Artikel ini membahas dua gaya seni rupa, yaitu Art Nouveau dan Ekspresionisme. Art Nouveau adalah gaya internasional yang populer pada 1890-1910 yang menggabungkan seni dekoratif. Ekspresionisme adalah gaya lukisan yang mengekspresikan emosi seniman. Kedua gaya ini mempengaruhi perkembangan seni di Indonesia, terlihat dari pengaruh Art Nouveau pada furnitur Jepara dan arsitektur, serta peran Affandi dalam mengembang
2. Art nouveau
• Kata tersebut berasal dari Bahasa Prancis yang berarti
suatu gaya dan filosofi internasional pada seni, arsitektur,
dan seni rupa terapan khususnya seni dekoratif yang populer
sepanjang tahun 1890–1910. Gaya Art Nouveau berkembang
pertama kali di Belgia dan meyebar ke Eropa sampai Amerika
dengan nama yang berbeda. Art Nouveau digantikan oleh gaya-
gaya Modernis abad ke-20, namun saat ini dipandang sebagai
suatu peralihan yang penting antara gaya-gaya kebangkitan
historis yang beragam dari abad ke-19 dan Modernisme.
3. Ciri art nouveau
• Art nouveau memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari
seni ukir ataupun simbol dari lukisan karena Art Nouveau
dipandang sebagai suatu gaya seni "total" yang merangkul
arsitektur, seni grafis, desain interior, dan sebagian besar
seni dekoratif.
• Seniman art nouveau menggunakan bahan-bahan terbaru
yang di padukan dengan unsur abstrak dan menghasilkan
sebuah karya yang baru dan lebih menarik. Art nouveau
sebagai satu bentuk pergerakkan dapat dikatakan serupa
dengan pergerakkan Pre-Raphaelities dan Symbolism (arts).
4. Art nouveau di Indonesia
• Perkembangan art nouveau semakin mendunia sehingga art nouveau bisa
berada di Indonesia, tentunya penggunaan art nouveau di Indonesia berbeda
dan memiliki ciri khas tersendiri jika di bandingkan dengan gaya art nouveau
di luar negeri..
• Di Indonesia aliran seni yang satu ini banyak diaplikasikan untuk mebel dan
arsitektur. Untuk aliran seni ini pada mebel, ditemukan banyak di hasil mebel
Jepara, Jawa Tengah.
• Pada desain mebel-mebel tersebut berupa kursi dan meja banyak ditemukan
sulur-sulur tumbuhan yang meliuk dengan indahnya.
• Sementara pada arsitektur gaya ilustrasi yang menonjolkan ciri lekukan
plastis ini banyak ditemukan. Sekilas gaya ini mirip dengan gaya art deco.
Namun, gaya art deco lebih kaku dan simetris sedangkan art nouveau
sebaliknya. Hal ini dicirikan dari liukan seperti sulur-sulur.
5. EKSPRESIONISME
• Ekspresionisme adalah suatu gaya lukisan yang digunakan
seniman saat mereka menuangkan ekspresi dalam diri mereka
sendiri ke media lukis.
• Kemunculan gaya ini berasal dari beberapa kota di Jerman,
seniman yang berada di Jerman menuangkan kecemasannya di
media lukis.
• . Vincent van Gogh, Edvard Munch, dan James Ensor adalah
seniman-seniman yang sangat berpengaruh pada munculnya aliran
Ekspresionisme. Gerakan aliran Ekspresionisme berlangsung dari
sekitar 1905 hingga 1920 dan menyebar ke seluruh Eropa bahkan
dunia.
6. Ciri-ciri Aliran Ekspresionisme
• Tidak mengutamakan kemiripan atau kenaturalan objek
yang dilukis
• Sapuan kuas yang berani, tidak malu-malu dan ekspresif
• Teknik menggambar yang tampak naif, namun tetap
memiliki komposisi yang apik
• Mementingkan ekspresi individu seniman dibandingkan
dengan peniruan alam
• Menggunakan warna sebagai simbol untuk suatu hal,
bukan sebagai pewarna objek
• Menolak ideologi modern yang berlebihan dan memberikan
imbas semakin tidak memanusia
• Mencemaskan keorisinalitasan seni terhadap imitasi alam
7. Ekspresionisme di Indonesia
• Affandi merupakan seniman yang sangat berpengaruh
pada perkembangan lukisan di Indonesia. Ia menyebut
dirinya sendiri sebagai “Pelukis Kerbau” yang secara
eksplisit berarti terlalu bodoh untuk menjadi seniman.
Namun dalam perjalanan karirnya ia tetap mampu
memahami dan menggeluti bidang seni rupa. Ia lebih
senang mempelajari sesuatu dengan cara langsung
terjun menggelutinya.