita mereka tentu sangat menarik untuk diangkat baik bagi sesama diaspora maupun orang Indonesia di sini,” cerita Adrian. Awalnya, Visualogy hanya sebuah blog yang mengisahkan perjalannya selama menjadi reporter. Belakangan, ia baru terpikir untuk membuat sebuah website yang dapat menjadi jendela untuk masyarakat Indonesia melihat dunia luar. Khususnya kehidupan beragam WNI yang tersebar di seluruh penjuru dunia. “Karena media adalah bidang saya, saya rasa membuat start-up berbentuk media menjadi nilai plus karena saya sudah mengerti beberapa hal,” tambahnya. MenurutAdrian,jikaiamembuat media yang mengabarkan berita harian seperti media daring pada umumnya, ia akan tertinggal jauh. Sehingga ia terpikir membuat media yang spesifik mengabarkan diaspora Indonesia. Nama Visualogy dipilih Adrian murnikarenaketertarikannyapada makna kata Visualogy, “Inginnya memberikan pembelajaran terhadap masyarakat, menyajikan visual-visual yang bercerita dan punya sudut pandang nggak biasa,” kata Adrian. Rencana terdekat, Adrian akan mengembangkan start-up ini bersama dengan beberapa teman asal Indonesia yang tinggal di Malaysia dan Tunisia untuk membuat Visualogy lebih bervariasi. (Natasya Olivia) Adrian Zakhary 3 November 2016 | The Executive | 35
  • 19. CHARACTER IN PICTURE 36 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 37 B eberapa film super- hero terkenal lahir dari sebuah komik yang berisikan gambar-gambar yang mampu merepresentasikan sebuah cerita. Sebut saja Spider- man, Iron Man, hingga X-Men yang kisahnya selalu dinanti. Tetapi, siapa sangka di balik gambar tokoh itu, ada kontribusi dari seorang pria asli Solo, Jawa Tengah. Ia adalah Christiawan Lie atau Chris Lie (41) komikus yang berhasil melebarkan sayap ke luar negeri. Membaca komik adalah hobi Chris Lie sejak kecil. “Sejak ke- cil, hobi saya memang membaca komik. Dulu, komik didominasi komik Eropa, seperti Tintin, Nina, Smurf, dan masih ban- yak lagi. Semuanya saya suka, sampai saya bertekad ingin bikin komik yang dibaca orang sam- pai ratusan tahun seperti komik Tintin dan Smurf,” ungkap Chris. Inspirasi Chris Lie untuk men- jadi seorang komikus datang dari sosok pamannya, Kristanto, seorang pelukis dan ilustrator seri novel Kho Ping Ho yang legend- aris. “Saya berlatih menggambar dengan meniru lukisan-lukisan karya paman saya di rumahnya, ujarnya. Cita-cita Lie menjadi komikus sempat diragukan orang-orang sekitarnya, termasuk orangtua. Orangtua Chris keberatan jika dirinya berkuliah jurusan Seni Desain di Institut Teknologi Bandung (ITB). Untuk meny- enangkan orang tuanya, Chris memutuskan untuk belajar arsitektur di kampus yang sama. Meski begitu, ambisinya untuk terus menggambar tak pernah padam. Chris adalah seorang maha- siswa yang sangat cerdas. Ia lulus dengan predikat cum laude dan merupakan lulusan terbaik dari Arsitektur ITB. Setelah lulus, Chris menerima banyak tawaran pekerjaan dengan gaji yang tinggi. Ia sempat bekerja sebagai arsitek di studio Nyoman Nu- arta, Bandung. Tetapi setelah dua tahun, dia tetap merasa arsitek bukan dunianya. Kecintaannya pada komik tak luntur. Bersama teman-teman kuliahnya, dia mendirikan Studio Komik di Bandung pada 1997. Selama tiga tahun, studio ini menghasilkan 40 judul komik. Namun, kebutuhan operasional studio yang tidak mencukupi kehidupan sehari-hari mem- buat mereka bubar. “Kami bisa menggaji karyawan, tetapi kami sendiri tak dibayar. Kami putus- kan studio bubar. Dua teman saya bekerja di website. Saya tak mau menjadi arsitek lagi, jadi menggambar freelance,” katanya. Mimpinya se- makin dekat untuk terwujud saat Chris memenangi Ja- karta International Art Festival 2001. Keinginannya untuk mengembangkan sayap ke tingkat internasional sema- kin besar. “Waktu itu hadiahnya tiket ke Singapura, tetapi uang sakunya saya minta orangtua,” ucapnya. Saat itu, dia berusaha mencari kerja di Singapura, tetapi gagal. Keberuntungan datang saat peru- sahaan penyelenggara pameran, Rich Art, menawarkan beasiswa Fulbright Scholar di Savan- nah College of Art and Design (SCAD), Georgia, Amerika Seri- kat (AS). “Itu impian saya sejak 1997. Saya selalu mengumpul- kan brosur SCAD karena belum punya uang untuk kuliah di sana. Teman saya menyarankan untuk mengambil beasiswa itu dan diterima,” ceritanya. Beasiswa selama setahun sekolah dan satu tahun bekerja dia pergunakan sebaik-baiknya. Chris Lie pun melanjutkan kuliah S2 di jurusan komik dan dia pun berkesempatan magang di pener- bitan komik di Chicago.Chris menjadi lulusan terbaik univer- sitas atau excelsus laureate pada 2005. Salah satu komik karya Chris lainnya yang mendunia adalah Drafted One Hundred Days yang salah satu episodenya menampil- kan Presiden Barack Obama dengan kostum tentara berwarna coklat dan sekop di tangan. Bersama kreator Mark Power, dia membuat cerita tentang alien yang akan menyerang dunia. Manusia mempersiapkan diri ber- perang dan Obama menjadi salah satu yang terpilih sebagai tentara. Hingga Chris kembali ke tanah air, Chris masih dipercaya untuk mengerjakan proyek dari Marvel, Hasbro, Mattel, Lego, dan Sony Online Entertaiment. Membuat Manga Bertema Indonesia Pulang ke Indonesia setelah lulus kuliah, Chris Lie tetap melanjutkan hobinya membuat komik. Sayangnya, tak ada penerbit yang menampung dan menerbitkan komiknya. “Saya tahunya, ya buat komik. Tapi kecewa, karena di Indonesia eng- gak ada wadah yang menampung komik buatan anak-anak Indone- sia,” keluhnya. Walau manga, ceritanya tetap bernuansa Indonesia, seperti ceri- ta Galauman, The Legend Rama- yana, hingga Tawur. “Mungkin karena kontennya lokal, komik kami disukai pembaca. Mimpi saya sih, komik buatan anak- anak Indonesia ini bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujar Chris, yang juga menerbitkan komik bertema matematika, Math. Saat ini, Chris bersama 16 orang ilustrator lain menggarap berbagai karakter tokoh mainan, komik hingga game, antara lain GI Joe, Transformers, Monster Hunter, dan Street Fighter 4. Hampir semua order penger- jaan datang dari perusahaan besar Amerika Serikat seperti seperti Mar- vel, Hasbro, Mattel, LEGO dan Sony Online Entertain- ment. Kedepannya, untuk pembaca de- wasa, Chris beren- cana menerbitkan komik dengan tema yang lebih ‘berat’. “Mungkin tema politik,” kata lelaki yang juga hobi main basket ini. Chris terobsesi untuk mewu- judkan serial televisi yang di- adaptasi dari komiknya. “Memang sudah ada tawaran untuk membuat komik kami menjadi serial televisi. Tapi, penulisnya enggak mau kalau modelnya sinetron. Dia maunya animasi supaya karakternya lebih hidup,” tutup Chris Lie. (Raditya Pradipta) Chris Lie Hidupkan Komik Indonesia ke Level Dunia Chris Lie
  • 20. SOCIAL & CULTURE D engan iGrow, pengguna dii- baratkan sedang bermain game FarmVille dengan lahan sungguhan yang memung- kinkan pengguna menanam po- hon dan meraup hasil dari pohon itu melalui sebuah aplikasi. iGrow adalah sebuah platform yang menghubungkan para pet- ani, pemilik lahan, dan orang- orang yang ingin berinvestasi di bisnis pertanian. Jadi, pengguna tidak harus memiliki lahan atau mempunyai kemampuan berco- cok tanam untuk berkebun. “Cukup investasi lahan atau dana, lalu pantau perkembangan tanamannya melalui platform iGrow,” kata Andreas Senjaya, CEO iGrow saat diwawancara The Executive, Rabu (26/10). Ia menjelaskan, dana investasi terse- but akan digunakan untuk mem- beli paket bibit yang berkualitas, menyewa lahan pertanian, serta membayar petani untuk menjaga dan merawat tanaman. Ide iGrow diakui Jay, sapaan akrab Andreas Senjaya, digagas oleh Muhaimin Iqbal, rekan bis- nisnya yang telah berkecimpung di dunia pertanian selama belasan tahun. Dengan bantuan Jay yang merupakan lulusan Ilmu Kom- puter Universitas Indonesia, ap- likasi iGrow pun dapat dirilis dan diunduh di AppStore dan Google Play sejak Agustus 2014. “Meski- pun terbilang baru, pengguna iGrow sudah lebih dari 10.000 orang, loh,” ungkapnya. Bukan Hanya Komersial Menurut survey PBB, Indone- sia memiliki jutaan hektar lahan yang belum diberdayakan secara optimal. Tercatat jutaan orang petani yang masih hidup di bawah garis kemiskinan karena hasil pe- kerjaan yang tidak mencukupi. Padahal, kebutuhan masyarakat dunia atas produk pertanian terus bertambah dari hari ke hari. “Dengan menggali permasala- han dan potensi negara ini saja, ide menciptakan startup bisa muncul,” kata Jay. Menurutnya, seorang start- up entrepreneur lebih baik mencip- takan inovasi di ranah yang masih belum banyak digarap daripada terjebak pada pasar yang ramai di- huni oleh pemain-pemain besar. “Contohnya di sektor pertanian yang penting namun kurang diper- hatikan seperti ini,” katanya melan- jutkan. Ia melanjutkan bahwa iGrow ti- dak semata-mata didirikan untuk tujuan komersial, melainkan untuk Mengelola sebuah pertanian virtual seperti di game Farmville kini dapat dilakukan di dunia nyata. Bermain Farmville di Dunia Nyata Bersama iGrow menciptakan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Ber- dasarkan perhitungan statistik, iGrow telah memberdayakan 2000 petani, menanami 1197 hektar lahan, dan memanem ha- sil dari 349 hektar lahan dianta- ranya. Dengan demikian, iGrow turut andil dalam melestarikan lingkungan dengan menyerap kurang lebih 297.152 kilogram CO2 sampai Oktober 2016. Prestasi iGrow di Mancanegara Kiprah iGrow tidak berhenti di nusantara saja, tapi juga man- canegara. Selain dijual ke dis- tributor besar seperti Dua Kelinci dan Carefour, hasil tani iGrow juga diekspor sampai ke Jerman dan Swiss. Prestasi dan keunikan idenya membawa iGrow menjadi juara ke-2 Kompetisi Startup Ist- ambul International tahun 2015. Nama iGrow pun medunia dan di tahun 2016 iGrow masuk dalam program 500 Startups Accelera- tor, sebuah program inkubasi dan percepatan selama empat sampai enam bulan yang diadakan di Sili- con Valley, San Francisco, Califor- nia. Dengan mengikuti program ini, iGrow berhak mendapat in- vestasi sebesar US$125.000. Setelah berhasi program terse- but, Jay mengaku akan terus beru- saha mengembangkan aplikasi iGrow, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. “Ma- salah kesejahteraan petani, ket- ahanan pangan, dan lingkungan juga terjadi di negara lain. Saya rasa iGrow cocok untuk mem- ecahkan masalah ini,” kata Jay. (Iqra Ardini) CEO iGrow, Andreas Senjaua Illustrasi Buah 38 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 39
  • 21. SOCIAL & CULTURE 40 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 41 cuma kamu bikin suatu hal yang kamu nggak suka. It’s meaning- less.” Hi-tech is not everything “Sebagai pemula, indikator yang terpenting bukanlah sebagus apa- pun kameramu atau seberapa ma- hal alat-alatmu. The most impor- tant thing adalah perbedaan cara kamu bertutur cerita lewat video- videomu. Keunikan dan karakter khas akan membuat web series- mu mudah diingat pemirsa.” Try to mix some genres “Buka channel web series-mu dengan eksperimen genre. Arti- nya, kamu bisa gabungkan dua atau lebih genre ke dalam satu acara. Ada beberapa macam genre seperti vlog, travel, kuliner, musik, atau komedi. Contohnya, penggabungan genre kuliner dan musik dapat menghasilkan acara masak-masak yang dibawakan secara musikal. Kolaborasi antara genre berita dengan komedi juga dapat menghasilkan komedian yang membawakan berita faktual tapi dengan gaya humoris.” The 5 Seconds Rule “Berapapun durasinya, usahakan ada informasi baru yang kamu tampilkan setiap lima detik seka- li. Hal ini untuk menjaga agar pemirsa terus penasaran dengan kelanjutan videomu. Apalagi, pe- mirsa sering ter-distract dengan lingkungan saat menonton. Kita pun butuh ‘sesuatu’ untuk terus mengikat pemirsa.” Maximize your expression “Aktor, baik di film layar lebar, si- netron, maupun web series, harus melebihkan ekspresi. Khususnya untuk web series, kebanyakan pe- nonton saat ini menyaksikannya dari smartphone, layar yang san- gat kecil. Naikkan ekspresi sedih, marah, atau senang si aktor dari yang biasanya level 5 menjadi level 7 – 8. Hal ini agar penonton mengerti apa yang aktor rasakan secara visual, tanpa harus men- dengar suara.” Engage your audience “Libatkan penonton dalam produksi web series-mu. Mulai dari hal kecil seperti balas ko- men, meet up, hingga ajak syut- ing bareng. Kedekatan yang pe- nonton rasakan antara mereka dengan kamu akan membuatnya semakin ‘terikat’ dan menunggu web series-mu selanjutnya.” Rewatch and learn “Beres shooting dan editing, bi- asanya kita langsung buru-buru upload. Eits, tunggu dulu! Tonton ulang videomu sebelum meng- upload-nya. Lihat kelemahannya dan segera perbaiki. Oh iya, per- hatikan juga komen dari haters. Well, we know that haters’ com- ments sering disampaikan secara nggak bijak. Tapi, opini mer- eka dapat membantu kita mem- produksi web series selanjutnya yang lebih baik.” (Mesha Mediani) Dennis Adishwara Tips Membuat Web series ala Dennis Adishwara (@OmDennis), CEO Layaria Network D ennis Adishwara, aktor yang dike- nal lewat perannya sebagai Mamet di film Ada Apa Den- gan Cinta? (2002) kini tengah si- buk menjalani karirnya merintis startup di bidang video. Bersama rekannya, ia membangun Layaria Network, platform video berbasis Youtube tempat para kreator seni menunjukkan karyanya. Salah satu ‘produk’ unggulan Layaria Network adalah webseries-nya yang selalu dinanti pemirsa. Eksklusif untuk pembaca The Executive, berikut tips dari Denis untuk membuat webseries yang berkualitas. Create your web series with passion “Nggak cuma ngejar cita-cita yang harus sesuai passion, begitu juga bikin web series! Found your passion in doing make up? Bikin beauty vlog aja! Hobi masak? Coba bikin vlog daily recipes yang mudah dipraktikkan. Per- Jenuh dengan variasi konten TV dan video online lokal, Dennis Adhiswara dirikan Layaria Network layaria.com
  • 22.
  • 23. TWO CENTS WORTH 44 | The Executive | 3 November 2016 3 November 2016 | The Executive | 45 C erdik Lihat Ma- salah dan Peluang Stevie Thomas Ra- mos berkaca pada pengalamannya ikut berbagai kepanitiaan acara sekolah saat memutuskan untuk mendiri- kan ST22 Consulting pada Feb- ruari 2016. Melalui startup-nya tersebut, ia menciptakan model bisnis yang cukup asing di tel- inga kita, yakni sponsorship con- sutant. Singkatnya, perushaan konsultan ini menawarkan jasa ‘penghubung’ antara penyeleng- gara acara dengan pihak pemberi sponsor. Model bisnis yang unik ini merupakan tantangan bagi pemuda kelahiran 22 September 1988 untuk mengenalkannya ke- pada khalayak. Apa dasar pikiran Anda ketika memutuskan untuk mendirikan ST22 Consulting? ST22 Consulting didirikan karena saya melihat adanya ma- salah (problem) dan peluang (opportunity). Tingkat kreati- vitas anak muda saat ini untuk berkarya melalui pensi atau pen- tas seni cukup tinggi. Sayangnya, seringkali ide dan kreativitas yang dimiliki terkendala saat impele- mentasinya karena keterbatasan modal, khususnya dukungan dari para sponsor. Karena itu, ST22 Consulting didirikan untuk men- support para organizer (panitia) untuk dapat mendapatkan spon- sor guna bisa menjalankan acara dengan optimal. Untuk para perusahaan, seringkali aktivitas sponsor yang dijalankan di sebuah acara tidak sesuai dengan business objective perusahaan tersebut, sehingga ak- tivitas sponsorship menjadi sep- erti aktivitas spending budget tan- pa ada pengukuran yang jelas atas investasi sponsorship yang sudah dilakukan di sebuah acara. Oleh karena itu ST22 Consulting hadir untuk memfasilitasi para perusa- haan agar memperoleh penguku- ran dan pengembalian yang jelas atas investasi sponsorship yang sudah dilakukan di sebuah acara. Banyak orang masih awam den- gan model bisnis sponsorhsip consultant seperti ST22. Bisa dijelaskan secara singkat model bisnis tersebut? Sistem kerjanya berdasarkan pada prinsip consultancy / as- sistance. ST22 Consulting mulai dengan melakukan sebuah assess- ment (kajian) sebuah acara, untuk menemukan daya tarik dan add- ed value acara tersebut. Setelah menemukan karakter acara terse- but, baru dilakukan mapping (pemetaan) sponsor yang relevan dengan karakter acara, lalu dibuat proposal yang customized untuk para sponsor agar isi dalam pro- posal sesuai dan mampu menjaw- ab business objective perusahaan tersebut melalui sponsorship di acara ini. Dilanjutkan dengan proses ne- gosiasi dan dealing dengan peru- sahaan sebagai sponsor tersebut. Selanjutnya, kami melakukan monitoring dan tutorial kepada panitia agar mampu menjalankan dan mencapai setiap kontrapre- stasi yang sudah disepakati den- gan para sponsor. Pada akhirnya, ST22 Consulting membuat sebuah laporan akhir yang komprehensif sebagai pertanggungjawaban atas investasi sponsorship yang sudah dilakukan perusahaan tersebut di sebuah acara. Tantangan apa yang dihadapi ST22 Consulting ketika mengha- dapi pihak sponsor? Tantangan yang kami ha- dapi sejak dari berdirinya ST22 Consulting adalah bagaimana mengedukasi para perusahaan calon pemberi sponsor mengenai positioning dan ruang lingkup kerja dari ST22 Consulting. Kami harus memberi pemahaman ten- tang apa yang membedakan ST22 Consulting dengan agency, ven- dor, maupun event organizer lain- nya, sehingga para calon sponsor mengerti dan memahami me- kanisme kerjasama dan manfaat bekerja sama dengan ST22 Con- sulting. Lantas, bagaimana tantangan ketika menghadapi pihak peny- elenggara acara atau organizer? Tantangan yang dihadapi keti- ka menemui penyelenggara acara adalah melakukan development dan aktualisasi cara berpikir or- ganizer dengan urgenitas men- jalankan kontraprestasi untuk para sponsor. Karena selama ini, kehadiran sponsor masih diang- gap untuk spending budget di sebuah acara, sehingga tidak di- perlukan suatu manajemen yang terorganisir dalam menjalankan kontraprestasi untuk para spon- sor. Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab ST22 Consulting agar mampu mengedukasi para panitia agar memahami seutuh- nya bagaimana membangun dan mengimplementasi sebuah ker- jasama professional dengan para sponsor. (Doni Rahman) Pentas seni (Pen- si) yang meng- gunakan ST22 sebagai konsultan sponsorship StevieThomas Stevie Thomas, Tips dari Pendiri ST22 Consulting
  • 24. TWO CENTS WORTH 1. Jeli melihat kesempatan Ketika ingin memulai sebuah bisnis, kita harus mengetahui kesempatan yang ada di depan mata. Ketika ingin membuat usaha, kita harus tahu siapa lawannya serta kelebihan dan kekurangannya. Isi kekurangan lawan dengan apa yang bisa kita ta- warkan kepada masyarakat. Konsumen adalah raja. Itu satu hal yang pasti. 2. Survey kebutuhan untuk bisnis Tanpa survey, bisnis yang dijalankan hanya akan bergerak di tempat. Survey menjadi penting ketika membangun bisnis apalagi kalau bisnis terse- but sudah banyak digeluti lawan. Lebih baik lagi kalau kita dapat bertindak juga sebagai produsen yang mampu menyediakan bahan mentah untuk bisnis kita . 3. Berani mengambil risiko dan bertanggung jawab Pebisnis yang tidak berani mengambil risiko tidak akan pernah ke mana-mana. Risiko, pada akhirnya, akan sebanding dengan keuntungan yang diperoleh. Untuk membuat sebuah bisnis yang besar, harus ada tantangan yang kita lewati. Untuk menjadi orang sukses, kita perlu belajar berpikir luas. Kegagalan selalu ada, namun tidak ada sukses yang instan. 4. Punya strategi bisnis Kita harus paham bisnis yang kita jalankan. Kita juga harus memiliki beberapa rancangan modal, tidak hanya yang realistis tetapi juga yang pesimis dan optimis. Selain itu ketiga rancangan itu, diperlukan juga dana yang mumpuni, yang mampu menjaga kestabilan bisnis. Perencanan ini membuat kita jauh lebih mawas diri Pemilik KopKa, Wiranata Adi Loka 5. Menjawab kebutuhan konsumen Kita harus tau apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Contohnya kalau café saya, di sini target market saya mahasiswa. Tentu saya akan cari tahu kebutuhan mahasiswa. Mahasiswa butuhnya wifi, tempat yang nyaman, minuman.Oleh karena itu, saya hadirkan itu. 6. Mulai dari hal yang kita suka Kalau kita menyukai apa yang kita lakukan maka kita akan terus bersemangat melakukan hal tersebut. Walaupun terjadi kesulitan selama perjala- nannya, tapi kita akan tetap berusaha memajukan bisnis kita jika dimulai dari hal yang kita suka. 7. Kerja keras Kerja keras adalah kata paling penting yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha. Kerja keras harus menjadi tumpuan jika ingin sukses. Giat dalam bekerja akan membawa bisnis yang kita jalankan menjadi salah satu nilai berharga baik bagi diri dan perkembangan usaha. Tidak ada kata putus asa bagi pengusaha. Karena setiap kesuksesan berawal dari kerja keras. (Natasya Olivia) Tips Memulai Bisnis About KopKa KopKa (Kopi dan Kamu) adalah sebuah kafe dibilangan Depok yang buka sejak 2016. Kafe ini menggunakan konsep unik yaitu dengan meng- gunakan harga yang berbeda di setiap storenya. Hal tersebut dilakukan karena target setiap kafe berbeda. 46 | The Executive | 3 November 2016