6. PENGERTIAN DAKWAH
merupakan mashdar (kata dasar) dari kata da’a – yad’uu – da’watan
yang mempunyai arti mengajak,memanggil, dan menyeru untuk hal tertentu.
orang yang melakukan pekerjaan dakwah di sebut
dai (laki-laki) dan daiyah (perempuan).
mengajak orang lain untuk meyakini kebenaran ajaran islam dan
mengamalkan syariat islam, agar tercapai pola hidup lebih baik,
sehingga tercapai kebahagian dunia dan akhirat. Dakwah tidak hanya berupa
tabligh,khutbah, dan majelis taklim.
SECARA
BAHASA
SECARA
ISTILAH
7. DALIL PERLUNYA DAKWAH
ۡ
ُوع ۡدَّي ٌةَّمُا ُۡمكۡنِّم ۡ
ُنكَتۡلَو
ُرُمۡاَيَو ِّ
رۡيَخۡال ىَلِّا َن
َن ۡ
و
ۡال َِّنع َن ۡ
وَهۡنَيَو ِّف ۡ
وُرۡعَمۡالِّب
ُه َكِٕٮٰٓولُاَو ؕ ِّ
رَكۡنُم
ُم
َن ۡ
وُحِّلۡفُمۡال
Waltakum minkum ummatuny yad'uuna ilal khairi wa yaamuruuna bilma 'ruufi wa
yanhawna 'anil munkar; wa ulaaa'ika humul muflihuun
ARTINYA :
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang
makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung. (Q.S ALI IMRAN/3: 104)
8. ADAB BERDAKWAH
1. Dakwah dengan cara hikmah, yaitu ucapan yang jelas,tegas, dan sikap yang bijaksana .
2. Dakwah menggunakan cara mauidzatul hasanah atau nasihat yang baik, yaaitu cara-cara
persuasif (damai dan menenteramkan, tanpa kekerasan) dan edukatif
(memberikan pengajaran, I’tibar dan pelajaran hidup).
3. Dakwah dengan cara mujadalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara
dinamis dan santun dengan menghargai pendapat orang lain.
4. Dakwah melalui teladan yang baik (uswatun hasanah).
9. TUJUAN DAKWAH
1. Beriman hanya kepada Allah Swt. Dan tidak melakukan kemusyrikan
(tauhid/akidah).
2. Menjadikan seluruh aktivitasnya hanya beribadah kepada Allah Swt.
(ikhlas/Syariah)
3. Mengerjakan amal shaleh dalam arti yang seluas-luasnya (amal
ibadah/muamalah).
4. Berakhlak mulia yang tolok ukurnya adalah akhlak Rasulullah Saw.
(akhlak/ihsan).
10. SYARAT DAKWAH
1. Satunya kata dengan perbuatan, sikap, perilaku dan tingkah lakunya benar-benar menjadi
teladan
(uswatun hasanah).
2. Memahami objek dakwahnya, sehingga tepat sasaran.
3. Memiliki keberanian dan ketegasan,namun tetap bijak dan santun dalam berdakwah.
4. Memiliki ketabahan dan kesabaran yang tinggi dalam menghadapi segala tantangan dan
rintangan.
5. Menyadari dengan sepenuh hati bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan,mengajak, dan
menyeru,
Tentang hasilnya diserahkan sepenuhnya hanya kepada Allah Swt.
6. Selalu berdoa kepada Allah Swt. Agar dakwahnya sukses.
11. METODE DAKWAH
1. Meluruskan niat, dakwah bertujuan hanya kepada Allah Swt., bukan kepentingan lain.
2. Dakwah itu harus bijak (hikmah), mengetahui betul kondisi umat / jamaahnya.
3. Hindari cara-cara yang memaksa, menakutkan apalagi teror, tetapi kedepankan cara mau’idhah
Hasanah, yakni cara yang damai, indah, dan santun.
4. Lakukan dakwah dengan cara ber-mujadalah, yakni melalui dialog, diskusi, bahkan boleh juga
Berdebat, tetapi tetap menggunakan cara yang beradab.
12. MEDIA DAKWAH
Penggunaan media dakwah tentu menjadi hal yang niscaya, apalagi
Kondisi masyarkat modern yang ingin serba cepat, canggih, dan mudah.
Sebab itu media dakwah yang digunakan mencirikan anak zamannya, tidak
konvensional.
Media dakwah untuk masa kini dapat menggunakan:
(a). Media elektronik, beragam media social, TV, radio, dan internet.
(b). Media cetak, antara lain: buku, jurnal, surat kabar, majalah, spanduk,
brosur, pamflet, dan lain sebagainya.
13. MANAJEMEN DAKWAH
Saat berdakwah Rasulullah Saw menerapkan hal-hal
Sebagai berikut.
→ Lemah lembut dalam menjalankan dakwah
→ Bermusyawarah dalam segala urusan,
termasuk urusan dakwah
→ Menyampaikan dakwah sesuai dengan objek dakwah
→ Lapang dada dan sabar
→ Kebulatan tekad
→ Bertawakal
16. PENGERTIAN KHUTBAH
SECARA
BAHASA
SECARA
ISTILAH
1. Berasa dari kata mukhathabah berati pembicaraan.
2. Berasal dari kata al-khatbu berati
Perkara besar yang di perbincangkan.
3. Khutbah dapat juga bermakna memberi peringatan,
pembelajaran atau nasehat dalam kegiatan ibadah.
1. Menyampaikan pesan takwa sesuai dengan perintah Allah Swt
dengan syarat dan rukun tertentu.
2. Kegiatan nasihat kepada kaum muslim dengan syarat dan rukun tertentu
yang erat kaitannya dengan sah atau sunahnya ibadah.
17. JENIS-JENIS KHUTBAH
❑ Khutbah yang dilakukan sebelum shalat, misalnya khutbah jum’at.
❑ Khutbah yang dilakukan sesudah shalat, misalnya khutbah shalat
‘Idain ( idul fitri dan idul adha ), shalat khusuf ( gerhana bulan ),
Shalat kusuf ( gerhana matahari ), shalat istisqa’ (shalat minta hujan)
Dan khutbah saat wukuf di padang arafah ( tanggal 9 dzulhijjah ).
❑ khutbah yang tidak berkaitan dengan shalat, misalnya khutbah nikah.
18. SYARAT KHATIB
Khatib adalah orang yang melaksanakan khutbah. Adapun
Syarat- syarat khatib adalah:
✓ Islam yang sudah balig dan berakal sehat.
✓ Mengetahui syarat, rukun, dan sunnah khutbah.
✓ Suci dari hadast dan najis, serta auratnya tertutup.
✓ Tartil dan fasih saat mengucapkan ayat Al-Qur’an dan hadist.
✓ Memiliki akhlak yang baik dan tidak tercela dimata masyarakat.
✓ Suaranya jelas dan dapat di pahami oleh jamaah.
✓ Berpenampilan rapi dan sopan.
19. SYARAT DUA KHUTBAH
o Khutbah shalat jum’at dilaksanakan sesudah masuk waktu
Dzuhur dan sebelum shalat. Sedangkan khutbah shalat ‘Idain,
Shalat khusuf dan shalat kusuf, serta shalat istisqa dilaksanakan Setelah
selesai shalat.
o Khutbah dilakukan dengan berdiri. namun, jika tidak mampu, boleh dilakukan
dengan duduk.
o Duduk sebentar di antara dua khutbah.
o Suara khutbah harus jelas dan dapat didengar oleh jamaah.
o Tertib, yakni dimulai khutbah pertama, dilanjutkan ke khutbah kedua.
20. RUKUN KHUTBAH
➢ Membaca hamdalah pada kedua khutbah
➢ Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.
➢ Berwasiat tentang taqwa kepada diri dan jamaah.
➢ Membaca satu atau beberapa ayat suci Al-Qur’an pada kedua
khutbah Ayat yang dibaca biasanya di sesuaikan dengan topik yang
akan di sampaikan.
➢ Berdoa pada khutbah kedua memohon ampunan, kesejahteraan,
Dan keselamatan bagi kaum muslimin dan muslimat di dunia
maupun akhirat.
21. SUNNAH KHUTBAH
▪ Memberi salam di awal khutbah, dan menghadap jamaah.
▪ Disampaikan di tempat yang lebih tinggi ( di atas mimbar )
▪ Di sampaikan dengan kalimat jelas, sistematis dan temanya
Di sesuaikan dengan situasi dan kondisi actual.
▪ Hendaklah memperpendek khutbah, dan sebaliknya shalat
Jum’atnya saja yang di perpanjang.
▪ Membaca Q.S. al-ikhlas saat duduk di antara dua khutbah
▪ Mentertibkan rukun-rukun khutbah, yaitu mulai membaca
Hamdalah sampai rukun yang terakhir, yakni berdoa untuk
Kaum muslimin.
22. ADAB SHALAT JUM’AT
❖ Menyegerakan berangkat ke masjid lebih awal
❖ Mengisi shaf terdepan yang masih kosong, lalu shalat
“ tahiyatul masjid “ atau shalat Qabliah jum’at sebanyak dua rakaat
❖ Berdzikir, doa, shalawat Nabi Saw. Atau membaca Al-Qur’an
Dengan pelan, sebelum khatib naik mimbar.
❖ Mendengarkan khutbah dengan seksama. Jangan berbicara,
Menegur jamaah lain, apalagi mengantuk atau tidur.
23.
24. PENGERTIAN TABLIGH
SECARA
BAHASA
SECARA
ISTILAH
Kata tabligh berasal dari kata ballagha-yuballighu-tabliighan
Yang artinya menyampaikan atau memberitahukan pesan
Atau ceramah secara lisan atau perkataan.
o Menyampaikan aturan islam yang baik yang termaktub dalam
Al-Qur’an maupun hadis yang ditunjukan kepada umat
manusia.
o Menyampaikan ajaran islam kepada umat manusia untuk
dijadikan pedoman.
o Bagian dari dakwah Islamiyah dalam bentuk khusus
( lisan dan tulisan ) untuk disampaikan pada pihak lain.
25. DALIL ADANYA TABLIGH
ْخَيَو ِّ ه
ّٰللا ِّتلس ِّ
ر َن ْوُغِّلَبُي َنْيِّذَّلاۨ
َّ
َِّلا ًادَحَا َن َْوشْخَي َ
َلَو ٗهَن َْوش
اًبْيِّسَح ِّ ه
اّٰللِّب ىفَكَۗو َ ه
ّٰللا
(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah
Allah, mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut
kepada siapa pun selain kepada Allah. Dan cukuplah
Allah sebagai pembuat perhitungan. (QS. Al-Ahzab Ayat 39)
26. KETENTUAN TABLIGH
❖ Dilakukan dengan yang sopan, lemah lembut,tidak kasar.
❖ Menggunakan Bahasa yang mudah dimengerti jamaah.
❖ Mengedepankan musyawarah untuk memperoleh kesepakatan Bersama.
❖ Materi tabligh yang disampaikan harus mempunyai rujukan yang kuat
Dan jelas sumbernya.
❖ Disampaikan dengan penuh keihklasan dan kesabaran, sejalan dengan
Situasi dan kondisi masyarakat/ jamaah.
❖ Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, berselisih, merusak,
Dan mencari-cari kesalahan orang lain.
27. TATA CARA TABLIGH
❑ Mengajak orang terdekat dahulu, menuju profil musli yang menyatu antara kata
dan perbuatan, lalu mengajak kepada masyarakat luas.
❑ Dekati pihak lain sesuai dengan kapasitas ilmu dan martabatnya. Karena itu, perlu
❑ Pendekatan dan strategi yang beragam.
❑ Mengajak diri dan pihak lain untuk saling membantu agar tabligh dapat
Terlaksana dengan baik, bertahap, berkesinambungan, menjangkau
Semua lapisan masyarakat.
28. Thank you for paying attention to our
presentation
감사합니
다
그룹 4
이슬람 종교 연구